Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

BAHAN AJAR IPS BERBASIS AUDIO VISUAL


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Pengembangan Bahan Ajar IPS MI/SD
Dosen Pengampu: Muhammad Rofiq, M.pd.

Disusun Oleh:
1. Della Maulida Fathiya (2103096056)
2. Sri Nur Handayani (2103096058)
3. Nabila Mey Nur H (2103096084)
4. Angela Putri Cahya E (2103096139)
5. Mareta Intan Maharani (2103096162)

KELAS 5B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahan Ajar Berbasis Audio
Visual” dengan sebaik-baiknya dan tepatwaktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Pengembangan
Bahan Ajar IPS MI/SD serta diharapkan juga dapat menambah wawasan pengetahuan bagi para
pembaca juga bagi penyusun.
Selanjutnya, rasa terima kasih kami ucapkan kepada Bpk Muhammad Rofiq, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar IPS MI/SD, serta kepada pihak
yang terlibat dalam tersusunnya makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini tentu masih jauh
dari kata sempurna. Dengan demikian, kritik serta saran yang membangun sangat diharapkan.

Semarang, 23 Oktober 2023

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5

A. Pengertian Bahan Ajar Audio Visual........................................................................... 5


B. Tujuan Pembelajaran, KI, KD, dan Materi .................................................................. 5
C. Manfaat Bahan Ajar Audio Dalam Pembelajaran ..................................................... 15
D. Langkah-Langkah Pembuatan Bahan Ajar Audio ..................................................... 15
E. Kekurangan dan Kelebihan Bahan Ajar Audio Visual..............................................19

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 21

A. Kesimpulan................................................................................................................ 21
B. Saran .......................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media audio visual adalah bentuk media yang menggabungkan unsur audio
(suara) dan visual (gambar) untuk menyampaikan informasi, cerita, pesan, atau
hiburan kepada audiens. Ini mencakup berbagai bentuk, seperti film, televisi, video,
animasi, multimedia, dan banyak lagi.
Media audio visual memanfaatkan kombinasi suara dan gambar untuk
menciptakan pengalaman yang lebih kaya dan berkesan. Dalam konteks ini, audio
dapat berupa dialog, musik, efek suara, dan narasi, sedangkan visual mencakup
gambar, gerakan, animasi, dan grafis.
Media audio visual, seperti film, televisi, video, dan multimedia, telah
menjadi elemen penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi telah mengubah cara kita mengakses, menciptakan, dan
berbagi konten audio visual. Fenomena ini memiliki dampak yang signifikan pada
budaya, pendidikan, hiburan, dan komunikasi manusia. Media audio visual
memberikan cara baru untuk menyampaikan informasi, cerita, dan pesan. Keunikan
kombinasi suara dan gambar dapat menghasilkan pengalaman yang lebih mendalam
dan berkesan bagi penonton.
Melalui makalah ini, kami akan menjelaskan bahan ajar audio, tujuan
pepmelajaran, KI, KD, dan materi, manfaat bahan ajar, Langkah-langkah pembuatan
bahan ajar, serta kekurangan dan kelebihan bahan ajar audio visual. Diharapkan
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana media
audio visual menjadi salah satu penunjang dalam pembelajaran kita saat ini.
A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar audio?
2. Apa tujuan pembelajaran, KI, KD, dan materi?
3. Apa manfaat bahan ajar audio dalam pembelajaran?
4. Bagaimana langkah-langkah pembuatan bahan ajar audio visual?
5. Apa kekurangan dan kelebihan bahan ajar audio visual?
B. Tujuan Penulisan
3
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian bahan ajar audio visual

2. Untuk mengetahui tujuan pemelajaran, KI, KD, dan Materi

3. Untuk mengetahui manfaat bahan ajar audio visual

4. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah pembatan bahan ajar audio visual

5. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan bahan ajar audio visual

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar Audio Visual
Secara etimologis “kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata “media” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar, artinya
perantara atau sarana untuk menyampaikan sesuatu.1

