Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI PERUSAHAAN JIMI’S NOT DEAD YOGYAKARTA

DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS SISWA SMKN 3

PEKALONGAN

NAMA : AHMAD FANI HUSEN

NIS : 8351

PAKET KEAHLIAN : DESAIN PRODUKSI KRIYA DAN TEKSTIL

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 PEKALONGAN

JL. Perintis kemerdekaan No. 30 Telp. (0285) 421586

Tahun 2018 / 2019


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Mandiri dan percaya diri pada kemampuan sendiri untuk terus berusaha, serta

belajar hari ini berhasil dimasa depan

PERSEMBAHAN

1. Ayah dan ibu tercinta

2. Bapak dan ibu guru yang telah memberikan bimbingan

3. Teman-teman di SMK Negeri 3 Pekalongan

4. Lalu rahmat, selaku pemilik perusahaan

5. Seluruh karyawan perusahaan Jimi’s Not Dead

6. Saudara-saudaraku tercinta

7. Para pembaca yang budiman


LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI PERUSAHAAN JIMI’S NOT DEAD YOGYAKARTA

TELAH DIEVALUASI

MENGETAHUI / MENYETUJUI]

PEMBIMBING I

Laela Pujiati, S.Pd


NIP : -

PEMBIMBING II

Eko Prasetyo A.N, S.Sn


NIP : -

MENGETAHUI / MENYETUJUI

KEPALA SEKOLAH

Tusriyati, S.Pd
NIP. 196012071986032006
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI PERUSAHAAN JIMI’S NOT DEAD YOGYAKARTA

TELAH DIEVALUASI

MENGETAHUI / MENYETUJUI

PEMBIMBING PRAKTIK I

Eka Galih Setyawan

PEMBIMBING PRAKTIK II

Lalu Jempy Pamungkas

MENGETAHUI / MENYETUJUI

DIREKTUR

Lalu Rahmat Ferdian


OWNER JIMI’S NOT DEAD
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan taufiq, hidayah serta inayahnya kepada penyusun, sehingga

penyusun dapat menyelesaikan pelaksanaan praktik kerja industri di

perusahaan Jimi’s Not Dead dan tanggal 3 Juli September dengan baik

tanpa adanya suatu halangan yang berarti sebagai salah satu tugas siswa

SMK N 3 Pekalongan

Terselesaikan penyusun mengerjakan praktik kerja industri sekaligus

penyusunan laporan ini tidak lepas bimbingan, pesan, serta, bantuan dari

pihak, oleh karena itu penyusun menyampaikan banyak terima kasih yang

setulusnya ke pada :

1. Lalu Rahmad Ferdian, selaku pemilik perusahaan Jimi’s Not dead

2. Eka Galih Setiawan selaku pembimbing praktek I

3. Lalu Jempy Pamungkas selaku pembimbing praktik II

4. Seluruh staf karyawan dan karyawati Jimi’s Not Dead yang telah

membantu jalannya prakerin

5. Tusriyati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMKN 3 Pekalongan

6. Ir. Abdul Ghofir Ilmi sebagai wakahumas SMKN 3 Pekalongan

7. Nova Hariyanto, S.Sn selaku Kepala Program kehalian Desain Produksi

Kriya Dan Tekstil

8. Triwidiastoeti, S.Pd selaku wali kelas XII DPKT 2

9. Laela Pujiati, S.Pd selaku Pembimbing I penyusunan laporan

10. Eko Prasetyo A. N, S.Sn selaku pembimbing II penyusunan laporan


11. Bapak Ibu guru yang telah membantu dalam penyusunan laporan

12. Kedua orang tua tercinta

13. Teman – teman kelas XII DPKT 2 dan teman seperjuangan Salwa

Salsabila dan Tamara Dian P

Demikian persembahan harapan dari penyusunan, semoga yang ada

didalam laporan ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi

pembacanya.

Pekalongan, November 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Kebutuhan industry kerajinan, terutama kerajinan /Kria Tekstil akan

sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian professional untuk

menghadapi perkembangan ekonomi global masa kini dan masa yang akan

datang sudah tidak dapat dielakkan lagi serta merupakan kebutuhan yang

harus dipenuhi mulai sekarang.

Salah satu karakter dari industri kria tekstil adalah fluktuatif, selalu

berubah sesuai dengan trend dan keinginan pasar, baik dari segi desain

maupun teknik pembuatan. Program Keahlian Desain Produksi Kria dan

Tekstil yang terdiri dari kompetensi Batik, Jahit, Tenun, Makrame, dan

Cetak Saring harus mampu mengikuti trend atau keinginan pasar yang ada

dan mampu mengembangkannya sehingga dapat bersaing di dunia Seni

Rupa pada umumnya dan seni kerajinan pada khususnya. Terutama dalam

menghadapi MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean ) dan semakin

menipisnya kecintaan generasi muda pada budaya bangsa, maka setiap

individu harus mampu dan mempunyai karakter/keunikan atas karyanya

atau produknya sehingga produk tersebut dapat unggul di pasaran.

