Anda di halaman 1dari 11

FASION IN ISLAMI

MAKALAH
Memenuhi tugas kelompok mata pelajaran PABP

Di Susun Oleh
NABILAH FITRIANI GUMILAR
UNI PRIYATNI
MILA MELIANI
FIKRI HAMDANI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1


CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji kehadirat Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Adab
Berpakaian dan Berhias”. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu penyusun mohon untuk
saran dan kritiknya demi perbaikan makalah kami berikutnya.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah…………................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Adab Dalam Berpakaian Dan Berhias.................................................. 3
1. Pengertian Adab dalam Berpakaian………………............................. 3
2. Pakaian Wanita.................................................................................... 3
3. Pakaian Pria......................................................................................... 5
B. Adab Berhias....................................................................................... 6
1. Pengertian Adab Berhias..................................................................... 6
2. Berhias yang dianjurkan dengan yangdilarang……………………… 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang serba canggih
dan cepat dapat menghasilakan produk-produk yang beraneka ragam yang digunakan untuk
kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat berkembang dan dapat mempengaruhi
kehidupan manusia adalah industri pakaian. Pakaian pada dasarnya adalah kebutuhan primer
(pokok) yang sangat dibutuhkan oleh manusia di dunia dan perkembanganya cukup
signifikan, hal ini terbukti dengan berdirinya pabrik-pabrik pakaian dengan berbagai model
dan bahan yang sangat bervariasi diseluruh dunia, khususnya di Indonesia.
Akhir-akhir ini banyak kalangan dari sebagian kaum perempuan yang memfigurkan
pakaian-pakain barat sebagai kebanggaan mereka biasanya identik serba seksi walaupun
melanggar ketentuan syari’at islam. Dengan gaya dan mode pakaian tersebut secara tidak
langsung akan dapat memicu para generasi muda bangsa pada perbuatan-perbuatan tidak
diinginkan, terutama moral dan akhlak mereka serta merugikan baik secara duniawi maupun
ukhrawi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Adab dalam berpakaian ?
2. Bagaimana Adab dalam berhias ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mehami tentang berbagai macam adab berpakaian dan berhias
serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
BAB ll
PEMBAHASAN

A. ADAB DALAM BERPAKAIAN DAN BERHIAS


1. Pengertian Adab dalam Berpakaian
Menurut ajaran Islam, berpakaian adalah mengenakan pakaian untuk menutupi aurat,
dan sekaligus perhiasan untuk memperindah jasmani seseorang. Sebagaimana ditegaskan
Allah Swt, dalam firman-ya:

: ٢٦﴾
Artinya:
“Wahai anak Adam! Susungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi
auratmu dan untuk perhiasan bagaimu tetpi takwa itulah yang lebih baik. Demikianlah
sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalui ingat.” (Q.S. Al-
A’raf:26)
Ayat trsebut memberi acuan cara berpakaian sebagaimana dituntut oleh sifat takwa,
yaitu untuk menutup aurat dan berpakaian rapi, sehingga tanpak simpati dan berwibawa serta
anggun dipandangnya, bukan menggiurkan dibuatnya.

2. Pakaian Wanita
Seorang wanita dinilai berbusana baik dan serasi kalau ia senantiasa menggunakan
pakaian yang cocok dengan usia dan kepribadiannya. Pegangan utama yang perlu
diperhatikan dalam berpakaian adalah tidak perlu berlebihan dan lebih baik berpakaian
sederhana yang menutupi aurat. Menurut ajaran islam, aurat wanita islam ialah seluruh
badannya, kecuali muka dan telapak tangan sehingga wajib bagi seorang wanita islam
memelihara beberapa bagian badannya dan menutup dadanya dengan kerudung. Contoh adab
berpakaian dalam berpakaian Didalam ajaran Isalam, berpakaian tidak hanya sekedar kain
penutup badan, tidak hanya sekedar mode atau trend yang mengikuti perkembangan
zaman. Islam mengajarkan tata car atau adab berpakaian yang sesuai dengan ajaran agama,
baik secara moral, indah dipandang dan nyaman digunakan. Diantara adab berpakaian dalam
pandangan Islam yaitu sebagai berikut:
a. Harus memperhatikan syarat-syarat pakaian yang islami, yaitu yang dapat menutupi aurat,
terutama wanita
b. Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga tidak terkesan kumal dan dekil, yang akan
berpengaruh terhadap pergaulan dengan sesame
c. Hendaklah mendahulukan anggota badan yang sebelah kanan, baru kemudian sebelah kiri
d. Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki, atau pakaian laki-laki bagi wanita
e. Tidak meyerupai pakaian Pendeta Yahudi atau Nasrani, dan atau melambangkan pakaian
kebesaran agama lain
f. Tidak terlalu ketat dan transparan, sehingga terkesan ingin memperlihatkan lekuk tubuhnya
atau mempertontonkan kelembutan kulitnya
g. Tidak terlalu berlebihan atau sengaja melebihkan lebar kainnya, sehingga terkesan berat dan
rikuh menggunakannya, disamping bisa mengurangi nilai kepantasan dan keindahan
pemakainya
h. Sebelum memakai pakaian, hendaklah berdoa terlebih dahulu, yaitu :

Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa jerih
payahku dan kekuatanku”
Syarat-syarat berpakaian bagi wanita antara lain sebagai berikut :
a. Kainnya tidak tipis atau tembus pandang
b. Potongannya tidak ketat
c. Tertutup aurat atau badannya, kecuali muka dan tangannya.

Fungsi pakaian (khusus bagi wanita) antara lain :


a. Menjauhkan wanita dari gangguan atau pelecehan.
b. Membedakan antara wanita berakhlak hina dengan wanita berakhlak mulia.
c. Mencegah timbulnya fitnah bagi kaum wanita.
d. Memelihara kesucian diri dan agama wanita yang bersangkutan

3. Pakaian Pria
Ilmu fikih menegaskan bahwa aurat laki-laki adalah diantara pusar sampai lutut
sehingga pakaian pria tidak sama dengan pakaian wanita dalam menutupi auratnya. Firman
Allah swt.
Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemauannya, yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An
Nur:30)

Pakaian lelaki pada lazimnya adalah sebagai berikut:


a. Kemeja dan celana panjang serta dasi.
b. Jas (untuk pakaian resmi).
c. Kemeja batik
d. Pakaian bergaya timu, seperti gamis disertai sorban.
e. Ulama mengharamkan kaum lelaki memakai perhiasan emas dan pakaian sutra.
Untuk mebiasakan diri mempraktikkan adab berpakaian secara Islami, hendaklah
terlebih dahulu untuk perhatikan hal berikut ini :
a. Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar niat niat yang baik tidak tergoyahkan
b. Yakinkan dalam hati bahwa menutup aurat bagi seorang muslim dan muslimah adalah wajib
hukumnya, sehingga akan mendapat dosa bagi yang meninggalkannya
c. Tanamkan keyakinan bahwa Islam tidak bermaksud memberatkan umatnya dalam
berpakaian, bahkan sebaliknya memberikan kebebasan dan perlindungan bagi harkat dan
martabat umatnya.Tanamkan rasa bangga telah berpakaian sesuai ajaran Islam, sebagai
perwujudan keimanan yang kuat dri diri seorang muslim/muslimah

B. ADAB BERHIAS
1. Pengertian Adab Berhias
Berhias artinya berdandan atau merapikan diri baik fisiknya maupun
pakiannya. Berhias dalam pandangan Islam adalah suatu kebaikan dan sunah untuk
dilakukan, sepanjang untuk ibadah atau kebaikan. Menghiasi diri agar tmpil menarik dan
tidak mengganggu kenyamanan orang lain yang memandangnya, merupakan suatu keharusan
bagi setiap muslim, terutama bagi kaum wanita di hadapan suaminya, dan kaum pria
dihadapan istrinya.
Islam tidak umatnya berhias dengan cara apa pun, sepanjang tidak melanggar kaidai-
kaidah agama atau melanggar kodrat kewanitaan dan kelaki-lakian, serta tidak berlebihan
dalam melakukannya. Wanita tidak boleh berhias dengan cara laki-laki, begitu pula dengan
sebaliknya laki-laki tidak boleh berhias seperti layaknya wanita. Sebab yang demikian itu
dilarang dalam ajaran Islam. Perhatikan sabda Rasullulah saw, yang diriwayatkan oleh Ali
bin Abi Thalib;

﴾ .
Artinya :
“Rasulullah saw, mengutuk (membeci) laiki-laki yang menyerupai perempuan dan
perempuan yang menyerupai laki-laki.” (H.R. Daruquthni)

