Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


“NYAPANG”
INOVASI PRODUK MINYAK GORENG SEHAT SEBAGAI
ALTERNATIF PENGGUNAAN MINYAK KELAPA SAWIT

BIDANG KEGIATAN
PKM - KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh:
Muhammad Ibadurrahman ; 15.01.012.019 ; Angk 2015
Abdullah Azzam Islahuddin ; 15.01.072.001 ; Angk 2015
Mirwan Aziz Ramadhan ; 15.01.031.038 ; Angk 2015
Syauqy Nur Izzy ; 16.01.042.023 ; Angk 2016

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


SUMBAWA BESAR
2019
PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKM-K

1. Judul Kegiatan : “NYAPANG” Inovasi Produk


Minyak Goreng Sehat Sebagai
Alternatif Penggunaan Minyak
Kelapa Sawit
2. Bidang Kegiatan : PKM-K
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Muhammad Ibadurrahman
b. NIM : 15.01.012.019
c. Jurusan : Teknik Mesin
d. Perguruan Tinggi : Universitas Teknologi Sumbawa
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : BTN Bukit Permai, blok BB No.33,
Seketeng, Sumbawa
f. Email : Muh.ibadurrahman97@gmail.com
4. Anggota Pelaksanaan Kegiatan : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Mietra Anggara, ST., MT.
b. NIDN/NIDK : 0807039001
c. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Perum Baiti Jannati, Blok C2 No.7
Sumbawa Besar (087863666537)
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp. 5.725.000
b. Sumber lain : Rp. –
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan

Sumbawa, 6 Agustus 2019


Menyetujui
Ketua Prodi, Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Sopyan Ali Rohman, S.T., M.Eng.) (Muhammad Ibadurrahman)


NIP.199003202018031261 NIM. 15.01.012.019
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pendamping,

(Iwan Wahyudi, S.E.) (Mietra Anggara, ST., MT.)


NIK. 198201172017081199 NIDN.0807039002

ii
RINGKASAN

Pohon ketapang (Terminalia catappa) merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara


yang tingginya dapat mencapai sekitar 25 meter dan gemang batang hingga
1,5 meter. Di Sumbawa sendiri, ketapang merupakan vegetasi yang tumbuh secara
alami. Namun sayangnya belum banyak masyarakat yang faham akan manfaatnya
sehingga memicu penebangan pohon ini yang kemudian digantikan oleh vegetasi
lain yang belum tentu sesuai dengan ekosistem wilayah tersebut. Padahal manfaat
ketapang begiatu melimpah. Pohon ini biasa ditanam sebagai tanaman penghijau
dan peneduh. Daunnya berguna sebagai filtrasi sinar ultraviolet, media penurun pH
air dan membunuh bakteri. Akar tunggang pohon ini mampu menyimpang
cadangan air dan toleran pada jenis tanah berpasir hingga lahan yang sangat kering.
Kemudian manfaat lainnya yakni pada bijihnya, biji ketapang kaya akan protein
dan mineral penting yang dapat menurunkan tingkat kolesterol. Oleh karena itu,
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan asupan makanan tambahan yang
mendukung kesehatan dalam jangka panjang, mengkonsumsi makanan yang diolah
dengan minyak goreng biji ketapang dapat menjadi salah satu alternatif pilihan.
Produk minyak goreng biji ketapang ini kami beri nama Nyapang (Minyak Biji
Ketapang). Produk Nyapang yang kami kembangkan mememiliki peluang pasar
yang cukup besar, bukan hanya di area Sumbawa saja, namun diseluruh nusantara.
Karenanya, pengembangan produk minyak ini diharapkan dapat bersanding dengan
kekosongan yang ada pada pasar CPO (Crude Palm Oil).
Nyapang adalah sebuah produk turunan dari biji ketapang yang diolah dengan
teknologi coldpressure menjadi minyak goreng. Dalam proses pembuatannya,
produk ini dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yakni pra produksi, proses produksi, dan
pasca produksi. Pra produksi dilakukan untuk eksplorasi data yang lebih mendalam
terkait produksi minyak biji ketapang, survei mendalam mesin juga alat dan bahan
pendukung, proses produksim hingga kemasan produk. Tahap proses produksi
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan produk minyak goreng bijih ketapang,
kemudian tahap pasca produksi adalah tahap perencanaan dan strategi dalam
promosi dan pemasaran, termasuk penyusunan metode manajemen usaha.
Hingga saat ini laporan akhir dibuat, progress kegiatan ini telah terlaksananya 6
kegiatan dari 6 jadwal kegiatan yang telah ditentukan. Dan proses pemasaran masih
terus dilakukan. Kendala yang ditemui pada kegiatan ini adalah karena lamanya
pengiriman dalam pemesanan mesin coldpressure, dan musim ketapang yang hanya
berbuah 2 kali dalam setahun. sehingga proses produksi jadi molor dari waktu yang
telah ditentukan.

