Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PLAN VISIT

PT MUTIARA AGAM

Oleh

Kelompok : III

Kelas : X.3

Anggota : 1. Aditya Putra Pratama


2. Kevin Hafiz Marchellino
3. M Farhan Alfawwazi
4. Muhana Awfa Hanum
5. Nela Elvari Putri
6. Nurul Fajri Zulkifli
Pembimbing : Dra. Ildefniza

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia


Sekolah Menengah Kejuruan
SMTI Padang
2017
Kata Pengantar

Pertama dan yang paling utama kami ucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
yang karna karunia-Nya kami bisa melaksanakan Plan Visit ke PT Mutiara Agam
dan merampungkan laporan ini.

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas sekolah dan
sebagai bukti bahwa kami telah melaksanakan Plant Visit ke PT Mutiara Agam.

Laporan ini terbentuk dengan melibatkan berbagai pihak yang secara penuh
mendukung. Untuk itu kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Kepala
Sekolah SMK SMTI Padang, Wakil Kepala Sekolah SMK SMTI Padang, Panitia
Plan Visit, Guru Pembimbing, Pimpinan, Staff, Karyawan dan Keluarga Besar PT
Mutiara Agam, serta semua pihak yang telah membantu hingga laporan ini
terselesaikan.

Penulis sadar dalam penyusunan laporan ini masih banyak yang harus
diperbaiki. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dengan
senang hati kami terima.

Terkhir, kami berharap semoga ilmu yang kami tuangkan dalam laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

Padang, 05 Maret 2017

Penulis

Daftar Isi
2|Laporan Plant Visit PT Mutiara Agam
Kata Pengantar...............................................................................2

Daftar Isi.........................................................................................3

Bab I Pendahuluan.........................................................................4

1.1 Tujuan Plan Visit............................................................4

Bab II Perusahaan..........................................................................5

2.1 Sejarah Umum Perusahaan............................................5

2.2 Struktur Organisasi........................................................6

2.3 Prosedur Produksi..........................................................7

a. Bahan Baku yang Digunakan..............................7

b. Peralatan yang Digunakan...................................7

c. Proses Produksi dan Diagram Alir.......................8

2.4 Sistem Pemasaran Produk...........................................15

2.5 Pengendalian Limbah Produks.i..................................15

Bab III Penutup............................................................................17

3.1 Kesimpulan..................................................................17

3.2 Saran.............................................................................17

Bab I Pendahuluan
3|Laporan Plant Visit PT Mutiara Agam
1.1 Tujuan dan Sasaran Plant Visit

Kegiatan Plant Visit ini tentunya memiliki tujuan dan sasaran diantaranya

adalah sebagai berikut.

a. Dapat memahami dan mengenal produk olahan secara lebih

dekat.

b. Mengetahui gambaran yang realistis dalam sebuah pabrik

industri.

c. Mengetahui proses-proses, mesin-mesin yang digunakan, cara

pengemasan, sistem manajemen,

dan lainnya.

Bab II Perusahaan

4|Laporan Plant Visit PT Mutiara Agam


2.1 Sejarah Umum Perusahaan

PT. Mutiara Agam didirikan dengan Akta Notaris No. 4 tanggal 1 Desember

1982 dari notaris Deetje Farida Djanas SH, Padang. Kemudian di syahkan oleh

Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan No C2.176.HT.01.04 tahun 1991

tanggal 4 Januari 1991, yang di muat dalam berita Acara Negara RI no 960,

1991.

Legalitas usaha sebagai PMDN, didapat berdasarkan SPT Badan Koordinasi

Penanaman Modal Dalam Negeri Pusat No. 124/1/PMPN/1986 TANGGAL 5

Oktober 1986. Sedangkan dinyatakan sebagai perkebunan besar swasta nasional

di peroleh berdasarkan rekomendasi Departemen Pertanian Cq. Direktorat

Jendral Perkebunan No.KB.720/ED.371/12.88 tanggal 27 Desember 1988.

