Anda di halaman 1dari 3

BAB 10

DASAR-DASAR PLAXIS 8.2

1.1 Pendahuluan
PLAXIS (Finite Element Code For Soil and Rock Analysis) adalah program
permodelan dan postprocessing metode elemen hingga yang mampu melakukan
analisa masalah-masalah geoteknik dalam perencanaan sipil berdasarkan metode
elemen hingga dua dimensi yang digunakan secara khusus untuk menganalisis
deformasi dan stabilitas untuk berbagai aplikasi dalam bidang geoteknik, seperti
daya dukung tanah. Program ini terdiri dari empat buah sub-program yaitu,
masukan, perhitungan, keluaran, dan kurva. Program ini beserta model tanah
yang terdapat didalamnya dikembangkan oleh bentley Systems dengan seksama,
walau begitu pengujian dan validasi telah banyak dilakukan tetap tidak dapat
menjamin bahwa program ini bebas dari kesalahan atau error.
Kondisi di lapangan yang disimulasikan ke dalam program PLAXIS ini
bertujuan untuk mengimplementasikan tahapan pelaksanaan di lapangan ke
dalam tahapan pengerjaan pada program, dengan harapan pelaksanaan di
lapangan dapat didekati sedekat mungkin pada program, sehingga respon yang
dihasilkan dari program dapat diasumsikan sebagai cerminan dari kondisi yang
sebenernya terjadi di lapangan. Walaupun pengujian dan validasi telah banyak
dilakukan, tetap tidak dapat menjamin bahwa program PLAXIS bebas dari
kesalahan.
Program komputer ini menggunakan elemen segitiga dengan pilihan 6 nodal atau
15 nodal. Pada analisis ini digunakan elemen segitiga dengan 6 nodal agar dapat
dilakukan interpolasi dan peralihan nodal dengan menggunakan turunan
berderajat dua. Dengan menggunakan elemen ini hasil analisis sudah dapat
diandalkan. Selain itu, dengan program ini kondisi sesungguhnya dapat
dimodelkan dalam regangan bidang maupun secara axisymetris. Plaxis ini juga
menerapkan metode antarmuka grafis yang mudah digunakan sehingga
pengguna dapat dengan cepat membuat model geometri dan jaring elemen
berdasarkan penampang melintang dari kondisi yang ingin dianalisis.
10.2 Pondasi
Pondasi adalah struktur bangunan paling bawah dan dasar yang berfungsi
menyalurkan beban dari struktur diatasnya ke lapisan tanah pendukung atau
batuan yang berada di bawahnya. Sebagai elemen struktur bawah bangunan dan
bagian terendah dari sebuah bangunan, maka pondasi langsung berhubungan
dengan tanah. Toolbar (geometri) pada PLAXIS 8.6 yang merupakan elemen
antarmuka atau elemen penghubung dapat digunakan untuk memodelkan
interaksi tanah-struktur adalah interface.
98 BAB 10 | DASAR – DASAR PLAXIS 8.2

Pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk mendefinisikan suatu konstruksi


bangunan yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban
bangunan di atasnya ke lapisan tanah yang cukup daya dukungnya. Dalam
merencanakan suatu pondasi, beban yang diterima oleh pondasi tersebut tidak
boleh lebih besar dari pada kapasitas daya dukungnya.

Berdasarkan kedalaman tertanam di dalam tanah, maka pondasi dapat dibedakan


menjadi 2 (dua) jenis, yaitu pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi
dalam (deep foundation). Dikatakan pondasi dalam apabila perbandingan antara
kedalaman pondasi (D) dengan diameternya (B) adalah lebih besar sama dengan
10 (D/B ≥ 10). Sedangkan pondasi dangkal apabila perbandingan antara
kedalaman pondasi (D) dengan diameternya (B) adalah lebih kecil sama dengan
4 (D/B ≤ 4).

Penentuan jenis pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan keadaan
tanah di sekitar bangunan dan besar beban yang direncanakan. Adapun untuk
beban yang besar, biasanya perencana memilih penggunaan pondasi dalam.
Pondasi dalam yang umum dipakai adalah tiang bor dan tiang pancang. Pondasi
bored pile dipakai apabila tanah dasarnya mempunyai daya dukung yang jauh
dari permukaan tanah serta keadaan sekitar tanah bangunan sudah banyak berdiri
bangunan-bangunan seperti gedung-gedung bertingkat, sehingga dikhawatirkan
dapat menimbulkan retak pada bangunan yang sudah ada akibat getaran-getaran
yang ditimbulkan oleh kegiatan pemancangan apabila dipakai pondasi tiang
pancang. Sedangkan, pondasi tiang pancang biasanya digunakan di lokasi lahan
yang masih kosong, dimana getaran-getaran yang ditimbulkan akibat proses
pemancangan berlangsung tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.