Keyword : Ketapang (Terminalia catappa), CPO, Coldpressure, minyak goreng

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii


RINGKASAN .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2.Alasan mendasar ........................................................................................ 1
1.3.Identifikasi Peluang Usaha ......................................................................... 2

BAB 2 TARGET LUARAN


2.1. Luaran dan Manfaat yang Diharapkan ...................................................... 2

BAB 3 METODE PELAKSANAAN


3.1. Pra Produksi .............................................................................................. 3
3.2. Proses Produksi ......................................................................................... 3
3.3. Pasca Produksi .......................................................................................... 4

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA


4.1. Hasil yang Dicapai .................................................................................... 7
4.1.1. Hasil Pra Produksi ...................................................................... 7
4.1.2. Hasil Proses Produksi................................................................. 8
4.1.3. Hasil Pasca Produksi .................................................................. 8
4.1.3.1. Promosi dan Pemasaran. ............................................... 9
4.1.4. Rancangan dan Realisasi Biaya ................................................. 9
4.2. Potensi Hasil ............................................................................................. 11

BAB 5 PENUTUP ........................................................................................... 12


5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 12
5.2. Saran.......................................................................................................... 12

Lampiran-lampiran

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Business Model Canvas (BMC) ............................................................ 4
Tabel 2. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 7

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Metode Manajemen Usaha .................................................................. 6
Gambar 2. Produk minyak goreng ketapang ......................................................... 8
Gambar 3. Contoh Poster produk .......................................................................... 9

vi
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pohon ketapang (Terminalia catappa) merupakan tumbuhan asli Asia
Tenggara yang tingginya dapat mencapai sekitar 25 meter dan gemang batang
hingga 1,5 meter. Pohonnya rindang dengan cabang pohon yang tumbuh mendatar
dan bertingkat-tingkat serta mirip dengan struktur pagoda. Daunnya yang
dapat berfungsi sebagai filtrasi sinar ultraviolet, membuat pohon ini biasa
ditanam sebagai tanaman penghijauan atau peneduh. Selain itu, akar tunggang
pohon ketapang juga mampu menyimpan cadangan air dan toleran pada jenis
tanah berpasir (seperti pada daerah pantai) hingga lahan yang sangat kering.
Di area Sumbawa sendiri, ketapang merupakan salah satu vegetasi asli
yang tumbuh secara alami. Sayangnya, tumbuhan ini belum diberdayakan
dengan optimal. Bahkan, kebanyakan dari masyarakat belum mengetahui
manfaat yang dimiliki oleh ketapang. Hal ini akhirnya memicu adanya
penebangan pohon ketapang yang kemudian digantikan oleh vegetasi yang belum
tentu sesuai dengan ekosistem wilayah tersebut. Akibatnya, peningkatan suhu
atau perubahan iklim karena adanya kerusakan ekosistem dan lingkungan
menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Sumbawa.
Di samping daunnya, bagian lain dari tanaman ketapang yang juga dapat
dimanfaatkan adalah bijinya. Biji ketapang mengandung protein serta minyak dan
mineral penting dalam jumlah yang cukup tinggi. Selain itu, bji ketapang memiliki
dua macam asam amino, Tryptophan and Lysine (Weerawatanakorn et al., 2015).
Kandungan asam amino yang ada di dalamnya juga berfungsi sebagai serat yang
dapat menurunkan tingkat kolesterol dan mengurangi risiko penyakit jantung
koroner.
Dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat akan asupan makanan tambahan
yang mendukung kesehatan dalam jangka panjang, mengonsumsi makanan yang
diolah dengan minyak goreng biji ketapang dapat menjadi salah satu alternatif
pilihan yang tepat. Oleh karena itu, produk minyak goreng “Nyapang” merupakan
minyak hasil cold pressed biji ketapang tentunya memiliki potensi bisnis
yang menarik untuk dikembangkan. Selain itu, vegetasi ketapang juga turut
berpengaruh pada peningkatan daya dukung dan kelestarian lingkungan Sumbawa
secara umum ke depannya.

