c. Teori Persia
Teori ini didasarkan pada beberapa unsur kebudayaan Persia, khususnya Syi’ah yang ada
dalam kebudayaan Islam di Nusantara.
1. Perayaan Tabut di beberapa tempat di Indonesia.
2. Berkembangnya ajaran Syekh Siti Jenar, ada kesamaan dengan ajaran Sufial-Hallaj dari
Iran Persia.
3. Penggunaan istilah bahasa Persia dalam system mengeja huruf Arab, terutama untuk
tanda-tanda bunyi harakat dalam pengajaran Al-Qur’an. Jabar(Arab-fathah) untuk
menghasilkan bunyi “a” (Arab;kasrah) untuk menghasilkan bunyi “i” dan “e”; serta pes
(Arab, dhammah) untuk menghasilkan bunyi “u” atau “o”.
d. Teori Cina
H.J.deGraaf (penyunting beberapa literature Jawa klasik) yang disebutkan bahwa tokoh-
tokoh besar semacam Sunan Ampel (Raden Rahmat/Bong Swi Hoo) dan Raja Demak
(Raden Fatah/Jin Bun) merupakan orang-orang keturunan China.
2. Dalam penyiaran agama Islam di Indonesia, terdapat sejumlah mubaliq yang lebih dikenal
dengan sebutan wali Songo. Wali Songo atau Wali Sangat dikenal sebagai penyebar
agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-17.
Walisongo yang dikenal pada umumnya adalah: (1) Maulana Malik Ibrahim, (2) Sunan
Ampel, (3) Sunan Bonang, (4) Sunan Giri, (5) Sunan Drajat, (6) Sunan Kalijaga, (7) Sunan
Kudus, (8) Sunan Muria, dan (9) Sunan Gunung Djati.
3. Strategi Dakwah Islam yang dibawa oleh para walisongo, diantanya adalah:
1. Maulana Malik Ibrahim, dengan cara berdagang, pengobatan gratis, dan mengajarkan
cara bercocok tanam.
2. Sunan Giri, dengan cara membuka pesantren di daerah perbukitan.
3. Sunan Bonang, dengan cara mengembangkan ilmu zikir, dan seni.
4. Sunan Ampel, dengan cara mengenalkan istilah “Mo Limo” yakni seruan untuk “tidak
berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotika, dan
tidak berzina.
5. Sunan Drajat, dengan cara mendirikan padepokan santri, bergaul dengan rakyat,
berdagang, bercocok tanam dan melaut.
6. Sunan Muria, dengan cara berdakwah lewat seni
7. Sunan Gunung Djati, dengan cara memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja
Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon kepedalaman Pasundan atau
Priangan.
8. Sunan Kudus, dengan cara manfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha yang ada pada
masyarakat setempat.
9. Sunan Kalijaga, menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk.
b. Ahmad Dahlan
Pendidikan Islam yang diarahkan untuk membentuk manusia yang beriman dan
berakhlak harus dibarengi dengan integrasi ilmu dan amal, integrasi ilmu pengetahuan
umum maupun agama, kebebasan berpikir dan pembentukan karakter, agar peserta
didik dapat berkembang secara intelektualitas dan spritualitas.
e. Abdurrahman Wahid
Mereformasi system pendidikan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas system
pendidikan pesantren sehingga menandingi sekolah umum.
Memiliki semangat, visi, dan komitmen dalam memperjuangkan kebebasan berekpresi,
persamaan hak, semangat keberagaman, dan demokrasi.
Para Wali Songo dalam menyebarkan agama islam di Indonesia yaitu dengan menggunakan
pendekatan budaya dan kesenian. Ciri khas dari dakwahnya adalah toleransinya terhadap
budaya dan tradisi setempat yang secara bertahap para Wali Songo tanamkan kesadaran akan
nilai nilai Islam pada budaya masyarakat.
Pemamparan materi tentang meneluri jejak dan warisan wali songo yang dikemas dalam bentuk
artikel di KB 3 ini sudah sangat baik, jelas dalam penjelasannya. Tapi yang harus dibenahi
adalah dalam menentukan konsep yang terkait yang mau dijelaskan dari tema ini masih belum
jelas.
Dalam materi ini Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia yaitu dengan cara
menggunakan pendekatan budaya, menjunjung tingi nilai toleransi, dan jika apa yang dilakukan
oleh para Wali Songo diterapkan pada kehidupan saat ini dapat dipastikan akan tercipta
kerukunan antar umat beragama.
Perlu penggalian jejak intelektual wali songo. Karena selama ini yang berkembang hanya cerita
seputar karomah beliau. Sehingga keberadaan wali songo bukan hanya menjadi tempat ziarah
tetapi menjadi objek kajian ilmiah.