Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Sritex merupakan salah satu perusahaan textile dan garmen
terbesar se-Asia Tenggara. PT. Sritex juga memproduksi seragam untuk
Indonesia & perusahaan-perusahaan internasional, serta seragam untuk
instansi pemerintah seperti: PT. Freeport Indonesia, Blue Bird Group,
Maspion Group, Sodexo, Djarum, Maybank, Deutsche Post, DHL, Pos
Indonesia, Korps Pegawai Indonesia (Korpri), dll. Merk pakaian “Azzahra”
dan “Guesst” itupun buatan karyawan PT. Sritex. Perusahaan ini berdiri
sejak 1966 oleh Alm. H.M. Lukminto.
Perusahaan ini mampu bersaing dengan perusahan-perusahaan
lainnya. Setiap peluang akan dimanfaatkan secara maksimal dan setiap
hambatan dapat diselesaikan dengan cepat. Prinsip “cheng-li” adalah salah
satu prinsip yang dijalankan oleh perusahaan Sritex agar perusahaan ini
tetap jaya dan maju. Penggunaan prinsip yang dimaksud adalah seorang
pengusaha harus adil, tidak boleh merugikan orang lain. Selain prinsip
sukses, Lukminto pun ternyata mempunyai 45 prinsip hidup.
PT. Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) dimulai sebagai sebuah
perusahaan perdagangan yakni "Sri Redjeki" yang didirikan pada 1966 di
pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah oleh H. M. Lukminto. Perusahaan
perdagangan kecil ini diperluas, dengan memproduksi kain yang
dikelantang dan dicelup dalam pabrik pertama di Baturono 81A, Solo pada
tahun 1968. Perusahaan ini terdaftar di Departemen Perindustrian Jawa
Tengah pada 30 Agustus 1974 dan kemudian muncul dari U.D. (Usaha
Dagang - Trading Company) ke sebuah PT. (Perseroan Terbatas-Limited
Company) berdasarkan Akta Notaris No.48 22 Mei 1978. Perusahaan telah
secara resmi berubah nama menjadi PT. Sri Rejeki Isman di 16 Oktober
1978.
PT. Sri Rejeki Isman Tbk kemudian memperluas pabrik untuk
memintal dan menenun pada tanggal 8 Mei 1982. Pendiri PT. Sritex, H.M.
Lukminto, berhasil menjalankan Sritex menjadi terintegrasi secara vertikal
Textil dan Garment yang terdiri dari 4 unit pemintalan (Spinning), 5 unit
penenunan (Weaving), 3 unit pencetakan-pencelupan (Dyeing Printing),
dan 6 unit garment. Untuk menjalankan semua itu, PT Sri Rejeki Isman
terletak di beberapa properti di area lebih dari 100 hektar dan
mempekerjakan sekitar 13,500 orang.
Seiring dengan perkembangan industri tekstil, Sritex melanjutkan
perkembangannya, dan hingga saat ini Perusahaan Sritex menjadi pabrik
garmen dan tekstil vertikal yang terintegrasi , yang menempati seluas lebih
dari 50 hektar di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah dan memiliki karyawan atau
pegawai sekitar 13.500 orang.
Prestasi Sritex tidak hanya mencakup aspek bisnis. Sritex telah
empat kali diberikan oleh MURI (Museum Rekor Indonesia). Pada tahun
1995 Sritex membuat rekor baru mengadakan upacara bendera yang diikuti
paling banyak peserta. Pada tahun 2007 Sritex dibuat 3 penghargaan MURI
sebagai perusahaan yang:
1. Mempunyai desain lebih dari 3000 motif kain
2. Memproduksi seragam militer untuk 16 negara
3. Paling banyak mengadakan upacara rutin dalam setahun, setiap tanggal
17.
Di lokasi pabrik di Jetis, Sukoharjo, Solo fasilitas infrastruktur
meliputi 36 bangunan yang didalamnya tercakup 3 bagian besar yaitu :
1. Devisi Textile
2. Devisi Garment
3. Devisi Retail
Selain itu perusahaan dengan pemahaman inti bahwa tanpa
pegawai ataupun karyawan perusahaan tidak berarti apa-apa, maka sebagai
rasa terima kasih perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas lainnya seperti:
1. Lingkungan kerja sehat yang memiliki suasana nyaman dan
menyenangkan
2. Tempat pelatihan in-house maupun eksternal untuk meningkatkan
kemampuan kerja pegawai dan karyawannya
3. Dana sebagai Pinjaman dengan bunga rendah untuk karyawan, yang
difokuskan untuk kepemilikan rumah sendiri.
4. Pembangunan tempat olahraga, yang menjadi kebanggan bagi seluruh
karyawannya.
Kesetiaan perusahaan sejak awal untuk tetap menjalankan aturan-
aturan ketenagakerjaan seperti halnya umur, upah dan pengalaman kerja
minimum dari karyawan dengan tujuan untuk mengantipasi segala jenis
risiko yang mungkin terjadi di pabrik.
Pencapaian-pencapaian yang disebabkan oleh kualitas produk yang
dihasilkan serta pembahuruan dalam pelaksanaan produksi menjadi bukti
nyata dengan didapatnya sertifikat ISO 9001-2000 pada tanggal 17
September 2002 serta sertifikasi-sertifikat pencapaian dari pihak konsumen
atau pelanggan yang menyatakan bahwa produk Sritex sangat memuaskan
dan memenuhi syarat spesifikasi yang diinginkan, dalam hal mana
sertifikat-sertifikat menjadi referensi sekaligus mendorong kepercayaan dan
Sritex untuk dapat menembus dan berkiprah di pasar internasional (4
benua).
Salah satu hasil perkembangan PT. Sritex yaitu PT. Rayon Utama
Makmur merupakan perusahaan kelas Asia yang memproduksi serat rayon
atau serat sintesis yang dibangun pada awal 2013 dan selesai pada bulan
