Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL

MARKETING PLAN PT. SRI REJEKI ISMAN TEKSTIL, TBK

DOSEN PENGAMPU

Dr. Heru Tri Sutiono, M.SI

KELOMPOK 3 KELAS EM-C

1. Muhammad Rizki 141 150 421


2. Syafieq Budi Santoso R 141 150 496
3. Muhammad Aditya TM 141 150 543
4. Hera Pratama 141 160 015
5. Moh. Fikri Pratama 141 160 053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
NOVEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pemasaran Global tahun ajaran 2018/2019.

Dalam kesempatan ini, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu. Ucapan terima kasih ini kami sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Heru Tri Sutiono, M.Si selaku dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran
Global kelas EM - C Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Yogyakarta
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan material maupun moral kepada kami
agar tercapainya penyusunan tugas ini.
3. Teman – teman dan semua pihak yang selalu membantu dan memberi semangat
sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan lancar.

Kami menyadari makalah ini masih perlu pembenahan dan perbaikan karena
keterbatasan kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
pengembangan ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 12 November 2018

Penyusun Makalah
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
PT. Sri Rejeki Isman Tekstil Tbk (Sritex) pada saat ini merupakan perusahaan
tekstil terbesar di Indonesia, atau bahkan di Asia Tenggara (dari sisi omzet penjualan),
yang bermarkas di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sejarah perusahaan dimulai pada tahun 1966
dimana pendiri perusahaan, Almarhum Haji Muhammad Lukminto, ketika itu membuka
toko produk-produk tekstil di Pasar Klewer, Kota Solo. Dua tahun kemudian, HM
Lukminto sukses mendirikan pabrik kain pertamanya di Jalan Baturono No.81A, Solo.
Sepuluh tahun kemudian, yakni pada tahun 1978, PT Sri Rejeki Isman, atau disingkat
Sritex, resmi berdiri.
Tahun-tahun berikutnya, perusahaan terus berkembang. Tahun 1982, Sritex
membuka pabrik tenun pertamanya. Pada tahun 1992, Sritex mencapai salah satu
milestone-nya dengan menjadi perusahaan tekstil yang terintegrasi, dengan menguasai
empat lini produksi yakni pemintalan, penenunan, pencelupan, dan garmen. Pada tahun
1994, Sritex untuk pertama kalinya memperoleh kepercayaan dari Pemerintah Jerman
untuk memproduksi seragam militer bagi Tentara Jerman, dan dari situlah Sritex
kemudian membangun reputasinya sebagai salah satu produsen seragam militer paling
terkemuka di dunia.
Tahun 2006, HM Lukminto pensiun, dan posisinya sebagai chairman Sritex
digantikan oleh putra pertamanya, Iwan Setiawan Lukminto. Di tangan generasi kedua
perusahaan, perkembangan bisnis Sritex bahkan melaju lebih kencang lagi dalam waktu
yang relatif singkat, dimana pada tahun 2013 Sritex resmi listing di BEI, mengakuisisi
salah satu kompetitornya, PT Sinar Pantja Djaja (sehingga memperbesar kapasitas
produksi perusahaan), dan melipat gandakan kapasitas produksi garmen-nya menjadi 12
juta pakaian per tahun. Pada saat ini Sritex menjadi supplier tetap seragam militer bagi
lebih dari 30 negara di seluruh dunia, membuat seragam bagi karyawan di perusahaan-
perusahaan di Indonesia, membuat baju dan produk-produk fashion lainnya untuk dijual
ke toko ritel, memproduksi benang, kain mentahan, dan fabric. Dari tadinya hanya
memiliki toko tekstil di Pasar Klewer, Solo, Sritex kini memiliki sentra produksi berupa
kompleks pabrik seluas 52 hektar di Sukoharjo, belum termasuk kompleks pabrik kedua di
Semarang, Jawa Tengah, seluas 18 hektar, dan pada tahun 2018 telah mempekerjakan total
lebih dari 50.000 karyawan.

B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana analisis internal environment, external environment, dan customer
environment dari PT. Sritex?
2. Bagaimana analisis SWOT pada PT. Sritex?
3. Bagaimana Marketing Strategy pada PT. Sritex?
4. Bagaimana Marketing Mix dan Relationship Marketing pada PT. Sritex ?
5. Bagaimana sinergitas penerapan Marketing Mix dan Relationship Marketing
terintegrasi pada PT. Sritex ?
C. Tujuan Penulisan.
1. Untuk mengetahui bagaimana analisis internal environment, eksternal environment,
dan customer environment dari PT. Sritex.
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis SWOT pada PT. Sritex.
3. Untuk mengetahui bagaimana Marketing Strategy pada PT. Sritex.
4. Untuk mengetahui bagaimana Marketing Mix dan Relationship Marketing pada PT.
Sritex.
5. Untuk mengetahui bagaimana sinergitas penerapan Marketing Mix dan Relationship
Marketing terintegrasi pada PT. Sritex.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan.


