- Bangkai - Darah - Daging babi - Hewan yang disembelih tanpa menggunakan Nama Allah Makanan & Minuman yang haram menurut kriteria hadits Rasulullah Saw - Minuman yang membabukkan (minuman keras) dalam hadits Rasulullah - Hewan yang terpotong anggota tubuhnya, dan hewan itu masih hidup - Binatang Buas Bertaring. 2. 1. Setiap transaksi pada dasarnya mengikat orang (pihak) yang melakukan transaksi, kecuali apabila transaksi itu menyimpang dari hukum syara’. Pihak-pihak yang bertransaksi harus memenuhi kewajiban yang telah disepakati dan tidak boleh saling mengkhianati. 2. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan secara bebas teteapi penuh tanggung jawab, tidak menyimpang dari hukum syara’ dan adab sopan santun. 3. Setiap transaksi dilakukan secara sukarela, tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. 4. Islam mewajibkan agar setiap transaksi, dilandasi dengan niat yang baik dan ikhlas karena Allah SWT, sehingga terhindar dari segala bentuk penipuan, kecurangan, dan penyelewengan. Hadis Nabi SAW menyebutkan: “Nabi Muhammad SAW melarang jual beli yang mengandung unsure penipuan.” (H.R. Muslim) 5. Adat kebiasaan atau ‘urf yang tidak menyimpang dari syara’, boleh digunakan untuk menentukan batasan atau kriteria-kriteria dalam transaksi. 3. etoskerja yaitu kepribadian yang lahir dari keyakinan bahwa bekerja itu merupakan suatu manifestasi dari amal saleh dan entrepreneurship Islam memiliki arti aktivitas bisnis yang dijalankan sesuai dengan syariat Islam yaitu etos kerja dalam islam. Hubungannya dengan tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah yang makna dari hadist yaitu memberi lebih mulia dan daripada meminta, seseorang yang memiliki jiwa etos kerja yang sesuai dengan syariat islam pasti sangat memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari seperti perilaku rasullah Ketika berwirausaha beliau menghiasi diri dengan kedisiplinan, kejujuran, amanah, dan sifat-sifat mulia lainnya. 4. (a) Diwajibkan mencegah kemungkaran dengan perantaraan apapun yang di mungkinkan. (b) Faedah mencegah dengan hati ialah menumbuhkan rasa benci terhadap kemungkaran itu dan senantiasa mengingat untuk menolaknya. (c) Memerintah kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah tanggung jawab bersama umat Islam karena termasuk kewajiban kolektif. hubungan dengan dakwah ialah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah Islamiyyah yang terlebih dahulu telah diyakini oleh pendakwah sendiri. 5. Iman yang benar kepada Allah, RasulNya, kitabNya, MalaikatNya, Takdir, dan hari akhir akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat taqwa. Orang yang bertaqwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan iman dengan ketaqwaan adalah bahwa ketaqwaan merupakan buah daripada iman yang benar yang ditandai oleh mulianya akhlak seseorang. Dan Tasawuf sebagai pelaksana dari buah keimanan serta akhlak dan iman seseorang.
6. Solusi terkait terorisme dalam islam yaitu:
1. Membentuk Team Cyber Anti-Radikalisme dan Anti-Narkoba
2. Mereview Kegiatan/Program yang tidak prioritas dan menggantinya dengan Kegiatan Anti- Radikalisme. 3. Mensosialisasikan ajaran Agama yang santun, saling menghargai, saling menghormati, damai, toleran, hidup rukun, menerima keberagaman dan kemajemukan, memiliki rasa cinta Tanah Air dan bela Negara serta ajaran agama yang Rahmatan Lil’alamin 4. Memberdayakan peran Penyuluh Agama Fungsional/Penyuluh Non-PNS, Muballigh, Penceramah dan KUA Kecamatan dalam upaya pencegahan paham Radikalisme 5. Memberdayakan Lembaga Pendidikan Agama Formal (RA/BA, MI, MTs dan MA) maupun Lembaga Pendidikan Agama Non-Formal (TKQ, TPQ, DTA dan Pondok Pesantren) dalam upaya Pencegahan Paham Radikalisme kepada Santri/Siswa 6. Pembinaan Agama bagi siswa di sekolah-sekolah melalui Guru Pendidikan Agama untuk mencegah masuknya paham radikalisme. 7. Menjalin hubungan koordinatif dengan Lembaga/Ormas Keagamaan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu dalam upaya mencegah Paham Radikalisme 8. Bermitra dengan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan FKUB dalam Mewujudkan Tri Kerukunan Agama. 9. Melakukan penanggulangan paham Radikalisme dengan edukasi masyarakat, penyuluhan, bimbingan masyarakat di sekolah, keluarga, pesantren, majelis taklim, serta sejumlah program seperti dialog, workshop, dan diklat. 10. Melakukan pemulihan paham Radikalisme yang dilakukan dengan penyuluhan dan konseling, misalnya, terhadap eks-NAPI teroris
7. PERBEDAAN FIQH, SYARIAT, DAN HUKUM ISLAM
1. Hukum Islam sebenarnya tidak lain dari pada fiqh islam atau syariat Islam, yaitu koleksi daya upaya para fuqaha dalam menerapkan syariat Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bersumber kepada al-Qur’an As-Sunnah dan Ijmak para sahabat dan tabi’in. 2. Syariat : Bawa syari’at, yang dimaksud adalah wahyu Allah dan sabda Rasulullah, merupakan dasar-dasar hukum yang ditetapkan Allah melalui Rasul-Nya, yang wajib diikuti oleh orang islam dasar-dasar hukum ini dijelaskan lebih lanjut oleh Nabi Muhammad sebagai Rosul-Nya. 3. Fiqh artinya faham atau pengertian., dapat juga dirumuskan sebagai ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norma-norma dasar dan ketentuanketentuan umum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad yang direkam dalam kitabkitab hadits, dan berusaha memahami hukum-hukum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan Sunnah nabi Muhammad untuk diterapkan pada perbuatan manusia yang telah dewasa yang sehat akalnya yang berkewajiban melaksanakan hukum islam. PERSAMAAN FIQH, SYARIAT, DAN HUKUM ISLAM Setelah kita tahu perbedaan antara Fiqh, Syariat, dan Hukum Islam. Kita juga harus tahu bahwa diantara ketiganya ada satu persamaan yang mengaitkan antara ketiganya. Fiqh adalah aturan yang baru diterapkan pada zaman nabi Muhammad dan setelahnya, dan sebelumnya belum pernah ada istilah fiqh di masa nabi-nabi sebelumnya. Syariat adalah aturan Allah yang telah diterapkan sejak nabi terdahulu Adam, As. Hingga sekarang dan berlaku sangat umum. Sedangkan Hukum Islam adalah istilah dalam bahasa Indonesia dari Syariat dan Fiqh. Hukum Islam lebih ditekankan kepada analisis suatu peristiwa pada dasar hukum alQur’an dan asSunnah.