Anda di halaman 1dari 5

PENUGASAN PESERTA LATSAR KABUPATEN MERANTI

1. Nama Lengkap : Andreas Rifaldi, ST


2. Nip : 198801252019031001
3. Pangkat /Jabatan : CPNS IIIa
4. Instansi : DPUPRPKP
5. Hp. Email : 085264364401/andreasrifaldigmail.com
6. Dikumpulkan : 8 Juni 2020 Pukul 24.00 Wib ke
Email : amatbudI707@gmail.com
Soal:
1. Ada 9 Nilai – nilai Anti Korupsi yang telah ditetapkan oleh KPK dan para
Ahi Akademis. Kesemua nilai tersebut sudah tertuang Dalam kitab-kitap
Agama Syamawi, Budaya dan sudah dijalan kan oleh masyarakat bangsa
Indonesia. Jelaskan kesemua nilai/makna masing-masing tersebut baik
perspektif Agama, Budaya Melayu (Tunjuk Ajar) maupun Gurindam 12.
1. 9 Nilai-nilai anti korupsi serta penjelasannya dan makna anti korupsi yang terkandung
dalam/budaya melayu (tunjuk ajar)/gurindam duabelas adalah :
1) Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah tindakan maupun
ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur merupakan salah satu nilai yang
paling utama dalam anti korupsi, karena tanpa kejujuran seseorang tidak akan mendapat
kepercayaan dalam berbagai hal, termasuk dalam kehidupan sosial.
Dalam Islam pendidikan tidak hanya berpusat pada penguasaan konsep-konsep dan
keterampilan tapi lebih kepada pendidikan jiwa dengan tujuan Insan kamil, yang tercermin pada
akhlaknya. Sehingga manusia mampu menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi dan
hamba yang taat kepada Tuhannya. untuk mencapai tujuan tersebut pendidikan Islam memiliki
karakteristik yaitu bertumpu pada landasan tauhid. Atas dasar tauhidlah semua ajaran Islam
dibangun. Dengan demikian Islam adalah agama akhlak, dengan al-Qur’an sebagai sumber
moralitasnya. Sedangkan tauhid merupakan landasan moralitas Islam. Maka sebelum
penanaman nilai-nilai moral al-Qur’an, nilai tauhid harus ditanamkan pertama kali dalam diri
anak didik. Demikian juga isyarat alQur’an dalam pendidikan anak, (Luqman : 13).
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa kepedulian dapat
dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai hal yang berkembang didalamnya. Contoh
kepedulian adalah turut membantu meningkatkan lingkungan sekitar tempat tinggal maupun di
lingkungan tempat bekerja baik dari sisi lingkungan alam maupun sosial terhadap individu dan
kelompok lain.
Dalam Islam, bentuk kepedulian seperti kewajiban untuk “beramar ma’ruf”, artinya perintah
kepada semua orang Islam – baik perseorangan maupun kolektif -- untuk melakukan sosialisasi
dan internalisasi nilai-nilai Islam ke dalam semua bentuk aktivitas kepada siapa pun, di manapun
dan kapanpun. Di samping itu juga melakukan upaya pemberdayaan bagi umat manusia agar
mereka berkemauan dan – sekaligus – berkemampuan untuk berpihak kepada kebenaran,
melaksanakan dan memperjuangkannya. Sedang kewajiban bernahyi munkar, artinya perintah
kepada semua orang Islam -- baik perseorangan maupun kolektif – untuk tidak berpihak kepada
ketidakbenaran, menghindarkan diri dan mencegah dirinya dan orang lain untuk tidak berbuat
sesuatu yang tidak dibenarkan oleh agama, baik dalam wilayah ibadah (hubungan vertikal antara
manusia dengan Tuhan), maupun dalam wilayah mu’amalah (hubungan horisontal
antarmanusia), termasuk di dalamnya hubungan antara manusia dengan makhluk-makhluk
Tuhan (selain manusia).
3) Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti dapat berdiri diatas
kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian
dianggap sebagai suatu hal yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tanpa
kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.
4) Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan. Sebaliknya untuk
mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup yang disiplin. Manfaat dari disiplin ialah
seseorang dapat mencpai tujuan dengan waktu yang lebih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak
yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari
orang lain dalam berbagai hal. Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk
kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan ketentuan
yang berlaku, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu, dan fokus pada pekerjaan.
Dalam Islam, contoh hidup disiplin misalnya perintah untuk melaksanakan shalat “tepat pada
