Anda di halaman 1dari 38

MEDIA PEMBELAJARAN

Penggolongan Media Pembelajaran

Dosen pengampu : Sri Rahma Dewi Saragih S.Pd., M.Pd

1. Raffi Azizi (22051029)

2. Iko Nur Abdi (22051032)

3. Elfi Ramadhani (22051034)

4. Sri Etinur (22051065)

3 - B PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ASAHAN

T.A 2023 - 2024


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT berkat


rahmat dan hidayahnya kami selaku penyusun dapat meyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam kita curahkan kepada rasulullah SAW, keluarga, dan
sahabatnya.

Selanjutnya, kami selaku penyusun ingin meyampaikan rasa terima kasih


yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan
makalah ini, baik berupa dorongan moril maupun materi. Terima kasih kepada dosen
mata kuliah Media Pembelajaran Geografi yang telah membimbing. Semoga makalah
ini dapat berguna baik untuk diri sendiri, teman-teman, maupun yang membaca
makalah ini.

Kami selaku penyususn memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memenuhi tugas yang diberikan.

Kisaran, 27 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

2.1 Penggolongan Media Pembelajaran............................................................................4

2.2 Klasifikasi media pembelajaran...................................................................................4

2.2.1 Klasifikasi Media Berdasarkan Persepsi Indera.................................................4

2.2.2 Klasifikasi Media Berdasarkan Penggunaanya..................................................6

BAB III PENUTUP........................................................................................................34

3.1 Kesimpulan................................................................................................................34

3.2 Saran .........................................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................35

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media Pembelajaran merupakan Sebuah sarana pembelajaran yang digunakan


oleh seseorang dengan menggunakan alat yang dibuat untuk memudahkan dalam
penyampaian materi ketika mengajar di Sekolah. Hal seperti itu sangat membantu
guru dalam mengajar di Sekolah dan merupakan solusi untuk membuat siswa senang
ketika belajar dan tidak merasa jenuh. Pembelajaran menggunakan media
pembelajaran teknologi komputer seperti ini harus menyelaraskan guru akan
menggunakan metode pembelajaran apa yang cocok yang diajarkan untuk siswa, agar
siswa tidak merasa jenuh ketika di Sekolah.

Proses belajar mengajar media pembelajaran juga dapat membangkitkan


semangat belajar dan minat dari siswa yang tinggi, selain itu juga dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa, dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa. Pemakaian atau penggunaan media juga dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap pelajaran di Sekolah. Media dimanfaatkan memiliki
posisi alat bantu guru dalam proses mengajar, misalnya slide, foto, grafik, film,
maupun pembelajaran menggunakan komputer yang berguna untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu
dalam mengajar, media juga diharapkan dapat memberikan pengalaman konkret,
motivasi belajar, mempertinggi daya serap serta retensi belajar siswa. Perkembangan
media pembelajaran menuntut agar guru/pengajar mampu menggunakan alat- alat
yang disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Media pengajaran dapat membantu proses belajar siswa yang diharapkan


dapat mencapai tingkat keberhasilan hasil belajar siswa. Alasan menggunakan media

1
pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain: Pengajaran lebih menarik
perhatian siswa sehingga menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, bahan
pengajaran akan lebih jelas dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pembelajaran yang diajarkan pada hari tersebut. Metode yang digunakan
mengajar lebih bervariasi, Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karena
tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi siswa juga melakukan aktivitas
lain seperti mengamati video, gambar, melakukan, dan mendemontrasikan

1.2 Rumusan Masalah

 Apa saja penggolongan media pembelajaran?


 Bagaimana media berbasis teknologi?
 Bagaimana media berbasis alam?

1.3 Tujuan

 Mahasiswa dapat menjelaskan golongan media pembelajaran.