Juni 2017. PT Rayon Utama Makmur didirikan berdasarkan legalitas
pendirian yang berupa Akta Pendirian No. 108, tanggal 29 Maret 2010, yang
dibuat dihadapan V. Henry, S.H., dan telah mendapat Persetujuan dari
Menteri Hukum dan HAM No. AHU-22087.AH.01.01 Tahun 2010.
Anggaran dasar perseroan telah mengalami perubahan dengan akta No. 47
tanggal 9 Agustus 2012 dan telah mendapat Persetujuan dari Menteri
Hukum dan HAM No. AHU-50124.A.H.01.02 Tahun 2012. Komisaris
mengalami perubahan dengan akta. 651 tanggal 25 April 2014 yang dibuat
Notaris Herry Hartanto Seputro,SH. Dewan Direksi mengalami perubahan
dengan akta No.361 tanggal 7 Juli 2014 yang dibuat Notaris Herry Hartanto
Seputro,SH. Dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum & HAM
No.AHU-18908.40.22.2014 tanggal 10 Juli 2014.
Selama pembangunan berlangsung, dilakukan berbagai macam
perencanaan dengan sangat matang seperti Installation Machine yang
dilakukan pada bulan Desember 2015 dan Trial Machine yang dilakukan
pada Juli 2017. Setelah melakukan percobaan mesin, produksi dilakukan
mulai November 2017 sampai sekarang.
Rayon adalah serat buatan manusia tertua komersial. Komisi
Perdagangan Amerika Serikat mendefinisikan rayon sebagai “serat tekstil
buatan manusia dan filamen terdiri dari selulosa diregenerasi”. Proses
pembuatan viskosa ditemukan oleh CFCross dan EJBevan pada tahun 1891.
Awal mula didirikan pabrik rayon dilatarbelakangi pada masa
kepemimpinan Soeharto dimana beliau mengatakan bahwa Indonesia harus
memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang ada agar tidak melakukan
impor secara terus menerus demi mencapai kemajuan perekonomian
Indonesia. Salah satunya adalah bidang industri tekstil dimana bahan baku
kapas yang menjadi bahan utama pembuatan kain berasal dari Jepang. Hal
inilah yang menjadi alasan untuk pendirian pabrik rayon yang memproduksi
kapas sintesis yang berbahan dasar serat kayu. Rekayasa pembuatan kapas
sintesis sangat membantu perekonomian Indonesia karena tidak mengimpor
bahan baku dari negara lain.
PT. Rayon Utama Makmur didirikan mengingat banyaknya
permintaan barang dari konsumen terhadap PT. Sritex sehingga tidak
memungkinkan perusahaan tersebut untuk membuat semua bahan baku
hanya dalam satu perusahaan. Maka didirikanlah Sritex Group yang
merupakan kelompok atau sekumpulan perusahaan yang menyuplai bahan
baku ke PT. Sritex untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Adanya PT.
Rayon Utama Makmur dan perusahaan yang termasuk ke dalam Sritex
Group akan mempermudah PT. Sritex dalam menjalankan dam memenuhi
permintaan konsumen dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Selain itu, berdirinya PT. Rayon Utama Makmur disertai dengan
legalitas perizinan berdirinya perusahaan rayon tersebut. Berikut adalah
macam-macam legalitas perizinan berdirinya PT. Rayon Utama Makmur.
1. Izin Prinsip : 289/1/IP/PMA/2016
(Tanggal 03 Februari 2016)
2. Izin Prinsip Perubahan : 2795/1/IP-PB/PMA/2016
(Tanggal 16 Agustus 2016)
3. NPWP : 02.782.817.7-532.000
(Tanggal 20 Januari 2016)
4. Izin Lokasi : 503/394/2011
(Tanggal 28 Mei 2011)
5. TDP : 113512000713
(Tanggal 27 September 2017)
6. Ijin Kelayakan : 660.1/715/2016 (Lingkungan Hidup)
(Tanggal 22 Agustus 2016)
7. Ijin Lingkungan : 503/716/2016
(Tanggal 22 Agustus 2016)
8. Ijin AMDAL : 660.1/BLH 1.031/VII/2012 (Analisa
Dampak Lingkungan)
(Tanggal 09 Juli 2012)
9. Angka Pengenal Importir : 111101968-B
(Tanggal 09 Juni 2016)
10. Ijin Sumber Daya Air : 145/KPTS/M/2017
(Tanggal 16 Maret 2017)
11. Ijin Usaha Industri : 717/1/IU/PMA/2017 (Penanaman
Modal Asing)
(Tanggal 9 Juni 2017)
12. Ijin Operasional : 671/2548/2017 (Generator Set)
(Tanggal 29 Maret 2017)
B. Misi dan Tujuan Perusahaan
1. Visi
Menjadi produsen serat rayon terbesar, bereputasi paling baik
dan paling terpercaya.
2. Misi
a. Menghasilkan serat rayon dengan kualitas terbaik yang sesuai
dengan keperluan dan kebutuhan pelanggan
b. Menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan dan
pertumbuhan untuk kepentingan masyarakat
c. Menyediakan dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif bagi
seluruh karyawan
d. Memberikan kontribusi dan peningkatan nilai bagi masyarakat
sekitar
3. Tri Dharma
a. Rumangsa melu handarbeni (Merasa ikut memiliki)
b. Wajib melu hanggodheli (Harus ikut bertanggung jawab)
c. Mulat sariro Hangrosowani (Selalu mawas diri)
4. Trilogi Sritex Group
a. Perusahaan adalah sawah ladang kita bersama
b. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik
dari hari ini
c. Kita terikat sebagai keluarga besar Sritex Group yang
mengutamakan persatuan dan kesatuan
5. Kebijakan Mutu
a. Sesuai dengan persyaratan pelanggan
b. Mengutamakan kepuasan pelanggan
c. Menyerahkan produk tepat waktu
d. Selalu melakukan peningkatan mutu secara berkesinambungan
C. Deskripsi Geografis dan Administratif

