Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SYARIAH DALAM ISLAM

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4
1. MOH. DJABAL NUR (C30122231)
2. FARHAN ADAM (C30122230)
3. MUH. ALVIN RIZKY SYAHPUTRA (C30122218)
4. SATRIAH (C30122223)
5. DHIYYA IBTISAM (C30122210)
6. DWI ANGGRAINI (C3012224)
7. MAYA SARI (C3012228)
8. ENGGAR KHOVIVA DWININGRUM (C30122213)

PRODI AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO

i
MUQADDIMAH

Puji dan syukur kami haturkan atas kehadirat ALLAH SWT. Berkat rahmat dan

karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Alhamdulilah kami sebagai penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik meskipun kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan di

dalamnya.

Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada ibu Endang, selaku dosen mata

kuliah PENDIDIKAN AGAMA ISLAM yang telah memberi tugas ini kepada kami dan

membantu kami sebagai penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur dalam

makalah-makalah lainnya khususnya dalam mata kuliah Pendidikan agama islam di masa yang

akan datang, Mohon kritik dan sarannya, Terimakasih

Palu, oktober 2022

Penulis,

DAFTAR ISI

ii
BAB 1.........................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................................1

Rumus permasalahan............................................................................................................................1

Tujuan....................................................................................................................................................2

BAB 2.........................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3

Pengertian Syariah:...............................................................................................................................3

Istilah istilah dalam ekonomi................................................................................................................4

Tujuan ekonomi islam:.........................................................................................................................7

Prinsip prinsip ekonomi Syariah:.......................................................................................................10

Perbedaan ekonomi Syariah dan konvensional:...............................................................................12

BAB III.....................................................................................................................................................17

PENUTUP................................................................................................................................................17

A. KESIMPULAN........................................................................................................................17

B. SARAN.....................................................................................................................................17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

Keistimewaan ajaran Islam daripada ajaran agama lainnya adalah sisi universalitasnya.

Ajaran-ajaran samawi terdahulu, selalu ditujakan kepada kaum tertentu. Sedangkan ajaran Islam

diturunkan untuk seluruh umat, baik manusia ataupun jin (kaffah li al-alamin). Telah dimaklumi,

bahwa perundang-undangan manapun harus selaras dengan kondisi dan relevansi pihak yang

dibebani undang-undang tersebut. Umat Nabi Adam as bisa merasakan kelonggaran syari’at

berupa kebolehan menikahi saudara sendiri, karena pada saat itu populasi manusia baru dari satu

keturunan. Sedangkan umat Nabi Musa as harus merasakan ketatnya syariat, karena dalam

menghadapi Bani Israel yang terkenal keras kepala, membutuhkan langkah-langkah preventif

dengan menerapkan undang-undang yang sekiranya dapat membuat mereka jera. Sedangkan

syari’at Nabi Muhammad saw (Islam) yang ditujukan untuk seluruh makhluk di dunia ini, baik

manusia atau jin, tentunya harus membentuk undang-undang (syari’at) yang bisa diterima oleh

semua kalangan

Rumus permasalahan
1. Pengertian Syariah

2. Istilah istilah dalam ekonomi

3. Tujuan ekonomi islam

4. Prinsip prinsip ekonomi Syariah

5. Perbedaan ekonomi Syariah dan konvensional

Tujuan

1
1. Dapat mengetahui dan memahami tentang syariat islam.

2. Dapat mengatahui penetapan dan prinsip-prinsip syariar islam.

3. Agar dapat mengetahui dan paham akan tujuan ditetapkannya syariat islam.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

Pengertian Syariah:

Syariah secara istilah dapat diartikan sebagai suatu sistem atau aturan yang bisa jadi

mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, atau hubungan manusia dengan manusia.

Imam Abu Muhammad Ali bin Hazm dalam kitab Al-Hikam fi Ushulil Ahkam membeberkan

perbedaan definisi syariah berdasarkan klasifikasi. Menurutnya, syariah adalah jika terdapat teks

yang tidak multitafsir dari Alquran, hadis, taqrir Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat,

tabiin, tabi’ tabiin, ataupun konsesus ulama. Artinya, syariah dapat bersumber dari hal-hal

tersebut yang dapat diaplikasikan secara langsung. Semisal perintah shalat atau hal-hal yang

menyangkut akidah, muamalah, ibadah, dan akhlak.

