Anda di halaman 1dari 27

MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Pengembangan Media
Dosen Pengampu : Dr. Kustiono, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ely Shovrotul Khoiriyah (01045018018)
Alsin pare (01045018008)

PROGRAM PASCASARJANA PENGEMBANGAN KURIKULUM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
pengembangan media ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pendoman bagi pembaca. Makalah disusun untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pengembangan Media.
Kami berharap semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Pada penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam
penulisan kata maupun cara penyampaiannya. Oleh karena itu, kami harapkan para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Penulis,

Tim

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I ....................................................................................................................ii
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.2 Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................. 4
TINJAUAN TEORI ................................................................................................. 4
2.1 Pengertian Media Pembelajaran Audio ....................................................... 4
2.2 Jenis-Jenis Media Pembelajaran Audio ....................................................... 4
2.2.1 Media Audio Analog ........................................................................... 4
2.2.2 Media Audio Digital ............................................................................ 8
2.2.3 Jenis Media Pembelajaran Audio ....................................................... 11
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Audio .............................. 12
2.3.1 Kelebihan ........................................................................................ 12
2.3.2 Kelemahan ...................................................................................... 13
2.4 Dasar Pertimbangan dalam Penggunaan Media Audio............................... 13
2.5 Fungsi Media Pembelajaran Audio ........................................................... 14
2.6 Nilai Edukatif Media Pembelajaran Audio ................................................. 15
2.7 Teknik Pengembangan Media Pembelajaran Audio ................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa
perubahan yang signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia baik
dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar
pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut perlu adanya
penyesuain-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor
pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran
yang perlu dipelajari dan dikuasai calon dosen atau guru sehingga mereka
dapat menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara baik
berdaya guna dan berhasil.
Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Yaitu tujuan akhir agar siswa memperoleh
kedewasaan. Kedewasaan yang seperti apa, hal tersebut terkait dengan materi
dan pesan yang disampaikan Guru. Sehingga guru sangat memegang peran
besar untuk mencapai keberhasilan anak didik. Seorang guru dalam
melaksanakan kompetensi pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan
secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran.
Termasuk di dalamnya penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan media
pembelajaran yang sesuai. Karena penggunaan media pembelajaran disadari
akan sangat membantu aktivitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar
kelas.
Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau
bahan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, fikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan
belajar. Untuk mewujudkan adanya pembaharuan atau pengembangan dalam
proses pembelajaran yang efisien (arti dari efesien adalah tidak membuang-
buang waktu dan tenaga dan dapat sesuai dengan rencana dan tujuan), dengan
menggunakan atau menjadikan media pembelajaran yang menarik seperti
dalam landasan PAKEM (Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif dan
1
Menyenangkan) dan lebih mengefektifkan tempat, waktu dan tenaga yaitu
dengan memanfaatkan teknologi berupa audio.
Proses pembelajaran terdapat banyak macam-macam media yang
digunakan dan sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar. Di dalam
makalah ini akan membahas salah satu media pembelajaran yaitu media audio.
1.2. Rumusan Masalah
Makalah ini memiliki rumusan masalah antara lain :
1. Apa pengertian media pembelajaran Audio?
2. Apa jenis-jenis media Audio?
3. Apa jenis-jenis media pembelajaran Audio?
4. Apa kelebihan dan Kelemahan media pembelajaran Audio?
5. Apakah dasar pertimbangan dalam penggunaan media Audio?
6. Apa fungsi dari media pembelajaran Audio?
7. Bagaimana nilai edukatif media pembelajaran Audio?
8. Bagaimana teknik pengembangan media pembelajaran Audio?
1.2 Tujuan
Dalam penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran Audio
2. Untuk mengetahui jenis-jenis media Audio
3. Untuk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran Audio
4. Untuk mengetahui kelebihan dan Kelemahan media pembelajaran Audio
5. Untuk mengetahui dasar pertimbangan dalam penggunaan media Audio
6. Untuk mengetahui fungsi dari media pembelajaran Audio
7. Untuk mengetahui nilai edukatif media pembelajaran Audio
8. Untuk mengetahui teknik pengembangan media pembelajaran Audio.

