Dosen Pengampu:
Dr. Agus Purwowidodo, M.Pd.
Disusun oleh :
1. Hesti Wulandari (126204212118)
2. Intan Lailatul Badiah (126204211037)
3. Radit Ari Hernanda (126204212137)
4. Ratna Dwiyanti (126204213192)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pengembangan Media Audio-Radio dalam Pembelajaran” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Teknologi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk mengetahui dan memahami Pengembangan Media Audio-Radio
dalam Pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Agus Purwowidodo,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Teknologi Pendidikan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
Informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi
pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan
berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan
menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan
mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses
pembelajaran lebih menarik.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses
komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim
pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu
sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses
pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau
pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal,
artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa,
lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang
disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun
strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber
pelajaran.
Media pembelajaran adalah sarana yang dapat dimanipulasikan dan dapat
digunakan mempengaruhi pikiran, perasaan, perhatian dan sikap peserta didik,
sehingga mempermudah terjadinya proses pembelajaran. Pikiran, perasaan,
perhatian dan sikap peserta didik dalam pembelajaran dapat dirangsang dengan
menggunakan media pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Berbagai macam
media dan sumber yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, salah
satunya yaitu media pembelajaran dengan menggunakan media audio.
Oleh karena itu, untuk dapat melakukan peningkatan yang signifikan atau
agar pembelajaran dikatakan efektif maka digunakan media pembelajaran salah
satunya dengan menggunakan media audio. Berdasarakan uraian tersebut maka
1
dibuatlah makalah mengenai pengembangan media audio-radio dalam
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari media audio-radio?
2. Bagaimana pemanfaatan media audio dalam pembelajaran?
3. Bagaimana karakteristik media audio?
4. Apa saja jenis dan format program audio?
5. Bagaimana langkah-langkah penulisan naskah program audio?
6. Bagaimana proses produksi bahan pembelajaran audio?
7. Bagaimana evaluasi program media audio pembelajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari media audio-radio
2. Mengetahui tentang pemanfaatan media audio dalam pembelajaran
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media audio
4. Mengetahui jenis dan format program audio
5. Mengetahui langkah-langkah penulisan naskah program audio
6. Mengetahui bagaimana produksi bahan pembelajaran audio
7. Mengetahui bagaimana evaluasi program media audio pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Daryanto. Media pembelajaran. (Yogyakarta : Gava Media, 2010), hal 4
2
Sadiman, Arief S. dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 6
3
Ibid, hal 49
3
sehingga terjadi proses belajar mengajar. Media audio adalah media yang
berkaitan dengan indera pendengaran.4 Pesan yang disampaikan dituangkan ke
dalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Dengan media
audio, informasi (bahan pelajaran) dapat disampaikan dengan berbagai cara
penyampaian dan rekaman suara manusia atau suara-suara lain untuk tujuan
pembelajaran.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media audio pembelajaran
yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan
materi pembelajaran melalui suara-suara ataupun bunyi yang direkam
menggunakan alat perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada
peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
4
Nana Sudjana, dan Ahmad Rivai, Teknologi Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2003), hal. 129
5
Ibid.
4
Instalasi dalam sistem ini biasanya berupa satu record-player yang
output- nya dihubungkan dengan headphone.
3. Pengajaran untuk belajar mandiri.
Bentuk ini biasanya dilakukan dalam suatu carrel atau kotak. Tiap
kotak diperuntukkan bagi seorang siswa dan diperlengkapi dengan satu
record-player dan satu headphone.
4. Pengajaran untuk keperluan tutorial.
Materinya bisa dipergunakan secara perorangan atau secara
kelompok. Untuk tujuan ini materinya akan berisikan bimbingan atau
pengarahan dalam suatu masalah atau hal. Misalnya untuk kepentingan
pengarahan sebagai prelab; ataupun mungkin untuk bahan pengayaan
materi yang diampaikan oleh media lainnya.