Namun syariah sendiri juga dalam perkembangannya diklasifikasikan berdasarkan

perkembangan zaman yang ada. Syariah bagi umat Muslim sangat familiar sebab Allah SWT

telah mengabadikan keberadaan syariah bagi umat Muslim dalam Alquran. Allah SWT

berfirman dalam Alquran surat al-Maidah ayat 48 berbunyi: “Likulli ja’alna minkum syir’atan

wa minhajaa,”. Yang artinya: “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan

jalan yang terang,”.

Tujuan dari syariah adalah agar umat manusia tidak tersesat dalam hidup, baik di dunia

atau di akhirat, karena Allah telah memberitahukan jalan mana yang harus dilalui. Tidak banyak

yang tahu bahkan dari umat Islam sendiri, bahwa istilah syariah sudah digunakan sejak dulu,

yakni pada zaman Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, istilah yang dipakai bukan yang dalam

bentuk tunggal namun bentuk jamak yakni syara’I, Sedangkan syariah sendiri adalah kata

3
berbentuk tunggal dalam bahasa Arab. Bahkan penggunaannya tidak hanya di Arab Saudi tempat

kelahiran Nabi Muhammad, akan tetapi menyebar ke seluruh daratan Arab.

Meski dapat dimaknai sebagai jalan yang berbentuk hukum dan ketentuan dalam agama

Islam, arti harfiah syariah sendiri bukan seperti itu. Syariah dalam bahasa Arab adalah sumber

air. Banyak juga orang Arab yang menggunakan istilah syariah untuk menyebut jalan setapak

menuju sumber air.

Istilah istilah dalam ekonomi

Ada banyak istilah dalam ekonomi, berikut kami akan sampaikan 10 istilah yang ada dalam

ekonomi islam diantaranya:

1. Adil

Sifat ini berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dengan Adl, maka kita

memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai dengan

posisi atau fungsinya.

2. Maslahah

Dalam hal apapun, konsep maslahah adalah konsep yang selalu diusung oleh Islam.

Ini berarti segala bentuk kebaikan harus memiliki tiga unsur, yaitu sesuai dengan kepatuhan

syariah (halal), bermanfaat dan membawa kebaikan untuk banyak pihak (thoyib), dan semua

aspek yang dilakukan tidak menimbulkan kemudaratan atau efek yang buruk.

3. Gharar

4
Transaksi gharar adalah transaksi dengan objek yang tidak jelas. Ia tidak dimiliki,

tidak diketahui keberadaanya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi berlangsung.

Karena gharar memunculkan keragu-raguan atau hal ketidakpastian, maka ini harus dihindari

oleh umat Islam dalam bertransaksi.

4. Riba

Istilah ini tentu sering kali kita dengar. Riba adalah penambah pendapatan secara

bathil. Misalnya pada saat pinjam meminjam lalu ada dana tambahan yang diberikan oleh

peminjam kepada yang memberikan pinjaman sesuai dengan berjalannya waktu.

5. Mudharabah

Istilah untuk bentuk kerja sama pemodal dan partner kerja. Keuntungan dari kerja

sama tersebut dibagi sesuai rasio kesepakatan antara partner kerja dan pemodal. Jika terdapat

kerugian maka akan ditanggung oleh kedua belah pihak.

6. Musharakah

Istilah ini adalah untuk kerja sama dua pemodal dalam satu bisnis. Setiap keuntungan

atau kerugian yang didapatkan dibagi sesuai rasio modal yang disertakan. Misalnya modal

pembisnis satu dan pembisnis dua adalah 50:40, maka keuntungannya pun akan dibagi

dengan 50:40.

7. Murabahah

Murabahah adalah sebuah kontrak dimana pihak bank akan membeli aset terlebih

dahulu daripada nasabahnya. Aset yang telah dibeli tersebut baru dijual kembali dengan

profit margin kepada nasabah yang menginginkannya. Nasabah kemudian mencicil

pembayaran aset tersebut kepada pihak bank.