1.2. Alasan Mendasar


Saat ini masyarakat Sumbawa tampak memiliki keresahan pada kerusakan
lingkungan yang ditandai dengan adanya peningkatan suhu dan perubahan iklim
di wilayah sekitarnya. Masalah-masalah lingkungan lainnya, seperti banjir di
musim hujan dan kekeringan dimusim kemarau juga menambah daftar dampak
kerusakan yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena banyaknya
penebangan vegetasu yang berperan sebagai penyimpan cadangan air dan filtrasi
2

sinar ultraviolet, utamanya di sekitar wilayah hutan dan area resapan air.
Vegetasi tersebut terganti dengan pohon-pohon jati karena dinilai memiliki potensi
ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk
memikirkan solusi dari permasalahan tersebut. Sehingga, bukan hanya aspek
ekonomi saja yang dapat terpenuhi tetapi juga aspek lain, yaitu lingkungan dan
sosial. Tentunya hal inilah yang diharapkan guna mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan, khususnya di wilayah Sumbawa.
Di sisi lain, ketapang merupakan komoditas potensial yang belum
dioptimalkan oleh masyarakat Sumbawa. Padahal kandungan gizi pada biji
ketapang seperti protein nabati yang ada di dalamnya dapat menjadi salah
satu sumber pangan baru yang mendukung target ketahanan pangan di masa yang
akan datang. Ditambah lagi, produk turunan dari biji ketapang dapat
dikembangkan menjadi produk pangan yang cukup beragam, seperti minyak
goreng dan margarin.

1.3.Identifikasi Peluang Usaha


Produk “Nyapang” yang kami kembangkan memiliki peluang dan pangsa
pasar bukan hanya di area Sumbawa, namun juga memiliki potensi ekspor untuk
ke depannya. Pesaing dari produk serupa, hingga saat ini baru kami temukan
di marketplace Amazon yang berasal dari Inggris. Era ini, semakin banyak orang
yang memperhatikan kesehatan, termasuk terkait urusan asupan makanan pokok
maupun tambahannya. Oleh karena itu, pangsa pasar yang cukup besar dapat
menjadi peluang bagi pengembangan produk ekstrasi biji ketapang ke depannya
yang juga diestimasikan dapat bersanding dengan kekosongan yang ada di pasar
CPO (Crude Palm Oil). Selain itu, keberadaan vegetasinya yang dipengaruhi
oleh budidaya pohon ketapang di area hutan dan resapan air, turut memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi keberlanjutan ekosistem lingkungan di Sumbawa
secara umum.

BAB 2. TARGET LUARAN


2.1. Luaran dan Manfaat yang Diharapkan
Produk “Nyapang” ini diharapkan dapat menjadi sumber pangan baru yang
tidak hanya bernilai lokal tetapi juga ekspor dengan mengedepankan kearifan lokal
asalnya, yaitu Sumbawa. Hal ini juga kelak dapat mendukung ketahanan pangan
nasional dan menambah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tidak hanya aspek
ekonomi yang akan dicapai, namun juga aspek lingkungan yang diperoleh
dari penghijauan area hutan dan resapan air dengan vegetasi ketapang, serta aspek
sosial yang mengangkat kearifan lokal asal produk ini dikembangkan.
Ke depannya, “Nyapang” juga diharapkan dapat menjadi salah satu
komoditas komplemen CPO (Crude Palm Oil) yang belakangan mengalami pro-
3

kontra dan fluktuasi dalam kapasitas produksinya, namun menjadi salah satu
komoditas yang memiliki pangsa pasar cukup besar di pasar nasional.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan yang akan dilakukan pada produk nyapang ini kami bagi
menjadi 3, yaitu Pra Produksi, Proses Produksi, dan Pasca Produksi.

