STUDI AGAMA-AGAMA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Tata Nilai Etika Islam" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Islam. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang Nilai-nilai etika Islam bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Tasmuji M,Ag selaku Dosen
Mata kuliah Etika Islam. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang diharapkan untuk membangun kesempurnaan makalah ini.
Pembuat
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arus rasionalisasi demikian cepat melanda dunia Islam abad modern telah membawa
pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan ilmu-ilmu keislaman. Sejalan dengan
berkembangnya kajian-kajian rasional keislaman, kajian tentang pemikiran etika pun
terangkat ke permukaan. Bahkan menjadi topik kajian menarik dalam konteks kekinian dan
kemodernan, karena etika merupakan salah satu persoalan esensial dalam kajian keagamaan.
Begitupun sebagian para ilmuan pada masa lalu berpandangan bahwa keberadaan agama
secara perlahan akan ditelan olehperkembangan zaman.
Berdasarkan deskripsi diatas, penulis merumuskan mengenai tata nilai etika khusunya
dalam agama Islam yang menjelsakan nilai-nilai etika Islam dalam kehidupuan sosial, bisnis
dan Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam etika-etika komunikasi Islam ada 6 jenis gaya bicara atau komunikasi yaitu:
1. Qaulan Sadidan (Perkataan benar, lurus, jujur) dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 9.
2. Qaulan Balighah (Perkataan yang membekas dalam hati atau mudah dimengerti) dalam Al-
Quran surat An-Nisa ayat 63.
3. Qaulan Masyura (Perkataan yang pantas atau ucapan yang menyenangkan) dalam Al-
Quran surat Al-Isra’ ayat 28.
4. Qaulan Layyina (Perkataan yang lemah lembut) dalam Al-Quran surat At-Thaha ayat 44.
5. Qaulan Karima (Perkataan yang mulia) dalam Al-Quran surat Al-Isra’ ayat 23.
6. Qaulan Ma’rufa (Perkataan yang baik) dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 32.
Adapun larangan-larangan atau tidak sesuai cara berkomunikasi dalam etika Islam
yang bisa menjadi bencana atau bahaya yang dapat merusak hubungan sosial, yaitu:
1. Berkata tidak berguna, Rasulullah SAW bersabda “Sebagian dari keindahan Islam
seseorang, ialah meninggalkan yang tidak berguna baginya”.[1]
5. Berkata kotor dan memaki-maki, Rasulullah SAW bersabda “Jauhilah semua kata-kata
kotor, sebab Allah Ta’ala tidak menyukai kata kotor yang menyebabkan timbul pula kata-kata
kotor dari orang lain.” (H.R Nasai, Hakim dan Ibnu Hibban)
Dalam melaksanakan pekerjaan, aspek etika adalah hal yang mendasar yang harus di
perhatikan, seperti bekerja dengan baik yang di dasari dengan iman dan taqwa, jujur dan
amanah, tidak menipu tidak semena-mena, ahli dan profesional, serta tidak melakukan
pekerjan yang bertentangan dengan syariat Islam. Berikut adalah etika yang harus di miliki
dalam sebuah perdagangan:
1. Shidiq (Jujur)
Shiddiq adalah sifat nabi Muhammad SAW yang artinya benar dan jujur. Seorang
pedagang wajib berlaku jujur dalam melakukan usaha jual beli, Jujur dalam arti luas tidak
berbohong, tidak menipu, tidak mengadangada, fakta, tidak berkhianat, serta tidak pernah
ingkar janji dan lain sebagainya. Mengapa harus jujur karena berbagai tindakan tidak jujur
selain merupakan perbuatan yang jelas-jelas berdosa, jika biasa di lakukan dalam berdagang
juga akan mewarnai dan berpengaruh negatif kepada kehidupan pribadi dan keluarga
pedagang itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan tindakan yang seperti itu akan
mewarnai dan mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Amanah artinya adalah tidak mengurangi apa-apa yang tidak boleh di kurangi dan
sebaliknya tidak boleh di tambahkan, maka seorang yang di beri amanah harus benar-benar
menjaga amanah tersebut. Sikap Amanah harus dimiliki oleh seorang pebisnis muslim sikap
itu bisa di miliki jika dia selalu menyadari bahwa apapun aktivitas yang dilakukan termasuk
pada saat ia bekerja selalu di ketahui oleh Allah SWT, Oleh sebab itu seorang muslim yang
menjadi pelaku dalam perdagangan hendaknya taat pada janji dan amanat, serta dilarang
berhianat kepada siapapun.
