PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan PKL
1.2.1. Tujuan Umum :
Tujuan umum dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
2
1.3. Profil Perusahaan
1.3.1. Sejarah Perusahaan
Untuk meningkatkan volume ekspor di luar minyak dan gas bumi, sub
sector perkebunan mempunyai peranan penting. Kegiatan perkebunan yang
dilaksanakan pemerintah dengan dukungan pihak swasta pada prinsipnya
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mengarah
kepada tercapainya masyarakat yang adil dan makmur
PMKS PT SISIRAU adalah salah satu Badan Usaha Swasta yang bergerak
dalam bidang usaha pengolahan minyak kelapa sawit (CPO). Pada awal
perencanaan PT.SISIRAU mengusahakan proyek pembangunannya diatas
lahan 20 Ha berdasarkan surat kesepakatan bersama antara PT.SISIRAU
dengan PT. Desa Jaya pada tanggal 6 juni 1997 yang diperkuat adanya surat
keputusan kantor pertahanan Kabupaten Aceh Timur No.
15/IL.I/BPN/ATIM/1997 tentang pemberian izin lokasi untuk
pembangunan PMKS.
Guna berpartisipasi dalam program tersebut, PT. Sisirau berencana
mengusahakan proyek pabrik pengolahan pabrik di atas lahan seluas 20 Ha
berdasarkan Surat Kesepakatan Bersama antara PT. Sisirau dengan PT.
Desa jaya tanggal 23 juni 1999 yang diperkuat oleh adanya Surat Kantor
Pertanahan Kabupaten Aceh Timur No: 15/IL.I/BPN/ATIM/1997 tentang
pemberian izin lokasi untuk pembangunan pabrik kelapa sawit. Pabrik
kelapa sawit akan dibangun dengan kapasitas 30 ton TBS/jam. Pada saat
studi ini dilaksanakan kegiatan yang dilaksanakan pada tahap konstruksi
yaitu pematang lahan.
Sumber bahan baku kelapa sawit diambil dari kebun sendiri dengan luas
3.169 Ha dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS
6.000 Ha dilakukan kerjasama dengan PT.Semadam yang mempunyai luas
kebun 3.550 Ha yang berjarak 10 Km.
3
Gambar 1.1. Pabrik PMKS PT.Sisirau Alur Gantung Aceh Tamiang
Sumber bahan baku kelapa sawit diambil dari kebun sendiri dengan luas
3.169 Ha dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan PMKS
6.000 Ha dilakukan kerjasama dengan PT.Semadam yang mempunyai luas
kebun 3.550 Ha yang berjarak 10 Km.
4
i. Website : www.ibrispalm.co.id
j. Status Pemodalan : PMDN
k. Bidang Usaha : Perkebunan dan Pengolahan Kelapa
Sawit.
l. Barang/ Jasa Dagang Utama : Minyak Kelapa Sawit dan Kernel.
m. NPWP : 01.540.095.5 – 105.001.
n. No TDP : 011911500179.
o. Tanggal Dikeluarkan : 06 Juni 2012 s/d 06 Juni 2017.
p. Jenis Izin Usaha yang dimiliki
a. Jenis Izin : SIUP.
b. Instansi Pemberi Izin : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Satu Pintu dan Penanaman Modal
Aceh Tamiang.
c. No Izin : 503/ KP2TSP – SIUP/ )187/ 2012.
d. Tanggal Dikeluarkan : 06 Juni 2012 s/d 06 Juni 2017.
5
1.3.3. Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai suatu perencanaan
dan integrasi dari aliran komponen suatu produk untuk mendapatkan
interelasi yang paling efektif dan paling ekonomis antara pekerja, peralatan
dan pemindahan bahan-bahan mulai dari bagian penerimaan sampai
pengolahan dan akhirnya pengiriman produk jadi.
Tugas dan tanggung jawab dari berbagai jabatan yang terdapat dalam
struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
6
A. Manager
Tanggung jawab Manager yaitu :
a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional dalam mencapai
target produksi yang maksimal dan menekan cost serendah mungkin,
memenuhi target TBS yang masuk ke PKS setiap harinya dan
mendapatkan hasil CPO-PK yang sesuai anggaran tahunan serta
dengan mutu yang baik.
b. Memastikan implementasi ISPO dan standard lainnya berjalan dengan
baik.
