Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMENFAATAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR NON CETAK

Dosen Pengampu

Sri Astuti,S.S.,M.Pd

Disusun oleh

kelompok 5

Melka Akwila (2112062053)

Wonarti ( 2112062068)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSADA


KHATULISTIWA SINTANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah melimpahkan Rahmat-
Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Didalam penulisan makalah ini membahas mengenai Pemenfaatan Dan pengembangan
bahan ajar non cetak . Pada kesempatan ini tidak lupa kelompok meyampaikan terima
kasih kepada Ibu Sri Astuti,S.S.,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
“Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Budaya Lokal "yang telah memberikan tugas
membuat dan mencari informasi mengenai topik makalah ini kepada kelompok.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk
itu diharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya membangun untuk
perbaikan makalah berikutnya. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat
mempermudah kita semua untuk memperoleh penambahan pengetahuan dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Sekian kami kelompok 5 ucapkan terima
kasih.

Sintang, 24 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................................ 2

BAB II..................................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3

A. Arti dan Bahan Ajar Non-Cetak.................................................................................................... 3

B. Klasifikasi Bahan Ajar Non-Cetak ................................................................................................. 3

C. Bahan Ajar Non Cetak ................................................................................................................... 4

D. Model Pengembangan Borg and Gall ............................................................................................ 6

BAB III ................................................................................................................................................... 9

PENUTUP .............................................................................................................................................. 9

A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 9

B. Saran ............................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari semua aspek kehidupan
manusia. Hampir dalam semua kegiatan, manusia memanfaatkan teknologi yang canggih.
Penciptaan teknologi, sesuai dengan esensinya dilakukan untuk memudahkan kegiatan
manusia. Teknologi khususnya teknologi informasi membantu dalam proses belajar. Belajar
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh
karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa
seseorang itu adalah belajar adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin
disebabkan terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Apabila proses belajar tersebut diselenggarakan secara formal di sekolah, hal ini
dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam
aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar
tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, antara lain terdiri atas murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah,
rekaman video atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas
(proyektor, overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan,
laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain.

Menurut Sadjati (2012:1.7), ada dua jenis bahan ajar, pertama adalah jenis baha

1
cetak seperti modul, handout, dan lembar kerja siswa (LKS). Selanjutnya Sadjati
mengelompokkan bahan ajar non-cetak di antaranya adalah realia (salah satu jenis medium
yang digunakan sebagai alat untuk penyampaian informasi dan pengetahuan yang berupa benda
atau objek yang sebenarnya atau benda asli), bahan ajar yang dikembangkan dari barang
sederhana, bahan ajar diam dan display, video, audio dan overhead transparencies (OHT).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Arti dan Bahan Ajar Non-Cetak ?

2. Apa Klasifikasi Bahan Ajar Non-Cetak ?

3. Apa Bahan Ajar Non Cetak ?

4. Apa Model Pengembangan Borg and Gall ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Arti dan Bahan Ajar Non-Cetak ?

2. Mengetahui Klasifikasi Bahan Ajar Non-Cetak ?

3. Mengetahui Bahan Ajar Non-Cetak ?

4. Mengetahui model pengembangan Borg and Gall ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti dan Bahan Ajar Non-Cetak


Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran yang offline ataupun online. Bahan ajar bersifat sistematis
artinya disusun secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Di samping itu bahan ajar
juga bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran
tertentu dan dalam proses pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang
sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu.

Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki peran penting. Peran
tersebut menurut Tian Belawati (2003: 1.4-1.9) meliputi peran bagi guru, siswa, dalam
pembelajaran klasikal, individual, maupun kelompok.

Setiap jenis bahan ajar non-cetak memilki peran tersendiri, seperti halnya media audio
memilki peran sebagai media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaiakn dalam
bentuk lambang-lambang audiatif, baik verbal maupun non verbal. Untuk pengajaran, media
audio dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa hingga terjadi proses
belajar mengajar.

B. Klasifikasi Bahan Ajar Non-Cetak


1. Bahan Ajar Non-Cetak Audio

Bahan Ajar Non-Cetak Audio merupakan jenis media yang efektif dan efisien untuk
digunakan sesuai dengan tujuan permbelajaran yang ingin dicapai yaitu, melatih kemampuan
dalam mendengar informasi dan pengetahuan lisan secara komprehensif. Namun para ahli
berpandangan bahwa media audio pada dasarnya sangat tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran tentang kemampuan berbahasa dan seni.

Menurut Setyosari dan Sihkabuden (2005 148, Yudhi Munadi, 2008) media audio
adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain,

3
media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara
semata.