5. Rekaman sebagai alat evaluasi dimaksudkan ada dua macam kegiatan:
a. Kegiatan evaluasi yang harus merespon terhadap stimulus atau
pertanyaan yang telah direkam terlebih dahulu, dan
b. Kegiatan evaluasi yang jawabannya atau hasilnya merupakan hasil
rekaman masing-masing.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, mengemukakan fungsi media audio
adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama
yang berhubungan dengan aspek- aspek keterampilan mendengarkan.
Keterampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan media audio meliputi :
1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, siswa
mengidentifikasi kejadian tertentu dari rekaman yang didengarnya.
2) Mengikuti pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pernyataan atau
kalimat singkat, siswa menandai salah satu pilihan pernyataan yang
mengandung arti sama.
3) Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menentukan urutan kejadian atau
suatu peristiwa, atau memntukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan
yang mana akibat dari pernyataan- pernyataan atau kalimat-kalimat
rekaman yang didengarnya.
4) Menentukan arti dan konteks. Misalnya, siswa mendengarkan pernyataan
yang belum lengkap sambil berusaha menyempurnakannya dengan memilih
5
kata yang disiapkan. Kata-kata yang disipakan itu berbunyi sangat mirip dan
hanya dapat dibedakan apabila sudah dalam konteks kalimat.
5) Memilah-milah informasi atau gagasan yang relefan dan informasi yang
tidak relefan. Misalnya, rekaman yang diperdengarkan mengandung dua sisi
informasi yang berbeda, dan siswa mengelompokkan informasi ke dalam
dua kelompok itu.
6) Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi.
Misalnya, setelah mendengarkan rekaman suatu peristiwa atau cerita, siswa
diminta untuk mengungkapkan kembali dengan kalimat-kalimat sendiri.6
Fungsi lain dari media audio adalah sebagi alat bantu bagi para pendidik,
karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya
memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan
pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.
6
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007) hal. 45
6
2. Kekurangan Media Audio
a. Melalui media audio kaset, dapat mendengarkan urutan penyajian yang
tetap, bahkan bila diputar kembali akan terdengar hal-hal yang sama.
Hal ini kadang-kadang membosankan.
b. Tanpa ada penyaji yang betatap muka langsung dengan pembelajar,
beberapa diantara pembelajar kurang memperhatikan penyajian itu.
c. Pengembangan program audio yang baik, akan banyak menyita waktu.
d. Penentuan cara penyampaian informasi dapat menimbulkan kesulitan
bila pendengar memiliki latar belakang serta kemampuan mendengar
yang berbeda.
e. Tidak dapat diperoleh balikan secara langsung karena hanya ada satu
jalur penyampaian informasi.
7
suaranya sendiri lewat headphonenya, sehingga dia bisa membandingkan
ucapannya dengan ucapan guru. Dengan demikian dia bisa segera
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.
5. Phonograph (gramophone)
Alat rekam ini menggunakan cakram datar yang disebut gramafon
(gramophone), yang kemudian dikenal dengan nama piringan hitam
(record) yang telah berkali-kali mengalami perkembangan pembuatannya.
Piringan hitam ini mampu merekam berbagai macam suara mulai dari
ucapan kata-kata, suara badai, kicau burung, musik simphoni, dan lain-lain.
Alat ini cocok digunakan untuk musik, drama, puisi, dongeng, tuturan
cerita, dan lain-lain.
6. Open reel tapes
Kelebihan program audio yang menggunakan pita open real tape
recorder ialah kualitas suaranya lebih bagus dibandingkan dengan pita
kaset. Open reel tape recorder ini ada yang menggunakan sistem full track
(mono) dan yang menggunakan sistem stereo. Namun, pada umumnya
program-program audio diperbanyak dalam bentuk mono.
7. Compact disc (CD)
Inovasi secara revolusioner didunia audio rekam terjadi pada tahun
1979, yakni lahirnya compact disc atau CD sebagai hasil percampuran
komputer dan tenaga laser. Compact disc atau cakram padat adalah sebuah
piringan optical yang digunakan untuk menyimpan data secara digital.
