Anda di halaman 1dari 29

BAB III

ANALISA DESKRIPTIF

3.1 Data Umum

3.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Mega Andalah Kalasan atau yang saat ini dikenal dengan PT MAK

merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang

engineering & manufacturing dengan pasar domestik dan ekspor. PT MAK

memiliki beberapa lokasi untuk produksi, namun lokasi pusat PT MAK yang ada

di Yogyakarta berada di Jl. Tanjung Tirto 34, Tirtomartani KM 13, Kabupaten

Sleman. Jauh sebelum adanya Mega Andalan Kalasan, PT MAK merupakan

kepanjagan dari Mega Adi Karsa. Awalnya pada tahun 1978 pertama kalinya

memulai usaha dengan membuka bengkel otomotif yang produksi utamanya

membuat bemper di daerah Kalasan, yang didirikan oleh 6 pemuda yaitu Hendy

Rianto, Budi Atmoko, Rianto, Panggih Suwito, Haryono, Buntoro. Pada tahun

1988 Buntoro beserta kelima temannya melihat peluang pasar Indonesia yang

saat itu sedang membutuhkan tempat tidur rumah sakit berkualitas tinggi dengan

harga yang lebih terjangkau. Setelah melihat peluang yang ada, para pendiri

MAK yang merupakan lulusan teknik hadir memberi solusi dengan

memproduksi tempat tidur rumah sakit dan memperoleh kesempatan pertama

bekerjasama dengan RS AD Gatot Subroto pada tahun 1997 untuk memproduksi

peralatan rumah sakit.

32
33

Kesuksesan PT Mega Adi Karsa membuat pemerintah Kabupaten Sleman

mengharapkan adanya umpan balik dari PT Mega Andalan Kalasan kepada

daerah yang bersangkutan, terutama Sleman. Maka dari itu pada tahun 1997 PT

Mega Adi Karsa berubah nama menjadi PT Mega Andalan Kalasan. Selain

adanya perubahan nama, di tahun 2000 PT MAK membangun Technopark

sebagai pengayoman PT MAK terhadap warga sekitar tempat produksi PT

MAK. Tidak hanya bergantinya nama dan membangun Technopark, tahun-tahun

selanjutnya banyak inovasi yang dilakukan PT MAK seperti:

a. Tahun 2000 : Mendirikan Griya MAK

b. Tahun 2001 : Membangun show room produk. Hal ini dilakukan karena

bertambahnya varian poduk dari PT MAK, sekaligus digunakan sebagai

tempat display product PT MAK.

c. Tahun 2004 : Mendirikan training center, sebagai pusat transfer ilmu dan

pembelajaran.

d. Tahun 2006 : Mendirikan Sentra Pengembangan Industri Kecil Mega

Andalan (SPIKMA) sebagai wadah pengembangan komunitas idustri.

e. Tahun 2009 : PT MAK mengitegrasikan unit pengelasan, pengecatan,

dan perakitan ke dalam satu gedung bernama Mega Andalan Center

(MAC).

f. Tahun 2010 : PT MAK memproduksi komponen castor secara mandiri.

g. Tahun 2013 : PT MAK mendirikan Unit Export Oriented Production

(unit produksi khusus ekspor, didirikan karena permintaan ekspor yang

terus meningkat).
34

h. Tahun 2014 : PT MAK mempersiapkan Mega Andalan Komponen

Logam untuk menjadi usaha mandiri dalam bidang produksi komponen

berbahan baku logam.

Mengingat visi Buntoro selaku komisaris MAK tentang mimpinya

menjadikan MAK sebagai penggerak utama menuju Indonesia industri, Buntoro

sangat memiliki semangat tinggi untuk terus memproduksi dan memberikan

yang terbaik dari MAK untuk masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Tak

hanya berada dalam ranah lokal, saat ini PT MAK sudah melakukan

perdagangan ke 40 negara. Perdagangan internasional membuat PT MAK harus

memproduksi produk dengan standar internasional. Pada tahun 2003 PT MAK

memperoleh sertifikasi ISO 9001 tentang Sistem Manajemen Mutu yang

kemudian disusul ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan dan

OHSAS 18001 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) di tahun 2008.

Melihat sejarah berdirinya PT MAK yang terlihat menaiki tangga satu per-

satu membuat PT MAK juga berhasil menguasai 65% pasar peralatan rumah

sakit di Indonesia.