Sejalan dengan pandangan di atas, AECT (Association for Educational


Communication Technology) Arsyad mendefinisikan bahwa “media adalah segala
bentuk yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan informasi”.2
Media audio visual diartikan juga sebagai media yang membantu dalam
menyampaikan informasi atau menyajikan pesan (konsep, prinsip atau pesan lainnya)
yang disampaikan kepada siswa sasaran dalam bentuk audio, visual, audio visual, atau
bentuk lainnya.3
Audiovisual adalah sarana pendidikan yang modern, sesuai dengan perkembangan
zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), termasuk sarana visual dan audio
visual.4
Pandangan lain juga berpendapat bahwa media audiovisual adalah sarana produksi
atau transmisi materi dengan menggunakan mesin mekanik dan elektronik untuk
menyajikan pesan audio visual.5

Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita bayangkan bahwa perangkat audiovisual


dalam konteks pembelajaran adalah sebuah alat yang berisi pesan-pesan pembelajaran
yang dikemas dalam bentuk kaset atau piringan hitam yang kemudian dilihat melalui
sebuah layar. pesan pembelajaran. dilihat oleh siswa. Dengan kata lain media audiovisual
merupakan alat yang berisi pesan-pesan pembelajaran yang merangsang pendengaran
dan penglihatan.
B. Tujuan Pembelajaran, KI, KD, dan Materi
a. Kompetensi Inti (KI)

1
Ummyssalam A.T.A Duludu, Buku Ajar Kurikulum Bahan Dan Media Pembelajaran Pls, ( Yogyakarta: Grup
Penerbitan CV BUDI UTAMA, 2017), hlm 51.
2
Ummyssalam A.T.A Duludu, Buku Ajar Kurikulum Bahan Dan Media Pembelajaran Pls, ( Yogyakarta: Grup
Penerbitan CV BUDI UTAMA, 2017), hlm 51.
3
Sardidkk,Media pendiikan, (Jakarta:Raja Grapindo Persada,1986 hlm.164
4
Ummyssalam A.T.A Duludu, Buku Ajar Kurikulum Bahan Dan Media Pembelajaran Pls, ( Yogyakarta: Grup
Penerbitan CV BUDI UTAMA, 2017), hlm 51.
5
Nana Sudjana, Media Pendidikan(Bandung:PT.Aditya Citra Bakti,1999)hlm.58
5
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.

b. Kompetensi Dasar (KD)


3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di
provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia, serta hubungannya
dengan karakteristik ruang.
4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya,
etnis dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia;
serta hubungannya dengan karakteristik ruang.

c. Tujuan Pembelajaran

• Melalui pengamatan audio visual bentuk keragaman suku dan budaya,


peserta didik dapat mengetahui berbagai bentuk keragaman suku dan budaya
di Indonesia

• Setelah melihat audio visual yang di tampilkan di depakan kelas, peserta


didik mampu menjelaskan keberagaman suku dan budaya yang ada di
Indonesia.
d. Materi
Suku dan Budaya di Indonesia
1) Suku Dayak
Suku Dayak adalah kelompok etnis pribumi yang mendiami pulau
Kalimantan, Indonesia, serta beberapa daerah di Malaysia dan Brunei.
Mereka memiliki budaya dan tradisi yang kaya, termasuk seni ukir, tarian,
dan kepercayaan animisme. Ada berbagai sub-suku Dayak, seperti Dayak

6
Ngaju, Dayak Iban, dan banyak lainnya, masing-masing dengan keunikan
budaya mereka sendiri.

- Kuping Panjang

Praktik pemanjangan telinga dengan cincin atau hiasan dalam suku


Dayak di Kalimantan, Indonesia, biasanya dikenal sebagai "kayan"
atau "kayau." Ini adalah bagian dari tradisi budaya suku Dayak dan
sering dianggap sebagai simbol keindahan dan identitas etnis. Telinga
diperpanjang dengan cara menambahkan cincin-cincin logam
bertumpuk-tumpuk ke dalam lobus telinga, sehingga menciptakan
kesan telinga yang panjang.