2
3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Media Pembelajaran Audio


Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya
diterima melalui indera pendengaran. Media audio berkaitan dengan indera
pendengaran, pesan yang disampaikan melalui media audio berupa lambang-
lambang auditif baik verbal maupun non verbal (Sadiman, dkk. 2002: 49).
Menurut Kustiono (2010) media pembelajaran audio merupakan bentukan
media baik software maupun hardware yang mengandung dan mampu
menyampaikan pesan-pesan yang terkandung secara auditif. Artinya pesan-pesan
yang dikandungnya disampaikan dengan melalui saluran indra pendengaran.
Sedangkan menurut Gerlach dan Ely (1980) dalam (Kustiono,2010) media audio
termasuk jenis media rekaman suaara/audio recorder dengan menggunakan
bahasa verbal atau sound effect dan music. Rekaman suara dapat dipakai sebagai
media pembelajaran secara klasikal, kelompok ataupun individual. Yang
termasuk dalam media audio diantaranya rekaman suara guru, radio, rekaman
piringan hitam, tape recorder dan sebagainya.
Berdasarkan pengembangan pembelajaran, media audio dianggap
sebagai bahan ajar yang ekonomis, menyenangkan, dan mudah disiapkan dan
digunakan oleh guru dan siswa. Materi pelajaran dapat diurutkan penyajiannya,
serta bersifat tetap, pasti, dan juga dapat digunakan untuk media instruksional
belajar secara mandiri (Anderson, 1987: 127).

2.2 Jenis-Jenis Media Pembelajaran Audio


Jenis-jenis media audio yang ada dan pernah dipergunakan oleh manusia dapat
dibedakan menjadi dua yaitu analog dan digital.
2.2.1 Media Audio Analog
a. Radio
Radio merupakan media audio yang penyampaian pesannya
dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu
pemancar (Riyana, 2012: 39). Suara yang mengandung pesan

4
dikomunikasikan atau diinformasikan melalui alat atau microfon yang
kemudian akan dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik dan
penerima pesan (pendengar) menangkap informasi tersebut melalui
pesawat radio.

1) Kelebihan radio
Sebagai suatu media yang popular pada zamannya, radio memiliki
beberapa kelebihan yaitu :
(a) memiliki harga yang relatif murah dengan variasi program
yang cukup banyak
(b) mudah dipindah-pindahkan (mobile), sehingga dapat
mengatasi kebutuhan perpindahan dari satu ruang ke ruang
lainnya,
(c) jika dikolaborasikan dengan alat perekam, maka pesan yang
disiarkan dapat diputar ulang sehingga dapat mengatasi
masalah waktu penyiaran,
(d) radio sangat baik untuk mengembangkan daya imajinasi anak
melalui pesan-pesan yang disiarkan,
(e) dapat merangsang partisipasi aktif dari para pendengar yaitu
mereka dapat menggambar, menulis, memperagakan, atau
menari sambil mendengarkan pesan siaran radio,
(f) radio dapat lebih memusatkan perhatian siswa melalui kata,
kalimat, atau musik sehingga dianggap sangat cocok untuk
pengajaran musik dan bahasa,
(g) radio dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu,
jangkauannya luas, dan dapat diperdengarkan oleh manusia
yang banyak (Sadiman, dkk, 2002: 51-53).
2) Kelemahan radio
Selain memiliki kelebihan, radio juga memiliki beberapa
kelemahan yaitu:
(a) komunikasi yang terjadi hanya satu arah

5
(b) pesan yang disiarkan bersifat desentralisasi sehingga guru
tidak dapat mengontrol pesan tersebut,
(c) dalam pembelajaran, jika siarannya hanya monoton maka
akan menimbulkan perasaan bosan pada siswa atau
pendengar,
(d) pesan disiarkan hanya selintas, sehingga tidak bisa diulang-
ulang sesuai dengan kemampuan belajar masing-masing
individu,
(e) integrasi antara siaran radio dengan pembelajaran sering
menyulitkan dalam hal pengulangan pelajaran (Sadiman, dkk.
2002: 53).

b. Alat Perekam Pita Magnetik (Kaset Tape Recorder)


Alat perekam pita magnetik sering kita sebut kaset tape recorder
merupakan salah satu media yang melakukan perekaman
menggunakan kaset audio. Kaset pita ini digunakan sebagai tempat
menyimpan berkas audio analog yang jumlah waktu rekamannya
terbagi ke dalam masing-masing sisi kaset. Compact audio cassette
diperkenalkan oleh Philips sebagai media penyimpanan audio di Eropa
pada tahun 1963. Kemudian pada tahun 1965 mulai diproduksi secara
massal. Pada tahun 1971, Advent Corporation memperkenalkan
Model 201 tape deck yang mengkombinasikan filter Dolby Type B dan
pita magnetik chromium dioxide (Cr02). Tahun 1980an muncul
Walkman dari Sony sebagai media pemutar kaset portable. Pita kaset
dapat merekam lagu dengan durasi hingga 1 jam di setiap sisinya.
Kualitasnya cukup baik namun kerap kali terjadi penurunan kualitas
suara yang dihasilkan ketika pita kaset mengalami gangguan, kotor
atau rusak. Alat perekam pita magnetik memiliki beberapa kelebihan
dan kelemahan yaitu:
1) Kelebihan