3.1.2 Visi dan Misi

A. Visi PT. Mega Andalan Kalasan

Menjadi penggerak utama dalam rangkaian proses menuju Indonesia

negara industri.

B. Misi PT. Mega Andalan Kalasan (MAK)

1. Menjadi center of excellent di bidang teknologi mekanik


35

2. Membangun sentra industri berbasis kompetensi bidang teknologi

mekanik

3. Menghimpun dan mendayagunakan berbagai kemampuan teknologi

yag tergerak di berbagai penjuru tanah air

4. Membangun citra industri yang memakmurkan masyarakat

5. Getting people fall in love with MAK

3.1.3 Strutur Organisasi

Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 2. Ruang lingkup tugas dan

tanggung jawab struktur organisasi di PT MAK sebagai berikut:

1. Komisioner

Sebagai pemegang kepemilikan perusahaan, dalam hal ini pemegang

saham.

2. Direktur Utama

Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan di

perusahaan serta menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas

kinerja perusahaan.

3. Direktur Operasional

Direktur operasional memiliki tanggung jawab pada semua aktivitas

operasional yang dibawahinya, mulai dari perencanaan proses hingga

bertanggung jawab pada hasil akhir. Dalam struktur organisasi PT MAK

direktur operasional memiliki garis koordinasi dengan beberapa divisi,

antara lain:
36

(a) Advisor

Memberikan informasi dan layanan serta tata cara terkait dengan

urusan operasional perusahaan.

(b) Q-HSE (Quality – Health Safety Environment)

Unit Q-HSE bertanggung jawab di semua bidang yang berurusan

dengan kualitas produk, kesehatan dan keamanan lingkungan di PT

MAK.

(c) GM (General Manager) Marketing

General Manager Marketing memiliki tanggung jawab mulai dari

merencanakan, melaksanakan rencana, melakukan evaluasi hingga

perbaikan segala yang berhubungan dengan pemasaran (marketing)

produk.

(d) Export Manager

Export Manager bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang

berhubungan dengan transaksi ke luar negeri.

(e) Buss. Manager

Bertanggung jawab dalam menyusun strategi, kebijakan pokok proses

bisnis di perusahaan

(f) GM. Produksi

General manager produksi memiliki tanggung jawab atas seluruh

kegiatan produksi di perusahaan.


37

(g) GM R & D

General Manager Riset dan Development memiliki tanggung jawab

mengenai riset dan pengembangan demi kemajuan dan

keberlangsungan perusahaan.

(h) GM. Gen. Affairs

Mendukung kegiatan operasional perusahaan melalui pengadaan

barang dan jasa yang dibutuhkan. Dalam melakukan tugasnya, GA

banyak melakukan koordinasi dengan departemen lain untuk

mengetahui kebutuhan mereka serta merencanakan anggaran

pengadaan barang atau jasa beserta biaya pemeliharaannya.

4. Direktur Suporting

(a) Asisten Direktur FICO

Bertanggung jawab untuk membantu direktur supporting dalam

melaksanakan tugas dan kewajiban

(b) CS & MR ISO

Bertanggung jawab atas pelaksaaan 6 prosedur wajib yang meliputi

prosedur pengendalian rekaman mutu, prosedur pengendalian produk

yang tidak sesuai, prosedur tindakan perbaikan, prosedur tindakan

pencegahan, dan proses audit internal.

(c) Akuntansi

Akuntansi bertanggung jawab terhadap urusan keuangan perusahaan,

mulai merencanakan, menghitung, hingga mengelola.


38

(d) K2T3 (Kelompok Kerja Telaah Teknologi Terapan)

Bertanggung jawab untuk membuat prototype pengembangan

teknologi terapan untuk perkembangan perusahaan.

(e) Legal

Legal memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan pelaksana

perusahaan, yaitu menyiapkan dan mengurus perizinan.

(f) Lab kastor & Hospital Furniture

Bertanggung jawab terhadap laboraturium pengecekkan kastor dan

produksi hospital furniture.