5
8. Wadi’ah Yad Ad Dhamamah

Adalah bentuk akad saat sahabat membuka rekening di Bank Syariah. Sahabat

menitipkan uang kepada bank dan memberi izin kepada bank untuk mengelola uang tersebut.

Keuntungan dari uang tersebut secara sukarela menjadi milik bank. Namun penting untuk

diketahui bahwa tidak ada persyaratan di awal mengenai imbal hasil kepada nasabah.

9. Salam

Ini adalah kontrak akad jual beli dalam bentuk pesanan. Komiditi tersebut akan

diterima di masa mendatang dengan waktu yang sudah ditentukan dan disepakati kedua belah

pihak. Dalam pelaksanaannya, pembeli membayar terlebih dahulu secara full saat memasan

sebuah komoditi.

10. Istisna’

Bentuk kontrak untuk membeli aset yang dipesan untuk dikonstruksi. Misalnya,

seseorang mau membangun sebuah komplek perumahan, namun pendanaannya tidak

mencukupi. Ia datang ke bank syariah dan membawa perencanaan pembangunan yang real.

Bank setuju lalu membangun real estate dan menghire kontraktor untuk pengerjaannya.

Selesai konstruksi bank akan membayar kontraktor dan bank akan menjual aset tersebut

kepada Ahmad. Selisih pembayaran bank dan kontraktor, selisih penjualan bank dan Ahmad

menjadi profit bagi bank.

Itulah 10 istilah dalam ekonomi syariah. Semoga dengan pengenalan istilah ini membuka

mata kita untuk lebih dalam mempelajari aturan Islam mengenai ekonomi.

6
Tujuan ekonomi islam:

1. Memastikan Kebutuhan Ummat Manusia

Ekonomi islam bertujuan agar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah

sendiri menjamin bahwa Allah akan terus memberikan rezeki dan juga limpahan nikmat

kepada manusia dengan asumsi bahwa manusia harus taat dan terus berikhtiar dan meminta

kepada Allah.

Landasan ekonomi islam adalah ketauhidan atau ketaatan kepada Allah. Orang-orang

yang taat dan beriman kepada Allah akan mendasarkan aktivitas ekonominya berdasarkan

kepada etika, keseimbangan, universalitas, dan keadilan dalam melangkah. Tentu ia tidak

akan asal-asalan dan juga serabutan dalam ikhtiar.

Untuk itu, pelaksanaan ekonomi islam adalah jaminan bahwa kebutuhan manusia

akan selalu terpenuhi dengan rezeki dan limpahan nikmat Allah asalkan perekonomian

tersebut dijalankan dengan benar.

2. Menjauhi Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial tentu akan terjadi jika pemusatan harta dan juga sumber daya

hanyalah ada pada subjek atau kelompok tertentu saja. Untuk itu, islam memiliki prinsip

untuk dapat menyebar dan juga memberikan rezeki tersebut tidak hanya pada satu orang atau

kelompok saja dengan aturan zakat, infaq, dan shodaqoh.

Aturan zakat ini bukan hanya sekedar masalah pembersihan harta atau sekedar

beramal shaleh melainkan juga dapat menggerakkan ekonomi ummat kepada yang tidak

mampu atau tidak berdaya karena kurangnya sumber daya ekonomi. Untuk itu kewajiban

berzakat, berinfaq, dan bershodaqoh adalah karena memang hal tersebut berusaha juga untuk

menghindari ketimpangan sosial.

7
3. Pemenuhan Ekonomi yang Beretika dan Bermartabat

Ekonomi islam juga bertujuan untuk menghindari pemenuhan ekonomi yang tidak

beretika dan bermartabat. Hal ini misalnya pencurian, penipuan, atau melakukan kecurangan

lainnya. Untuk itu, ekonomi islam pun dilandasi dengan nilai moral dan aqidah agar

pelaksanakaan kebutuhan manusia tidak dilakukan secara sembarangan dan dapat terjamin

bisa berkualitas sesuai kebutuhan manusia.