6
a) memiliki multifungsi 0yaitu merekam, menampilkan rekaman,
dan menghapus serta playback rekaman tersebut dilakukan
segera mungkin pada mesin yang sama,
b) pita rekaman mampu diputar berulang-ulang sesuai dengan
kebutuhan tanpa mempengaruhi volume,
c) dapat dilakukan penghapusan terhadap rekaman terdahulu
untuk kemudian pitanya dapat digunakan kembali,
d) rekaman yang ada dalam kaset pita dapat digunakan sesuai
dengan jadwal pelajaran dan guru dapat mengontrolnya,
e) kaset pita memberikan kemudahan dalam pembelajaran
bahasa dan pengadaan programnya sangat mudah (Sadiman,
dkk. 2002: 53-54)
2) Kelemahan
a) memiliki jangkauan yang sangat terbatas (Sadiman, dkk. 2002:
55),
b) kaset pita terkadang macet atau kusut di dalam mesin pemutar
karena tipisnya kaset (Heinich, dkk. 2002: 374).

c. Piringan hitam dan Gramophone


Awalnya, piringan hitam merupakan sebuah alat yang memiliki pena
yang bergetar untuk menghasilkan bunyi dari sebuah disc. Ide ini
berasal dari Charles Cros dari Perancis pada tahum 1887. Namun
sayangnya tidak pernah terwujud. Pada tahun yang sama, Kevin
Gerald Jayadi menemukan Phonograph (pemutar piringan hitam)
yang berfungsi untuk merekam suara yang kebanyakan digunakan
untuk keperluan kantor. Nama Gramophone berasal dari Emilie
Berliner yang pada tahun 1888 menemukan piringan hitam jenis baru
dan mematenkannya di bawah label Berliner Gramaphone. Pada
tahun 1918 masa pematenan berakhir, semua label pun berlomba-
lomba untuk memproduksi piringan hitam mengkilat. Pada masa itu,
7
kebanyakan pemilik gramophone masih terbatas pada kalangan
menengah atas saja.
Piringan hitam sendiri mempunyai tiga ukuran dalam hitungan
rotation per minute (rpm). Piringan hitam 78 dan 45 untuk plat
berdiameter 25 cm, sedangkan 33 1/3 untuk plat berdiameter 30 cm.
Semakin besar diameter platnya, semakin kecil ukuran untuk
memutarnya.
d. Audio card
Kartu audio kira-kira seukuran amplop bisnis. Ini berisi strip pita
rekaman magnetik di ujung kartu. Kartu audio pada dasarnya adalah
kartu flash dengan suara. Kartu dimasukkan ke dalam slot pada
mesin, seperti Audiotronics, dan mekanisme pengangkutan
memindahkan kartu melalui slot. Suara dapat diputar melalui speaker
(atau headset untuk penggunaan individu) hingga lima belas detik.
Kartu suara digunakan dalam sistem dual-track yang memungkinkan
siswa untuk mencatat responsnya sendiri pada kartu dan kemudian
mainkan kembali untuk dibandingkan dengan respons yang direkam
sebelumnya. Jika respons siswa salah, dapat dihapus dan ditulis ulang
dengan benar dengan hanya menjalankan kartu audio melalui mesin
lagi sambil menekan tuas rekaman. Respons siswa dan yang direkam
sebelumnya dapat dimainkan sesering yang diinginkan hanya dengan
membalik tuas.

2.2.2 Media Audio Digital


Berbeda dengan media audio analog, media audio yang bersifat digital
memiliki banyak fitur yang berbeda-beda. Media audio digital juga lebih
praktis dan memberi kemudahan dengan berbagai alat penyimpanan
dan akses yang lebih canggih.
1) Menyimpan Audio Digital
Berkas-berkas audio digital dapat disimpan dalam berbagai teknologi
digital di antaranya.
a) Cakram Padat (Compact Disc)
8
CD (Compact Disc) merupakan sebuah media penyimpanan file
audio yang menyimpan musik atau suara dalam bentuk bit-bit
informasi digital (Heinich, dkk. 2002: 368). Alat yang diperlukan
untuk memutar CD adalah CD player. Kelebihan media ini yaitu
tahan terhadap kerusakan, noda bisa dibersihkan dan goresan
yang biasa tidak akan mempengaruhi pemutaran ulang. Selain itu,
jika komputer yang dimiliki guru dilengkapi dengan CD Drive maka
dapat mempermudah pembuatan rekaman.
Keunggulan CD adalah bentuknya yang sangat simpel dan ringkas,
kualitas suaranya yang jernih, kemampuan merekam yang hebat,
dapat merekam hingga lebih dari 700 mega byte, selain itu
perawatannya juga mudah. Prinsip dasar perawatannya sama
seperti piringan hitam, selama tidak baret-baret CD itu akan baik-
baik saja. CD juga dapat tahan dalam penggunaan berulang, dan
Mutu suara dapat diperbaiki karena musik direkam secara digital.
Data dari CD dapat dipindahkan ke media lain seperti computer
kemudian dipindahkan ke Ipod.
Sedangkan, Kekurangannya yaitu permukaan CD lebih mudah
tergores jika tidak hati-hati. Dan kalau sudah tergores optikal
unitnya tidak bisa membaca CD, sehingga kerjanya tidak optimal.