Gambar 1.1 Tampak Atas PT. Rayon Utama Makmur

1. Lokasi : Jl.Raya Songgorunggi – Jatipuro, Km.3,8


Desa Plesan Kec.Nguter, Kab.Sukoharjo –
Jawa Tengah

2. Luas Tanah : ± 578.058 m²

3. Bidang Usaha : Industri Serat (rayon) stapel Buatan

4. Kapasitas Produksi : 80.000 Ton VSF / tahun

5. Status Investasi : PMA (Penanaman Modal Asing)

6. Rencana Tenaga Kerja : ± 2000 orang (1800 L & 200 P)

7. Rencana Komersialisasi : Tahun 2017

PT. Rayon Utama Makmur merupakan sebuah perusahaan yang


terletak di selatan Surakarta dimana terletak di kawasan industri yang berada
di Kabupaten Sukoharjo. Pabrik ini didirikan jauh dari kawasan atau
pemukiman padat penduduk karena pabrik ini merupakan pabrik kimia yang
mengeluarkan gas yang berbau sehingga tidak mengganggu masyarakat
ketika sedang melakukan produksi.

Selain terlerak di kawasan yang jauh dari penduduk, pabrik ini


terletak di kawasan industri karena bukan hanya PT. Rayon Utama Makmur
yang berdiri di kawasan tersebut, melainkan terdapat perusahaan lain yang
beroperasi di bidangnya masing-masing.
BAB II
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
A. Struktur Organisasi dan Jobdesk Anggota Perusahaan
1. Struktur Organisasi

Presiden Direktur

Direktur Proyek

Dir. Operasional

Dir. Keuangan Dir. Produksi Dir. Umum

GM Finance GM Mekanik GM Produksi GM Enggine GM HRD

MGR Accounting MGR Mtc MGR Viscose MGR Utility MGR Personalia
Viscose
MGR Finance MGR Spinning MGR W. SH MGR GA
MGR Mtc
Spinning MGR HSE
MGR Pajak MGR Electrical
MGR Spinbath
MGR Mtc MGR Civil Ka Satpam
MGR Logistik Spinbath
2. Jobdesk Anggota Perusahaan
a. Presiden Direktur
Presiden direktur adalah pimpinan tertinggi dalam suatu
perusahaan. Pimpinan tertinggi ini memiliki tanggung jawab dalam
memimpin dan mengarahkan perusahaan, yaitu dalam hal:
1) Menyusun strategi dan visi
2) Menjalin hubungan dan kemitraan strategis
3) Mengatur investasi, alokasi dan divestasi
4) Memimpin direksi
5) Memastikan bahwa prinsip tata kelola perusahaan benar-benar
diterapkan dengan baik
6) Membuat rencana pengembangan perusahaan dan usaha
perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
7) Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya
untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan
tujuannya.
8) Menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai perusahaan.
9) Bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan dan
mengkoordinasikan selutuh kegiatan perusahaan
10) Memimpin perusahaan dan mengawasi kelancaran perusahaan
sesuai dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan
11) Melakukan hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun
pemerintah yang bertujuan untuk kelancaran perusahaan.
12) Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan
13) Menerima dan memeriksa laporan dari masing-masing Vice
President

b. Direktur Proyek
Departemen Proyek adalah bagian dari perusahaan yang
bertanggung jawab atas Pelaksanaan pekerjaan proyek-proyek yang
menjadi tanggungjawab/diterima oleh perusahaan atau proyek milik
perusahaan sendiri. Berikut tugas dan tanggung jawabnya:
1) Merencanakan “Time Schedule” pelaksanaan proyek sesuai
dengan kewajiban dari perusahaan terhadap pemilik proyek atau
kepentingan perusahaan sendiri.
2) Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi
untuk setiap proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan
waktu penggunaannnya.
3) Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada
pelaksana dalam menunjang pelaksanaan proyek. Instruksi-
instruksi pekerjaan secara umum dapat diberikan secara lisan dan
yang bersifat khusus dibukukan dalam buku instruksi pengawas.
4) Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan instruksi-instruksi yang diberikan baik segi teknis,
kualitas pekerjaan, maupun time schedulenya.
5) Mengadakan control disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana
proyek, mandor maupun tenaga kerja sesuai dengan tugas,
kewajiban dan wewenang masing-masing.
6) Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk
menunjang rencana Time Schedule.
7) Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor, dan
pekerja sesuai dengan target dari kantor dan menugaskan sesuai
dengan tujuan masing-masing.
8) Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga
pelaksana kepada Manager Proyek.
9) Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk
dihitung oleh Budget Control, mencheck ulang perhitungan upah
untuk disetujui oleh Proyek Manager dan Direktur Proyek.
c. Direktur Operasional
Direktur operasional adalah merupakan suatu fungsi kerja di
sebuah perusahaan atau instansi yang bertanggung jawab pada
semua aktivitas operasional perusahaan yang di bawahinya, mulai
dari perencanaan proses hingga bertanggung jawab pada hasil akhir
proses.
1) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi seluruh
pelaksanaan operasional perusahaan.
2) Membuat standar perusahaan mengenai semua proses
operasional, produksi, proyek dan kualitas hasil produksi.
3) Membuat stategi dalam pemenuhan target perusahaan dan cara
mencapai target tersebut.
4) Membantu tugas-tugas direktur utama.
5) Mengecek, mengawasi dan menentukan semua kebutuhan dalam
proses operasional perusahaan.
6) Merencanakan, menentukan, mengawasi, mengambil keputusan
dan mengkoordinasi dalam hal keuangan untuk kebutuhan
operasional perusahaan.
7) Mengawasi seluruh karyawan apakah tugas yang dilakukan
sesuai dengan standar operasional perusahaan.
8) Bertanggung jawab pada pengembangan kualitas produk
ataupun karyawan.
9) Membuat laporan kegiatan untuk diberikan kepada direktur
utama.
10) Bertanggung jawab pada proses operasional, produksi, proyek
dan kualitas hasil produksi.

d. Direktur Keuangan
Direktur keuangan merupakan pimpinan yang menjalankan
proses pemantauan dan pengambilan keputusan mengenai perihal
yang berhubungan dengan keuangan di perusahaan.
1) Mampu menjadikan dirinya sebagai ahli keuangan
2) Mampu menggeneralisasikan bidang keuangan
3) Memimpin kinerja keuangan perusahaan
4) Mampu memenangkan pertumbuhan perusahaan

e. Direktur Produksi
Tugas dan tanggungjawab serta wewenang direktur
produksi adalah sebagai berikut.
1) Mampu menjadikan dirinya sebagai ahli produksi
2) Mampu menggeneralisasikan bidang produksi
3) Membuat segala kebijakan yang berkaitan dengan bidang
produksi
4) Mengawasi kegiatan produksi dan mengawasi kerja manajer
produksi