C. Bahan Ajar Non Cetak


1. Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak

Beberapa karakteristik Bahan Ajar berbasis TIK/ICT dapat dikemukakan antara lain:

a. Memanfaatkan teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau
guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh
hal-hal yang protokoler.

b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi jaringan/computer


network).

c. . Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran menjadi menarik,


tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi siswa untuk belajar mandiri.

d. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer
sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan
memerlukannya.

e. Memanfaatkan Pertukaran Data (Information sharing) yang secara interaktif dapat dilihat
setiap saat di komputer.

Adapun Keunggulan Terkini yang dimiliki oleh Bahan Ajar berbasis TIK/ICT dapat dirangkum
sebagai berikut:

a. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif serta

mempunyai ketertarikan pada materi yang sedang dibahas.

b. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar sewaktu-waktu karena bahan ajar dapat
tersimpan di komputer.

c. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan
terjadual melalui jaringan, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan
ajar dipelajari.

4
d. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara
mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

e. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi dan berinteraksi melalui fasilitas-fasilitas
internet yang dapat dilakukan secara kelompok/group.

2. Unsur-unsur Bahan Ajar Non Cetak Bahan ajar setidak tidaknya harus memiliki enam unsur,
yaitu mencakup tujuan, sasaran, uraian materi, sistematika sajian, petunjuk belajar, dan
evaluasi. Sebuah bahan ajar harus mempunyai tujuan Tujuan harus dirumuskan secara jelas
dan terukur mencakup kriteria ABCD (audience, behavior, criterion, dan degree). Sasaran perlu
dirumuskan secara spesifik. untuk siapa bahan belajar itu ditujukan. Sasaran bukan sekedar
mengandung pernyataan subjek orang, Namun juga harus mencakup kemampuan apa yang
menjadi prasyarat yang harus sudah mereka kuasai agar dapat memahami bahan ajar ini.

3. Macam-macam Bahan Ajar Non Cetak Berdasarkan peran teknologi yang digunakan, bahan
ajar non cetak dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, antara lain:

a. Technology based leaming Material (Bahan Ajar berbasis Teknologi) yang meliputi Bahan
ajar dengar atau Audio Information Technologies (radio, audio tape kaset, piringan hitam,
Audio Compact Disc, voice mail telephone, dan sebagainya) dan Bahan ajar pandang dengar
atau Video Information Technologies (video tape, video text, video compact disc, film, dan
sebagainya).

b. Computer assisted learning (CAL) material yaitu bahan ajar yang menggunakan komputer
sebagai alat bantu, misalnya penggunaan komputer dalam menyampaikan Media Pembelajaran
Presentasi (Presentation Slide), penggunaan komputer dalam mengelola laboratorium bahasa,
dan sebagainya.

c. Computer based leaming (CBL) material yaitu bahan ajar yang sepenuhnya menggunakan
komputer secara terintegrasi, misalnya Bahan ajar interaktif (interactive teaching material)
seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compac disk (CD) multimedia, software
pembelajaran interaktif, dan sebagainya.

d. Information and Communication Technology (ICT) based leaming material, atau lebih
dikenal dengan Bahan Ajar berbasis TIK/ICT, yaitu bahan ajar yang memanfaatkan Teknologi

5
Informasi dan Komunikasi (TIK) dan telah mengacu pada Technology e-leaming dan Data
Information Technologies. Contoh: Internet based tutorial, distance learning, e-library, bulletin
board, e-book, jurnal online, online module dan sebagainya) (MGMP Guru SMA, 2010).

D. Model Pengembangan Borg and Gall


Dalam model pengembangan, Borg and Gall memuat panduan sistematika langkah-
langkah yang dilakukan oleh peneliti agar produk yang dirancangnya mempunyai standar
kelayakan. Dengan demikian, yang diperlukan dalam pengembangan ini adalah rujukan
tentang prosedur produk yang akan dikembangkan. Uraian model pengembangan Borg dan
Gall, dijelaskan sebagai berikut.

Educational research and development (R&D) is a process used to develop and


validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D
cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed,
developing the product based on the finding, field testing it in the setting where it wil be used
eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field testing stage. In indicate
that product meets its behaviorally defined objectives. (Borg & Gall, 1983:772) Terjemahan:
Riset dan pengembangan bidang pendidikan (R & D) adalah suatu proses yang yang digunakan
untuk mengembangkan dan mengesahkan produk bidang pendidikan. Langkah-langkah dalam
proses ini pada umumnya dikenal sebagai siklus R& D, yang terdiri dari: pengkajian terhadap
hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan validitas komponen-komponen pada
produk yang akan dikembangkan, mengembangkannya menjadi sebuah produk, pengujian
terhadap produk yang dirancang, dan peninjauan ulang dan mengoreksi produk tersebut
berdasarkan hasil uji coba. Hal itu sebagai indikasi bahwa produk temuan dari kegiatan
pengembangan yang dilakukan mempunyai obyektivitas.