PT. Sri Rejeki Isman Tekstil, Tbk (PT. Sritex) merupakan salah satu perusahaan
yang dirintis oleh H. Muhammad Lukminto, pria kelahiran 1 Juni 1946 di Kertosono,
Nganjuk, Jawa Timur. Pada awal merintis beliau terjun dalam bidang bisnis dan industiri
tekstil. Awal mula beliau pedagang tekstil kecil – kecilan di Pasar Klewer Solo waktu itu
menjual textil eceran. Lalu meningkat sampai mempunyai kios tetap.Tujuan utamanya
adalah untuk memungkinkan akses interaktif ke data, memungkinkan manipulasi data, dan
untuk memberikan manajer dan analis kemampuan untuk melakukan analisis yang tepat.
Dengan menganalisis data, situasi, dan pertunjukan historis dan terkini, para pengambil
keputusan mendapatkan wawasan berharga yang dapat menjadi landasan mereka untuk
membuat keputusan yang lebih terinformasi dan lebih baik.
Dengan mengandalkan usaha untuk selalu melakukan inovasi, PT Sri Rejeki Isman
(Sritex) mengembangkan dirinya dari industri tradisional menjadi sebuah industri tekstil-
garmen terintegrasi yang mengaplikasikan teknologi dan mesin produksi tercanggih.
Sritex memulai usaha dari sebuah usaha dagang bernama “Sri Redjeki” yang didirikan
pada tahun 1966 (di pasar Klewer, Solo-Jawa Tengah, Indonesia).
Di tahun 1968, usaha dagang kecil ini berkembang pesat dan memproduksi kain
kelantang dan celup di pabrik pertamanya di Solo pada tahun 1968. Sritex
mengembangkan kapasitas produksinya di tahun 1982 dengan menambah fasilitas
pemintalan dan penenunan. Pada saat ini, pabrik tekstil-garment Sritex beroperasi dengan
9 unit Spinning, 3 unit Weaving, 3 unit Dying/printing/finishing, dan 7 unit Garmen.
Sritex beroperasi di atas lahan seluas lebih dari 50 hektar dan mempekerjakan sekitar
16.000 karyawan. Kapasitas produksi Sritex tidak hanya terbatas pada produk seragam
militer. Sritex memproduksi perlengkapan militer untuk negara-negara di seluruh penjuru
dunia.Prestasi perusahaan tidak hanya meliputi aspek bisnis semata. Sritex telah empat
kali memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas prestasinya di
beberapa kategori bidang sosial masyarakat. Sritex memberikan begitu banyak kontribusi
bagi peningkatan kualitas hidup dan ekonomi masyarakat Sukoharjo dan sekitarnya. Hal
tersebut dilakukan dengan cara turut mendukung adanya penyediaan fasilitas umum
seperti sistem irigasi, listrik, jalan, sekolah dan lain sebagainya.
B. Visi dan Misi Perusahaan.
1. Visi dari PT. Sritex:
a. Menjadi Produsen Tekstil dan Garmen Terbesar, Bereputasi Paling Baik dan Paling
Terpercaya.
b. Menjadi mitra paling inovatif dalam menyediakan produk dan layanan paling
berkualitas untuk keperluan militer, lembaga pemerintahan dan lembaga swasta.
c. Menjadi perusahaan yang menguntungkan dan memiliki pertumbuhan yang
signifikan yang berorientasi untuk kepentingan semua.
d. Membantu membangun ekonomi masyarakat sekitar.
e. Meningkatkan kemampuan tenaga kerja

2. Misi dari PT. Sritex:


a. Menggunakan teknologi modern yang mampu menghasilkan produk dan layanan
berkualitas tinggi untuk memenuhi berbagai kebutuhan klien.
b. Menjadi sebuah perusahaan yang berorientasi kepada keuntungan dan proses bagi
para pemangku kepentingan.
c. Menciptakan lingkungan tenaga kerja yang kondusif dan efektif dengan cara
membangun budaya perusahaan yang selalu berusaha keras dalam mengembangkan
diri dan integrasi yang bersinergi.
d. Memberikan kontribusi dalam pengembangan bidang ekonomi dan sosial bagi
masyarakat sekitar.

C. Lokasi Perusahaan.
PT. Sritex beralamat di Jalan KH. Samanhudi 88 Jetis, Sukoharjo, Solo Jawa
Tengah, Indonesia. Perusahaan mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu dekat dengan
jalan besar dan lahan perusahaan sangat luas mudah untuk perluasan lahan.

D. Struktur Jabatan Perusahaan.


Untuk memperoleh hasil yang maksimun dalam pengelolaan PT. Sritex, maka
dipandang perlu untuk menetapkan keputusan tentang susunan organisasi dan tata kerja
PT. Sritex. Bagan struktur PT. Sritex sebagai berikut :
Dewan
Komisaris

