Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

WORKSHOP MATEMATIKA

MEDIA AUDIO
( JENIS KEMASAN, FORMAT, DAN BAHASA MEDIA AUDIO)

Dosen Pembimbing : Dr. Warli, M.Pd.

Oleh : Kelompok 6
Nur Azizah (1104170015)
Desi Istiqayanti (1104170019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2020
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji yukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Workshop Matematika.
Makalah Workshop Matematika ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun informasi kepada pembaca.

Tuban, 25 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Pengertian Media Audio
B. Jenis-jenis Kemasan Media Audio..................................................................3
C. Format Media Audio.......................................................................................3
D. Bahasa Media Audio.......................................................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................5
A. Kesimpulan.....................................................................................................5
B. Saran................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan komunikasi suara sebenarnya telah melalui sejarah yang
lama. Dalam tahun 1844 Samsul F.B Morse mengirim berita lewat kawat dari
Baltimore ke Washington, maka lahirlah telegrafi. Kemudian Alexander
Graham Bell berpikir “Kalau bunyi bisa disalurkan melalui kawat, mengapa
suara tidak?”. Maka pada tanggal 14 Februari tahun 1875 untuk pertama kali
Bell melakukan percakapan lewat telepon. Dan sejak Guglielmo Marconi
untuk pertama kali dalam tahun 1896 mengirim dan menerima pesan (suara)
tanpa kawat. Sembilan tahun kemudian suara manusia dapat disiarkan
keseluruh dunia melalui radio. Demikian pula pemakaian alat perekam suara
baru dimulai sejak tahun 1877, ketika Thomas Edison menemukan Phonograf.
Kemudian melalui alat inilah orang merekam suara melalui piringan hitam.
Berkat kemajuan teknologi, kini orang dapat pula merekam suara dengan alat
perekam suara yang disebut “Caseete Tape Recorder”. Dengan alat terakhir ini
kita dapat memperoleh beberapa keuntungan yang tidak dimiliki oleh alat
perekam suara yang ada sebelumnya.
Pada umumnya keberadaan media audio muncul karena keterbatasan
kata-kata, waktu, ruang, dan ukuran. Ditambahkan juga bahwa media
pembelajaran audio berfungsi sebagai sarana yang mampu menyampaikan
pesan sekaligus mempermudah penerima pesan dalam memahami isi pesan.
Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya
diterima melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut
dibahas Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape
Recorder). media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang
berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat
perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali
kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.

iv
Media Audio Menurut Sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk
menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang –
lambang auditif, baik verbal ( ke dalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun
non verbal. Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) Media Audio
untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar – mengajar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas maka rumusan masalah adalah seabagai berikut:
1. Apa pengertian media audio ?
2. Apa saja jenis-jenis kemasan media audio?
3. Bagaimana format dari media audio?
4. Bagaimana bahasa dalam media audio?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian media audio.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari kemasan media audio.
3. Untuk mengerti kemasan dari media audio.
4. Untuk memahami bahasa yang digunakan dalam media audio.

v
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Media
Media merupakan suatu alat atau fasilitator pembelajar untuk
menyampaikan tujuan pembelajaan. Media digunakan untuk mempermudah
pembelajaran. Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya
perantara atau pengantar. Banyak pakar media yang memberikan batasan tentang
media. Media berasal daribahasa latin medius yang secara harfiah berartu
‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Menurut Asosiation of Education
Comunikation Technology (AECT) dalam Rudi (1997: 6), media merupakan
segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
Wijayakusuma (2009) menyatakan pengertian media adalah alat bantu apa saja
yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Briggs dalam Rudi (2009: 6), bahwa media merupakan
alat untuk memberikan stimulus atau dorongan bagi siswa dalam proses
pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dengan materi pembelajaran yang
disampaikan dapat merangsang siswa untuk mampu mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Media juga dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa, merangsang kegiatan belajar dan dapat meningkatkan kemampuan siswa
terhadap informasi yang disimak. Salah satu media yang dapat digunakan dalam
kegiatan menyimak adalah media audio.
Menurut Heinich, 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim, 2001 (Daryanto, 2010: 4), kata
media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan
sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju
penerima. Menurut Gagne (Arief S. Sadiman, dkk.,2009: 6), media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat memberikan
stimulus untuk belajar. Sementara itu, Briggs (Arief S. Sadiman,dkk.,2009:
6),berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang peserta didik untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai
adalah contoh-contohnya. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala bentuk perantara atau pengantar yang dapat

vi
digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim (pendidik) menuju penerima
(peserta didik) dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatia n peserta didik agar proses  belajar
mengajar dapat terjadi.
Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya
diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio yaitu media
yang berkaitan dengan indera pendengaran . Pesan
yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal
(kedalam kata-kata/bahasalisan) maupunnon verbal. Dengan kata lain media jenis
ini hanya melibatkan indera dengar. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi ketiga (Tim Penyusun, 2007: 76) media audio merupakan alat peraga yang
bersifat dapat didengar. Daryanto (2010: 37) memaparkan bahwa audio berasal
dari kata audible yang artinya suaranya dapat diperdengarkan secara wajar oleh
telinga manusia. Bahan ajar audio merupakan salah satu jenis bahan ajar non-
cetak yang di dalamnya mengandung suatu sistem yang menggunakan sinyal
audio secara langsung, yang dapat dimainkan atau diperdengarkan oleh pendidik
kepada peserta didiknya guna membantu mereka dalam menguasai kompetensi
tertentu (Andi Prastowo, 2011: 264). Menurut Arief S. Sadiman, dkk.(2009: 49)
mengatakan bahwa media audio adalah media untuk menyampaikan pesan yang
akan disampaikan dalam bentuk lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam
kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal.
Media Audio maupun Radio seringkali diartikan media yang sama sebab dua-
duanya merupakan media  pembelajaran yang berbasis  suara atau bunyi.  Audio
berasal dari  kata audible, yang artinya suara yang  dapat  didengarkan secara
wajar oleh telinga manusia.Kemampuan mendengar  telinga manusia berada pada
daerah frekuensi  antara 20 sampai dengan 20.000 Hertz. Di luar itu, manusia
tidak mampu lagi mendengarkannya. Ketika temannya menyanyi dan membaca
puisi, mereka bisa mendengarkannya dengan baik,  karena frekuensi  suara yang
dikeluarkan oleh kedua temannya tersebut  masih berada pada daerah
frekuensi  antara 20 hingga 20.000 hertz. Sebailknya ketika melihat sekawanan
semut yang sedang berjalan mereka tidak mendengarkan apa-

vii
apa,  padahal  sebenarnya gerakan semut tersebut  juga mengeluarkan bunyi,
hanya saja frekuensi bunyi yang dikeluarkannya di bawah 20 hertz, sehingga
telinga kita tidak  mampu mendengarkannya.  Demikian pula ketika diminta untuk
mendengarkan bunyi gerakan evolusi maupun revolusi bumi, telinga kita juga
tidak mampu mendengarkannya, hal ini karena frekuensi suara
yang  dikeluarkannya melebihi  20.000 hertz,  sehingga  kita tidak  mampu untuk
menangkap bunyi dari gerakan bumi yang kita tempati ini. Kaitannya Audio
sebagai media pembelajaran, maka suara-suara ataupun bunyi direkam  dengan
menggunakan alat  perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali  kepada
peserta didik  dengan menggunakan sebuah alat pemutar.  Jika suara/bunyi tadi
diperdengarkan ke peserta didik melalui stasiun pemancar Radio, maka disebut
media tersebut dikatakan sebagai Radio.
Berdasarkan  uraian tersebut, bahwa media audio sebagai media pembelajaran ,
dapat disimpulkan bahwa Media Audio  yaitu sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara -
suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian
diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat
pemutarnya. 

B. Jenis-jenis Kemasan Media Audio


1. WAV (WAVE-form)
WAV adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris
“waveform”.WAV merupakan standar format berkas audio yang
dikembangkan oleh Microsoft dan IBM. WAV ini adalah format utama
untuk menyimpan data audio mentah pada Windows dan menggunakan
metode yang sama dengan AIFF Apple untuk menyimpan data.
WAV umumnya digunakan untuk menyimpan audio tanpa kompresi,
file suara berkualitas CD. File ini berukuran besar, sekitar 10 MB per
menit. File .wav juga dapat berisi data terkodekan dengan beraneka ragam
codec untuk mengurangi ukuran file. Akan tetapi untuk keperluan
mengoleksi musik, transfer via internet dan memainkan di player portable,

viii
format ini kurang popular dibandingkan dengan MP3, Ogg Vorbis dan
WMA dikarenakan ukuran file yang sangat besar.
Ekstensi : .wav atau .wv
Kelebihan:
 WAV biasanya menggunakan coding PCM (Pulse Code Modulation).
Dengan cara ini , detail tidak hilang ketika audio analog didigitalkan
dan disimpan. Ini membuat format WAV (menggunakan PCM)
menjadi pilihan untuk mengedit audio high-fidelity.
 Software yang dapat menciptakan WAV dari Analog Sound misalnya
adalah Windows Sound Recorder
 WAV adalah data tidak terkompres, sehingga seluruh sampel audio
disimpan semuanya di harddisk.  
Kekurangan:
 Maksimal ukuran file WAV adalah 2GB.
 WAV jarang sekali digunakan di internet karena ukurannya yang
relative besar.

2. AAC (Advanced Audio Coding)


AAC adalah file format audio yang berbasis MPEG2 dan MPEG4.
AAC bersifat lossy compression (data hasil kompresi tidak bisa
dikembalikan lagi ke data semula, karena setelah dikompres terdapat data-
data yang hilang). File AAC dikembangkan oleh Motion Picture Expert
Group (Fraunhofer Institute, Dolby, Sony, Nokia dan AT&T). File AAC
dikompresi dengan cara lebih efisien pada kecepatan 128 kbps dengan
suara stereo dibandingkan versi yang lebih dulu muncul, yakni, MP3.
AAC merupakan audio codec yang menyempurnakan MP3 dalam hal
medium dan high bit rates.
Ekstensi : .m4a, .m4b, .m4p, .m4v, .m4r, .3gp, .mp4, .aac
Cara kerja:
Bagian-bagian sinyal yang tidak relevan akan dibuang, kemudian
menghilangkan bagian-bagian sinyal yang redundan. Setelah itu

ix
dilakukan proses MDCT (Modified Discret Cosine Transform)
berdasarkan tingkat kekompleksitasan sinyal. Adanya penambahan
Internal Error Correction. Kemudian, sinyal disimpan atau dipancarkan.
Kelebihan:
 Suara lebih bagus untuk kualitas bit yang rendah (dibawah 16 Hz).
 Memiliki 48 channel.
 Sample ratenya antara 8 Hz – 96 kHz
Kekurangan:
 File yang sudah dikompres tidak bisa di kembalikan ke bentuk awal,
karena ada beberapa data yang hilang.
 Lisensi AAC tidak gratis.

3. MPEG Layer 3 (MP3)


Mp3 merupakan format kompresi audio yang dikembangkan oleh
Moving Picture Experts Group (MPEG). Format file ini menggunakan
Layer 3 kompresi audio yang secara umum digunakan untuk menyimpan
file – file music dan audiobooks dalam hard drive. Format file mp3
mampu memberikan kualitas suara yang mendekati kualitas CD stereo
dengan 16-bit. MP3 mengalami kejayaan pada tahun 1995, dimana
semakin banyak file MP3 tersedia di internet dan popularitasnya semakin
terdongkrak karena kualitasnya dan kapasitas yang menjadi relatif sangat
kecil.
Kualitas suara file MP3 tergantung pada sebagian besar bit rate yang
digunakan untuk kompresi. Bit rate yang sering digunakan biasanya
berkisar antara 128, 160, 192, 256 dan 320 kbps. Semakin besar bit rate,
semakin bagus kualitasnya, namun hal tersebut berpengaruh pada
kebutuhan ruang dalam disk yang semakin besar pula. Untuk mendapati
kualitas yang mendekati kualitas CD diperlukan bit-rate 320 kbps.
Sebagai file kompresi, MP3 menggunakan teknik lossy compression
sehingga ada kemungkinan kualitas file berkurang ketika dikonversi

x
kedalam MP3. Dalam prakteknya, berkurangnya kualitas file tidak tampak
secara nyata, namun hasil pengurangan.
Pada tahun 2001, MP3 Pro generasi berikutnya diperkenalkan dan
menawarkan kualitas suara dan kompresi yang sudah ditingkatkan, namun
karena tidak ada decoder MP3Pro gratisan, format yang sebenarnya luar
biasanya ini belum dapat menggantikan standar MP3.
Ekstensi : .mp3
Kelebihan :
 Mendekati kualitas CD stereo dengan 16-bit
Kekurangan :
 Bit rate terbatas, maksimal 320 kbps
 Sudah terkompresi, kualitas file sudah berkurang

4. Ogg dan Ogg Vorbis


Ogg adalah format multimedia gratisan yang dirancang untuk
streaming dan penyimpanan yang efisien.Format ini dikembangkan oleh
Xiph.org Foundation.Begitu pula Vorbis yang merupakan codec audio
gratisan.Vorbis biasanya dipasang bersama Ogg, sehingga muncullah yang
namanya Ogg Vorbis. Peluncuran format dan codec ini sebenarnya respon
atas rencana pemilik MP3 pada tahun 1998 yang hendak mengenakan
biaya lisensi untuk format MP3. OggVorbis sangat populer dikalangan
open source, karena kualitas dan sifatnya yang gratis. Namun hingga saat
ini walaupun gratis, masih sedikit player yang mendukung format ini,
salah satu yang terkenal adalah winamp yang ikut mendukung format Ogg
Vorbis.
Kelebihan :
 merupakan codec audio gratisan
 menghemat penyimpanan memori, karena kapasitas rendah.
Kekurangan :
 masih sedikit player yang mendukung format ini.

xi
 audio OGG juga telah melalui proses kompresi dengan menghilangkan
file-file suara yang tidak diperlukan, jadi suara yang dihasilkan tidak
terlalu bagus

5. WMA ( Window Media Audio )


WMA adalah codec untuk lossy compression yang dikembangkan
pertama kali juga oleh microsoft untuk menyaingi MP3. Sementara ini
Microsoft memposisikan WMA bersaing dengan AAC yang digunakan
pada produk Apple seperti iPod dan  iTunes Music Strore. WMA juga
menggunakan sistem Digital Rights Management seperti AAC untuk
proteksi penggandaan dan membatasi pemutaran pada PC atau peranti
tertentu. WMA audio stream hampir selalu dengan file ASF. Jika hanya
membawa data audio, biasnya file mempunyai ekstensi .WMA. Adapula
versi lossless untuk multichannel surround sound dan untuk voice
encoding (WMA Voice).
Kelebihan :
 File WMA bisa dijalankan pada media player lain juga walaupun
berada pada sistem operasi yang lain.
 Sangat disukai vendor musik online karena dukungannya terhadap
Digital Rights Management (DRM). DRM (Digital Rights
Management ) adalah fitur yang mendukung pencegahan terhadap
pembajakan musik.
 Memiliki kualitas musik lebih baik dibandingkan MP3 dan AAC
 Format WMA cukup populer dan didukung oleh piranti keras dan
piranti lunak
Kekurangan :
 File wma memiliki ukuran yang cukup besar karena teknik kompresi
kurang dilakukan dengan maksimal. Format audio wma biasanya tidak
digunakan di internet karena ukuran file yang besar.

6. FLAC

xii
FLAC (Free Lossless Audio Codec) adalah format audio kategori
Lossless yang paling banyak digunakan, menjadikannya pilihan terbaik
bagi pengguna yang ingin menyimpan audio dengan sedikit mengurangi
kualitas suaranya (lossless). Tidak seperti WAV dan AIFF, dimana file
audio tidak mengalami kompresi, bagaimanapun juga file format audio
lossless telah mengalami kompresi. Bagi audio editor professional atau
audiophile, format WAV dan AIFF adalah pilihan yang terbaik, namun file
ini akan memakan banyak tempat penyimpanan pada hard disk.
Kelebihan :
 Kualitasnya lebih tinggi daripada mp3
 Hasilnya lebih bagus dan jelas dari pada DVD
 kompresi data yang dihasilkan hampir sama dengan kualitas audio
aslinya.
 Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memakai format ini
Kekurangan  :
 FLAC ini memang memerlukan ruang harddisk yang cukup lega
 Data hasil conversi kapasitasnya semakin besar

7. MP4
MP4 adalah format data multimedia sebagai bagian dari format
MPEG-4. Pada umumnya mp4 digunakan untuk menyimpan data audio
video, dan juga mampu menangani data lain seperti subtitle. MP4
menggunakan jenis file dengan ekstensi .mp4. Nama MP4 juga digunakan
pada perangkat player yang dapat memutar file MP4 dan format lainnya
dengan nama MP4 Player
Kelebihan :
 Memungkinkan untuk dilakukannya proses streaming di internet,
sehingga pengguna dapat langsung menonton tayangan yang disimpan
dalam format ini, dan tidak perlu mengunduh filenya.
 Mendukung Digital Rights Manajement (DRM) dan bit rate encoding
rendah.

xiii
 Menggunakan codec video yang disebut H.264.
Kekurangan : ukuran filenya bisa hampir setara dengan BlueRay Disc.

8. PCM
PCM Raw Data, PCM (Pulse Code Modulation) adalah format audio yang
sangat sederhana. Format ini adalah format file standar yang belum
dikompres seperti halnya file .WAV pada Windows atau AIFF pada
Apple. PCM = Pulse Code Modulation juga dikenal sebagai Linear
PCM adalah standar untuk format CD Audio. Karena sifatnya yang tidak
terkompresi, maka format PCM ini mempunyai ukuran file yang cukup
besar bila dibandingkan dengan format MP3.
Kelebihan :
 Bisa digunakan untuk format CD audio
Kekurangan :
 Karena sifatnya yang tidak terkompresi, maka format PCM ini
mempunyai ukuran file yang cukup besar bila dibandingkan dengan
format MP3.

Dari beberapa format audio di atas, jika menginginkan kualitas audio yang
tinggi, pilihlah FLAC, WAV dan PCM. Untuk STL menggunakan IP Codec,
gunakan format PCM Linear agar hasilnya bagus (mendekati kualitas sumber
aslinya). Jika menginginkan kualitas audio yang masih lumayan dengan
ukuran yang lebih kecil, Anda bisa menggunakan AAC, atau MP3 320 kbps.

C. Format Media Audio


Format media merupakan bentuk penyajian dalam sebuah media audio yang
didalamnya pesan disertakan dan ditampilkan. Ada dua belas macam format
media audio yang perlu diketahui dan kemudian dipraktekkan menjadi sebuah
karya media audio, yaitu:
1. Uraian/Talk
Pembicaraan untuk memberikan penjelasan dan penerangan agar mudah
dimengerti. Format uraian/talk ini yang paling mudah cara

xiv
memproduksinya, tetapi sering membosankan untuk itu diperlukan orang
yang pandai berbicara, orang yang pandai menggunakan bahasa yang
sederhana dan menarik pendengarnya (misalnya orang terkenal, orang
yang disegani ataupun orang yang ahli).
Prinsip Penyusannya :
Bentuk uraian biasanya merupakan sebuah ajakan, pembiacaraan untuk
memberikan penjelasan dan penerangan sehingga pembicaraan, ajakan
tersebut mudah dimengerti. Penggarapannya hanya melibatkan satu orang
cukup, yaitu penulis naskah (penulis naskah bisa sekaligus sebagai
pembaca naskah). Untuk meningkatkan daya tarik uraian diperlukan
selingan seperti musik dan sound effect (FX).
Prinsip-prinsip penyusunan naskah uraian:
a. Uraian harus sederhana, urut, pembicara berperan sebagai orang awam.
b. Uraian hendaknya singkat, waktu, tidak lebih dari 5’ (menit).
c. Uraian bersifat akrab, pembicara menjauhkan dari sikap menggurui.
2. Berita
Sesuatu yang hangat disajikan tepat pada waktunya dan menarik perhatian.
Berita yang lengkap harus memenuhi syarat, 5W dan 1H.
5W
Who – Siapa
What – Apa
When – Kapan
Where – Dimana
Why – Mengapa
1H
How – Bagaimana
Prinsip Penyusannya :
Bentuk berita yang lengkap biasanya aktual dan hangat, fakta yang benar,
jauh dari pendapat pribadi, dan jujur. Prinsip-prinsip penyusunan berita:
a. Susun berita dengan sederhana dan singkat.
b. Kalimat pendek tetapi padat isinya.

xv
c. Bahasa sederhana dan mudah dipahami masyarakat.
d. Fakta dan pendapat dalam berita harus dibedakan.
e. Berita yang penting ditempatkan pada urutan atas.
f. Sebutkan sumber berita diperoleh.
g. Dasar-dasar berita audio sama dengan dasar-dasar berita pada media
cetak, yang membedakan adalah dalam bentuk dan penyajiannya.
h. Rumusan pemberitaan pendidikan sama dengan rumusan pemberitaan
audio, yang membedakan dalam hal isinya. Pemberitaan pendidikan
isinya tentang pendidikan.
i. Hati-hati dengan angka, misalkan menyebutkan angka 8.021.398 lebih
jelas kalau disebutkan dengan kurang lebih 8 juta.
j. Untuk menyiarkan sebuah berita waktu yang diperlukan tidak lebih dari
5 menit.
3. Laporan
Berita dalam bentuk uraian, tanpa mengandung opini pribadi berupa fakta
tetapi memberikan informasi yang mendetail tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi. Uraian peristiwa yang terjadi selama berjam-jam dapat
dilaporkan dalam waktu 5-15 menit.
Prinsip Penyusannya :
Bentuk uraian peristiwa yang terjadi selama berjam-jam dapat
dilaporkan dalam waktu 5 – 15 menit.
Petunjuk penyusunan laporan:

a. Diucapkan, sebaiknya direkam seluruh peristiwa, kemudian


memilih bagian-bagian yang penting dimasukkan dalam laporan.
Jika rentetan kejadian sudah diketahui, tinggal memilih
pembicaraan/peristiwa yang dianggap penting sedangkan yang lain
cukup diceritakan sendiri.

b. Berikan suara latar belakang agar lebih hidup.

c. Perlu dimasukkan wawancara tokoh/hadirin.

xvi
d. Pelapor bukan saja menyajikan fakta melainkan dituntut untuk
dapat juga menggugah simpati masyarakat.
4. Reportase
Laporan reporter tentang suatu peristiwa, pada saat peristiwa itu sedang
berlangsung. Sering disebut juga dengan laporan pandangan mata karena
mulut yang melaporkan tentang peristiwa yang disaksikan oleh indera
mata.
Prinsip Penyusannya :
Bentuknya laporan langsung pada tempat peristiwa sedang terjadi.
Prinsip-prinsip penyusunan reportase:
a. Reporter harus mempunyai kemampuan cerita dengan jelas.
b. Reporter bukan komentator.
c. Reporter harus memperhatikan aturan berikut:

1. Dapat memberi gambaran lokasi

2. Dapat menggambarkan situasi lingkungan ia berada

3. Dapat menceriterakan semua hal yang sedang/sudah terjadi dan


reaksi masyarakat yang hadir

4. Dapat menjelaskan setiap bunyi yang terdengar dalam rekaman


reportase

5. Pada penutup hal-hal yang dianggap penting hendaknya


diulangi

6. Berita dibuka dengan “ear-catcher”, yaitu sesuatu yang menarik


perhatian pendengarnya, misalnya diawali dengan pepatah dsb.

7. Buat tema selangkah demi selangkah

8. Hindarkan terlalu banyak angka

9. Jauhi hal yang samar-samar pada pendengar

10. Setiap argumen disertai contoh

xvii
11. Pada akhir reportase, buatlah pendengar berpikir sendiri
(berkaitan dengan pengalamannya sendiri)

12. Ringkasan akan membantu pendengar mengambil kesimpulan

13. Waktu siaran 5’ – 15’


5. Dialog
Sebuah bentuk acara percakapan dua pihak tentang suatu masalah ditinjau
dari berbagai pandangan yang berbeda, disebut juga tukar
pendapat/pikiran.
Prinsip Penyusannya :
Bentuk dialog dibedakan menjadi dua yaitu, percakapan dan obrolan.
 Percakapan, jika bentuk penyampaiannya menggunakan naskah yang
lengkap
 Obrolan, jika bentuk penyampaian menggunakan naskah yang isinya
hanya secara garis besar saja.
Unsur penting dialog ialah saling memberi dan menerima, adanya
perbedaan pendapat karena sudut tinjauan yang berbeda, tidak ada
pimpinan/moderator.
Prinsip-prinsip penyusunan dialog:
a. Petunjuk dan pengalaman ada pada naskah.
b. Kedua tokoh yang berdialog mempunyai kedudukan yang sama
(bukan pangkat atau jabatan).
c. Perbedaan pendapat karena sudut tinjauan yang berbeda.
d. Agar acara dialog hidup artinya dalam siaran itu seolah-olah terjadi
di alam nyata, dipilih pelaku yang memiliki kriteria:
1) lincah
2) membuat siaran hidup, seolah-olah terjadi di dalam nyata
3) suara pelaku dipilihkan yang berbeda sehingga dialog terdengar
hidup
misalkan pria dan wanita
4) unsur penting dialog ialah saling memberi dan menerima.

xviii
e. Keseimbangan argumentasi terletak pada: Penulis naskah/pelaku
obrolan harus senantiasa memperhitungkan keseimbangan
argumentasi. Hal ini terletak pada bobotnya, logika, realita/rasional
Adanya saling memberi dan menerima pendapat atau saling
pengertian atau saling penghargaan.
6. Wawancara
Percakapan berdasarkan tanya jawab antara dua pihak yang berbeda
kedudukan dan fungsi. Berbeda karena fungsi yang diwawancarai
(interviewee) lebih penting kedudukannya karena lebih tahu apa yang
ditanyakan. Biasanya diambil dari orang yang mempunyai otoritas atau
orang awam. Sedangkan yang mewawancarai (interviewer) bertugas untuk
menanyakan dan menggali masalah tanpa memberikan pendapat.
Prinsip Penyusannya :
Peranan yang diwawancarai:
Biasanya diambil dari orang yang mem punyai otoritas, tidak harus orang
yang berkedudukan tinggi, misalnya orang yang karena pengalamannya:
a. Orang awam.
b. Untuk mengisi suara rakyat Vox Pop Interview (bahasa latin).
c. Untuk mengetahui pendapat umum/masyarakat pedesaan mengenai
program pemerintah.
d. Merupakan suatu ilustrasi, masalah yang sedang ramai dibicarakan
umum.
Wawancara yang baik, paling tidak memenuhi kriteria-kriteria di bawah
ini:
a. Tidak perlu harus dilatihkan terlebih dahulu.
b. Harus siap memberikan pertanyaan susulan untuk mencari
ketegasan dan terarah.
c. Merasa tertarik dengan apa yang dikatakan interviewee.
d. Mendengarkan dengan sungguh untuk kepentingan pendengar.
e. Harus tampak relaks, bebas dan tidak canggung.
f. Hindari interview berbicara dengan pendengar secara pribadi.

xix
g. Hindari menyela pembicaraan.
Petunjuk praktis dalam wawancara:
a. Hormatilah tamu wawancara kita.
b. Pilih masalah yang tepat.
c. Susun pertanyaan yang jelas dan tidak bertele-tele.
d. Hindarkan pertanyaan degan jawaban ya atau tidak.
e. Hindarkan jawaban yang sudah banyak diketahui pendengar.
f. Sampaikan pertanyaan dengan tegas tetapi ramah.
g. Jika jawaban terlalu umum, susunlah pertanyaan tambahan.
h. Hindarkan lebih dari satu pertanyaan secara beruntun.
i. Setiap jawaban yang diberikan hindarkan jawaban terimakasih.
j. Mengkritik jawaban bukan tindakan yang bijaksana.
k. Arahkan ke jalan yang lurus, jika menyimpang.
l. Jika di lapangan, lingkungan dapat dipakai sebagai latar belakang,
tetapi jangan sampai mengganggu percakapan.
Petunjuk Teknis (Perekaman)
a) Gunakan mike jenis omnidirectional (segala arah)
b) Tape recorder dijauhkan dari mike
c) Jauhkan peralatan yang men imbulkan pemantulan suara supaya
kualitas hasil rekaman baik
d) Perlu sedikit rekaman percobaan dengan volume kecil
e) Jangan pindah memindahkan mike supaya ada keseimbangan
suara interviewee dan interviewer
f) Berikan jarak kurang lebih 5 detik pada awal dan pada akhir
wawancara
7. Diskusi
Suatu pembicaraan yang mempertentangkan pernyataan dari orang tertentu
tentang sustu masalah secara rasional dalam suatu waktu, tempat dan
bentuk tertentu atau suatu bentuk pembicaraan yang penuh pemikiran,
pertimbangan dan mengadu alasan-alasan membuka kemungkinan bagi

xx
yang terkait tentang cara orang berpikir/pengalaman dan pusat-pusat
perhatian.
Prinsip Penyusannya :
Ciri-ciri bentuk diskusi:
a. Ada masalah tertentu yang dijadikan pokok pembicaraan.
b. Ada orang tertentu yang mempunyai perbedaan
pandangan/pendapat.
c. Pandangan/pendapat memiliki konflik yang rasional.
d. Terjadi dalam waktu, tempat dan bentuk tertentu.
Pola diskusi harus seimbang:
a. Pembukaan, berisi pengutaraan topik, penjelasan ringkas dan jelas
isi
topik dan memperkenalkan para peserta.
b. Titik pusat diskusi, menyangkut aspek-aspek utama dari masalah
ditelaah satu persatu dan inilah titik pusat/fokus perhatian.
c. Penutup, berisi ikhtisar dari inti sari utama hasil-hasil diskusi yang
diikuti dengan penjelasan keesimpulan-kesimpulan yang mungkin
dicapai.
Jenis diskusi yang akan dibahas terbatas pada diskusi yang digunakan
dalam siaran audio, yaitu:
a. Diskusi panel
Diskusi ini umumnya diikuti oleh 2 sampai 6 orang, yang bisa disebut
dengan istilah panelis dan dipimpin oleh seorang pengarah atau
moderator.
b. Diskusi terbuka
Diskusi ini terbuka dihadapan hadirin. Moderator mengetengahkan 2
atau 3 peserta utama yang akan ditanya oleh pemimpin diskusi atau
hadirin.
Ada beberapa orang yang terlibat dalam suatu diskusi, yaitu:
a. Pendengar, adalah orang yang mempunyai minat untuk
mendapatkan informasi lebih jauh tentang suatu masalah tertentu.

xxi
b. Pakar, orang yang memberikan informasi berhubungan dengan
masalah yang didiskusikan.
c. Moderator, orang yang harus memimpin diskusi sekaligus
mewakili pendengar.
Hal-hal yang harus diketahui bagi pakar:
a. Mempergunakan bahasa sederhana, sudah dimengerti, wajar dan
jelas.
b. Jangan berbicara dengan gaya memberi wejangan.
c. Berusaha menghidupkan pembicaraan (lucu dan sebagainya).
d. Jangan ragu menyampaikan ketidaksetujuan.
e. Cegah agar tidak berebut pembicaraan.
f. Gunakan kertas untuk mencatat hal-hal yang penting.
Hal-hal yang harus diketahui bagi moderator:
a. Menghindar dari mengungkapkan pendapat sendiri.
b. Pengutaraan topik perlu 2-4 kali selama diskusi.
c. Meresapi benar bahwa kegiatan ini untuk pendengar karena itu
jangan asik sendiri dan kenes.
d. Sebutkan nama peserta beberapa kali sebelum melontarkan topik
diskusi.
e. Harus menjaga pembagian waktu seadil-adilnya.
f. Waktu tersedia harus dijaga, beri tahu bila waktu telah selesai, dan
ungkapkan kembali pandangan-pandangan terpenting yang telah
dikemukakan.
g. Simak baik-baik setiap keterangan mudah menarik kesimpulan.
h. Harus menjaga dengan membiarkan waktu kosong untuk suatu
pertanyaan dan jawaban berikutnya.
8. Quiz
Suatu permainan yang biasanya bersifat kompetitif.
Prinsip Penyusannya :
Bentuk program ini merupakan cara yang sangat baik untuk
menelaah kembali dan memperdalam apa yang telah diajarkan/dipelajari.

xxii
Tujuan bentuk program kuis ini untuk mendapatkan informasi sebanyak
banyaknya dalam waktu pendek, melalui cara yang menyenangkan dari
suatu produk, yang dibutuhkan penulisan naskah.
Prinsip-prinsip penyusunan kuis: Kuis perlu persiapan yang
mendalam, terutama pertanyaan-pertanyaan harus dipersiapkan secara
seksama.
9. Feature
Suatu bentuk sajian program audio yang memperbincangkan suatu
masalah agar lebih mendalam, disajikan menarik dengan berbagai variasi
bentuk acara yang dirangkai dalam satu kesatuan penuturan cerita nyata.
Prinsip Penyusannya :
Bentuk feature, rangkaian dan isi penuturan bukan sekedar menjadi
penghubung satu mata acara dengan yang lainnya, melainkan menjadikan
keseluruhan cerita yang bulat, terpadu dan mendalam.
Prinsip-prinsip penyusunan feature:

a. Menggunakan bahasa sehari-hari.

b. Adanya rangkaian penutupan.

c. Adanya tanggapan dari berbagai pihak.

d. Adanya penglihatan dari berbagai sudut.

e. Adanya peristiwa, suasana, data, fakta dan variasi.

f. Adanya musik

g. Adanya sound effect.

h. Adanya narrator, semuanya dikombinasikan dalam keterpaduan


yang bulat.
Narasi dalam feature berfungsi sebagai penghubung dari beberapa
mata acara yang menjadi komponen feature. Narasi ini bagaikan jembatan,
ia menjalin bagian satu acara dengan bagian lainnya, menjaga agar alur
ceritera tetap terpelihara.

xxiii
10. Majalah Udara
Suatu bentuk siaran program audio yang memadukan berbagai unsur,
terdiri dari berbagai mata acara berbeda, sehingga menjadi satu rangkaian
kesatuan yang variatifdan menarik.
Prinsip Penyusannya :
Bentuk majalah udara
a. Majalah berita (news magazine)
Ditujukan untuk pendengar umum dan berisi laporan-laporan
mengenai berita-berita hangat. Misalnya: laporan mengenai pidato
presiden, laporan jumpa pers dengan menteri.
b. Majalah masalah (subject magazine)
Dalam majalah ini yang dibicarakan masalah-masalah yang khusus
dan bisa ditujukan kepada pendengar umum. Misalnya: ilmu
pengetahuan, kesehatan, musik.
c. Majalah pendengar khusus (special audience magazine)
Bentuk yang disajikan bebas, tetapi yang penting isi dari sajian
harus dipilih untuk pendengar khusus. Misalnya: ditujukan untuk
wanita, remaja, mahasiswa, nelayan, petani.
d. Majalah variete (variety magazine)
Menyajikan informasi dan pendidikan lewat hiburan, tekanannya
adalah menghibur. Misalnya: siaran lagu-lagu.
Prinsip-prinsip penyusunan majalah udara:
a. Kenali unsur pokok majalah udara, yaitu: kata dan musik.
b. Kata, dalam majalah udara terangkai dalam bentuk:
 Penuturan
 Mata acara, berupa penerangan, pendidikan ataupun hiburan.
c. Musik, sangat berperan dalam acara majalah udara, urutan/tangga
lagulagu popular.
d. Bisa dipergunakan sebagai upaya menarik perhatian pendengar.
e. Antara musik dan kata haruslah selalu diperhatikan
keseimbangannya.

xxiv
f. Narator yang menyampaikan narasi merupakan petunjuk jalan atau
pimpinan acara dan bertugas merangkaikan mata acara.
g. Untuk lebih bervariasi dan menarik narasi disampaikan oleh dua
orang narator (laki laki dan wanita).
h. Mata acara disajikan dengan beragam format (uraian, disambung
dengan diskusi kemudian wawancara dan seterusnya).
11. Sandiwara
Suatu bentuk sajian program audio berisi percakapan yang me- lukiskan
atau mengangkat konflik manusia sebagaimana yang dialami oleh manusia
itu sendiri.
Prinsip Penyusannya :
Kesuksesan drama tergantung pada dua unsur:
a. Naskah yang baik, yaitu mampu menyuguhkan sebuah kisah
manusia dengan struktur yang benar dan jelas.
b. Teknik yang baik, yaitu dalam mengucapkan kisah dalam
penyelenggaraan
dan penyajiannya.
Prinsip-prinsip penulisan naskah drama:

a. Memilih pokok masalah.

b. Menetapkan bentuk/struktur yang benar, yaitu:


1) Pemaparan/eksposisi
Mengungkapkan hal-hal yang penting yang mendukung konflik,
pengenalan masalah dan tokoh sebagai awal peristiwa
2) Penggawatan/krisis
Para tokoh dihadapkan pada resiko-resiko, pertentangan cara
berpikir dan menghayati masalah dan tokoh sebagai awal peristiwa
3) Klimaks
Konflik yang terjadi mencapai puncaknya

xxv
4) Peleraian
Adanya peleraian/penyelesaian artistik yang digambarkan penulis
dan biasanya pendek.

c. Menyusun jalan cerita atas dasar langkah di atas, perlu dibuat synopsis.

d. Memilih gaya penyajian Ada dua gaya penyajian:


1) Sepenuhnya terlihat pada dialog dengan musik dan sound effect
2) Didramatisir, dibantu oleh narator (sebagai pembawa cerita)
disertai musik dan sound effect.

e. Menata karakter
Untuk menata karakter ini perlu punya konsep tentang karakter yang
mendukungnya, gambaran riwayat hidup dan bagaimana hubungan
satu dengan yang lain. Misalnya, karakter tentang semar, bagaimana
riwayat hidupnya, bagaimana hubungannya antara gareng, petruk serta
bagong.
12. Iklan
Suatu cara untuk menawarkan sesuatu agar menarik serta mempengaruhi
audien. Untuk mempermudah mempelajarinya dua belas macam format
media audio ini perlu dikelompokkan terlebih dahulu, yaitu dilihat dari 1)
pengertiannya, 2) perbedaannya, dan 3) prinsip penyusunannya.
Prinsip Penyusannya :
Petunjuk pembuatan iklan:
a. Menggunakan cara sedemikian rupa sehingga orang menjadi
tertarik dan terpengaruh.
b. Berusaha mengikat perhatian orang dengan cara mencari
kebutuhan orang tersebut.
c. Berusaha mempengaruhi orang melalui penawaran.

D. Bahasa Media Audio

xxvi
Bahasa yang digunakan dalam bahasa audio adalah bahasa percakapan,
bukan bahasa tulis. Kalimat-kalimat yang digunakan sedapat mungkin kalimat
tunggal. Gunakan kalimat-kalimat yang pendek. Kalimat-kalimat yang
panjang sulit untuk ditangkap telinga kita. Sedapat mungkin kita harus
menghindarkan istilah-istilah yang sulit. Bila kita terpaksa menggunakan
istilah yang sulit, istilah itu perlu diberi penjelasan. Siswa mendengar kata
yang tidak diketahui antara ia cenderung untuk memikirkan terus arti istilah
tersebut, akhirnya ia kehilangan konsentrasi dalam mendengarkan.
Seringkali kita dianjurkan menggunakan bahasa yang sesuai bahasa sehari-
hari pendengar kita. Bahasa seperti ini mungkin akan menarik karena mudah
ditangkap. Namun bahasa lingkungan tersebut belum tentu sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang benar.

xxvii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Jenis-jenis Kemasan Media Audio
1. WAV (WAVE-form)
2. AAC (Advanced Audio Coding)
3. MPEG Layer 3 (MP3)
4. Ogg dan Ogg Vorbis
5. WMA ( Window Media Audio )
6. FLAC
7. MP4
8. PCM
 Format Media Audio
1. Uraian/Talk
2. Berita
3. Laporan
4. Reportase
5. Dialog
6. Wawancara
7. Diskusi
8. Quiz
9. Feature
10. Majalah Udara
11. Sandiwara
12. Iklan
 Bahasa Media Audio
Bahasa yang digunakan dalam bahasa audio adalah bahasa percakapan,
bukan bahasa tulis

xxviii
B. Saran
Kami selaku penulis meenyarankan kepada pembaca bahwa Media Audio
merupakan salah satu metode pengajaran Matematika yang bisa kita berikan
kepada siswa, tapi dalam aplikasinya tidak semua materi pembelajaran
Matematika bisa menngunakan media audio.

xxix
DAFTAR PUSTAKA

Ade Koesnandar, Drs. M.Pd., “Dasar-dasar Program Audio”, Pusat Teknologi


Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1999.
Waldopo Drs. M.Pd., “Teknik Menulis Naskah Untuk Program Audio
Pembelajaran”, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan,
Jakarta, 2006
http://indocommiit.com
http://en.wikipedia.org/wiki/internet_rqdio
http://RomiSatriaWahono.Net
http://fistonita.net
http://id.wikipedia.org/wiki/Audiodigital/iPod

xxx

Anda mungkin juga menyukai