Desain Produksi Kria Tekstil SMKN 3 Pekalongan sebagai salah satu

program keahlian berbasis kompetensi Seni Budaya, berkewajiban ikut


berperan menyiapkan tenaga / operator produksi kia teksil yang

mempunyai kemampuan handal, berwawasan luas dibidang kria tekstil dan

mampu menjaga serta ikut melestarikan warisan budaya bangsa.

Untuk menjawab tantangan teresebut maka kemendikbud telah

mengembangkan konsep Pendidikan System Ganda (PSG) yang

merupakan perpaduan saling mengisi dan saling melengkapi antara

pendidikan di sekolah dan keahlian profesi yang didapatkan melalui

Prakter Kerja Indistri (Prakerin).

B. Landasan Hukum

1. Undang Undang No. 20 tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional : pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proces pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dan

negara.

2. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 60 Tahun

2014 tentang Kurikulum 2013 SMK/MAK.

3. Peraturan Mentri pendidikan dan kebudayaan RI nomor 104 tahun

2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidikan dan satuan

pendidikan dasar dan menengah


4. Surat Keputusan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 053/U/2001

diterapkan tanggal 19 april 2001, tentang pedoman penyusun Standar

Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan

Dasar dan Menengah

5. Kepmen Pendidikan dan Kebudayaan No. 323/U/1997, tentang

penyelenggaran prakerin SMK

6. Kurikulum 2013 SMK Tahun 2016

C. Tujuan

Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda yang dilaksanakan melalui

Praktik Kerja Industri (Prakerin) bertujuan untuk :

1. Mengimplentasikan materi yang didapatkan dari sekolah

2. Membentuk pola pikir yang membangun bagi siswa Prakerin

3. Melatih siswa untuk berkomunikasi / berinteraksi secara profesional di

dunia kerja

4. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa Prakerin

5. Mengembangkan ilmu Pengetahuan Dasar yang dimiliki oleh siswa

sesuai dengan bidang masing-masing

6. Menambah jenis ketrampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat

dikembangkan dan diimpletasikan di kehidupan sehari hari

7. Menjalin kerja yang baik antara sekolah dan dunia industri maupun

dunia usaha

8. Menghasilkan kerja sama yang baik dan profesional


9. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan antara sekolah dengan

dunia kerja

10. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan

11. Memberi pengakuan penghargaan pada pengalaman kerja sebagai

bagian dari proses pendidikan

D. Metode

Metode yang digunakan anatara lain :

1. Metode interview

Penyusun melakukan tanya jawab / wawancara secara sistematis

terhadap orang-orang yang terlibat dalam proses produksi, serta hal

yang belum diketahui

2. Metode dokumentasi

Menyusun dan memgumpulkan data – data dari gambar, bagian

gudang, sampai finishing

3. Metode observasi

Penyusun mengamati secara langsung proses produksi sehingga

penyusun dapat mengetahui situasi dan kondisi kerja yang sebenarnya

4. Metode pelatihan

Penyusun mengamati secara langsung proses produksi dari awal

sampai akhir proses sehingga penyusun dapat mengetahui dan mampu

melaksanakan berbagai kegiatan


5. Metode litelatur

Siswa mencari sumber referensi baik dari buku majalah, buku bacaan,

maupun internet

E. Tinjauan umum perusahaan

1. Sejarah singkat perusahaan Jimi’s Not Dead

Perusahaan Jimi’s Not Dead ini pada awalnya didirikan oleh Lalu

Rahmad Ferdian pada bulan maret 2014 yang beralamatkan di Jl.

Kapten Haryadi, Dusun Lojajar, Sleman Sinduharjo, Kabupaten

Sleman Daerah Istimewa Daerah Yogyakarta. Dan sekarang

perusahaan tersebut sudah berpindah tempat dan berlamatkan di Jl.

Gito Gati, Kamdanen, Sariharjo, Ngaglik Sleman Daerah Istimewa

Yogyakarta. Pada awalnya beliau hanya mencoba coba buka toko

distro bersama teman kuliahnya, serta sambil menerima orderan kaos

sablon, dan akhirnya beliau memutuskan untuk produksi kaos sendiri

dengan modal utama nya yaitu hanya uang dengan jumlah

Rp. 300.000-,

Sedangkan nama Jimis Not Dead sendiri itu adalah nama gitaris yang

melegenda yang bernama Jimi’s Hendrix dan kata Not Dead ini berarti

membuat pemilik serta karyawannya semangat untuk berkerja dan

perusahaan Jimi’s Not Dead, dan agar tidak mudah menyerah saat

mengalami kesulitan.
2. Kepegawaian

a. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja di perusahaan Jimi’s Not Dead saat ini

berjumlah 8 perkerja. Misalnya orderan kaos menumpuk lalu

jahitan kaos tersebut akan diburuhkan ke mitra kerja yang sudah

menjalin kerjasama.