8
lain. Sifat mendasar dari uraian adalah pembicaraan, yang dimaksudkan
untuk memberikan informasi, penjelasan, dan penerangan, sehingga pesan
yang disampaikan mudah dimengerti. Format uraian sebenarnya tidak
memerlukan persiapan yang terlalu rumit, kadang tidak membutuhkan
hiasan musik atau efek suara.7
b) Wawancara
Merupakan suatu pembicaraan yang berpangkal dari pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh seorang pewawancara kepada seseorang atau
lebih untuk memperoleh informasi. Wawancara ada dua yaitu:
• Wawancara informasi, yang mengemukakan fakta-fakta dan
berlangsung dalam waktu yang wajar. Yang termasuk kategori ini
adalah wawancara berita, program dokumemter.
• Wawancara pribadi, dimaksudkan dimaksudkan untuk mnegenal
pribadi seseorang yang penting, menarik, berprestai, dan sebagainya.
c) Diskusi
Program ini merupakan pembicaraan yang meungkinkan pertukaran
ide yang mungkin penting dan berhubungan dengan pendengar secara
individual maupun kelompok. Diskusi dapat berbentuk wawancara dan
pewawancara dapat mengemukakan pendapatnya sendiri sehingga
merangsang pihak lain untuk memperdalam pokok pembicara.
d) Berita
• Bulletin berita
Merupakan suatu berita kilat yang biasanya disiarkan sesudah
koran sore telah sampai pasaran. Tetapi sekarang banyak sekali berita
penting dan ringkas berita disiarkan berjam-jam oleh stasiun radio.
• Warta Berita
Merupakan suatu bentuk siaran berita yang berisi sejumlah
kesaksian mata, ringkas pidato, laporan kejadian, komentar,
pembicaraan pendek, dan wawancara yan sedikit banyak sama dengan
koran, termasuk gambar-gambar dan artikel.
e) Program documenter
7
Sulistiowati, dkk. Media Audio Pembelajaran. (Surabaya: Unesa, 2018) hal 3-4
9
Berisi tentang peristiwa yang sesungguhnya terjadi atau telah terjadi
dimasa lampau. Ciri program documenter adalah adanya narrator, narasi,
actor, dan suara orang, dan kombinasi keduanya, menggunakan efek suara
(sound effect) dan musik.
f) Drama audio
Merupakan sandiwara yang mengandung masalah atau konflik
kejiwaan. Drama audio bersifat ganda, selain terikat pada kaidah drama juga
harus sesuai untuk media audio (radio).
g) Program feature dan majalah udara
Kedua program tersebut memiliki kesamaan. Perbedaan yang pokok
adalah program majalah udara mempunyai dua tema atau lebih dalam suatu
acara. Sedangkan program feature biasanya terbatas pada satu tema dalam
satu waktu atau acara yang digunakan untuk membahas tema tersebut.
Keistimewaan bentuk program feature adalah acaranya bervariasi, tetapi
dirangkaikan dalam satu kesatuan penuturan cerita nyata yang kompak
mengenai satu permasalahan tertentu.
Tujuan program feature ialah memberikan pendapat atau penerangan
melalui penggunaan suara atau bunyi, baik di studio maupun di luar studio.
Program majalah udara materinya berubah sesuai dengan penyajian. Pokok
bahasannya hanya dibahas dalam beberapa menit. Majalah udara tepat
untuk menyampaikan informasi praktis yang diselingi dengan musik atau
hiburan.
h) Reportase
Dimaksudkan untuk memberikan laporan langsung dari tempat
kejadian mengenai peristiwa penting yang dibutuhkan oleh sasaran
pendengar untuk diketahui.
i) Dialog atau monolog
Merupakan bentuk yang dilakukan oleh beberapa pelaku dalam
dialog, sedangkan bentuk monolog merupakan bentuk dialog yang
pelakunya hanya seorang misalnya dalang. Dalam bentuk monolog orang
yang melaksanakannya sebagai pelaku harus orang yang sudah terampil
sekali dalam memerankan untuk beberapa orang. Bentuk ini kita gunakan
10
bilamana kita ingin menunjukan kepada pendengar, bagaimana pemecahan
suatu masalah. Bisa juga dengan melakukan pertukaran pendapat dalam
dialog ini.
