Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pabrik kelapa sawit merupakan salah satu industri hasil pertanian yang
terpenting di Indonesia. Kelahiran perkebunan kelapa sawit di Indonesia
dirintis oleh Andrian Hallet (Seorang berkebangsaan Belgia yang telah
belajar tentang kelapa sawit di Afrika) pada tahun 1911. Perkebunan kelapa
sawitnya di Sungai Liput (Aceh) dan di Pulau Radja (Asahan). Sejak ini
Indonesia dikenal sebagai produsen kalapa sawit. Pada saat itu, luas
perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 170.000 hektar. Walaupun
kelapa sawit bukan tanaman asli tetapi produk olahannya yaitu berupa
minyak kalapa sawit telah menjadi salah satu komuniti perkebunan yang
handal.
Industri pengolahan kelapa sawit merupakan industri hulu yang sangat
penting. Industri makanan, kosmetik, sabun dan cat merupakan industri yang
menggunakan bahan dasar kelapa sawit. Bahkan akhir-akhir ini ada upaya
penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar
alternatif. Kondisi ini memacu perkembangan industri pengolahan kelapa
sawit, baik kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Hal ini sejalan dengan
semakin meningkatnya luas areal perkebunan kelapa sawit. Komoditi minyak
sawit merupakan salah satu dari 13 jenis minyak nabati dunia dan menurut
World Oil (1995) secara keseluruhan produksi dan konsumsi minyak nabati
dunia pada abad 21 perlu harus dikaji dan dikembangkan untuk upaya
peningkatan efesiensi pada setiap sub sistem agribisnis pengolahan Tandan
Buah Segar (TBS) menjadi minyak sawit (CPO) yang merupakan salah satu
agribisnis yang sangat menentukan kemampuan daya saing pemasaran
minyak dan kernel sawit. Kebijakan pemerintah dalam hal menggunakan
pembangunan Perkebunan Rakyat atau Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
sehingga di dukung dan ditunjang oleh perkebunan besar.

1
1.2. Tujuan PKL
1.2.1. Tujuan Umum :
Tujuan umum dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

Menyelesaikan salah satu tugas sebagai syarat untuk memenuhi atau


mengikuti kurikulum Jurusan Teknik Mesin, Prodi D-III Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang
Teknik Mesin sehingga dapat menetapkan dan membandingkan antara
ilmu teoritis yang diperoleh dibangku kuliah dengan proses yang
terjadi dilapangan.
2. Menambah kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan
mereka yang berasal dari tingkatan sosial yang beragam khususnya
dilingkungan industri.
3. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri dilapangan dan
menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan pekerjaan yang nanti akan
ditekuni oleh para lulusan.
4. Mahasiswa dapat membuat laporan “PKL” dengan baik sesuai dengan
tatacara penulisan ilmiah.
5. Menambah wawasan mahasiswa mengenai kerja manajemen
Industri/Instansi.

1.2.2. Tujuan Khusus :


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam laporan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui pengoperasian boiler, pengawasan, dan perawatan pada
boiler.
2. Mengetahui penyebab kerusakan pada pipa superheater dan
menganalisanya.
3. Mengetahui pentingnya safety valve pada boiler.

2
1.3. Profil Perusahaan
1.3.1. Sejarah Perusahaan
Untuk meningkatkan volume ekspor di luar minyak dan gas bumi, sub
sector perkebunan mempunyai peranan penting. Kegiatan perkebunan yang
dilaksanakan pemerintah dengan dukungan pihak swasta pada prinsipnya
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mengarah
kepada tercapainya masyarakat yang adil dan makmur
PMKS PT SISIRAU adalah salah satu Badan Usaha Swasta yang bergerak
dalam bidang usaha pengolahan minyak kelapa sawit (CPO). Pada awal
perencanaan PT.SISIRAU mengusahakan proyek pembangunannya diatas
lahan 20 Ha berdasarkan surat kesepakatan bersama antara PT.SISIRAU
dengan PT. Desa Jaya pada tanggal 6 juni 1997 yang diperkuat adanya surat
keputusan kantor pertahanan Kabupaten Aceh Timur No.
15/IL.I/BPN/ATIM/1997 tentang pemberian izin lokasi untuk
pembangunan PMKS.
Guna berpartisipasi dalam program tersebut, PT. Sisirau berencana
mengusahakan proyek pabrik pengolahan pabrik di atas lahan seluas 20 Ha
berdasarkan Surat Kesepakatan Bersama antara PT. Sisirau dengan PT.
Desa jaya tanggal 23 juni 1999 yang diperkuat oleh adanya Surat Kantor
Pertanahan Kabupaten Aceh Timur No: 15/IL.I/BPN/ATIM/1997 tentang
pemberian izin lokasi untuk pembangunan pabrik kelapa sawit. Pabrik
kelapa sawit akan dibangun dengan kapasitas 30 ton TBS/jam. Pada saat
studi ini dilaksanakan kegiatan yang dilaksanakan pada tahap konstruksi
yaitu pematang lahan.
Sumber bahan baku kelapa sawit diambil dari kebun sendiri dengan luas
3.169 Ha dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS
6.000 Ha dilakukan kerjasama dengan PT.Semadam yang mempunyai luas
kebun 3.550 Ha yang berjarak 10 Km.

3
Gambar 1.1. Pabrik PMKS PT.Sisirau Alur Gantung Aceh Tamiang

Sumber bahan baku kelapa sawit diambil dari kebun sendiri dengan luas
3.169 Ha dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS
6.000 Ha dilakukan kerjasama dengan PT.Semadam yang mempunyai luas
kebun 3.550 Ha yang berjarak 10 Km.

1.3.2. Data Umum Perusahaan


Data umum perusahaan
a. Nama Perusahaan : PT. Sisirau.
b. Jenis Badan Hukum : PT. (Perseroan Terbatas).
c. Nama Pemilik : Joefly I Bahroeny.
d. Tanggal pendirian /pembagunan : 03 Oktober 1991.
e. Alamat Perusahaan : Kampung Sidodadi, Kec. Kejuruan
Muda, Kab. Aceh Tamiang.
f. Alamat Kantor : Jl.Putri Hijau Dalam No. 4C-G
Medan 20111.
g. No Telpon : 061 – 4144777
h. No Fax : 061 – 4576300

4
i. Website : www.ibrispalm.co.id
j. Status Pemodalan : PMDN
k. Bidang Usaha : Perkebunan dan Pengolahan Kelapa
Sawit.
l. Barang/ Jasa Dagang Utama : Minyak Kelapa Sawit dan Kernel.
m. NPWP : 01.540.095.5 – 105.001.
n. No TDP : 011911500179.
o. Tanggal Dikeluarkan : 06 Juni 2012 s/d 06 Juni 2017.
p. Jenis Izin Usaha yang dimiliki
a. Jenis Izin : SIUP.
b. Instansi Pemberi Izin : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Satu Pintu dan Penanaman Modal
Aceh Tamiang.
c. No Izin : 503/ KP2TSP – SIUP/ )187/ 2012.
d. Tanggal Dikeluarkan : 06 Juni 2012 s/d 06 Juni 2017.

q. Izin Usaha Yang Dimiliki


a. Jenis Izin : SITU.
b. Instansi Pemberi Izin : Kantor Pelayanan PerizinanTerpadu
Satu Pintu dan Penanaman Modal
Aceh Tamiang.

c. No Izin : 503/ KP2TSP – PM/ SITU/ 0254/


2015.
d. Tanggal Dikeluarkan : 12 Mei 2015 s/d 04 Mei 2016.

5
1.3.3. Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai suatu perencanaan
dan integrasi dari aliran komponen suatu produk untuk mendapatkan
interelasi yang paling efektif dan paling ekonomis antara pekerja, peralatan
dan pemindahan bahan-bahan mulai dari bagian penerimaan sampai
pengolahan dan akhirnya pengiriman produk jadi.

1.3.4. Organisasi Perusahaan


Untuk menjalankan kegiatannya, PMKS PT. Sisirau menggunakan
struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat
batasan-batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab serta nama-nama
dari setiap personil dalam organisasi tersebut.

Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan


koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing pegawai
mengetahui dengan jelas dari mana mendapatkan perintah dan kepada siapa
harus bertanggung jawab atas hasil kerjanya.

Struktur organisasi yang dipergunakan oleh PMKS PT. Sisirau


adalah struktur organisasi garis (hubungan lini atau komando). Pimpinan
tertinggi dipegang oleh seorang Manager dan dibantu oleh beberapa Staf
pimpinan dan karyawan yang didalamnya telah terlihat batasan-batasan
tugas dan tanggung jawab dari setiap bidang pekerjaan tersebut. Struktur
organisasi dari PMKS PT. Sisirau dapat dilihat pada lampiran.