7
B. Asisten Kepala
Tanggung Jawab Asisten Kepala :
a. Bertanggung jawab mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan
Operasional khusus departemen proses dengan mengefektifkan Asst
Proses dan Mandor Proses untuk menjalankan proses produksi yang
lancar dengan memaksimalkan hasil produksi (CPO bersertifikasi
ISPO, CPO non sertifikasi ISPO dan PK).
b. Mengawasi pekerja demi kelancaran dan efisiensi proses produksi.
c. Mengontrol segala kerugian dalam batas ketentuan dan
memaksimalkan hasil produksi.
d. Memelihara agar mesin dan pabrik tetap bersih setiap saat.
e. Mengatur pergantian shif pekerja.
f. Menciptakan contoh kepemimpinan yang baik dan pro aktif
g. Bekerjasama dengan asst.maintenance dalam hal perawatan pabrik
h. Mengawasi operasional persediaan air.
i. Bekerjasama dengan asst.QC, karyawan laboratorium,Asst. Proses dan
Asst. Maintenance untuk meningkatkan kontrol atas qualitas.
j. Memastikan bahwa seluruh peralatan dalam kondisi kerja yang baik
k. Memastikan bahwa seluruh peraturan ditaati setiap saat guna
meminimumkan terjadinya kecelakaan kerja.
l. Memastikan adanya multi guna karyawan setiap saat jangan biarkan
karyawan menganggur.
m. Melatih / mentraining operator dalam hal pengoperasian alat produksi
dan teknik mengolah TBS yang baik.
n. Memotivasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum,
membentuk kerjasama yang kuat, rasa bertanggung jawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
o. Lain-lain sesuai instruksi atasan langsung maupun pimpinan
perusahaan
8
Tugas Asisten Kepala yaitu :
a. Bertanggung jawab dalam mengontrol pelaksanaan shift dengan lancar
dan efisien untuk memaksimumkan hasil produksi (CPO dan PK).
b. Bertanggung jawab dalam mengontrol proses produksi dengan lancar
dan efisien.
9
D. Asisten Teknik
Tanggung jawab Asisten Teknik yaitu :
a. Bertugas dan bertanggung jawab serta mendapat wewenang dari
pimpinan, mengawasi dan mengontrol Mandor Maintenance beserta
personil maintenance/electrical, dalam hal pelaksanan pemeliharaan
preventif dan perbaikan-perbaikan mesin, elecrtical sehingga proses
produksi berjalan lancar.
b. Melaksanakan trouble shooting dan meng-up grade pabrik.
c. Menerapkan good engineering practice dalam rangka aspek
pemeliharaan pabrik dan infrastruktur perusahaan.
d. Mengontrol biaya pemeliharaan dan efiensi operasional workshop.
e. Merencanakan, mengawasi dan melaksanakan program pemeliharaan
dan perbaikan dengan job schedule dan maintenance schedule secara
sistematis serta menyimpan data pemeliharaan yang up to date.
Bekerjasama dengan Senior Assistant/ Asst. Proses untuk memastikan
kelancaran operasional pabrik.
f. Memotifasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum
membentuk kerja sama tim yang kuat, rasa bertanggungjawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
g. Memberikan sosialisasi terkait K3 kepada bawahan dan mengawasi
bawahan dalam aplikasi kebijakan, prosedur dan peraturan K3 di
tempat kerja.
h. Lain – lain sesuai intruksi atasan langsung dari pimpinan perusahaan.
10
E. Asisten Proses
11
Tugas Asisten Proses yaitu :
a. Bertanggung jawab dalam mengontrol pelaksanaan shift dengan lancar
dan efisien untuk memaksimumkan hasil produksi (CPO dan PK).
b. Bertanggung jawab dalam mengontrol proses produksi dengan lancar
dan efisien.
F. Asisten Laboratorium
Tanggung jawab Asisten Laboraturium yaitu :
a. Melaksanakan procedure/sop laboratorium.
b. Melaksanakan pengelolaan IPAL sesuai peraturan yang berlaku.
c. Memastikan kualitas air yang diaplikasikan ke LA sesuai baku mutu
peraturan yang berlaku.
d. Melakukan penyuluhan K3 terkait penggunaan bahan kimia.
e. Mengevaluasi laporan harian lossis dan produksi CPO dan kernel.
f. Mengawasi operasional laboratorium secara keseluruhan.
g. Mengimplementasikan dan mengevaluasi prinsip dan criteria ISPO
terkait laporan penggunaan bahan kimia, air konsumsi, debit limbah
cair, penggunaan bahan bakar boiler (fibre), laporan hasil analisa
limbah cair harian.
h. Mengawasi operasional dan perawatan IPAL untuk mencapai tingkat
BOD dan pH yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
i. Mengawasi operasional land aplikasi.
j. Bertanggung jawab atas kebersihan areal laboratorium, IPAL dan land
aplikasi.
k. Memotivasi bawahan untuk mencapai effisiensi yang maksimum,
membentuk kerja sama tim yang kuat, rasa betanggung jawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
l. Lain – lain sesuai instruksi atasan langsung dan pimpinan perusahaan.