f. Direktur Umum
Tugas dan wewenang direktur umum adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan koordinasi dengan Direktur Bidang Teknik.
2) Mengkoordinir, mengawasi penyusunan Rencana Anggaran
Tahunan.
3) Secara berkala melakukan evaluasi atas perencanaan
perusahaan.
4) Merumuskan pola koordinasi kerja.
5) Melakukan pemantauan secara intensif, analisa kondisi dan
mengambil tindakan yang bersifat strategis dan terpadu.
6) Melakukan penilaian dan pengawasan yang intensif terhadap
kegiatan yang dilaksanakan seluruh bagian.
7) Menyelenggarakan koordinasi kerja yang baik dengan Direktur
Bidang Teknik dan Kepala Bagian.
8) Memeriksa dengan teliti dokumen-dokumen pendukung
kegiatan yang disampaikan ke Direktur Bidang Umum.
9) Memantau pelaksanaan tugas Kepala Bagian Hubungan
Langganan.
10) Memantau pelaksanaan tugas utama Kepala Bagian Keuangan.
11) Memantau pelaksanaan tugas-tugas utama Kepala Bagian
Umum.
12) Menampung dan menyelesaikan semua permasalahan yang
tidak diatasi oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah
koordinasinya.
13) Melalui persetujuan dari Direktur Utama, melakukan koordinasi
dengan Badan Pengawas untuk mengatasi permasalahan di
Bidang Umum yang memerlukan keterlibatan Badan Pengawas.
14) Mengkoordinir, memeriksa dan memantau penyusunan laporan
yang harus dibuat oleh setiap bagian.
15) Melaksanakan tugas-tugas lain dalam lingkup tugasnya yang
diberikan oleh Direktur Utama.

g. General Manager Finance


1) Memastikan kebutuhan pendanaan perusahaan dapat dipenuhi
baik modal kerja maupun investasi.
2) Merencanakan, mengelola dan mengontrol cash flow dan
manajemen utang piutang untuk menjaga liquiditas keuangan
yang dituangkan dalam perencaraan budget dan proyeksi cash
flow.
3) Merencanakan, mengelola dan mengontrol cash flow secara
efektif dan efisien.
4) Merencanakan dan mengembangkan sistem dan prosedur
keuangan dan akuntansi termasuk implementasi sistem kontrol
internal untuk menjamin agar semua proses dan transaksi
keuangan berjalan dengan baik dan minimal resiko keuangan.
5) Menganalisis laporan keuangan secara akurat.
6) Bekerja sama dengan pihak Bank Auditor dan pihak ketiga
lainnya yang ditunjuk oleh Direksi

h. General Manager Mekanik


1) Mengkoordinir dan memberikan pengarahan kerja dan
mengawasi pelaksanaan kegiatan seksi-seksi di bawahnya agar
dapat meningkatkan efisiensi di dalam bagiannya.
2) Menyusun jadwal pemeliharaan dan perbaikan mesin, peralatan,
dan fasilitas produksi agar proses produksi dapat berjalan
dengan lancar.
3) Menyusun pedoman dan petunjuk-petunjuk lainnya mengenai
pemeliharaan dan perbaikan mesin atau peralatan produksi, air
dan udara.
4) Mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pemeliharaan berkala
perbaikan atas mesin atau peralatan produksi, air dan udara.
5) Mengawasi pelaksanaan pencatatan pengeluaran biaya-biaya
yang terjadi dengan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan.
6) Memeriksa dan memastikan bahwa pendingin mesin dan udara
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
7) Mengawasi bekerjanya mesin-mesin, pompa air, dan
compressor, secara terus menerus dan dalam jumlah yang sesuai
kebutuhan.
8) Mengawasi pelaksanaan hasil pekerjaan bagian bengkel yang
dipesan, seperti pembubutan dan sebagainya.
9) Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode
perbaikan kerja yang lebih efisien.
10) Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja bawahannya
secara berkala.
11) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh manajer
produksi.

i. General Manager Produksi

j. General Manager Enggine


k. General Manager Human Resource Department (HRD)
l. Manager Accounting
m. Manager Finance
n. Manager Pajak
o. Manager Mtc. Viscose
p. Manager Mtc. Spinning
q. Manager Mtc. Spinbath
r. Manager Viscose
s. Manager Spinning
t. Manager Spinbath
u. Manager Utility
v. Manager W.SH
w. Manager Electrical
x. Manager Civil
y. Manager Personalia
z. Manager GA
aa. Manager HSE
bb. Ka Satpam
cc. Supervisor
dd. Staff

B. Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu
ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta
dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama
perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari
pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin -
dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.[butuh rujukan] Kajian
MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi,
dan lain-lain.
Unsur utama MSDM adalah manusia. Manajemen sumber daya
manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier,
evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang
baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan
praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya
manusianya.
Mengenai pencapaian dalam menghasilkan tenaga kerja yang
berkualitas, PT. Rayon Utama Makmur melakukan pelatihan untuk para
manajer baru yang tugasnya berhubungan dengan banyak unit lain dalam
perusahaan, dimana ada baiknya ia pun mengenali fungsi dan tugas unit-
unit itu. Beberapa perusahaan besar bahkan mengharuskan para calon
pekerja tersebut untuk mengikuti hands-on training di beberapa unit yang
relevan. Ini pengalaman yang penting mengingat bahwa dalam tugasnya
kelak pekerja bakal berhubungan banyak dengan unit-unit tersebut sehingga
perlu memahami pola kerjanya sedetail mungkin.
Selain itu, pelatihan dalam bidang organisasi, komunikasi, maupun
bidang-bidang lain yang menunjang ketrampilan manajemen, merupakan
masukan berharga bagi calon pekerja. Apalagi bila materi pelatihan
disajikan oleh praktisi-praktisi yang mengenai betul kondisi dan iklim kerja
di perusahaan.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, PT. Rayon Utama Makmur
adalah perusahaan baru yang masih membutuhkan banyak sekali tenaga
kerja untuk menunjang segala aspek dalam menjalankan produksi. Tenaga
kerja di Pt. Rayon Utama Makmur di rekrut berdasaran hasil tes, wawancara
dan training yang telah dilakukan sebelumnya sehingga dapat mendapatkan
tenaga kerja yang berkualitas.
PT. Rayon Utama Makmur memiliki tata cara dalam perekrutan
karyawan yaitu:
1. Seleksi awal (administrasi & psikotes)
2. Sidang HRD (interview & etitude) yang melibatkan semua manager
dan direktur terkait
3. Orientasi (PBB, kedisiplinan, keselamatan kerja, peraturan
perusahaan/tata tertib, motivasi, product knowladge, dan budaya kerja)
4. Pelatihan dasar mechanical
5. Job training selama 3 bulan dimulai pada saat masuk depatement
masing-masing