Rincian jumlah pegawai per divisi sebagai berikut :

No. Jenis Divisi Jumlah

1. Divisi owner 1

2. Divisi sablon 2

3. Divisi jahit 2

4. Divisi quality control 1

5. Divisi desain dan komputer 1

6. Divisi administrasi 1

7. Divisi pemotongan kain 1

Gambar tabel II-1, kepegawaian


b. Pembagian Jam Kerja di Perusahaan Jimi’s Not Dead

Hari Jam Kegiatan

08.00 – 12.00 Aktif kerja

Senin – Sabtu 12.00 – 13.00 Istirahat

13.00 – 17.00 Aktif kerja

kembali

Minggu dan libur

nasional - LIBUR

Gambar II – 2 Tabel Pembagian jam kerja

3. Sistem Pengupahan dan Tunjangan Sosial

a. Sistem Pengupahan

Perusahaan Jimi’s Not Dead senantiasa mengacu pada Upah

Minimum Regional (UMR) untukl sistem pengupahan di

perusahaan Jimi’s Not Dead merupakan sistem pengupahan

borongan, yaitu upah yang sesuai dengan jumlah produk yang

dihasilkan oleh karyawannya.

b. Tunjangan Sosial

Perusahaan jimis not dead juga memberikan beberapa macam

tunjangan kepada karyawannya.


Tunjangan tersebut berupa :

1.) Tunjangan Sosial

Tunjangan yang diberikan untuk pegawai yang sakit atau

tertimpa musibah

2.) Tunjangan Hari Raya

Para karyawan mendapat mendapat tunjangan hari raya ketika

mendekati Hari Raya Idul Fitri ataupun Idul Adha sekitar 2

sampai 1 hari sebelum lebaran.

4. Produksi dan Pemasaran

a. Produksi

Jimis Not Dead Clothing ini memproduksi berbagai macam produk

sablon seperti kaos, hoodie, pollo, bahkan kemeja. Selain sablon

disini juga menerima produk aplikasi bordir .

Bahan yang sering dipakai untuk pembuatan produk tersebut

adalah :

1. Produk  Kaos

oblong

dan

 Hoodie

 Pollo

shirt

 Kemeja
2. Bahan  Cotton

combad

( 20s,

24s, 30s

dll )

 Dry fit

 Cotton

flich

 Baby

terry

 America

n drill

 Nagata

drill

 Lacoste

 Polyester

 Corded

& TC

combed

3. Pasta / bahan sablon  Rubber B

 Plastisol
 Plastisol

HD

 Ruster /

Sparasi

 Super

white

 Discharg

4. Zat warna  Tinta

Glow in

the dark

 Tinta GL

 Tinta DK

 Tinta

extra

 Tinta

Foaming

Gambar tabel II-3, bahan yang dipakai untuk membuat produk

Ada beberapa toko kaos, kain, dan sablon yang menyediakan

bahan baku tersebut diantara nya yaitu, Toko Anugerah Victoritex,

Dominica Sablon, Sakura Tekstil, Wijaya Sablon dll.

b. Pemasaran
Jimi’s Not Dead merupakan perusahaan yang memproduksi

produknya berdasarkan pesanan atau order dari agen agen distro

maupaun pembeli yang langsung datang ke showroom Jimis Not

Dead yang beralamatkan di Jl. Gito Gati, Kamdanen, Sariharjo,

Ngaglik, Daerah Istimewa Yogyakarta. Atau bisa dicari melalui

website www.jimisnotdead.com dan untuk membeli hasil produk

yang telah ditawarkan.

Jimi’s Not Dead sudah sering mengerjakan order dari distro besar,

seperti : Hollow, Aniberry, Rustler, Indonesia Bertauhid, dan

beberapa instansi pemerintah yang ada di indonesia. Jimi’s

menggunakan media online untuk media pemasaran, langkah ini

banyak dipilih karena sangat efektif dan mudah diketahui orang

banyak.

Beberapa alamat online milik Jimi’s Not Dead antara lain :

No. Jenis Sosial Media Website

1. Instagram Jimisnotdead.apparel

2. Instagram Jimisnotdead.squad

3. Website www.jimisnotdead.com

Gambar tabel II-4, Pemasaran / Media social


BAB II

PROSES PRODUKSI SABLON KAOS PERUSAHAAN JIMI’S NOT

DEAD CLOTHING YOGYAKARTA

Cetak saring adalah suatu teknik proses sablon yang menggunakan layar

(screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya berbahan dasar nylon atau

sutra (Silk screen).