Direktur Utama

Wakil Direktur
Utama

Direktur Direktur Direktur Direktur


Direktur Operasi
Independen Keuangan Pemasaran Produksi

G.M Corporate
G.M Legal G.M Keuangan G.M Garmen G.M Penenunan
Affair

G.M Pemerintah
G.M CSR G.M IT G.M Akuntansi G.M Finishing
& Institusi lain

G.M G.M Benang &


G.M Anggaran G.M Konveksi
Procurement Kain

G.M SDM G.M PPIC

G.M Riset &


Pengembangan

G.M Pemintalan
BAB III
PEMBAHASAN

A. Executive Summary.
Dalam rangka mewujudkan visi Perusahaan sebagai produsen tekstil dan garmen
terbesar, bereputasi paling baik dan terpercaya, Sritex terus melakukan upaya-upaya
strategis dalam menjalankan bisnisnya. Dalam proses mewujudkan mimpi besar
perusahaan, tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Namun dengan konsistensi
dalam menerapkan langkah-langkah strategis, inovasi yang berkelanjutan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia serta penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik,
membuat Sritex dapat terus meningkatkan pertumbuhan yang berkesinambungan.
Sritex mampu menghadapi tahun 2017 sebagai tahun yang menantang dengan
melakukan Ekspansi melalui Inovasi dengan menjalankan strategi normalisasi kapasitas
produksi baru, efisensi produksi & operasional, pengembangan & peningkatan sumber
daya manusia serta memperkuat struktur modal & likuiditas. Langkah-langkah strategis
tersebut terbukti berhasil memperkokoh pondasi dari sisi daya saing perusahaan dalam
industri tekstil, baik lokal maupun global.
Sritex optimis menyambut masa depan sebagai peluang untuk bertumbuh secara
berkelanjutan dan sebagai bentuk komitmen dan memberikan yang terbaik kepada
pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari sisi keuntungan (profit), kesejahteraan
(people) dan lingkungan (planet) maupun dalam berkontribusi kepada pertumbuhan
perekonomian Indonesia.
.
B. Environmental Analysis.
1. Competitive Forces.
Saat ini, pesaing utama dari PT. Sritex adalah PT. Pan Brothers Tbk (PBRX).
PT. Pan Brothers sendiri merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang
produksi tekstil. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1969, bermarkas di DKI Jakarta,
dan sampai sekarang telah menghasilkan berbagai macam bahan pakaian. Adapun
kekuatan dan kelemahan dari PT. Pan Brothers Tbk antara lain:
a. Kekuatan.
1). Pengalaman yang cukup lama di bidang garmen.
2). Kualitas produk yang baik.
3). Kas yang sangat memadai untuk membiayai ekspansi.
4). Kapasitas produksi yang tinggi.
b. Kelemahan.
1). Jenis produk yang dihasilkan tidak selengkap PT. Sritex
2). Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku dari luar negeri.
2. Economic Force.
Kondisi perekonomian dunia pada tahun 2017 tumbuh sebesar 3% setelah
terjadinya krisis global dan tahun ini menurut Dana Moneter International (IMF)
diprediksi akan tumbuh 3,6% atau 3,9% dalam 2 tahun ke depan. Naiknya proyeksi ini
sejalan dengan ekspektasi dampak dari kebijakan pemangkasan pajak yang dilakukan
Amerika Serikat. Indonesia belum bisa secara maksimal memanfaatkan momentum ini.
Menurut IMF, potensi penguatan pertumbuhan ekonomi akan terlihat di negara-negara
pengekspor besar. Sementara, kontribusi ekspor Indonesia terhadap PDB hanya 25%.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh
antara 5,1% - 5,5% di tahun 2018. Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut,
langkah yang diambil untuk mencapai target tersebut dengan menempuh kebijakan
moneter & kebijakan makroprudensial, reformasi struktural, dan kebijakan sistem
pembayaran & pengelolaan uang rupiah dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi
makro dan sistem keuangan.
3. Political Force.
Perubahan situasi politik terhadap kegiatan bisnis yang dilakukan cenderung
mendukung PT. Sritex untuk terus berkembang. Saat ini, pemerintah terus berupaya
untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan kemandirian daerah yang
berkelanjutan di seluruh wilayah di Indonesia, melalui sinergi pembangunan di seluruh
sektor yang berkualitas, transparan, akuntabel, dan inovatif. Sehingga pada gilirannya
pembangunan yang berkelanjutan ini akan mengantarkan Indonesia menjadi kekuatan
ekonomi baru dunia pada tahun 2025.
4. Legal & Regulatory Force.
Untuk mendorong sektor manufaktur, komitmen Pemerintah diwujudkan
melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2018 tentang Kebijakan Industri
Nasional 2015-2019. Apabila dilihat dari sisi pertumbuhan manufacturing value added
(MVA), Indonesia menempati posisi tertinggi di antara negaranegara di ASEAN. MVA
Indonesia mampu mencapai 4,84%, sedangkan di ASEAN berkisar 4,5%. Di tingkat
global, Indonesia saat ini berada di peringkat ke-9 dunia.
Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), industri tekstil Indonesia
diproyeksikan akan bertumbuh sebesar 1,6% - 1,8% di tahun 2018 atau lebih baik
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Beberapa faktor yang mendukug pertumbuhan
ini diantaranya adalah kebijakan pemerintah melalui Kemeterian Perindutrian yang
mengeluarkan Peraturan Menteri Industri No. 1 tahun 2018, yang salah satu isinya
adalah memberikan insentif potongan Pajak Penghasilan (PPh) badan sebesar 30%
selama 6 tahun atau 5% per tahunnya untuk berbagai macam industri manufaktur, salah
satunya industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).