8
Ibid, hal 5
11
• Hold Up : Bunyi ditetapkan berada pada posisi keras.
• Hold Under : Bunyi ditetapkan berada pada posisi rendah
• Cross Fade : Musik atau suara yang terdahulu perlahan-lahan menurun
sementara suara-suara baru perlahan-lahan naik, sampai suara yang
lama menghilang. Dan suara yang baru mengeras.
• On mike : Berbicara dekat dengan dengan mikrofon
• Off Mike : Berbicara dekat dengan mikrofon.
• Fading On : Pembicaraan sambil mendekat ke mikrofon.
• Fading Off : Pembicaraan sambil menjauh dari mikrofon.
2. Beberapa Petunjuk untuk Menulis Naskah Audio
Menyusun penulisan naskah media audio perlu memperhatikan hal-
hal yang berikut:
1) Gaya bahasa audio/radio hendaknya menggunakan:
a. Kata-kata yang sederhana, populer, sopan dan mengesankan.
b. Angka-angka yang bulat.
c. Susunan kalimat yang logis, rapi, dan ringkas.
d. Susunan kalimat yang bergaya obrolan dan santai.
Berdasarkan sifat pendengar yang heterogen, pribadi, selektif, dan
aktif, maka harus digunakan:
• Kata-kata yang populer yang umum digunakan,
• Kata-kata yang sopan,
• Kata-kata yang mengesankan,
• Pengulangan kata-kata yang penting,
• Susunan kalimat yang logis.
2) Kelincahan
Naskah audio/radio harus dapat memikat pendengarnya sehingga
digunakan:
• Kata-kata yang konkrit,
• Pendekatan yang segar/humor.
3) Keanekaragaman
Maksudnya adalah memberi warna yang bervariasi sehingga dapat
menarik perhatian pendengar, maka digunakan:
12
• Kalimat yang berbeda panjangnya,
• Adanya selingan.
4) Penggunaan kata-kata, musik dan sound effect dengan tepat.
Perpaduan antara kata-kata, musik dan efek suara (sound effect)
merupakan daya tarik tersendiri dalam siaran audio, agar perpaduan
tersebut tidak menggangu pesan-pesan yang akan disampaikan, maka
penulis naskah harus berhati-hati dalam mamadukan ketiganya.9
3. Langkah-langkah Penulisan Naskah Audio
Ada beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam penulisan naskah
audio, yaitu 1) Menentukan topik, 2) Melakukan riset pendengar, 3)
Merumuskan tujuan, 4) Menentukan pokok-pokok materi program, 5)
Menulis draft naskah. Untuk lebih memahami langkah-langkah tersebut,
maka berikut ini akan diuraikan satu per satu.
1) Menentukan Topik
Hal yang perlu dipahami penulis naskah dalam menentukan topik
yaitu materinya harus memiliki sifat auditif. Maksudnya pilihlah materi-
materi yang benar-benar dominan mempunyai sifat auditif. Oleh karena
itu pemilihan topik ini perlu dilakukan secara cermat, tepat, dan dapat
dipertanggung jawabkan kebenaran isinya.
2) Melakukan Riset Pendengar/Audience
Riset pendengar dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik
calon pendengar kita. Karakteristik pendengar sangat penting untuk
diketahui seorang penulis naskah, karena ketepatan dalam
mengidentifikasi karakteristik/sifat-sifat pendengar akan menentukan
tingkat efektivitas/pemahaman pesan yang disampaikannya. Ada
beberapa hal yang perlu dipertanyakan sehubungan dengan riset
pendengar ini, seperti siapa calon pendengar kita? Berapa usia calon
pendengar kita? Pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki atau
tingkat pendidikan yang mereka miliki? Bagaimana Kebiasaan dan gaya
belajar calon pendengar kita? Dan apa bahasa yang kebanyakan mereka
kuasai?
