Dosen Pembimbing :
Sugiarti, M.Pd.
Disusun Oleh :
1. Mas Agus Abdul Rahman Ramadhan (2111240169)
2. Tisa Myati (2111240166)
3. Nova Nur Yuli Yanti (2111240161)
4. Levy Satriani (2111240169)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB V PENUTUP..............................................................................................8
A. Kesimpulan ..........................................................................................8
B. Saran .....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan dimana terjadi proses transfer pengetahuan
seta nilai yang dilakukan oleh guru pada peserta didiknya. Dalam hal ini guru
merupakan aspek yang sangat penting, dimana peranannya merupakan sal;ah satu
faktor keberhasilan proses pendidikan tsb. Sehingga, diharapkan seorang guru tidak
hanya menguasai materi pembelajaran, tapi juga menguasai komponen lain yang
juga mendukung proses pembelajaran, seperti kemampuan untuk menggunakan dan
menciptakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Karena tidak dapat
dihindari lagi, dengan perkembangan tekgnologi yang terjadi dengan amat pesat
diera ini, penggunaan media pembelajaran sangat dibutuhkan oleh seorang guru,
supaya lebih bisa mengefisienkan metode yang dilakukan, pun pada kenyataannya,
penggunaan media ini sangat membantu proses pembelajaran, baik didalam maupun
diluar kelas.
Guru bisa menggunakan fasilitas yang tersedia untuk dijadikan media
pembelajaran upaya dapat membantu siswa dalam kegiatan belajar mengajar, namun
demikian, penggunaan media, haruslah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
siswa, sehingga penggunaannya bisa lebih efektif dan membantu merangang minat
dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Ada berbagai macam media pembelajaran, meliputi media visual, media audio,
media audio visual, media komputer dan berbagai media lainnya yang memiliki
karakteristik masing masing, seperti yang telah dikatakan bahwa penggunaan media
haruslah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa, karena penggunaan media
secara berlebihan dalam kegiatan belajar mengajar akan mengaburkan tujuan dan isi
dari pembelajaran, sehingga seorang guru perlu memahami jenis media yang akan ia
gunakan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media audio ?
2. Apa jenis-jenis media audio ?
3. Apa ciri dan contoh media audio ?
4. Bagaimana merancang bahan media audio ?
5. Bagaimana penggunaan media audio dalam pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian media audio.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis media audio.
3. Untuk mengetahui ciri dan contoh dari media audio.
4. Untuk mengetahui bagaimana merancang bahan media audio.
5. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media audio dalam pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sadiman, Arief S. dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 49
2
Nana Sudjana, dan Ahmad Rivai, Teknologi Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2003), hal. 129
3
diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat
pemutarnya.
Media Audio maupun Radio seringkali diartikan media yang sama sebab dua-
duanya merupakan media pembelajaran yang berbasis suara atau bunyi. Audio
berasal dari kata audible, yang artinya suara yang dapat didengarkan secara wajar
oleh telinga manusia.Kemampuan mendengar telinga manusia berada pada daerah
frekuensi antara 20 sampai dengan 20.000 Hertz. Di luar itu, manusia tidak mampu
lagi mendengarkannya. Ketika temannya menyanyi dan membaca puisi, mereka bisa
mendengarkannya dengan baik, karena frekuensi suara yang dikeluarkan oleh
kedua temannya tersebut masih berada pada daerah frekuensi antara 20 hingga
20.000 hertz. Sebailknya ketika melihat sekawanan semut yang sedang berjalan
mereka tidak mendengarkan apa-apa, padahal sebenarnya gerakan semut
tersebut juga mengeluarkan bunyi, hanya saja frekuensi bunyi yang dikeluarkannya
di bawah 20 hertz, sehingga telinga kita tidak mampu mendengarkannya.3
Demikian pula ketika diminta untuk mendengarkan bunyi gerakan evolusi
maupun revolusi bumi, telinga kita juga tidak mampu mendengarkannya, hal ini
karena frekuensi suara yang dikeluarkannya melebihi 20.000 hertz, sehingga kita
tidak mampu untuk menangkap bunyi dari gerakan bumi yang kita tempati ini.
Kaitannya Audio sebagai media pembelajaran, maka suara-suara ataupun bunyi
direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan
kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutar. Jika
suara/bunyi tadi diperdengarkan ke peserta didik melalui stasiun pemancar Radio,
maka disebut media tersebut dikatakan sebagai Radio.
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa media audio sebagai media pembelajaran ,
dapat disimpulkan bahwa Media Audio yaitu sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara -
3
Arsyad, azhar. 2013. Media Pembelajaran.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
2003. Pemanfaatan Media Audio dan Radio Untuk Pendidikan, Pusat Teknologi Komunikasi
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
4
suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian
diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat
pemutarnya.
5
WAV atau Waveform audio format, merupakan salah satu format
penyimpanan file audio yang dirancang dan dikembangkan oleh Microsoft dan
IBM. Perangkat yang diperlukan untuk memutar alat ini adalah iPod.
6. Radio dan audio streaming
Melalui radio streaming. Kita dapat mendengarkan materi siaran secara
langsung (live) dengan mengaksesnya via internet.
6
1. Media hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berpikir abstark
2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding
media lainnya, oleh karena itu dibutuhkan teknik teknik tertentu dalam belajar
menggunakan media ini
3. Karena sifatnya yang auditif, jika ingin memperoleh hasil belajar yang baik
diperlukan pengalaman secara visual, sedangkan kontrol belajar bisa
dilakukan melalui penguasaan pembendaharaan kata kata, bahasa dan
susuanan kalimat.
Diantara media audio tersebut ada beberapa contohnya antara lain yaitu
radio, tape recorder (pita perekam) dan laboratorium bahasa.
7
listening ,membuat anak bisa berlatih lebih fokus dalam mendengarkan anak juga
bisa lebih cepat untuk mengahafal kosa kata dan juga bisa dikatakan efektif, karena
siswa akan lebih tidak bosan dengan metode pembelajaran audio, oleh sebab itu
siswa lebih mudah untuk menangkap materi yang akan disampaikan oleh guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Segala sesuatu yang kita nikmati keberadaannya kita terima begitu saja tanpa
membayangkan betapa sulitnya meraih, antara lain bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan, kemerdekaan, dan pembangunan-pembangunan yang kita nikmati saat ini.
Maka, tanggung jawab generasi saat ini terutama sejak sekolah dasar adalah
bagaimana mempertahankan apa yang telah ada dan jauh lebih penting lagi
mengembangkannya. Untuk mengemban misi itu, kesatuan dan persatuan amat
dibutuhkan mengingat begitu banyaknya rintangan-rintangan yang dihadapi bangsa
Indonesia. Masalah persatuan dan kesatuan bangsa bukan hanya diperlukan pada saat
bangsa Indonesia menghadapi kekuasaan asing saja, melainkan terus diperlukan
hingga sekarang, agar kemerdekaan bangsa dan negara yang berhasil dicapai oleh
para pendahulu kita tidak digoyah dan hancur di tangan kita. Persatuan dan kesatuan
menjadi vaksin penenang keonaran dan kekicruhan kondisi bangsa, sekaligus
menjadi harga mati yang harus senantiasa dikedepankan dan dijaga dengan baik.
“Persatuan dan kesatuan yang dibangun bangsa Indonesia bukanlah uniformasi,
dan juga bukan untuk meniadakan kemajemukan masyarakat. Karena itu, harus
didasari bahwa persatuan dan kesatuan nasional yang kita inginkan adalah persatuan
dan kesatuan yang tetap menghargai pluralisme dan sekaligus menghormati dan
memelihara keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Atau, dengan kata lain,
8
kita tetap menginginkan adanya Bhinneka Tunggal Ika,” Dan kemajemukan
masyarakat bukanlah merupakan hambatan atau kendala bagi penguatan persatuan
dan kesatuan bangsa, bahkan kemajemukan merupakan potensi dan kekuatan yang
amat kaya untuk memajukan bangsa dan negara.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, maupun dari segi
pengetikan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang membangun, supaya kami tidak lagi mengulangi kesalahan-
kesalahan tersebut dalam makalah kami berikutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Annurua, Q. A., & Nurani, F. (2019). Tanggung Jawab dalam Menjaga Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia. Jurnal SSBI Universitas Brawijaya, 1–5.
Heroick, H. (2019).
Jurnal Tentang Persatuan Dan Kesatuan 20191028 37456. Dinamika Persatuan &
Kesatuan Bangsa Dalam Konteks KRI, 10, 5–7.
Ade Makmur Kartawinata. 1999. Persatuan dan Kesatuan Bangsa: Suatu renungan
Pembentukan Indonesia Merdeka Ke Arah Kebudayaan Kebangsaan.
Bandung: Primaco Akademika
Hamid, Solihin Ichas, et al. "Implementasi Nilai Persatuan dan Kesatuan Bangsa
dengan Model Pembelajaran Role Playing di Sekolah Dasar." Jurnal
Basicedu 5.6 (2021): 5731-5738.
Aprilia Nur Kurniawati. (2019) Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Klaten :
Cempaka Putih