 Mahasiswa dapat mengetagui media berbasis teknologi.
 Mahasiswa dapat mengetagui media berbasis alam?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penggolongan Media Pembelajaran

Perkembangan lmu pengetahuan, teknologi dan seni, memberikan dampak


pula pada sumber dan media pembelajaran seperti foto, slide, radio, film dan video,
komputer dan lain-lain. Pada awalnya hanya dikenal beberapa jenis media sederhana
seperti buku bergambar, gambar, bagan, grafik dan model yang bisa digunakan dalam
pembelajaran. Pertambahan jenis media dan perluasan pemanfaatannya menimbulkan
pemikiran untuk mengadakan pengklasifikasian atau penggolongan media
pembelajaran dari berbagai aspek.

Secara umum ada dua penggolongan media pembelajaran , yakni


penggolongan media pembelajaran berdasarkan persepsi indera dan penggunaanya.
Sebagai bahan informasi tambahan, klasifikasi media pembelajaran berdasarkan
aspek-aspek lain dan sudut pandang beberapa ahli.

Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat


visual, audial, projected, still media maupun projected motion media bisa dilakukan
secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut multi media, namun
dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.

2.2 KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memberikan dampak


pula pada sumber dan media pembelajaran seperti foto, slide, radio,film, dan video,
komputer dan lain-lain. Pada awalnya hanya dikenal beberapa jenis media sederhana
seperti buku bergambar, gambar, bagan, grafik, dan model yang bisa digunakan
dalam pembelajaran. Pertambahan jenis media dan perluasan pemanfaatannya

3
menimbulkan pemikiran untuk mengadakan pengklasifikasian atau penggolongan
media pembelajaran dari berbagai aspek. Secara umum ada dua penggolongan media
pembelajaran yang dibahas dalam tulisan ini, yakni penggolongan media
pembelajaran berdasarkan persepsi indera dan penggunaannya. Sebagai bahan
informasi tambahan, dalam tulisan ini juga disajikan klasifikasi media pembelajaran
berdasarkan aspek-aspek lain dan sudut pandang beberapa ahli.

2.2.1 Klasifikasi Media Berdasarkan Persepsi Indera

Berdasarkan persepsi indera, media diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yakni


media audio, media visual, dan media audio visual (Setyosari dan Sihkabuden, 2005).
Ketiga jenis media tersebut dipaparkan sebagai berikut.

Media audio adalah media yang hanya mengandalkan suara saja, seperti radio,
cassette tape recorder, dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau
mempunyai kelainan dalam pendengaran.

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.


Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media
visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slide
(film bingkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan, dan ada pula yang menampilkan
gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi ke dalam audio visual
diam (slide bersuara, film rangkai bersuara, cetak suara) dan audio visual gerak (film
suara, video cassette). Pembagian lain dari media ini adalah media audio visual murni
dan audio visual tidak murni. Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun
unsur gambar berasal dari satu sumber seperti film dan video cassette. Sedangkan
audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang

4
berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide
proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film
suara dan cetak suara.

Sejalan dengan uraian di atas, Suleiman (1988) secara lebih rinci


mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan persepsi indera sebagai berikut.

a. Media Audio

Media audio, yaitu media yang menghasilkan bunyi atau suara. Media ini
dapat menyalurkan pesan melalui bunyi atau suara. Contoh media jenis ini adalah
radio dan audio cassette tape recorder.

b. Media Visual

Media visual, yakni media yang menghasilkan bentuk atau rupa, yang dikenal
sebagai media peraga. Contoh media visual adalah gambar alat transfortasi,
insektarium, tiruan rangka manusia, dan lain-lain.

Media visual dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

(1) media visual dua dimensi dan

(2) media visual tiga dimensi. Media visual dua dimensi meliputi media dua dimensi
pada bidang yang tidak transparan dan media dua dimensi pada bidang yang
transparan.

Contoh media dua dimensi pada bidang yang tidak transparan adalah cetakan
gambar pahlawan, poster, foto buah-buahan, dan lain sebagainya.