1.3.5. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab dari berbagai jabatan yang terdapat dalam
struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

6
A. Manager
Tanggung jawab Manager yaitu :
a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional dalam mencapai
target produksi yang maksimal dan menekan cost serendah mungkin,
memenuhi target TBS yang masuk ke PKS setiap harinya dan
mendapatkan hasil CPO-PK yang sesuai anggaran tahunan serta
dengan mutu yang baik.
b. Memastikan implementasi ISPO dan standard lainnya berjalan dengan
baik.

Tugas Manager yaitu :


a. Memastikan dan menjamin kapasitas PKS sesuai target yang ditentukan
dan hasil produk bermutu baik.
b. Memastikan dan mengontrol pelaksanaan dalam perawatan dan
perbaikan mesin-mesin produksi serta memastikan peralatan kerjanya
dapat memenuhi syarat K3 di PKS.
c. Memberikan bimbingan kepada karyawan agar tidak terjadi kecelakaan
kerja.
d. Menjalin hubungan baik dengan pihak internal maupun pemerintah
setempat dan seluruh komponen masyarakat.
e. Membuat budget dan cost produksi di unit kerjanya serta memastikan
cost tidak melebihi budget.
f. Memastikan hasil olahan PKS dapat tercapai melebihi target dengan
mutu baik.
g. Bertanggungjawab atas kenyamanan dan keamanan lingkungan
kerjanya (maintenance dan housekeeping).
h. Menjamin dan memastikan bahwa semua program sertifikasi (ISPO dan
sistem manajemen lainnya) dapat berjalan sesuai dengan target yang
telah ditentukan.
i. Bertanggungjawab atas kinerja bawahannya.
j. Lain – lain sesuai instruksi atasan langsung.

7
B. Asisten Kepala
Tanggung Jawab Asisten Kepala :
a. Bertanggung jawab mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan
Operasional khusus departemen proses dengan mengefektifkan Asst
Proses dan Mandor Proses untuk menjalankan proses produksi yang
lancar dengan memaksimalkan hasil produksi (CPO bersertifikasi
ISPO, CPO non sertifikasi ISPO dan PK).
b. Mengawasi pekerja demi kelancaran dan efisiensi proses produksi.
c. Mengontrol segala kerugian dalam batas ketentuan dan
memaksimalkan hasil produksi.
d. Memelihara agar mesin dan pabrik tetap bersih setiap saat.
e. Mengatur pergantian shif pekerja.
f. Menciptakan contoh kepemimpinan yang baik dan pro aktif
g. Bekerjasama dengan asst.maintenance dalam hal perawatan pabrik
h. Mengawasi operasional persediaan air.
i. Bekerjasama dengan asst.QC, karyawan laboratorium,Asst. Proses dan
Asst. Maintenance untuk meningkatkan kontrol atas qualitas.
j. Memastikan bahwa seluruh peralatan dalam kondisi kerja yang baik
k. Memastikan bahwa seluruh peraturan ditaati setiap saat guna
meminimumkan terjadinya kecelakaan kerja.
l. Memastikan adanya multi guna karyawan setiap saat jangan biarkan
karyawan menganggur.
m. Melatih / mentraining operator dalam hal pengoperasian alat produksi
dan teknik mengolah TBS yang baik.
n. Memotivasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum,
membentuk kerjasama yang kuat, rasa bertanggung jawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
o. Lain-lain sesuai instruksi atasan langsung maupun pimpinan
perusahaan

8
Tugas Asisten Kepala yaitu :
a. Bertanggung jawab dalam mengontrol pelaksanaan shift dengan lancar
dan efisien untuk memaksimumkan hasil produksi (CPO dan PK).
b. Bertanggung jawab dalam mengontrol proses produksi dengan lancar
dan efisien.

C. Kepala Tata Usaha ( KTU )


Tanggung jawab Kepala Tata Usaha yaitu :
a. Mengkoordinir dan mengendalikan seluruh aktivitas harian dalam hal
penerapan system administrasi payroll dan Clerk Account.
b. Menjamin kelancaran pengiriman produksi CPO dan Kernel.
c. Memastikan pembayaran gaji karyawan sesuai dan tepat waktu.
d. Memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang kebijakan, peraturan,
prosedur kepada seluruh karyawan.
e. Mengontrol penggunaan dan pelaporan petty cash pabrik.
f. Memastikan keakuratan dan ketepatan pelaporan administrasi pabrik
kepada managemen.

Tugas Kepala Tata Usaha yaitu :


a. Melakukan pengawasan terhadap administrasi logistik, adminstrasi
accounting, Personalia, store, kasir, timbangan dan security.
b. Memastikan keakuratan laporan penerimaan TBS, pengiriman CPO
dan PK.
c. Mengontrol cost dan budget operasional.
d. Mengawasi implementasi procedure administrasi gudang, accounting,
security, logistic dijalankan dengan benar.
e. Mensosialisasikan semua kebijakan dan peraturan perusahaan kepada
karyawan.
f. Mengontrol perizinan perusahaan.
g. Memberikan pembinaan kepada security agar menjalankan tugas
dengan baik.

9
D. Asisten Teknik
Tanggung jawab Asisten Teknik yaitu :
a. Bertugas dan bertanggung jawab serta mendapat wewenang dari
pimpinan, mengawasi dan mengontrol Mandor Maintenance beserta
personil maintenance/electrical, dalam hal pelaksanan pemeliharaan
preventif dan perbaikan-perbaikan mesin, elecrtical sehingga proses
produksi berjalan lancar.
b. Melaksanakan trouble shooting dan meng-up grade pabrik.
c. Menerapkan good engineering practice dalam rangka aspek
pemeliharaan pabrik dan infrastruktur perusahaan.
d. Mengontrol biaya pemeliharaan dan efiensi operasional workshop.
e. Merencanakan, mengawasi dan melaksanakan program pemeliharaan
dan perbaikan dengan job schedule dan maintenance schedule secara
sistematis serta menyimpan data pemeliharaan yang up to date.
Bekerjasama dengan Senior Assistant/ Asst. Proses untuk memastikan
kelancaran operasional pabrik.
f. Memotifasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum
membentuk kerja sama tim yang kuat, rasa bertanggungjawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
g. Memberikan sosialisasi terkait K3 kepada bawahan dan mengawasi
bawahan dalam aplikasi kebijakan, prosedur dan peraturan K3 di
tempat kerja.
h. Lain – lain sesuai intruksi atasan langsung dari pimpinan perusahaan.

Tugas Asisten Teknik yaitu :


a. Melaksanakan perawatan dan perbaikan mesin-mesin, alat produksi dan
fasilitasnya.
b. Mencegah kerusakan dini mesin-mesin dan merawat sesuai schedule
perawatan.
c. Mengawasi kualitas pekerjaan para teknisi bagian maintenance dan
elektrical.

10
E. Asisten Proses

Tanggung Jawab Asisten Proses yaitu :


a. Bertanggung jawab mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan
Operasional khusus departemen proses dengan mengefektifkan
Mandor Proses dan Operator untuk menjalankan proses produksi yang
lancar dengan memaksimalkan hasil produksi (CPO bersertifikasi
ISPO, CPO non sertifikasi ISPO dan PK).
b. Mengawasi pekerja demi kelancaran dan efisiensi proses produksi.
c. Mengontrol segala kerugian dalam batas ketentuan dan
memaksimalkan hasil produksi.
d. Memelihara agar mesin dan pabrik tetap bersih setiap saat.
e. Mengatur pergantian shif pekerja.
f. Menciptakan contoh kepemimpinan yang baik dan pro aktif
g. Bekerjasama dengan asst. maintenance dalam hal perawatan pabrik.
h. Mengawasi operasional persediaan air.
i. Menyediakan laporan absensi harian dan laporan produksi.
j. Bekerjasama dengan asst.QC, laboratorium dan mandor sortasi untuk
meningkatkan kontrol atas qualitas.
k. Memastikan bahwa seluruh peralatan dalam kondisi kerja yang baik.
l. Memastikan bahwa seluruh peraturan ditaati setiap saat guna
meminimumkan terjadinya kecelakaan kerja.
m. Memastikan adanya multi guna karyawan setiap saat jangan biarkan
karyawan menganggur.
n. Melatih / mentraining operator dalam hal pengoperasian alat produksi
dan teknik mengolah TBS yang baik.
o. Memotivasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum,
membentuk kerjasama yang kuat, rasa bertanggung jawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
p. Lain-lain sesuai instruksi atasan langsung maupun pimpinan
perusahaan.

11
Tugas Asisten Proses yaitu :
a. Bertanggung jawab dalam mengontrol pelaksanaan shift dengan lancar
dan efisien untuk memaksimumkan hasil produksi (CPO dan PK).
b. Bertanggung jawab dalam mengontrol proses produksi dengan lancar
dan efisien.