3.1. Pra Produksi


Sebelum melakukan produksi, yang pertama dilakukan yakni eksplorasi
data lebih dalam terkait produksi minyak biji ketapang. Kemudian, survei
mendalam dan fiksasi material, baik alat dan bahan produksi, proses produksi,
hingga kemasan produk. Adapun alat dan bahan yang kami siapkan diantaranya:
Alat:
- Sendok lengkung - Corong
- Tissue putih - Pengaduk
- Kapas - mesin cold pressure
Bahan:
- Bijih Ketapang Kering

3.2. Proses Produksi


Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dibagi ke dalam 5 tahap, yaitu
meliputi tahap persiapan umum, produksi produk, Pengujian kualitas, finishing
ataupengemasan, dan evaluasi.
a. Persiapan Umum
Bentuk persiapan yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan dan keberlanjutan produk ini, meliputi persiapan
administratif, seperti pembuatan kerangka laporan, pembuatan
instrumen pengawasan dan evaluasi, serta persiapan lain yang akan
menunjang penataan prosedur agar dapat terlaksana dengan baik dan
terstruktur.
Selain itu, persiapan dalam hal produksi meliputi survei,
persiapan alat dan bahan, serta pemilihan atau penetapan rumah produksi.
Rumah produksi menjadi salah satu parameter karena dengan adanya
rumah produksi, maka kualitas dapat terjamin dan keberlanjutan produksi
dapat berjalan secara berkesinambungan.
b. Proses Produksi
Tahapan produksi pembuatan produk “Nyapang”, sebagai berikut:
1. Persiapkan bahan baku, dengan cara mengeringkan biji
ketapang di bawah sinar matahari 1 hari, maksud dari pengeringan
4

ini adalah untuk meminimalisasi kandungan air yang terdapat di


dalam biji ketapang.
2. Kemudian biji ketapang dipotong menjadi kecil-kecil.
3. Setelah dipotong kecil-kecil, biji ketapang dimasukan ke dalam mesin
cold pressure
4. Ulangi proses pressing bijih ketapang hingga 3-4 kali agar minyak
terserap sempurna.
5. Setelah melalui proses penekanan (Pressing), maka minyak telah keluar
dari biji ketapang. Kemudian, hasil dari penekanan diletakkan ke dalam
wadah. Lalu, aduk minyak selama sekitar 1 jam secara
berkesinambungan dan teratur.
6. Tutup wadah dan diamkan sekitar 4-5 jam, maka akan terbentuk
endapan, yang terdiri dari 3 bagian, minyak jernih, endapan tengah, dan
sisa air yang masih terkandung.
7. Ambil bagian minyak paling atas. Setelah itu siapkan corong. ¼ hingga
ujung bagian corong diletakkan kapas. Lalu diatas kapas diletakkan
lembaran-lembaran tissue secukupnya.
8. Tunangkan minyak tadi kedalam wadah melalui corong yang sudah
diberi perlakuan seperti yang tekah disebutkan diatas.
9. Kemudian minyak hasil penyaringan dimasukkan kedalam botol
kemasan dan dikemas dengan baik, serta disegel.
c. Pengujian
Sebelum dilakukan pengemasan, maka produk terlebih dahulu
diambil sampel untuk dilakukan pengujian kualitas agar selalu terjamin
sesuai dengan standar SNI.
d. Tahap Akhir
Proses akhir meliputi pengepakan, sterilisasi wadah produk, labeling,
hingga penyegelan kemasan agar tetap terjaga kualitasnya.
e. Evaluasi
Tujuan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui ketercapaian yang
dilaksanakan, sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan dan
pengembangan menjadi lebih baik.

