Sri Rejeki Isman, Tbk (Sritex) dimulai sebagai sebuah perusahaan perdagangan
yakni "Sri Redjeki" yang didirikan pada 1 966 di pasar Klewer,Solo, Jawa Tengah oleh H.
M. Lukminto. Perusahaan perdagangan kecil ini diperluas, dengan memproduksi kain yang
dikelentang dan dicelup dalam pabrik pertama di Baturono 81A, Solo pada tahun 1968.
Perusahaan ini terdaftar di Departemen Perindustrian Jawa Tengah pada 30 Agustus 1974
dan kemudian muncul dari U.D (Usaha Dagang Trading Company) ke sebuah PT
(Perseroan Terbatas Limited Company) berdasarkan Akta Notaris No.48 22 Mei 1978.
Perusahaan telah secara resmi berubah nama menjadi PT Sri Rejeki Isman,Tbk di 16
Oktober 1978.
PT Sri Rejeki Isman,Tbk kemudian memperluas pabrik untuk memintal dan menenun
pada tanggal 8 Mei 1982. Pendiri PT.Sritex , H.M Lukminto, berhasil menjalankan Sritex
menjadi terintegrasi secara vertikal Textil dan Garment yang terdiri dari 4 unit pemintalan
(Spinning), 5 unit penenunan (Weaving), 3 unit pencetakan-pencelupan (Dyeing Printing),
dan 6 unit Garment. Untuk menjalan semua itu, PT Sri Rejeki Isman, Tbk terletak di
beberapa properti di area lebih dari 100 hektar dan mempekerjakan sekitar 13,500 orang.
Dan seiring degan perkembangan industri tekstil, Sritex melanjutkan perkembangannya,
dan hingga saat ini perusahaan Sritex menjadi pabrik garment dan tekstil vertieal yang
terintegrasi, yang menempati seluas lebih dari 50 hektar
di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah dan memiliki karyawan atau pegawai sekitar
13,500 orang.
Pada tahun 1987 dengan makin meningkatnya kebutuhan serta memperbesar peran
ekspor, maka PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) membuat tambahan potensi dengan memasang
dua unit Heat Setter sehingga kapasitas produksi semakin besar, untuk memperluas jenis
produksi maka telah dirintis perluasan unit pakaian jadi (garment) dengan kapasitas 100
mesin jahit dari 200 mesin jahit.
Pada tahun 1988 sampai dengan sekarang untuk lebih menjamin kelangsungan hidup
perusahaan maka dikandung maksud untuk melengkapi pabrik dengan menambah nilai
Finishing yaitu menambah dua unit mesin printing dan mesin pre shringking serta
menjadikan PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) menjadi industri textile yang integrated dengan
menambah unit pemintalan dengan kapasitas minimal
30.000 mata pintal.
Pada tahun 1990 diadakan perluasan lokasi menjadi 35 hektare dan juga melakukan
penambahan mesin baru serta departemen baru yaitu garment yang masih dalam taraf
percobaan dengan dipakainya 300 unit mesin jahit. Mulai tahun 1990 ini pabrik benar-benar
integrated yaitu mulai dari pemintalan kapas sampai menjadi pakaian jadi yaitu:
. Proses Spinning
2. Proses Weaving
3. Proses Finishing dan Printing
4. Proses Garment
Pada tahun 1991 pabrik memproduksi kain dengan jumlah mesin yang lebih
banyak, otomatis kain yang dihasilkan juga lebih banyak serta menjadi perluasan
departemen yaitu:
l . Departemen Spinning terdiri dari 3 unit
2. Departemen Weaving terdiri dari 4 unit
3. Departemen Finishing terdiri dari 3 unit
4. Departemen Garment terdiri dari 2 unit.
Dengan demikian perkembangan tersebut senantiasa diusahakan semaksimal mungkin
untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. Adapun tujuan dari PT. Sri
Rejeki Isman, Tbk adalah:
Membantu pemerintah dalam membangun sektor non migas khususnya dalam bidang
pertextilan berupa penambahan devisa Negara dari hasil ekspor yang dilakukan.
2. Menjalankan perdagangan umum dalam arti seluas-luasnya termasuk kegiatan ekspor
impor.
3. Menciptakan lapangan kerja khususnya bagi masyarakat disekitar lokasi perusahaan
Adapun wilayah operasi PT. Sri Rejeki Isman, Tbk (Sritex) adalah:
a. Office & Production center berada di JI. KH. Samanhudi 88 Jetis, Sukoharjo Solo —
Jawa Tengah, sedangkan Marketing Office berada di JI. Slompretan 1 17
Surabaya — Jawa Timur.
PT. Sritex memproduksi seragam militermaupun non militer untuk Indonesia &
perusahaan-perusahaan internasional, serta seragam untuk instansi pemerintah seperti: PT.
Freeport Indonesia, Blue Bird Group, Maspion Group, Sodexo, Djarum, Maybank,
Deutsche Post, DHL, Pos Indonesia, Korps Pegawai Indonesia
(Korpri), dll. Merk pakaian "Azzahra" dan "Guesst" itupun buatan karyawan PT. Sritex.
Prestasi sritex tidak hanya mencakup aspek bisnis. Sritex telah empat kali diberikan
oleh MURI (Museum Rekor Indonesia). Pada tahun 1995 Sritex membuat rekor baru
mengadakan upacara bendera yang diikuti paling banyak peserta. Pada tahun 2007 Sritex
dibuat 3 penghargaan MURI sebagai perusahaan yang:
. Mempunyai desain lebih dari 3000 motif kain
2. Memproduksi seragam militer untuk 16 negara
3. Paling banyak mengadakan upacara rutin dalam setahun, setiap tanggal 17.
Di lokasi pabrik di Jetis, Sukoharjo, Solo fasilitas infrastruktur meliputi 36 bangunan
yang didalamnya tercakup 3 bagian besar yaitu:
1. Divisi Textile
2. Divisi Garment
3. Divisi Retail
Selain itu perusahaan dengan pemahaman ini bahwa tanpa pegawai ataupun karyawan
perusahaan tidak berarti apa-apa, maka sebagai rasa terima kasih perusahaan menyedi akan
fasilitas-fasilitas lainnya seperti:
Lingkungan kerja sehat yang memiliki suasana nyaman dan menyenangkan.
2. Tempat pelatihan in-house maupun eksternal untuk meningkatkan kemampuan
kerja pegawai dan karyawannya.
3. Dana sebagai pinjaman dengan bunga rendah untuk karyawan, yang difokuskan
untuk kepemilikan rumah sendiri.
Juga kesetiaan perusahaan sejak awal untuk tetap menjalankan aturan-aturan
ketenagakerjaan seperti halnya umur, upah dan pengalaman kerja mininum dari karyawan
dengan tujuan untuk mengantisipasi segala jenis risiko yang mungkin terjadi di pabrik.
Dan pencapaian pencapaian yang disebabkan oleh kualitas produk yang dihasilkan serta
pembaharuan dalam pelaksanaan produksi menjadi bukti nyata dengan didapatnya sertifikat
ISO 9001-2000 pada tanggal 17 september 2002 serta sertifikat-sertifikat pencapaian dari
pihak konsumen atau pelanggan yang menyatakan bahwa produk Sritex sangat memuaskan
dan memenuhi syarat spesifikasi yang diinginkan, dalam hal mana sertifikat-sertifikat
menjadi referensi sekaligus mendorong kepercayaan dan Sritex untuk dapat menembus dan
berkiprah di pasar internasional.
1.2 Visi dan Misi
1.2.1 Visi :