Prinsip yang harus di pegang oleh seorang pebisnis atau pedagang muslim adalah
menjual barang/produk yang halal, kehadiran barang halal adalah wajib dalam kehidupan
setiap muslim.[5] Nabi melarang beberapa jenis perdagangan, baik karena hakekat
perdagangan itu memang dilarang maupun karena adanya unsur-unsur yang di haramkan di
dalamnya, barang yang di larang tersebut di antaranya seperti alkohol dan babi.
5. Murah Hati
Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW menganjurkan agar para pedagang selalu
bermurah hati dalam melaksanakan jual beli. Murah hati dalam pengertian ramah tamah,
sopan santun, murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh tanggung jawab.
Salah satu nilai dasar yang harus diperhatikan oleh pedagang adalah selalu ingat
kepada akhirat, karena pada dasarnya kehidupan di dunia adalah jembatan menuju akhirat.
Jika ini menjadi salah satu pegangan dalam melakukan perdagangan maka seorang pedagang
akan tetap menegakkan syariat agama, terutama shalat yang merupakan hubungan abadi
antara manusia dengan Tuhannya Jual beli adalah perdagangan dunia, sedangkan
melaksanakan kewajiban syariat Islam adalah perdagangan akhirat.
Etika Pendidikan Islam sebagai sebuah proses pendidikan yang berlangsung secara
etis dan terus menerus dalam kehidupan seseorang melalui pengajaran dan penekanan
terhadap etika itu sendiri sehingga kemampuan, bakat, kecakapan dan minatnya dapat
dikembangkan seimbang dengan tingkah laku yang baik dan benar dalam kehidupannya yang
sesuai nilai-nilai ajaran agama Islam. Adapun macam-macam etika Pendidikan Islam:
a. Etika bagi pelajar atau murid, menurut Imam Ghazali mengelompokkan tata
kesopanan orang yang belajar atau menuntut ilmu, sebagai berikut:
b. Etika pelajar atau murid terhadap guru, menurut Imam Ghazli ada beberapa tata
krama dalam menuntu ilmu antara seorang murid dengan gurunya, yaitu:
PENUTUP
A. Simpulan
Etika dalam islam adalah sebagai perangkat nilai yang tidak terhingga dan agung yang bukan saja
berisikan sikap, prilaku secara normative, yaitu dalam bentuk hubungan manusia dengan tuhan
(iman), melainkan wujud dari hubungan manusia terhadap Tuhan, Manusia dan alam semesta dari
sudut pangan historisitas. Etika sebagai fitrah akan sangat tergantung pada pemahaman dan
pengalaman keberagamaan seseorang. Maka Islam menganjurkan kepada manusia untuk
menjungjung etika sebagai fitrah dengan menghadirkan kedamaian, kejujuran, dan keadilan.
Sehingga konsep tata nilai etika islam terbagi menjadi beberapa hal yakni etika dalam berkomunikasi,
perdagangan, Pendidikan, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Adab-adab Halaqah Al-Quran: Belajar dari Tradisi Ulama / Sayyid Mukhtar Abu Syadi;
Editor, Ahmad Ihsanuddin
http://repository.radenintan.ac.id/7771/1/SKRIPSI%20SEFTIKA.pdf (03-Mei-2023
09.32WIB)
https://www.academia.edu/11167050/
ETIKA_KOMUNIKASI_DALAM_PERSPEKTIF_ISLAM (03-Mei-2023 10.49WIB)
http://repository.uin-suska.ac.id/19769/8/8.%20BAB%20III%20%281%29.pdf (03-Mei-2023
11.02WIB)