Anda di halaman 1dari 15

Nama : Bagus Prasojo

NIM : TI721017

Prodi : Teknik Informatika

Kelas :A

1. Akhlak berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang menurut lughat berarti budi pekerti
atau perangai, tingkah laku atau tabi’at. Selanjutnya definisi akhlak yang menurut bahasa
berarti budi pekerti, perangai atau tingkah laku dan tabiaat atau watak dilahirkan karena
hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi biasa. Dari pengertian diatas
menunjukan bahwa akhlak adalah kebiasaan atau sikap yang mendalam dalam jiwa
manusia dimana timbul perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa mempertimbangkan
terlebih dahulu yang dilakukan berulangulang hingga menjadi kebiasaan dan perbuatan
itu bisa mengarah pada perbuatan yang baik atau buruk.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Orang mukmin yang sempurna imannya adalah
yang paling baik akhlaknya.” (HR, Tirmidzi). Adapun menurut Imam Al-Ghazali
mengatakan akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan”. Sedangkan menurut para ahli dasar akhlak itu adalah adat kebiasaan,
yang harus dinilai dengan norma-norma yang ada dalam Al-Qur an dan Sunah‟ Rasul
kalau sesuai dikembangkan kalau tidak harus ditinggalkan. Sedangkan tujuan dari akhlak
itu sendiri adalah menanam tumbuhkan rasa keimanan yang kuat, menanam kembangkan
kebiasaan dalam melakukan amal ibadah, amal soleh, dan akhlak yang mulia. Menumbuh
kembangkan semangat untuk mengolah dan sekitar sebagai anugrah Allah SWT kepada
manusia.
Kesadaran bahwa manusia dalam hidupnya membutuhkan manusia lainnya menimbulkan
perasaan bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untukPerbuatan-perbuatan manusia
dapat dianggap sebagai akhlak apabila memenuhi dua syarat sebagai berikut: pertama,
perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali sehingga perbuatan-perbuatan itu
menjadi kebiasaan. Kedua, perbuatan-perbuatan itu dilakukan dengan kehendak sendiri
bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti ancaman dan paksaan
atau sebaliknya melalui bujukan dan rayuan. Adapun Al-Toumi Al-Syaibani menjelaskan
keistimewaan atau ciri akhlak Islam dalam tujuh kategori, yaitu universal, keseimbangan,
kesederhanaan, (mengambil jalan tengah, tidak berlebihan dan berkurang), realistik
(sesuai dengan kemampuan manusia dan sejalan dengan naluri yang sehat), kemudahan
(tidak memberatkan kecuali dalam batas-batas kekuatannya), mengikat perkataan dengan
amal dan teori dengan praktik, dan tetap dalam dasar-dasar dan prinsip-prinsip akhlak
umum. Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti
kebiasaan.
Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika bersifat abstrak dan
berkenaan dengan persoalan baik dan buruk. Pengertian ini menunjukan bahwa, etika
ialah teori tentang perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik dan buruknya, yang
juga merupakan pada inti sari atau sifat dasar manusia: baik dan buruk manusia. Dalam
bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi
latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles
(284-322 SM) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, kita membatasi diri
pada asal-usul kata ini, maka “etika” berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan.
Etika dalam arti lain merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan
kata lain aturan atau pola tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia. Dengan
adanya etika pergaulan dalam masyarakat akan terlihat baik dan buruknya. Kemudian,
terkait dengan terminologi etika. Terdapat istilah lain yang identik dengan kata ini, yaitu:
“Susila” (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila)
yang lebih baik (su). Etika pada dasarnya mengamati realitas moral secara kritis, dan
etika tidak memberikan ajaran melainkan kebiasaan, nilai, norma dan pandangan-
pandangan moral secara kritis. etika lebih kepada mengapa untuk melakukan sesuatu itu
harus menggunakan cara tersebut.
Moral atau moralitas berasal dari kata bahasa latin mos (tunggal), mores (jamak), dan
kata moralis bentuk jamak mores memlliki makna kebiasaan, kelakuan, kesusilaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata moral berarti mempunyai dua
makna. Pertama, ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dan sebagainya; dan kedua, kondisi mental seseorang yang membuat
seseorang melakukan suatu perbuatan atau isi hati/keadaan perasaan yang terungkap
melalui perbuatan. Istilah lain yang sama dengan moral adalah etika dan akhlak. Etika
berasal dari kata ethiek (Belanda), ethics (Inggris), dan ethos (Yunani) yang berarti
kebiasaan, kelakuan.
Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq, jamak dari khuluqun, menurut lughot diartikan
sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Dalam bahasa Indonesia, budi
pekerti merupakan kata majemuk, berasal dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal
dari bahasa Sansekerta yang berarti yang sadar atau yang menyadarkan, atau alat
kesadaran. Sedangkan pekerti memiliki arti kelakuan. Istilah Moral seringkali digunakan
secara silih berganti dengan akhlak. Berbeda dengan akal yang dipergunakan untuk
merujuk suatu kecerdasan, tinggi rendahnya intelegensia, kecerdikan dan kepandaian.
Kata moral atau akhlak digunakan untuk menunjukkan suatu perilaku baik atau buruk,
sopan santun dan kesesuaiannya dengan nilai-nilai kehidupan. sebelumnya, ada 18 Nilai
Etika, Moral dan Akhlak yang harus ditanamkan dalam ucapan dan tindakan/perilaku
mahasiswa dalam aktivitasnya di lingkungan pendidikan yaitu :
a) Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
di anutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
b) Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c) Toleransi, Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d) Disiplin, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
e) Kerja Keras, Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaikbaiknya.
f) Kreatif, Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
g) Mandiri, Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
h) Demokratis, Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
i) Rasa Ingin Tahu, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
j) Semangat Kebangsaan, Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
k) Cinta Tanah Air, Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l) Menghargai Prestasi, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
m) Bersahabat/Komuniktif, Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
n) Cinta Damai, Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya).
o) Gemar Membaca, Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p) Peduli Lingkungan, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
q) Peduli Sosial, Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r) Tanggung-jawab, Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan.