Layar ini kemudian diberi pola yang berasal dari negative desain yang dibuat

sebelumnya di kertas HVS atau kertas kalkir.

Kain ini lalu direntangkan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan

yang datar. Setelah fotoresis dan disinari maka harus disiram air atau disemprot

air agar pola / desain dapat terlihat, lalu akan terbentuk bagian – bagian yang

bisa dilalui tinta sablon atau tidak.

Cetak saring ini sering disebut juga dengan Sablon. Biasanya digunakan

untuk mencetak gambar dimensi datar seperti kain.Tekinik sablon sering

digunakan di perusahaan konveksi


Perusahaan Jimi’s Not Dead adalah salah satu perusahaan yang

memproduksi sablon kaos, kemeja, jaket, hoodie, dan jersey baseball.

Flow proses pembuatan produksi perusahaan sablon kaos Jimi’s Not

DeadClothing Yogyakarta

MEMBUAT DESAIN

PERSIAPAN KAIN

CETAK DESAIN

AFDRUK SCREEN

PENYABLONAN

PENGEPRESAN
PENJAHITAN

1. Membuat Desain PENYELESAIAN AKHIR

Membuat desain yaitu unsur paling utama karena desain adalah suatu

proses awalan membuat sketsa atau rancangan suatu produk yang akan

dibuat. Proses yang dilakukan pada tahapan pembuatan desain kepada

operator perusahaan sebagi berikut :

a. Penerimaan Desain

Konsumen memberikan desain kepada operator perusahaan, baik

yang sudah dalam bentuk vektor / siap print, maupaun yang belum

siap.

b. Pengolahan Desain

Pengolahan desain atau Redrawing dilakukan jika desain yangb

diterima belum siap print. Dalam tahapan ini juga adalah proses

dimana desain dirapikan agar lebih bagus. Software yang

digunakan secara umum adalah CorelDraw. Sedangkan Photoshop

adalah pembantu untuk desain desain Bitmap.

2. Persiapan Kain

Untuk persiapan kain, perusahaan Jimis not dead menyesuaikan

keinginan konsumen. Bahan yang digunakan yaitu Cotton combad

( 24s, 20s, 30s, dst ), drefit, cotton flist, TC combed, polyester,


lacos, carded, lotto, beby terry, drill, dan masih banyak yang

lainnya.

3. Cetak Desain

Suatu kegiatan mencetak desain diapositif yang telah siap print. Di

perusahaan Jimis Not Dead biasanya menggunakan print A4 untuk

desain, namun terkadang juga menggunakan print laser agar

gambar – gambar yang dicetak terlihat lebih bagus. Sebelum

dicetak, ubah gambar menjadi film diapositif dan pemberian

outline untuk sablonan yang warna nya menumpuk,

Pemberian outline diberikan untuk pertama, hal ini bertujuan untuk

mengurangi terjadinya kemelesetan gambar.

4. Afdruk Screen

Proses afdruk adalah proses Photokimia artinya proses kimiawi

dari bahan peka cahaya maka akan terjadi / menghasilkan efek

stensil atau lubang pada gambar. Melalui lubang inilah nantinya

tinta akan turun dan menempel pada permukaan kain.

Berikut adalah alat dan bahan untuk proses mengafdruk :

a. Alat – alat untuk mengafdruk screen :

1.) Screen bersih, untuk tempat melekatkan obat afdruk

yang akan dijadikan film.


2.) Alat pengoles ( kartu perdana/ penggaris mika ) untuk

mengoles dan meratan obat afdruk.

3.) Meja afdruk untuk tempat pengafdrukan film.

4.) Pemberat ( batu/ besi ) untuk memberikan tekanan agar

film terafdruk sempurna.

5.) Pengering obat screen, kipas / hairdryer / hotgun, untuk

mengeringkan afdruk an

6.) Kaca atau Triplek, untuk menyeimbangkan tekanan dari

pemberat.

7.) Semprotan air, untuk menyemprotkan air dalam

pelubangan screen.

b. Bahan – bahan yang digunakan untuk mneg afdruk Screen :

1.) Sensitizer dan emulsi ( menggunakan merk Afisol dan

Photoxol )

2.) Air

3.) Cairan Hardner ( penguat screen )

c. Proses pengerjaan membuat Afdruk Screen

Proses afdruk yaitu proses photokimia artinya proses kimiawi

dari bahan peka cahaya dan akan menghasilkan efek stencil.

Setelah semua alat dan bahan tadi sudah siap, maka proses

afdruk siap dimulai dengan tahapan – tahapan sebagai berikut :


1.) Menyiapkan screen bersih kemudian olesi screen dengan

obat afdruk secara merata menggunakan penggaris mika

atau kartu perdana yang sudah tidak terpakai.