3.2 Data Khusus

3.2.1 Penerapan SMK3 di PT MAK

Sertifikasi SMK3 atau Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 di PT MAK belum diperoleh, sampai

detik ini PT MAK masih menyusun dan melengkapi dokumentasi ataupun data

yang dibutuhkan untuk sertifikasi SMK3. Hal ini dikarenakan sebelum adanya

peraturan pemerintah terkait dengan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja, PT MAK sudah memiliki budaya K3 yang baik untuk

menghasilkan zero accident dengan berlandaskan kepada standar ataupun

sertifikasi anatara lain :

(1) ISO 14001:2004

PT MAK memperoleh sertifikasi ISO 4001:2004 pada tahun 2008 yang

disertifikasi oleh TUV NORD tentang Sistem Manajemen Lingkungan pada

tahun 2008 yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pendekatan


39

yang terstuktur untuk perlindungan lingkungan. Selain menentukkan pendekatan

manajemen terstruktur untuk perlindungan lingkungan, ada beberapa manfaat

yang diperoleh PT MAK setelah menerapkan ISO 1400:2004, antara lain:

1) PT MAK bisa membuat lingkungan yang lebih nyaman dan layak

sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.

2) PT MAK bisa memenuhi peraturan lingkungan dengan lebih

terencana dan terstruktur.

3) PT MAK memiliki citra industri yang baik di masyarakat sekitar

karena limbah yang berpotensi menjadi pencemaran lingkungan

sekitar tidak dirasakan dampaknya oleh masyarakat.

(2) OHSAS 18001

PT MAK memperoleh sertifikasi OHSAS (Occupational Health and

Safety Assessment Series) sejak tahun 2008, yang disertifikasi oleh TUV NORD.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah PT MAK dalam menjalankan

keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan standar internasional. PT MAK

memilih menggunakan OHSAS 18001 karena jauh sebelum pemerintah

Indonesia mengeluarkan PP No. 50 Tahun 2012 PT MAK sudah memiliki

komitmen untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja seluruh karyawan,

bahkan tidak hanya seluruh karyawan namun lingkungan di sekitar lokasi

produksi di PT MAK dibuat seramah dan seaman mungkin untuk para tamu,

kontraktor, dan orang lain yang memiliki hubungan degan MAK.

Dalam proses PDCA (Plan-Do-Check-Action) di PT MAK sudah sesuai

dengan teori yang dikemukakan sebelumnya bahwa suatu perusahaan harus


40

memiliki rencana yang baik, benar, dan sesuai dengan sistem yang ada di

perusahaan tersebut. Kemudian dilanjutkan implementasi rencana-rencana yang

sudah dibuat serta melakukan tinjauan terhadap implementasi rencana dan

diakhiri dengan melakukan perbaikan jika menemukan rencana yang tidak

berjalan sesuai dengan implementasi yang ada pada saat itu.

(3) PP No. 50 Tahun 2012

SMK3 atau kepanjangan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012

masih dalam proses sertifikasi. Karena jika dilihat dari pembahasan sebelumnya,

tidak banyak perbedaan antara SMK3 dengan OHSAS 18001 dikarenakan

SMK3 dengan OHSAS 18001 mempunyai pembahasan yang sama yaitu tentang

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, maka dari itu PT MAK juga baru

menerapkan SMK3 sesuai dengan PP Nomor 50 Tahun 2012 dikarenakan

tuntutan dari pemerintah.

Penerapan SMK3 sesuai dengan PP Nomor 50 Tahun 2012 di PT MAK

juga melalui beberapa proses seperti: komitmen dan kebijakan, perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kerja, peninjauan ulang dan peningkatan

oleh manajemen, serta perbaikan berkelanjutan. Pemantauan dan evaluasi kerja

dilakukan oleh audit internal dan eksternal. Audit eksternal bisa dilakukan

setelah adanya laporan dari audit internal. Audit internal dilakukan oleh

karyawan PT MAK yang sudah memiliki sertifikasi audit internal SMK3, dan

audit eksternal bisa berasal dari pemerintah ataupun badan nasional sertifikasi

serta institusi yang memberikan jasa audit SMK3. Namun sayangnya sampai
41

saat ini belum pernah diadakan audit internal di PT MAK dikarenakan belum

adanya karyawan yang sudah tersertifikasi audit internal SMK3 sehingga audit

eksternal SMK3 juga belum bisa dilaksanakan.