- Tiwah

Tiwah adalah istilah dalam budaya suku Dayak yang merujuk


kepada prosesi pemakaman yang sangat penting dan sakral. Prosesi
tiwah biasanya melibatkan berbagai upacara dan ritual yang
berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Ini
adalah momen di mana jiwa orang yang meninggal diyakini kembali
ke alam roh mereka. Selama tiwah, keluarga dan komunitas suku
Dayak berkumpul untuk menghormati dan mengantar orang yang telah
meninggal ke alam baka.

7
- Tato

Suku Dayak memiliki tradisi tato yang unik yang dikenal sebagai
"tato Dayak" atau "tato Iban" dalam beberapa kelompok etnis Dayak,
terutama di Kalimantan, Indonesia. Tato Dayak sering kali melibatkan
pola-pola geometris yang rumit dan memiliki makna simbolis dalam
budaya mereka. Tato ini tidak hanya digunakan untuk tujuan estetika,
tetapi juga sebagai penanda status sosial, pencapaian dalam kehidupan,
dan tanda-tanda perlindungan spiritual.

2) Suku Sunda
Suku Sunda adalah salah satu kelompok etnis yang mendiami wilayah
barat Pulau Jawa, Indonesia. Mereka merupakan kelompok etnis terbesar
di Provinsi Jawa Barat dan juga ditemukan di beberapa wilayah di Banten
dan Jawa Tengah bagian barat.
- Wayang Golek

Wayang Golek Sundanese khususnya berasal dari suku Sunda di


Jawa Barat, Indonesia. Pertunjukan ini melibatkan sekelompok boneka
kayu yang berperan dalam cerita-cerita epik seperti Ramayana atau
Mahabharata. Wayang golek Sunda ini memiliki ciri khas tampilan
yang berbeda dari gaya wayang golek dari daerah lain di Indonesia,
dengan boneka-boneka yang berpakaian khas Sunda.
- Angklung

8
Angklung Sunda adalah alat musik tradisional yang berasal dari
daerah Sunda di Jawa Barat, Indonesia. Alat musik ini terbuat dari
bambu dan memiliki karakteristik suara yang unik. Angklung terdiri
dari rangkaian tabung-tabung bambu yang dipasang pada rangka kayu
atau bambu yang lebih besar. Setiap tabung bambu menghasilkan nada
yang berbeda tergantung pada ukurannya.

- Tari Jaipong

Tari Jaipong adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah


Sunda, khususnya Jawa Barat, Indonesia. Tarian ini sangat populer dan
terkenal karena irama musiknya yang energetik dan gerakan tari yang
dinamis. Jaipong menggabungkan unsur-unsur tari tradisional Sunda
dengan elemen-elemen modern, menciptakan tarian yang menarik dan
menggembirakan.

3) Suku Betawi
Suku Betawi adalah kelompok etnis yang mendiami daerah Jakarta, ibu
kota Indonesia. Mereka memiliki budaya dan tradisi yang khas yang
berbeda dari kelompok etnis lain di Indonesia. Suku Betawi telah
mengembangkan bahasa, makanan, musik, dan tarian yang unik.

- Palang Pintu

9
Istilah "palang pintu" dapat memiliki berbagai makna tergantung
pada konteks penggunaannya. Dalam beberapa situasi, "palang pintu"
bisa merujuk kepada batang atau alat yang digunakan untuk mengunci
atau membuka pintu.

- Ondel-ondel

Ondel-ondel adalah maskot tradisional dari suku Betawi, yang


merupakan kelompok etnis yang mendiami Jakarta, Indonesia. Ondel-
ondel adalah boneka besar yang terbuat dari anyaman bambu dan
ditutupi dengan kain warna-warni yang cerah. Boneka ini memiliki
rambut panjang dan warna-warna yang mencolok.
- Lenong

Lenong adalah bentuk teater tradisional Indonesia yang berasal


dari suku Betawi, kelompok etnis yang mendiami Jakarta. Pertunjukan
lenong menggabungkan unsur-unsur teater, komedi, tarian, dan musik.
Biasanya, pertunjukan lenong dimainkan oleh kelompok aktor dan
aktris yang mengenakan kostum tradisional Betawi dan melakukan
dialog dan sketsa komedi yang menghib

- Gambang Kromong

Gambang Kromong adalah genre musik tradisional dari suku


Betawi di Jakarta, Indonesia. Musik Gambang Kromong

10
menggabungkan berbagai instrumen musik tradisional, seperti
gambang (alat musik perkusi yang terbuat dari kayu), rebab (biola),
suling (seruling bambu), kendang (gendang), gong, dan instrumen
lainnya. Gambang Kromong sering digunakan untuk mengiringi
pertunjukan Lenong, teater tradisional Betawi, sehingga sering dijuluki
"musik Lenong."