Islam untuk itu juga mengharamkan jual beli barang halal, jual beli yang tidak

memiliki keterbukaan, kejujuran, dsb. Ekonomi islam ada agar manusia dapat memberikan

kejujuran, halalnya barang, kualitas barang, kualitas produksi, distribusi, dan konsumsi

dengan bingkai akhlak dan aqidah.

4. Mengatur Keadilan dan Keseimbangan

Keadilan dan kesimbangan adalah prinsip dasar dari islam. Islam mengatur agar

manusia tidak melakukan transaksi ekonomi yang tertutup atau tidak transparant. Untuk

mengaturnya, contoh kecilnya islam selalu memberikan perintah adanya saksi, pencatatan

keuangan, dan juga menerapkan standart atua neraca yang disepakati dalam hal transaksi

ekonomi.

5. Terhindar dari Riba

Riba adalah tambahan yang diberikan, salah satunya pada hutang dari peminjam.

Riba sendiri dapat menjerat manusia dan akan terasa tercekik untuk membayarnya. Bahkan

pada sebagian orang yang tidak mampu, riba seperti cekikan yang tiada henti. Kebanyakan

orang miskin meminjam uang adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, tentu

8
saja akan terasa tercekik apabila manusia memberikan riba padanya berkali-kali lipat. Untuk

itu, Allah memberikan ancaman dan sanksi neraka apabila manusia melakukannya.

Prinsip prinsip ekonomi Syariah:

1. Menggunakan Sistem Bagi Hasil

Salah satu prinsip ekonomi syariah adalah pembagian kepemilikan yang

mengedepankan keadilan. Artinya, keuntungan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi

dibagi secara adil. Misalnya dalam perbankan syariah ada bagian keuntungan untuk bank

maupun untuk nasabah.

Adil ini tidak selalu berlaku sama namun ada pengaturan yang disepakati sesuai

dengan porsinya masing-masing. Misalnya saja pengelola dana mendapatkan keuntungan

lebih atas usaha yang dilakukannya atau kondisi lain yang dibenarkan sesuai dengan

muamalah.

2. Menggabungkan Nilai Spiritual dan Material

Prinsip ekonomi syariah hadir sebagai wujud dalam membantu perekonomian

para nasabah untuk mendapatkan keuntungan sesuai ajaran Islam. Kekayaan yang

diperoleh dari kegiatan ekonomi dapat digunakan untuk zakat, infaq, dan shadaqah sesuai

ajaran Islam. Tujuan perekonomian syariah bukan sekedar keuntungan fisik, namun

diarahkan untuk mendapatkan keuntungan dan ketenangan batin di dalam hidup.

3. Memberikan Kebebasan sesuai Ajaran Islam

9
Ekonomi syariah memberikan kebebasan kepada para pelaku ekonomi untuk

bertindak sesuai hak dan kewajiban mereka dalam menjalankan perekonomian dan

kegiatan yang dilakukan haruslah positif sesuai ajaran yang berlaku dan

mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan. Semua kegiatan ekonomi ini

didasarkan pada akidah, syariah, dan moral untuk menyeimbangkan perekonomian.

4. Melarang Praktik Riba

Salah satu bentuk riba adalah penambahan - penambahan pembayaran oleh orang

yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya karena pengunduran janji

pembayaran oleh pinjaman dari waktu yang telah ditentukan. Dalam perekonomian

syariah praktik riba adalah hal yang dilarang. Kepemilikan dana dan harta dalam

perekonomian sejatinya hanyalah milik Allah. Sehingga dalam menjalankan

perekonomian sesuai dengan ajaran islam. 

5. Memberikan Ruang pada Pemerintah

Perekonomian syariah memberikan ruang kepada pemerintah dan negara untuk

ikut bercampur tangan sebagai penengah apabila terjadi suatu permasalahan. Jika sudah

tidak kondusif, permasalahan yang terjadi akan menuju pada pihak yang berwenang.

6. Meraih Kesuksesan Perekonomian yang Diperintahkan Allah

Ekonomi ini menjunjung nilai sosial, sehingga semua orang berhak mendapatkan

dan merasakan sebuah kemakmuran dan bebas untuk berkreasi. Pada dasarnya, prinsip

ekonomi ini mementingkan kemaslahatan umat bukan mudarat. Sehingga tujuan

utamanya adalah untuk keselamatan keyakinan agama, keselamatan jiwa, keselamatan

akal, keselamatan keluarga dan keturunan, serta keselamatan harta benda.