5. Technological Force.
Dalam prosesnya, Sritex senantiasa mengembangkan sistem teknologi informasi
secara konsisten dan berkesinambungan dengan tujuan untuk mewujudkan visi
“Menjadi Produsen Tekstil dan Garmen Terbesar, Bereputasi Paling Baik dan Paling
Terpercaya”. Penerapan Sistem teknologi informasi dilakukan pada tataran operasional
dan fungsional dengan menyusun program kerja yang menunjang strategi bisnis Sritex.
Beberapa program teknologi informasi yang diterapkan Sritex untuk
mendukung kegiatan perusahaan antara lain:
a. Penyelesaian program Microsoft AX untuk menunjang kegiatan operasional dan
keuangan.
b. Integrasi program produksi dengan operasional dan keuangan.
c. Pemeliharaan dan pembaharuan website Sritex.
Rencana penerapan dan pengembangan sistem teknologi informasi dalam
jangka panjang yang diterapkan oleh Sritex antara lain mengembangkan integrasi
teknologi informasi terkait dengan pendirian pabrik baru, serta perbaikan lainnya dalam
bidang teknologi informasi secara berkelanjutan.
6. Socio-Cultural Forces.
Sritex semakin mengukuhkan reputasinya sebagai pelaku industri tekstil dan
garmen dengan merambah pasar global. Oleh karena itu, perusahaan memiliki tanggung
jawab yang semakin besar untuk memenuhi harapan seluruh pelanggan meskipun
produk-produk Sritex telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008. Salah satu tujuan Sritex terhadap pelanggan adalah untuk menjaga
kepercayaan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal ini akan mempengaruhi
perkembangan bisnis perusahaan dengan terjaganya hubungan baik dengan pelanggan
reguler yang loyal dan terbukanya bisnis baru dengan pelanggan selanjutnya.
Sritex selalu berkomitmen untuk memberikan kualitas produk yang terbaik
kepada para pelanggannya. Produk yang dihasilkan dipastikan telah melalui proses
quality control yang sangat ketat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk
yang di produksi telah sesuai dengan keinginan pelanggan sehingga angka keluhan
pelanggan dapat selalu ditekan. Setiap tahunnya, perusahaan menargetkan untuk
menekan jumlah keluhan pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan akan selalu
meningkatkan tingkat quality control kepada setiap produk yang diproduksi. Untuk
tanggung jawab produk di lingkungan perusahaan dapat dilihat dari sistem manajernen
mutu yang menjadi syarat dari para pelanggan yang berasal dari pasar internasional
untuk membeli produk-produk Sritex. Umumnya mereka mengunjungi pabrik dan
melakukan sendiri proses audit sesuai dengan prosedur yang telah mereka tetapkan.
7. Target Market Identification.
Sritex merupakan salah satu perusahaan terdepan pada industri tekstil Indonesia.
Dibanding perusahaan-perusahaan lain pada industri tekstil Indonesia, pangsa pasar
domestik perusahaan merupakan yang tertinggi. Di tahun buku 2017, perusahaan
mencatatkan penjualan sebesar USD 759,35 juta, yang merupakan bagian dengan
persentase terbesar dari keseluruhan pangsa pasar industri tekstil Indonesia.
Target pasar Sritex ada dua, yaitu pasar industri (Industrial Market) dan pasar
penjual (Reseller Market). Dalam pasar penjual, perusahaan membagi lagi konsumen
menjadi 3 yaitu grosir, retail, dan konsumen akhir (end user). Pada pasar industri,
perusahaan menggunakan variabel-variabel makro untuk mensegmentasikan pasar.
Sedangkan dalam pasar penjual, perusahaan menggunakan variabel-variabel mikro
untuk mensegmentasikan pasar.
8. Needs Analysis.
Demi memenuhi kebutuhan pelanggan, secara internal perusahaan menanamkan
sejumlah prinsip yang harus dipenuhi oleh para karyawan di bidang produksi, yaitu
paham mengenai Sritex adalah perusahaan tekstil terpadu yang menghasilkan produk:
a. Sesuai dengan persyaratan pelanggan.
b. Mengutamakan kepuasan pelanggan.
c. Menyerahkan produk tepat waktu.
d. Selalu melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
9. Review of Marketing Objectives.
Saat ini, tujuan pemasaran Sritex adalah untuk menciptakan produk yang sesuai
dengan pasar. Sangat penting bagi perusahaan untuk dapat menciptakan produk yang
memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Tujuan tersebut
konsisten dengan adanya tuntutan perubahan di lingkungan pemasaran dan perubahan
kebutuhan target pasar perusahaan. Sebagai produsen tekstil yang terintegrasi secara
vertikal serta mampu memproduksi berbagai produk mid-stream dan produk hilir, basis
pelanggan Sritex sesuai dengan strategi pemasarannya bervariasi berdasarkan divisi
produksi perusahaan.
10. Performance Analysis.
Sritex menghasilkan kinerja yang sangat baik, terbukti dengan kemampuan
perusahaan mencatatkan pertumbuhan penjualan di tahun 2017 sebesar 11,68% atau
meningkat sebesar USD79,41 juta menjadi USD759,35 juta. Dan mencatatkan
pertumbuhan laba tahun berjalan sebesar 14,60% atau meningkat sebesar USD8,67 juta
menjadi USD68,03 juta pada tahun 2017.
Pencapaian pertumbuhan tersebut diraih melalui implementasi berbagai strategi
yang dijalankan sepanjang 2017. Strategi-strategi yang telah terlaksana sepanjang 2017
terdiri dari: normalisasi dari kapasitas produksi baru, efisiensi produksi dan
operasional, inovasi untuk nilai tambah dari pengembangan produk, pengembangan dan
peningkatan sumber daya manusia, serta memperkuat struktur modal dan ekuitas.