9
Susilaningsih, Pengembangan Media Audio/Radio, (Malang:UM 2015), hal 55-56
13
3) Merumuskan Tujuan/kompetensi
Penetapan tujuan atau kompetensi serta indikator keberhasilan
sangat penting dilakukan seorang penulis naskah sebelum menulis
naskah agar penulis naskah memiliki arah yang jelas, sehingga dalam
penyajian program dapat diikuti oleh pendengar dengan baik dan dapat
diukur keberhasilannya. Oleh karena itu tujuan/ kompetensi dan
indikator keberhasilan harus dirumuskan dengan jelas sebelum menulis
naskah audio.
Tujuan merupakan pernyataan yang menunjukkan perilaku yang
harus dapat dilakukan siswa/individu setelah mengikuti proses
pembelajaran/kegiatan tertentu. Dalam pembelajaran, ada dua jenis
tujuan:
1. Standar Kompetensi (SK)
2. Kompetensi Dasar (KD)
Yang selanjutnya Kompetensi Dasar dijabarkan ke dalam
indikator, ketiga hal ini dapat dilihat dari kurikulum. Kemudian
indikator dikembangkan lagi menjadi tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ini harus dikembangkan oleh guru.
Ada kriteria dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran dikatakan lengkap apabila mempunyai empat unsur, yaitu:
ABCD
A. Audience : Sasaran atau kepada siapa tujuan pembelajaran
ditujukan.
B. Behaviour : Perilaku yang diharapkan dapat dilakukan siswa pada
akhir pembelajaran.
C. Condition : Kondisi yang diharapkan dapat mendemonstrasikan
kemampuan/ketrampilan dari pembelajaran.
D. Degree : Tingkat keberhasilan yang diharapkan dapat dicapai siswa.
4) Menentukan Pokok-pokok materi
Setelah tujuan/kompetensi dirumuskan, maka langkah selanjutnya
yaitu menentukan materi program. Dalam menentukan materi program,
penulis naskah cukup menuangkan kerangka isi/pokok-pokok materi
14
penting yang akan dibahas secara sistematis. Uraian tentang pokok-
pokok materi penting yang akan dibahas. Uraian tentang pokok-pokok
materi ini selanjutnya dijabarkan menjadi sebuah ringkasan ceritera
pendek yang menggambarkan seluruh materi yang diaudiokan/
dikasetkan. Ringkasan ceritera yang biasa dinamakan sinopsis.
Kemudian sinopsis dijabarkan lagi menjadi treatment.
5) Menulis draft Naskah Audio
Setelah sinopsis dan treatment dijabarkan, penulis naskah dapat
memulai menuangkan materi ke dalam full script/naskah penuh program
kaset audio. Penulis naskah dapat memulai menuangkan materi ke
dalam fullscript program kaset audio. Penulis naskah bebas memilih
bentuk atau format naskah program kaset audio sesuai dengan yang
diingini serta sesuai tujuan yang ingin dicapai. Secara teknis dalam
menulis naskah lembaran kertas dibagi dua yaitu sebelah kiri dan kanan.
Sebelah kiri berisi hal-hal petunjuk seperti pelaku, musik dan efek
suara/sound effect (FX) sedangkan sebelah kanan berisi narasi yang
akan direkam. Adapun formatnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Setelah draft naskah disusun, maka agar diperoleh hasil yang lebih
baik, maka perlu dilakukan review naskah. Review naskah dilakukan
oleh berapa unsur seperti penulis naskah, ahli bidang studi, ahli media,
dan pihak terkait lainnnya. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang biasa
diajukan seperti:
1. Apa masih ada kata-kata sulit?
2. Apa kalimatnya masih terlalu panjang?
15
3. Apa kalimatnya masih terlalu serius?
4. Apa tulisannya sudah menarik?
5. Apa sudah sesuai waktu yang tersedia?
6. Apa materinya sudah benar?
Berdasarkan review tersebut maka naskah perlu direvisi lagi atau
tidak, jika perlu maka dilakukanlah revisi, dan jika tidak maka naskah
siap rekam.10
10
Sulistiowati, dkk. Media Audio Pembelajaran. (Surabaya: Unesa, 2018) hal 8-10
16
di luar studio. Pada kegiatan ini para pemain berlatih berbagai hal seperti
membaca dan berdialog dengan pemain lain sesuai yang tertulis dalam
naskah. Hal ini dilakukan agar hasil rekaman berkualitas. Sedangkan latihan
basah lebih ditekankan pada latihan beklerja sama antara pemain dengan
para teknisi. Namun demikian jika waktunya tidak memungkinkan untuk
latihan basah, maka setidaknya latihan dilakukan untuk bagian-bagian yang
dianggap sukar saja.