Land Clearing dan pembibitan digiatkan mulai tahun 1984, demikian pula

pembangunan prasarana pendukungnya. Berlanjut dengan kemajuan penanaman

kelapa sawit di lapangan, maka pembangunan pabrik pengolahankelapa sawit(

PKS ) dimulai pada akhir bulan Desember 1992 dengan sistem swakelola.

Disamping modal serta dana dari pada persero di dapat pula fasilitas KLBI

melalui Bank Exim Indonesia cabang Padang pada media tahun 1989.

2.2 Struktur Organisasi

Struktur Organisasidari PT. Mutiara Agam dipimpin oleh :

• Direktur Area : I Nyoman Widiarsa


• Administratur : Vidarta Rasyid
5|Laporan Plant Visit PT Mutiara Agam
Yang bertanggung jawab pada proses kelancaran tugas dan operasional baik di
kebun maupun di Pabrik dibantu oleh 5 Askep( Asisten kepala ), dan Asisten
permasing – masing departemen yaitu :

1.DepartemenTanaman
a. Ka. Kebun rayon I : FaridKurniawan
- Ass. Afd OA : Jefry
- Ass. Afd OB : Eka Putra
- Ass. Afd OC : Indra
- Ass. Afd OD : Margono
- Ass. Afd OE : Rofiq
- Ass. Afd OF : Arifin
b. Ka. Kebun rayon II : HariSutejo
- Ass. Afd OG : Henry
- Ass. Afd OH : Rusdi
- Ass. Afd OI : Samingan
- Ass. Afd OJ : Eko Ariadi
- Ass Afd OK : Darsono
2.DepartemenTeknik
a. Ka. Teknik : Affan MP
- Ka. Bag.Operasional : AuliaRahman
3.Departemen Pabrik
a. Ka. Pabrik : Mulyono
- Ass. Labor : Yurnalis
- Ass. Proses : Aritonang
- Ass. Maintanance : Zainal

4. Departemen Administrasi

a. Ka. Tata Usaha : Iskandar


- Ka. Bag. HRGA : Sumahari
- Ass. Data Center : Petro B
- Ka. Bag Keuangan : P. BimoPrakoso

6|Laporan Plant Visit PT Mutiara Agam


5. Departemen CDO
a. CDO Senior : Mulyadi
- Ass. CDO : Gema Saputra,
Amsirman

2.3 Proses Produksi

a. Bahan Baku

Bahan baku yang dingunakan pada produksi minyak kelapa sawit PT Mutiara

Agam adalah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

b. Peralatan

Peralatan yang digunakan pada produksi minyak kelapa sawit PT Mutiara

Agam adalah Loading Ramp, Sterilizer, Thresser, Stasiun Press, Stasiun

Pemurnian, Oil, Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank (COT),

Continous Settling Tank (CST), Oil Tank, Purifier, Vacuum Drier, Sludge Tank,

Sludge Centrifuge, Sludge Drain Tank, Fat Pit, Storage Tank, Stasiun Karnel, Cake

Breaker Conveyor (CBC), Depericarper, Nut Polishing Drum, Nut Silo, Ripple

Mill, Kernel Grading Drum, Light Tenera Dry Separator (LTDS), Clay Bath,dan

Kernel Silo.

c. Proses Produksi Perusahaan

1. LOADING RAMP

Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage
yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu yang dibuka
tutup dengan sistem hidrolik, terdiri dari 2 line sebelah kiri dan kanan.

7|Laporan Plant Visit PT Mutiara Agam


Pada saat pintu dibuka lori yang berada dibawah cage akan terisi dengan
TBS.

Setelah terisi, lori ditarik dengan capstand ke transfer carriage, dimana


transfer carriage dapat memuat 3 lori yang masing – masing mempunyai
berat rata-rata 3,3 – 3,5 ton. Dengan transfer carriage lori diarahkan ke rel
sterilizer yang diinginkan.