3.2.2 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan

panitia yang dibentuk untuk membantu terjalannya SMK3 di PT MAK,

susunannya terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota. Sekretaris P2K3 ialah ahli

K3 (Keselamatan dan Kesehatan kerja) dari PT MAK. P2K3 di PT MAK

dibentuk pada tanggal 21 Desember 2017 dengan 132 orang sesuai struktur

organisasi P2K3 yang telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

(a) Susunan Pengurus

Susunan pengurus merupakan suatu hal penting yang digunakan untuk

melihat kemana arah koordinasi dari satu anggota ke anggota lain. Susunan

pengurus P2K3 di PT MAK secara singkat digambarkan dalam struktur di bawah

ini:

Ketua

Koordinator KTD Sekretaris

Koor KTD Unit

Gambar 3.1 : Garis Besar Susunan Pengurus P2K3 PT MAK


42

Susunan pengurus P2K3 di PT MAK selengkapnya terletak dalam

lampiran 3. Dalam pembuatan susunan pengurus P2K3 di PT MAK

membutuhkan waktu yang tidak lama, hanya saja Surat Keputusan (SK) yang

keluar dari Disnakertrans memakan waktu yang cukup lama. Tiap unit yang ada

di PT MAK memiliki anggota yang ditunjuk menjadi koordinator KTD

(Kejadian Tidak Diharapkan) untuk memudahkan koordinasi, pengamatan, serta

evaluasi setiap kejadian yang berhubungan dengan K3. Pemilihan koordinator

P2K3 tiap unit didasarkan pada keahlian karyawan tentang K3, karena PT MAK

juga menjadikan salah satu faktor tersebut dalam penentuan jabatan. Adapun

unit yang tertulis dalam struktur organisasi P2K3 antara lain; KTD K3L Umum,

KTD K3L Area Export Oriented Production, KTD K3L Area Hospital

Equipment (Welding and Painting & Assembling), KTD K3L Area Tool, KTD

Area Mega Andalan Center, KTD K3L Area Training Center, KTD K3L Area

Engineering, KTD K3L Area GBJ, KTD K3L SPIKMA.

Anggota yang ditunjuk menjadi koordinator memiliki tanggung jawab

untuk memastikan bahwa anggota dari unit yang mereka pimpin menjalankan

standar keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan OHSAS 18001 ataupun

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 agar menjadikan PT MAK sebagai

perusahaan engineering & manufacture yang memiliki tingkat kecelakan nol

atau yang biasa disebut dengan zero accident dan berpengaruh terhadap

produktivitas karyawan.
43

(b) Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab P2K3 di masing-masing posisi secara

garis besar adalah seperti berikut:

1) Ketua P2K3

a. Menjamin terlaksananya SMK3 di PT MAK

b. Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya

pelaksanaan program-program P2K3

c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan K3 di Perusahaan ke

Disnakertrans DIY

d. Memberikan arahan dalam hal pelaksanaan SMK3

e. Memimpin pelaksanaan rapat P2K3

2) Sekretaris P2K3

a. Membuat undangan rapat dan notulen

b. Menginformasikan jadwal dan notulensi rapat

c. Melaporkan status rekomendasi hasil rapat P2K3 kepada pihak

terkait

d. Mengelola administrasi surat-surat P2K3

e. Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3

f. Memberikan bantuan/saran yang diperlukan oleh tiap unit demi

suksesnya program P2K3

g. Membuat laporan ke Disnakertrans setempat maupun instansi lain

yang bersangkutan dengan kondisi dan tindakan bahaya di tempat

kerja
44

3) Koor / Anggota

a. Mengikuti rapat bulanan P2K3

b. Memberikan masukan terhadap persoalan yang dibahas dalam

rapat panitia

c. Menyampaikan permasalahan K3 yang ada di masing-masing

unit

d. Melaksanakan tugas dan fungsi sesuai yang ditetapkan dalam

rapat panitia

Namun sebenarnya yang berkewajiban untuk menjalankan serta menjaga

lingkungan kerja tidak hanya karyawan yang terpilih menjadi panitia pembina

keselamatan dan kesehatan kerja, semua karyawan memiliki tanggung jawab

penuh terhadap keselamatan dan kesehatan pribadi. Karyawan yang ditunjuk

menjadi anggota P2K3 ialah mereka yang akan menjadi jembatan untuk

mengkomunikasikan segala kejadian atau informasi terkait dengan K3 antara

karyawan dari masing-masing unit dengan ketua P2K3. Pembuatan P2K3

diharapkan bisa memudahkan berjalannya SMK3 di PT MAK yang nantinya

akan memengaruhi produktivitas karyawan di PT MAK.