b) MP3 (MPEG Audio Layer 3)


MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file
audio digital yang ukuran filenya lebih kecil. MP3 juga memberikan
kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD
audio (Heinich, dkk. 2002: 369).Pada tahun 1987, sekelompok
ilmuwan dari Fraunhofer memulai riset dengan nama kode proyek
EUREKA EU147 untuk Digital Audio Broadcasting. Bulan Januari
1988, Moving Pictures Experts Group atau disingkat MPEG
dibentuk sebagai subkomite dari The International Organization
for Standardization (ISO)/International Electrotechnical Comission

9
(IEC). Pada bulan April 1989, Fraunhofer menerima hak patent
Jerman untuk MP3.
Tahun 1992 Dieter Seitzer dari Fraunhofer mengintegrasikan
algoritma audio coding untuk MPEG-1 (standar kompresi video
dengan bandwith rendah). Pada tahun 1993 standar MPEG-1
dipublikasikan. Kemudian tahun 1994 MPEG-2, dikembangkan
untuk menyempurnakan MPEG-1 dalam proses kompresi video,
penemuan MPEG 2 ini dipublikasikan 1 tahun kemudian.
Pada tanggal 26 November 1996, Hak paten dari Amerika untuk
MP3 diterbitkan dan mulai September 1998, Fraunhofer
menegakkan hak-hak paten mereka sehingga semua hasil
pengembangan dari penemuan teknologi MP3 harus membayar
biaya lisensi pada Fraunhofer. Pada bulan Februari 1999 untuk
pertama kalinya perusahaan rekaman bernama SubPop
mendistribusikan track musiknya melalui format MP3. Baru pada
tahun 1999 MP3 player mulai marak dijual.
Alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player, selain itu juga dapat
diputar dengan iPod. Kelebihan media ini yaitu tersedia bagi siapa
saja yang mengakses internet dan dapat diunduh dengan biaya
yang murah bahkan gratis. Kelemahannya yaitu rendahnya
tanggung jawab pengguna terhadap hak cipta terkait dengan
audio tersebut.
c) WAV (Waveform Audio Format)
WAV merupakan “salah satu format penyimpanan file audio yang
dirancang dan dikembangkan oleh Microsoft dan IBM”
(http://saefulloh1.blogspot.com). WAV merupakan “versi digital
dari audio analog yang dibuat dengan menggunakan kartu suara
komputer dan piranti lunak untuk mengubah dan menyimpan
berkas format digital (Heinich, dkk. 2002: 370). Perangkat yang
diperlukan untuk memutar WAV salah satunya adalah iPod.
Keuntungan menggunakan WAV adalah berkas audio yang
berkualitas tinggi dan penggunaan saluran berganda untuk suara.
10
Keterbatasannya yaitu berkapasitas besar, sehingga sebagian
besar klip audio WAV harus pendek durasinya.
2) Mengakses Audio Digital
Berkas audio digital dapat diakses dan disimak dalam berbagai cara
yaitu :
a) Streaming Audio, yaitu berkas dikirim ke dalam paket-paket
kepada pendengar yang memberikan kesempatan kepada
pengguna untuk menyimak bagian-bagian berkas tersebut sembari
menunggu tambahan lainnya dari berkas tersebut untuk diunduh
(Heinich, dkk. 2002: 371).
b) Podcasting atau popular dengan sebutan podcast berasal dari kata
iPod dan broadcasting merupakan file audio rekaman dalam
format MP3 yang disebarkan melalui internet. Berkas audio dapat
dikirim secara otomatis ke pelanggan untuk disimpan (Heinich,
dkk. 2002: 371)
c) Radio internet, yaitu siaran internet radio dengan menggunakan
internet untuk menawarkan stasiun radio yang terdiri dari
berbagai program yang menarik yang dapat diakses dari seluruh
dunia (Heinich, dkk. 2002: 371).
d) Pemutar audio digital portable, yaitu alat yang memungkinkan
pengguna untuk membawa serta file audio mereka. Salah satu
contohnya adalah iPod Apple (Heinich, dkk. 2002: 372),
smartphone pun memungkinkan untuk menyimpan file audio dan
memutar langsung dari genggaman pengguna.