Kemudian diserikan sebanyak 12 lori untuk dimasukan kedalam sterilizer.


Pemasukan lori ke dalam sterilizer menggunakan loader.

2. STERILIZER

Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut


dengan sterilizer. Adapun fungsi dari perebusan adalah sebagai berikut:

1. Mematikan enzyme.

2. Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan.

3. Mengurangi kadar air dalam buah.

4. Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan proses pelumatan dan

pengepressan.

5. Memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya.

Proses perebusan dilakukan selama 85 -95 menit. Untuk media pemanas


dipakai steam dari BVP (Back Pressure Vessel) yang bertekanan 2,8-3 bar.

Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak ( tiga puncak tekanan).


Puncak pertama tekanan sampai 1,5 Kg/cm2, puncak kedua tekanan
sampai 2,0 Kg/cm2 dan puncak ketiga tekanan sampai 2,8 – 3,0 Kg/cm2.

Berikut proses perebusan sistem tiga peak :

1. Deaeration dilakukan 2 menit, dimana posisi condensate terbuka.


2. Memasukkan uap untuk peak pertama yang dicapai dalam waktu 10
menit. Biasanya tekanan mencapai 1,2 bar.
3. Uap dan kondensat dibuang sampai tekanan menjadi 0 bar dalam
waktu 5 menit.
4. Uap dimasukkan selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2 bar.
5. Uap kondensat dibuang lagi selama 3 menit.
6. Kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3 dalam
waktu 15 – 20 menit.

8|Laporan Plant Visit PT Mutiara Agam


7. Setalah peak ketiga tercapai maka dilakukan penahanan selama 40
– 50 menit.
8. Uap kondensat dibuang selama 5 – 7 menit sampai tekanan 0
3. THRESSER

Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresser dengan


mengggunakan hoisting crane yang mempunyai daya angkat 5 ton. Lori
diangkat dan dibalikkan diatas hopper thresser (auto feeder).

Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk
dipisahkan antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk kedalam
thresser TBS yang telah direbus diatur pemasukannya dengan
menggunakan auto feeder. Dengan menggunakan putaran TBS dibanting
sehingga berondolan lepas dari tandannya dan jatuh ke conveyor dan
elevator untuk didistribusikan ke rethresser untuk pembantingan kedua
kalinya. Thresser mempunyai kecepatan putaran 22 – 25 rpm. Pada bagian
dalam thresser, dipasang batang-batang besi perantara sehingga
membentuk kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar dari thresser.
Untuk tandan kosong sendiri didistribusikan dengan empty bunch conveyor
untuk didistribusikan ke penampungan empty bunch.

4. STASIUN PRESS

Berondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian


diangkut dengan fruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan
berondolan ke distributing conveyor untuk dimasukkan dalam tiap-tiap
digester. Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau
pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat
dicacah di dalam tangki ini. Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka
brondolan menuju ke conveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk
dikembalikan ke digester. Tujuan pelumatan adalah agar daging buah
terlepas dari biji sehingga mudah di-press. Untuk memudahkan pelumatan
buah, pada digester di-inject steam bersuhu sekitar 90 – 95 °C.

Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw press untuk diperas
sehingga dihasilkan minyak (crude oil). Pada proses ini dilakukan
penyemprotan air panas agar minyak yang keluar tidak terlalu kental
(penurunan viscositas) supaya pori-pori silinder tidak tersumbat, sehingga
kerja screw press tidak terlalu berat. Penyemprotan air dilakukan melalui
nozzle-nozzle pada pipa berlubang yang dipasang pada screw press.
Kapasitas mesin press adalah 15 ton per jam.

Tekanan mesin press harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat
menyebabkan inti pecah dan screw press mudah aus. Sebaliknya, jika
tekanan mesin press terlalu rendah maka oil losses di ampas tinggi.