4) Suku Batak
Suku Batak adalah salah satu kelompok etnis yang mendiami Sumatera
Utara, Indonesia, dan sekitarnya. Mereka memiliki budaya, bahasa, dan
tradisi yang unik. Kelompok suku Batak terdiri dari beberapa sub-suku,
termasuk Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, dan Angkola, masing-
masing dengan karakteristik budaya dan bahasa mereka sendiri.
- Tari Tor-Tor

Tari Tor Tor adalah salah satu tarian tradisional suku Batak di
Sumatera Utara, Indonesia. Tarian ini adalah tarian berkelompok yang
biasanya diiringi oleh musik tradisional Batak. Tari Tor Tor adalah
ekspresi seni yang penting dalam budaya Batak dan sering dipentaskan
dalam berbagai upacara adat, perayaan, dan acara budaya.
- Ogung Sabangunan

Ogung Sabangunan adalah jenis tarian adat yang berasal dari


masyarakat Batak, yang mendiami Sumatera Utara, Indonesia. Tarian
ini biasanya merupakan bagian dari berbagai upacara adat dan

11
perayaan dalam budaya Batak.
- Tradisi Mangulosi

Tradisi mangulosi dilakukan orang yang dituakan kepada kerabat


yang memiliki partuturan, kedudukan yang lebih rendah seecara adat,
seperti orang tua pada anak. Dalam upacara pernikahan Batak, ada
tradisi mangulosi dari tulang (Paman) kepada kedua pengantin, hal
yang menunjukkan kekhasan relasi dalam keluarga Batak.
5) Suku Jawa
- Batik

Batik Jawa adalah seni tradisional kain yang berasal dari pulau
Jawa, Indonesia. Batik merupakan teknik pewarnaan kain yang
menggunakan malam sebagai penahan warna, sehingga motif-motif
khusus dapat dibuat pada kain. Batik Jawa memiliki sejarah yang
panjang dan kaya, dan biasanya memiliki motif-motif yang mendalam
maknanya. Motif-motif batik Jawa dapat bervariasi tergantung pada
daerahnya, misalnya batik Solo, batik Jogja, atau batik Pekalongan.
- Kebaya

Kebaya Jawa adalah pakaian tradisional yang sering dipakai oleh


wanita di Jawa, Indonesia, terutama dalam upacara adat, pernikahan,
12
atau acara-acara resmi. Kebaya Jawa terdiri dari dua bagian utama:
atasannya berbentuk blus dengan potongan yang khas dan kain panjang
yang disebut "kain sarung" yang digunakan sebagai rok.
- Wayang

Wayang yang terkebal di Jawa salah satunya adalah wayang kulit


adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang melibatkan boneka
kulit yang diproyeksikan ke layar dengan bantuan lampu. Ini adalah
salah satu bentuk seni wayang yang paling terkenal di Indonesia dan
biasanya digunakan untuk menceritakan cerita-cerita epik dari
mitologi Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata.

- Gamelan

Gamelan adalah salah satu elemen kunci dari budaya Jawa yang
sangat khas dan berharga. Gamelan adalah ansambel musik tradisional
Jawa yang terdiri dari berbagai jenis instrumen perkusi, seperti gongs,
kendang (gendang), saron, slenthem, dan berbagai instrumen lainnya.
Ini adalah salah satu jenis musik ansambel yang paling terkenal di
dunia, dan gamelan digunakan dalam berbagai konteks dalam budaya
Jawa.
6) Suku Madura
Suku Madura adalah kelompok etnis yang mendiami pulau Madura, yang
terletak di sebelah timur pulau Jawa, Indonesia. Suku Madura memiliki
bahasa dan budaya mereka sendiri yang khas. Bahasa Madura, yang
merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia, digunakan oleh suku
Madura dalam komunikasi sehari-hari mereka.

