Anda di halaman 1dari 9

RESUME

PENAWARAN, PERMINTAAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH


MATA KULIAH : PENGANTAR EKONOMI

DOSEN MATA KULIAH


Sumayyah, S.E., M. Ak.

DISUSUN OLEH
Muhammad Azzi Pratama
Irma Ariyani
Ranti
Noviana R. Da Silva
Wila Novita Anggi Setia

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA


FAKULTAS EKONOMI DAN SOSIAL
(S1 AKUNTANSI)
2019/2020
BAB 6
PENAWARAN, PERMINTAAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

6-2 Pajak
Pajak adalah suatu perangkat kebijakan penting, dan karena pajak memengaruhi kehidupan kita
dalam banyak hal. Oleh sebab itu pada bab ini kita akan mempelajari bagaimana pajak
mempengaruhi perekonomian.

Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk
kepentingan pemerintah dan masyarakat umum.

Istilah pembagian beban pajak (tax incidence) mengacu pada distribusi suatu beban
pajak di antara pihak-pihak yang terlibat dalam perekonomian (pasar). Sebagaimana akan kita
lihat, beberapa penjelasan mengenai pembagian beban pajak, dengan mengaplikasikan perangkat
penawaran dan permintaan.

6-2a Bagaimana Pajak pada Penjual Mempengaruhi Hasil-Hasil Pasar.


Misalnya, pemerintah daerah menetapkan suatu undang-undang yang mengharuskan para
penjual es membayar $0,50 kepada pemerintah atas setiap contong es krim yang mereka jual.
Bagaiman undang-undang ini mempengaruhi pembeli dan penjual es krim? Langkah dalam
menganalisis penawaran dan permintaan : (1) kita tentukan apakah undang-undang tersebut
mempengaruhi kurva penawaran atau kurva permintaan. (2) Kita menentukan kearah mana kurva
tersebut bergeser. (3) Dan bagaimana pergeseran tersebut mempengaruhi harga dan jumlah
keseimbangan es krim.

Langkah Pertama, Dampak awal dari pajak adalah pada penjual. Karena pajak tidak
dibebankan kepada pembeli, jumlah es krim yang diminta adalah tetap. Oleh karena itu kurva
permintaan tidak berubah. Sebaliknya, pajak yang dibebankan kepada penjual, membuat bisnis
es krim menjadi kurang menguntungkan. Sehingga menggeser kurva penawaran es krim.
Gambar.6
Langkah kedua, Karena pajak terhadap penjual meningkatkan biaya produksi dan harga jual es
krim, hal ini menyebabkan menurunnya jumlah es krim yang ditawarkan pada tingkat harga
berapapun. Kurva penawaran bereser ke kiri (atau bergeser ke atas).

Selain menentukan arah perpindahan kurva penawaran, kita juga dapat menentukan
dengan tepat besarnya pergeseran kurva. Untuk setiap harga es krim di pasar harga efektif bagi
penjual setelah dipotong pajak adalah berkurang $0,50. Contohnya: Jika harga pasar untuk satu
contong es krim sebesar $2,00, harga efektif yang diterima penjual adalah $1,50. Berapapun
harga pasar untuk es krim, penjual akan menawarkan es krim dalam jumlah yang sama, ketika
harganya lebih rendah sebesar $0,50 dari harga pasar. Oleh karena itu, untuk membuat penjual
menawarkan es krim dalam jumlah tertentu, maka harga pasar harus lebih tinggi sebesar $0,50
untuk menutupi pengaruh dari pajak. Jadi, seperti Gambar 6, Kurva penawaran bergeser ke atas
dari S1 ke S2 tepat sebesar nilai pajak $0,50.

Langkah Ketiga, Untuk menentukan bagaimana pergeseran kurva penawaran, kita dapat
membandingkan keseimbangan lama dan keseimbangan baru. Gambar.6 menunjukkan bahwa
harga keseimbangan es krim naik dari $3,00 ke $3,30 dan jumlah keseimbangan turun dari 100
ke 90. Karena jumlah penjualan berkurang dan jumlah pembelian juga berkurang pada
keseimbangan yang baru ini, pajak pada es krim mengurangi ukuran pasar es krim.