C. SWOT Analysis.
Analisis SWOT dilakukan berdasarkan logika yang dapat mengoptimalkan
kekuatan (Strengths) serta peluang (Opportunities). Namun secara beriringan, analisis ini
juga mampu meminimalisir ancaman (Threats) dan kelemahan (Weaknesses).
1. Strengths and Weaknesses.
Kekuatan yang dimiliki oleh Sritex Kelemahan yang dimiliki oleh Sritex

1. Merupakan produsen tekstil yang 1. Terbatasnya supply raw material dari


terintegrasi secara vertikal dan terbesar di para pemasok lokal untuk divisi
Asia Tenggara. Spinning perusahaan.

2. Kualitas produk yang unggulan dan 2. Perusahaan mengalami permasalahan


kepuasan pelanggan yang tinggi dengan dalam mengelola asset intangible
didukung oleh fasilitas produksi modern khusus tenaga kerja. Rasio turn over
dan sistem kontrol yang ketat. karyawan perusahaan rata-rata 5%
per-tahun.

2. Opportunities and Threats.


Peluang yang dapat dimanfaatkan Sritex Ancaman yang dapat mengganggu Sritex

1. Terus meningkatnya permintaan pasar 1. Industri tekstil di Indonesia secara


dalam negeri dan konsumsi dunia akan umum menghadapi ancaman berupa
produk tekstil. fenomena permintaan kenaikan upah
buruh.

2. Sritex juga berpeluang untuk memperluas 2. Meningkatnya ancaman dari


pasarnya di AS. Peluang ini muncul pasca kompetitor luar negeri yang
mundurnya AS dari perjanjian Trans Pacific menawarkan harga lebih murah
Partnership (TPP). karena mempunyai keunggulan dari
sisi biaya produksi yang lebih rendah.
3. S-O, W-O, S-T, W-T Strategy.
S-O W-O

1.1. Sritex dapat memanfaatkan citranya 1.1. Sritex dapat memanfaatkan


sebagai produsen tekstil yang terintegrasi permintaan pasar dalam negeri dan
secara vertikal dan terbesar di Asia konsumsi dunia akan produk tekstil
Tenggara untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat untuk
pasar dalam negeri dan konsumsi dunia melakukan impor pada supply raw
akan produk tekstil yang terus meningkat. material yang diperlukan.

1.2. Sritex dapat memanfaatkan citranya 1.2. Sritex dapat memanfaatkan


sebagai produsen tekstil yang terintegrasi permintaan pasar dalam negeri dan
secara vertikal dan terbesar di Asia konsumsi dunia akan produk tekstil
Tenggara untuk menembus dan yang terus meningkat untuk
memperluas pasar di Amerika Serikat. mengelola asset intangible khusus
tenaga kerja. Sehingga angka rata-
2.1. Sritex dapat mengandalkan kualitas rata rasio turn-over karyawan
produknya yang unggulan untuk perusahaan dapat ditekan menjadi
memenuhi permintaan pasar dalam negeri dibawah 5% per-tahun.
dan konsumsi produk tekstil dunia yang
terus meningkat. 2.1. Sritex dapat memanfaatkan pasar
A.S untuk mengatasi keterbatasan
2.2. Sritex dapat mengandalkan kualitas supply raw material yang diperlukan
produknya yang unggulan untuk
menembus dan memperluas pasar di 2.2. Sritex dapat memanfaatkan pasar
Amerika Serikat. A.S untuk mengatasi permasalahan
asset intangible khusus tenaga kerja.
Sehingga angka rata-rata rasio turn-
over karyawan perusahaan dapat
ditekan menjadi dibawah 5% per-
tahun.
S-T W-T

1.1. Sritex dapat memanfaatkan citranya 1.1. Sritex dapat melakukan impor supply
sebagai produsen tekstil yang terintegrasi raw material yang dibutuhkan.
secara vertikal dan terbesar di Asia Dengan demikian, diharapkan
Tenggara untuk mengatasi fenomena aktivitas supply chain perusahaan
permintaan kenaikan upah buruh di lancar. Karena aktivitas supply chain
Indonesia dengan cara melakukan lancar, diharapkan perusahaan
penetrasi pasar ke 5-10 negara baru setiap mampu menembus pasar baru setiap
tahunnya. tahunnya. Ketika perusahaan mampu
melakukan hal tersebut, maka
1.2. Sritex dapat memanfaatkan citranya fenomena permintaan kenaikan upah
sebagai produsen tekstil yang terintegrasi buruh di Indonesia dapat dihadapi.
secara vertikal dan terbesar di Asia
Tenggara untuk mengatasi ancaman dari 1.2. Sritex dapat melakukan impor supply
kompetitor luar negeri yang menawarkan raw material yang dibutuhkan.
harga produk lebih murah. Dengan demikian, diharapkan
aktivitas supply chain perusahaan
2.1. Sritex dapat mengandalkan kualitas lancar dan mampu mengatasi
produknya yang unggulan untuk ancaman dari kompetitor luar negeri.
meningkatkan total penjualan perusahaan,
sehingga fenomena permintaan kenaikan 2.1. Sritex dapat menaikkan upah pekerja
upah buruh di Indonesia dapat diatasi. secara bertahap. Dengan demikian,
fenomena permintaan kenaikan upah
2.2. Sritex dapat mengandalkan kualitas buruh dapat teratasi.
produknya yang unggulan melalui brand
awareness untuk mengatasi ancaman dari 2.2. Sritex dapat menaikkan upah pekerja
kompetitor luar negeri yang menawarkan secara bertahap. Dengan demikian,
harga produk lebih murah. diharapkan rasio turn over pekerja
perusahaan rendah dan perusahaan
mampu mengatasi ancaman dari
kompetitor luar negeri.
D. Marketing Objectives

Tindakan yang spesifik dan terukur dengan time frame untuk memenuhi tujuan
pemasaran antara lain :
a) Normalisasi kapasitas produk yang baru
b) Efesiensi produksi dan operasional
c) Inovasi pengembangan produk yang bernilai tambah tinggi
d) Perkuatan pangsa pasar
e) Peningkattan pasar saham
f) Penguatan struktur modal dan likuiditas