12
Tugas Asisten Laboraturium yaitu :
a. Mengawasi analisa dan mutu CPO dan PK hasil produksi.
b. Mengawasi analisa dan mutu CPO dan PK yang akan didispacth.
c. Mengawasi lossis minyak CPO .
d. Memastikan keakuratan laporan kualitas minyak dan lossis harian dan
bulanan.
e. Mengawasi pengelolaan IPAL dan land aplikasi.
f. Melakukan pemantauan kualitas limbah cair setiap bulan dengan
mengirimkan sample kepada laboratorium terakreditasi.
g. Mengawasi kualitas parameter air baku dan air umpan boiler serta
menyesuaikan dosis kimia sesuai saran dan rekomendasi Nasco.
G. Mandor Maintenance
Tanggung jawab Mandor Maintenance yaitu :
a. Bertugas dan bertanggung jawab serta mendapat wewenang dari
pimpinan PKS , mengawasi dan mengontrol foreman mekanik dan
mekanik, dalam hal pelaksanan pemeliharaan preventif dan perbaikan-
perbaikan mesin.electrical sehingga proses produksi berjalan lancar.
b. Melaksanakan Trouble Shooting dan meng-up grade pabrik .
c. Menerapkan good engineering practice dalam rangka aspek
pemeliharaan pabrik dan infrastruktur perusahaan.
d. Mengontrol biaya pemeliharaan dan efiensi operasional workshop.
e. Merencanakan, mengawasi dan melaksanakan program pemeliharaan
dan perbaikan dengan job schedule dan maintenance schedule secara
sistematis serta menyimpan data pemeliharaan yang up to date.
f. Bekerjasama dengan asst. proses / mandor proses untuk memastikan
kelancaran operasional pabrik.
g. Memotivasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum
membentuk kerja sama tim yang kuat, rasa bertanggungjawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
h. Lain – lain sesuai intruksi atasan langsung dai pimpinan perusahaan.
13
Tugas Mandor Maintenance yaitu :
H. Mandor Proses
Tanggung jawab Mandor Proses yaitu :
a. Bertanggung jawab mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan
Operasional khusus departemen proses dengan mengefektifkan
personel Operator untuk menjalankan proses produksi yang lancar
dengan memaksimalkan hasil produksi (CPO bersertifikasi ISPO, CPO
non sertifikasi ISPO dan PK).
b. Mengawasi pekerja demi kelancaran dan efisiensi proses produksi.
c. Mengontrol segala kerugian dalam batas ketentuan dan
memaksimalkan hasil produksi.
d. Memelihara agar mesin dan pabrik tetap bersih setiap saat.
e. Mengatur pergantian shift pekerja.
f. Menciptakan contoh kepemimpinan yang baik dan pro aktif.
g. Bekerjasama dengan mandor maintenance dalam hal perawatan
pabrik.
h. Mengawasi operasional persediaan air.
i. Menyediakan laporan absensi harian dan laporan produksi.
j. Bekerjasama dengan Asst.QC/laboratorium dan mandor sortasi untuk
meningkatkan kontrol atas qualitas.
k. Memastikan bahwa seluruh peralatan dalam kondisi kerja yang baik.
l. Memastikan bahwa seluruh peraturan ditaati setiap saat guna
meminimumkan terjadinya kecelakaan kerja.
m. Memastikan adanya multi guna karyawan setiap saat jangan biarkan
karyawan menganggur.
14
n. Melatih / mentraining operator dalam hal pengoperasian alat produksi
dan teknik mengolah TBS yang baik.
o. Memotifasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum,
membentuk kerjasama yang kuat, rasa bertanggung jawab, dedikasi
bekerja, dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
p. Lain-lain sesuai instruksi atasan langsung maupun pimpinan
perusahaan
I. Kepala Gudang
15
d. Memotivasi bawahan untuk mencapai efisiensi yang maksimum,
membentuk kerjasama tim yang kuat, rasa bertanggung jawab, dedikasi
bekerja dan rasa memiliki terhadap perusahaan.
e. Mencatat setiap pengeluaran barang/material pada kartu stok.
f. Mengelola gudang LB3 (catatan log book/Neraca Limbah B3).
g. Lain – lain sesuai instruksi atasan langsung maupun pimpinan
perusahaan.