2. Filsafat ternyata berkembang di kalangan muslim. Banyak para tokoh muslim yang
merupakan filsuf Islam. Tetapi, dalam penamaan filsafat Islam sangat berbeda-
beda.Nurcholis Madjid menyebut filsafat adalah bagian dari hikmah. Hikmah ialah
rahasia Tuhan yang tersembunyi yang hanya bisa diambil manfaat dan pelajarannya pada
masa dan waktulain. Selain itu, filsafat disebut juga filsafat arab. Meskipun
berbeda penamaan tetapi definisinya sama bahwa filsafat Islam adalah pengetahuan
tentang hakikat, rahasia dan tujuan Islam, baik yang menyangkut materinya maupun
penetepannya.Perkembangan filsafat diakui menjadi bagian dari agama (Islam)
karena memiliki tujuan yang sama yakni mencari hakikat kebahagiaan dengan
jalan yang benar. Dalam perkembangan lain, filsafat Islam berbeda dengan
filsafat Yunani. Hal ini dikarenakan memiliki suatu pemikiran tersendiri dan sumber
utama yaitu Al-Qur’an. Jika dilihat dari persperktif lain, filsafat terasa butuh
menurut tokoh-tokoh muslim yang digunakan sebagai metode berpikir yang
rasio dan ilmiah. Sebagai contoh terdapa tobjek filsafat menurut ahli ushul fiqh
yaitu falsafah tasyri dan falsafah syariah. Falsafah tasyri adalah filsafat yang menguatkan
hukum Islam sementara falsafah syariah adalah filsafat yang diungkapkan dari materi-
materi hukum. Tokoh-tokoh filsuf muslim yang terkenal yaitu Al-Kindi, Ar-Razi, Al-
Farabi, IkhwanAsh-Shafa’, Ibnu Maskawaih, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Bajjah, Ibnu
Tufail, Ibnu Rusyd. Mereka telah menganggap pentingnya filsafat sebagai metode yang
digunakan dalam agamaterutama agama Islam. Jika kita mencari lebih lanjut
terdapat sebuah ayat yang berkaitandengan pemikiran (filsafat) yaitu dalam Q.S Al-
Baqarah ayat 164. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang,bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allahturunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yangdikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaranAllah) bagi kaum yang memikirkan." (Q.S Al-
Baqarah ayat 164) Dalam ayat ini secara tidak langsung Allah menyuruh kita
untuk berpikir,merenungkan segala penciptaan-Nya. Maka dari itu, para filsuf muslim
menggunakan metode filsafat untuk lebih mengokohkan agama Islam bukan
bermaksud menyelewengkan agama mereka.
3. Mahasiswa adalah kaum intelektual yang mempunyai peranan besar terhadap kemajuan
dan perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Kehadiran mahasiswa di suatu negara atau
daerah menunjukkan negara tersebut ingin sesuatu perubahan yang lebih baik dalam
berbagai aspek, salah satunya lingkungan. Lingkungan bagi manusia adalah harga mutlak
yang harus diperhatikan kondisinya agar selalu terjaga keasriannya dan jangan sampai
rusak. Peran mahasiswa dibutuhkan untuk tetap bisa menjaga dan melestarikan
lingkungan agar tidak menimbulkan masalah bagi manusia yang mendiaminya. Sungai,
hutan, taman, selokan dan laut bagian dari lingkungan yang sering menimbulkan banyak
problema. Lingkungan sungai yang seharusnya terjaga, kini dipenuhi sampah dan limbah,
sehingga banyak ikan yang mati. Bahkan airnya tidak bisa digunakan lagi oleh manusia
karena berbahaya bagi kesehatan. Sama seperti hutan yang selalu dihadapkan dengan
persoalan penebangan liar dan pembakaran secara sengaja, sehingga jumlahnya terus
menipis dan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya juga ikut musnah. Ini tidak kita
inginkan. Oleh sebab itu, mahasiswa sebagai kaum intelektual harus punya andil untuk
mengubahnya menjadi asri kembali. Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Sumut
diberitakan melakukan penanaman 3.000 bibit pohon di Desa Tanjung Ibus Kecamatan
Secanggang, Kabupaten Langkat dan di kawasan Suaka Margasatwa Langkat Timur
Laut. Penanaman pohon tersebut disebabkan kondisi lingkungan cukup parah sehingga
bisa menimbulkan berbagai masalah jika tak lekas di tangani yakni dengan menanam
pohon. Kegiatan positif Mapala Sumut ini hendaknya menjadi contoh bagi mahasiswa
lain. Kalaupun tidak ikut menanam pohon, tapi tunjukkanlah prilaku yang benar di
masyarakat seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak mengotori sungai
dengan limbah. Medan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara seringkali menghadapi
masalah klasik seperti banjir disebabkan sungai, gorong-gorong dan parit dipenuhi
sampah. Untuk menanggulangi masalah seperti ini dibutuhkan peranan mahasiswa yang
dianggap sebagai kaum intelektual agar mencontohkan kepada masyarakat luas cara yang
benar dalam penanganan sampah. Aksi sederhana yang diprakteknya para mahasiswa
diharapkan dapat ditiru masyarakat. Dari itu, mahasiswa dan peranannya memang sangat
dibutuhkan untuk memperbaiki lingkungan yang rusak sehingga hutan tidak lagi gundul
dan perkotaan bisa tampak asri. Sehingga pesan penulis tidak ada ruginya, malah sangat
menguntungkan.