2.) Menyiapkan print out desain film diapositif, kemudia olesi

kertas tersebut dengan minyak goreng hingga merata

sampai tidak ada sisa gelembung di desain / film diapositif

tersebut dan agar tidak tembus pandang.

3.) Menyiapkan screen yang sudah diolesi dengaan obat

Afdruk yang sudah kering, lalu tumpangkan diatas gambar

atau desain diapositif

4.) Kemudian pemberian busa dan kaca, timpa dengan

pemberat ( besi ataupun batu ) guna nya sebagai

penyeimbang agar gambar bisa ter afdruk dengan baik

5.) Menyalakan lampu meja afdruk lalu tunggu dengan kisaran

waktu 8 menit

6.) Setelah 8 menit, mematikan lampu, kemudian mengangkat

screen untuk dibersihkan menggunakan air

7.) Menyemprot film diapositif yang sudah di afdruk

menggunakan semprotan air agar berlubang di bagian

desain yang akan dilalui obat sablon

8.) Mengeringkan screen dibawah sinar matahari hingga benar

– benar kering
9.) Setelah kering, kemudian memberi cairan penguat screen

atau Hardner secara merata, cara ini bertujuan untuk

menguatkan screen ketika akan disablon

5. Penyablonan

Penyablonan adalah proses pembuatan sablon sesuai dengan cara

menuangkan pewarna atau pasta sablon pada screen kemudian di

sapu atau digesut menggunakan rakel.

Berikut adalah nama alat dan bahan berserta fungsi nya serta

proses penyablonan pembuatan produksi kaos di Perusahaan

Jimis’s Not Dead Clothing.

a. Alat – alat untuk menyablon :

1.) Screen yang telah melewati proses afdruk, screen berguna

untuk mengantarkan tinta sablon ke objek

2.) Rakel , untuk menyapu atau menggesut pasta sablon

3.) Meja sablon, meja khusus yang digunakan untuk

menyablon

4.) Triplek, untuk alas kaos yang akan di sablon

b. Bahan – bahan yang digunakan untuk menyablon :

1.) Media sablon ( kaos, hoodie, totebag dll )

2.) Pewarna sablon ( Rubber B, Plastisol dll)


3.) Lem kayu untuk merekatkan kain atau kaos ke triplek

4.) Hot gun untuk mengeringkan sablonan

5.) M 3, untuk membersihkan sisa sisa obat sablon yang sudah

mongering

6.) Air, untuk mencuci screen yang sudah tidak terpakai

c. Proses penyablonan

a.) Menyiapkan kain atau kaos dan triplek yang sudah dilapisi

lem, lalu menempelkan kaos tersebut diatas triplek

b.) Menyiapkan dan mensetting meja sablon dengan screen

agar ketika proses penyablonan objek yang disablon pas

dan tidak reject atau gagal

c.) Setelah proses setting, meletakkan triplek tersebut diatas

meja sablon dan atur hingga pas dengan screen

d.) Setelah semuanya sudah siap kemudian meletakan obat

sablon atau Rubber yang akan digunakan ( warna sesuai

selera ), setelah itu mulai proses penggesutan obat sablon.

Lakukan penggesutan selama tiga kali agar mendapat hasil

sablon yang maksimal

e.) Setelah penggesutan kemudian menyiapkan Hot gun untuk

mengeringkan sablonan

6. Pengepresan
Proses pengepressan yaitu proses fiksasi yang bertujuan untuk

menghaluskan sablonan, cara pengepressan yaitu menggunakan

alat press dan mengatur suhu serta timer atau lama waktu ketika

melakukan heat press pada baju. Suhu untuk heat press Polyflex

yaitu 195 derajat celcius dan waktu pengepressannya 11 detik,

untuk heat press Rubber biasa menggunakan suhu 130 derajat

celcius dengan waktu 12 – 15 detik, sedangkan heat press untuk

Plastisol menggunakan suhu 150 derajat celcius dengan waktu 25

detik.

7. Penjahitan

Prosespenjahitan yaitu proses menyambung kain menggunakan

jarum jahit, benang jahit dan mesin jahit.

Penjahitan sendiri dilakukan setelah proses penyablonan, untuk

mesin jahit yang dipakai untuk menjahit kaos yaitu ada 4 mesin

yang digunakan, diantara nya :

a. Mesin jahit overdeck : mesin jahit yang menutup sempurna

diatas permukaan kain

b. Mesin jahit obras : mesin jahit yang berfungsi merapikan

jahitan

c. Mesin jahit rantai :mesin jahit yang berfungsi menghasilkan

jahitan rantai dua baris dan merapikan bahu atas yang

menghubungkan kerah dengan lengan atas


d. Mesin jahit Single Needle : yaitu mesin jahit yang berfungsi

untuk memperkuat jahitan

8. Penyelesaian Akhir

Kaos yang sudah jadi lalu masuk ke tahap akhir yaitu penyelesaian akhir

, proses penyelesaian akhir yaitu proses melipat baju dan kemudian

dimasukan ke plastik khusus untuk kaos.