J. Operator Weighbrige
16
Tugas Opeartor Weighbrige yaitu :
17
1.3.7. Fasilitas Lainnya
Adapun fasilitas lain yang diberikan kepada tenaga kerja meliputi :
1. Makanan Ekstra (Extra Fooding).
Jenis makanan siap saji yang diberikan oleh perusahaan adalah susu,
telur, atau kacang hijau.
Perusahaan memberikan Makanan Ekstra (Ekstra Fooding ) kepada
karyawan yang dalam melaksanakan tugasnya berhubungan dengan
Bahan Berbahaya Beracun (B3), radiasi, petugas Laboratorium dan
petugas khusus lainnya.
Makanan tambahan harus siap saji oleh perusahaan dan tidak
dibenarkan untuk di uangkan serta diberikan kepada karyawan
pabrik pengolahan, operator alat berat, mesin las dan mesin genset,
karyawan yang bekerja diatas jam 22:00 WIB.
2. BPJS Ketenagaan Kerja di PMKS PT. Sisirau meliputi :
Program jaminan kecelakaan kerja.
Jaminan kematian.
Jaminan hari tua.
Jaminan Pensiun.
3. BPJS Kesehatan di PMKS PT. Sisirau meliputi :
Program jaminan kesehatan.
18
1.3.8 Peta PMKS PT. SISIRAU
JEMBATAN
JEMBATAN
JALAN BOILER
AN
AT
MB
JE
Garasi
Mobil
P. SATPAM INCINE
RATOR
WAREHOUSE
WASTE B3
STORE
ASH
INCINE
Lapangan
RATOR
STORE
Tenis
SLUDGE/OIL WORKSHOP
RECOVERY TANK
TRANSFER
CARRIAGE
BOILER
CLARIFICATION
STATION
POWER
HOUSE
BAK HOUSE
AIR MAIN
PROCESS
BUILDING
STERILIZER PIT
CLARIFIER
MESJID
JALAN PRESS
KANTIN CLARIFIED
WATER BASIN
JALAN TIPLER
BULK KERNEL
TANK
CAP: 500 TON
LOADING RAMP
JEMBATAN
PARKIR TRUCK
TRANSFER
CARRIAGE
WEIGHBRIDGE
HOUSE
GUARD
SECURITY
JL. MEDA
KETERANGAN :
N
19
1.3.9 Flow Chart PMKS PT.SISIRAU
20
kesulitan pelepasan serabut pada biji dalam polishing drum yang
menyebabkan pemecahan biji lebih sulit dalam Ripple Mill. Alat ini terdiri
dari separating column polishing drum, dan biji dari Cake Breaker Conveyor
Masuk dari separating column disini fraksi ringan yang berupa fibre, inti
pecah halus, cangkang halus dan debu akan terhisap oleh fibre cyclone
melalui air lock masuk di tampung di sheel bin sebagai bahan bakar pada
boiler.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
22
Pipa pipa air tersebut adalah pada dinding atap , dinding bagian depan,
dinding bagian samping , dinding bagian belakang dan dinding baffle (baffle wall)
yang memisah combustion chamber dengan boiler proper. Pipa pipa pada dinding
samping, dinding belakang dan beberapa pipa di dinding depan di susun dengan
jarak (pitch) yang sesuai, membangun satu dinding air yang sempurna sebagai
satu penutupan / batasan dapur untuk menyerap secara efektif panas radiasi di
dalam combustion chamber dan menghindari kehilangan panas.
23
permukaan pemanas. Kemudian naik kembali sebagai campuran air dan uap, lalu
turun melalui pipa down commer dan masuk ke pipa air yang terpasang dalam
dapur pembakaran, dimana akan menyerap panas radiasi secara effective dalam
perjalanannya yang naik kembali ke atas.
24
Takuma Boiler
25
D. Forced draft fan dan 2nd FD Fan
Satu unit forced draft fan dan satu unit 2nd FD fan yang dibuat oleh PT
SAS dengan merek Chicago yang mendapat lisensi dari chicago amerika yang
dipasangkan untuk mensupplay udara untuk pembakaran bahan bakar, pendingin
roster dan penyebaran bahan bakar.
F. Peralatan pembakaran
Dalam sistem pembakaran ini dapur primer dipasang dengan rooster yang
di susun sedemikian rupa untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
H. Dust collector
Gas-gas asap yang membawa jumlah abu ke cerobong asap terdiri dari
abu-abu halus yang akan terbawa oleh gas asap dan akan menimbulkan polusi.