Dengan demikian, berhias menurut ajaran Islam harus sesuai dengan adab dan tata
cara yang Islami. Sehingga perbuatan menghiasi diri, selain membuat penampilan menjadi
indah dan menarik, juga mendapat nilai ibadah dari Allah Swt. Contoh adab dalam berhias:
a. Memakai perhiasan atau alat-alat untuk berhias yang halal dan tidak mengandung efek
ketergantungan. Misalnya, alat-alat kecantikan tidak mengandung lemak babi, alcohol
tinggi, benda-benda yang mengandung najis dan sebagainya
b. Menggunkan alat-alat atau barang-barang hias sesuai kebutuhan dan kepantasan, dan
tidak berlebihan. Misalnya, menggunakan lipstik melebihi garis bibir, bedak yang terlalu
tebal, parfum yang berbau menyengat, dan sebagainya
c. Mendhulukan anggota sebelah kanan, beu kemudian sebelah kiri
d. Berhiaslah untuk tujuan ibadah atau kebaikan, misalnya untuk melaksanakan salat,
mengaji, belajar, menyabut suami tercinta, dan sebagainya.
e. Membaca “Basmalah” setiap kali akan memualai berhias, agar mendapatkan berkah dan
pahala
f. Membaca doa setiap kali menghadap cermin untuk berhias

.
Arinya:
“Ya Allah, percantiklah aku dengan ilmu dan takwa, dan hiasilah aku dengan hati yang
lembut dan budi pekerti mulia”

Untuk dapat mempraktikkan adab berhias secara Islami, hendaknya kamu


perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut :
a. Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar dalam berhias sehari-hari tidak tergoda
oleh buju rayu setan yang selalu mengajak berlebihan
b. Tanamkan keyakinan bahwa berhias termasuk ibadah mendapat pahala, sepanjang tidak
dipakai maksiat.
c. Tanamkan niat, yang suci bahwa berhias hanya untuk kebaikan semata, menambah
kepaercayaan diri, dan mengangkat citra agama,
d. Hindari berhias yang hanya untuk mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain
atau bermaksud menggoda orang lain agar tertarik padanya.
e. Mulailah mempraktikkan adab berhias secara islami dari sekarang, agar kelak terbiasa
menjadi seorang yang pandai berhias untuk ibadah dan kebaikan.

2. Berhias yang dianjurkan dan yang dilarang.


a. Yang diaanjurkan
 Memulai Sesuatu dari Sebelah Kanan
 Mencukur Kumis
 Memotong Kuku
 Mencuci Jari Jemari Tangan Dan Kaki
 Merapikan Jenggot
 Bersiwak
 Istinsyak
 Mencabut Bulu Ketiak
 Mencukur Rambut Kemaluan
 Berkhitan
 Bersisir
 Bercelak
b. Yang dilarang bagi perempuan
 Memasang tato
 Menipiskan
 Mencabut bulu alis
 Memotong/ mengikir gigi supaya cantik
 Menyambung rambut (bersanggul)
 Menggunduli rambut
 Mengikir sela-sela gigi.

c. Yang dilarang bagi laki-laki


 Memakai perhiasan dari emas
 kain sutra kecuali dalam keadaan terpaksa.

d. Yang di bolehkan bagi perempua


 Memakai pakaian sutra bagi wanita
 Memakai pewarna kuku yang bukan cat bagi wanita
 Memakai perhiasan yang terbuat dari emas, perak dan batu-batuan bagi wanita
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam melarang umatnya mengobral aurat, baik aurat laki-laki maupun perempuan.
oleh sebab itu, setiap muslim memiliki etika dalama berpergian.
Islam menganjurkan umatnya agar senantiasa berhias . Artinya setiap muslim harus
tampil memikat, sehigga tidak membuat orang lain merasa jijik bergaul dengannya. Oleh
sebab itu, setiap muslim harus memiliki etika dalam berhias.

B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu saran dari pembaca sangat kami butuhkan demi penyempurnaan Makalah ini
kedepannya
DAFTAR PUSTAKA

- Hirasah Al-Fadhilah karya Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid


- Departemen Ilmiah Darul Wathan.Etika Seorang Muslim.2008.Jakarta:Darul Haq

Anda mungkin juga menyukai