(SYAKHSHIYYAH ISLAMIYYAH)
Tidaklah beriman salah seorang diantara kalian, sehingga dia menjadikan hawa
nafsunya mengikuti apa-apa (dinul Islam) yg kubawa.
Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga Aku menjadi akalnya yg ia
berpikir dengannya.
(Hadits Qudsi)
Hakikat Kepribadian
Tahapan Pembentukan
Kepribadian Islam terbagi dalam dua komponen yakni pola pikir (aqliyyah) dan
pola sikap (nafsiyyah).
Pada komponen pola pikir, seseorang harus memahami aqidah Islam dan
menjadikannya sebagai landasan berpikir. Pola pikir memiliki dua item besar,
yakni pemikiran (afkar), pendapat (ara) dan hukum (ahkam).
Barulah ketika mencapai usia baligh, yakni pada tingkat SMP dan SMU,
pembentukan Syakhshiyyah Islamiyyah yg dilakukan bersifat lanjutan. Hal ini
dimaksudkan untuk memelihara sekaligus meningkatkan keimanan serta
keterikatan dengan syariat Islam.
Karena itu di sekolah, perlu dilakukan enam jenis pendekatan terpadu untuk
pembentukan kepribadian Islam, yakni :
1, Formal struktural. Dilakukan melalui kegiatan tatap muka formal dalam jam
belajar-mengajar resmi. Basis ilmunya ada di tsaqofah Islam. Pendidiknya
adalah guru.
Di masyarakat juga hendaknya kondusif. Budaya kritik sosial atau amar maruf
nahi munkar dapat terus dijalankan. Jangan sampai tergerus oleh budaya asing
sekuler yang memang permisif dan mentolerir kemaksiatan.
Sesuai dengan visi Islamic Global School yaitu “ mencetak generasi berkepribadian Islam, memiliki
kompetensi sukses dunia dan akhirat “ maka pendidikan karakter yang menghasilkan generasi berkepribadian
Islam sudah menjadi budaya sekolah.
Manusia memiliki dua unsur kepribadian dalam dirinya yaitu pola pikir (‘aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah).
Pola pikir adalah cara yang digunakan dalam memahami atau memikirkan sesuatu. Dengan ungkapan lain pola
pikir adalah cara yang digunakan untuk mengaitkan fakta dengan informasi, atau sebaliknya, berdasarkan
suatu landasan atau beberapa kaedah tertentu. Sedangkan pola sikap adalah adalah cara yang digunakan
manusia dengan mengaitkan dorongan penyaluran (pemenuhan)nya dengan mafahim (pemahaman) atau cara
yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi gharizah (naluri) dan kebutuhan jasmani. seseorang bisa
dikatakan berkepribadian Islam apabila ia memiliki ‘aqliyah Islamiyah (pola pikir Islam) dan nafsiyah
Islamiyah (pola sikap Islam). Apabila salah satu diantara keduanya tidak ada pada diri seseorang maka
sesungguhnya ia belum memiliki kepribadian Islam.
QS Al-Dzariyat (51) : 56 “..dan tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Melainkan Agar Mereka
Beribadah KepadaKu.”
QS : Al Anbiya : 107 “ Dan tidaklah Kami (Allah) mengutus kamu (wahai Muhammad) kecuali sebagai
rahmat untuk semesta alam.”
QS. Al-Ahzab (33) : 21 “ Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu “.
Kepribadian Islam yang sudah dijadikan sebagai budaya sekolah di Islamic Global School, dirumuskan
menjadi empat (4) fokus perilaku.
Blue Print kurikulum Islamic Global School disusun berdasarkan visi dan misi lembaga. Seluruh
kegiatan belajar mengajar di sekolah diarahkan untuk mencapai visi dan misi lembaga tersebut.
Kurikulum IGS di fokuskan pada tiga bagian yang merupakan satu kesatuan, ketiga bagian tersebut
adalah ;
1). Penguasaan tsaqofah Islam,
2). Pembentukan kepribadian Islam
3). Penguasaan ilmu kehidupan.
Penguasaan tsaqofah Islam yang benar sesuai Al-Qur’an dan Sunnah akan menghasilkan pemahaman
dan kepribadian Islam, kepribadian Islam akan melandasi seluruh aktifitas siwa dalam kehidupan
sehari-hari termasuk dalam kegiatan menguasai ilmu kehidupan. Nah dengan demikian pada akhirnya
para alumni yang dihasilkan adalah generasi berkepribadian Islam dan memiliki kompetensi sukses
dunia akhirat sesuai visi hidup manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, yaitu bertaqwa kepada
Allah untuk menebar rahmat bagi seluruh alam, seperti telah ditetapkan dalam firmanNya
“ dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku ” . Qs Al-
Dzariyat (51) : 56
Blueprint Kurikulum IGS dapat digambarkan sebagai berikut :