Gambar 1.2 Wawancara Calon Karyawan

Gambar 1.3 Pelatihan Dasar Mechanical

C. Pengaturan dan Penjadwalan Kerja


Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian sumber-sumber atau
mesin-mesin yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka
waktu tertentu. (Baker,1974). Penjadwalan produksi adalah suatu kegiatan
memasukkan sejumlah produk yang telah direncanakan ke dalam proses
pengerjaannya (John E Biegel,1992). Penjadwalan adalah proses
pengurutan pembuatan produk secara menyeluruh pada beberapa mesin
(Conway,et,al,1967). Penjadwalan juga didefinisikan sebagai rencana
pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber, baik waktu maupun
fasilitas untuk setiap operasi yang harus diselesaikan (Vollman,1998).
Definisi yang telah disebutkan maka dapat ditarik satu definisi
“Penjadwalan adalah suatu kegiatan perancangan berupa pengalokasian
sumber daya baik mesin maupun tenaga kerja untuk menjalankan
sekumpulan tugas sesuai prosesnya dalam jangka waktu tertentu”.
PT. Rayon Utama Makmur secara umum bekerja selama 6 hari
dengan pembagian kerja sebagai berikut :
1. Hari Senin-Jumat pukul 08.00-16.00 WIB, dengan waktu istirahat
selama 60 menit pukul 12.00-13.00 WIB untuk kegiatan makan siang
dan Sholat Dzuhur bagi yang menunaikan.
2. Hari Sabtu pukul 07.00-13.00 WIB, dengan kegiatan senam sebelum
waktu kerja dimulai yaitu pukul 07.00-08.00 WIB dan tidak ada waktu
istirahat seperti hari biasanya
Pembagian kerja di PT. Rayon Utama Makmur memiliki ±1000
karyawan terdiri dari pekerja non shift dan pekerja shift yang bekerja dalam
3 shift, yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Pekerja non shift sama seperti jadwal kerja secara umum diatas
diperuntukkan untuk karyawan yang bekerja pada pukul 08.00-16.00
WIB disertai istirahat selama 60 menit pada pukul 12.00-13.00 WIB.
2. Pekerja shift diperuntukkan bagi karyawan yang bekerja pada waktu:
a. Shift 1, pukul 06.00-14.00 WIB
b. Shift 2, pukul 14.00-22.00 WIB
c. Shift 3, pukul 22.00-06.00 WIB
Kegiatan yang terdapat pada PT. Rayon Utama Makmur adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan olahraga dan pembinaan keselamatan yang dilakukan pada
setiap hari Sabtu pukul 07.00-08.00 WIB

Gambar 1.4 Kegiatan Olahraga dan Pembinaan Keselamatan Kerja


2. Upacara bendera yang dilakukan sekali dalam satu bulan pada tanggal
16, 17, atau 18 pukul 07.00-08.00 WIB

Gambar 1.5 Kegiatan Rutin Upacara Bendera


BAB III
PROSES PRODUKSI

A. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk
di mana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya
(atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang).
Adapun jenis – jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan
Marwan Asri adalah :
1. Bahan baku langsung.
Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan
baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang di hasilkan.
Biaya yang di keluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini
mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang
jadi yang di hasilkan.
2. Bahan Baku Tidak langsung.
Bahan baku tidak langsung atau disebut juga dengan indirect
material, adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi
tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang di hasilkan.
PT. Rayon Utama Makmur dalam memproduksi serat rayon
memerlukan bahan baku langsung dan tidak langsung dari masing-masing
departemen produksi di perusahaan tersebut. Terdapat bahan baku langsung
dan bahan baku tidak langsung dari masing-masing departemen produksi
yang dijelaskan sebaga berikut.
1. Viscose Department
2. Spinbath Department
3. Spinning Department
B. Proses Produksi dan Penanganan Bahan

1. VISCOSE DEPARTMENT
2. SPINBATH DEPARTMENT
Tujuan utama Spinbath adalah untuk memproduksi larutan
spinbath yang akan di supply ke spinning mesin dan untuk mengambil
kembali sodhium sulphate yang terdapat di dalam larutan spinbath
sehingga larutan spinbath yang dihasilkan sesuai dengan yang
dibutuhkan pada spinning.
Produksi fibre dihasilkan dengan cara mereaksikan spinning
xanthate (larutan viscose) dengan larutan spinbath pada bak spinning
mesin dengan terlebih dahulu melewatkan larutan viscose melalui
spinnerate yang terdapat di dalam larutan spinbath. Larutan viscose
yang keluar dari spinnerate akan kontak langsung dengan larutan
spinbath.
Larutan spinbath terdiri atas :
1. Sodium Sulphate (Na2SO4) : digunakan untuk pembekuan cellulose.
2. Zinc Sulphate (ZnSO4) : untuk memperlambat reaksi pembekuan
sehingga tegangan fibre low akan lebih kuat (inhibitor).
3. Sulphuric Acid (H2SO4) / Asam Sulfat : bertujuan untuk mengubah
xhantation cellulose menjadi cellulose.
4. Air (H2O)
Temperatur larutan spinbath antara 45ºC hingga 49ºC
sementara kompisisi dan temperaturnya diatur melalui proses evaporasi
dan crystalillisasi.
Pembukaan dan regenerasi larutan viscose ini terjadi setelah
larutan viscose keluar dari spinnerate dan bercampur dengan larutan
spinbath.

3. SPINNING DEPARTMENT
C. Peralatan Produksi

D. Tata Letak Fasilitas Produksi


E. Spesifikasi Produk
Pada pemotongan tow di cutter sesuai dengan pesanan konsumen.
Ukurun-ukuran panjang serat(fibre).
A. 25 mm.
B. 32 mm.
C. 38 mm.
D. 44 mm.
E. 51 mm.
Dalam pemotongan tow pada cutter,kecepatan cutter head yang diatur
kecepatannya.