9|Laporan Plant Visit PT Mutiara Agam


Minyak hasil mesin press kemudian menuju ke sand trap tank untuk
pengendapan. Hasil lain adalah ampas (terdiri dari biji dan fiber), yang akan
dipisahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor (CBC).

5. STASIUN PEMURNIAN

Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung


kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-
lain. Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu
dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari
beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi, yang
meliputi : Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank, Continous
Settling Tank (CST), Oil Tank, Purifier, Vacum Dryer, Sludge Oil Tank,
Sludge Vibrating Screen, Sludge Centrifuge, Fat Pit, dan Storage Tank.

a. Sand Trap Tank

Minyak hasil mesin press merupakan minyak mentah yang masih banyak
mengandung kotoran-kotoran. Minyak tersebut masuk ke sand trap tank
untuk mengendapkan partikel-partikel yang mempunyai densitas tinggi.
Sand trap tank adalah sebuah bejana yang berbentuk silinder tegak.

b. Vibrating Screen

Minyak bagian atas dari sand trap tank yang masih mengandung serat
dan sedikit kotoran dialirkan ke ayakan getar (vibrating screen). Proses
penyaringan memakai vibrating screen bertujuan untuk memisahkan
padatan, seperti : serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang masih
terbawa dari sand trap tank. Vibrating yang digunakan adalah double deck
vibrating screen, dimana screen pertama berukuran 30 mesh dan screen
kedua 40 mesh. Padatan yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke
digester melalui conveyor, sedangkan minyak dipompakan ke crude oil
tank.

c. Crude Oil Tank (COT)

Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank untuk
ditampung sementara. Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan
steam melalui sistem pipa pemanas, dan suhu dipertahankan 90-95°C. Dari
sini minyak dipompakan ke CST (Continuous Settling Tank).

d. Continous Settling Tank (CST)

Minyak dari COT dipompakan ke CST dimana sebelumnya dilewatkan ke


buffer tank agar aliran minyak masuk ke CST tidak terlalu kencang. CST
bertujuan untuk mengendapkan lumpur (sudge) berdasarkan perbedaan
berat jenisnya. Di CST suhu dipertahankan 86-90 oC. Minyak pada bagian
atas CST dikutip dengan bantuan skimmer menuju oil tank, sedangkan
10 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
sludge (yang masih mengandung minyak) pada bagian bawah dialirkan
secara underflow ke sludge vibrating screen sebelum ke sludge oil tank.
Sludge dan pasir yang mengendap didasar CST di-blowdown untuk dibawa
ke sludge drain tank .

e. Oil Tank

Minyak dari CST menuju ke oil tank untuk ditampung sementara waktu,
sebelum dialirkan ke oil purifier. Dalam oil tank juga terjadi pemanasan (75-
80°C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air.

f. Purifier

Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar kotoran


dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas perbedaan
densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan
perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang
besar akan berada pada bagian yang luar (dinding bowl), sedangkan
minyak yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan
keluar melalui sudu-sudu untuk dialirkan ke vacuum drier. Kotoran dan air
yang melekat pada dinding di-blowdown ke saluran pembuangan untuk
dibawa ke Fat Pit.

g. Vacuum Drier

Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk
mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier. Di sini
minyak disemprot dengan menggunakan nozzle sehingga campuran
minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan mempermudah
pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap
lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan kemudian dipompakan ke
storage tank.

h. Sludge Tank

Untuk overflow dari tangki ini di alirkan ke drain tank sedangkan under
flownya dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer atau langsung ke
bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone. Untuk mempercepat
pengendapan lumpur, sludge dipanaskan (80-90oC) dengan menggunakan
uap yang dialirkan melalui coil pemanas. Sehingga densitas minyak
menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada minyak akan
terlepas dan mengendap pada dasar tangki.

Dari sand cyclone atau brush strainer sludge dialirkan ke balance tank
sebagai umpan untuk decanter atau sludge centrifuge.