4. Rekaman
Langkah terakhir dari produksi yaitu rekaman. Rekaman pada tahap
awal yaitu rekaman yang dilakukan dengan menggunakan open reel. Setelah
itu dilakukan editing, kemudian dibuat masternya, dan selanjutnya dibuat
duplikatnya sesuai kebutuhan.11
11
Ibid, hal 12-13
12
Arthana, Ketut.P.dkk. Evaluasi Media Pembelajaran, (Surabaya: Unesa, 2005) hal 55
17
sebagian saja, kemudian bagian-bagian apa saja yang perlu diperbaiki
dan sebagainya.
b. Apakah media yang dihasilkan dapat diterapkan di tempat lain dengan
sasaran yang sama, atau di tempat lain dengan sasaran yang berbeda atau
di tempat sama dengan sasaran yang berbeda.
c. Dari segi bahasa kita akan mengetahui apakah bahasa yang digunakan
di dalam media audio pembelajaran cukup sederhana sehingga mudah
dipahami oleh peserta didik atau tidak.
d. Para penyaji media apakah cukup kemunikatif atau tidak
e. Bagaimana para pemainnya dimata peserta didik apakah cukup menarik
atau tidak.
f. Musik serta sound effectnya bagaimana, apakah dapat memperjelas
penyampaian materi atau tidak.
g. Bagaimana dengan volume, dan kejernihan suaranya apakah sudah
bagus sehingga mudah ditangkap oleh pendengar secara normal.
h. Bagaimana dengan urut-urutannya apakah sudah sesuai atau belum.
i. Bagaimana dengan durasi, apakah sudahideal atau belum.
j. Apakah terdapat kesesuaian antara materi yang disajikan dengan
kurikulum.
k. Apakah tujuan pembelajaranyang ingin dicapai dalam pemutaran media
tercapai atau tidak.
l. Apakah peserta didik yang menjadi sasaran program mengalami
peningkatan pengetahuan/ ketrampilan setelah memanfaatkan media
audio pembelajaran atau tidak.
m. Di mana letak daya tarik media? Apakah pada judulnya, materi
pembelajarannya, cara penyampaian materi pembelajaran,dan
sebagainya.13
3. Bentuk Evaluasi Media Audio Pembelajaran Sebagaimana sistem
pembelajaran pada umumnya.
Evaluasi media audio pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif
13
Ibid,56
18
adalah proses evaluasi yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
efektivitas dan efisiensi media untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Selanjutnya, data yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan media agar lebih efektif dan efisien. Evaluasi sumatif
merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan apakah media yang
dibuat dapat digunakan, benar-benar efektif atau tidak setelah media
tersebut mendapatkan perbaikan atau penyempurnaan.