10.3 Timbunan
Timbunan adalah suatu cara atau metode beserta materialnya yang digunakan
dalam pekerjaan tanah yang bertujuan untuk menyetarakan atau levelling suatu
elevasi tanah. Timbunan dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu timbunan biasa dan
timbunan pilihan. Timbunan biasa adalah timbunan atau urugan yang digunakan
untuk pencapaian elevasi akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar
perencanaan tanpa maksud khusus lainnya. Timbunan biasa ini juga digunakan
untuk penggantian material existing subgrade yang tidak memenuhi syarat.
Timbunan pilihan adalah timbunan atau urugan yang digunakan untuk
pencapaian elevasi akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar perencanaan
dengan maksud khusus lainnya, misalnya untuk mengurangi tebal lapisan
pondasi bawah, untuk memperkecil gaya lateral tekanan tanah dibelakang
dinding penahan tanah talud jalan.

PRAKTIKUM PEMOGRAMAN TEKNIK SIPIL (PTS) 2023


BAB 10 | DASAR – DASAR PLAXIS 8.2 99

Keduanya sama namun perbedaan hanya terdapat dari jenis material


timbunannya. Toolbar (geometri) pada PLAXIS 8.6 digunakan dalam praktek
untuk timbunan yang membutuhkan perkuatan atau untuk struktur penahan tanah
adalah geogrid. Berbagai macam masalah yang dihadapi dalam melakukan
pekerjaan timbunan seperti masalah stabilisasi, pemadatan, kesalahan pemilihan
materian, dan lain-lain. Tetapi terdapat masalah utama dalam penimbunan, yaitu
mendirikan atau membuat timbunan di atas tanah dasar yang memiliki daya
dukung yang rendah atau lunak karena akan menyebabkan terjadinya penurunan
atau settlement dikarenakan tanah dasar tidak mampu menahan beban bekerja
terlalu besar di atasnya.

10.4 Galian
Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi yang
bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi yang sesuai dengan
elevasi yang direncanakan. Pekerjaan Galian merupakan aktivitas atau lokasi
dimana manusia melakukan ekstrasi, ekskavasi, atau penambangan bebatuan,
tanah liat, pasir kerikil, dan bahan bangunan lainnnya. Galian memiliki bentuk
yang sama dengan tambang terbuka, namun tidak untuk menambang mineral dan
bahan bakar fosil.Pada setiap pekerjaan galian, tempat galian harus diusahakan
dalam keadaan kering (air tidak menggenang) apapun keadaan cuacanya.

Oleh karena itu, sebelum penggalian dilakukan, perlu dilakukan proses


dewatering. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan galian adalah
pemantauan lereng dari perubahan bentuk, retakan, celah, maupun rembesan air.
Selain itu, bila konstruksi menggunakan dinding penahan tanah atau turap, maka
turap harus dipantau dari segala bentuk perpindahan, kondisi material turap tetap
terjaga, dan celah antar turap yang bebas rembesan air. Penting untuk
dilakukannya pemompaan air tanah dari lubang galian dan melakukan treatment
terhadap air hasil pemompaan. Galian umumnya memproduksi bebatuan dalam
dimensi yang telah ditentukan karena akan digunakan dalam bahan bangunan.
Macam – macam Bahan Galian:

1. Bahan Galian Menurut Cara Terbentuknya, berdasarkan wujudnya ada bahan


galian yang berbentuk padat, ada yang cair dan ada pula yang berbentuk gas.
2. Bahan Galian Berdasarkan Kedudukannya dalam Industri di bagi atas tiga
golongan, yaitu sebagai berikut yaitu Mineral bahan bakar (fuels), Mineral
bijih logam (ore), dan Batuan industri (industri rock).
3. Bahan Galian Menurut Kepentingannya bagi Negara yang tercantum dalam
undang-undang Pertambangan terdapat klasifikasi bahan galian.

PRAKTIKUM PEMOGRAMAN TEKNIK SIPIL (PTS) 2023

Anda mungkin juga menyukai