11 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
i. Sludge centrifuge

Sludge centrifuge untuk mengolah sludge. Sludge Centrifuge adalah alat


yang digunakan untuk memisahkan minyak yang masih terkandung di
dalam sludge, dengan cara pemisahan berdasarkan gaya sentrifugal.
Didalam sludge centrifuge ini terdapat bowl yang berputar 1450 rpm, bowl
ini berbentuk bintang yang diujungnya terdapat nozzle dengan diameter
lubang tertentu dan nozzle ini dapat diganti sesuai keinginan.

Prinsip kerjanya adalah nozzle separator berputar dengan gaya centifugal


dimana pemisahannya, fraksi berat ( lumpur, kotoran ) terlempar ke dinding
bowl dan fraksi ringan (air dan minyak) akan ketengah. Minyak yang
mempunyai densitas lebih kecil akan menuju poros dan terdorong keluar
melalui sudu-sudu (paring disk), dan ditampung di reclaimed tank sebelum
dipompakan oleh reclaimed oil pump untuk alirkan kembali ke CST.
Sedangkan sludge (mengandung air) yang mempuyai densitas lebih besar
akan terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle, kemudian
sludge keluar melalui saluran pembuangan menuju fat pit.

j. Sludge drain tank

Lapisan bawah dari CST, dan sludge tank pada selang waktu tertentu
didrain menuju sludge drain tank. Di sludge drain tank minyak mengalir
tenang dan dibiarkan overflow untuk mengalir dan ditampung pada
reclaimed tank, dan kemudian dipompakan kembali ke CST untuk
kemudian dimurnikan lagi. Sedangkan kotoran dan air dialirkan menuju fat
pit.

k. Fat Pit

Sebelum sludge di buang ke kolam pengolahan limbah, terlebih dahulu


ditampung di fat pit dengan maksud agar minyak yang masih terbawa dapat
terpisah kembali. Di Fat Pit diinjeksikan uap sebagai pemanas untuk
mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak yang
ada pada permukaan dibiarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak
ditampung pada sebuah bak pada pinggiran kolam fat pit, dan kemudian
dipompakan kembali ke sludge drain tank.

l. Storage Tank

Minyak dari vacuum dryer, kemudian dipompakan ke storage tank (tangki


timbun), pada suhu simpan 45-55°C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu.
Minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut
Crude Palm Oil (CPO).

6. STASIUN KERNEL

12 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut,
pemisahan inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang
digunakan di stasiun ini , diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC),
Depericarper, Nut Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo.

1) Cake Breaker Conveyor (CBC)

Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih
menggumpal masuk ke CBC. CBC merupakan suatu screw conveyor
namun screwnya dipasang palt persegi sebagai pelempar fiber dan nut.
CBC berfungsi untuk mengurai gumpalan fiber dengan nut dan
membawanya ke depericarper.

2) Depericarper

Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan
nut dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa
fiber dihisap dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai
bahan bakar pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah
masuk ke polishing drum.

3) Nut Polishing Drum

Nut polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berrputar. Akibat


dari perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih
menempel pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut
diangkut oleh nut conveyor dan destoner (second depericarper) untuk
memisahkan batu dan benda – benda yang lebih berat dari nut seperti besi.
Nut yang terbawa ke atas jatuh kembali di dalam air lock dan di tampung
oleh nut elevator untuk dibawa ke dalam nut silo.

4) Nut Silo

Fungsi dari alat ini sebagai tempat penampungan nut, hal ini dilakukan
untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lekang
dari cangkangnya.

5) Ripple Mill

Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah
dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya
sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang
menyebabkan cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti yang masih
bercampur dengan kotoran-kotoran di bawa ke kernel grading drum.

6) Kernel Grading Drum

13 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
Pada kernel grading drum ini di saring antara nut,shell dan kotoran
dengan nut yang belum terpecahkan. Untuk nut shell dan kotoran lolos dari
saringan dibawa ke LTDS. Sementara untuk nut atau yang tertahan
dikembalikan ke nut conveyor.