Contoh media dua dimensi pada bidang transparan adalah overhead


Transparency.

Contoh media tiga dimensi adalah patung, boneka, diorama, dan lain-lain.

5
c. Media Audio Visual

Media audio visual, yaitu media yang dapat menghasilkan rupa dan suara
dalam satu unit media. Contoh jenis media ini adalah video, film bersuara, dan
televisi.

2.2.2 Klasifikasi Media Berdasarkan Penggunaannya

Klasifikasi media berdasarkan penggunaannya dapat dilihat dari sasaran


penggunanya dan cara penggunaannya. Berikut ini dipaparkan klasifikasi media
berdasarkan penggunaannya dilihat dari kedua sudut pandang tersebut.

 Klasifikasi Media Pembelajaran Dilihat dari Cara


Penggunaannya

Berdasarkan cara penggunaannya media pembelajaran dibedakan menjadi


dua, yakni media pembelajaran yang penggunaannya secara (1) tradisional atau
konvensional (sederhana) dan (2) modern atau kompleks. Kedua jenis media ini
dijelaskan sebagai berikut.

(1) Media yang penggunaannya secara konvensional, dimana setiap guru secara
individual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media ini meliputi
semua media pembelajaran dan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam
mengajar di kelas, laboratorium, atau di luar kelas, baik dalam kelompok kecil
maupun kelompok besar (Setyosari dan Sihkabuden, 2005). Contoh: sketsa rantai
makanan yang digambar guru di papan tulis, peta Indonesia yang digunakan oleh
guru untuk menjelaskan letak propinsi-propinsi di Indonesia.

(2) Media yang penggunaannya secara modern meliputi ruang kelas otomatis, sistem
proyeksi berganda, dan sistem interkomunikasi.

a) Ruang kelas otomatis

6
Ruang kelas otomatis yaitu ruang kelas yang fungsinya dapat diubah- ubah
secara otomatis (guru tinggal menekan tombol tertentu). Perubahan ini misalnya
perubahan dari kelas besar untuk ceramah menjadi kelas kecil untuk diskusi, untuk
ruangan proyeksi, untuk laboratorium, dan lain sebagainya. Perubahan fungsi kelas
dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran dan keperluan pebelajar waktu itu.

b) Sistem proyeksi berganda (Multiprojection system)

Mahasiswa dapat mengetagui media berbasis Suatu sistem ruang proyeksi


melengkapi ruang kelas otomatis. Sistem ini diciptakan untuk memungkinkan
proyeksi bahan-bahan pembelajaran melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi.
Saat ini sudah banyak ruang-ruang kelas, ruang kuliah, ruang rapat, dan ruang
seminar yang dilengkapi dengan sistem proyeksi berganda.

c) Sistem interkomunikasi

Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana program
pembelajaran disiarkan melalui televisi. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas
dalam suatu lembaga pendidikan atau untuk beberapa lembaga pendidikan.
Pemeliharaan interaksi dan partisipasi pebelajar dilakukan dengan penyediaan media
interkomunikasi. Selain berdasarkan persepsi indera dan penggunaannya, media
pembelajaran juga diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Sebagai bahan
pengayaan,

Berikut ini diuraikan beberapa klasifikasi media pembelajaran berdasarkan


berbagai sudut pandang dan tinjauan para ahli. Menurut Ibrahim dkk. (2004), media
diklasifikasikan menjadi lima yaitu:

1) media tanpa proyeksi dua dimensci (gambar, bagan, poster, grafik, peta
datar, dan sebagainya),

7
2) media tanpa proyeksi tiga dimensi (benda sebenarnya, model, boneka, dan
sebagainya),

3) media audio (radio, audio tape recorder, audio disc),

4) media dengan proyeksi (OHP, film, film strip, slide),

5) televisi, video, komputer. Wibawa dan Mukti (1991) mengklasifikasikan


media menurut kesamaan karakteristik dan kekhususannya menjadi empat, yaitu:
media audio, media visual, media audio visual, dan media serbaneka. Bretz (dalam
Ali, 1992: 91) mengklasifikasikan media sebagai berikut.