F. Asisten Laboratorium
Tanggung jawab Asisten Laboraturium yaitu :
a. Melaksanakan procedure/sop laboratorium.
b. Melaksanakan pengelolaan IPAL sesuai peraturan yang berlaku.
c. Memastikan kualitas air yang diaplikasikan ke LA sesuai baku mutu
peraturan yang berlaku.
d. Melakukan penyuluhan K3 terkait penggunaan bahan kimia.
e. Mengevaluasi laporan harian lossis dan produksi CPO dan kernel.
f. Mengawasi operasional laboratorium secara keseluruhan.
g. Mengimplementasikan dan mengevaluasi prinsip dan criteria ISPO
terkait laporan penggunaan bahan kimia, air konsumsi, debit limbah
cair, penggunaan bahan bakar boiler (fibre), laporan hasil analisa
limbah cair harian.
h. Mengawasi operasional dan perawatan IPAL untuk mencapai tingkat
BOD dan pH yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
i. Mengawasi operasional land aplikasi.
j. Bertanggung jawab atas kebersihan areal laboratorium, IPAL dan land
aplikasi.
k. Memotivasi bawahan untuk mencapai effisiensi yang maksimum,
membentuk kerja sama tim yang kuat, rasa betanggung jawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
l. Lain – lain sesuai instruksi atasan langsung dan pimpinan perusahaan.

12
Tugas Asisten Laboraturium yaitu :
a. Mengawasi analisa dan mutu CPO dan PK hasil produksi.
b. Mengawasi analisa dan mutu CPO dan PK yang akan didispacth.
c. Mengawasi lossis minyak CPO .
d. Memastikan keakuratan laporan kualitas minyak dan lossis harian dan
bulanan.
e. Mengawasi pengelolaan IPAL dan land aplikasi.
f. Melakukan pemantauan kualitas limbah cair setiap bulan dengan
mengirimkan sample kepada laboratorium terakreditasi.
g. Mengawasi kualitas parameter air baku dan air umpan boiler serta
menyesuaikan dosis kimia sesuai saran dan rekomendasi Nasco.

G. Mandor Maintenance
Tanggung jawab Mandor Maintenance yaitu :
a. Bertugas dan bertanggung jawab serta mendapat wewenang dari
pimpinan PKS , mengawasi dan mengontrol foreman mekanik dan
mekanik, dalam hal pelaksanan pemeliharaan preventif dan perbaikan-
perbaikan mesin.electrical sehingga proses produksi berjalan lancar.
b. Melaksanakan Trouble Shooting dan meng-up grade pabrik .
c. Menerapkan good engineering practice dalam rangka aspek
pemeliharaan pabrik dan infrastruktur perusahaan.
d. Mengontrol biaya pemeliharaan dan efiensi operasional workshop.
e. Merencanakan, mengawasi dan melaksanakan program pemeliharaan
dan perbaikan dengan job schedule dan maintenance schedule secara
sistematis serta menyimpan data pemeliharaan yang up to date.
f. Bekerjasama dengan asst. proses / mandor proses untuk memastikan
kelancaran operasional pabrik.
g. Memotivasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum
membentuk kerja sama tim yang kuat, rasa bertanggungjawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
h. Lain – lain sesuai intruksi atasan langsung dai pimpinan perusahaan.

13
Tugas Mandor Maintenance yaitu :

a. Bertanggungjawab kepada atasan langsung dan pimpinan PKS dalam


hal pemeliharaan, perbaikan pabrik (mesin – mesin produksi serta
infrastruktur perusahaan ).

H. Mandor Proses
Tanggung jawab Mandor Proses yaitu :
a. Bertanggung jawab mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan
Operasional khusus departemen proses dengan mengefektifkan
personel Operator untuk menjalankan proses produksi yang lancar
dengan memaksimalkan hasil produksi (CPO bersertifikasi ISPO, CPO
non sertifikasi ISPO dan PK).
b. Mengawasi pekerja demi kelancaran dan efisiensi proses produksi.
c. Mengontrol segala kerugian dalam batas ketentuan dan
memaksimalkan hasil produksi.
d. Memelihara agar mesin dan pabrik tetap bersih setiap saat.
e. Mengatur pergantian shift pekerja.
f. Menciptakan contoh kepemimpinan yang baik dan pro aktif.
g. Bekerjasama dengan mandor maintenance dalam hal perawatan
pabrik.
h. Mengawasi operasional persediaan air.
i. Menyediakan laporan absensi harian dan laporan produksi.
j. Bekerjasama dengan Asst.QC/laboratorium dan mandor sortasi untuk
meningkatkan kontrol atas qualitas.
k. Memastikan bahwa seluruh peralatan dalam kondisi kerja yang baik.
l. Memastikan bahwa seluruh peraturan ditaati setiap saat guna
meminimumkan terjadinya kecelakaan kerja.
m. Memastikan adanya multi guna karyawan setiap saat jangan biarkan
karyawan menganggur.

14
n. Melatih / mentraining operator dalam hal pengoperasian alat produksi
dan teknik mengolah TBS yang baik.
o. Memotifasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum,
membentuk kerjasama yang kuat, rasa bertanggung jawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
p. Lain-lain sesuai instruksi atasan langsung maupun pimpinan
perusahaan

Tugas Mandor Proses yaitu :


a. Bertanggung jawab dalam mengontrol pelaksanaan shift dengan lancar
dan efisien untuk memaksimumkan hasil produksi (CPO dan PK).
b. Bertanggung jawab dalam mengontrol proses produksi dengan lancar
dan efisien.

I. Kepala Gudang

Tanggung jawab Kepala Gudang yaitu :

a. Bertanggung jawab kepada atasan langsung dan pimpinan Operating


unit – PKS terhadap pengelolaan material gudang PKS sesuai system
yang telah ditentukan.

Tugas Kepala Gudang yaitu :


a. Pembuatan PR, PS, GRN, Good isue, dan pembuatan laporan stock
gudang setiap bulannya.
b. Pengadaan barang/material kebutuhan pabrik, alat berat, kendaraan dan
perumahan Mill serta material lainnya untuk kebutuhan perusahaan.
c. Menerima permintaan kebutuhan barang/ material dari masing-masing
Asst. department lain ( Maintenance, Proses ) yang bersifat mendesak
guna kelancaran proses produksi untuk segera ditindaklanjuti.

15
d. Memotivasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum,
membentuk kerjasama tim yang kuat, rasa bertanggung jawab, dedikasi
bekerja dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
e. Mencatat setiap pengeluaran barang/material pada kartu stok.
f. Mengelola gudang LB3 (catatan log book/Neraca Limbah B3).
g. Lain – lain sesuai instruksi atasan langsung maupun pimpinan
perusahaan.

J. Operator Weighbrige

Tanggung jawab Operator Weighbrige yaitu :


a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan adminstrasi timbangan
dan berkoordinasi / membantu KTU dalam penyajian.
 Data laporan penerimaan TBS dan Grading/ Sortasi TBS.
 Data laporan penerimaan TBS baik dari kebun perusahaan dan
outgrowers (pihak ketiga) serta melaporkan ke Kantor Medan.
 Data laporan pengiriman hasil produksi (CPO bersertifikasi ISPO,
CPO non sertifikasi ISPO, PK, cangkang, dan lain-lain)
b. Pengecekan data – data/ laporan timbangan operator weighbridge.
c. Memotivasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum,
membentuk kerjasama tim yang kuat, rasa bertanggung jawab, dedikasi
bekerja dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
d. Memberikan penyuluhan tentang prosedur kerja timbangan.
e. Mengimplementasikan prinsip dan criteria ISPO terkait penerimaan
TBS, pengiriman CPO bersertifikasi ISPO, CPO non sertifikasi ISPO
dan PK.
f. Lain – lain yang berkaitan dengan adminstrasi timbangan perusahaan
dan atas instruksi atasan langsung maupun pimpinan perusahaan.

16
Tugas Opeartor Weighbrige yaitu :

a. Melakukan penimbangan semua TBS yang masuk baik dari kebun


perusahaan maupun dari outgrowers dan ramp.
b. Melakukan penimbangan CPO bersertifikasi ISPO/CPO non sertifikasi
ISPO/PK/Cangkang/material lain.
c. Membuat laporan terkait penerimaan TBS baik dari kebun perusahaan
(Blankahan estate, Musam estate, Rambung estate) maupun dari
outgrowers dan ramp.
d. Membuat laporan terkait pengiriman CPO bersertifikasi ISPO/CPO
non sertifikasi ISPO /PK, cangkang dan lain-lain.
e. Memastikan SPB, DO sesuai dan benar

1.3.6. Jam Kerja


Jam kerja di PMKS PT. SISIRAU adalah 6 hari kerja per minggu untuk
bagian kantor dan produksi, sedangkan untuk bagian pengolahan 7 hari
kerja per minggu.
Penjadwalan jam kerja untuk tenaga kerja adalah sebagai berikut :
1. Karyawan kantor yang terdiri dari Manager, Kepala Tata Usaha dan
bagian-bagiannya, Staff Quality Control dan Karyawan Laboratorium,
Humas mulai bekerja pukul 07:00 – 16:00 WIB dengan waktu istirahat
pukul 12:00 – 14:00 WIB.
2. Karyawan Bagian Pengolahan.
Karyawan pada bagian pengolahan dibagi atas 2 shift kerja, yaitu :
 Shift 1, mulai bekerja pukul 07:00 – 14:00 Wib dengan kurun waktu
istirahat selama 30 menit secara bergantian.
 Shift 2, mulai bekerja pukul 14:00 – 21:00 Wib dengan kurun waktu
istirahat selama 30 menit secara bergantian. Jika Karyawan bekerja
melebihi 7 jam dinas dari hari Senin – Jumat dan hari Sabtu waktu
dinas hanya 5 jam selebihnya dihitung lembur.
 Adanya penyimpangan jam kerja di atas jam dinas telah mendapat
persetujuan dari Department Tenaga Kerja.