(c) Kegiatan P2K3

Kegiatan P2K3 di PT MAK direncanakan serta dijalankan sesuai dengan

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012. Adapun beberapa kegiatan yang

dimaksud antara lain:


45

1) Pemasangan Rambu-Rambu dan Poster

Pemasang rambu-rambu dilakukan unit QHSE (Quality, Health,

Safety, Environment) untuk mencegah tindakan yang memungkinkan

untuk memicu terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan). Pemasangan

rambu-rambu di PT MAK diletakkan pada lokasi yang mudah terlihat

jelas, jarak pandang yang tidak tertutup atau tersembunyi. Pemasangan

rambu-rambu ataupun poster dipasang oleh ahli K3 dari PT MAK yang

juga merupakan anggota unit QHSE serta P2K3

Gambar 3.2: Rambu Peringatan Penggunaan APAR

Gambar 3.3: Rambu Peringatan Ketinggian Atap


46

Gambar 3.4: Poster Panduan Mencuci Tangan

Gambar 3.5: Poster Ergonomi


47

2) Pengadaan Ruang Laktasi

Pengadaan ruang laktasi di PT MAK diadakan bulan Februari 2018.

Pengadaan ruang laktasi dibangun untuk menunjang lingkungan kerja

ramah menyusui yang juga menjadi salah satu syarat SMK3 sesuai PP No.

50 Tahun 2012, dilakukan untuk memberikan fasilitas karyawati maupun

tamu PT MAK. Saat ini PT MAK masih memiliki satu ruang laktasi yang

terletak di MAC (Mega Andalan Center). Minimnya ruang laktasi juga

dikarenakan perbandingan jumlah karyawan dan karyawati berbanding

sangat jauh, karyawan di PT MAK lebih mendominasi daripada karyawati

di PT MAK.

Gambar 3.6: Ruang Laktasi PT MAK


48

3) Pelatihan Terkait K3

Pelatihan terkait dengan K3 ditunjukkan untuk semua karyawan.

Mulai dari manajer, penyelia, hingga karyawan baru. Pelatihan yang

dilakukan dari P2K3 PT MAK sangat beragam, bisa dilakukan dengan

mendatangkan pihak eksternal ataupun pelatihan yang dilakukan oleh

internal PT MAK. Pihak eksternal yang dimaksud seperti PMI dan CV

Patigeni. Adapun pihak internal yang akan memberikan pelatihan biasanya

dari unit QHSE yang juga merangkap sebagai anggota P2K3.

a. Pelatihan P3K

Pelatihan P3K di PT MAK bekerjasama dengan PMI DIY.

Pelatihan P3K mencakup dasar-dasar Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan (P3K) hingga penanganan P3K. Sasaran utama

pelatihan P3K di PT MAK adalah aggota P2K3, namun sesekali

pelatihan P3K juga melibatkan perwakilan dari masing-masing

unit selain anggota P2K3.

Gambar 3.7: Pelatihan P3K (Simulasi KTD)


49

b. Pelatihan Pemadam Kebakaran

Pelatihan pemadam kebakaran merupakan salah satu pelatihan

yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Pelatihan

pemadam kebakaran di PT MAK seringnya bekerjasama dengan

CV Patigeni. Harapan adanya pelatihan ini supaya karyawan bisa

memadamkan api menggunakan APAR (Alat Pemadam Api

Ringan) dengan baik dan benar ketika terjadinya kebakaran.

Gambar 3.8: Dokumentasi Pelatihan Pemadam Kebakaran

c. Pelatihan AK3 (Ahli K3)

Pelatihan AK3 di PT MAK dilakukan sesuai kebutuhan. Pelatihan

ini seringnya ditujukkan kepada karyawan yang ditempkan di unit

QHSE. AK3 di PT MAK tidak bekerjasama dengan instansi

tertentu, pelatihan AK3 dilaksanakan menyesuaikan anggaran

dan waktu yang dimiliki. Pelatihan AK3 digunakan untuk

menambah wawasan serta sertifikasi karyawan di bidang K3 agar

bisa terus meperbaiki K3 yang ada di PT MAK.


50

4) Pelatihan Zonafikasi

Pelatihan ini diberikan oleh konsultan 5R (Ringkas, Rapi, Resik,

Rawat, Rajin) yang diminta untuk memberikan materi terkait dengan

zonafikasi area kerja khususnya di perusahaan manufaktur dan industri.

Pelatihan ini ditujukkan untuk calon karyawan dan pewakilan unit.

Pelatihan ini bertujuan untuk pengenalan ataupun pendalaman materi

terkait dengan zonafikasi di lingkungan manufaktur dan industri agar

karyawan bisa mengetahui daerah yang harus dihindari serta yang bisa

dilalui. Pelatihan ini juga bisa membuat karyawan menerapkan 5R di

lingkungan kerjanya.