- Carok
13
Carok adalah tradisi adat kontroversial yang berasal dari suku
Madura, Indonesia, yang melibatkan konflik fisik atau pertarungan
antara dua individu atau kelompok. Tradisi ini memiliki banyak aspek
kontroversial dan seringkali melibatkan penggunaan senjata tajam,
seperti pisau atau pedang. Carok mungkin terjadi sebagai akibat dari
perselisihan pribadi, urusan kehormatan, atau konflik antara
kelompok-kelompok tertentu.
- Karapan Sapi

Karapan Sapi adalah tradisi balap sapi yang berasal dari Pulau
Madura, Indonesia. Ini adalah salah satu bentuk hiburan yang sangat
populer di Madura dan sering kali menjadi ajang pertaruhan dan
kebanggaan bagi masyarakat setempat. Dalam karapan sapi, dua sapi
yang diberi perlengkapan khusus dan dipacu oleh pemiliknya
berlomba di trek yang khusus dibuat untuk acara tersebut.

- Upacara Rakat Laut

Upacara Rakat Laut " atau "Petik Laut." Ini adalah tradisi yang
berasal dari Suku Madura di Indonesia. Upacara ini dilakukan untuk
merayakan musim panen laut, terutama dalam konteks penangkapan
ikan. Selama upacara ini, para nelayan Madura berdoa dan

14
mengucapkan terima kasih kepada dewa laut, memohon perlindungan,
serta memberikan penghormatan kepada nenek moyang mereka.

C. Manfaat Bahan Ajar Audio Visual

Media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, peranannya akan semakin jelas
apabila guru mengetahui cara memanfaatkannya secara cerdas dalam proses
pembelajaran. Penggunaan media audiovisual dan video juga mempengaruhi gaya
belajar visual, auditori, dan kinestetik. Gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik
merupakan gaya belajar multisensori yang mencakup tiga unsur gaya belajar yaitu
penglihatan, pendengaran, dan gerakan.

Menurut Nana Sudjana, merincikan manfaat media audio visual dalam proses belajar
mengajar bagi siswa antara lain:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan


motivasi belajar.

b. Materi pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

c. Metode pengajaan akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosen dan guru tidak kehabisan
tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pengajaran.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lainnya seperti mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan.6
D. Langkah-Langkah Pembuatan Bahan Ajar Audio Visual
Menurut Yudhi Munadi (2008:55) media audio visual berbasis canva adalah jenis
media yang secara bersamaan melibatkan indra visual dan pendengaran. Bentuk
komunikasi verbal dan nonverbal, seperti yang menyerupai media audio-visual yang
dibuat menggunakan Canva, tersedia untuk digunakan dalam menyampaikan pesan yang
dimaksud.
Rekaman video, format film yang berbeda, slide suara, dan sebagainya adalah
contoh materi audio visual yang dapat dibuat dengan Canva, seperti yang didefinisikan
oleh Wina Sanjaya (2014: 118). Media yang dibuat di Canva yang menggabungkan aspek

6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 2
15
audio dan visual, seperti yang didefinisikan oleh Syaiful Bahri Djamarah dkk. (2013:
124). Karena menggabungkan bentuk media pertama dan kedua, kemampuan media jenis
ini ditingkatkan.
Beberapa pendapat di atas menunjukkan bahwa media audio visual berbasis Canva
merupakan media yang menggunakan komponen suara dan gambar sebagai mediator
untuk menyampaikan pesan dari konten pedagogis guna mencapai tujuan pembelajaran.
1. Jenis-Jenis Media Audio visual berbasis canva
Ada banyak sumber daya audio-visual di Canva yang dapat digunakan untuk
tujuan pendidikan, namun penulis akan fokus pada beberapa saja. Syaiful Bahri
Djamarah (2013: 125) mengklasifikasikan bentuk-bentuk media tersebut sebagai
baik:

a. Audio visual bisu yang dibuat di Canva, seperti film yang dibuat dari slide suara, film
yang dibuat dari urutan suara, atau cetakan yang dibuat dari rekaman suara.
b. Materi audiovisual yang menggabungkan grafik gerak untuk menyajikan audio dan
video, seperti film dan video.