BAB III

PROSES PEMBUATAN PRODUK INDIVIDU

MEMBUAT PRODUK SABLON MENGGUNAKAN KAOS JADI DAN

MEMBUAT PRODUK BATIK TULIS

A. Proses Pembuatan Sablon atau Cetak Saring dengan Media kaos jadi

Cetak saring adalah salah satu teknik sablon yang menggunakan layar (

screen ), dengan kerapatan tertentu dan umumnya berbahan dasar Nylon

atau Sutra ( Silk Screen ), layar di kertas HVS atau kalkir. Kain sutra dan

nylon tersebut direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil

cetakannya yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari maka harus

dicuci dengan air agar pola terlihat lalu akan terlihat bagian – bagian pola

yang akan dilalui oleh obat sablon. Proses pengerjaannya adalah dengan

cara menuangkan tinta atau pasta sablon diatas layar dan kemudian digesut
menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet, satu layar lebih sering

digunakan untuk satu warna,

Cetak saring atau sablon ini juga sering digunakan untuk mencetak gambar

didimensi datar, seperti kain. Teknik sablon ini sering digunakan di berbagai

konveksi maupun distro.

Pembuatan produk individu ini adalah tugas pokok siswa yang diberikan

untuk membuat suatu karya siswa setelah menjalankan prakerin di industry

nya masing – masing .

Berikut flow proses pembuatan produk individu sablon kaos dengan media

kaos jadi :

Membuat Desain

Pengafdrukan Screen

Heat Press

Penyelesaian Akhir
1. Membuat desain

Tahapan membuat desain yaitu tahapan pertama yang dilakukan untuk

awalan membuat pola pada screen sablon yang dibuat menggunakan

CorelDraw lalu di print menggunakan kertas HVS A4. Alat dan bahan

yang dibutuhkan dalam membuat desain yaitu ;

a. Alat – alat untuk membuat desain :

1.) Computer :

2.) Satu set alat Printer :

b. Bahan untuk membuat desain :

1.) Tinta hitam printer

2.) Kertas HVS A4

Proses pembuatan desain kaos sablon dengan media jadi sebagai

berikut :

1.) Mulai membuat desain yang bertulisan PASSKATEKS

menggunakan CorelDraw, setelah itu mengubah desain tersebut


menjadi film diapositif atau system pecah warna dengan

menggunakan warna utama yaitu, Black 100% agar hasil

cetakan maksimal, dan kemudian dmenggunakan kertas HVS

A4.

Gambar III – 1 Proses Pembuatan desain

2.) Setelah proses mendesain selesai tahap selanjutnya yaitu print

out desain yang telah dibuat menjadi film diapositif

2. Mengafdruk screen

Afdruk screen adalah proses Photokimia, artinya proses

kimiawi dari bahan peka cahaya maka akan terjadi efek stencil

( lubang bergambar ). Melalui lubang inilah nantinya tinta

sablon akan menempel pada permukaan kain.

Berikut adalah fungsi alat bahan dan cara pengerjaan Afdruk

screen :

a. Alat – alat yang digunakan untuk meng afdruk screen

berserta fungsinya :

1.) Screen bersih, untuk tempat melekatkan obat afdruk

yang akan dijadikan film


Gambar III – 2 Screen bersih

2.) Alat pengoles ( kartu perdana atau penggaris mika ),

untuk mengoles dan meratakan obat afdruk

Gambar III – 3 kartu perdana pengoles obat afdruk

3.) Meja afdruk , untuk tempat pengafdrukan film

4.) Pemberat ( batu / besi ), untuk memberi tekanan agar

film terafdruk sempurna.

5.) Pengering obat screen ( kipas/ hairdryer/hotgun),

berfungsi untuk mengeringkan obat afdruk pada screen


Gambar III – 4 Hot gun pengering obat afdruk

6.) Kaca / triplek, yang berfungsi untuk penyeimbang

tekanan dari pemberat .

7.) Semprotan air, berfungsi untuk menyemprotkan air

dalam pelubangan screen.