Tindakan yang akan Sritex lakukan tersebut didukung oleh kekuatan yang dimiliki
dan diharapkan dapat merebut peluang yang ada. Sritex dapat memanfaatkan citranya
sebagai produsen tekstil yang terintegrasi secara vertikal dan terbesar di Asia
Tenggara untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan konsumsi dunia akan
produk tekstil yang terus meningkat. Sritex dapat memanfaatkan citranya sebagai
produsen tekstil yang terintegrasi secara vertikal dan terbesar di Asia Tenggara untuk
menembus dan memperluas pasar di Amerika Serika. Sritex dapat mengandalkan
kualitas produknya yang unggulan untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri
dan konsumsi produk tekstil dunia yang terus meningkat.Sritex dapat mengandalkan
kualitas produknya yang unggulan untuk menembus dan memperluas pasar di
Amerika Serikat.
Tindakan yang akan Sritex lakukan tersebut dapat meminimalkan kelemahan dan
mengatasi ancaman yang ada. Sritex dapat melakukan impor supply raw material
yang dibutuhkan. Dengan demikian, diharapkan aktivitas supply chain perusahaan
lancar. Karena aktivitas supply chain lancar, diharapkan perusahaan mampu
menembus pasar baru setiap tahunnya. Ketika perusahaan mampu melakukan hal
tersebut, maka fenomena permintaan kenaikan upah buruh di Indonesia dapat
dihadapi.Sritex dapat melakukan impor supply raw material yang dibutuhkan. Dengan
demikian, diharapkan aktivitas supply chain perusahaan lancar dan mampu mengatasi
ancaman dari kompetitor luar negeri.Sritex dapat menaikkan upah pekerja secara
bertahap. Dengan demikian, fenomena permintaan kenaikan upah buruh dapat
teratasi.Sritex dapat menaikkan upah pekerja secara bertahap. Dengan demikian,
diharapkan rasio turn over pekerja perusahaan rendah dan perusahaan mampu
mengatasi ancaman dari kompetitor luar negeri
Tujuan tersebut konsisten dengan adanya tuntutan perubahan di lingkungan
pemasaran dan perubahan kebutuhan target pasar perusahaan. Sebagai produsen
tekstil yang terintegrasi secara vertikal serta mampu memproduksi berbagai produk
mid-stream dan produk hilir, basis pelanggan Sritex sesuai dengan strategi
pemasarannya bervariasi berdasarkan divisi produksi perusahaan.

E. Marketing Strategies

1. Target Market (s)


Sritex merupakan salah satu perusahaan terdepan pada industri tekstil
Indonesia. Dibanding perusahaan-perusahaan lain pada industri tekstil Indonesia,
pangsa pasar domestik perusahaan merupakan yang tertinggi. Di tahun buku 2017,
perusahaan mencatatkan penjualan sebesar USD 759,35 juta, yang merupakan bagian
dengan persentase terbesar dari keseluruhan pangsa pasar industri tekstil Indonesia.
Target pasar Sritex ada dua, yaitu pasar industri (Industrial Market) dan pasar
penjual (Reseller Market). Dalam pasar penjual, perusahaan membagi lagi konsumen
menjadi 3 yaitu grosir, retail, dan konsumen akhir (end user). Pada pasar industri,
perusahaan menggunakan variabel-variabel makro untuk mensegmentasikan pasar.
Sedangkan dalam pasar penjual, perusahaan menggunakan variabel-variabel mikro
untuk mensegmentasikan pasar.

2. Marketing Mix
a) Strategi pengembangan produk/jasa
Pada PT. Sritex Seragam penuh inovasi dengan tingkat

akurasi dan kompetensi yang tinggi sangat diperlukan dalam

menyediakan seragam untuk militer, pegawai negeri sipil dan

kebutuhan profesional. Sritex mampu menyediakan berbagai

macam seragam dari kaos sampai rompi balistik anti peluru.

Selain seragam, Sritex juga mampu menyediakan berbagai

perlengkapan lapangan dengan bahan dasar tekstil. Inovasi kami

mampu memenuhi kebutuhan klien akan produk berkualitas tinggi

dengan bahan-bahan yang tahan lama dan mudah disesuaikan

dengan berbagai aktifitas dan kondisi lapangan. Produk seragam

dan perlengkapan militer tersebut dipasarkan untuk lebih dari 18


negara di dunia.

Penelitian dan Pengembangan Sritex mampu

mengembangkan dan mengerjakan permintaan khusus dari

pelanggan dalam jangka waktu tujuh hari. Untuk menjaga kualitas

produk, Sritex menerapkan sistem kontrol kualitas AQL 2,5 yang

dengan ketat memonitor semua aktifitas produksi dari proses

inspeksi kain sampai penjahitan garmen. Hal ini terus ditingkatkan

dengan sistem kontrol kualitas mandiri yang dilakukan sebelum

inspeksi final yang dilakukan oleh pelanggan. Produk-produk

berkualitas tinggi dan pengiriman tepat waktu telah melampaui

ekspetasi dari berbagai klien yang terus bertambah. Sehingga dari

sisi kualitas dan kuantitas produk dari PT. Sritex mampu bersaing

di kancah dunia.

b) Strategi penetapan harga

Harga di PT. Sritex berdasarkan penetapan harga ROI

(Return On Invesment) pencapaian ROI yang diinginkan

perusahaan. Produk seragam dan peralatan militer pada PT. Sritex

ditentukan berdasarkan harga beli dari bahan yang dipakai serta

kelebihan dari produk misalnya jaket militer anti infra red, selain

itu perusahaan juga menerapkan adanya ongkos kirim karena

masuk pasar ekspor, harga jual produk di luar negeri pun

menyesuaikan. Harga juga disesuaikan dengan harga pesaing di

pasaran international, sehingga produk mampu bersaing dengan

produk sejenis di pasaran.


c) Strategi saluran distribusi

Saluran distribusi yang dilakukan oleh PT. Sritex adalah

secara langsung, yaitu segala produk yang telah dipesan dari

pemesan langsung dikirim. PT. Sritex telah mendistribusikan

seragam dan alat meliter keberbagai Negara sebagai berikut :