4. Sangat penting, karena bagi mahasiswa kemandirian ekonomi dapat membantu skill
mahasiswa tersebur berkembang, sehingga nantinya setelah lulus dari universitas sudah
mempunyai skill,kemandirian ekonmi bagi mahasiswa juga dapat meringankan beban
kedua orang tua, dimana jika mahasiswa sudah mandiri secara ekonomi maka tidak akan
meminta bantuan finansial kepada orang tuanya. Hal tersebut jelas membuat orang tua
senang karena tidak memikirkan biaya kuliah bagi si anak. Namun bukan berarti
kemandirian ekonomi dapat diwujudkan dengan segala cara. Jangan sampai karena kita
ingin mandiri secara ekonomi malah menggunakan cara-cara yang salah, seperti berjudi
online atau mengikuti sebuah bisnis multi level recruiting, yang jelas hasil dari bisnis
tersebut haram. Jika ingin mandiri secara ekonomi harus dengan jalan yang benar, sesuai
dengan syariat islam. Sehingga rezeki yang didapat halal dan berkah. Jangan sampai kita
terbuai dengan cara cepat kaya, karena untuk mendapat uang tidak bisa instan seperti
afiliator binomo.
5. Karakter adalah suatu perilaku seseorang yang mengandung moralitas dan moral itu
tersendiri mengandung beberapa pengertian antara lain ; adat istiadat ,sopan santun ,dan
perilaku.Dan perilaku itu sendiri adalah budi pekerti,jadi karakter seorang tidak terlepas
dari itu semua ,tetapi dalam islam agama lah yang mengajarkan manusia untuk menjadi
seorang yang berkarakter baik melalui ajaran agama mentaati perintah dan larangan
agama. Menurut kamus besar bahasa Indonesia karakter memiliki arti ; 1 sifat – sifat
kejiwaaan akhlak atau budi pekerti yang membedakan seorang dari yang lain ,2) karakter
bisa bermakna juga huruf. Dan menurut Dr.maufur dalam bukunya landasan dan kontens
pendidikan (2014) karakter adalah sesuatu menyangkut perilaku yang sangat luas
,mengandung nilai nilai kerja keras ,kejujuran disiplin mutu ,estetika komitmen ,tanggung
jawab dan rasa kebangsaan yang kuat dan juga karakter merupakan nilai nilai perilaku
yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa ,seama manusia, lingkungan ,bangsa dan
diri sendiri yang terwujud dalam pikiran perasaan perkataan sikap dan perbuatan
berdasarkan norma – norma agama ,hokum tatakrama ,budaya dan adat istiadat. Menurut
ditjen mendikdasmen-kementrian pendidikan nasional ,karakter adalah cara berpikir dan
perilaku yang menjadi cirri khas tiap individu untuk hidupdan berkerja sama , baik
lingkup keluarga , masyarakat, bangsa dan Negara .Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap
keputusan yang telah di perbuat. Karakter seorang sangatlah mempengaruhi
perkembangan ,pembangunan suatu bangsa apabila dari karakter seseorang saja tidak
baik pasti dalam pekerjaan sangatlah mempengaruhi apalagi dalam membangun suatu
bangsa,contoh kecilnya ketika Negara membangun suatu infrastruktur atau pun layanan
public dan seseorang yang diamati dalam pembangunan tersebut tidak mempunyai
karakteristik yang baik pasti 6 sesorang tersebut akan melakukan berbagai kecurangan
seperti korupsi dana pembangunan tersebut ataupun menjalankan penbangunan dengan
tidak ada rasa tanggung jawab,oleh sebab itu untuk membuat orang membuat orang
berkarakter baik di perlukan wadah atau tempat untuk mengajarkan seseorang berkarakter
baik dari dini. Adapun pengertian pendidikan karakter itu sendiri secara sederhana adalah
pendidikan karakter dapat di definisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
mempengaruhi karakter peserta didik baik perilaku maupun moral dan sebagainya.
Menurut Dr. maufur pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai nilai
karakter kepada warga lembaga pendidikan yang meliputi komponen
pengetahuan,kesadara atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai nilai tersebut
,baik terhadap tuhan yang maha esa sesama manusia, bangsa, lingkungan maupun diri
sendiri sehingga akan menjdadi insane kamil. Dan menurut Thomas lickona pengrtian
pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang
sehingga ia dapat memahami,memperhatikan dan melakukan nilai nilai yang inti. Adapun
T. ramli (2003) menyatakan bahwasanya pendidikan karakter memiliki esensi yang sama
dengan pendidikan moral atau akhlak. Dalam konteks pendidikan di Indonesia
pendidikan karakter ialah pendidikan nilai yakni penanaman nilai nilai luhur yang di gali
dari budaya bangsa Indonesia pijakan utama yang harus dijadikan sebagai landasan
dalam menerapkan pendidikan karakter ialah nilai moral universal yang dapat di gali dari
agama, ada beberapa nilai karakter bangsa yang disepakati oleh para pakar untuk diajar
oleh peserta didik yaitu rasa cinta kepada tuhan yang maha esa dan ciptaanya tanggung
jawab hormat jujur dan santun, kasih sayang peduli mampu bekerja sama, percaya diri,
kreatif mampu di ajak bekerja sama pantang menyerah adil serta mempunyai sifat
kepemimpinan rendah hati cinta damai dan cinta persatuan oleh sebab itu guru harus
berusah menumbuhkan nilai–nilai tersebut melalui keteladanan yang nyata bukan hanya
sekedar pengajaran dan wacana, walaupun beribu kali berbicara tentang pendidikan
karakter kalau tidak ada keteladan dan pengaplikasiannya pasti tidak akan terwujud
pendidikan karakter tersebut.
Dalam mewujudkan generasi yang baik dan bekarakater ,pada saat ini pemerintah gencar
mengkampanye kan pendidikan karakter dan revolusi mental,sayanggnya implementasi
dari pendidikan karakter masih simpang siur dan belum jelas . Menurut pandapat KH.