Oleh sebab itu dipasang dust collector dan dilengkapi dengan daun kupu-kupu
yang dapat menangkap abu-abu halus tersebut sehingga gas asap yang keluar
kecerobong asap lebih bersih. Dust collector juga berfungsi untuk menambah daya
tahan dan umur teknis pada blower induced draft fan.
26
2.2 Perawatan (Maintenance) Boiler
Perawatan yang baik pada boiler dapat menjamin umur teknis dan umur
ekonomis yang relatif panjang. Dibawah ini di jelaskan cara-cara perawatan
boiler, bila mana dilakukan lebih sering lebih menjamin amannya pengoperasian
boiler tersebut.
C. Diatas 1 tahun :
1. Periksa dan perawatan pada casing (dinding)
2. Periksa dan perawatan pada gas duct dan dust collector.
3. Periksa dan perawatan pada collector, peralatan dan instrument.
4. Periksa dan perawatan pada kerangan, cock dan piping.
D. Setiap 2 tahun :
1. Setiap 2 tahun di lakukan pemeriksaan berkala yang disaksikan oleh
depnaker setempat.
27
2.3 Pemberhentian Mendadak Pada Boiler (Emergency Stop)
Mati Listrik
Pemeriksa semua kerangan buangan condesate dan blow down apakah ada
yang terbuka, terutama kerangan blow down dari header dan dari lower
drum
Jaga agar temperatur air pengisi boiler tidak lebih dari 100oC. Temperatur
air pengisi > 100oC, air sudah bercampur dengan uap, sehingga dapat
menyebabkan kevacuman di dalam pompa dan dapat mengakibatkan
kerusakan pada pompa maupun turunnya kapasitas pompa.
Periksa kondisi air dalam feed water tank dan peralatan pendukung pada
feed water tank.
Periksa kondisi pompa pengisi air boiler yang di gunakan.
Jika ternyata level air gelas penduga di bawah batas terendah, segera
hentikan pemasukan bahan bakar (matikan rotary feeder), matikan seluruh blower,
tutup kerangan uap utama dan kerangan supplay uap lainnya untuk memelihara
jumlah air yang masih ada dalam boiler.
28
Cari sebab – sebabnya dengan melakukan pemeriksaan pada bagian – bagian
peralatan seperti :
Indicator level air pada upper drum
Regulator level air pada drum
Meter air pengisi (water flow meter)
Tekanan pada inlet dan outlet pompa air pengisi boiler
Level air dalam feed water tank
Pompa air pengisi (feed water pump)
Pemipaan air pengisi
Dan lain – lainnya yang mencurigakan.
Apabila telah di dapatkan penyebabnya, dasar level air harus didapat kembali.
Apabila dasar level air pada boiler dalam batas – batas yang di izinkan, maka
alihkan pengisian air dari automatis water regulating control ke sistem by pass.
Selanjutnya boiler dapat dioperasikan kembali sesuai dengan petunjuk
pengoperasian.
Apabila air dalam gelas penduga kondisi kosong sama sekali, sehingga tidak
diketahui sampai dimana titik terendah kondisi air didalam boiler, sementara
boiler full operation maka boiler tidak boleh langsung di isi secara tiba –tiba.
Sebab bila pipa dalam drum telah memperoleh panas yang berlebihan, dan apabila
di isi secara tiba – tiba maka pipa – pipa pada drum yang dipasang dengan sistem
expander (pengerolan) akan terjadi penyusutan yang dapat mengakibatkan
kebocoran pada expander dan pipa – pipa boiler tersebut berubah bentuk serta
drum akan bergeser dari posisinya.
Hal – hal yang harus kita lakukan pada kondisi sepeti ini :
Menutup semua kerangan supply uap untuk menjaga jumlah air yang ada
di dalam boiler.
29
Hentikan supplay bahan bakar, matikan blower – blower dan double
damper dust collector.
Tutup penuh semua damper pada ID Fan, FD Fan dan Secondary FD Fan.
Secepatnya pembakaran di dalam ruang dapur di matikan dan semua sisa
pembakaran dikeluarkan.
Seluruh pintu dapur di tutup dengan rapat agar jangan ada udara luar yang
masuk ke ruang dapur pembakaran yang dapat menurunkan temperatur
boiler secara drastis dan juga mengakibatkan penyusutan air di dalam
boiler dengan cepat.
Perlakukan boiler dengan kondisi tersebut di atas selama +- 3 hari agar
temperatur turun secara alamiah
Setelah temperatur boiler benar – benar dingin, air dalam boiler di
kosongkan, handhole dan manhole dibuka semua.
Periksa seluruh pengerolan (expanding) pada pipa (water tube), apakah
terjadi perubahan pengerolan (expanding) dari pipa atau water tube, dan
laporkan ke depnaker setempat untuk mendapat petunjuk.