Implikasi, Sekarang kita kembali pada pertanyaan awal mengenai pembagian beban pajak:
Siapa yang membayar pajak? Meskipun penjual membayar pajak tersebut sepenuhnya kepada
pemerintah, pembeli dan penjual sama-sama berbagi beban pajak tersebut. Karena harga pasar
naik dari $30,00 ke $3,30 saat pajak diterapkan, pembeli membayar $0,30 lebih banyak untuk
setiap contong es krim daripada sebelumnya tanpa adanya pajak. Jadinya adanya pajak ini
membuat pembeli dalam kondisi lebih buruk. Penjual memperoleh harga yang lebih tinggi
($3,30) dari pembeli jika dibandingkan dengan sebelumnya, namun yang penjual dapatkan
setelah membayar pajak hanya sebesar $2,80 ($3,30 - $0,50 = $2,80), jika dibandingkan dengan
$3,00 sebelum pajak diterapkan. Dengan demikian pajak juga membuat penjual dalam kondisi
semakin buruk.

Kesimpulan analisi di atas memberikan dua pelajaran:

 Pajak mengurangi aktivitas di pasar. Ketika suatu barang dikenakan pajak, jumlah barang
yang dijual menjadi lebih kecil jumlahnya pada keseimbangan yang baru.

 Baik pembeli dan penjual sama-sama berbagi beban pajak. Dalam keseimbangan yang
baru, pembeli membayar lebih mahal untuk barang, dan penjual mendapatkan
keuntungan lebih sedikit.

6-2b Bagaimana Pajak pada Pembeli Memengaruhi Hasil-Hasil Pasar.


Sebagai Contoh: Anggaplah bahwa pemerintah daerah mengeluarkan sebuah undang-
undang yang mengharuskan pembeli es krim membayar $0,50 kepada pemerintah untuk setiap
contong es krim yang mereka beli. Apakah pengaruh undang-undang ini? Sekali lagi, kita akan
menerapkan metode tiga langkah untuk menganalisisnya.

Langkah Pertama, Dampak awal dari pajak adalah pada permintaan es krim. Kurva
penawarannya tidak terpengaruh karena, berapapun harga es krim, penjual mendapatkan insentif
yang sama dalam menyediakan es krim bagi pasar. Sebaliknya , pembeli harus membayar pajak
kepada pemerintah (dan juga harga es krim kepada penjual) setiap kali mereka membeli es krim.
Jadi, pajak tersebut akan menggeser kurva permintaan es krim.
Langkah Kedua, Selanjutnya kita menentukan arah pergeseran kurva. Karena pajak terhadap
pembeli membuat permintaan es krim menurun (menjadi kurang menarik untuk di beli),
sehingga permintaan es krim pada tingkat harga berapapun menjadi turun. Hasilnya, kurva
permintaan bergeser ke kiri (atau bergeser ke bawah ), seperti yang ditunjukkan pada Gambar.7.

Gambar.7
Dengan ini, kita dengan mudah dapat menentukan besarnya pergeseran kurva. Karena pajak
sebesar $0,50 tersebut dibebankan kepada pembeli, harga efektifnya bagi pembeli menjadi lebih
tinggi sebesar $0,50 dari harga pasar (berapapun harga pasar itu). Contohnya: Ketika harga
pasar $2,00 per contong es krim maka harga efektif untuk pembeli adalah $2,50. Karena pembeli
menyadari bahwa biaya total mereka mencakup pada pajak juga, maka jumlah es krim yang
diminta oleh mereka adalah seperti ketika harga pasarnya $0,50 lebih tinggi daripada harga
sebenarnnya. Jadi, dengan adanya pajak ini menyebabkan pergeseran kurva permintaan ke
bawah dari D1 ke D2, tepat sebesar nilai pajak tersebut ($0,50).

Langkah Ketiga, Setelah mengetahui ke arah mana kurva permintaan bergeser, selanjutnya kita
dapat melihat pengaruh dari pajak dengan cara membandingkan keseimbangan yang lama dan
keseimbangan baru. Kita dapat melihat Gambar.7 bahwa harga keseimbangan es krim turun dari
$3,00 ke $2,80 dan jumlah keseimbangan turun dari 100 ke 90. Dan, pajak mengurangi ukuran
pasar es krim. Sehingga, pembeli dan penjual sama-sama harus menanggung beban pajak.
Penjual mendapatkan harga yang rendah atas produk mereka, pembeli membayar pada harga
pasar yang lebih rendah kepada penjual dibandingkan yang mereka bayarkan sebelumnya, tetapi
harga efektif (mencakup pajak yang harus dibayar oleh pembeli) meningkat dari $3,00 menjadi
$3,30.

