Anda di halaman 1dari 15

Peradaban Islam dan Islam Nusantara

“Kajian Islam Nusantara dalam Studi-


studi Islam”
Dosen Pengampuh : Ach. Baroky Zaimina, S.Pd.I., M.Pd.
Kelompok 3

1 NADIA FIRLI MAULIDA 204101100006

2 LAILIA EKY LARASATI 202101100036

3 MUHAMMAD SULTAN ALI WAFI


204105040012
A. Diskursus Islam Nusantara

Islam datang ke Indonesia tanpa melibatkan peperangan


di dalamnya, akan tetapi Islam masuk melalui ruang
batin dan kebudayaan dengan memanfaatkan praktek
perdagangan, pernikahanm kekerabatan dan seni-
budaya. Dan itu menjadi ciri khas dari Islam Nusantara
dan selalu digaungkan oleh para ulama Nusantara untuk
selalu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan tidak melupaka sejarah dan selalu menghormati
jasa-jasanya.
Dalam relasi yang ada antara sesama
manusia dan kehidupan kemasyarakatan
ada sikap seorang muslim yang
dirumsukan oleh Kyai Ahmad Shiddiq,
Rais aam PBNU pada tahun 80an yang
meliputi:
a) Tawassuh
b) Tawazun
c) Tasamuh
d) I’tidal
e) Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Selain dari pandangan sikap relasi antara
sesama manusia dan kehidupan
kemasyarakatan ada juga pengakuan tiga
prinsip persaudaraan dan konteks
Nusantara atau Indonesia yaitu:
a) Persaudaraan Keislaman (Ukhwah
Islamiyah)
b) Persaudaraan Kebangsaan (Ukhwah
Wathaniyah)
c) Persaudaraan Kemanusiaan (Ukhwah
Basyariyah)
B. Filosofi Islam Nusantara
Islam Nusantara terdiri dari dua kata, “Islam” dan “Nusantara”. Islam berarti
agama samawi yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an dan Hadis. Kata
“Nusantara”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan
sebagai sebutan bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Sehingga, Islam
Nusantara berarti Islam yang selama ini hadir dan berkembang di wilayah
Nusantara. Islam Nusantara adalah Islam khas ala Indonesia, gabungan nilai
Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya, dan adat istiadat di
Tanah Air. Dengan kata lain, Islam Nusantara berarti menyinergikan ajaran
Islam dengan adat istiadat lokal yang tersebar di wilayah Indonesia. Islam
hadir tidak untuk merusak atau menantang tradisi yang ada. Di mana bumi
dipijak, di situ langit di junjung. Islam hadir memperkaya dan mengislamkan
tradisi dan budaya yang ada secara bertahap. Artinya, Islam Nusantara yaitu
Islam dengan ciri khas ke-Nusantara-annya, Islam yang telah melebur dengan
C. Historisitas Islam Nusantara

Penyebaran Islam di Indonesia adalah proses yang perlahan, bertahap, dan


berlangsung secara damai. Satu teori menyebutkan bahwa Islam datang
secara langsung dari jazirah Arab sebelum abad ke-8 M, sementara pihak lain
menyebutkan peranan kaum pedagang dan ulama Sufi yang membawa Islam
ke Nusantara pada kurun abad ke-12 atau ke-13, baik melalui Gujarat di India
atau langsung dari Timur Tengah. Pada abad ke-16, Islam menggantikan
agama Hindu dan Buddha sebagai agama mayoritas di Nusantara. Islam yang
pertama kali berkembang di Indonesia adalah cabang dari Sunni Ahlus
Sunnah wal Jamaah, yang diajarkan oleh kaum ulama, para kiai di pesantren.
Model penyebaran Islam seperti ini terutama ditemukan di Jawa. Beberapa
aspek dari Islam telah memasukkan berbagai budaya dan adat istiadat
setempat.
D. Metode Kajian Islam Nusantara