Abdullh syukri zarkasyi, bahwa pendidikan karakter itu sangat efektif di dalam pesantren,
karena di pesantren pendidikan integral tercipta, pendidikan karakter itu menciptakan
orang yang bekarakter, karakter di bangun bukan hanya sekedar dengan pembelajaran
akan tetapi juga dengan pengajaran, pelaatihan, pembiasaan, pembinaan, penugasan, dan
disini artinya pendidikan agama dan moralitas diintegrasikan. Saat ini pendidikan
karakter yang sedang diaplikasikan disekolah umum hanya pada pemahaman umum yang
yaitu pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti yang melibatkan aspek
pengetahuan dan perasaan dan tindakan belum menjelaskan dimana pendidikan
agamanya, padahal pendidikan agama adalah kunci utama untuk terciptanya karakter dan
moral, kalau hanya sebatas pemahaman seperti itu seorang yang ateis pun bisa
berkarakter . Dalam dunia pesantren pendidikan pertama yang di ajarkan adalah dengan
ketauhidan yaitu bagaimana seseorang mengenal tentang tuhannya, dan ajaran di mana
agama meyuruh apa yang diperintahkan tuhanya dan menyuruh meninggalkan apa yang
dilarangnya untuk itu kalau seorang umat mentaati perintah agama dengan baik tanpa
disadari akan membentuk pribadi seorang yang baik. Pesantren sebagai salah satu sub
system pendidikan nasional mempunyai keunggulan dan karakteristik khusus dalam
mengaplikasikan pendidikan karakter bagi anak didiknya karena pesantren mempunyai
jiwa yang dintanamkan kepada anak didiknya dan jiwa ini yang menjadi kelangsungan
pendidikan di sebuah lembaga.diantaranya jiwa yang ada pesantren modern adalah:
keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian ukhuwah islamiyah dan kebebasan.
Transformasi nilai –nilai pendidikan pesantren yang berlangsung sepanjang tahun,
melalui berbagai sarana (lisan, perbuatan, dan kenyataan, telah mampu memadukan
seluruh komponen pesantrn dalam satu barisan, sehingga tidak terjadi tarik menarik
kepentingan sepihak dan pihak lainnya. Semuanya melandasi gerak langkahnya 9 dengan
bahasa keikhlasan dan kesederhanaan,kesungguhan perjuangan untuk menggapai ridha
Allah. Semua santri dan pengasuh pondok mempunyai keterikatan pada system hingga
budaya yang telah terbentuk di lingkungan pesantren dan mereka mempunyai kesadaran
keterpanggilan dan loyalitas yang baik kepada nilai nilai yang ada di pesantren dan juga
pemimpinya, dan solidaritas ini menumbuhkan kekuatan dahsyat dalam proses
pendidikan karakter di pesanren. Tri pusat pendidkan tidak terlapas dari tiga faktor yang
saling mempengaruhi yaitu pendidikan sekolah, pendidikan keluarga dan pendidikan di
masyarakat dan semua itu harus dapat dukungan dari pemerintah. Apa bila tri pusat
pendidikan susah di realisasikan di luar, di pesantren tri pusat pendidikan dapat di
padukan. Para santri hidup bersama di asrama yang padatnkegiatan dan penuh disiplin, di
bawah bimbingan dari para guru dan pengasuh. Totalitas pendidikan di pesantren
menerapkan pendidikan dengan mengandalkan keteladanan, penciptaan lingkungan dan
melalui berbagai tugas dan pembiasaan . Selain menjadiakan keteladanan sebagai modal
pendidikan utama ,penciptaan miliu lingkungan pendidikan juga sangat penting
,lingkungan pendidikan itulah yang mendidik , penciptaan lingkungan pendidikan melalui
,penugasan, pengajaran ,pembiasaan ,pengarahan dan keteladanan ,dan semua itu
mempunyai pengaruh yang sangat besar. Dalam totalitas kegiaatan ,setiap hari santri di
biasakan bangun pagi dan setelah itu di biasakan sholat tahajut dan setalah membaca al
quraan dan dan di lanjutkan dengan sholat shubuh , dan di biasakan pergi ke masjid
dengan tepat waktu, hal ini yang membuat watak seseorang menjadi tepat waktu dalam
melakukan semua kegiatan, dan salah satu contoh pembiasaan kecil yang lain santri di
biasakan dengan budaya antri ketika makan dan juga tepat waktu kalau tidak makan tepat
waktu ada hukuman sendiri dari kakak kelas mereka dan masih banyak contoh
pembiasaan yang lainnya, dan contoh pendidikan penugasan yang santri yang paling
senior maupun semi senior di tugaskan untuk menjadi pengurus organisasi santri dan
organisasi tersebut mencakup banyak bagian diantaranya bagian keamanan yang
mengurusi disiplin santri dari bangun sampai tidur ,dan apa bila ada santri yang
melanggar bagian tersebut berhak memberikan hukuman bagi santri , dan bagian ada
bagian koperasi pelajar yang mungurusi keperluan santri ,dan memegang keluar
masuknya uang dan tanpa di bayar ,dan itu adalah salah satu bentuk pendidikan
penugasan yang dimana melatih kejujuran dan keikhlasan mereka ,dan adanya bagian
penggerak bahasa yang dimana 10 santir senior mengurusi bahasa santri bahasa arab dan
inggris yang mana yang mengurusi bahasa santri di tuntut untuk bisa berbahasa arab dan
inggris dan masih juga banyak contoh yang lain ,diantarnya dari pramuka di dalam
pramuka maupun di luar pramuka banyak terdapat pendidikan kepemimpinan kalau di
luar pramuka ada yang namaya ekstra kulikuler dan dari semua ekstra kulikuler
mempunyai struktur berorganisasi dan di setiap mereka di tuntut harus mampu menjadi
pemimpin. Dan setiap sebelum melakukan kegiatan yang pasti mereka selalu ada arahan ,
dari para guru maupun santri senior. Dan dalam pendidikan keteladanan semua guru atau
pengasuh harus menjadi teladan yang baik bagi santrinya, di dalam asrama karena santri
senior yang mengurusi santri junior mereka harus menjadi teladan yang baik yang sesuai
dengan akhlak yang di ajarkan rasullah. Dan masih banyak contoh kegiatan pembentukan
karakter yang ada di peasantren modern, dan semua totalitas kegiatan mengandung
pendidikan ,apa yang dilihat dan apa yang di dengar dan apa yang di rasakan adalah
pendidikan.