Implikasi, Jika kita bandingkan Gambar.6 dan Gambar.7. Pada kedua kasus ini, pajak
membuat suatu irisan (simpulan) antara harga bagi pembeli dan harga bagi penjual adalah sama,
tanpa memperhatikan apakah pajak dibebankan kepada pembeli atau penjual. Dan pada kedua
kasus ini menggeser posisi relatif kurva penawaran dan permintaan. Pada keseimbangan yang
baru, penjual dan pembeli sama-sama menanggung beban pajak. Perbedaan antara pajak bagi
pembeli dan pajak bagi penjual adalah terletak pada siapa pihak yang membayar pajak tersebut
ke pemerintah. Persamaan antara kedua pajak tersebut bisa kita membayangkan pemerintah
mengumpulkan pajak es krim sebesar $0,50 ke dalam kotak setiap penjualan es krim. Jika,
pemerintah memungut pajak dari penjual sebesar $0,50 maka, penjual akan diminta memasukan
pajak tersebut dalam kotak setiap penjualan es krim. Sebaliknya, jika, pemerintah memunggut
pajak dari pembeli sebesar $0,50 maka, pembeli akan diminta memasukan pajak tersebut dalam
kotak setiap pembelian es krim. Jadi bagaimanapun cara pemungutannya baik itu di serahkan
langsung dari tangan pembeli itu sendiri ataupun secara tidak langsung diberikan oleh pembeli
diserahkan ke tangan penjual baru kemudian masuk ke kotak, tidak akan membedakannya.
Karena saat pasar mencapai keseimbangan baru, maka pembeli dan penjual sama sama
menanggung beban pajak, terlepas dari bagaimana aturan pajak tersebut di terapkan.

6-2c Elastisitas dan Pembagian Beban Pajak.


Ketika suatu barang dikenakan pajak, pembeli dan penjual sama-sama menanggung
beban pajaknya. Tetapi, bagaimana beban pajak itu dibagi? Untuk melihat bagaimana beban
pajak dibagi, sebelumnya mari kita lihat dampak penerapan pajak dalam dua pasar pada
Gambar.9. Pada kedua gambar menunjukkan kurva permintaan awal, penawaran awal dan pajak
yang membuat irisan antara jumlah yang dibayar pembeli dan jumlah yang diterima penjual.
(Yang tidak digambarkan pada kedua panel tersebut adalah kurva penawaran dan kurva
permintaan baru).
Panel (a) pada Gambar.9 menunjukkan penawaran yang sangat elastis dan permintaan
yang relatif inelastis. Hal ini menyebabkan penjual respondif terhadap perubahaan harga barang
sehingga, (kurva penawaran relatif datar) dan (kurva permintaan relatif curam). Sedangkan, jika
pajak diterapkan harga yang yang diterima penjual tidak turun banyak dengan beban yang
bernilai kecil. Sebaliknya harga bayar pembeli mengalami kenaikan, beban pajak yang lebih
banyak.
Panel (b) pada Gambar.9 menunjukan pajak dalam pasar dengan penawaran yang relatif
inelastis dan permintaan yang sangat elastis. Ini ada kebalikan dari panel (b) dimana kurva
penawarannya lebih curam, sementara kurva permintaannya lebih datar. Gambar tersebut
menyebabkan harga yang dibayarkan tidak mengalami kenaikan, sebaliknya harga yang diterima
penjual turun dan menanggung hampir seluruh beban pajak.

Gambar.9

Jadi dari penjelasan kedua panel tersebut ,kita dapat mengambil simpulan bagaimana beban
pajak dibagi: suatu beban pajak, pembagian bebannya jauh lebih memberatkan bagi sisi pasar
yang kurang elastis. Mengapa, Karena elastisitas mengukur kesedian pembeli atau penjual,
dimana saat elastisitas permintaan kecil berarti pembeli tidak memiliki alternatif yang baik selain
mengonsumsi barang tersebut. Demikian penjual jika barangnya sudah dikenakan pajak,maka
dengan alternatif yang lebih sedikit tidak dapat dengan mudah meninggalkan pasar dan
menanggung beban pajak yang lebih banyak.