BERAT
PANJANG
UKURAN
BAB IV
PEMASARAN
A. Sistem Pemasaran
Pemasaran (bahasa Inggris: marketing) adalah aktivitas, serangkaian
institusi, dan proses menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan
mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan
masyarakat umum. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan
manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses
dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi
konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan
harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang
(promotion).
Sistem pemasaran PT. Rayon Utama Makmur menggunakan sistem
pemasaran “Make to Stock” dimana produk yang dihasilkan disimpan
digudang sebagai stok untuk di jual bagi yang membutuhkan dan melakukan
pembelian. Sistem tersebut berlaku untuk semua produk yang dihasilkan
oleh perusahaan baik serat rayon atau fibre maupun sodium sulphate yang
dihasilkan dari limbah pembuatan serat rayon tersebut.
Produk yang dihasilkan berupa serat rayon yang dipasarkan ke
beberapa perusahaan yang termasuk kedalam Sritex Group yang merupakan
anak-anak perusahaan PT. Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex Group). PT. Rayon
Utama makmur merupakan salah satu anak perusahaan supplier PT. Sritex
tbk yang menyuplai produk fibre atau serat rayon sintesis sebagai salah satu
bahan baku dalam pembuatan tekstil. Setiap produk yang dihasilkan oleh
PT. Rayon Utama Makmur di distribusikan ke perusahaan yang termasuk
ke dalam Sritex Group yang membutuhkan serat sintesis tersebut.
PT. Rayon Utama Makmur adalah perusahaan yang menghasilkan
penunjang bahan baku tekstil untuk fashion, seragam sekolah Indonesia,
seragam berbagai instansi di Indonesia, seragam dinas harian Pegawai
Negeri Sipil di seluruh Indonesia, seragam harian Polisi dan Tentara
Nasional Republik Indonesia, serta di ekspor ke luar negeri dan membawa
nama harum Republik Indonesia. Perusahaan ini belum memiliki sistem
pemasaran yang tetap dikarenakan perusahaan tersebut baru saja berdiri dan
belum menetapkan sistem pemasaran untuk penjualan produk fibre yang di
produksi. Semua sistem pemasaran yang digunakan menganut strategi yang
dianut oleh Sritex Group dalam menjalankan perusahaannya. Akan tetapi,
proses pemasaran produk dapat terus berjalan dengan baik dan lancar sesuai
dengan yang diharapkan dengan meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan.
Selain fibre, PT. Rayon Utama Makmur menghasilkan produk yang
bernama Sodium Sulphat yang merupakan hasil olahan limbah yang di
proses menjadi bahan baku yang bermanfaat. Sodium Sulphat di
distribusikan ke seluruh perusahaan termasuk Sritex Group yang telah
melakukan pemesanan terlebih dahulu.
Pemasaran dilakukan dan distribusikan ke perusahaan lokal atau
domestic ± 80% dan perusahaan luar negeri atau ekspor ± 20% dari hasil
produksi yang dihasilkan. Berikut contoh rincian penjualan hasil produksi
di PT. Rayon Utama Makmur :
1. Pemasaran Domestic Viscose Staple Fibre:
a. PT.Sritex,Tbk : 17.000 Ton/Tahun
b. PT.Sari Warna Asli : 9.000 Ton/Tahun
c. PT.Sinar Pantja Djaja : 13.700 Ton/Tahun
d. PT.Adikencana M : 11.000 Ton/Tahun
e. Lain-lain : 13.300 Ton/Tahun
2. Pemasaran Domestic Anhydrous Sodium Sulphate:
a. PT.Aneka Kimia Raya,Tbk : 20.000 Ton/Tahun
b. PT.Surya Makmur : 12.000 Ton/Tahun
B. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan di mana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai
tujuan dari sebuah perusahaan, karna potensi untuk menjual proposisi
terbatas pada jumlah orang yang mengetahui hal tersebut. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan
besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi
untuk mencapai tujuannya.”, sehingga dalam menjalankan usaha terutama
di perusahaan diperlukan adanya pengembangan melalui strategi
pemasarannya. Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah
sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan
untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa
memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.
Tujuan adanya sistem dan strategi pemasaran terutama di PT. Rayon
utama Makmur baik pemasaran ke dalam maupun ke luar negeri adalah
sebagai berikut.
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan
dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas
produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang
berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi
berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain
produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada
konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen
secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk
cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan
bisnis perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan
masyarakat.
2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik
dan sosial/budaya.
Selain hal yang di sebut di atas, dalam strategi pemasarannya,
perusahaan ini memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal penting
yang berkaitan dengan pemasaran dari sudut pandang perusahaan maupun
konsumen. Hal yang di perhatikan dari masing-masing tersebut adalah:
1. Dari sudut pandang perusahaan :
a. Tempat yang strategis (place),
b. Produk yang bermutu (product),
c. Harga yang kompetitif (price), dan
d. Promosi yang gencar (promotion).
2. Dari sudut pandang konsumen :
1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2. Biaya konsumen (cost to the customer),
3. Kenyamanan (convenience), dan
4. Komunikasi (comunication).
Beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk
atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan
operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang
berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai
departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat
menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
Kegiatan usaha Sritex merupakan bisnis yang berisiko tinggi,
dimana dalam setiap langkah usahanya bergerak dalam angka yang besar
(biaya dan sumber daya yang digunakan) untuk mencapai hasil yang sangat
presisi spesifikasinya, oleh karena itu mereka termasuk PT. Rayon Utama
Makmur memiliki dua arah strategi usaha internal dan eksternal sebagai
acuan yang harus digunakan dalam menghadapi persaingan usaha serta
mempertahankan kelansungan dan perkembangan usaha perusahaan di
masa mendatang. Ada strategi yang dimiliki Sritex Group, yaitu :
1. Motivasi yang tinggi dan semangat yang besar
Penekanan kepada seluruh pelaku produksi dan pemasaran
untuk tetap memiliki motivasi tinggi sehingga fokus tertuju untuk
memberikan hasil kerja terbaik bagi perusahaan
2. Berlatih terus, Kreatif, dan Sistematis
Sritex dan PT. RUM menerapkan prinsip penetapan rencana
secara bertahap untuk menjalankan kegiatan usahanya mulai dari
proses pemilihan bahan baku, kemampuan dan penguasaan proses
produksi, hingga strategi pemasaran yang seluruhnya dilakukan secara
kreatif dengan arahan yang baik serta sistematis dengan target utama :
International Scale Textiles and Garments Plant.
3. Pengalaman dan Dukungan
Pengalaman yang dialami Sritex dan PT. RUM merupakan
proses pembelajaran yang sangat menguntungkan dan sangat berguna
bagi perusahaan untuk menjalankan pola-pola produksi dan pemasaran
yang telah terbukti dengan baik dan benar sehingga dapat menekan
resiko-resiko kerugian yang mungkin timbul baik dari proses produksi
yang sedang dan akan akan dilakukan maupun menentukan cara-cara
menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai kalangan-kalangan dari
dalam negeri ataupun macanegara dengan berbagai bentuk channeling.
Sritex selalu mencari cara dan berupaya untuk mendapatkan
dukungan besar dari 3 pihak yang dianggap memberikan hasil yang
signifikan terhadap terhadap kinerja Sritex dan PT. RUM yaitu :
a. Dukungan dari keluarga
b. Dukungan dari rekan kerja
c. Dukungan dari para pegawai/karyawan
4. Hubungan dengan konsumen
Sritex dan PT. RUM sangat mengutamakan pelayanan kepada
konsumen seperti kemudahan untuk datang berkunjung ke lokasi,
menyediakan fasilitas kendaraan untuk kelancaran kunjungan,
menyediakan tempat menginap berupa hotel bertaraf serta menyediakan
jaminan sekelas restaurant, sehingga konsumen lebih terfokus pada
tujuan bisnisnya bersama Sritex Group.
5. Pengembangan Sumber Daya Manusia
SDM merupakan salah satu kekuatan bagi pelanggan usaha
perusahaan. Mereka secara berkala mempersiapkan karyawan yang
berkompetensi tinggi untuk diikutsertakan kedalam Program Pelatihan
dan Pengembangan untuk lebih menguasai bidang pekerjaan yang
dilakukan di dalam ataupun di luar negeri, dengan target bukan hanya
mereka dapat melakukan pekerjaanya dengan benar tetapi dapat berlaku
secara professional dalam mendukung bisnis perusahaan secara
kesuluruhan.
6. Pengembangan Sistem Teknologi Produksi dan Informasi
Secara cerdas Sritex dan PT. RUM mengkonsentrasikan
pengembangan proses produksi dengan menggunakan peralatan terkini
untuk mengikuti spesifikasi produk yang diinginkan oleh konsumen
dengan prima. PT. Rayon Utama Makmur dalam perkembangannya
mengambil teknologi dari China dan Jerman serta memanfaatkan
teknologi dari negara-negara lain.
7. Perluasan Jaringan Pemasaran
Sritex Group berupaya untuk terus mengembangkan jaringan
bisnisnya dengan hanya membuka 2 marketing offices yang beralokasi
di Jakarta dan Surabaya untuk melakukan pendekatan dengan
konsumen, serta memudahkan mereka dalam mendapatkan pelayanan
dari perusahaan dengan tetap mempertimbangkan sisi profitabilitas.
BAB V
PENGENDALIAN KUALITAS