Evaluasi formatif sedikit lebih kompleks karena di dalamnya terdiri
dari tiga tahapan, yaitu: evaluasi satu lawan satu atau one to one evalaution,
evaluasi kelompok kecil atau small group evaluation, dan evaluasi lapangan
atau field group evaluation. Evaluasi formatif biasanya dilaksanakan selama
pengembangan dengan maksud memperbaiki produk atau program.14
Evaluasi sumatif adalah kelanjutan dari evaluasi formatif di mana
media yang telah diperbaiki dan disempurnakan tersebut kemudian diteliti
kembali apakah media tersebut layak digunakan atau tidak dalam situasi-
situasi tertentu. Evaluasi sumatif dilakukan setelah pengembangan program
berakhir. Evaluasi ini lebih memfokuskan pada hasil atau akibat dan
ditujukan untuk memberikan informasi tentang kegunaan atau sebuah
program.15
Evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai kelayakan suatu program
(Nana syaodih, 2009:122). Evaluasi sumatif dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh secara keseluruhan dari media audio pembelajaran
bagi peserta didik. Pengaruh disini terutama dalam hubungannya dengan
manfaat yang diperoleh peserta didik yang menjadi sasaran media audio
pembelajaran yaitu terserapnya pesan-pesan pembelajaran oleh peserta
didik. Evaluasi di sini ingin membuktikan apakah program bermanfaat atau
tidak, seandainya bermanfaat apakah dari segi pembiayaan cukup efisien,
dan sebagainya. Evaluasi ini dilaksankan oleh pihak ketiga yaitu orang-
orang yang dianggap netral, dan tidak terlibat secara langsung dalam proses
produksi media audio pembelajaran.
14
Sungkono.2003. Evaluasi Media. staff.uny.ac.id/sites/.../sungkono.../evaluasi-media.pdf.
15
Rahadi, Aristo. Evaluasi Pengembangan dan Pemanfaatan Media. (Yogyakarta: 2016)
19
4. Evaluasi Media Audio Pembelajaran dari Aspek Materi (Content)
Walter& Hess dalam Arsyad memberikan dua macam kriterai dalam
mereview perangkat lunak yang berkaitan dengan isi (content) materi, yaitu
kualitas isi dan tujuan dan kualitas instruksional. Dalam Warsita (2008: 252)
di jelaskan kriteria dalam mengevaluasi program media audio pembelajaran
dari aspek materi (content) yaitu sebagai berikut:
a. Ketepatan/ keakuratan materi.
b. Kedalaman dan keluasan materi.
c. Kesesuaian materi dengan kurikulum.
d. Kesesuaian audio dengan materi.
e. Kacukupan (sufficiency) materi.
f. Kejelasan uraian materi danpemberian contoh.
g. Kemutakhiran.
5. Evaluasi Media Audio Pembelajaran dari Aspek Media
Dalam bukunya Teknologi Pendidikan Landasan dan Aplikasinya
Warsita (2008: 253) dijelaskan kriteria dalam mengevaluasi program media
audio pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Daya tarik teaser/opening.
b. Keterbacaan.
c. Musik (penempatan, kesesuaian,manfaat).
d. Kejelasan narasi (intonasi, dialek,pengucapan).
e. Kejernihan suara.16
16
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008) Hal 52-53
20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Media audio pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara-
suara ataupun bunyi. Manfaat yang akan diperoleh jika pendidik memanfaatkan
media audio ataupun radio sebagai media pembelajaran adalah tugas pendidik
akan lebih ringan jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan media audio.
Karakteristik atau sifat media audio diantaranya: (1) Hanya mengandalkan
suara (indera pendengaran), (2) Personal, (3) Cenderung satu arah, (4) Mampu
menggugah imaginasi. Jenis-jenis media audio pembelajaran : radio, tape
recorder, rekaman audio tape, laboratorium bahasa, gramaphone, open reel
tapcs, CD. Format program berkaitan dengan bentuk pengajaran yang
pemilihannya berdasarkan pada: tujuan, sasaran, kemampuan menyusun
naskah, dan fasilitas yang tersedia.
Tujuan penulisan naskah adalah sebagai penuntun kita dalam
memproduksi program audio. Penuntun dalam merekam suara yang akan
dipakai dalam penyajian materi. Program audio akan lebih indah dan menarik
apabila dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengarnya. Dalam
menuliskan naskah audio, kita juga harus memperhatikan langkah-langkah
dalam penulisan naskah audio. Ada beberapa langkah yang perlu ditempuh
dalam penulisan naskah audio, yaitu 1) Menentukan topik, 2) Melakukan riset
pendengar, 3) Merumuskan tujuan, 4) Menentukan pokok-pokok materi
program, 5) Menulis draft naskah.
21
DAFTAR PUSTAKA
22