3.3. Pasca Produksi


Untuk menunjang hasil yang terbaik, maka metode pemasaran dan distribusi
dilakukan dengan menggunakan analisis BMC, STP, dan Pemasaran (4P)

Tabel 1. Business Model Canvas (BMC)


key partner Key Activity Value Costumer Costumer
a. Pemasok a. Pra Propositions Relationship Segment
bahan baku Produksi a. Mengubah a. Prioritas1:
b.Produksi kebiasaan
5

bijih c. Pemasaran konsumen a. Survey Horeca


ketapang (4P); untuk kepuasan (Supermarket,
b.Agen Product, mengonsumsi pelanggan restaurant)
c. Reseller price, place, makanan b.Layanan b.Prioritas 2:
d.Perusahaan and yang lebih free ongkir Toko eceran,
makanan Promotion sehat c. Potongan grosir,
b.Inovasi harga reseller,
produk reseller dropshiper,
c. Menjadi d.Edukasi agen
pencipta tren manfaat c. Prioritas 3:
baru pangan melalui Konsumen
sehat dan sosmed langsung
kelestarian seperti
lingkungan youtube dan
facebook
Key Channels
Resources a. Direct:
a. Physical: Pemesanan
Tempat dan secara
peralatan langsung
produksi b.Indirect:
b.Human: Penitipan ke
Pegawai toko
untuk c. Awarness:
mengolah Penggunaan
dan medsos,
penjualan program
c. Financial: promosi,
Modal dan iklan, dan
pembukuan olshop
keuangan
Cost Structure Revenue Streams
a. Cost Driven: harga bahan baku produk a. Pembayaran Tunai
b. Fixed Cost: Gaji pegawai b. Electronic money
c. Variable cost: jumlah pembelian bahan baku c. Voucher
untuk kegiatan produksi dan biaya
operasional

Dalam mendukung inovasi produk, adanya peningkatan brand atau


positioning sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, kami memiliki ide positioning
yaitu “Minyak Goreng Sehat” dengan pesan yang ingin disampaikan agar
6

mengolah makanan sehat dengan menggunakan Nyapang, dengan Tagline yang


unik yaitu, “Nyapang, Minyak Ketapang, Mau sehat: Ya, disini!”
Kemudian berdasarkan latar belakang dan melalui penelitian yang telah
dilakukan tentang manajemen usaha pada UMKM. Untuk menunjang hasil yang
terbaik dan peningkatan usaha, maka kami merancang metode dalam manajemen
usaha seperti dibawah ini:

Manajemen Sumber Daya Mengembangkan


Manusia Pengukuran Kinerja
- Perencanaan SDM
- Omset usaha
- Analisis Pekerjaan - Kepuasan Konsumen
- Orientasi - Kepuasan kerja
- Pelatihan dan - Distribusi produk
Pengembangan - Efisiensi dan efektivitas
- Kompensasi produksi

Manajemen Produksi
- Desain produk dan kualitas Analisis SWOT
- Kapasitas produksi Analisis Faktor Internal
- Proses produksi dan tata - Kekuatan
letak - Kelemahan
- Persediaan
Analisis Faktor
- Manusia dan sistem kerja
Eksternal
Manajemen Pemasaran - Peluang
- Tantangan
- Segmentasi pasar dan
sasaran pasar
- Bauran Pemasaran IMPLEMENTASI
- Perilaku konsumen
- Merek dan kualitas
- Survei pasar PENGUKURAN
KINERJA
Manajemen Keuangan
- Neraca rugi laba
- Harga pokok produksi
- Modal kerja
- Manajemen kas
- Manajemen persediaan

Gambar 1. Metode Manajemen Usaha


7

Dengan struktur organisasi usaha, sebagai berikut:


Direktur : Muhammad Ibadurrahman
Manajer Produksi : Abdullah Azzam I
Manajer Pemasaran dan keuangan : Mirwan Aziz Ramadhan
Manajer SDM : Syauqy Nur Izzy

BAB 4
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA

4.1.Hasil Yang Dicapai


Hasil yang dicapai sejak awal pelaksanaan program PKM yang dimulai saat
pengumuman dari kampus terkait PKM lolos yang didanai dikti pada tanggal
23 maret 2019 hingga pembuatan laporan akhir PKM-K ini dapat dilihat dari
beberapa indikator pencapaian program yang disajikan dibawah ini dengan
menyesuaikan rencana jadwal kegiatan yang telah dirancang:

Tabel 2. Jadwal Kegiatan


Bulan Ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Survei bahan baku
2. Pembelian alat dan bahan
3. Riset pasar, produksi produk
4. Pemasaran dan promosi
5. Evaluasi
6. Pengembangan produk

4.1.1 Hasil Pra Produksi


Pada awal pengumuman peserta yang lolos didanai dikti, ketua kelompok
langsung menghubungi semua anggota kelompok untuk rapat koordinasi dan
penyusunan strategi dalam melakukan kegiatan PKM-K ini. Adapun kegiatan
di bulan pertama dan kedua pelaksanaan yakni masuk dalam kegiatan pra
produksi, yaitu melakukan eksplorasi lebih dalam terkait bahan baku, segmen
pasar, penyediaan dan penggunaan alat dan bahan, proses produksi yang
dilakukan dengan menggunakan metode survei.
Survei bahan baku dilakukan disumbawa dan mendapatkan 4 titik zona
pengambilan bahan baku (Empang, Labuh Sawo, Pernek, dan dalam kota
Sumbawa). Keempat titik tersebut setelah disurvei memang tersedia pohon
ketapang secara melimpah. Dengan menggunakan metode survei secara visual
dan wawancara, didapati kesimpulan bahwa pada keempat titik tersebut tidak
8

ada warga yang memanfaatkan pohon ketapang tersebut, semata hanya sebagai
peneduh jalan atau vegetasi asli yang tumbuh secara alami dengan sendirinya.
Survei terhadap mesin Cold Pressure, karena di Sumbawa sendiri tidak ada
yang menjual mesin tersebut, maka survei mesin tersebut dilakukan secara
online melalui pencarian di web penyedia mesin rumahan (Maksindo) hingga
e-commerce di Indonesia seperti Bukalapak dan Shopee. Namun ternyata semua
stok baik melalui website perusahaan penyedia mesin rumahan maupun dari e-
commerce habis atau out of stock. Kemudian kami melakukan pencarian mesin
secara langsung ke jawa (Jogja), memanfaatkan ketua tim yang sedang pulang
kampung di Jogja untuk mengunjungi kantor dan outlet mesin industri yang ada.
Namun ternyata stok nya pun habis. Pada akhirnya mesin press didapat dengan
langsung mengimpor dari China dengan estimasi pengiriman yang lama
mencapai 4 minggu (1 bulan).
Survei proses produksi dilakukan di Jogja dengan mengunjungi 2 tempat
home industri yang fokus dalam pengolahan minyak, sehingga didapat fiksasi
alat dan bahan guna proses produksi minyak goreng.

4.1.2. Hasil Proses Produksi


Setelah mendapat pendanaan talangan dari kampus pada pertengahan mei
(pertengahan bulan kedua kegiatan), tim melakukan pembelian mesin press dan
juga alat dan bahan penunjang. Proses produksi baru bisa dilaksanakan akhir
bulan ke-3 kegiatan (pertengahan bulan Juni), karena menunggu datangnya
mesin yang diimpor dari cina dan buah ketapang yang hanya memiliki 2 musim
dalam satu tahun . Dalam tahap pembuatan laporan akhir ini telah dilakukan uji
laboratorium yang dilakukan pada akhir pekan ke-3 pada bulan juli. sehingga
setelah melakukan proses uji kandungan produk NYAPANG telah untuk
dipasarkan.