waktunya”; berpuasa sesuai dengan tuntunanya; berzakat dan bershadaqah pada saat ada
kesempatan; berhaji ketika ada kemampuan. Demikian juga pelajaran tentang “kaifiyah” (tata-
cara) beribadah yang harus ditepati sebagaimana perintahnya. Semua keterangan itu
menunjukkan pelajaran tentang disiplin dari Allah untuk umatnya.
5) Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Seseorang yang
memiliki tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik.
Seseorang yang dapat menunaikan tanggung jawabnya sekecil apa-pun itu dengan baik akan
mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat
diwujudkan dalam bentuk belajar dengan sungguh-sungguh.
Dalam Islam, tanggung jawab maupun amanah akar katanya sama dengan iman. Artinya
tanggung jawab adalah konsekuensi keimanan seseorang. Disebut beriman jika betul-betul bisa
bertanggungjawab dan bisa dipercaya. Pribadi yang amanah adalah buah dari keimanannya
(Tauhid). Hal ini terjadi karena kepercayaan kokoh yang begitu terpatri dalam jiwanya bahwa
Allah swt Maha melihat dan mengawasi apa pun yang diperbuatnya, dan nanti di akhirat harus
mempertanggungjawabkan di hadapan Tuhannya.
6) Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan terkandung ketekadan,
ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang
mundur. Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan
target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa adanya pengetahuan.
7) Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan masyarakat
disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak
sesuai dengan kemampuannya. Dengan gaya hidup yang sederhana, seseorang juga dibina untuk
memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya.
Dalam Islam, orang yang punya kuasa yang rakus harta dan senang berfoya-foya disebut
mutrofīn. Inilah penyebab utama kerusakan sebuah negeri, seperti disinyalir al-Qur’an, (Al-Isra’ :
16). Hidup berfoya-foya adalah perbuatan ẓalim, melanggar hukum Tuhan yang harus
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Hal ini dilakukan oleh orang yang tidak percaya akan
Hari Akhir dan terjebak oleh jebakan syetan yang menjanjikan kesenangan sesaat. Pola hidup
berlebih-lebihan erat kaitannya dengan tindakan korupsi, setidaknya pola hidup berlebihan
merupakan salah satu faktor penyebab korupsi yang sulit di sembuhkan.
8) Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan sebagainya. Keberanian sangat
diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan keberanian akan semakin matang jika diiringi
dengan keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga kuat.
Dalam Islam, perwujudan dari keberanian dapat dilakukan untuk selalu berani berkata jujur
atau memiliki sifat shidiq. Seorang muslim dituntut untuk selalu dalam keadaan benar lahir-
batin. Meliputi: benar-hati (shidq al-qalb), benar-perkataan (shidq al-hadits), serta
benarperbuatan (shidq al-‘amal). Hal tersebut akan menuntun pada perilaku yang sesuai dengan
“kebenaran” agama Islam. Oleh karena itu, Rasulullah SAW memerintahkan kepada setiap
muslim untuk selalu menjaga diri dala “shidiq” dan melarang umatnya berbohong, karena setiap
kebohongan akan membawa kepada kejahatan. Ciri-ciri orang yang shidiq adalah: selalu berkata
benar, selalu bermu’amalah dengan benar, memutuskan dengan benar, menepati janji serta
menampilkan diri seperti keadaan yang sebenarnya. Karena itu orang yang shidiq tidak mungkin
melakukan korupsi, karena di dalamnya (korupsi) pasti ada kebohongan.
9) Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial, secara jelas
dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5, serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian
dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan
bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam
konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks
pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi. Untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam
keadilan.
Dalam Islam, kita harus selali berlaku adil kepada semua makhluk dengan tidak berbuat
semena-mena terhadap makhluk lain. Perintah untuk berlaku adil dinyatakan dalam beberapa
ayat al-Quran. Antara lain pada QS al-A’raf, 7: 29; QS an-Nahl, 16: 90 dan QS al-Maidah, 5: 8,
berkemampuan untuk bersikap adil terhadap sesama manusia.

Selain dari perspektif agama, nilai antikorupsi dijelaskan juga dalam literasi budaya melayu
yang tertuang dalam Gurindam Duabelas karya Raja Ali Haji. Dijelaskan dalam tiap bait syairnya
antara lain :
“Barang siapa yang mengenal dunia tahulah ia barang terpedaya Barang siapa mengenal
akhirat tahulah ia dunia mudharat”
Bahwa terjadinya perilaku korupsi adalah karena manusia, terlalu menghambakan diri
kepada dunia dan melupakan orientasi masa depan yang abadi di akhirat hanya orang yang
mengerti hakikat hidup di dunia saja yang akan mampu melewatinya dengan selamat. Raja Ali
Haji memaklumkan kepada masyarakat bahwa dunia adalah media yang mesti diwaspadai
karena begitu, banyak cobaan dan godaan yang menyelubunginya. Kesadaran akan posisi
tersebut akan menjadikan manusia selalu bersikap awas dan berhati-hati sehingga tidak
tergelincir dalam perilaku dan jalan menyimpang. Ketika dunia sudah dikenalinya, maka
keharusan seseorang untuk juga mengenal akhirat karena keduanya adalah sesuatu yang tak
dapat dipisahkan, ibarat dua sisi mata uang namun dengan dimensi ruang dan waktu berbeda.
“Barang siapa mengenal tersebut Tahulah ia makna takut”
Bahwa sesungguhnya manusia harus selalu 8 memupuk diri dengan perasaan takut bahwa
dirinya selalu ada yang mengawasi, mengintai, mencatat, merekam mendengar, melihat segala
tindak-tanduk laku perbuatannya setiap saat, detik demi detik, setiap hari sepanjang masa sejak
awal tatilm pertama nafasnya di dunia hingga maut menjemput ajal. Pemahanan, pengenalan
dan komitmen kepada ikrar dan pengakuan untuk menyerahkan diri secara totalitas hanya
kepada Allah SWT dan Muhammad sebagaimana tertulis dalam kahmat syahadat akan
membangkitkan sikap waspada, hati-hati dan takut terjerumus kepada ketidakpatuhan,
kemungkaran dan pelanggaran terhadap segala, bentuk pantang larang.
“Apabila terpelihara mata sedikitlah cita-cita apabila terpelihara kuping kabar yang jahat
tiadalah damping”
Mendengar dan melihat perilaku korupsi secara langsung baik dan orang lain terutama
piaiaan tentu akan semakin mempermudah seseorang untuk mencoba melakukan tindakan
serupa. ‘Keteladanan’ pemimpin yang korup seakan-akan menjadi dukungan untuk berperilaku
korup. Di sinilah fungsi keteladanan sejatinya diperlihatkan seorang pemimpin kepada staf atau
anak buahnya. Di sisi lain, setiap orang sejatinya mampu menjadikan dirinya sebagai 7 Lihat
Burhanuddin Yusuf Habibie, 2011, Habibie dan Ainun, THC Mandiri, Jakarta, hal 265-266 9
pemimpin yang akan dijadikan sebagai panutan minimal oleh dirinya sendiri. Caranya adalah
dengan pertahanan diri dengan selalu memelihara dan menjaga agar pandangan tidak
melenakan dan mempengaruhi sikap diri pribadi.

Anda mungkin juga menyukai