5) Melakukan Uji

Pengujian yang masuk dalam program kerja P2K3 bertujuan untuk

memantau kesehatan lingkungan PT MAK. Lingkungan yang baik dan

sehat akan memberi dampak terhadap keselamatan karyawan. P2K3 di PT

MAK mengadakan beberapa pengujian yang berhubungan dengan

lingkungan di PT MAK, pengujian dilakukan tidak menentu, tergantung

objek yang akan diuji. Adapun objek yang diuji dalam program P2K3

antara lain:

a. Uji Lingkugan Kerja

Pengujian pada lingkungan kerja dilakukan satu tahun sekali oleh

Balai Hiperkes. Pengujian pada lingkungan kerja mencakup suhu,

pencahayaan, kebisingan, getaran, debu. Hasil pemeriksaan yang

diperoleh dari hiperkes nantinya diharapkan bisa menjadi


51

evaluasi lingkungan kerja PT MAK kedepannya agar melakukan

perbaikan demi meningkatkan salah satu faktor produktivitas jika

adanya kekurangan dalam lingkungan kerja.

b. Uji Limbah Cair

Uji limbah cair diuji setiap satu bulan sekali yang secara umum

dilakukan oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Penyakit Yogyakarta. Di PT MAK juga dilakukan

uji lemak dan minyak yang masuk dalam kategori uji limbah cair,

namun pengujian ini dilakukan Balai Besar Kulit, Karet, dan

Plastik (BBKKP) yang juga dilakukan setiap satu bulan sekali.

c. Uji Udara (Uji Emisi Tidak Bergerak)

Uji emisi tidak bergerak di PT MAK didilakukan setiap enam

bulan sekali oleh Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja.

Pengujian emisi tidak bergerak di PT MAK mencakup uji

cerobong dan area genset.

d. Pengujian Air Bersih

Pengujian air bersih dilakukan setiap tiga bulan sekali bekerja

sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman. Pengujian air

bersih tidak hanya dilakukan di kamar mandi, namun juga

dilakukan di tangki air, sumur, hingga dapur di PT MAK.


52

6) Pemeriksaan APAR

Pemeriksaan APAR dilakukan setiap satu bulan sekali oleh unit

QHSE yang juga merangkap sebagai anggota P2K3. Selain pemeriksaan

APAR yang dilakukan setiap satu bulan sekali, P2K3 PT MAK juga

bekerjasama dengan CV Patigeni. Kerjasama yang dilakukan dengan CV

Patigeni mencakup pengisian tabung APAR serta pemeriksaan batas

kedaluwarsa. Jika tabung APAR sudah kedaluwarsa, CV Patigeni segera

menggantinya dengan tabung yang baru dikarenakan ketika tabung APAR

yang kedaluwarsa bisa membahayakan.

7) Pengadaan P3K

Pengadaan P3K dilakukan setiap tiga bulan sekali. Pemeriksaan ini

mencakup pengecekan perlengkapan dasar P3K seperti: obat merah,

kapas, plester, kassa, revanol/alkohol yang tersedia di kotak P3K.

8) Pengadaan APD

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kebutuhan yang harus

dipenuhi PT MAK untuk karyawan. Pengadaan APD di PT MAK hanya

dilakukan di unit-unit tertentu yang sekiranya membutuhkan APD. APD

yang menjadi kebutuhan utama karyawan PT MAK adalah masker, sarung

tangan, dan earplug. Selain APD berupa masker, sarung tangan, earplug,

ada juga APD yang harus digunakan karyawan yang melakukan


53

pengecetan seperti pakaian pelindung kimia dengan kerudung,

perlindungan pernapasan, sarung tangan karet dan sepatu anti bahan kimia.

Gambar 3.9 : Dokumentasi Pengadaan APD di PT MAK

9) Melakukan Tes Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala

Tes kesehatan serta pemeriksaan berkala di PT MAK bekerjasama

dengan Balai Hiperkes serta laboratorium untuk membantu dalam

pemeriksaan darah. Tes kesehatan di PT MAK dilakukan untuk calon

karyawan, bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan calon karyawan.

Waktu pelaksanan tes kesehatan dilakukan sesaat setelah PT MAK

membuka rekrutmen tenaga kerja. Selain untuk mengetahui tingkat

kesehatan calon karyawan, tes kesehatan juga bertujuan untuk menentukan

posisi calon karyawan yang akan dipekerjakan sesuai dengen kondisi

kesehatan calon karyawan.