A. Pemeriksaan Bahan pada Setiap Proses


Pengertian Inspeksi (Inspection) dalam Pengendalian Kualitas
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Inspeksi diartikan sebagai
pemeriksaan seksama, pemeriksaan secara langsung tentang peraturan,
tugas dan lain sebagainya. Jika kata Inspection atau Inspeksi ini kita
aplikasikan ke dalam pengendalian kualitas pada PT. Rayon Utama
Makmur maka dapat diartikan bahwa Inspeksi atau Inspection adalah
pemeriksaan secara seksama terhadap suatu produk fibre yang dihasilkan
apakah sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan perusahaan.
Pengendalian kualitas (Quality Control), Inspeksi merupakan salah
satu elemen yang sangat penting. Inspection (Inspeksi) diperlukan untuk
memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan dan
standarnya sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga dengan baik. Selain
mengendalikan kualitas dan menjaga kepuasan pelanggan, Inspeksi juga
dapat mengurangi biaya-biaya manufacturing akibat buruknya kualitas
produksi seperti biaya pengembalian produk dari pelanggan, biaya
pengerjaan ulang dalam jumlah banyak dan biaya pembuangan bahan yang
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Unit kerja yang berkaitan dengan Inspeksi (Inspection) dan
Pengujian (Test) ini bertanggung jawab untuk menilai kualitas bahan-bahan
baku yang dipasok oleh pemasok (supplier) dan produk jadi yang dihasilkan
oleh perusahaan manufacturing itu sendiri apakah telah sesuai dengan
karakteristik dan standar yang ditentukan.
Unit kerja yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan memilah
komponen-komponen yang dipasok oleh pemasok ataupun produk setengah
jadi (Semi Products) dari unit kerja lainnya apakah sudah sesuai dengan
standar kualitas yang ditentukan biasanya disebut dengan IQC (Incoming
Quality Control). Sedangkan unit kerja yang bertanggung jawab untuk
inspeksi dan pengujian terhadap produk jadi (finished goods) yang di
produksi oleh perusahaan manufakturing ini biasanya disebut dengan OQC
atau Outgoing Quality Control.
PT. Rayon Utama Makmur memiliki Departemen Quality Control
yang bertugas untuk memeriksa kesesuaian standar yang terbagi menjadi 3
(tiga) bagian, yaitu:
1. Quality Control bagian pemeriksaan bahan baku, terletak di viscose
department.
2. Quality Control bagian proses produksi, terletak di viscose department.
3. Quality Control bagian barang jadi, terletak di spinning department.
Inspeksi atau Inspection pada dasarnya hanya melakukan
pengukuran terhadap tingkat kesesuaian dengan standar dan karakteristik
produk yang yang ditentukan dan memisahkan produk-produk yang tidak
sesuai dengan standar kualitas dengan produk-produk yang memenuhi
standar kualitas yang ditentukan. Jadi pada dasarnya, Inspeksi tidak akan
melakukan penelitan mengapa produk tersebut tidak sesuai dengan standar
atau mencari penyebab ketidaksesuaian (non-conformance) tersebut.
Inspeksi merupakan metode yang paling umum digunakan oleh
perusahaan manufacturing untuk mencapai keseragaman kualitas produk
dan standarisasi produk. Jika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan
ketentuan standar dan spesifikasi maka produk tersebut akan ditolak dan
pihak yang bertanggung jawab harus melakukan tindakan perbaikan
(corrective countermeasure) agar tidak terjadi lagi ketidaksesuaian standar
di masa yang akan datang.