Dalam teknologi pembelajaran, deskripsi tentang prosedur dan langkah- langkah


penelitian pengembangan sudah banyak dikembangkan. Borg & gall (1983) menyatakan
bahwa prosedur penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu:
(1) mengembangkan produk, dan (2) menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan.
Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengemban sedangkan tujuan kedua disebut sebagai
validasi. Dengan demikkian, konsep penelitian pengembangan lebih tepat diartikan sebagai
upaya pengembangan yang sekaligus disertai dengan upaya validasinya.

6
Borg dan Gall (1983: 775) mengajukan serangkaian tahap yang harus ditempuh dalam
pendekatan ini, yaitu "research and information collecting. planning, develop preliminary form
of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, operational
product revision, operational field testing, final product revision, and dissemination and
implementation". Secara konseptual, pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup 10
langkah umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gall (1983:775),

a. Research and information collecting, termasuk dalam langkah ini antara ini antaralain studi
literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan
kerangka kerja penelitian:

b. Planning, termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan
dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika
mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas:

c. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk
yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung,
menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat
pendukung.

d. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam

skala terbatas, dengan melibatkan subjek sebanyak 6 - 12 subjek. Pada langkah ini
pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket;

e. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan
berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali,
sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk
(model) utama yang siap diujicoba lebih luas;

f. Main field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh mahasiswa.

g. Operational product revision. yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji


coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model
operasional yang siap divalidasi:

7
h. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah
dihasilkan;

i. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan
guna menghasilkan produk akhir (final);

J. Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang


dikembangkan

Skema tersebut dirujuk dari the major steps in the R & D cycle Borg dan Gall.
Pengadaptasiannya diwujudkan dalam bentuk perencanaan teknis sasaran dan jenis kegiatan
yang akan dilakukan dalam tiap tahapnya. Sukmadinata (2010) menjelaskan "Jika kesepuluh
langkah penelitian dan pengembangan diikuti dengan benar, maka akan dapat menghasilkan
suatu produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan Langkah-langkah tersebut
bukanlah hal baku yang harus diikuti, langkah yang diambil bisa disesuaikan dengan kebutuhan
peneliti.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari materi yang disampaikan adalah bahwa bahan ajar non-cetak memiliki
peran penting dalam proses pembelajaran, dengan karakteristik yang mencakup pemanfaatan
teknologi multimedia dan keunggulan yang memungkinkan interaksi aktif antara guru dan
siswa. Selain itu, model pengembangan Borg and Gall memberikan panduan sistematis dalam
mengembangkan dan menguji produk pendidikan secara efektif, dengan tahapan yang meliputi
perencanaan, pengembangan produk, uji coba lapangan, revisi, validasi, dan penyebaran.

B. Saran
Berdasarkan materi yang disampaikan, ada beberapa saran yang pertama yaitu :

1.Penggunaan Bahan Ajar Non-Cetak: Implementasikan bahan ajar non-cetak, seperti media
audio dan teknologi berbasis TIK/ICT, dalam proses pembelajaran. Manfaatkan keunggulan
teknologi multimedia untuk membuat suasana pembelajaran lebih menarik dan interaktif.

2. Sistematisasi Bahan Ajar:Pastikan bahwa bahan ajar yang disusun memiliki sistematika yang
jelas, termasuk tujuan, sasaran, uraian materi, sistematika sajian, petunjuk belajar, dan evaluasi.
Hal ini akan mempermudah siswa untuk memahami dan menyerap materi pelajaran.

3. Implementasi Model Pengembangan Borg and Gall:Jika Anda berencana untuk


mengembangkan produk pendidikan atau bahan ajar baru, pertimbangkan untuk mengikuti
model pengembangan Borg and Gall. Langkah-langkah yang disarankan dalam model ini dapat
membantu memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kelayakan dan
keefektifan.

4. Pemanfaatan Teknologi dalam Pengajaran:Manfaatkan fasilitas e-moderating dan


komunikasi yang disediakan oleh teknologi internet. Dengan demikian, guru dan siswa dapat
berinteraksi secara mudah, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam diskusi
kelompok.

9
5. Pengujian dan Revisi Produk secara Teratur: Penting untuk menguji bahan ajar yang
dikembangkan secara berkala dan merevisinya berdasarkan umpan balik dari siswa dan proses
pengajaran. Hal ini dapat memastikan bahwa produk yang disampaikan sesuai dengan tujuan
dan kebutuhan pembelajaran.

Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, Anda dapat meningkatkan efektivitas dan daya
tarik pembelajaran di kelas.

10
DAFTAR PUSTAKA
Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar Non Cetak | PDF - Scribd
https://id.scribd.com/document/290354587/7-Pengembangan-Dan-Pemanfaatan-
Bahan-Ajar-Non-Cetak

https://id.scribd.com/document/432176489/5-Bahan-Ajar-Non-Cetak-Audio-
Audiotransparansi-Transparansi

11

Anda mungkin juga menyukai