2.2.3 Jenis Media Pembelajaran Audio


Menurut Gerlach dan Ely (1980) dalam Kustiono (2010), ragam atau jenis
dari media audio mencakup :
a. Rekaman kaset suara (suara guru)
b. Microcassete
c. Radio pendidikan
d. Rekaman piringan hitam (phonographrecord)
11
e. MP3
f. MP4
g. CD Audio
h. Audio Card

2.3 Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Audio


Media audio secara umum juga memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu.
2.3.1 Kelebihan
a. Tersedia di mana-mana dan mudah digunakan karena sebagian besar
orang sudah sering menggunakannya.
b. Tidak mahal, jika perangkat sudah dibeli maka tidak memerlukan
biaya tambahan lagi karena perangkat yang disimpan bisa dihapus
dan dipergunakan kembali. Untuk fasilitas audio dengan bantuan
internet juga tersedia internet secara gratis atau berbiaya murah.
c. Bisa diproduksi, materi audio dapat dengan mudah diduplikat dengan
bantuan piranti lunak dan perangkat yang sesuai.
d. Menyediakan pesan lisan untuk meningkatkan pembelajaran, siswa
yang kurang menguasai pembelajaran dengan cara visual bisa belajar
dengan mendengarkan.
e. Menyediakan informasi terbaru, siaran audio biasanya berbasis berita,
pidato, presentasi, atau penampilan langsung.
f. Menyediakan akses gratis bagi berkas-berkas audio, semua itu dapat
kita dapatkan dengan bantuan web yang tersedia di dunia maya.
g. Ideal untuk mengajar bahasa asing, memungkinkan para pembelajar
untuk mendengar dan merekam pelafalan kata-kata dalam bahasa
asing.
h. Merangsang imajinasi, karena pesan lisan disampaikan dengan lebih
dramatis sehingga akan merangsang daya imajinasi siswa.
i. Bisa diputar ulang sesering mungkin sesuai kebutuhan untuk lebih
memahami materi.
j. Portable, praktis mudah dibawa dan digunakan di mana pun dan
kapan pun.

12
k. Memudahkan penyiapan mata pelajaran, artinya pengajar bisa
merekam mata pelajaran terlebih dahulu dengan baik, untuk
kemudian diperdengarkan kepada siswa di kelas.
l. Pilihan mudah ditempatkan, artinya berkas sudio dapat dengan
mudah di tempatkan ke dalam media penyimpanan yang sesuai
dengan kebutuhan.
m. Tahan kerusakan, berkas audio yang disimpan baik di dalam CD
maupun MP3 tahan terhadap kerusakan, goresan biasa pada CD tidak
akan mempengaruhi kualitas suara (Heinich, dkk. 2002: 376-377).
2.3.2 Kelemahan
a. Perhatian terhadap hak cipta masih kurang sehingga berkas audio
dengan mudah dapat diperbanyak tanpa izin resmi (illegal). Hal
tersebut menimbulkan pelanggaran hak cipta.
b. Tidak memantau perhatian, artinya ketika rekaman audio
diperdengarkan siswa mungkin saja mendengarkan tetapi tidak
menyimak dan memahaminya dengan baik, dan guru tidak dapat
mengetahui kondisi tersebut.
c. Kesulitan dalam penentuan kecepatan, artinya dengan beragamnya
kemampuan belajar siswa guru akan sulit menentukan durasi
pemutaran dan pengulangan yang mungkin diperlukan.
d. Kebutuhan perlengkapan digital dan piranti lunak.
e. Urutan yang kaku, artinya berkas audio yang sudah terekam tidak
dapat dengan mudah dimajukan atau diundur seperti pada media
cetak.
f. Kesulitan dalan menempatkan segmen.
g. Berpotensi terjadi penghapusan yang tidak disengaja (Heinich, dkk.
2002: 377-378).

2.4 Dasar Pertimbangan dalam Penggunaan Media Audio


Ketika memilih untuk menggunakan media audio, seorang guru harus
memperhatikan terlebih dahulu tentang beberapa hal yang berkaitan dengan
penggunaan media audio. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-

13
kesalahan atau hambatan-hambatan yang dapat muncul ketika proses
pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang harus menjadi pertimbangan guru
tersebut antara lain.
 Guru perlu mempertimbangkan faktor usia siswa, karena dalam
penggunaan media audio dibutuhkan kemampuan anak dalam berpikir
abstrak. Jika perlu guru harus memodifikasi media audio sesuai dengan
tingkat kemampuan anak.
 Media audio dalam penggunaanya membutuhkan perhatian yang lebih
dari siswa, oleh karena itu diperlukan teknik-teknik khusus jika ingin
menerapkan media audio di kelas-kelas rendah.
 Media audio bersifat auditif, oleh karena itu diperlukan kontrol dalam
penggunaanya yaitu melalui penguasaan kata-kata, bahasa, dan
susunan kalimat.
 Sebelum menerapkan media audio dalam pembelajaran , perhatikan
materi pelajarannya apakah mengandung rangsangan pendengaran
yang cukup dan relevan untuk disajikan kepada siswa.
 Materi pelajaran yang akan diajarkan melalui media audio juga harus
memiliki kriteria yaitu mengajarkan kemampuan verbal, atau respon
terhadap rangsangan verbal (Anderson. 1987: 134 ;
http://paud.unnes.ac.id).