6. Strategi yang dapat kita gunakan adalah dengan cara persusif, yakni kita bersyiar dengan
cara yang lemah lembut, kita jelaskan sedikit demi sedikit pada orang awam tentang apa
itu islam nusantara. Kita juga bisa meniru strategi syiar para walisongo pada masanya,
yaitu menggunakan kesenian untuk menyebarkan agama islam. Kita bisa sebarkan
tentang pengetahuan islam nusantara pada masyarakat ketika sedang ada acara seperti
acara-acara kopdar suatu komunitas. Kita bisa join suatu komunitas kemudian kita mulai
bersyiar tentang islam nusantara. Yang terpenting dalam menyebarkan paham islam
nusantara jangan sampai menjelek-jelekan pihak lain ataupun merugikan pihak lain,
seperti kita membandingkan islam nusantara dengan suatu ormas islam yang lainnya.
Kita sebarkan islam nusantara dengan ramah bukan marah-marah. Karena kita hidup
dijaman globalisasi, dimana semua orang bisa mengakses internet dan sosial media, kita
bisa sebarkan islam nusantara melalui tulisan-tulisan di internet, kita bisa buat blog yang
isinya menjelaskan apa itu islam nusantara. Dan kita juga memanfaatkan platform media
sosial seperti tik tok yang mudah viral. Kita buat konten yang menarik tentang islam
nusantara, sehingga akan menarik perhatian khalayak umum.
7. Humanisme Islam adalah dasar normatif dan muara etis dari segenap pemikiran Gus Dur.
Sejak pribumisasi Islam, Islam sebagai etika sosial, negara kesejahteraan Islam hingga
pluralisme agama. Dengan demikian, humanisme Gus Dur bukan antroposentrisme yang
meniadakan agama dan Tuhan. Sebaliknya, ia berangkat dari pemuliaan Islam atas
manusia, di mana manusia menjadi subjek sekaligus objek humanisasi kehidupan, karena
Allah telah menitahkannya. Hal ini didasarkan Gus Dur pada pemuliaan Allah atas
manusia (Walaqod karromna bani Adam, Q.S. 17:70) sehingga Dia menciptakan manusia
dengan kualitas terbaik: Laqod kholaqna al-insaana fi ahsani taqwiim (Q.S. 95:4). Titik
puncak pemuliaan ini terjadi ketika Adam didaulat sebagai wakil-Nya di muka bumi (Inni
jaa’ilun fi al-ardli khalifah, Q.S. 2:30) untuk mewujudkan risalah Islam sebagai rahmatan
lil ‘alamin (kesejahteraan bagi semesta). Dengan demikian, pemuliaan Allah atas manusia
dan pendaulatannya sebagai khalifatullah fi al-ard, merujuk pada peran manusia sebagai
perealisir kerahmatan Islam sebagaimana diperankan oleh tauladan umat Islam,
Rasulullah Muhammad SAW. Berdasarkan pemuliaan manusia ini, Islam kemudian
menggariskan perlindungan atas hak dasar manusia (kulliyatul khams) yang ditetapkan
sebagai tujuan utama syariah (maqashid al-syari’ah). Hak dasar itu meliputi; hak hidup
(hifdz al-nafs), hak beragama (hifdz al-din), hak kepemilikan (hifdz al-maal), hak profesi
(hifdz al-‘irdl) dan hak berkeluarga (hifdz al-nasl). Perlindungan atas hak dasar manusia
ini Gus Dur sebut sebagai universalisme Islam, yang bisa diwujudkan melalui
kosmopolitanisme Islam. Artinya, perjuangan pemenuhan hak dasar manusia hanya bisa
diwujudkan melalui perluasan cakrawalan Islam ke ranah peradaban kosmopolitan-
modern. Mengapa? Karena persoalan manusia kontemporer hanya bisa diselesaikan
melalui pranata modern. Oleh karenanya, kosmopolitanisme dalam bentuk modernisasi
Islam dilakukan Gus Dur bukan dalam rangka Westernisasi, melainkan demi penegakan
universalisme Islam. Upaya mempertemukan Islam dengan modernitas ini Gus Dur
lakukan melalui pendaulatan nilai-nilai modern seperti demokrasi, keadilan sosial dan
persamaan hukum, bahkan sebagai Weltanschauung (pandangan-dunia) Islam. Artinya,
Gus Dur telah mengakarkan tiga nilai tersebut pada ajaran Islam, yakni syura, ‘adalah
dan musawah. Dengan demikian, demokrasi, keadilan, dan persamaan merupakan nilai-
nilai substantif Islam yang dibutuhkan demi perwujudan universalisme Islam. Hal ini
wajar sebab tanpa ketiga kondisi tersebut, hak-hak warga negara tidak akan terlindungi.
Lalu, jika Weltanschauung Islam adalah nilai-nilai normatif; apakah prinsip
operasionalnya? Jawab Gus Dur kaidah fiqh, Tasharruf al-imam ‘ala al-ra’iyyah
manuthun bi al-mashlahat. Keabsahan seorang pemimpin tergantung pada
kemampuannya menciptakan kemashlahatan rakyat. Berdasarkan kaidah ini, Gus Dur
telah mempraksiskan humanisme Islam menjadi etika politik, dan membebankan tugas
pensejahteraan, terutama kepada negara. Dari uraian di atas terpahami bahwa humanisme
Gus Dur memuat dua prinsip mendasar. Pertama, perlindungan atas hak dasar manusia
oleh syariat Islam. Kedua, pengembangan struktur masyarakat berkeadilan. Menariknya,
kedua prinsip ini diperjuangkan Gus Dur melalui pemikiran Islam yang membentuk
kesatuan struktural. Hal ini terlihat pada posisi pribumisasi Islam sebagai “basis struktur”
yang menopang etika sosial Islam yang berperan sebagai “struktur” dan dinaungi oleh
“supra-struktur” negara kesejahteraan Islam. Poros dari kesatuan struktural ini adalah
struktur sosial berkeadilan, yang ditopang oleh budaya Islam dan dinaungi oleh politik
Islam. Dengan demikian, perjuangan Gus Dur adalah perjuangan kemanusiaan yang
dipraksiskan ke dalam penegakan keadilan dalam bentuk demokratisasi, keadilan sosial
dan persamaan hukum. Oleh karena itu, sebutan Gus Dur sebagai “bapak pluralisme”
yang disematkan oleh Presiden SBY pasca wafat beliau, perlu ditinjau ulang. Mengapa?