Pemerikasaan kesehatan berkala di PT MAK merupakan salah satu

kegiatan manajemen yang dilakukan untuk menjalankan salah satu

fungsi manajemen sumber daya manusia, yaitu pemeliharaan karyawan.


54

Periksa kesehatan berkala di PT MAK dilakukan setiap satu tahun sekali

di bulan April – Mei. Sasaran dari periksa kesehatan berkala di PT MAK

adalah seluruh karyawan. Hal ini bertujuan untuk memantau kesehatan

para karyawan. Tes kesehatan ataupun pemeriksaan kesehatan berkala

yang dilakukan di PT MAK mencakup cek darah, cek urine, sprirometri1 ,

audiometri2 , dan konsultasi dokter.

Gambar 3.10 : Periksa Kesehatan

3.2.3 Kendala dan Keberhasilan K3

(a) Kendala Penerapan SMK3

Kendala besar dalam penerapan SMK3 secara keseluruhan di PT MAK

terletak di sumber daya manusia PT MAK. Karyawan di PT MAK cenderung

menganggap jika keselamatan dan kesehatan kerja adalah sesuatu yang tidak

terlalu penting untuk diperhatikan, beberapa dari mereka mengesampingkan

peraturan yang terkait dengan K3, seperti lalai dalam menggunakan APD (Alat

1 Untuk mengukur objektivitas, fungsi, serta volume paru-paru


2 Untuk mengetahui tingkat/ambang batas pendengaran seseorang dan jenis gangguannya bila ada
55

Pelindung Diri). Disamping karyawan yang mengesampingkan peraturan terkait

dengan keselamatan dan kesehatan kerja, karyawan PT MAK juga kurang

antusias terhadap program-program P2K3 yang sudah direncanakan untuk

membantu terwujudnya K3.

Kurangnya antusias karyawan di PT MAK terhadap program P2K3 seperti

pelatihan terkait dengan K3 yang diadakan oleh unit QHSE atau P2K3

menambah kendala dalam penerapan SMK3 untuk mewujudkan K3. Beberapa

karyawan PT MAK juga tidak memanfaatkan fasilitas yang diberikan

perusahaan secara maksimal, seperti pemeriksaan kesehatan berkala. Ada

beberapa karyawan yang tidak memanfaatkan fasilitas tersebut. Hal ini membuat

manajemen personalia sulit jika ingin mengidentifikasi ataupun mencari rekam

medis karyawan PT MAK.

Selain kurang kesadaran dan antusias karyawan, dalam melaksanakan

SMK3 bedasarkan PP Nomor 50 Tahun 2012 anggota unit QHSE ataupun P2K3

harus melengkapi dan merinci kembali dokumen-dokumen yang dibutuhkan

untuk sertifikasi. Kelengkapan dokumen serta belum adanya ahli sertifikasi audit

internal SMK3 sesuai PP No. 50 Tahun 2012 juga menjadi kendala PT MAK

dalam mendapatkan sertifikasi SMK3 sesuai PP No. 50 Tahun 2012.

(b) Keberhasilan Penerapan SMK3

Keberhasilan penerapan SMK3 di PT MAK jika dilihat secara keseluruhan

menunjukkan tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang baik. Hal ini bisa

dilihat dalam grafik laporan P2K3 triwulan I (Januari – Maret 2018) tentang

kecelakaan kerja yang menunjukkan grafik nol.


56

1) Grafik Kecelakaan Kerja Berdasarkan TRI

Berikut adalah gambar grafik kecelakaan kerja berdasar TRI yang

diperoleh pada tahun 2018 laporan P2K3 Triwulan I Bulan Januari –

Maret.

1
0,8
0,6 Januari
Februari
0,4
Maret
0,2
0
Facility Case Lost Work Restrictes Medical
Case Eork Case Treatment
Case

Gambar 3.11: Grafik Kecelakaan Kerja Berdasar TRI

Berdasarkan grafik di atas, selama triwulan I Januari – Maret 2018

menunjukkan tidak ada kecelakaan kerja yang bersifat Total Recordable

Injury (TRI), baik berupa Fatality Case (FC), Lost Work Case (LWC),

Restrices Eork Case (RWC), dan Medical Treatment Case (MTC).

