Anda di halaman 1dari 5

ETIKA DAN MORAL

1. Akhlak Islam Dalam Pengembangan Budaya


a. Makna Kebudayaan
Menurut etimologinya, kata budaya berasal dari bahasa latin colere yang
berarti bekerja atau berkembang. Padanan bahasa Indonesia untuk istilah bahasa
Inggris "budaya", yang berarti "budaya", adalah "budaya". Istilah sansekerta untuk
kebudayaan adalah buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi, kata
untuk akal atau akal. agar dapat diartikan sebagai "tindakan atau kegiatan manusia
yang dimotivasi oleh akal atau karakter".
Selain secara etimologis, para sarjana lain berbagi pemikiran mereka tentang
apa yang dimaksud dengan budaya. Perspektif para ahli tentang apa yang
dimaksud dengan budaya adalah sebagai berikut:
1. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa kebudayaan adalah hasil kognisi
manusia, yang berkembang sebagai respons terhadap sumber daya alam dan
dinamika sosial. Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan juga merupakan
sarana bagi suatu peradaban untuk menunjukkan kejayaannya atas
keterpurukan dan menjadi katalisator bagi terciptanya ketertiban dalam
masyarakat.
2. Selo Seomardjan Dan Soelaeman Somardi
Karya, selera, dan kreasi masyarakat secara kolektif merupakan
budaya, menurut Selo dan Soelaeman.

3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan tingkah laku suatu makhluk, termasuk
hasil-hasil yang dapat dicapai melalui berbagai proses belajar dan
diorganisasikan secara formal dalam kehidupan bermasyarakat. Ini termasuk
manusia.
b. Konsep Kebudayaan Dalam Islam
Islam melihat budaya sebagai cara hidup manusia dan sebagai sebuah proses.
Kebudayaan adalah keseluruhan usaha manusia, termasuk tindakan mental,
emosional, dan fisik yang dilakukan secara bersama-sama. Kebudayaan Islam
adalah hasil nalar, kecerdikan, rasa, karsa, dan kerja manusia yang berlandaskan
prinsip tauhid.

c. Karakteristik Kebudayaan Islam


Budaya Islam merupakan representasi bagaimana manusia seharusnya
berperilaku di dunia ini, khususnya sebagai hamba dan khalifah Allah. Islam
memiliki ciri-ciri sebagai berikut sebagai budayanya:
1. Rabbaniyah
2. Akhlaqiyah
3. Insaniyah
4. ‘Alamiyah
5. Tasamuh
6. Tanawwu’
7. Wasathiyah
8. Takamul
9. Bangga terhadap diri sendiri

d. Prinsip Kebudayaan Islam


Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran
Islam yaitu:
1. Menghormati akal
2. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu
3. Menghindari taklid buta
4. Tidak membuat pengrusakan
2. Definisi Akhlak Dalam Pengembangan Etos Kerja
Istilah bahasa Arab untuk akhlak adalah khuluk, yang memiliki arti budi
pekerti, tabiat, tingkah laku, tingkah laku, dan kebiasaan. Moral adalah karakteristik
yang dimiliki seseorang yang mirip dengan karakteristik yang terlihat pada manusia
dan biasanya ditampilkan dalam perilakunya.
a. Etos Kerja
Etika kerja mengacu pada sikap dan keyakinan seseorang terhadap
pekerjaan mereka, kebiasaan kerja mereka, dan aspek lain dari gaya kerja
mereka. Dia menambahkan bahwa cita-cita pribadinya termasuk etos kerja
yang kuat.
b. Konsep Akhlak Dalam Al-qur’an
Dalam Islam, akhlak menjadi salah satu inti ajaran. Fenomena ini telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana disebutkan dalam Al
Qur’an surat al–Qalam (4) yang artinya : “Dan Sesungguhnya kamu benar-
benar berbudi pekerti yang agung.”
c. Aktualisasi Akhlak dalam pengembangan etos kerja
 Etos Kerja
 Memiliki perilaku dan pandangan terhadap
kerja dan norma kerja yg jujur,baik dan sehat.
 Tidak terdapat kecurangan pada dunia kerja