Gambar 2. Produk minyak goreng ketapang

4.1.3. Hasil Pasca Produksi


Proses produksi mengalami keterlambatan waktu pengerjaan yang
disebabkan oleh tahap pra produksi yang telah dijelaskan di atas. Sehingga
proses pasca produksi beberapa kegiatannya di lakukan pada bulan ke-2
9

kegiatan, seperti mencicil pembuatan video iklan dan pembuatan poster produk.
Proses pemasaran sendiri baru dapat terlaksana ketika permasalahan tersebut
(menunggu mesin, dana yang terlambat, dan uji kandungan) telah dilaksanakan.
Maka dari itu proses pemasaran baru dapat di laksanakan pada akhir bulan juli.

4.1.3.1. Promosi dan Pemasaran


Promosi NYAPANG sendiri dilakukan dengan menggunakan poster
dan iklan video yang di sebar melalui social media. Selain itu promosi
juga dilakukan dengan langsung mendatangi kafe, toko-toko dan
masyarakat sekitar. Metode promosi yang dilakukan yaitu dengan
metode pendekatan masyarakat agar masyarakat sekitar khususnya dapat
mengenal produk NYAPANG itu sendiri dan produk bisa di terima
dikalangan masyarakat luas.
Pemasaran yang dilakukan yaitu menawarkan langsung ke kafe dan
menitipkan nyapang di toko warga sekitar. Sampai pembuatan laporan
akhir ini minyak ketapang yang telah terjual sebanyak 15 Liter.

Gambar 3. Contoh Poster Produk


Selain itu pada tahap pasca produksi, tim menyusun metode
manajemen usaha (yang telah dijabarkan pada bab 3) agar struktur lebih
rapih dan dapat bekerja dengan sistematis sehingga hasil yang diharapkan
dapat terwujud dan usaha dapat mengalami perkembangan

4.1.4. Rancangan dan Realisasi Biaya

a. Modal Awal
No Sumber Jumlah Total
Pemasukan
1. Dikti 5.725.000 5.725.000
10

b. Biaya Peralatan
No Nama Barang Qty Harga Total
satuan
Peralatan Penunjang
1 Mesin Cold Pressure 1 3.559.500 3.559.500
2. Corong minyak 1 6.000 6.000
3. Saringan 1 4.000 4.000
4. Topless kecil 1 9.000 9.000
5. Topless besar 1 45.000 45.000
6. Mixer Manual 1 65.000 65.000
Sub Total 3.688.500

c. Biaya Bahan
No Nama Barang Qty Harga Total
satuan
Bahan Habis Pakai
1. Bijih Ketapang 200.000 200.000
2. Botol 30 - 93.000
3. Stiker kemasan 10lb 4000 40.000
Sub Total 333.000

d. Biaya Perjalanan
No Nama Barang Harga Qty Total
1 Pemasaran dan Promosi 400.000 1 400.000
2 Transportasi - - 560.000
3 Uji Kandungan 300.000 - 300.000
4 Konsumsi - - 443.500
Sub Total 1.703.500

Total Biaya keseluruhan adalah Rp. 5.725.000,00

 Perhitungan HPP produksi


HPP produksi = HPP per produksi/jumlah produk yang dihasilkan
= 376.843/15
= 18.456
Jadi biaya produksi per botol (500ml) sebesar 18.456
Jumlah produk yang dihasilkan = 15 botol
11

 Penentuan harga jual dengan keuntungan 90%


Harga jual = biaya produksi + (90% x biaya produksi)
= 18.456 + (90% x 18.456)
=35.066 (35.000)
 Laba per botol = harga jual – biaya produksi
= 35.000 – 18.456
= 16.544
 Laba per produksi = total penjualan – total biaya produksi
= 525.000 – 276.00
= 248.000
 BEP = investasi + biaya produksi : keuntungan x lama produksi
= (3.688.500 + 376.846) : 248.160 x 5
= 4.065.343 :1.240.800
= 3.2 bulan

 R/C = hasil usaha : biaya produksi


= 325.000 : 276.840
= 1.17
Artinya setiap 1 rupiah yang dikeluarkan untuk produksi, menghasilkan
penerimaan atau keuntungan sebesar 1.17 rupiah.