2.5 Fungsi Media Pembelajaran Audio


Pada awal sejarahnya media hanyalah sebagai alat bantu guru dalam
mengajar. Seiring dengan berkembangnya teknologi audio pada pertengahan
abad ke 20, akhirnya media audio-visual maka fungsi media pun bergeser.
Edgar Dale kemudian membuat klasifikasi menurut tingkat penggunaan media
dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut dinamakan
“kerucut pengalaman” yang dianut sebagai alat bantu untuk menentukan media
yang sesuai dengan pembelajaran (Riyana, 2012: 12-13). Sumber: hashemi-
firdaus.blogspot.com. Sedangkan dilihat dari kerucut pengalaman Edgar Dale,
maka fungsi media audio dalam pembelajaran adalah :

14
 Mengatasi keterbatasan pengalaman mendengarkan dan menyimak
yang dimiliki siswa.
 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga serta daya penglihatan.
 Media audio yang menarik dapat menimbulkan gairah belajar pada
siswa.
 Memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan auditorinya.
 Media audio dapat menghadirkan rangsangan yang sama dan
mempersamakan pengalaman.
 Media audio dapat menimbulkan sikap positif dan dapat
membangkitkan motivasi dan rangsangan siswa untuk belajar.
 Dengan media audio, peran guru dalam proses pembelajaran berubah
ke arah yang positif (Riyana. 2012: 14-15; http://repository.upi.edu).

2.6 Nilai Edukatif Media Pembelajaran Audio


Media audio memiliki fungsi dan nilai-nilai edukatif yang tidak kalah
pentingnya dibandingkan dengan media bentuk lainnya. Sebagai media
pembelajaran, media audio memiliki peranan yang sangat strategis dan
bersifat integral sebagai salah satu komponen pembelajaran. Disamping
itu,media audio mampu memberikan banyak kontribusi bagi siswa ataupun
mahasiswa yakni :
 sangat efektif untuk mengembangkan daya imajinasi siswa
 mampu menyampaikan pesan-pesan historis melalui dongengan atau
criteria
 efektif untuk membacakan karya sastra seperti puisi,sajak-sajak dan
sebagainya
 menyemangatkan belajar siswa, melalui alunan music-musik
instrumentalia
 meningkatkan kesemangatan senam atau menari yang tengah
dilatihkan
 mampu mengembangkan indra auditif atau pendengaran siswa

15
2.7 Teknik Pengembangan Media Pembelajaran Audio
Teknik pengembangan media pembelajaran audio diawali dari
penulisan naskah audio. Langkah-langkah penulisan naskah media audio
dalam bentuk media rekaman audio pembelajaran ini dirasa sangat mendesak
untuk diketahui dan dipahami bagi para praktisi atau pengembang
(developer), (Kustiono,2010).
Teknik atau langkah-langkah penulian naskah media audio pembelajran
yang menekankan pada pembahasan teknis dasar serta format naskah audio
berdasarkan kompetensi, tujuan atau indicator pembelajaran dan materi
pembelajaran yang telah dikembangkan dalam garis-garis besar isi program
media pembelajaran sebagai berikut :
 rasional perlunya dikembangkan media audio pembelajaran
 tujuan produksi media audio pembelajaran
 penyusunan GBIPMP Audio
 penyusunan Sinopsis dan treatmen
 identifikasi program audio pembelajaran
 teknis penulisan naskah audio pembelajaran
 peristilahan teknik pengembangan media audio
 keterbatasan produk media audio
selain itu juga Penulisan Naskah Audio, sebagai media yang hanya
mengandalkan pada bunyi dan suara maka dalam proses pengembangan
media jenis ini perlu direncanakan dengan baik, salah satunya yaitu melalui
penulisan naskah audio. Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan ketika
menulis program media audio.
a. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam media audio adalah bahasa percakapan,
bukan bahasa tulisan. Kalimat yang digunakan di dalamnya sebisa
mungkin adalah kalimat tunggal dan menghindari istilah-istilah sulit.
b. Musik
Ada beberapa jenis musik yang dapat digunakan dalam pengembangan
media audio yaitu.