Bila tidak terdapat perubahan pastikan dengan melakukan hydrostatic test
sebesar tekanan kerja +- 3 kg/cm2 (P + 3 kg/cm2), seijin depnaker.
Bila terjadi kebocoran maka laksanakan pengerolan (expanding) sesuai
dengan prosedur yang berlaku dan bila dilaksanakan hydrotest tidak
terdapat kebocoran maka boiler dapat di operasikan kembali dengan
mengadakan pemanasan awal, seijin depnaker setempat.
30
Periksa banyaknya air yang terkandung didalam tangki air, bukan hanyadi
lihat melalui level penunjuk air (level indicator) tetapi harus juga di lihat
langsung ke dalam tangki.
Periksa semua kerangan, apakah kerangan yang seharusnya terbuka sedah
benar terbuka dan yang seharusnya tertutup sudah benar tertutup periksa
semua handle operasinya apakah sudah mudah di operasikan.
Perhatikan khusus pada kerangan-kerangan di sekitar pompa :
31
fungsi, jika terdapat kebocoran harus segera di perbaiki, sebelum boiler
dioperasikan.
f. Operasikan electric feed water pump hingga air dalam gelas
penduga mencapai high water level dan alarm untuk HWL
berbunyi serta lampu hijau pada panel menyala, dan perhatikan
apakah kondisi air dalam gelas penduga berada pada +100 mm
diatas normal water level.
g. Lakukan blow down secara perlahan-lahan sehingga air dalam
gelas penduga turun sampai +85 mm diatas normal water level,
alarm HWL akan berhenti dan lampu hijau pada panel mati.
Lakukan blow down kembali sehingga air dalam gelas penduga turun
sampai 1st low water level, air dalam gelas penduga harus berada pada -60 mm di
bawah NWL dan alarm untuk 1st low water level berbunyi dan bersamaan lampu
kuning menyala.
Operasikan kembai feed water pump sehingga dalam gelas penduga naik sampai -
50 mm di bawah NWL dan alarm untuk 1st low water level berhenti dan lampu
kuning mati.
32
Gelas Penduga 1st Low Water Level
Lakukan blow down sehingga air dalam gelas penduga turun sampai 1st
low water level pada saat alarm 1st low water level berbunyi, dan lampu kuning
menyala, alarm 1st low water level di reset. Lalu lakukan blow down sehingga air
di dalam gelas penduga harus berada pada -120 mm di bawah NWL dan alarm
untuk 2nd LWL berbunyi dan bersamaan lampu merah menyala. Operasikan
kembali feed water pump, sehingga air dalam gelas penduga berada pada -105
mm di bawah NWL, dan alarm untuk 2nd low water level berhenti dan lampu
merah mati.
Setelah HWL, 1st LWL, 2nd LWL alarm serta lampu indikator bekerja dengan
baik, operasikan kembali feed water pump sehingga air dalam gelas penduga tepat
pada normal water level.
“jangan mengoperasikan feed water pump dlam keadaan kosong (tanpa air
masuk ke pompa). Hal ini akan mengakibatkan pompa menjadi panas dan
rusak.
Jangan mulai mengoperasikan (start) pompa jika kerangan outlet dalam
keadaan terbuka lebar. Hal ini akan mengakibatkan ampere motor menjadi
sangat tinggi sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada elektro motor
maupun komponen listrik yang lainnya.
Setiap akan mengoperasikan boiler, sistim kontrol untuk HWL dan LWL
harus dicoba fungsinya sesuai dengan tata cara yang di uraikan di atas”.
33
Pengaman untuk low water level
Takuma boiler dilengkapi dengan pengaman untuk kondisi low water level
Manual : semua blower dan peralatan dapat beroperasi walaupun kondisi air
dalam boiler berada pada atau di bawah low water level dan cutoff sistem tidak
berfungsi.
Automatic : semua blower dan peralatan akan “cut off” (mati) apabila kondisi air
dalam boiler berada pada atau di bawah low water level kecuali electric feed water
pump.
Operasikan feed water pump hingga high water level. Operasikan semua
blower dan peralatan sesuai dengan prosedur pengoperasian. Lakukan blow down
secara perlahan-lahan hingga air dalam gelas penduga turun sampai -60mm di
bawah NWL (pada kondisi 1st LWL), maka timer 1 bekerja dan dalam waktu +- 3
menit semua peralatan dan blower secara automatic akan mati (Cut Off) kecuali
electric feed water pump.
