3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan tingkah laku suatu makhluk, termasuk
hasil-hasil yang dapat dicapai melalui berbagai proses belajar dan
diorganisasikan secara formal dalam kehidupan bermasyarakat. Ini termasuk
manusia.
b. Konsep Kebudayaan Dalam Islam
Islam melihat budaya sebagai cara hidup manusia dan sebagai sebuah proses.
Kebudayaan adalah keseluruhan usaha manusia, termasuk tindakan mental,
emosional, dan fisik yang dilakukan secara bersama-sama. Kebudayaan Islam
adalah hasil nalar, kecerdikan, rasa, karsa, dan kerja manusia yang berlandaskan
prinsip tauhid.
1. Faktor pendorong
Sistem keimanan dan ajaran dalam agama islam
Kesadaran tentang tugas manusia dalam sebagai khalifah
Ajaran ihsan dan pengarahan agar orang islam bersikap
mandiri dalam bekerja
Keharusan saling mengingatkan antar manusia
2. Faktor penghambat
Gampangan
Pasrah
Salah persepsi
Takhayul
3. Peran Agama Dalam Membangun Harmoni
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kerukunan
sebagai upaya mencari keserasian. Dalam konteks ini, harmoni mengacu
pada tidak adanya konflik dalam segala bentuknya. Ruang sosial yang
diciptakan oleh keyakinan agama dapat mempengaruhi cara umat
beragama berinteraksi, dan dalam situasi ini, agama berperan dalam
menjembatani kesenjangan. Agama merupakan salah satu kekuatan
pendorong utama di balik dinamika interaksi sosial manusia.
Harmonisasi adalah tatanan sosial yang dapat didefinisikan sebagai
struktur sosial, seperangkat hubungan interpersonal, dan pola perilaku
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Kerukunan dipandang
sebagai faktor terpenting dalam upaya menumbuhkan rasa persatuan dan
kesatuan serta dapat mempererat ikatan persaudaraan, namun dalam hal ini
persatuan yang dimaksud bukanlah ranah pemersatu keyakinan melainkan
sebagai rasa kepedulian terhadap sesama. Kerukunan terwujud ketika
semua umat beragama dijaga.
Karena salah satu ajarannya adalah mendidik, atau membimbing
umatnya menjadi manusia yang lebih baik, agama menjelma menjadi
pedoman berpikir, bertindak, dan bertindak serta pedoman bagi umat
manusia.
4. Akhlak Memanfaatkan Alam Dalam Islam
Dua kewajiban mendasar manusia sebagai khalifah Allah SWT di
muka bumi adalah ganda. Mengelola alam dan segala isinya untuk
kesejahteraan manusia adalah tanggung jawab utama manusia. Agar
manusia, keturunannya, dan cicitnya dapat bertahan hidup, penting bagi
kita untuk melindungi alam dan segala isinya. Setelah manusia berhasil
menyelesaikan kedua pekerjaan tersebut, Allah SWT memberikan
kesempatan kepada manusia untuk memanfaatkan alam dan segala yang
terkandung di dalamnya dengan memperhatikan nilai-nilai lingkungan
yang diberikan oleh Allah SWT.
Pertama, Allah SWT mempersilakan kepada umat manusia untuk
memanfaatkan alam dan seisinya ini seperti lembah, sawah, ladang,
kebun dan mats air sebagai bahan konsumsi serta sarana mencari rizki
dan penghidupan mereka.
Kedua, Allah SWT mempersilakan kepada umat manusia untuk memanfaatkan
alam dan seisinya seperti lautan dan segala isinya ini sebagai sumber konsumsi serta
sumber rizki dan kehidupan mereka.
Nilai-nilai lingkungan yang pertama kali ditetapkan Allah SWT bagi
umat manusia untuk diperhatikan adalah larangan boros dan berlebihan
dalam memanfaatkan alam dan segala isinya. Mengapa? Karena
menggunakan alam dan segala isinya secara boros dan melawan hukum
mengakibatkan dua perbuatan memberontak secara bersamaan. Alasan
pertama, boros dan berlebihan adalah kemaksiatan kepada Allah SWT
karena akan merusak alam dan segala isinya dan mencegahnya untuk
dilestarikan. Akibatnya, bertentangan dengan perintah Allah SWT bahwa
kita melestarikan alam dan segala isinya untuk kepentingan kelangsungan
hidup manusia, hewan, dan tumbuhan. Faktor lainnya adalah bahwa
tindakan