Jerman Inggris

Oman Suriname

Belanda Swiss

Uni Emirat Arab Kuwait

Saudi Arabia Philiphina

Indonesia Papua New Gunea

Kaboja Bruney Darussalam

Nurwegia Yunani

Swaziland Austria

Dengan demikian PT. Sritex mendistribusikan produknya

secara langsung ke konsumen dan tepat waktu untuk menjaga

pelayanan perusahaan.

d) Strategi promosi

Kegiatan periklanan yang dilakukan oleh PT. Sritex dalam

mengoptimalkan pemasaran produk tekstilnya, melalui beberapa

cara, yaitu: Out Door Advertising, Leaflet dan Folder, House

Advertising, Special Advertising, Media Advertising, dan Media

online. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Sritex melalui

optimalisasi peran humas dengan membina hubungan baik dengan

departemen- departemen pemerintah, menjadi sponsor, menghadiri


undangan, menjalin kerjasama dengan bank-bank, dan menjalin

kerjasama dengan perusahaan-perusahaan garment. Kegiatan

promosi dilakukan melalui promosi penjualan dengan teknik

pemberian promotion gift dan special discount dan pemberian

insentif bagi karyawan bagian pemasaran.

F. Marketing Implementation

1. Marketing Organization
Sritex memiliki berbagai produk yang tersebar luas, baik di pasar domestik
maupun internasional, meliputi 55 negara. Para pelanggan Perseroan terdiri atas
para pelaku industri manufaktur tekstil terbesar dunia, berbasis di India dan
Tiongkok, serta perusahaanperusahaan besar lain dengan merek ternama.
Selain itu, Sritex merupakan salah satu dari sedikit pemasok bersertifikat di
luar Eropa untuk seragam militer Jerman dan negara-negara anggota The North
Atlantic Treatu Organization (NATO). Hingga kini, seragam-seragam militer
produksi Perseroan telah terjual di 31 negara, termasuk Indonesia serta
negaranegara besar seperti Jerman, Austria, Inggris, Australia, Uni Emirat Arab,
dan Korea Selatan.
Basis pelanggan Sritex bervariasi berdasarkan divisi produksi. Benang dan
greige yang diproduksi oleh Divisi Pemintalan dan Divisi Penenunan merupakan
produk dengan tingkat variasi yang relatif terbatas, hingga dapat diperdagangkan
selayaknya komoditas. Perseroan menyimpan sebagian besar benang dan greige
dari Divisi Pemintalan dan Divisi Penenunan. Namun, ada kalanya Perseroan juga
menjual produk tersebut langsung ke produsen dan pedagang besar lain. Strategi
penjualan tersebut (made to stock) didasarkan pada harga on the spot di pasar
internasional.
Berbeda dengan itu, kain jadi dan garment produksi Divisi Finishing dan
Divisi Konveksi memiliki tingkat variasi yang tinggi. Karenanya, Sritex menjual
produk-produk tersebut sesuai pesanan individual atau dengan pemberian uang
muka. Sritex memproduksi berbagai produk tersebut sesuai pesanan yang
ditentukan pelanggan. Strategi penjualan ini (made to order) didasarkan pada
volume pesanan.
Arief Halim (Direktur Marketing) bertanggung jawab dalam hal ini. Sumber
Daya manusia atau Human Capital (HC) merupakan mitra strategis Perseroan.
Sritex meyakini bahwa salah satu upaya untuk menggapai kesuksesan dalam
bisnis adalah dengan membangun HC yang unggul. Karena itu, HC menjadi
elemen penting dalam memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan. Perseroan
mendorong seluruh HC untuk mengambil bagian besar dalam tugas dan tanggung
jawab serta memberikan pelatihan khusus sesuai bidangnya. HC merupakan mitra
strategis dalam menjalankan usaha. Setiap pegawai, baik individu maupun tim,
menjadi faktor penting penggerak kinerja Perseroan ke arah yang lebih baik.
Sepanjang 2017, Srtiex telah menyelenggarakan berbagai program
pengembangan pendidikan dan pelatihan HC. Beberapa program yang rutin
diselenggarakan Sritex yakni knowledge management serta program Achievement
Motivation Treatment (AMT).Knowledge management merupakan upaya yang
dianggap penting oleh Perusahaan untuk menciptakan dampak berantai dari
berbagai program pelatihan dan pengalaman unik yang dimiliki para karyawan
dan manajer. Manajemen Sritex secara berkala melakukan kegiatan penyegaran
berupa sharing dengan para karyawan.
Kegiatan ini dapat diawali melalui diskusi tematik yang dibawakan para
manajer dan diselenggarakan setiap hari Kamis untuk para supervisor di
departemen produksi. Kegiatan ini telah menciptakan tim supervisor yang solid
dan dapat diandalkan sehingga mampu terus memperkuat nilai perusahaan di mata
seluruh pelanggan. Hasilnya, Perseroan menghasilkan motivasi, kepatuhan, dan
loyalitas dari seluruh karyawan yang menjadi peserta program.
Pada 2017, Sritex juga menyelenggarakan program ATM untuk mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan karyawan dan para manajer secara umum. Program ini
dijalankan untuk membentuk karakter peserta yang kuat. Sritex juga telah
merancang program-program pendidikan dan pelatihan HC ke depan agar selalu
relevan atau sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab dan mengantisipasi
berbagai tantangan yang ada serta tantangan lainnya yang akan muncul pada masa
mendatang.
Sitex telah memiliki sejumlah tempat pelatihan untuk masing masing departemen
yaitu:
a) Training Center-Spinning yang berlokasi di Departemen Spinning III dan
VII.
b) Training Center Weaving yang berlokasi di Departemen Weaving IV.
c) Training Center-Garment yang berlokasi tak jauh dari gedung milik
Departemen Spinning III.