B. Peralatan dan Sistem Pemeriksaan

C. Mekanisme Pengendalian Kualitas Commented [MT1]: Tambahkan grade yang ada di


perusahaan
Metode Inspeksi secara Sampling (Sampling Inspection) adalah
Inspeksi yang dilakukan oleh PT. Rayon Utama Makmur terhadap jumlah
sampel tertentu dari total jumlah produk yang diproduksi pada rentang
waktu tertentu pada setiap pemeriksaan. Sampel yang diambil pada
umumnya adalah sampel acak (random sample) yang mewakili keseluruhan
populasi produk (umumnya berdasarkan model, tenaga kerja, mesin ataupun
rentang waktu tertentu). Jika dalam Inspeksinya terbukti mendeteksi adanya
produk cacat maka keseluruhan produk yang terkait akan ditolak (rejected)
dan harus dilakukan pengerjaan ulang atau disortir ulang.
Inspeksi atau Inspection dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah Floor Inspection, Centralized Inspection, Combined
Inspection, Functional Inspection, First Piece Inspection, Pilot Piece
Inspection dan Final Inspection. Berikut ini adalah pembahasan singkatnya.
1. Floor Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan dalam proses produksi.
Inspektor melakukan pemeriksaan terhadap material atau produk
setengah jadi (Semi Goods) pada proses produksi baik yang dilakukan
oleh Manusia maupun Mesin. Inspektor akan melakukan pemeriksaan
dari satu mesin/pekerja ke mesin/pekerja lainnya. Metode pemeriksaan
ini dapat mendeteksi permasalahan lebih awal sebelum produk tersebut
dihasilkan dalam jumlah banyak. Floor Inspection pada PT. Rayon
Utama Makmur terdapat pada QC bagian produksi yang letaknya di
departemen viscose dimana dalam pemeriksaan ini dilakukan
pemeriksaan…….. Commented [MT2]: Tambahiinnn dari poin sebelumnya

2. Centralised Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan pada lokasi


tertentu atau terpusat pada tempat yang ditentukan. Semua Peralatan dan
Mesin Pengujian diletakan pada tempat yang dikhususkan untuk
pengujian. Semua sampel produk yang akan dilakukan pengujian
dibawa ke lokasi tersebut untuk dilakukan pengujiannya. Centralised
Inspection dilakukan di semua departemen QC mulai dari pemeriksaan
bahan baku sampai barang jadi dimana semua yang akan diperiksa di
bawa ke tempat khusus atau ruangan khusus seperti laboratorium untuk
pemeriksaan barang. Commented [MT3]: tambahin
3. Combined Inspection adalah kombinasi dari Floor Inpection dan
Centralised Inspection. PT. Rayon Utama Makmur memiliki inspeksi
yang termasuk Combined Inspection pada bagian……… Commented [MT4]: tambahin

4. Functional Inspection adalah Inspeksi terhadap fungsional pada produk.


Seperti contoh pada pemeriksaan fungsi sebuah Motor, Inspeksi
Fungsional akan memeriksa karakteristik kecepatan motor tersebut
sesuai dengan yang ditentukan tanpa harus mengetahui karakteristik
masing-masing komponen pembentuk motor itu. Functional Inspection
pada umumnya dilakukan setelah sebuah produk sudah menjadi Produk
Jadi (Finished Goods). Commented [MT5]: tambahin

5. First Piece Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan terhadap unit


pertama. Unit pertama yang dimaksud ini bisa jadi adalah unit pertama
pada pergantian shift kerja, unit pertama pada pergantian LOT produk,
unit pertama pada pergantian alat kerja ataupun unit pertama pada
pergantian parameter mesin. Commented [MT6]: tambahin

6. Pilot Piece Inspection adalah inspeksi yang dilakukan terhadap produk


baru ataupun model-model baru. PT. Rayon Utama Makmur melakukan
pemeriksaan ini setiap sehabis melakukan pengembangan kualitas rayon
yang lebih baik dan dilakukan pemeriksaan apakah kualitas yang sudah
dikembangkan sudah sesuai standar yang telah di tetapkan atau belum.
7. Final Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan pada produk jadi
(Finished Goods). Final Inspection ini memeriksa karakteristik produk
secara menyeluruh baik fungsional maupun kosmetiknya. Final
Inspection ini dilakukan sebelum produk jadi tersebut dikirimkan ke
pelanggan. Pemeriksaan ini dilakukan di gudang barang jadi setelah
selesai produksi dan pemeriksaan oleh QC sebelum dikirim oleh
konsumen untuk memastikan barang yang akan dikirim telah sesuai
dengan spesifikasi dan standar dari permintaan konsumen.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA DAN HIGIENIS PERUSAHAAN

A. Fasilitas Sanitasi dan Keselamatan Kerja


Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan
hidup manusia. Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan
yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan
hidup manusia, melalui pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama
atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja antra perkantoran dan
kawasan industri atau sejenis.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya
perlindungan terhadap keselamatan serta kesehatan para tenaga kerja
selama mereka bekerja di perusahaan tempat mereka bekerja. K3 memiliki
2 aspek penting, yaitu mengenai keselamatan kerja para karyawannya dan
kesehatan para karyawannya. Keselamatan kerja ini sangat berhubungan
erat dengan proses produksi suatu perusahaan. Terutama di Indonesia yang
semakin berkembang negaranya, semakin berkembang pula tingkat
kecelakaan kerja yang terjadi.
Begitu juga dengan PT RUM yang merupakan perusahaan yang
memproduksi kapas sintesis yang menggunakan bahan-bahan kimia yang
dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan dan keselamatan kerja
karyawannya jika tidak ada pencegahan dan penaggulangan yang dilakukan
pihak perusahaan. PT RUM memiliki departemen yang menangani sanitasi
dan keselamatan kerja karyawan yang dinamakan dengan Departemen HSE
(Healthy, Safety, and Environment). Mereka membuat suatu organisasi
yang khusus menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.
Terdapat fasilitas-fasilitas sanitasi dan keselamatan kerja yang
tersedia di setiap departemen-departemen yang membutuhkan. Fasilitas
sanitasi dan keselamatan kerja masing-masing departemen tersebut antara
lain:
1. Departemen Produksi
2. Departemen Quality Control (Laboratorium)
3. Departemen Workshop
B. Program Sanitasi dan Keselamatan Kerja
C. Sistem Pengendalian Limbah
BAB VII
TUGAS KHUSUS
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah

Anda mungkin juga menyukai