Karena sebutan itu telah menyempitkan perjuangan Gus Dur hanya di dalam pluralisme
agama. Padahal pluralisme agama hanya salah satu “program” di dalam “bidang”
persamaan hukum. Selainnya, Gus Dur masih memiliki “dua bidang” lain, yakni
demokrasi dan keadilan sosial yang merujuk pada Weltanschauung Islam di atas.
8. Selama ini, pandangan kebanyakan orang mencurahkan perhatian Islam ke pesisir utara.
Laut yang lebih tenang dan hubungan perdagangan di masa lampu yang berinteraksi
secara kompleks membuat pesisir utara lebih populer dalam sejarah. Dalam pandangan
Geertz (1983), bahwa kalangan santri lebih muncul di pesisir utara. Hal ini juga dapat
terlihat dalam titik garis persinggungan Walisongo di Jawa. Namun demikian, di Pesisir
Selatan juga mengalami pembaruan dalam persebaran Islam. Islam di Pesisir Selatan
dapat terlihat dalam lintas jalur perkembangan Islam melalui pondok pesantren kecil,
yang kemudian menjadi besar seiring dengan bertambahnya jumlah masyarakat itu
sendiri. Kebanyakan orang menilai bahwa Islam di Pesisir Selatan memiliki paradigma
yang lebih dekat ke arah mistis dengan tasawuf sebagai bagian penting untuk dipelajari.
Hal ini karena orang-orang di Pesisir Selatan lebih tertutup dan memiliki cara pandang
yang lebih teologis. Somalangu, nama sebuah kampung di Kebumen, memiliki sejarah
yang lebih tua daripada Kota Kebumen. Dari beberapa macam versi sejarah menyebutkan
bahwa kata Somalangu bermula dari awal perkembangan Islam di Jawa. Ada yang
menyebutkan bahwa Somalangu merupakan pemberian dari Kerajaan Demak (meskipun
diragukan kebenarannya). Beberapa orang lebih percaya bahwa Somalangu mulai ada
pada masa keberakhiran dari Kerajaan Pajang yang juga bertepatan dengan berdirinya
Kerajaan Mataram Islam oleh Panembahan Senopati. Apabila merujuk pada awal pendiri
Somalangu, yakni Syaykh al-Sayyid Abd al-Kahfi al-Hasani (yang juga disebut sebagai
Syaykh al-Sayyid ‘Abd al-Kahfi al-Awwa), yang sampai sekarang sudah 16 generasi
penerus, maka bisa dikatakan bahwa pondok pesantren ini sudah ada sekitar 600 atau 800
tahun lalu. Hal ini sejalan dengan perkembangan awal Islam ke Jawa oleh para ulama
dari Arab, maupun Gujarat. Hanya saja, nama Somalangu bisa muncul atau berubah
seiring dengan perkembangan dan pengaruh dari kerajaan pada masa itu, bahkan
setelahnya. Yang jelas, Somalangu telah membentuk sistem pengetahuan Islam, jauh
sebelum nama Kebumen menjadi populer. Hal ini karena popularitas nama Kebumen itu
semenjak adanya pembagian kadipaten oleh Kerajaan Mataram. Hal ini sebagaimana
dinyatakan oleh Idrus, bahwa Pondok pesantren di Somalangu Kebumen merupakan
Pondok Pesantren yang terhitung cukup tua keberadaannya. Pondok pesantren ini telah
ada semenjak tahun 1475 M. Adapun tahun dan waktu berdirinya dapat kita ketahui
diantaranya dari Prasasti Batu Zamrud Siberia (Emerald Fuchsite) berbobot 9 kg yang
ada di dalam Masjid Pondok Pesantren tersebut. Menurut keterangan yang dihimpun oleh
para ahli sejarah, ciri khas pondok pesantren yang didirikan pada awal permulaan Islam
masuk di Nusantara adalah adanya sebuah masjid di dalam lingkungan pondok pesantren
itu. Jadi pendirian masjid ini merupakan bagian dari pendirian sebuah pesantren.
Keberadaan Pondok Pesantren Somalangu di daerah Kebumen memberikan pengaruh
yang cukup besar dalam perkembangan Islam. Hal ini karena kebanyakan dari Walisongo
lebih banyak menyebarkan Islam di pesisir utara. Batas perairan selatan dengan tata
ruang yang saat itu masih kental dengan pengaruh Hindu membuat pandangan mistis
masyarakat masih tetap ada. Pengaruh Hindu yang begitu besar membuat Syeikh As-
Sayid Abdul Kahfi Al Awwal harus mendirikan pondok pesantren karena bila tidak
menetap di daerah tersebut, maka keyakinan masyarakat akan berubah kembali.
Keberadaan Pondok Pesantren Somalangu memberi nuansa tauhid pada masyarakat
untuk meyakini Allah sebagai sang Pencipta. Dalam kaitan ini, Kiai Pesantren lebih
mementingkan mendidik santri, memberikan pengetahuan agama melalui kitabkitab,
mengurusi persoalan keseharian dan memimpin ritual-ritual. Hal ini karena masyarakat
harus diarahkan pada ajaran fiqih yang benar untuk menghindari kekeliruan. Pendirinya
adalah Syaykh al-Sayyid Abd al-Kahfi al-Hasani dengan nama asli Sayyid Muhammad
‘Isam al-Hasani. Beliau semula merupakan seorang tokoh ulama yang berasal dari
Hadharamaut,Yaman. Lahir pada tanggal 15 Sya’ban 827 H di kampong Jamhar, Syihr.