7) Light Tenera Dry Separator (LTDS)

Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih
ringan akan dihisap oleh LTDS cyclone. Fraksi-fraksi yang ringan di hisap
yang terdiri dari cangkang dan serabut akan di bawa ke shell hopper melalui
fibre and shell conveyor. Inti dan sebagian cangkang yang belum
terpisahkan, dipisahkan lagi pada clay bath.

8) Clay Bath

Clay bath adalah alat pemisahan Inti dengan cangkang. Proses


pemisahan ini secara basah yang menggunakan larutan CaCO3 dan air
dengan ukuran partikel CaCO3 lolos mesh 400. Clay bath berfungsi sebagai
larutan pemisah antara kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis. Berat
jenis Kernel basah = 1,07 dan berat jenis cangkang = 1,15 – 1,20, maka
untuk memisah kernel dan cangkang tersebut dibuat larutan dengan berat
jenis = 1,12. Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian yang berat
akan tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel
silo untuk disimpan dengan suhu tertentu.

9) Kernel Silo

Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%.
Inti yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui top wet kernel
conveyor didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses
pengeringan. Pada kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan
menggunakan udara panas dari steam heater yang dihembuskan oleh Fan
kernel silo ke dalam kernel silo. Pengeringan dilakukan pada temperatur 60-
80°C selama 4-8 jam. Kernel yang telah dikeringkan ini dibawa ke kernel
bulk silo melalui dry kernel transport fan.

Diagram Alir

14 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
2.4 Pemasaran Produk

Produk utama yang dihasilakan oleh PT Mutiara Agam masih berupa


minyak kelapa sawit mentah. Minyak kelapa sawit tersebut dikirim dan dipasarkan
ke Medan dan Batam untuk diolah kembali menjadi minyak kelapa sawit siap pakai.

2.5 Pengendalian Limbah Produksi

Limbah hasil produksi minyak kelapa sawit di PT Mutiara Agam


dimanfaatkan dan diolah kembali oleh perusahaan, diantaranya adalah sebagai
berikut.

1) Limbah Tandan

15 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
Limbah tandan hasil dari Oisting Crane diolah dan digunakan kembali oleh
perusahaan menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan pada perkebunan
kelapa sawit.

2) Limbah Fiber

Limbah fiber digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) milik perusahaan. PLTU ini dapat memasok listrik yang
diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan produksi.

3) Limbah Cangkang dan Karnel

Limbah cangkang dan karnel biasa dijual kembali oleh perusahaan, karna
memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Limbah cangkang memiliki nilai jual
yang sama dengan batu bara. Sedangkan karner dapat dijadikan sebagai bahan
baku pada industri kecantikan atau kosmetik.

4) Limbah Cair

Limbah cair hasil pemisahan atau pemurnian minyak kelapa sawit berupa air.
Air hasil dari produksi didiamkan pada kolam limbah untuk beberapa waktu.
Limbah dibuang setelah dinyatakan aman dan tidak berbahaya bagi lingkungan.

Bab III Penutup


16 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m
3.1 Kesimpulan

PT Mutiara Agam adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum

perseroan terbatas. Produk utama yang dihasilkan berupa minyak kelapa sawit.

Proses pengolahan kelapa sawit untuk dijadikan minyak kelapa sawit melalui

beberapa tahapan yaitu penimbangan, sortasi, perebusan, gester, pengepressan,

pemurnian, dan penyimpanan.

Limbah dari hasil pengolahan kelapa sawit tersebut diolah kembali menjadi air

bersih, pembangkit listrik, dan pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit.

3.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembuatan laporan ini,

diharuskan para peserta plan visit benar-benar menikuti kegiatan yang dilakukan

dengan renang waktu yang lebih lama.

17 | L a p o r a n P l a n t V i s i t P T M u t i a r a A g a m

Anda mungkin juga menyukai