10
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, penerapan sistem ini jelas merupakan

pilihan yang sangat menguntungkan. Bukan hanya bagi umat Muslim, namun bagi

seluruh masyarakat pelaku ekonomi. Itulah alasan kenapa industri ini berkembang cukup

pesat di Indonesia, mulai dari sektor perbankan hingga sektor investasi.

Bahkan kini banyak negara sekuler yang juga mulai melirik prinsip ekonomi

syariah karena berbagai keunggulannya. Misalnya saja di Eropa, produk investasi syariah

mulai menjadi favorit dengan sistem yang ditawarkannya. Produk ekonomi syariah juga

terus berkembang jumlah dan penggunanya. Kamu juga bisa memilih investasi syariah

yang mengikuti syariat islam dan menggunakan ekonomi syariah.

Perbedaan ekonomi Syariah dan konvensional:

1. Pengertian Ekonomi Islam

Dikatakan ekonomi islam atau ekonomi syariah karena berbasis pada aturan dan

cara islam. baik dalam hal teknis, sistem kerja dan dalam menyikapi permasalahan yang

muncul. Perbedaan ekonomi islam dan konvensional bisa ditinjau dari kepentingan.

Misalnya ditinjau dari tujuannya, maka ekonomi islam atau ekonomi syariah lebih

mengutakan untuk mencapai tujuan yang baik untuk urusan di dunia, tetapi juga baik

untuk di akhirat.

Misalnya terkait masalah riba, maka dalam ekonomi islam di tiadakan istilah riba.

Tujuan lain dari ekonomi islam adalah tidak berorientasi pada diri sendiri, melainkan

untuk mencapai kepentingan oranglain juga. Sehingga mampu mencapai kesejahteraan

dan keadilan bagi rakat secara umum.

2. Pengertian Ekonomi Konvensional

11
Berbeda lagi dengan ekonomi konvesional. Perekonomian konvensional adalah

ilmu yang mempelajari perekonomian yang menekankan pada kebebasan dan

menggunakan sistem perekonomian berbasis pada era global.

Perbedaan ekonomi islam dan konvensional jelas saja berbeda. Dilihat dari segi

tujuannya, ekonomi konvensional bertujuan untuk mementingkan dan meraup

keuntungan sebesar-besarnyang yang sifatnya keduniawian.

Tujuan lainnya adalah mencapai kesejahteraan individu itu sendiri. Memang

berbeda jauh dengan ekonomi islam. sumber ekonomi konvensional mengacu pada hal-

hal yang sifatna positivicti. Pada ekonomi konvensional, kepemilikan hanya untuk

pribadi ang dibabaskan untuk memiliki semua kekayaan yang diperolehnya saja.

Sedangkan dari segi pengambilan hasil, bisa di dapatkan dari bunga dari pengambilan

keuntungan dari prosentase modal.

3. Perbedaan Prinsip dalam Ekonomi Islam dan Konvensional

Selain beberapa yang disinggung di atas. ada perbedaan yang paling mendasar.

Salah satunya perbedaan prinsip. Jika ekonomi konvensional berprinsip pada konsep

scarcity sedangkan ekonomi islam berprinsip pada Goal oriented diciplin.

Konsep scarcity adalah konsep yang menekankan pada mempelajari perilaku

manusia dalam menyikapi kelangkaan. Dengan kata lain, konsep ini membebaskan

seseorang untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara maksimal untuk

mencapai tujuan mereka. sedangkan goal oriented diciplin lebih luas lagi, di sana tidak

hanya mempelajari cara mengalokasikan sumber daya secara maksimal, tetapi juga

mempelajari tujuan. Tujuan di dunia dan di akhirat.

12
4. Perbedaan Mekanisme Pasar Ekonomi Islam dan Konvensional

Dari segi mekanisme, tentu saja berbeda jauh. Jika ekonomi konvensional

menggunakan mekanisme bebas keluar masuk pasar tanpa intervensi. Padahal jika pasar

tidak di atur, dan dibiarkan bebas, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam

penawaran dan stok barang. Salah satu contoh konkrit adalah masalah masker akibat

virus corona. Banyak terjadi penimbunan barang sekaligus terjadi lonjakan harga yang

fantastis tinggi.