Dia datang ke Jawa tahun 852 H atau 1448 M pada masa pemerintahan Prabu
Kertawijaya Majapahit atau Prabu Brawijaya I (1447 -1451). Setelah 27 tahun
pendaratannya di tanah Jawa, Syaykh al-Sayyid Abd al-Kahfi al-Hasani barulah
mendirikan Pondok Pesantren alKahfi Somalangu, Kebumen. Di Somalangu inilah,
beliau akhirnya bermukim dan pesantren yang didirikannya kemudian hari dikenal
dengan nama Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu Kebumen. Syaykh al-Sayyid Abd
al-Kahfi alHasani wafat pada malam Jum’at, 15 Sya’ban 1018 H atau bertepatan dengan
tanggal 12 November 1609 M. Jasad beliau dimakamkan di bukit Lemah Lanang,
Somalangu, Kebumen. Dialah orang pertama yang dimakamkan di tempat tersebut. Satu
hal yang menjadi landasan penting mengenai Pondok Pesantren Somalangu (Pondok
Pesantren Al-Kahfi) dan kisah KH Mahfudz Abdurrahman adalah buku dari Kuntowijoyo
yang berjudul Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi yang diterbitkan oleh Mizan
pada tahun 2008. Dalam buku ini, dipaparkan mengenai kehidupan KH Mahfudz
Abdurrahman yang memiliki gagasan cukup menarik dalam membentuk Angkatan
Oemat Islam (AOI), sekaligus mengungkap gerakan yang dilakukan. Fokus pandangan
dari Kuntowijoyo ini mengarah pada gerakan dan pemikiran yang mampu mempengaruhi
lingkungan sekitarnya (Kuntowijoyo, 2008). Dalam sejarah, sebagaimana disebutkan
oleh Kuntowijoyo (2008), disebutkan bahwa KH Mahfudz Abdurrahman (yang memiliki
nama asli Syaykh Asal-Sayyid Mahfudz al-Hasani) adalah tokoh penting di kalangan
orang Islam di Jawa, khususnya Jawa Tengah, Pesisir Selatan. Beliau adalah salah satu
tokoh penting dalam perjalanan Pondok Pesantren Somalangu di Kebumen, yang
menempuh jalan keilmuan dari lingkup keluarga, Pesantren Termas, kemudian belajar ke
Pondok Pesantren Watucongol, Muntilan, serta berguru juga pada Syaykh As-al-Sayyid
Sa’ id bin Muhammad Babasal di daerah Misfalah. Selain mengajarkan agama Islam
melalui mengaji, KH Mahfudz Abdurrahman juga memiliki rasa kepedulian yang tinggi
terhadap bangsa melalui Pondok Pesantren Somalangu (yang sebenarnya memiliki nama
Pondok Pesantren Al-Kahfi, dan mulai ada sejak ada sejak 1475 M). Dalam sejarah,
Pondok Pesantren Somalangu juga melakukan pergerakan sosial dengan melatih para
santri dan masyarakat dalam mengusir pasukan Belanda dengan nama Angkatan Oemat
Islam (AOI). Peran KH Mahfudz Abdurrahman cukup besar dengan menjadikan
Somalangu sebagai tempat rapat untuk Angkatan Oemat Islam (AOI) dan membentuk
kepedulian bersama. Berdasarkan peran dari KH Mahfudz Abdurrahman, Angkatan
Oemat Islam (AOI) menjadi dikenal sebagai pejuang yang gigih dan rela berkorban demi
tanah air. Mereka bertempur dengan senjata seadanya, namun semangat dan tekad tak
pernah hilang sedikitpun dan selalu membara di dalam jiwa, dan hal ini terus dilakukan
hingga Agresi Militer I dan Agresi Militer II. Pengaruh KH Mahfudz Abdurrahman
cukup besar, bahkan ketika terjadi perundingan damai antara RI dan Belanda yang
mencapai kata sepakat, maka dengan seketika itu KH Mahfudz Abdurrahman berhasil
menjadikan Kebumen penuh dengan ketenangan. Selain itu, menurut Kuntowijoyo
(2008), KH Mahfudz Abdurrahman melalui Pondok Pesantren dan Angkatan Oemat
Islam (AOI) memberikan dakwah dan pembelajaran pada masyarakat di Kebumen dan
sekitarnya. Ada arahan secara moral dan budi pekerti dengan pengembangan semangat
nasionalisme. Catatan mengenai Pondok Pesantren Somalangu mulai terpampang luas
pada masa terjadinya peristiwa Angkatan Oemat Islam (AOI) yang menggetarkan pada
tahun 1950. Jauh sebelumnya, tidak banyak catatan mengenai kiprah dari Pondok
Pesantren Somalangu meskipun beberapa santri dari Somalangu telah andil dalam Perang
Dunia I, yang membela Kesultanan Utsmaniyyah Turki. Adapun di tanah air sendiri, para
santri dari Pondok Pesantren Somalangu juga turut melawan Penjajah Belanda yang
bertindak sewenang-wenang. Pondok Pesantren Somalangu tercatat dalam sejarah
Indonesia tatkala 1945, yakni peristiwa Angkatan Oemat Islam (AOI). Peristiwa ini
cukup menggetarkan karena telah terbentuk laskar dengan anggota sekitar 10.000 orang.
Mereka berasal dari Kebumen, Purbalingga, Wonosobo, dan Purworejo, dengan pusat di
Pondok Pesantren Somalangu. Laskar dengan nama “Tarekat Syadzaliyah” ini berada di
bawah pimpinan Syekh Mahfudz Abdurrahman dengan julukan “Rama Pusat”, yang
kemudian bergabung dengan pasukan Hizbullah-Sabilillah. Dalam masa ini, Pondok
Pesantren Somalangu tidak hanya mengajarkan agama saja, tetapi juga turut membela
negara. Islam tidak hanya mengajarkan ilmu untuk diri sendiri. Islam juga memiliki
ajaran-ajaran sosial untuk melindungi sesama dan berusaha untuk menebarkan
perdamaian hidup. Segala hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan haruslah
diarahkan dengan usaha ucapan maupun tindakan. Mereka telah menyadari pentingnya
arti kemerdekaan dan hidup dalam kemerdekaan. Berdasar pada sudut pandangan dan
nilai-nilai tersebut, ulama-ulama di Indonesia berhasil mempertahankan proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945, juga turut berperan serta dalam melawan tentara Inggris
dan NICA di Palagan Ambarawa dan peristiwa 10 November di Surabaya.