Gambar III – 5 semprotan air

b. Bahan – bahan untuk afdruk screen

1.) Sensitizer dan Emulsi, menggunakan merk Afisol

ataupun Photoxol, menggunakan merk ini supaya hasil

photokimia atau peng afdrukan menjadi lebih bagus dan

maksimal
Gambar III – 6 Obat Afdruk

2.) Air , berfungsi untuk membersihkan screen setelah

pengafdrukan selesai

3.) Cairan Hardener, cairan ini berfungsi untuk

menguatkan screen agar ketika proses penyablonan

mendapat hasil yang maksimal

Gambar III – 7 Hardener


4.) Minyak goreng, berfungsi untuk membuat kertas

diapositif tembus pandang.

c. Proses pengerjaan Afdruk screen

Setelah semua alat dan bahan tadi sudah siap maka proses

afdruk siap dimulai dengan tahapan – tahapan sebagai

berikut :

1.) Menyiapkan print out desain, kemudian letakan print

out desain diatas meja afdruk lalu mengolesi kertas

desain tersebut menggunakan minyak goreng agar

tembus pandang

Gambar III – 8 Pengolesan desain dengan minyak goreng

2.) Menyiapkan screen yang sudah di afdruk, kemudian

menumpangkan screen diatas desain diapositif dengan

ukuran yang pas


Gambar III – 9 tumpang screen

3.) Setelah itu memberi busa diatas screen dan triplek

kemudian ditimpa dengan pemberat. Tujuannya agar

gambar bisa terafdruk dengan baik.

4.) Menyalakan lampu meja afdruk dan tunggu hingga 6 –

10 menit

Gambar III – 10 Pengafdrukan

5.) Setelah di afdruk selama 6 – 10 menit, kemudian

matikan lampu, angkat screen lalu menyiram screen

menggunakan air bersih hingga obat afdruk

menghilang. Setelah itu semprot bagian gambar atau

desain agar menghasilkan lubang yang sesuai dengan

desain.
Gambar III – 11 Penyemprotan screen

6.) Mengeringkaan screen dibawah sinar matahari hingga

benar – benar kering

7.) Setelah kering, mengolesi screen dengan cairan

hardener atau penguat screen

Gambar III – 12 cairan hardner

3. Penyablonan

Penyablonan adalah proses pembuatan sablon yang sesuai dengan

cara menuangkan pewarna atau pasta sablon pada screen kemudian

disapu atau digesut menggunakan rakel.

Berikut adalah fungsi alat bahan dan proses penyablonan :

a. Alat – alat untuk menyablon :

1.) Screen, yang telah melewati proses afdruk

2.) Rakel, untuk menggesut pasta sablon


Gambar III – 12 Rakel

3.) Meja sablon, meja untuk menyablon

Gambar III – 13 meja sablon

4.) Triplek , untuk alas kaos yang akan disablon

5.) Isolatip , untuk menutupi bagian yang berlubang dan bagian

pinggir screen

b. Bahan – bahan yang digunakan untuk menyablon

1.) Media sablon yaitu kaos yang akan disablon

2.) Pasta sablon menggunakan pasta sablon rubber b

3.) Air, berfungsi untuk membersihkan screen setelah

penyablonan
4.) M 3, berfungsi untuk menghilangkan pasta sablon yang

sudah mengering dibagian screen maupun rakel

Gambar III – 14 M3

c. penyablonan kaos

Proses penyablonan kaos adalah proses menuangkan pasta atau warna

sablon ke atas screen lalu digesut menggunakan rakel.

Berikut adalah tahapan dan cara menyablon kaos :

1.) Menyiapkan screen yang akan digunakan lalu berilah isolatip

pada bagian pinggir screen guna menghindari kebocoran screen

saat digunakan
Gambar III – 15 memasang isolatip

2.) Setelah itu memasangkan screen pada engsel meja sablon agar

screen dan sablonan bisa persisi sesuai desain

Gambar III – 16 memasang screen pada engsel

3.) Menyiapkan pasta warna sablon rubber yang warna nya sesuai

dengan desain yang kita buat

Gambar III – 17 Menyiapkan pasta warna sablon


4.) Setelah itu menyiapkan kaos yang telah dijahit, pasangkan kaos

pada triplek yang telah diberi lem kayu. Dan memastikan bahwa

kaos tidak reject ataupun cacat

Gambar III – 18 Menempelkan kaos pada triplek

5.) Setelah menempelkan kaos pada triplek kemudian meletakkan

triplek tersebut di meja sablon hingga pas agar hasil sablonan

tidak cacat ketika penggesutan

6.) Setelah itu melakukan penyablonan dengan menggunakan pasta

warna pertama yaitu warna hitam, gesut menggunakan rakel

secara merata dengan posisi rakel tegak lurus agar sablonan tidak

meluber, melakaukan penggesutan hingga tiga kali supaya

meghasilkan sablonan yang bagus


Gambar III – 19 Proses penggesutan warna

7.) Setelah penggesutan warna yang pertama selanjutnya

penyablonan warna yang kedua yaitu warnha merahdengan cara

mengganti screen yang mempunyai desain tulisan tersebut dengan

warna yang sama yitu biru tua. Gesut menggunakan rakel

sebanyak tiga kali supaya hasil lebih maksimal

8.) Proses selanjutnya melakukan pewarnaan ke tiga yaitu kuning,

lakukan langkah ketiga sesuai dengan langkah menyablon warna

sebelumnya

4. Heat press

Heat press yaitu alat fiksasi sablon yang berfungsi untuk menghaluskan

dan memperkuat sablonan agar tidak mudah mengelupas ataupun luntur

dan diatur dengan suhu tertentu sesuai dengan jenis – jenis sablonannya.