Menurut Wina Sanjaya (2014:118) Materi audio-visual, seperti rekaman video,


film dengan panjang bervariasi, slide suara, dan sebagainya, yang dibuat di Canva
memiliki aspek audio dan visual. Materi audiovisual dibuat dengan menggunakan Canva,
seperti dijelaskan oleh Arief S. Sadiman dkk. (2011:67), dapat berupa:
a. Film
Film merupakan Kekuatan media untuk memfasilitasi proses belajar mengajar
tidak bisa dilebih-lebihkan. Ada tiga ukuran film yang berbeda: 8 milimeter, 16
milimeter, dan 35 milimeter. Film dikatakan bergerak cepat dan alternatif agar
penonton disuguhi tontonan terus-menerus, sebagaimana dikemukakan Arsyad
(2016:50). Daya pikat unik dari film ini berasal dari kemampuannya untuk membuat
ulang gambar dan suara langsung di layar lebar. Media semacam ini memiliki
kemampuan untuk menyampaikan informasi, menggambarkan proses,
mengklarifikasi ide-ide yang sulit, mengajarkan keterampilan, memadatkan atau
memperluas perjalanan waktu, dan membentuk sikap.
b. Televisi (TV)
Televisi adalah media lain yang, seperti bioskop, dapat memberikan informasi
pendidikan melalui kombinasi aspek pendengaran dan visual dengan fitur gerak.
Pada saat ini, televisi telah berkembang sedemikian luasnya di masyarakat. Televisi
16
digunakan untuk berbagai keperluan di luar hanya berfungsi sebagai sumber hiburan.
Tetapi juga sebagai alat untuk tujuan pendidikan. Siswa dapat mengikuti peristiwa
terkini dengan lebih mudah berkat televisi.
c. Video
Gambar bergerak yang diiringi musik yang berbeda dapat dilihat pada media
video dan video compact disk (VCD). Seperti halnya media audio, program video
siaran sering digunakan oleh institusi pendidikan yang menyediakan pembelajaran
jarak jauh sebagai cara penyebaran konten pendidikan. Pesan dapat dikirim melalui
video yang asli (seperti peristiwa atau kejadian penting, berita) atau imajiner (seperti
dongeng), dan pesan ini dapat bersifat instruktif, mendidik, atau instruksional.
Proses pendidikan dapat mengambil manfaat besar dari penggunaan banyak
kualitas video, yang semuanya sangat berharga. Salah satu aspek ini dikenal sebagai
gerak lambat, dan ini memungkinkan pergerakan objek atau peristiwa tertentu yang
berlangsung sangat cepat menjadi lambat sehingga lebih mudah bagi siswa untuk
mempelajarinya.
Menurut Hujair A.H. Sanaky (2015:124), media video dan VCD dapat
digunakan untuk menyajikan materi pelajaran ilmiah untuk tujuan pendidikan bidang
ilmu pengetahuan jika isinya dikemas dan ditata dengan baik sesuai dengan tujuan,
sumber, dan tujuan pembelajaran. metodologi. Peserta didik akan aktif melihat,
mendengar, mengamati, dan memahami apa yang telah diajarkan melalui program
video, dan siswa akan mendapat kesempatan untuk mempraktekkan apa yang telah
disampaikan melalui program video. Misalnya, program video dapat dikemas untuk
pokok bahasan siklus hidup atau siklus hidup hewan.
a. Proyektor LCD (Liquid Crystal Display)
Salah satu peralatan optik dan elektrik tersebut dikenal dengan LCD Projector
yang merupakan singkatan dari Liquid Crystal Display. Dimungkinkan untuk
memproyeksikan teks, foto, atau tulisan ke layar jika sistem optik cukup efisien
untuk menghasilkan cahaya yang sangat terang tanpa mematikan (menggelapkan)
lampu di dalam ruangan. Hal ini diperlukan agar sistem dapat melakukan tugasnya
secara efektif. (Hujair, 2015:144).
Munir, (2008:145) Beberapa hal yang perlu disiapkan guru dalam
pembelajaran menggunakan LCD proyektor antara lain:

1) Guru sebaiknya sudah dapat mengoperasikan LCD proyektor dan komputer


2) point-point penting saja dalam power point
17
3) Gunakan warna-warna yang menarik
4) Gunakan animasi secukupnya agar tidak mengganggu
5) Hindari suara dari animasi karena dapat menggangu pembicaraan guru
6) Gunakan foto-foto secukupnya
7) Bila memungkinkan gunakan film pendek
8) Segera diminimize-kan apabila power point tidak sedang digunakan
9) Prinsip satu slide satu menit
10) Jangan terlalu banyak slide dalam setiap sesi, maksimal 20 slide.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media LCD


adalah sebuah alat elektronik berupa layar proyektor berfungsi menampilkan gambar
visual, sebagai sarana pendidikan yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan
pembelajaran.
2. Langkah-langkah Menggunakan Media Audio visual berbasis canva
Agar pembelajaran berjalan lancar dan efisien, ada tahapan-tahapan tertentu
yang harus diselesaikan. Wati (2016: 55-56) mengutip penelitian yang mengungkap
tahapan berikut untuk membuat konten audiovisual di Canva.

a Penyiapan Bahan. Dalam skenario ini, seorang guru diharuskan membuat unit
pengajaran terlebih dahulu, lalu memilih materi audio- visual yang sesuai
berdasarkan Canva untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
b Panjang media Seorang guru bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan
panjang media dengan waktu yang disediakan untuk pelajaran.
c Persiapan kelas Persiapan ini meliputi persiapan siswa serta persiapan alat.

Rangkaian tanya jawab Setelah penggunaan media audio visual yang dibuat
dengan menggunakan Canva, pengajar akan melibatkan siswa dalam diskusi tanya
jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap informasi yang
diberikan.
Selanjutnya Arsyad (2017:143-144) mengemukakan bahwa langkah-langkah
pembelajaran dengan media audio visual berbasis canva adalah sebagai berikut:

a. Bersiap Pada tahap ini, instruktur bersiap-siap dengan memeriksa dan


memutuskan apa yang akan digunakan untuk menarik minat siswa,
menjaga perhatian mereka, dan memotivasi mereka untuk membantu
siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan. .
18
b. Membangkitkan rasa kesiapsiagaan siswa Melalui penggunaan
pertanyaan, siswa dibimbing untuk mengembangkan sikap kesiapsiagaan
mendengarkan dan memperhatikan.
c. Mengambil materi pendengaran dan visual Instruktur mengarahkan siswa
melalui proses melalui pengalaman mendengar dan melihat pada saat
yang tepat sehingga konten dapat dipertahankan.
d. Percakapan yang telah disajikan pada siaran didiskusikan oleh instruktur
dan siswa.

Menurut Wati, waktu pembelajaran harus disesuaikan dalam penggunaan media


audio visual berbasis Canva agar materi disesuaikan dengan waktu yang ditentukan,
sedangkan menurut Arsyad penggunaan media audio visual berbasis Canva lebih
disarankan untuk memprovokasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk
meningkatkan kesiapan siswa memperhatikan guru. Namun ada beberapa kesamaan,
seperti dimulai dengan instruktur menyiapkan unit pelajaran dan media yang digunakan,
dan diakhiri dengan sesi tanya jawab atau diskusi kelas. Wati, di sisi lain, berpikir bahwa
institusi pendidikan akan mendapat manfaat paling besar dari penerapan prosedur
penggunaan materi audio-visual berbasis Canva. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa
setiap prosedur pembelajaran membutuhkan penghitungan waktu yang unik, meskipun
ketiganya berbagi proses awal dan akhir yang sama. Waktu yang dihabiskan untuk belajar
akan lebih baik digunakan jika panjangnya dapat diperkirakan. Selain itu, tingkat
keberhasilan pembelajaran akan meningkat jika dijadwalkan pada saat yang tepat. Karena
peneliti percaya bahwa dengan menggunakan materi pembelajaran video yang diberikan
dalam pembelajaran akan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menghibur,
maka peneliti memutuskan untuk berkonsentrasi pada media audio-visual berbasis kanvas
video animasi.

E. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio visual berbasis canva


1. Kelebihan Media Audio visual berbasis canva

Menurut Wina Sanjaya (2014:109) ada beberapa kelebihan penggunaan media


audio visual berbasis canva dalam proses pembelajaran diantaranya:

a. Pengalaman belajar yang sulit dipelajari secara langsung dapat diberikan melalui
penggunaan media audio visual yang dibuat dengan menggunakan Canva. siswa
dapat, misalnya, belajar tentang kehidupan yang ada di dasar laut dengan menonton
19
film dokumenter, karena secara fisik tidak mungkin siswa diinstruksikan untuk
menyelam. Hal yang sama berlaku untuk mempelajari berbagai jenis konten abstrak.
b. Penggunaan materi audio-visual yang dibuat menggunakan Canva memungkinkan
untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan beragam, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan motivasi dan semangat siswa untuk pendidikan.
c. Siswa mampu memanfaatkan materi audio visual yang dibuat dengan menggunakan
Canva, dalam batasan tertentu, sebagai sumber belajar, yang memungkinkan mereka
untuk belajar sendiri tanpa sepenuhnya bergantung pada kehadiran fisik instruktur.

2. Kekurangan Media Audio visual berbasis canva

a Pengadaannya memerlukan biaya mahal.


b Tergantung pada energi listrik sehingga tidak dapat dihidupkan disegala tempat.
c Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang untuk terjadinya
umpan balik.

Beberapa pendapat di atas menunjukkan bahwa media audio visual berbasis


pembelajaran Canva berpotensi meningkatkan motivasi dan semangat belajar
karena keragaman konten yang ditawarkannya, namun juga memiliki kelemahan
karena bentuknya yang lebih satu arah. komunikasi yang mencegahnya
menawarkan kesempatan untuk umpan balik.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Audiovisual adalah sarana pendidikan yang modern, sesuai dengan perkembangan zaman
(kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), termasuk sarana visual dan audio visual. media
audiovisual adalah sarana produksi atau transmisi materi dengan menggunakan mesin mekanik
dan elektronik untuk menyajikan pesan audio visual.

Media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, peranannya akan semakin
jelas apabila guru mengetahui cara memanfaatkannya secara cerdas dalam proses
pembelajaran. Penggunaan media audiovisual dan video juga mempengaruhi gaya
belajar visual, auditori, dan kinestetik.
Media audio visual berbasis canva adalah jenis media yang secara bersamaan
melibatkan indra visual dan pendengaran. Bentuk komunikasi verbal dan nonverbal,
seperti yang menyerupai media audio-visual yang dibuat menggunakan Canva, tersedia
untuk digunakan dalam menyampaikan pesan yang dimaksud.

B. Saran

Demikian makalah yang disusun oleh kelompok kami, semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca. Kami menyarankan pada
para pembaca agar tidak berhenti hanya pada makalah kami saja, teruslah membaca
karena dengan membaca dapat menambah ilmu pengetahuan dan menambah wawasan.
Kami meminta maaf jika masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, karena
kami semua masih dalam proses belajar. Apabila ada kritik atau saran yang ingin
disampaikan silahkan sampaikan pada kelompok kami, sekian terima kasih.

21
DAFTAR PUSTAKA
Duludu, Ummyssalam A.T.A, Buku Ajar Kurikulum Bahan Dan Media Pembelajaran
Pls, Yogyakarta: Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA (2017).
M.Andi Fajir. 2023. Pengembangan Media Audio Visual Berbasis Canva Dalam Muatan
Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Sdn 1 Suranadi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram
Sardidkk,Media pendidikan, Jakarta: Raja Grapindo Persada,(1986).
Sudjana, Nana, Media Pendidikan, Bandung: PT.Aditya Citra Bakti, (1999)

22

Anda mungkin juga menyukai