2. Product Activities
Sritex menciptakan seragam penuh inovasi dengan tingkat akurasi dan
kompetensi yang tinggi pada seragam untuk militer, pegawai negeri sipil dan
kebutuhan professional. Sritex menyediakan berbagai macam seragam dari kaos
dampai rompi anti peluru.
a) Seragam Upacara Resmi
b) Seragam Tempur DPM/Rimba/Gurun
c) Jaket Lapangan DPM/Rimba/Gurun
d) Seragam Kemeja dan Celana
e) Kaos
Selain seragam, Sritex juga menyediakan berbagai perlengkapan lapangan
dengan bahan dasar tekstil.
a) Tenda Multi Fungsi
b) Perlengkapan Tidur (Sprei, Sarung Bantal, Selimut)
c) Handuk
d) Kantong Tidur
e) Tas Travel
f) Sarung Helm
g) Topi
h) Sepatu
Produk seragam dan perlengkapan militer tersebut dipasarkan lebih dari 18
negara di dunia. Penelitian dan pengembangan Sritex mampu
mengembangkan dan mengerjakan permintaan khusus dari pelanggannya
dalam jangka waktu tujuh hari.
Karunakaran Ramamoorthy (Direktur Produksi) merupakan orang yang
bertanggung jawab dalam hal ini. Perseroan menetapkan target pencapaian
kinerja setiap tahunnya dengan tetap melakukan evaluasi dalam setiap
pencapaiannya. Sritex berusaha agar pencapain pada tahun 2018 lebih tinggi
dibandingkan tahun 2017. Hasil ini diperoleh melalui implementasi strategi
Perseroan yang dijalankan sepanjang tahun 2018, yang berfokus pada
normalisasi dari produksi baru, efisiensi produksi dan operasional, inovasi
untuk nilai tambah dari pengembangan produk, pengembangan dan
peningkatan sumber daya manusia.

3. Pricing Activities
Penetapan harga di PT. Sritex berdasarkan pada ROI (Return On
Invesment) yang diinginkan perusahaan. Penetapan harga pada produk
seragam dan peralatan militer berdasarkan pada harga beli dari bahan yang
dipakai serta kelebihan dari produk, selain itu perusahaan juga menerapkan
adanya ongkos kirim karena masuk pasar ekspor, harga jual produk di luar
negeri pun menyesuaikan. Harga juga disesuaikan dengan harga pesaing di
pasaran internasional, sehingga produk mampu bersaing dengan produk
sejenis di pasaran.
Allan Moran Severino (Direktur Keuangan) merupakan orang yang
bertanggung jawab dalam hal ini. Perseroan menetapkan target pencapaian
kinerja setiap tahunnya dengan tetap melakukan evaluasi dalam setiap
pencapaiannya. Sritex berusaha agar pencapain pada tahun 2018 lebih tinggi
dibandingkan tahun 2017. Hasil ini diperoleh melalui implementasi strategi
Perseroan yang dijalankan sepanjang tahun 2018, yang berfokus pada
memperkuat struktur modal dan ekuitas

4. Distribution Activities
Pendistribusian produk dari PT. Sritex adalah secara langsung, yaitu
segala produk yang telah dipesan dari pemesan akan langsung dikirim. PT.
Sritex selalu mendistribusikan produknya tepat waktu hal ini dilakukan untuk
menjaga pelayanan perusahaan.
Arief Halim (Direktur Marketing) merupakan orang bertanggung
jawab dalam hal ini. Perseroan menetapkan target pencapaian kinerja setiap
tahunnya dengan tetap melakukan evaluasi dalam setiap pencapaiannya. Sritex
berusaha agar pencapain pada tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan tahun
2017. Hasil ini diperoleh melalui implementasi strategi Perseroan yang
dijalankan sepanjang tahun 2018, yang berfokus pada efisiensi produksi dan
operasional, pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia.

5. Promotion Activities
Kegiatan promosi yang dilakukan PT. Sritex yaitu melalui media
periklanan dengan beberapa cara, yaitu : Out Door Advertising, Leaflet dan
Folder, House Advertising, Special Advertising, Media Advertising, dan Media
Online. Kegiatan promosi yang dilakukan PT. Sritex dengan mengoptimalisasi
peran humas dengan membina hubungan baik dengan departemen-departemen
pemerintaha, menjadi sponsor, menghadiri undangan, menjalin kerjasama
dengan bank-bank, dan menjalin hubungan dengan perusahaan-perusahaan
garment. Kegiatan promosi dilakukan melalui promosi penjualan dengan
teknik pemberian promotion gift dan special discount dan pemberian insentif
bagi karyawan bagian pemasaran.
Arief Halim (Direktur Marketing) merupakan orang yang bertanggung
jawab dalam hal ini. Perseroan menetapkan target pencapaian kinerja setiap
tahunnya dengan tetap melakukan evaluasi dalam setiap pencapaiannya. Sritex
berusaha agar pencapain pada tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan tahun
2017. Hasil ini diperoleh melalui implementasi strategi Perseroan yang
dijalankan sepanjang tahun 2018, yang berfokus pada normalisasi dari
produksi baru, efisiensi produksi dan operasional, inovasi untuk nilai tambah
dari pengembangan produk, pengembangan dan peningkatan sumber daya
manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Keegan, Waren J. dan Mark C. Green. 2015. Global Marketing Eighth Edition. Edinburgh:
Pearson Education.

Anda mungkin juga menyukai