Berikut adalah langkah – langkah pengepressan :

a. Menyiapkan alat press dan mengatur suhu panasnya menjadi 125 –

130 derajat celcius dan atur waktu pengepressan yaitu 5 – 7 detik

b. Menyiapkan baju yang sudah disablon kemudian meletakkan baju

tersebut kedalam alat press dengan posisi yang pas


c. Setelah itu mulai menekan mesin press dan tunggu sampai 5 – 7

detik sehingga sablonan menjadi halus, setelah itu mengangkat baju

yang sudah di press untuk masuk ke tahap selanjutnya.

Gambar III – 20 Pengepressan

5. Penyelesaian Akhir

Proses penyelesaian akhir yaitu proses sortir yang bertujuan untuk

menghindari barang yang reject atau gagal.

Berikut proses penyelesaian akhir, diantaranya :

a. Mulai membersihkan sisa – sisa benang yang masi menempel pada

baju.

Gambar III – 21 Menghilangkan sisa benanag pada kaos


b. Kemudian menyetrika kaos tersebut hingga rapi.

c. Setelah menyetrika lalu melipat kaos tersebut dengan rapi setelah

itu masukan kedalam plastik khusus untuk packing kaos.

Gambar III – 22 Proses memasukan kaos kedalam plastik

B. Proses pembuatan batik cap

Batik cap adalah proses membatik dengan menggunakan alat

canting cap yang dilakukan dengan cara berulang- ulang sesuai dengan

desain yang dibuat agar membentuk sebuah motif yang diinginkan batik

cap sendiri yaitu suatu jenis proses produksi batik yang menggunakan

canting cap sendiri memiliki bentuk yang mirip seperti stempel hanya

bahanya terbuat dari tembaga dan mempunyai dimensi yang lebih besar,

rata- rata canting cap tersebut berukuran 20x20 cm


Flow proses pembuatan batik cap

PERSIAPAN KAIN

PENGECAPAN

PEWARNAAN 1

NYUMIK’I

PEWARNAAN 2

PEWARNAAN 2

PELORODAN

PENYELESAIAN AKHIR
A. Persiapan kain

Secara garis besar proses persiapan meliputi menyiapkan alat dan bahan

untuk membuat motif, memotong dan mengukur kain. Sebelum

melakukan, kain terlebih dahulu di ukur kemudian dipotong sesuai dengan

ukuran

B. Pengecapan

Pengecapan yaitu pelekatan malam pada permukaan kain untuk

membentuk motif dengan menggunakan canting cap. Prosesnya hamper

sama dengan menyetempel, yang mana malam sebagai tinta canting,

canting cap sebagai stempel, kain sebagai kertas, dan meja cap sebagai

alasnya.

1. Alat dan bahan yang digunakan :

a. Alat :

1.) Canting cap untuk mengecap

2.) Meja cap untuk alas kain

3.) Kompor untuk memanaskan malam

4.) Wajan untuk meletakan malam yang dicairkan

b. Bahan :

1.) Kain sebagai bahan utama

2.) Malam popokan sebagai bahan perintang zat warna dalam batik

3.) Gas sebagai bahan kompor

2. Cara kerja

a. Menyiapkan alat dan bahan


b.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktek kerja industry di Yogyakarta selama ± 3

bulan, penyusun atau penulis mendapat pengalaman dalam :

1. Perusahaan Jimi’s Not Dead adalah perusahaan yang memproduksi kaos

sablon,kaos bordir,kemeja,jaket sablon

2. Cara pemasaran perusahaan Jimi’s Not Dead menggunakan aplikasi

online dan sosial media

3. Dalam pembelajaran di sekolah dengan di tempat industri berbeda,jika

di tempat industri siswa mendapatkan materi yang lebih detail

4. Peralatan praktek di sekolah kurang memadahi

B. Saran

1. Sebaiknya tempat perusahaan berada di tempat yang lebih

strategis/dekat dengan keramaian


2. Sebaiknya fasilitas praktek di sekolah lebih dilengkapkan

3. Sebaiknya dalam memberikan informasi lebih jelas dan tidak

mendadak

Demikian laporan ini kami baut, apabila penulis mempunyai

kesalahan selama penyusunan laporan ini mohon maaf yang sebesar-

besarnya.

Anda mungkin juga menyukai