Gagasan Islam Nusantara tidak datang untuk menggantikan


ideologi Islam. Islam Nusantara ingin menemukan cara untuk
melabuhkan Islam konteks budaya yang berbeda. Usahanya di
Ushul Fiqh Untuk menegakkan hukum itu disebut Ijtihad
Tathbiki. Karena Islam Nusantara tidak banyak bergerak dalam
aspek Ijtihad Istinbati, yaitu ijtihad untuk merumuskan hukum.
Imam al-Sayatibi membedakan Ijtihad Tathbiki dengan Ijtihad
Istinbati. Menurutnya, jika Bagaimana merumuskan hukum
Ijtihad Istinbati (Insya'Al-Hukm), maka ijtihad tathbiqi
menitikberatkan pada aspek penegakan hukum (Tatbiq wa Tanjil
al-Hukm).
Upaya penegakan hukum dalam ushul fiqh
juga disebut tahqiq al-manath. Berbeda
dengan takhrij al-manath. Jika takhrij al-
manath adalah proses pembuatan hukum,
karenanya tahqiq al-manath disebut proses
aplikasi hukum. Ulama biasanya
menyederhanakan kegiatan tahqiq
almanath dalam bentuk mashlahah
mursalah, istihsan dan `urf. Persoalannya
adalah bagaimana menerapkan ketiga dalil
tersebut secara optimal agar penetrasi
Islam di masyarakat diterima dengan baik
tetapi juga memiliki dampak kesulitan
a) Mashlahah Mursalah (Suatu perbuatan yang
mengandung nilai baik) Dalam menggunakan
maslahah mursalah sebagai hujjah (keterangan,
dalil, argumentasi), ulama bersikap sangat hati-
hati.
b) Istihsan Secara etimologis Istihsan memiliki arti
menganggap atau menyatakan baiknya sesuatu,
artinya Ihtihsan sebagai upaya meninggalkan
hukum yang umum dan mengambil hukum yang
dikecualikan.
c) ‘Urf Seperti yang dibahas mengenai Istihsan
yang artinya hukum pengecualian maka ‘urf
disini sebagai hukum adat sumber hukum yang
berasal dari adat
E. Khazanah Islam Nusantara
Kepesantrenan
Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang
mengkhuskan pada pendidikan Islam kepada anak hingga remaja
yang biasa kita sebut dengan santri. Tujuan diadakannya
pendidikan pesantren ini untuk menciptakan dan
mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia,
bermanfaat atau berkhidmat kepada masyarakat dengan menjadi
abdi masyarakat, mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam
kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam di
tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam
mengembangkan kepribadian yang muhsin tidak hanya sekedar
Nilai-nilai religius yang terkandung di
dalam kegiatan tradisi kepesantrenan yaitu
seperti:
a) Senyum, salam, sapa (3S)
b) Saling hormat dan toleran
c) Puasa senin kamis
d) Sholat berjama’ah
e) Sholat tahajjud dan sholat dhuha
f) Istighosah dan doa bersama
F. Khazanah Islam Nusantara dalam Tradisi dan
Seni
Dalam seni budaya Islam adalah hasil olah akal, budi, cita, rasa,
karsa dan karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nila
tauhid. Hasil akal, budi, rasa, dan karsa yang telah diseleksi oleh
nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang
menjadi sebuah peradaban. Digunakannya pendekatan kesenian
dan kebudayaan ini terutama pada seni shalawat dan berbagi
bentuk kebuduyaan lain sebagai salah satu strategi dakwah
dalam penyebaran Islam pada masa itu oleh para muballigh yang
lebih kita kenal dengan sebutan Walisongo.
Hasil-hasil penelitian yang membahas
tentang kebudayaan dan kesenian Indonesia
menunjukkan negeri ini memiliki lebih dari
empat puluh macam seni budaya tradisional
islami.
Seni budaya Islam terbagi menjadi
beberapa kategori antara lain:
a) Seni suara
b) Seni tari
c) Drama
d) Seni kaligrafi
e) Seni lukis dan
f) Seni pahat
THANK YOU FOR YOUR
ATTENTION
TIME FOR ASK AND
ANSWER

UIN KHAS JEMBER

Anda mungkin juga menyukai