d. Ciri ciri etos kerja Islam


 Kecanduan terhadap waktu
 Meliki noralitas yang bersih (ikhlas)
 Memiliki kejujuran
 Memiliki komitmen (aqidah, aqad, itiqad)
 Istiqomah(kuat pendirian
 Memiliki kedisiplinan
 Memiliki jiwa kepemimpinan
 Memiliki sikap percaya diri
 Memiliki kreatifitas

e. Faktor yang mempengaruhi etos kerja Islam


Etos kerja dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

1. Faktor pendorong
 Sistem keimanan dan ajaran dalam agama islam
 Kesadaran tentang tugas manusia dalam sebagai khalifah
 Ajaran ihsan dan pengarahan agar orang islam bersikap
mandiri dalam bekerja
 Keharusan saling mengingatkan antar manusia
2. Faktor penghambat
 Gampangan
 Pasrah
 Salah persepsi
 Takhayul
3. Peran Agama Dalam Membangun Harmoni
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kerukunan
sebagai upaya mencari keserasian. Dalam konteks ini, harmoni mengacu
pada tidak adanya konflik dalam segala bentuknya. Ruang sosial yang
diciptakan oleh keyakinan agama dapat mempengaruhi cara umat
beragama berinteraksi, dan dalam situasi ini, agama berperan dalam
menjembatani kesenjangan. Agama merupakan salah satu kekuatan
pendorong utama di balik dinamika interaksi sosial manusia.
Harmonisasi adalah tatanan sosial yang dapat didefinisikan sebagai
struktur sosial, seperangkat hubungan interpersonal, dan pola perilaku
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Kerukunan dipandang
sebagai faktor terpenting dalam upaya menumbuhkan rasa persatuan dan
kesatuan serta dapat mempererat ikatan persaudaraan, namun dalam hal ini
persatuan yang dimaksud bukanlah ranah pemersatu keyakinan melainkan
sebagai rasa kepedulian terhadap sesama. Kerukunan terwujud ketika
semua umat beragama dijaga.
Karena salah satu ajarannya adalah mendidik, atau membimbing
umatnya menjadi manusia yang lebih baik, agama menjelma menjadi
pedoman berpikir, bertindak, dan bertindak serta pedoman bagi umat
manusia.
4. Akhlak Memanfaatkan Alam Dalam Islam
Dua kewajiban mendasar manusia sebagai khalifah Allah SWT di
muka bumi adalah ganda. Mengelola alam dan segala isinya untuk
kesejahteraan manusia adalah tanggung jawab utama manusia. Agar
manusia, keturunannya, dan cicitnya dapat bertahan hidup, penting bagi
kita untuk melindungi alam dan segala isinya. Setelah manusia berhasil
menyelesaikan kedua pekerjaan tersebut, Allah SWT memberikan
kesempatan kepada manusia untuk memanfaatkan alam dan segala yang
terkandung di dalamnya dengan memperhatikan nilai-nilai lingkungan
yang diberikan oleh Allah SWT.
Pertama,  Allah SWT mempersilakan kepada umat manusia untuk
memanfaatkan alam dan seisinya ini seperti lembah, sawah, ladang,
kebun dan mats air sebagai bahan konsumsi serta sarana mencari rizki
dan penghidupan mereka.
Kedua, Allah SWT mempersilakan kepada umat manusia untuk memanfaatkan
alam dan seisinya seperti lautan dan segala isinya ini sebagai sumber konsumsi serta
sumber rizki dan kehidupan mereka.
Nilai-nilai lingkungan yang pertama kali ditetapkan Allah SWT bagi
umat manusia untuk diperhatikan adalah larangan boros dan berlebihan
dalam memanfaatkan alam dan segala isinya. Mengapa? Karena
menggunakan alam dan segala isinya secara boros dan melawan hukum
mengakibatkan dua perbuatan memberontak secara bersamaan. Alasan
pertama, boros dan berlebihan adalah kemaksiatan kepada Allah SWT
karena akan merusak alam dan segala isinya dan mencegahnya untuk
dilestarikan. Akibatnya, bertentangan dengan perintah Allah SWT bahwa
kita melestarikan alam dan segala isinya untuk kepentingan kelangsungan
hidup manusia, hewan, dan tumbuhan. Faktor lainnya adalah bahwa
tindakan

Anda mungkin juga menyukai