Berbeda mekanisme pasar pada ekonomi islam, dimana ia meyakini adannya

invisible hand yang mencoba untuk mengefisiensikan pasar. Jadi ekonomi islam

mempertimbangkan proses produksi dan distribusi barangjasa. Menjadikan pemerintah

sebagai unit ekonomi yang berdampingan dengan unit ekonomi lain, demi menjaga

kestabilan.

5. Perbedaan Ekonomi Islam dan Konvensional Pada Distribusi Kekayaan

Perbedaan kedua jenis ekonomi ini juga dapat dilihat dari perbedaan distribusi

kekayaan. Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa terjadi dua perbedaan ang cukup

jauh diantara keduannya. Pada ekonomi konvensional, prinsipna mendapatkan

keuntungan dan kekayaan sebesar-besarnya. Lebih condong ke kapitalis, dimana

kekayaan hanya berpihak pada pemilik modal yang paling besar sehingga terjadi

pemerataan kekayaan harta atau semacamnya. Salah satu bentuknya dengan mekanisme

zakat, sedekah, infaq atau waqaf.

13
6. Perbedaan Ekonomi Islam dan Konvensional Pada Perolehan Keuntungan

Perbedaan yang paling menonjol yang lain dari segi perolehan keuntungan. Pada

ekonomi konvensional, justru seolah menekan seseorang jika ingin mendapatkan

keuntungan. Prinsip yang digunakan pun menggunakan time value of money, dimana

nilai uang saat ini lebih tinggi dibandingkan nilai uang dimasa datang.

Time value of money dalam bahasa umum lebih akrab di kenal dengan bunga.

Masarakat ang meminjam hutan pun akan dikenai bunga tinggi. Bunga yang tinggi tentu

saja akan semakin mencekik bagi mereka. sedangkan mereka yang memiliki saldo tinggi,

mereka pun akan mendapatkan bunga tersebut. alih-alih uang hilang, justru bertambah.

Dari ini saja sudah dapat dilihat potensi kesenjangan kekayaan pun akan semakin tampak.

Berlau sebaliknya, perolehan keuntungan pada ekonomi islam dihitung ketika

terjadi transaksi bisnis, maka akan terjadi pembagian keuntungan dari bisnis tersebut.

sehingga terjadi keseimbangan antara usaha dan tindakan. Tidak ada istilah bunga, yang

sifatnya merugikan bagi mereka yang meminjam uang di bank dan semacamnya.

Itulah perbedaan ekonomi islam dan konvensial yang barangkali tidak semua

orang tahu. Kini ekonomi syariah di Indonesia tengah menjamur dimana-mana. Tidak

hanya dalam bentuk per-bank-kan saja. Tetapi dalam property pun juga sudah ada embel-

embel ekonomi islam atau ekonomi syariah. Memang hal ini awal yang baik.

Namun kenyataan di lapangan, masih selalu ada sisi kekurangan dari ekonomi

islam. dimana ekonomi islam tidak sesuai bekerja sebagaimana tanggung jawabanya.

Semacam hanya kedok atau istilah syariah. Dari sistem kerja dan lain-lainnya masih

sama. itu sebabnya perlu kejelian dan seleksi dalam memilih.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Demikian Makalah yang dapat kami buat kurang dan lebih nya harap dimaklumi, Pada

hakikatnya, kekuatan ekonomi syariah menurut sejumlah ulama di Indonesia berbasis pada

kekuatan di sektor riil. Dengan disentuhnya sektor riil, pemerataan ekonomi dapat terjadi seiring

dengan terciptanya budaya produksi yang dapat menghasilkan dan memberi nilai tambah bagi

perekonomian umat dan masyarakat sekitar yang ada.

B. SARAN

Taka da gading yang retak, begitu juga dengan Makalah ini yang jauh dari kesempurnaan. Maka

dari itu, kritik dan saran sangat membantu penulis dalam mencapai tujuan yang lebih baik.

15

Anda mungkin juga menyukai