16
a) Musik tema, yaitu musik yang dapat menggambarkan watak dan situasi
dari keadaan atau pesan yang akan disajikan.
b) Musik transisi, yaitu musik yang berfungsi sebagai penghubung dua
adegan.
c) Musik jembatan, yaitu musik yang merupakan bentuk khusus dari
musik transisi yaitu menjembatani dua buah adegan.
d) Musik latar belakang, yaitu musik yang digunakan untuk mengiringi
pembacaan teks atau percakapan.
e) Musik smash, yaitu musik yang digunakan untuk membuat
penekanan/kejutan.
c. Keterbatasan Konsentrasi, Karena adanya keterbatasan konsentrasi pada
pendengar maka sebaiknya suatu pengertian tidak hanya dibicarakan
sekali, tetapi dilakukan pengulangan-pengulangan dengan cara yang
berbeda-beda dan bervariasi hingga dapat lebih dimengerti (Sadiman, dkk.
2002: 114-117).

2.7.1. Format program pengembangan audio


Format Program Audio, diantaranya :
a. Uraian
Uraian merupakan dasar dari setiap program audio yang di dalamnya
menggambarkan adanya pembicaraan yang memberikan informasi,
penjelasan, dan penerangan sehingga pesan dapat dipahami.
b. Wawancara
Wawancara merupakan program audio yang menampilkan dua orang yang
melakukan pembicaraan guna memperoleh informasi melalui tanya jawab.
c. Diskusi
Diskusi merupakan format audio yang menampilkan pendapat dari
beberapa orang yang berbeda-beda ketika memecahkan suatu masalah.

d. Dialog

17
Percakapan antara dua orang atau lebih untuk membahas suatu masalah.
Dialog akan berjalan dengan baik atau tidak tergantung pada pengalaman,
pengetahuan, keahlian/pendidikan dan status sosial yang terlibat dalam
dialog. Dialog ini dapat dimunculkan dalam suatu drama/sandiwara dan
ceritera (http://pjjpgsd.dikti.go.id).

2.8. Mendengarkan dan Menyimak media audio


Mendengar dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda. Secara
fisiologis, mendengar merupakan proses masuknya gelombang suara ke
telinga hingga diteruskan sampai ke otak. Secara psikologis, menyimak
berawal dari adanya kesadaran dan perhatian seseorang tentang suatu
pembicaraan yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemaknaan dan
diakhiri dengan proses pemahaman (Heinich, dkk. 2002: 381).
2.8.1. Mengembangkan Keterampilan Menyimak
Mendengar adalah dasar untuk menyimak, oleh karena itu guru perlu
mengecek normal atau tidaknya kemampuan mendengar seluruh siswa
sebelum proses menyimak dimulai. Guru juga perlu memperhatikan ruang
kelas agar mendukung kegiatan menyimak, yaitu kelas harus ideal dan
mampu meredam suara berisik dan gema. Guru juga harus memperhatikan
apabila ada siswa yang sakit flu, karena hal tersebut juga mempengaruhi
kemampuan mendengar siswa (Heinich, dkk. 2002: 383).
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak, guru dapat
menggunakan teknik-teknik di bawah ini :
a) Memandu menyimak, yaitu dengan memberi siswa beberapa tujuan
dan pertanyaan sebelumnya.
b) Memberikan arahan, yaitu memberi arahan secara individual atau
kelompok melalui rekaman audio.
c) Meminta siswa menyimak gagasan utama, detail, atau kesimpulan.
d) Gunakan konteks dalam menyimak, yaitu membedakan makna dalam
konteks auditori dengan menyimak kalimat yang kata-katanya hilang
dan kemudian melengkapinya dengan tepat.
18
e) Menganalisis struktur sebuah presentasi, yaitu dengan meminta siswa
untuk menyaringkan sebuah presentasi lisan.
f) Membedakan antara informasi yang relevan dengan yang tidak relevan,
yaitu meminta siswa mengidentifikasi kata-kata yang relevan atau kata
yang tidak relevan dari sebuah presentasi lisan (Heinich, dkk. 2002:
384).

19
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Hubungan Media Pembelajaran Audio Dengan Tujuan Proses