Gambar.8
Studi Kasus 1!
Dapatkah Kongres Mendistribusikan Beban Pajak Penghasilan?
Jika anda pernah menerima slip gaji, barangkali anda memeperhatikan bahwa jumlah
yang anda dapatkan adalah jumlah setelah dipotong berbagai jenis pajak. Salah satu dari jenis
pajak-pajak ini disebut FICA, singkatan dari Federal Insurance Contribution Act. Pemerintah
federal menggunakan dana dari pajak FICA untuk membayar jaring pengaman sosial (social
security) dan tunjangan kesehatan (medicare), tunjangan pendapatan dan program pelayanan
kesehatan bagi orang jompo. FICA adalah salah satu contoh pajak penghasilan, suatau pajak
atas penghasilan yang dibayarkan perusahaan kepada pekerjanya. Pada tahun 2013, total pajak
FICA untuk pekerja tertentu adalah 15,3% dari penghasilan.

Menurut anda, siapa yang menanggung beban pajak penghasilan tersebut. Pihak perusahan atau
para pekerja? ketika mengeluarkan peraturan, kongres mencoba untuk membagi secara langsung
beban pajak ini. menurut undang-undang, setengah dari pajak ini dibayar oleh perusahaan dan
setengahnya lagi dibayar oleh para pekerja. Artinya, setengah dari pajak dibayar dari pendapatan
perusahaan, dan setengahnya lagi dikurangkan dari pembayaran upah para pekerja. Jumlah yang
menunjukan besarnya pengurangan dalam kuitansi pembayaran gaji yang diterima oleh para
pekerja merupakan kontribusi dari para pekerja.
Meskipun demikian, analisis kita mengenai pembagian beban pajak (tax incidence) menunjukan
bahwa para pembuat undang-undang tidak dapat dengan mudah mendistribusikan beban pajak.
Sebagai gambaran, kita dapat menganalisis suatu pajak penghasilan layaknya pajak terhadap
suatu barang, dimana yang menjadi barang adalah tenaga kerja dan harganya adalah upah. Fitur
utama dari pajak penghasilan adalah bahwa pajak penghasialan menempatkan irisan antara upah
yang dibayarkan oleh perusahaan dan upah yang diterima oleh para pekerja. Gambar.8
menunjukan hasilnya. Ketika pajak penghasilan diberlakukan, upah yang diterima pekerja turun,
dan upah yang dibayarkan perusahaan naik. Pada akhirnya, pekerja dan perusahaan sama-sama
menangung beban pajak, sesuai dengan peraturan. Para pembuat undang-undang dapat
memutuskan apakah pajak berasal dari pembeli atau penjual, tetapi mereka tidak dapat mengatur
pembagian beban pajak yang sesungguhnya. Lebih dari itu, pembagian beban pajak bergantung
pada kekuatan penawaran dan permintaan.

Studi Kasus 2!
Siapa yang Membayar Pajak Barang Mewah?
Sebagai contoh, lihatlah pasar yacht. Permintaan yacht sifatnya cukup elastis. Seorang jutawan
dapat dengan mudahnya menolak untuk membeli yacht, dia dapat menggunakan uangnya untuk
membeli rumah yang lebih besar, berlibur ke Eropa, atau meninggalkan warisan besar ke ahli
warisnya. Sebaliknya, penawaran yacht relatif inelastis, paling tidak dalam jangka pendek.
Pabrik yacht tidak mudah diahligunakan untuk memproduksi barang lainnya, dan pekerja yang
membuat yacht tidak terlalu berkeinginan mengubah pekerjaan mereka sebagai respons atas
berubahnya kondisi pasar.

Analisis kita memberi suatu prediksi yang jelas untuk kasus ini. Dengan permintaan yang elastis
dan penawaran inelastis, beban pajak jatuh lebih besar pada produsen yacht. Pajak atas yacht
memberi beban yang lebih besar pada perusahaan serta para pekerja yang membuat yacht, karena
mereka harus terus menurunkan harga barangnya. Akan tetapi, para pekerja bukannya orang
kaya. Jadi, beban dari pajak barang mewah lebih banyak jatuh pada kelas menengah
dibandingkan pada orang-orang kaya.

Anda mungkin juga menyukai