34
Operasikan kembali feed water pump sehingga air dalam gelas penduga
naik kembali sampai NWL ( lampu kuning mati). Operasikan kembali semua
blower dan peralatan sesuai dengan prosedur pengoperasian.
“setiap mengoperasikan boiler siste, automatic / cut off pada boiler tersebut
harus terlebih dahulu di uji coba kefungsiannya seperti cara yang di uraikan
sebelumnya. Hal tersebut sangat penting untuk menghindari kerusakan pada
boiler yang di sebabkan oleh kekurangan air.
Jangan mengoperasikan boiler pada posisi manual.
Key selector switch arus di simpan oleh orang yang berwenang (Mill
manager)”.
35
d. Periksalah semua damper pengatur udara untuk dicoba dan di teliti, ratio
(perbandingan) pembukaan alat penyetel dengan posisi damper, buka
penuh damper induced draft fan.
e. Periksa banyaknya bahan bakar apakah sudah cukup tersedia untuk
pengoperasian awal
f. Periksa banyaknya air dalam feed water tank.
g. Periksa pemasangan kerangan – kerangan dan apendages apakah sudah
benar sesuai fungsinya.
h. Buka kerangan air vent pada drum 100% dan kerangan starting valve
100%.
i. Jika boiler di lengkapi dengan super heater, buka kerangan starting valve
pada seperheater dan flue gas (gas buang)
j. Operasikan peralatan pengisian bahan bakar dalam keadaan kosong untuk
mengamati operasinya, apabila telah operasi normal masukkan bahan
bakar ke dalam ruang bakar hingga merata diatas rangka bakar.
36
Baik untuk boiler baru, atau boiler yang telah lama tidak di jalankan, atau boiler
yang terbuka dibersihkan atau di reparasi, boiler harus di start dengan mengikuti
isi buku petunjuk ini. Buku di sini hanya untuk boiler yang sudah dilakukan
pengeringan dengan perlahan-lahan dan di beri tonic soda.
Pemeriksaan casing
Perhatikan pemasangan baut pada casing yang terletak di bawah upper
drum lubang baut berbentuk panjang (oval) dan pemasangan bautnya harus
mempunyai spasi +- 20 mm. (lihat gambar)
37
Lobang Oval Pada Fitting Casing
38
sambungan coupling dan belting di buka. Hal ini untuk menghindari kemungkinan
kemungkinan yang tidak diinginkan. Periksa instrument panel apakah sistem
control pada boiler tersebut semuanya sedah bekerja secara semourna, terutama
sekali sistem control pada tinggi rendah air dalam boiler.
“sistem control tinggi/rendah air dalam boiler sangat perlu di perhatikan
untuk mencegah over heating maupun carry over”.
Alat ini bekerja dengan sistem hydraulic, oleh sebab itu kondisi olie di
dalam alat tersebut dijaga agar tetap pada batas level yang di tentukan. Perlu
39
diperhatikan dengan teliti perbandingan (ratio) pembukaan dan penutupan damper
dengan gerakan ‘Arm” (stang) pada alat tersebut.
“jangan mengoperasikan boiler dengan menyetel setting unit ke skala positif.
(lihat gambar ). hal ini sangat berbahaya, sebab akan menimbulkan tekanan
balik (back fire) di dalam ruang dapur)”.
40
d. Periksa kawat proteksi pada inlet udara, yang berfungsi mencegah bahan-
bahan asing terisap ke dalamnya.
e. Gerakkan bagian-bagian yang berputar dengan tangan untuk memeriksa
apakah didapat kondisi yang upnormal.
Sebelum blower dioperasikan secara terus menerus (kontinue) operasikan
dahulu untuk selang waktu yang pendek untuk memeriksa apakah ada
kemungkinan terdapatnya bunyi atau vibrasi (getaran) yang kurang normal
Operasikan fan tersebut dengan damper tertutup penuh (tanpa beban)
sambil mengamati amper meter. Yakinkanlah bahwa fan itu sudah mencapai
kecepatan yang di tentukan dan ampere dalam keadaan stabil.
“jangan start operasi fan dengan kondisi damper terbuka (beban penuh)
untuk menghindari start current ataupun over current yang tinggi sehingga
dapat merusak electro motor maupun component listrik lainnya”.
Hydrostatic Test
Sebelum dioperasikan harus terlebih dahulu dilakukan hydrotest guna
mengetahui apakah sistem expander (pengerolan) pipa –pipa water tube tersebut
tidak terdapat kebocoran-kebocoran.