Pembelajaran
Media audio dalam penggunaannya di sebuah kegiatan pembelajaran dapat
digunakan untuk mencapai dan mengajarkan beberapa tujuan pembelajaran di
bawah ini.
a. Tujuan Kognitif, Media audio dapat digunakan untuk mengajar pengenalan
kembali atau pembedaan rangsang audio yang relevan. Media audio juga
dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai aturan dan prinsip.
Contohnya yaitu dalam proses pembelajaran memberikan latihan
pendengaran untuk belajar mengingat atau mengucapkan kata dan kalimat
dari bahasa asing atau bahasa yang tidak dikenal.
b. Tujuan Psikomotor
Media audio dapat digunakan untuk mengajar keterampilan verbal.
Contohnya yaitu dalam proses pembelajaran memberikan kesempatan untuk
melatih respon terhadap rangsangan lisan yang diberikan. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendengar, menirukan dan melatih kata-
kata bahasa asing yang mereka pelajari.
c. Tujuan Afektif
Tujuan afektif ini dapat diperoleh melalui suasana yang diciptakan oleh musik
latar belakang, efek suara, suara narator yang dapat menyentuh hati siswa
hingga siswa dapat menunjukkan sikap yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Contohnya yaitu penggunaan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dan musik-
musik instrumental dalam program ESQ (Emosional Spiritual Question) yang
dilakukan saat kegiatan MOS Atau OSPEK mahasiswa baru ataupun
mahasiswa yang akan di wisuda.
Dalam pelaksaanaan pembelajaran menggunakan media Audio salah satunya
di Laboratorium bahasa. Labolatorium bahasa sebagai tempat untuk melatih siswa
mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi
20
pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam.
Labolatorium bahasa bisa digunakan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia,
jerman, mandarin, dan bahasa inggris.
Di laboratorium bahasa murid duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik
akustik dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang duduk di ruang kontrol
lewat headphone. Pada saat siswa menirukan ucapan guru dia juga mendengar
ucapannya sendiri lewat headphone, sehingga dia bisa membandingkan ucapannya
dengan ucapan guru. Dengan demikian ia bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang dibuatnya.
Kelebihan labolatorium bahasa lebih canggih dan praktis, sedangkan Kekurangannya
terletak pada keterbatasan dari segi peralatan, perawatan dan pengadaan tempat ini
karena relatif lebih mahal. Laboratorium bahasa digunakan tidak hanya 1 kelas saja
melainkan semua siswa di sekolah, jadi harus memerlukan perawatan extra.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Media pembelajaran audio adalah media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan verbal maupun non verbal, dimana fokus pada aspek
pendengaran sebagai penangkap informasi. Kegiatannya meliputi beberapa
unsur.
Diantaranya mendengarkan sebagai proses fisiologis otomatik
penerimaan rangsangan pendengaran, memperhatikan dengan memusatkan
kesadaran kita pada rangsangan khusus tertentu, memahami sebagai proses
pemberian makna pada kata yang kita dengar dan mengingat informasi untuk
diperoleh kembali.
Media Audio Secara umum, media audio memiliki kelebihan dan keterbatasan.
Kelebihannya: fleksibel, relative murah, ringkas, mudah dibawa (portable).
Sedangkan keterbatasannya: memerlukan peralatan khusus, memerlukan
kemampuan/ketrampilan khusus untuk pemanfaatannya.
Proses pengembangan media audio meliputi langkah-langkah dan teknik
penggunaannya. Langkah–langkah untuk mempersiapkan media audio sebagai
berikut: Mempersiapkan diri, mempersiapkan kesiapan siswa, mendiskusikan
membahas materi program audio, mendengarkan materi audio yang akan
dibahas. Teknik penggunaan rekaman, ada hal-hal yang harus diperhatikan
Kelas harus dibawa ke arah belajar mendengarkan rekaman secara aktif, guru
hendaknya mengenal dan memahami rekaman tersebut, menguasai
penggunaan rekaman dan cakap mempergunakan rekaman dalam belajar dan
kegiatan lanjutan evaluasi penilaian hasil dari media audio.

4.2 Saran
Dengan mengetahui tentang media audio diharapkan pendidik bisa
menggunakan media ini dalam pembelajaran. Dengan pemaparan penulis
mengenai proses pemilihan penggunaan media audio dalam pembelajaran
pendidik bisa dengan mudah menentukan media audio mana yg akan dipakai
22
dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran dengan menggunakan media
audio pula dapat lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran.

23
DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:


Gaung Persada Press.
Kustiono,2010. Media Pembelajaran, Konsep, Nilai Edukatf, Klasifikasi, Praktek
Pemanfaatan dan Pengembangan.Semarang :UNNES PRESS.

Sudjana, Nana. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.


Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Susilana dan Riyana,2007. Media Pembelajaran. Bandung : CV Wahana Prima

https://www.kompasiana.com/anniesabri/5512173f813311dc53bc5fd5/karlheinz-
brandenburg-penemu-mp3 diakses 23/3/2019 pukul 15.03

http://reviewmusik.com/kisah-vinyl-piringan-hitam-perekam-musik-indonesia/
diakses 23/3/2018 pukul 16.25

https://tophry.net/teknologi/mengupas-lebih-dalam-lagi-tentang-piringan-hitam/
diakses 22/3/2019 pukul 12.22

24

Anda mungkin juga menyukai