 Dana dari Dikti Rp. 5.725.000


Sisa 5.725.000 – 5.725.000 = Rp. 0

4.2.Potensi Hasil
Dengan terciptanya produk inovatif baru yang memiliki nilai lebih pada
beberapa aspek (aspek ekonomi, kesehatan, dan lingkungan). Inovasi minyak
goreng alternatif dari biji ketapang dirasa akan memiliki potensi pasar yang
baik. Karena memiliki banyak keunggulan, mulai dari kandungannya yang kaya
akan protein dan mineral ditambah nilai plus karena dapat meminimalisir resiko
kolesterol (disbanding dengan minyak kelapa sawit), hingga manfaat dari
pohonnya yang berguna sebagai tanaman peneduh dan penghijauan.
Dengan cara mengedukasi masyarakat tentang besarnya manfaat dari
ketapang, maka harapan kedepannya masyarakat mampu mengoptimalkan
potensi yang dimiliki pohon ketapang sebagai pemenuh aspek perekonomian
masyarakat yang berpeluang sebagai salah satu sumber devisa baru di neraca
nasional plus memenuhi aspek lingkungan karena sifat tanamannya yang tidak
merusak tanah dan alam.
12

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Minyak goreng ketapang “NYAPANG” adalah sebuah ide inovasi baru
produk turunan dari biji ketapang yang diolah dengan teknologi coldpressure
menjadi minyak goreng. Diharapkan dengan adanya produk nyapang ini dapat
membantu masyarakat untuk dapat memanfaatkan bahan – bahan yang ada di
lingkungan sekitar untuk lebih di manfaatkan dan dapat menjaga kelestarian
lingkungan. Dari segi bisnis sendiri nyapang merupakan komoditi baru yang
menjanjikan dengan keuntungan yang baik untuk dijadikan sebuah usaha
kedepannya.namun ada beberapa kendala yang di hadapi baik itu bersifat teknis
atau nonteknis salah satu contohnya buah ketapang yang memiliki 2 musin di setiap
tahunnya.

5.2. Saran
Pada periode berikutnya, disarankan minyak goreng ketapang “NYAPANG”
dapat mengembangkan kegiatan bisnisnya secara kontinu sehingga minyak goreng
ketapang “NYAPANG” dapat bersaing dengan produk-produk sejenis lainya dan
mampu meraih pangsa pasar yang telah ada.
13

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan dana


a. Modal Awal
No Sumber Jumlah Total
Pemasukan
1. Dikti 5.725.000 5.725.000

b. Biaya Peralatan
No Nama Barang Qty Harga Total
satuan
Peralatan Penunjang
1 Mesin Cold Pressure 1 3.559.500 3.559.500
2. Corong minyak 1 6.000 6.000
3. Saringan 1 4.000 4.000
4. Topless kecil 1 9.000 9.000
5. Topless besar 1 45.000 45.000
6. Mixer Manual 1 65.000 65.000
Sub Total 3.688.500

c. Biaya Bahan
No Nama Barang Qty Harga Total
satuan
Bahan Habis Pakai
1. Bijih Ketapang 200.000 200.000
2. Botol 30 - 93.000
3. Stiker kemasan 10lb 4000 40.000
Sub Total 333.000

d. Biaya Perjalanan
No Nama Barang Harga Qty Total
1 Pemasaran dan Promosi 400.000 1 400.000
2 Transportasi - - 560.000
3 Uji Kandungan 300.000 - 300.000
4 Konsumsi - - 443.500
Sub Total 1.703.500

Total 5.725.000
14

Lampiran 2. Dokumentasi

Proses Produksi Pemilahan dan penjemuran Biji Ketapang

Rapat koordinasi Proses Produksi

Survei pohon ketapang Produk Nyapang


15

Promosi dan pemasaran

Promosi dan pemasaran


16

Lampiran 3. Bukti Pembayaran


17

Anda mungkin juga menyukai