Ketentuan hydrotest adalah sebagai berikut :
Untuk boiler baru : Tekanan kerja > 10 kg/cm2
Tekanan uji = tekanan kerja x 1 ½
Untuk boiler yang sudah dipakai
Tekanan uji = tekanan kerja + maksimum 3 kg/cm2
41
BAB III
METODOLOGI PKL
42
3.3 Rangkuman Pekerjaan Yang Dilakukan Selama PKL
Pengenalan diri terhadap para pimpinan PMKS PT. SISIRAU.
Orientasi/pengenalan terhadap lingkungan pabrik selama seminggu oleh
pembimbing lapangan yaitu bapak Dedy Alisyahbana, ST.P., M.Eng. selaku
Asisten Proses Shift I dan Bapak R. M Girsang, S.T. selaku Asisten Teknik .
Pembagian jadwal mingguan untuk tiap-tiap station, jadwal ini di buat untuk
lebih mudah memahami ilmu yang ada setiap station. Jadwal tertera pada
Lampiran.
Pengambilan data untuk membuat laporan mingguan.
Membuat laporan mingguan dari setiap station yang telah dijalani selama
seminggu dan mempresentasikannya kepada para pimpinan perusahaan.
Mempersiapkan dan membuat laporan PKL.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN TUGAS KHUSUS
4.1.
Data boiler
Takuma boiler : type N-1000
Kapasitas : 35000 kg/jam
Steam temperature : superheater (270°C)
Maximum working pressure : 24 kg/Cm2
Normal working pressure : 21 kg/Cm2
Kerusakan
Pecah pipa superheater karena overheating.
Penyebab
Boiler dioperasikan dengan low capasitas.
Contoh
Boiler terpasang di PKS.
Karena bahan baku TBS berkurang, maka PKS tidak mengolah..
Untuk menghemat bahan bakar solar boiler dioperasikan hanya tarik turbin
untuk penerangan ± 300 kw.
Bahan bakar boiler menggunakan cangkang dan fibre yang ada.
Pemasukan bahan bakar cangkang dan fibre dilakukan dengan cara
manual.
Sehingga pemasukan bahan bakar tidak terkontrol.
Analisa kerusakan
1. Bahan bakar cangkang dimasukkan dengan cara manual, sehingga bahan
bakar tertumpuk diatas rangka bakar seandainya bahan bakar tertumpuk ±
3 M3.
44
3 M 3 x BD 0.8 = 2400 kg.
2. Produksi uap yang dihasilkan oleh 2400 kg/cangkang TBS. nilai kalor
cangkang = 3480 kcal/kg.
𝐺𝑏𝑏 𝑥 𝑛𝑜 𝑥 𝑘𝑒𝑡
G= 𝛥 𝐸𝑛𝑡𝑎𝑙𝑝𝑦
Q = G (Δh)
𝑄
= G (h2 – h1) h2 – h1 = 𝐺
4912307
h2 = + h1
6900
= 711.9 + 210
= 921 kcal/kg
45
Boiler yang dioperasikan dengan produksi uap tidak sesuai dengan pemakaian
bahan bakar seperti contoh diatas tersebut diatas temperature superheater naik
hingga 670°C. pada kondisi ini dimana lidah api yang paling besar, diposisi itu
pipa superheater pecah.
Saran-saran
Apabila boiler akan tetap dioperasikan dengan cara tersebut diatas pemasukan
bahan bakar harus dilengkapi dengan auomatic fuel feeding system.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
1. Boiler dioperasikan dengan produksi Uap tidak sesuai dengan pemakaian
bahan bakar. seperti contoh jika temperatur superheater naik hingga =
670⁰C. Pada kondisi ini dimana lidah api yang paling besar diposisi itu
pipa superheater akan pecah.
2. Apabila safety valve pada upper drum tidak blow off maka boiler akan
meledak.
3. Kelebihan panas yang diderita airdalam boiler menyebabkan entalpynya
akan naik.
5.2. Saran
Dalam kesempatan kali ini penulis menyarankan PMKS PT. Sisirau Desa
Sidodadi Kabupaten Aceh Tamiang, dalam setiap perawatan yang di harapkan di
kontrol dengan lebih baik dan memaksimalkan efesiensi penggunaanya serta terus
di sesuaikan dengan kebutuhan dari bahan baku yang kandang kala dalam ukuran
yang bervariasi, guna meminimalkan lagi angka kehilangan (Losses) yang terjadi.
Dan untuk menghasilkan mutu yang baik sesuai dengan standart mutu pabrik,
maka penulis menyarankan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
47
4. Demi mengoptimalkan sistem pengolahan yang baik perlu memperhatikan dan
mengutamakan keselamatan kesehatan kerja ( K3 ).
48