2) Grafik Kecelakaan Kerja Berdasarkan First Aid and Near Miss Tahun

2018

Berikut adalah gambar grafik kecelakaan kerja berdasar First Aid &

Near Miss yang diperoleh pada tahun 2018 laporan P2K3 Triwulan I

Bulan Januari – Maret.


57

1
0,8
0,6 First Aid
0,4 Near Miss

0,2
0
Januari Februari Maret

Gambar 3.12: Grafik Kecelakaan Kerja Berdasarkan First Aid & Near Miss
Berdasarkan grafik di atas selama triwulan ke I (Januari – Maret

2018) menunjukkan tidak terjadi kasus Near Miss dan First Aid.

3) Grafik Kecelakaan Kerja Berdasarkan Traffic Accident (Outside)

Berikut adalah gambar grafik kecelakaan kerja berdasar Traffic

Accident (Ouside) yang diperoleh pada tahun 2018 laporan P2K3

Triwulan I Bulan Januari – Maret

1
0,8 Out side
0,6
Inside
0,4
0,2
0
Januari Februari Maret

Gambar 3.13: Grafik Kecelakaan Kerja Berdasarkan Traffic Accident

Berdasarkan grafik di atas selama triwulan ke I (Januari – Maret 2018)

menunjukkan tidak terjadi kecelakaan kerja berdasarkan Traffic Accident

(Outside).

Grafik diatas merupakan salah satu bukti bahwa penerapan SMK3 di PT

MAK secara keseluruhan sudah baik, namun penerapan SMK3 sesuai dengan
58

PP Nomor 50 Tahun 2012 di PT MAK masih dalam tahap penilaian kategori

tingkat awal yang masih memenuhi 41 dari 64 kriteria (check list bisa dilihat di

lampiran 4).

Jika dilakukan perhitungan untuk memeroleh persentase keberhasilan

penerapan SMK3 sesuai dengan PP Nomor 50 Tahun 2012 adalah sebagai

berikut:

TC – TNC x 100%
TC

dimana:
(41-23)/41 x 100%
TC = 41 kriteria
= 43,90%
TNC = 23 kriteria

Perhitungan yang dilakukan menghasilkan angka 43,90% yang berarti

penerapan SMK3 sesuai PP Nomor 50 Tahun 2012 di PT MAK masih dalam

tingkat penilaian penerapan kurang.


59

3.2.4 K3 dan Produktivitas di PT MAK

Ukuran produktivitas karyawan di PT MAK akan dikatakan baik ketika

karyawan mampu menghasilkan output dengan waktu maksimal sesuai target

dan minimal lebih cepat dari waktu yang sudah ditargetkan. Kerangka pikir

adanya SMK3 untuk lingkungan K3 berpengaruh kepada produktivitas di PT

MAK terletak pada jam kerja yang hilang. Di PT MAK banyaknya jam kerja

hilang biasanya disebabkan karena karyawan yang kurang sehat ataupun

terpaksa harus ijin karena sakit sehingga akan memengaruhi output yang

dihasilkan. Adanya kecelakaan kerja di PT MAK juga membuat produksi

terhenti untuk beberapa waktu yang nantinya akan berpengaruh terhadap output

yang dihasilkan. Karyawan harus menambah atau mengganti jam kerjanya untuk

menghasilkan output yang diminta dalam satu waktu. Hal tersebut berpengaruh

kepada biaya yang akan dikeluarkan unit HRD untuk karyawan yang kehilangan

jam kerja agar tetap bisa menghasilkan output yang diharapkan.

Pemeliharaan Karyawan

SMK3 – K3

Karyawan sehat Zero Accident

Tidak ada jam kerja hilang PRODUKTIVITAS


Gambar 3.14 : K3 dan Produktivitas di PT MAK
60

Jika dilihat adanya penerapan ISO 14001 dan OHSAS 18001 dari tahun

2008 hingga saat ini, produktivitas karyawan terhadap output yang dihasilkan

selalu meningkat. Keselamatan dan kesehatan kerja menjadi salah satu faktor

peningkatan produktivitas di PT MAK. Hal ini juga didukung oleh penelitian

yang dilakukan Sugiman dalam tesisnya tentang Budaya Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dengan Kepuasan serta Produktivitas Karyawan di PT Mega

Andalan Kalasan dengan subjek penelitian berjumlah 100 responden

menujukkan bahwa adanya korelasi positif antara budaya K3 dengan kepuasan

dan produktivitas di PT MAK (Sugiman, 2017).

Anda mungkin juga menyukai