Ketangguhannya teruji ketika AOI sebagai badan terbesar berhasil mencegah Agresi
Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947 yang bergerak ke Yogyakarta sehingga
memaksa Panglima NICA, yaitu Jendral Spoor dan Gubernur Jendral Hindia Belanda
yang baru Dr. H.J van Mook, membuat garis demarkasi di Sungai Kemit-Gombong.
Akan tetapi garis van Mook ini bobol dalam kampanye militer Doorstot naar Djokdja
alias Agresi Militer II pada tanggal 18 Desember 1948. Meski berhasil menguasai
Kebumen dengan bermarkas di Gedung Gembira (saat ini berada di dekat Stasiun KA
Kebumen), Pasukan elit Gajah Merah dan Anjing Hitam NICA tidak pernah bisa
menganeksasi Somolangu, meskipun jarak pondok tersebut hanya berjarak sekitar 2 Km
dari jalan utama Kebumen – Purworejo (Supriyanto, 2012). Semenjak peristiwa itu, AOI
mengalami perselisihan dengan TNI. Perselisihan ini terjadi dengan berbagai macam
sudut pandang. TNI yang banyak didominasi oleh para Priyayi Jawa sering tidak sejalan
dalam nilai-nilai. Begitu juga niatan dari AOI yang sering sering bertiak “Allahu Akbar”
dianggap menjadikan identitas mereka mudah dilacak oleh NICA. Pada puncaknya, ada
sekitar 6000 ulama dibantai. Semenjak itu, AOI sering tidak sejalan hingga dianggap
akan membuat Negara Islam pasca Konfrensi Meja Bundar di Bandung. Aksi seranga
menyerang antara TNI dan anggota Batalyon Lemah Lanang pun terjadi hingga
menjadikan perang saudara. Bahkan, AOI dikatakan terhubung dengan DI/TII yang
berada di bawah kepemimpinan Kartosuwiryo. Perang senjata antara TNI di bawah
kepemimpinan Ahmad Yani melawan Batalyon Lemah Lanang dan Pasukan Kuda Putih
tidak dapat dielakkan lagi sehingga banyak ulama dari Somalangu yang meninggal dunia,
termasuk Syekh Makhfudz (yang tertembak di Gunung Selok (Srandil) Cilacap, Jawa
Tengah. Pondok Pesantren Somalangu mengalami duka yang mendalam. Semenjak
peristiwa ini, tak banyak masyarakat yang peduli. Pondok Pesantren Somalangu menjadi
kecil dan hanya tinggal beberapa generasi. Semenjak peristiwa ini juga, mereka tidak lagi
terlibat secara aktif dalam tata pemerintahan Orde Baru. Mereka kembali lebih
memfokuskan pada pengarajaran agama Islam dan memimpin ritual dalam kehidupan
sehari-hari. Sampai sekarang, di Pondok Pesantren Somalangu hanyalah satu desa yang
dikenal dengan nama Sumberdi. Desa ini terletak di 5 kilometer dari Kota Kebumen.
Desa Sumberdi merupakan gabungan dari desa Semlangu Wetan, Semlangu Kulon, dan
Kemejing. Sampai sekarang, desa ini masih khas dengan area yang asri oleh rindang
pepohonan. Nilai-nilai tradisi, religius, dan ekologi pedesaan masing sangat kental,
sekalipun tak jauh dari jalan besar CilacapYogyakarta. Jika berjalan menuju Pondok
Pesantren Somalangu, masih terpampang dengan jelas rumpun bambu yang rindang dan
senantiasa bertahlil ketika diterpa angin, juga sawah-sawah dengan padi yang senantiasa
tafakur. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa Somalangu telah menjaga tata lingkungan
dalam sejarah yang cukup panjang. Teori etnografi mengungkapkan makna tindakan dari
kejadian sejarah di Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu Kebumen. Menurut James P.
Spradly, bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang tersembunyi dalam ranah laku,
emosi, dan permasalahan, yang kesemuanya itu membutuhkan interpretasi. Hal ini karena
setiap perwujudan dari manusia selalu memiliki makna yang dalam keadaan tertentu
memberikan efek pada lingkungan yang ada di sekitarnya. Masyarakat di Kebumen
sendiri saat ini dikenal sebagai daerah santri, adapun keberadaan dari KH Mahfudz
Abdurrahman menjadi sosok legendaris. Dalam hal ini, arahan untuk mengetahui fakta-
fakta historis, juga membutuhkan pandangan masyarakat secara kualitatif pada orang-
orang tertentu. Dalam pandangan Spradly lebih mendalam, dijelaskan bahwa masyarakat
pembaca hendaknya memberikan tafsiran atas struktur sosial yang juga masuk dalam
ranah kebudayaan dari Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu Kebumen. Bagaimana pun
juga, pola kehidupan dari Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu Kebumen dalam
masyarakat yang menstruktur dapat menjadi budaya. Sampai sekarang ini, kisah
mengenai Pesantren Somalangu, Kebumen begitu legendaris di kalangan umat Islam
mengingat peranan dalam sejarah yang begitu gigih melawan penjajah dengan Angkatan
Oemat Islam. Riwayat dari KH Mahfudz Abdurrahman menjadi legenda yang seolah-
olah tetap terngiang dan seolah-olah tetap hadir. Oleh karena itu, pihak keluarga Pondok
Pesantren Somalangu selalu mengingat dan mencatat riwayat hidup KH Mahfudz
Abdurrahman. Begitu juga dengan masyarakat Islam di Kebumen dan sekitarnya yang
selalu memandang KH Mahfudz Abdurrahman sebagai sosok mulia yang pernah ada
dalam penyebaran Islam.

9. https://bagusprasojoumnukebumen.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai