PLAN VISIT
PT MUTIARA AGAM
Oleh
Kelompok : III
Kelas : X.3
Pertama dan yang paling utama kami ucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
yang karna karunia-Nya kami bisa melaksanakan Plan Visit ke PT Mutiara Agam
dan merampungkan laporan ini.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas sekolah dan
sebagai bukti bahwa kami telah melaksanakan Plant Visit ke PT Mutiara Agam.
Laporan ini terbentuk dengan melibatkan berbagai pihak yang secara penuh
mendukung. Untuk itu kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Kepala
Sekolah SMK SMTI Padang, Wakil Kepala Sekolah SMK SMTI Padang, Panitia
Plan Visit, Guru Pembimbing, Pimpinan, Staff, Karyawan dan Keluarga Besar PT
Mutiara Agam, serta semua pihak yang telah membantu hingga laporan ini
terselesaikan.
Penulis sadar dalam penyusunan laporan ini masih banyak yang harus
diperbaiki. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dengan
senang hati kami terima.
Terkhir, kami berharap semoga ilmu yang kami tuangkan dalam laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.
Penulis
Daftar Isi
2|Laporan Plant Visit PT Mutiara Agam
Kata Pengantar...............................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................3
Bab I Pendahuluan.........................................................................4
Bab II Perusahaan..........................................................................5
3.1 Kesimpulan..................................................................17
3.2 Saran.............................................................................17
Bab I Pendahuluan
3|Laporan Plant Visit PT Mutiara Agam
1.1 Tujuan dan Sasaran Plant Visit
Kegiatan Plant Visit ini tentunya memiliki tujuan dan sasaran diantaranya
dekat.
industri.
dan lainnya.
Bab II Perusahaan
PT. Mutiara Agam didirikan dengan Akta Notaris No. 4 tanggal 1 Desember
1982 dari notaris Deetje Farida Djanas SH, Padang. Kemudian di syahkan oleh
tanggal 4 Januari 1991, yang di muat dalam berita Acara Negara RI no 960,
1991.
Land Clearing dan pembibitan digiatkan mulai tahun 1984, demikian pula
PKS ) dimulai pada akhir bulan Desember 1992 dengan sistem swakelola.
Disamping modal serta dana dari pada persero di dapat pula fasilitas KLBI
melalui Bank Exim Indonesia cabang Padang pada media tahun 1989.
1.DepartemenTanaman
a. Ka. Kebun rayon I : FaridKurniawan
- Ass. Afd OA : Jefry
- Ass. Afd OB : Eka Putra
- Ass. Afd OC : Indra
- Ass. Afd OD : Margono
- Ass. Afd OE : Rofiq
- Ass. Afd OF : Arifin
b. Ka. Kebun rayon II : HariSutejo
- Ass. Afd OG : Henry
- Ass. Afd OH : Rusdi
- Ass. Afd OI : Samingan
- Ass. Afd OJ : Eko Ariadi
- Ass Afd OK : Darsono
2.DepartemenTeknik
a. Ka. Teknik : Affan MP
- Ka. Bag.Operasional : AuliaRahman
3.Departemen Pabrik
a. Ka. Pabrik : Mulyono
- Ass. Labor : Yurnalis
- Ass. Proses : Aritonang
- Ass. Maintanance : Zainal
4. Departemen Administrasi
a. Bahan Baku
Bahan baku yang dingunakan pada produksi minyak kelapa sawit PT Mutiara
b. Peralatan
Pemurnian, Oil, Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank (COT),
Continous Settling Tank (CST), Oil Tank, Purifier, Vacuum Drier, Sludge Tank,
Sludge Centrifuge, Sludge Drain Tank, Fat Pit, Storage Tank, Stasiun Karnel, Cake
Breaker Conveyor (CBC), Depericarper, Nut Polishing Drum, Nut Silo, Ripple
Mill, Kernel Grading Drum, Light Tenera Dry Separator (LTDS), Clay Bath,dan
Kernel Silo.
1. LOADING RAMP
Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage
yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu yang dibuka
tutup dengan sistem hidrolik, terdiri dari 2 line sebelah kiri dan kanan.
2. STERILIZER
1. Mematikan enzyme.
pengepressan.
Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk
dipisahkan antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk kedalam
thresser TBS yang telah direbus diatur pemasukannya dengan
menggunakan auto feeder. Dengan menggunakan putaran TBS dibanting
sehingga berondolan lepas dari tandannya dan jatuh ke conveyor dan
elevator untuk didistribusikan ke rethresser untuk pembantingan kedua
kalinya. Thresser mempunyai kecepatan putaran 22 – 25 rpm. Pada bagian
dalam thresser, dipasang batang-batang besi perantara sehingga
membentuk kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar dari thresser.
Untuk tandan kosong sendiri didistribusikan dengan empty bunch conveyor
untuk didistribusikan ke penampungan empty bunch.
4. STASIUN PRESS
Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw press untuk diperas
sehingga dihasilkan minyak (crude oil). Pada proses ini dilakukan
penyemprotan air panas agar minyak yang keluar tidak terlalu kental
(penurunan viscositas) supaya pori-pori silinder tidak tersumbat, sehingga
kerja screw press tidak terlalu berat. Penyemprotan air dilakukan melalui
nozzle-nozzle pada pipa berlubang yang dipasang pada screw press.
Kapasitas mesin press adalah 15 ton per jam.
Tekanan mesin press harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat
menyebabkan inti pecah dan screw press mudah aus. Sebaliknya, jika
tekanan mesin press terlalu rendah maka oil losses di ampas tinggi.
5. STASIUN PEMURNIAN
Minyak hasil mesin press merupakan minyak mentah yang masih banyak
mengandung kotoran-kotoran. Minyak tersebut masuk ke sand trap tank
untuk mengendapkan partikel-partikel yang mempunyai densitas tinggi.
Sand trap tank adalah sebuah bejana yang berbentuk silinder tegak.
b. Vibrating Screen
Minyak bagian atas dari sand trap tank yang masih mengandung serat
dan sedikit kotoran dialirkan ke ayakan getar (vibrating screen). Proses
penyaringan memakai vibrating screen bertujuan untuk memisahkan
padatan, seperti : serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang masih
terbawa dari sand trap tank. Vibrating yang digunakan adalah double deck
vibrating screen, dimana screen pertama berukuran 30 mesh dan screen
kedua 40 mesh. Padatan yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke
digester melalui conveyor, sedangkan minyak dipompakan ke crude oil
tank.
Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank untuk
ditampung sementara. Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan
steam melalui sistem pipa pemanas, dan suhu dipertahankan 90-95°C. Dari
sini minyak dipompakan ke CST (Continuous Settling Tank).
e. Oil Tank
Minyak dari CST menuju ke oil tank untuk ditampung sementara waktu,
sebelum dialirkan ke oil purifier. Dalam oil tank juga terjadi pemanasan (75-
80°C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air.
f. Purifier
g. Vacuum Drier
Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk
mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier. Di sini
minyak disemprot dengan menggunakan nozzle sehingga campuran
minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan mempermudah
pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap
lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan kemudian dipompakan ke
storage tank.
h. Sludge Tank
Untuk overflow dari tangki ini di alirkan ke drain tank sedangkan under
flownya dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer atau langsung ke
bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone. Untuk mempercepat
pengendapan lumpur, sludge dipanaskan (80-90oC) dengan menggunakan
uap yang dialirkan melalui coil pemanas. Sehingga densitas minyak
menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada minyak akan
terlepas dan mengendap pada dasar tangki.
Dari sand cyclone atau brush strainer sludge dialirkan ke balance tank
sebagai umpan untuk decanter atau sludge centrifuge.
11 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
i. Sludge centrifuge
Lapisan bawah dari CST, dan sludge tank pada selang waktu tertentu
didrain menuju sludge drain tank. Di sludge drain tank minyak mengalir
tenang dan dibiarkan overflow untuk mengalir dan ditampung pada
reclaimed tank, dan kemudian dipompakan kembali ke CST untuk
kemudian dimurnikan lagi. Sedangkan kotoran dan air dialirkan menuju fat
pit.
k. Fat Pit
l. Storage Tank
6. STASIUN KERNEL
12 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut,
pemisahan inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang
digunakan di stasiun ini , diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC),
Depericarper, Nut Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo.
Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih
menggumpal masuk ke CBC. CBC merupakan suatu screw conveyor
namun screwnya dipasang palt persegi sebagai pelempar fiber dan nut.
CBC berfungsi untuk mengurai gumpalan fiber dengan nut dan
membawanya ke depericarper.
2) Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan
nut dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa
fiber dihisap dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai
bahan bakar pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah
masuk ke polishing drum.
4) Nut Silo
Fungsi dari alat ini sebagai tempat penampungan nut, hal ini dilakukan
untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lekang
dari cangkangnya.
5) Ripple Mill
Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah
dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya
sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang
menyebabkan cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti yang masih
bercampur dengan kotoran-kotoran di bawa ke kernel grading drum.
13 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
Pada kernel grading drum ini di saring antara nut,shell dan kotoran
dengan nut yang belum terpecahkan. Untuk nut shell dan kotoran lolos dari
saringan dibawa ke LTDS. Sementara untuk nut atau yang tertahan
dikembalikan ke nut conveyor.
Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih
ringan akan dihisap oleh LTDS cyclone. Fraksi-fraksi yang ringan di hisap
yang terdiri dari cangkang dan serabut akan di bawa ke shell hopper melalui
fibre and shell conveyor. Inti dan sebagian cangkang yang belum
terpisahkan, dipisahkan lagi pada clay bath.
8) Clay Bath
9) Kernel Silo
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%.
Inti yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui top wet kernel
conveyor didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses
pengeringan. Pada kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan
menggunakan udara panas dari steam heater yang dihembuskan oleh Fan
kernel silo ke dalam kernel silo. Pengeringan dilakukan pada temperatur 60-
80°C selama 4-8 jam. Kernel yang telah dikeringkan ini dibawa ke kernel
bulk silo melalui dry kernel transport fan.
Diagram Alir
14 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
2.4 Pemasaran Produk
1) Limbah Tandan
15 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
Limbah tandan hasil dari Oisting Crane diolah dan digunakan kembali oleh
perusahaan menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan pada perkebunan
kelapa sawit.
2) Limbah Fiber
Limbah fiber digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) milik perusahaan. PLTU ini dapat memasok listrik yang
diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan produksi.
Limbah cangkang dan karnel biasa dijual kembali oleh perusahaan, karna
memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Limbah cangkang memiliki nilai jual
yang sama dengan batu bara. Sedangkan karner dapat dijadikan sebagai bahan
baku pada industri kecantikan atau kosmetik.
4) Limbah Cair
Limbah cair hasil pemisahan atau pemurnian minyak kelapa sawit berupa air.
Air hasil dari produksi didiamkan pada kolam limbah untuk beberapa waktu.
Limbah dibuang setelah dinyatakan aman dan tidak berbahaya bagi lingkungan.
perseroan terbatas. Produk utama yang dihasilkan berupa minyak kelapa sawit.
Proses pengolahan kelapa sawit untuk dijadikan minyak kelapa sawit melalui
Limbah dari hasil pengolahan kelapa sawit tersebut diolah kembali menjadi air
bersih, pembangkit listrik, dan pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit.
3.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembuatan laporan ini,
diharuskan para peserta plan visit benar-benar menikuti kegiatan yang dilakukan
17 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m