17
1.3.7. Fasilitas Lainnya
Adapun fasilitas lain yang diberikan kepada tenaga kerja meliputi :
1. Makanan Ekstra (Extra Fooding).
Jenis makanan siap saji yang diberikan oleh perusahaan adalah susu,
telur, atau kacang hijau.
 Perusahaan memberikan Makanan Ekstra (Ekstra Fooding ) kepada
karyawan yang dalam melaksanakan tugasnya berhubungan dengan
Bahan Berbahaya Beracun (B3), radiasi, petugas Laboratorium dan
petugas khusus lainnya.
 Makanan tambahan harus siap saji oleh perusahaan dan tidak
dibenarkan untuk di uangkan serta diberikan kepada karyawan
pabrik pengolahan, operator alat berat, mesin las dan mesin genset,
karyawan yang bekerja diatas jam 22:00 WIB.
2. BPJS Ketenagaan Kerja di PMKS PT. Sisirau meliputi :
 Program jaminan kecelakaan kerja.
 Jaminan kematian.
 Jaminan hari tua.
 Jaminan Pensiun.
3. BPJS Kesehatan di PMKS PT. Sisirau meliputi :
 Program jaminan kesehatan.

18
1.3.8 Peta PMKS PT. SISIRAU

JEMBATAN

JEMBATAN

JALAN BOILER

AN
AT
MB
JE
Garasi
Mobil

P. SATPAM INCINE
RATOR
WAREHOUSE
WASTE B3
STORE
ASH

INCINE
Lapangan

RATOR
STORE
Tenis

SLUDGE/OIL WORKSHOP
RECOVERY TANK

TRANSFER
CARRIAGE

BOILER
CLARIFICATION
STATION

POWER
HOUSE

BAK HOUSE
AIR MAIN
PROCESS
BUILDING
STERILIZER PIT

CLARIFIER

MESJID
JALAN PRESS

KANTIN CLARIFIED
WATER BASIN
JALAN TIPLER

BULK KERNEL
TANK
CAP: 500 TON
LOADING RAMP

BULK STORAGE BULK STORAGE


TANK TANK
OFFICE CAP: 500 TON CAP: 2000 TON

JEMBATAN
PARKIR TRUCK
TRANSFER
CARRIAGE
WEIGHBRIDGE
HOUSE
GUARD

SECURITY
JL. MEDA

KETERANGAN :
N

LUAS AREAL PMKS SISIRAU : 199.997 m²


BATAS PAGAR PABRIK
PARET ALIRAN CUCIAN PABRIK
PIPA PENGAMBILAN AIR
PARET ALIRAN LIMBAH
PERUMAHAN STAFT
PERUMAHAN KARYAWAN
PERUMAHAN PENDUDUK SKLA 1 : 5000
M. NAWAR 09-10-2015

19
1.3.9 Flow Chart PMKS PT.SISIRAU

1.4. Ruang Lingkup kerja perusahaan


Pengolahan kelapa sawit di mulai dengan TBS kelapa sawit sampai terbentuk
menjadi minyak kelapa sawit (CPO). Dalam teknologi pengolahan buah
kelapa sawit, proses – proses yang terjadi untuk mendapatkan produk yang
diinginkan yaitu menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO), merupakan
pengetahuan yang harus dimiliki setiap mahasiswa Teknik Mesin dalam
melakukan kerja praktek di pabrik kelapa sawit. Faktor yang sangat
mempengaruhi pada pengolahan kelapa sawit adalah losses (Kehilangan).
Dalam memproduksi biji atau inti kelapa sawit ini ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi mutu biji sawit yang di hasilkan antara lain, buah kelapa
sawit hasil panen, cara pengolahan, kondisi peralatan dan lancarnya proses
pengolahan perebusan. Perebusan yang tidak sempurna dapat menimbulkan

20
kesulitan pelepasan serabut pada biji dalam polishing drum yang
menyebabkan pemecahan biji lebih sulit dalam Ripple Mill. Alat ini terdiri
dari separating column polishing drum, dan biji dari Cake Breaker Conveyor
Masuk dari separating column disini fraksi ringan yang berupa fibre, inti
pecah halus, cangkang halus dan debu akan terhisap oleh fibre cyclone
melalui air lock masuk di tampung di sheel bin sebagai bahan bakar pada
boiler.

1.5. Penerapan Keselamatan Kerja


PMKS PT. Sisirau menerapkan kebijakan K-3 sebagai berikut :
1. PMKS PT. Sisirau taat dan patuh pada undang – undang dan peraturan
pemerintah yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3).
2. PMKS PT. Sisirau menyediakan dan mewajibkan penggunaan alat
pelindung diri (APD) pada area dan lokasi kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan memiliki resiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan/
penyakit akibat aktifitas kerja.
3. PMKS PT. Sisirau menerapkan dan mengutamakan kepatuhan/
kedisiplinan pada prosedur dan intruksi kerja yang ketat dalam
mengurangi resiko kecelakaan kerja.
4. Seluruh kebijakan K-3 ini akan mengalami peninjauan/ perubahan
sejalan kebutuhan perusahaan.

21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penjelasan Umum “TAKUMA” Boiler


Boiler takuma ada beberapa type N & NS dengan bahan bakar sisa kayu,
bagasse, kelapa sawit dll. Ketel ini dirancang dengan sistim balanced draft dan
sirkulasi natural. Ketel ini dalah type dengan konstruksi dinding dapur yang sama
sekali didinginkan dengan air yang dapat menyerap panas radiasi secara effective
dalam dapur pembakaran ( combustion camber), hingga mempunyai efisiensi yang
tinggi dan sangat fleksible terhadap fluktuasi beban.

Ketel dengan konstruksi sederhana, kokoh dan compact ini menjamin


kemudahan dalam pengoperasian dan pengamanannya, dengan factor keamanan
yang tinggi, sehingga mempunyai umur ekonomis yang relatif panjang.
Perlengkapannya yang berkualitas tinggi menjamin kemudahan dalam operasi,
pemeliharaan dan inspeksinya.

A. Konstruksi dan perlengkapannya.

1. Susunan pipa – pipa air.


Pipa-pipa air (water tube) diklasifikasikan kedalam pipa-pipa air boiler
proper, pipa-pipa air combustion chamber dan pipa pipa air yang tidak dipanasi
(pipa down comer) pipa pipa tersebut terhubung dari drum atas dan drum bawah
dengan pembesaran (expanding)
Kedua ujung pipa pipa air boiler proper yang di susun tegak lurus antara drum atas
dan drum bawah itu di tekuk dan dihubung di kedua drum tersebut. Pipa pipa itu
di susun sedemikian untuk menambah perpindahan panas secara kontak langsung.
Pipa pipa air combustion chamber dibagi kedalam beberapa dinidng dinding pipa
(tube walls).

22
Pipa pipa air tersebut adalah pada dinding atap , dinding bagian depan,
dinding bagian samping , dinding bagian belakang dan dinding baffle (baffle wall)
yang memisah combustion chamber dengan boiler proper. Pipa pipa pada dinding
samping, dinding belakang dan beberapa pipa di dinding depan di susun dengan
jarak (pitch) yang sesuai, membangun satu dinding air yang sempurna sebagai
satu penutupan / batasan dapur untuk menyerap secara efektif panas radiasi di
dalam combustion chamber dan menghindari kehilangan panas.

2. Boler supporting structure.


Drum atas dan drum bawah juga beberapa pipa pipa air di dukung oleh
support lower drum yang berbentuk setengah bulatan (cradle), dan beberapa pipa
pipa air didukung oleh setiap header dalam susatu design sehingga semuanya
menjadi fleksibel terhadap pemuaian atau penyusutan akibat perubahan panas.

3. Konstruksi combustion chamber.


Combustion chamber, seperti terlihat di gambar 2-1 terdiri dari dapur
utama (primary furnace) dan dapur kedua (secondary furnace) pada primary
furnace dipasang dengan roster dan firegrate.

4. Alur gas pembakaran.


Gas pembakaran (combustion gases) masuk ke susunan pipa pipa air di
boiler proper dari dapur utama (primary furnace) dan langsung masuk ke dust
collector (penangkap abu) lalu ke cerobong asap.

5. Sirkulasi dari ketel.


Air pengisi masuk ke dalam drum atas melalui feed water inner tube (pipa
air di dalam drum atas), untuk air pengisian dan akan bersirkulasi menurut sistem
sbb :
Air pengisi pertama di supplay untuk badan ketel (boiler proper) yang terpasang
pada daerah temperatur rendah, kemudian turun ke pipa air untuk badan ketel
yang terpasang pada daerah temperatur tinggi, lalu menyerap panas melalui

23
permukaan pemanas. Kemudian naik kembali sebagai campuran air dan uap, lalu
turun melalui pipa down commer dan masuk ke pipa air yang terpasang dalam
dapur pembakaran, dimana akan menyerap panas radiasi secara effective dalam
perjalanannya yang naik kembali ke atas.

6. Pemisah air dan uap.


Dalam drum atas terpasang plat penyangga dari besi dan pemisah air/uap
untuk meningkatkan kekeringan dari uap.

7. Alarm level air tinggi/rendah : meer level & meter tekan.


Sistem alarm level air tinggi/rendah di pasang pada drum atas sekalian
dengan meter level air (gelas penduga). Dan meter tekanan (pressure gauge) di
letakkan pada tempat yang tepat yang dengan mudah dapat di lihat dari posisi
mana ketel itu di operasikan.

8. Frame dan casing


Casing dari besi plat dipasang sebagai protektor untuk badan ketel dan
dinding dapur pembakaran, serta alat pelindung dari udara luar dan mencegah
masuknya air hujan pada bagian tertentu, structur frame di pakai untuk
memperoleh kekuatan yang memadai.

9. Gang way dan operating plat form.


Gang way dan hand rail dipasang untuk mempermudah menuju ketempat
mana, automatic regulator air pengisi, meter level air, kerangan-kerangan pada
drum atas.

24
Takuma Boiler

B. Automatic regular air pengisi


Automatic regular air pengisi terdiri control valve, control unit dan
modulating control head (level sensor) dan pemipaan yang terhubung dengandrum
atas mengatur jumlah aliran air dengan membuka dan menutup control valve
sesuai dengan variasi level air dalam drum atas.

C. Mechanical soot blower (alat tiup abu mekanik)


Soot blower element (pipa) harus terpasang pada badan soot blower
sebelum soot blower (peniup abu) dilakukan. Soot blowing dioperasikan dengan
semprotan uap dari soot blower yang elemennya berada di susunan pipa pipa
boiler. Soot blower type rotary (diputar) dapat dioperasikandari lantai, soot blower
dirancang dengan spesial design agar masukan udara yang berlebihan dapat
dihindari. Element soot blower yang dipakai untuk daerah temperatur tinggi di
buat dari baja special agar tahan terhadap temperature tinggi.

25
D. Forced draft fan dan 2nd FD Fan
Satu unit forced draft fan dan satu unit 2nd FD fan yang dibuat oleh PT
SAS dengan merek Chicago yang mendapat lisensi dari chicago amerika yang
dipasangkan untuk mensupplay udara untuk pembakaran bahan bakar, pendingin
roster dan penyebaran bahan bakar.

E. Induced draft fan


Induced draft fan yang di buat oleh PT SAS dengan merek chicago dengan
type V belt atau direct coupling (dengan coupling) dipasangkan untuk
menginduksi gas sisa dari bahan bakar kedalam cerobong dan menjaga tekanan
dapur berada pada tekanan semulanya / tekanan yang di rencanakan.

F. Peralatan pembakaran
Dalam sistem pembakaran ini dapur primer dipasang dengan rooster yang
di susun sedemikian rupa untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.

G. Bahan untuk dapur


Badan ketel dan ruang pembakaran di tutup dengan batu tahan api yang
berbentuk khusus batu tahan api biasa, batu insulasi serta lapisan insulasi lainnya
dan di bangun sedemikian rupa untuk menjamin insulasi panas yang sempurna.
Kualitas bahan tahan panas, insulasi dan elasticicty untuk pemuaian di pilih dan
dipergunakan sesuai dengan kondisi tempat dimana bahan itu di pasang guna
menghindari retak dan kerusakan yang mungkin timbul karena panas.

H. Dust collector
Gas-gas asap yang membawa jumlah abu ke cerobong asap terdiri dari
abu-abu halus yang akan terbawa oleh gas asap dan akan menimbulkan polusi.
Oleh sebab itu dipasang dust collector dan dilengkapi dengan daun kupu-kupu
yang dapat menangkap abu-abu halus tersebut sehingga gas asap yang keluar
kecerobong asap lebih bersih. Dust collector juga berfungsi untuk menambah daya
tahan dan umur teknis pada blower induced draft fan.

26
2.2 Perawatan (Maintenance) Boiler
Perawatan yang baik pada boiler dapat menjamin umur teknis dan umur
ekonomis yang relatif panjang. Dibawah ini di jelaskan cara-cara perawatan
boiler, bila mana dilakukan lebih sering lebih menjamin amannya pengoperasian
boiler tersebut.

A. Setiap 1 s/d 2 minggu :


1. Memeriksa dan membersihkan strainer (saringan), air maupun steam.
2. Memerika dan membersihkan pipa dan dinding batu api dari semua abu
dan kerak pembakaran yang melekat di dinding.
3. Memeriksa rotor (impeller) blower terutama impeller blower ID Fan atas
kemungkinan abu yang melekat.

B. Setiap 1 s/d 3 bulan.


1. Memeriksa dan membersihkan bagian luar dan dalam boiler.
2. Membersihkan bagian dalam semua water tube (pipa) dan semua header
serta drum dari scale (kerak).
3. Memeriksa roster dan menggantinya jika ada yang patah/rusak
4. Membersihkan semuam abu dari dalam chimney.

C. Diatas 1 tahun :
1. Periksa dan perawatan pada casing (dinding)
2. Periksa dan perawatan pada gas duct dan dust collector.
3. Periksa dan perawatan pada collector, peralatan dan instrument.
4. Periksa dan perawatan pada kerangan, cock dan piping.

D. Setiap 2 tahun :
1. Setiap 2 tahun di lakukan pemeriksaan berkala yang disaksikan oleh
depnaker setempat.

27
2.3 Pemberhentian Mendadak Pada Boiler (Emergency Stop)
Mati Listrik

 Alihkan secepatnya sistem pengisian air umpan dari electric pump ke


steam pump.
 Tutup penuh kerangan main steam (kerangan induk)
 Buka semua pintu dapur dan pintu abu bagian depan
 Buka damper ID Fan 100% secara normal, dengan jalan menarik Arm
(tuas) pembuka damper ID fan.
 Alihkan pengisian air umpan dari system automatic water regulating
control ke sistem by pass.

Apabila level air terus menerus jatuh :

 Pemeriksa semua kerangan buangan condesate dan blow down apakah ada
yang terbuka, terutama kerangan blow down dari header dan dari lower
drum
 Jaga agar temperatur air pengisi boiler tidak lebih dari 100oC. Temperatur
air pengisi > 100oC, air sudah bercampur dengan uap, sehingga dapat
menyebabkan kevacuman di dalam pompa dan dapat mengakibatkan
kerusakan pada pompa maupun turunnya kapasitas pompa.
 Periksa kondisi air dalam feed water tank dan peralatan pendukung pada
feed water tank.
 Periksa kondisi pompa pengisi air boiler yang di gunakan.

Akibat kekurangan airpada boiler.

Jika ternyata level air gelas penduga di bawah batas terendah, segera
hentikan pemasukan bahan bakar (matikan rotary feeder), matikan seluruh blower,
tutup kerangan uap utama dan kerangan supplay uap lainnya untuk memelihara
jumlah air yang masih ada dalam boiler.

28
Cari sebab – sebabnya dengan melakukan pemeriksaan pada bagian – bagian
peralatan seperti :
 Indicator level air pada upper drum
 Regulator level air pada drum
 Meter air pengisi (water flow meter)
 Tekanan pada inlet dan outlet pompa air pengisi boiler
 Level air dalam feed water tank
 Pompa air pengisi (feed water pump)
 Pemipaan air pengisi
 Dan lain – lainnya yang mencurigakan.

Apabila telah di dapatkan penyebabnya, dasar level air harus didapat kembali.
Apabila dasar level air pada boiler dalam batas – batas yang di izinkan, maka
alihkan pengisian air dari automatis water regulating control ke sistem by pass.
Selanjutnya boiler dapat dioperasikan kembali sesuai dengan petunjuk
pengoperasian.

Apabila air dalam gelas penduga kondisi kosong sama sekali, sehingga tidak
diketahui sampai dimana titik terendah kondisi air didalam boiler, sementara
boiler full operation maka boiler tidak boleh langsung di isi secara tiba –tiba.
Sebab bila pipa dalam drum telah memperoleh panas yang berlebihan, dan apabila
di isi secara tiba – tiba maka pipa – pipa pada drum yang dipasang dengan sistem
expander (pengerolan) akan terjadi penyusutan yang dapat mengakibatkan
kebocoran pada expander dan pipa – pipa boiler tersebut berubah bentuk serta
drum akan bergeser dari posisinya.

Hal – hal yang harus kita lakukan pada kondisi sepeti ini :

 Menutup semua kerangan supply uap untuk menjaga jumlah air yang ada
di dalam boiler.

29
 Hentikan supplay bahan bakar, matikan blower – blower dan double
damper dust collector.
 Tutup penuh semua damper pada ID Fan, FD Fan dan Secondary FD Fan.
 Secepatnya pembakaran di dalam ruang dapur di matikan dan semua sisa
pembakaran dikeluarkan.
 Seluruh pintu dapur di tutup dengan rapat agar jangan ada udara luar yang
masuk ke ruang dapur pembakaran yang dapat menurunkan temperatur
boiler secara drastis dan juga mengakibatkan penyusutan air di dalam
boiler dengan cepat.
 Perlakukan boiler dengan kondisi tersebut di atas selama +- 3 hari agar
temperatur turun secara alamiah
 Setelah temperatur boiler benar – benar dingin, air dalam boiler di
kosongkan, handhole dan manhole dibuka semua.
 Periksa seluruh pengerolan (expanding) pada pipa (water tube), apakah
terjadi perubahan pengerolan (expanding) dari pipa atau water tube, dan
laporkan ke depnaker setempat untuk mendapat petunjuk.
 Bila tidak terdapat perubahan pastikan dengan melakukan hydrostatic test
sebesar tekanan kerja +- 3 kg/cm2 (P + 3 kg/cm2), seijin depnaker.
 Bila terjadi kebocoran maka laksanakan pengerolan (expanding) sesuai
dengan prosedur yang berlaku dan bila dilaksanakan hydrotest tidak
terdapat kebocoran maka boiler dapat di operasikan kembali dengan
mengadakan pemanasan awal, seijin depnaker setempat.

2.4 Persiapan Pengapian


Persiapan-persiapan pengapian ini harus dipenuhi setiap akan
mengoperasikan boiler antara lain :
1. Pengisian ketel dengan air
2. Operasikan electric feed water pump untuk pengisian air boiler dengan
mengikuti prosedur-prosedur di bawah ini :

30
 Periksa banyaknya air yang terkandung didalam tangki air, bukan hanyadi
lihat melalui level penunjuk air (level indicator) tetapi harus juga di lihat
langsung ke dalam tangki.
 Periksa semua kerangan, apakah kerangan yang seharusnya terbuka sedah
benar terbuka dan yang seharusnya tertutup sudah benar tertutup periksa
semua handle operasinya apakah sudah mudah di operasikan.
Perhatikan khusus pada kerangan-kerangan di sekitar pompa :

Electric Feed Water Pump

a. Kerangan No. 3 (kerangan air balik) harus tetap terbuka.


b. Buka kerangan No. 1 (inlet); perhatikan compound gauge “A”
untuk mengetahui ada tidaknya air yang masuk ke pompa.
c. Jika jarum penunjuk pada compound gauge menunjuk ke nilai
bawah nol (negative), berati tidak ada air masuk ke dalam pompa,
pompa tidak boleh di operasikan.
d. Jika jarum penunjuk pada compound gauge menunjuk ke angka
positif.
e. Operasikan pompasetelah elctro motor beroperasi normal. Buka
kerangan No. 2 perlahan-lahn dan amati ampere meter di panel
agar jangan melebihi 70% dari ampere maximum
Pada saat itu pula periksa pompa tersebut terhadap bunyi-bunyi yang
upnormal, periksa pipa-pipa air pengisi, periksa semua kerangan, periksa semua
handhole serta manhole atas kemungkinan terdapat kebocoran atau kesalahan

31
fungsi, jika terdapat kebocoran harus segera di perbaiki, sebelum boiler
dioperasikan.
f. Operasikan electric feed water pump hingga air dalam gelas
penduga mencapai high water level dan alarm untuk HWL
berbunyi serta lampu hijau pada panel menyala, dan perhatikan
apakah kondisi air dalam gelas penduga berada pada +100 mm
diatas normal water level.
g. Lakukan blow down secara perlahan-lahan sehingga air dalam
gelas penduga turun sampai +85 mm diatas normal water level,
alarm HWL akan berhenti dan lampu hijau pada panel mati.

Gelas Penduga High Water Level

Lakukan blow down kembali sehingga air dalam gelas penduga turun
sampai 1st low water level, air dalam gelas penduga harus berada pada -60 mm di
bawah NWL dan alarm untuk 1st low water level berbunyi dan bersamaan lampu
kuning menyala.
Operasikan kembai feed water pump sehingga dalam gelas penduga naik sampai -
50 mm di bawah NWL dan alarm untuk 1st low water level berhenti dan lampu
kuning mati.

32
Gelas Penduga 1st Low Water Level

Lakukan blow down sehingga air dalam gelas penduga turun sampai 1st
low water level pada saat alarm 1st low water level berbunyi, dan lampu kuning
menyala, alarm 1st low water level di reset. Lalu lakukan blow down sehingga air
di dalam gelas penduga harus berada pada -120 mm di bawah NWL dan alarm
untuk 2nd LWL berbunyi dan bersamaan lampu merah menyala. Operasikan
kembali feed water pump, sehingga air dalam gelas penduga berada pada -105
mm di bawah NWL, dan alarm untuk 2nd low water level berhenti dan lampu
merah mati.
Setelah HWL, 1st LWL, 2nd LWL alarm serta lampu indikator bekerja dengan
baik, operasikan kembali feed water pump sehingga air dalam gelas penduga tepat
pada normal water level.

“jangan mengoperasikan feed water pump dlam keadaan kosong (tanpa air
masuk ke pompa). Hal ini akan mengakibatkan pompa menjadi panas dan
rusak.
Jangan mulai mengoperasikan (start) pompa jika kerangan outlet dalam
keadaan terbuka lebar. Hal ini akan mengakibatkan ampere motor menjadi
sangat tinggi sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada elektro motor
maupun komponen listrik yang lainnya.
Setiap akan mengoperasikan boiler, sistim kontrol untuk HWL dan LWL
harus dicoba fungsinya sesuai dengan tata cara yang di uraikan di atas”.

33
Pengaman untuk low water level
Takuma boiler dilengkapi dengan pengaman untuk kondisi low water level

Selector Switch Untuk Automatic / Manual

Manual : semua blower dan peralatan dapat beroperasi walaupun kondisi air
dalam boiler berada pada atau di bawah low water level dan cutoff sistem tidak
berfungsi.

Automatic : semua blower dan peralatan akan “cut off” (mati) apabila kondisi air
dalam boiler berada pada atau di bawah low water level kecuali electric feed water
pump.

Operasikan feed water pump hingga high water level. Operasikan semua
blower dan peralatan sesuai dengan prosedur pengoperasian. Lakukan blow down
secara perlahan-lahan hingga air dalam gelas penduga turun sampai -60mm di
bawah NWL (pada kondisi 1st LWL), maka timer 1 bekerja dan dalam waktu +- 3
menit semua peralatan dan blower secara automatic akan mati (Cut Off) kecuali
electric feed water pump.

34
Operasikan kembali feed water pump sehingga air dalam gelas penduga
naik kembali sampai NWL ( lampu kuning mati). Operasikan kembali semua
blower dan peralatan sesuai dengan prosedur pengoperasian.

Lakukan blow down secara perlahan-lahan sehingga air dalam gelas


penduga turun sampai -120 mm di bawah NWL (pada kondisi 2nd LWL), timer 2
bekerja dalam waktu +- 10 detik semua peralatan dan blower secara automatic
akan mati (cut off ) kecuali electric feed water pump.

“setiap mengoperasikan boiler siste, automatic / cut off pada boiler tersebut
harus terlebih dahulu di uji coba kefungsiannya seperti cara yang di uraikan
sebelumnya. Hal tersebut sangat penting untuk menghindari kerusakan pada
boiler yang di sebabkan oleh kekurangan air.
Jangan mengoperasikan boiler pada posisi manual.
Key selector switch arus di simpan oleh orang yang berwenang (Mill
manager)”.

Inspeksi dan persiapan pengapian


Yakinkanlah bahwa semua yang berputar dan bergerak / bergeser telah di
beri minyak pelumas secukupnya. Pemberian jenis bahan mutu minyak pelumas
agar disesuaikan dengan standart yang diperlukan.

Masuklah ke dalam ruang pembakaran dan perhatikan hal-hal berikut ini :


a. periksa secara hati-hati kondisi roster, kondisi dinding dapur dan nozzle-
nozzle udara apakah kemungkinan tersumbat.
b. pastikan tidak ada orang tertinggal di dalam dapur maupun boiler proper
dan gas duct.
c. Yakinkanlah bahwa alat kontrol tekanan ruang dapur telah berfungsi
dengan sempurna.

35
d. Periksalah semua damper pengatur udara untuk dicoba dan di teliti, ratio
(perbandingan) pembukaan alat penyetel dengan posisi damper, buka
penuh damper induced draft fan.
e. Periksa banyaknya bahan bakar apakah sudah cukup tersedia untuk
pengoperasian awal
f. Periksa banyaknya air dalam feed water tank.
g. Periksa pemasangan kerangan – kerangan dan apendages apakah sudah
benar sesuai fungsinya.
h. Buka kerangan air vent pada drum 100% dan kerangan starting valve
100%.
i. Jika boiler di lengkapi dengan super heater, buka kerangan starting valve
pada seperheater dan flue gas (gas buang)
j. Operasikan peralatan pengisian bahan bakar dalam keadaan kosong untuk
mengamati operasinya, apabila telah operasi normal masukkan bahan
bakar ke dalam ruang bakar hingga merata diatas rangka bakar.

“khusus untuk boiler yang di lengkapi dengan superheater, pada saat


pemanasan awal kerangan blow down pada seperheater header dan
kerangan starting valve harus terbuka penuh. Supaya uap dapat mengalir
melalui pipa superheatersehingga pipa tersebut tidak terpanggang.
Kedua kerangan ini boleh di tutup penuh setelah main steam valve
(kerangan utama) di buka dan uap sudah mengalir secara teruys menerus
(kontinu) dan dalam jumlah yang cukup untuk menjaga agar pipa
superheater tidak terpanggang”.

2.5 Persiapan Pengoperasian Boiler Baru


Semua perlengkapannya harus dioperasikan menurut prosedur yangx
tercantum dalam buku petunjuk. Dengan mentaati buku petunjuk ini adalah sangat
penting untuk menghindari bahaya dalam pengoperasiaan dan pemeliharaanya.

36
Baik untuk boiler baru, atau boiler yang telah lama tidak di jalankan, atau boiler
yang terbuka dibersihkan atau di reparasi, boiler harus di start dengan mengikuti
isi buku petunjuk ini. Buku di sini hanya untuk boiler yang sudah dilakukan
pengeringan dengan perlahan-lahan dan di beri tonic soda.

Pemeriksaan upper drum dan lower drum

1. Buka manhole dan periksa pemasangan packing-packing dan baut-baut


internal upper drum, apakah sudah terpasang secara sempurna.
2. Periksa apakah nozzle-nozzle pipa di dalam drum sudah terpasang dan
dengan arah yang benar.
3. Periksa apakah masih ada orang , peralatan kain kotor dan barang asing
lainnya yang tertinggal di dalam, setelah yakin dalam drum telah bersih.
4. Pintu manhole di tutup.
5.
“Pemasangan internal upper drum sangat memegang peranan penting untuk
menentukan faktor kekeringan produksi uap pada boiler tersebut”.

Pemeriksaan casing
Perhatikan pemasangan baut pada casing yang terletak di bawah upper
drum lubang baut berbentuk panjang (oval) dan pemasangan bautnya harus
mempunyai spasi +- 20 mm. (lihat gambar)

37
Lobang Oval Pada Fitting Casing

“pemasangan baut casing dengan spasi lobang 20 mm adalah sangat penting


untuk memungkinkan upper drum berekspansi jika boiler tersebut
beroprasi. Pemasangan baut casing tanpa spasi obang yang cukup akan
mengakibatkan baut pengikat putus bila terjadi ekspansi”.

Pemeriksaan kerangan dan flange


Periksa pemasangan kerangan secara cermat dan teliti terutama terhadap
arah aliran masuk dankeluar dan spesifikasi materialnya apakah telah sesuai untuk
setiap jenis pemakaian. Periksa apakah semua packing-packing dan baut-baut
pada sambungan flange sudah terpasang secara sempurna. Perhatian khusus sangat
diperlukan dalam pemeriksaan kerangan dan flange untuk menjaga terjadinya hal-
hal yang tidak di inginkan pada saat pengoperasian boiler.
“kelalaian pemasangan packing pada sambungan kerangan dan flange akan
sangat berbahaya bagi operator dan orang orang di sekitarnya pada saat
boiler tersebut di operasikan”.

Pemeriksaan switch board dari instrument panel serta electro motor


Periksa apakah semua komponen listrik dan pasangan wiringnya sudah
benar dan dapat berfungsi dengan baik. Check apakah motor pada semua alat satu
persatu. Perlu diperhatikan untuk mengecek arah putaran electro motor, sebaiknya

38
sambungan coupling dan belting di buka. Hal ini untuk menghindari kemungkinan
kemungkinan yang tidak diinginkan. Periksa instrument panel apakah sistem
control pada boiler tersebut semuanya sedah bekerja secara semourna, terutama
sekali sistem control pada tinggi rendah air dalam boiler.
“sistem control tinggi/rendah air dalam boiler sangat perlu di perhatikan
untuk mencegah over heating maupun carry over”.

Pemeriksaan draft control


TAKUMA BOILER dengan sistem balancing draft dilengkapi dengan
suatu regulator tekanan dapur yang memelihara tekanan dalam dapur agar lebih
konstan. Kegagalan berfungsinya alat ini akan dapat menyebabkan back fire di
dalam ruang dapur sehingga membahayakan operator serta orang-orang si
sekitarnya. Oleh sebab itu perhatian khusus harus diberikan dan sangat perlu
sekali menjaga tekanan dapur ketel ini pada :
-5 s/d -10 mm H2O
Untuk memperoleh nilai tersebut di atas dapat kita stel melalui setting unit pada
alat tersebut.

Unit pemasangan dan pengaturan

Setting Unit Draft Control

Alat ini bekerja dengan sistem hydraulic, oleh sebab itu kondisi olie di
dalam alat tersebut dijaga agar tetap pada batas level yang di tentukan. Perlu

39
diperhatikan dengan teliti perbandingan (ratio) pembukaan dan penutupan damper
dengan gerakan ‘Arm” (stang) pada alat tersebut.
“jangan mengoperasikan boiler dengan menyetel setting unit ke skala positif.
(lihat gambar ). hal ini sangat berbahaya, sebab akan menimbulkan tekanan
balik (back fire) di dalam ruang dapur)”.

Skema Peralatan Draft Control

Pemeriksaan blower (fan)


Takuma boiler dilengkapi dengan blower-blower (fan) yang effisiensi tinggi yang
terdiri dari :
1. Induced draft fan
2. Forced draft fan
3. Secondary forced draft fan ( sec. FD Fan)
Sebelum blower siap untuk di operasikan bagian-bagian yang harus diperiksa dan
diteliti adalah sebagaiberikut :
a. Periksa dengan teliti bagian dalam blower dan pastikan bahwa tidak ada
lagi barang-barang asing yang tertinggal di dalamnya.
b. Periksa angker-angker baut mur dan baut-baut sambungan flange sisi isap
dan sisi tolak, centering dari sambugan coupling serta protector untuk
pengaman, apakah telah terpasang dengan sempurna.
c. Periksa kondisi pelumasan.

40
d. Periksa kawat proteksi pada inlet udara, yang berfungsi mencegah bahan-
bahan asing terisap ke dalamnya.
e. Gerakkan bagian-bagian yang berputar dengan tangan untuk memeriksa
apakah didapat kondisi yang upnormal.
Sebelum blower dioperasikan secara terus menerus (kontinue) operasikan
dahulu untuk selang waktu yang pendek untuk memeriksa apakah ada
kemungkinan terdapatnya bunyi atau vibrasi (getaran) yang kurang normal
Operasikan fan tersebut dengan damper tertutup penuh (tanpa beban)
sambil mengamati amper meter. Yakinkanlah bahwa fan itu sudah mencapai
kecepatan yang di tentukan dan ampere dalam keadaan stabil.

Selama operasi perhatikan casing, ducting, bearing (lahar) dan komponen-


komponen lainnya akan kemungkinan terdapatnya bunyi, vibrasi atau kepanasan
yan kurang normal
Pada waktu operasi dihentikan, periksa setia baut, bearing 9lahar) dan komponen
lainnya akan adanya kemungkinan menjadi longgar Pergunakan minyak pelumas
kualitas baik dengan jumlah yang memadai.

“jangan start operasi fan dengan kondisi damper terbuka (beban penuh)
untuk menghindari start current ataupun over current yang tinggi sehingga
dapat merusak electro motor maupun component listrik lainnya”.

Hydrostatic Test
Sebelum dioperasikan harus terlebih dahulu dilakukan hydrotest guna
mengetahui apakah sistem expander (pengerolan) pipa –pipa water tube tersebut
tidak terdapat kebocoran-kebocoran.
Ketentuan hydrotest adalah sebagai berikut :
Untuk boiler baru : Tekanan kerja > 10 kg/cm2
Tekanan uji = tekanan kerja x 1 ½
Untuk boiler yang sudah dipakai
Tekanan uji = tekanan kerja + maksimum 3 kg/cm2

41
BAB III
METODOLOGI PKL

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan PKL


Waktu pelaksanaan dimulai pada tanggal 01 September sampai dengan 30
November 2015. Masuk setiap hari senin sampai jum’at dari pukul 07:00 – 16:00
WIB dengan waktu istirahat pukul 12:00 – 14:00 WIB, dan hari sabtu masuk dari
pukul 07:00 – 12:00 WIB.
Tempat PKL yang menjadi tempat penulis melakukan kegiatan magang
industri ini, dilaksanakan di “PMKS PT. SISIRAU_IBRIS PALM”. Yang
beralamat di, Jln. Medan – Banda Aceh Desa Sidodadi Dusun Kantil Kecamatan
Kejuruan Muda Aceh Tamiang.
3.2 Metodologi pelaksanaan PKL
Adapun metode pelaksanaan Magang Industri yang dilakukan di PMKS PT.
SISIRAU adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data secara langsung atau primer
a. Wawancara
Adalah melaksanakan wawancara dengan pihak-pihak dari instansi
perusahaan yang bersangkutan guna mengetahui segala hal yang diperlukan.
b. Observasi
Adalah melakukan pengamatan atau partisipasi secara langsung mengenai
kondisi dan kegiatan yang ada di lokasi perusahaan tempat magang mahasiswa.
2. Pengumpulan data secara tidak langsung atau sekunder
a. Studi Pustaka
Adalah mencari dan mempelajari pustaka mengenai masalah- masalah yang
berkaitan dengan pelaksanaan magang mahasiswa.

b. Dokumentasi dan Data-Data


Adalah pendokumentasian dan mencatat data atau hasil-hasil yang ada pada
pelaksanaan magang mahasiswa dari perusahaan.

42
3.3 Rangkuman Pekerjaan Yang Dilakukan Selama PKL
 Pengenalan diri terhadap para pimpinan PMKS PT. SISIRAU.
 Orientasi/pengenalan terhadap lingkungan pabrik selama seminggu oleh
pembimbing lapangan yaitu bapak Dedy Alisyahbana, ST.P., M.Eng. selaku
Asisten Proses Shift I dan Bapak R. M Girsang, S.T. selaku Asisten Teknik .
 Pembagian jadwal mingguan untuk tiap-tiap station, jadwal ini di buat untuk
lebih mudah memahami ilmu yang ada setiap station. Jadwal tertera pada
Lampiran.
 Pengambilan data untuk membuat laporan mingguan.
 Membuat laporan mingguan dari setiap station yang telah dijalani selama
seminggu dan mempresentasikannya kepada para pimpinan perusahaan.
 Mempersiapkan dan membuat laporan PKL.

43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN TUGAS KHUSUS

4.1.
Data boiler
Takuma boiler : type N-1000
Kapasitas : 35000 kg/jam
Steam temperature : superheater (270°C)
Maximum working pressure : 24 kg/Cm2
Normal working pressure : 21 kg/Cm2

Kerusakan
Pecah pipa superheater karena overheating.

Penyebab
Boiler dioperasikan dengan low capasitas.

Contoh
 Boiler terpasang di PKS.
 Karena bahan baku TBS berkurang, maka PKS tidak mengolah..
 Untuk menghemat bahan bakar solar boiler dioperasikan hanya tarik turbin
untuk penerangan ± 300 kw.
 Bahan bakar boiler menggunakan cangkang dan fibre yang ada.
 Pemasukan bahan bakar cangkang dan fibre dilakukan dengan cara
manual.
 Sehingga pemasukan bahan bakar tidak terkontrol.

Analisa kerusakan
1. Bahan bakar cangkang dimasukkan dengan cara manual, sehingga bahan
bakar tertumpuk diatas rangka bakar seandainya bahan bakar tertumpuk ±
3 M3.

44
3 M 3 x BD 0.8 = 2400 kg.
2. Produksi uap yang dihasilkan oleh 2400 kg/cangkang TBS. nilai kalor
cangkang = 3480 kcal/kg.

𝐺𝑏𝑏 𝑥 𝑛𝑜 𝑥 𝑘𝑒𝑡
G= 𝛥 𝐸𝑛𝑡𝑎𝑙𝑝𝑦

Entalpy tek 18 kg/𝐶𝑚2 pada 270°C = 707.6 kcal/kg


T air umpan = 90°C
2400 𝑥 3480 𝑥 0.73 6096960
= = = 9872 kg uap/H
707.6 − 90 617.6

3. Panas yang dipergunakan untuk pembentukan uap sebesar 9872 kg uap/h


SAT menjadi superheater t =270°C

Q = G (Δh) > h1 = entalpy tek 18kg/Cm2 , SAT = 210 kcal/kg.


h2 = entalpy tek 18kg/Cm2 , t = 270 = 707.6 kcal/kg.

= 9872 (h2 – h1)


= 9872 (707.6 - 210)
= 9872 (497.6) = 4912307 kcal/jam
4. Panas yang dihasilkan dipergunakan untuk pembentukan uap sebesar 9872
kg uap/H hanya di terima oleh pemakaian uap yang dipergunakan Turbin
sebesar 300 kw x 23 kg uap/H = 6900 kg uap/H

Q = G (Δh)
𝑄
= G (h2 – h1) h2 – h1 = 𝐺
4912307
h2 = + h1
6900

= 711.9 + 210
= 921 kcal/kg

Entalpy 921 Kcal/kg pada 18 kg/18kg/Cm2 = 670°C


Kesimpulan

45
Boiler yang dioperasikan dengan produksi uap tidak sesuai dengan pemakaian
bahan bakar seperti contoh diatas tersebut diatas temperature superheater naik
hingga 670°C. pada kondisi ini dimana lidah api yang paling besar, diposisi itu
pipa superheater pecah.

Saran-saran
Apabila boiler akan tetap dioperasikan dengan cara tersebut diatas pemasukan
bahan bakar harus dilengkapi dengan auomatic fuel feeding system.

Suatu pabrik memakai boiler dengan data-data :


Produksi uap (G) = 20.000 kg/jam
Tekana uap (P) = 20 kg/Cm2
Temperatur uap (Tu) = 280°C
Temp. air umpan (Ta) = 90°C
U/ketel = 73%
Boiler sedang full operation tiba-tiba pada turbin terjadi trauble dan suplay uap ke
turbin di stop.
Panas yang dibutuhkan > Q = G x (Δ entalpy )
= 20.000 x (710,9 – 90)
= 12.418.000 Kcal/Jam
Apabila keran induk ditutup
Kebutuhan panas = 0 Kcal/Jam
Kelebihan panas dalam 1 jam = 12.418.000 Kcal/Jam
Kelebihan panas dalam 2 menit
ΔQ 2 menit = 2/60 x 12.418.000 = 413.933 Kcal/2 menit
Kelebihan panas tersebut diderita oleh 15.000 kg air dalam boiler sehingga
entalpynya akan naik sebanyak :
413.333

46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
1. Boiler dioperasikan dengan produksi Uap tidak sesuai dengan pemakaian
bahan bakar. seperti contoh jika temperatur superheater naik hingga =
670⁰C. Pada kondisi ini dimana lidah api yang paling besar diposisi itu
pipa superheater akan pecah.
2. Apabila safety valve pada upper drum tidak blow off maka boiler akan
meledak.
3. Kelebihan panas yang diderita airdalam boiler menyebabkan entalpynya
akan naik.

5.2. Saran

Dalam kesempatan kali ini penulis menyarankan PMKS PT. Sisirau Desa
Sidodadi Kabupaten Aceh Tamiang, dalam setiap perawatan yang di harapkan di
kontrol dengan lebih baik dan memaksimalkan efesiensi penggunaanya serta terus
di sesuaikan dengan kebutuhan dari bahan baku yang kandang kala dalam ukuran
yang bervariasi, guna meminimalkan lagi angka kehilangan (Losses) yang terjadi.
Dan untuk menghasilkan mutu yang baik sesuai dengan standart mutu pabrik,
maka penulis menyarankan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

1. Temperatur pada komponen-komponen pada boiler harus selalu diperhatikan,


jangan sampai melewati batas penggunaan.
2. Harus selalu mengawasi Tekanan, Air, dan Bahan bakar pada boiler setiap
saat.
3. Melakukan Perawatan yang lebih terjadwal untuk menjaga setiap mesin –
mesin proses agar dapat beroprasi dan digunakan dalam jangka waktu yang
lama serta kinerja pabrik dapat berjalan lebih efisien dan aman.

47
4. Demi mengoptimalkan sistem pengolahan yang baik perlu memperhatikan dan
mengutamakan keselamatan kesehatan kerja ( K3 ).

48

Anda mungkin juga menyukai