Media diklasifikasikan berdasarkan adanya tiga ciri yaitu suara (audio),


bentuk (visual), dan gerak (motion). Atas dasar ini media dikelompokkan menjadi
delapan.

(1) media audio-motion-visual, yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan
bentuk obyeknya dapat dilihat. Media semacam ini paling lengkap. Jenis media
termasuk kelompok ini adalah televisi, video tape dan film bergerak.

(2) Media audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara, obyeknya dapat
dilihat, namun tidak ada gerakan. Seperti film strip bersuara, slide bersuara atau
rekaman televisi dengan gambar tidak bergerak (television still recording).

(3) Media audio-semi motion, mempunyai suara dan gerakan, namun tidak dapat
menampilkan gerakan secara utuh. Seperti writing atau teleboard.

(4) Media motion-visual yakni media yang mempunyai gambar obyek bergerak.
Seperti film (bergerak) bisu (tak bersuara).

(5) Media still-visual, yakni ada obyek tetapi tidak ada gerakan. Seperti film strip,
gambar, microform, atau halaman cetak.

8
(6) Media semi-motion (semi gerak), yakni yang menggunakan garis dan tulisan,
seperti tele-autograf.

(7) Media audio, hanya menggunakan suara. Seperti radio, telephon, audio tape.

(8) Media cetakan, hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol
bunyi).

Djamarah dan Zain (2002) mengemukakan bahwa klasifikasi media bisa


dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Dilihat
dari jenisnya, media dibagi ke dalam media auditif, media visual, dan media audio
visual. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi dalam media dengan daya liput luas
dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, dan
media untuk pengajaran individual. Penggunaan media dengan daya liput luas dan
serentak tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak
didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi. Media dengan
daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat penggunaannya membutuhkan ruang
dan tempat yang khusus seperti film, sound slide (slide bersuara), film rangkai suara,
yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap. Media untuk pengajaran
individual, penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah
modul terprogram dan pembelajaran melalui komputer.

Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
media sederhana dan media kompleks. Media sederhana ini bahan dasarnya mudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak
sulit. Contoh media sederhana adalah bagan, grafik,

sketsa, boneka tangan, dan lain-lain.Media kompleks adalah media yang


bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta harganya mahal, sulit
membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai. Contoh
media kompleks adalah slide bersuara, film, video, siaran radio, dan lain-lain.

9
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dibagi menjadi dua macam atau
jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di
pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization), dan media rancangan
karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan
pembelajaran tertentu ( media by design). Contoh media by utilization adalah atlas,
peta, tiruan rangka manusia, yang dijual di toko-toko dan guru tinggal membeli dan
menggunakan media tersebut dalam pembelajaran.

Contoh media by design adalah diorama yang khusus dibuat oleh guru untuk
menjelaskan kehidupan suku Dayak di Kalimantan Timur, peta timbul pulau Bali
yang dibuat oleh guru untuk menjelaskan letak dan permukaan atau kontur pulau
Bali.

Berikut ini diuraikan klasifikasi media pembelajaran menurut beberapa ahli.

1. Klasifikasi Menurut Wilbur Schramm

Dari segi kompleksitas dan besarnya biaya, Schramm membedakan antara


media rumit dan mahal (big media) dan media sederhana (little media). Contoh big
media adalah video pembelajaran dan siaran televisi pendidikan. Contoh little media
adalah gambar binatang, sketsa perkembangbiakan katak. Schramm juga
menggelompokkan media menurut kemampuan daya liputnya, yaitu:

1) liputan luas dan serempak seperti TV, Radio, dan faxsimile,

2) liputan terbatas pada tempat/ruangan seperti film, video, slide, poster audio
tape, dan sebagainya,

3) media untuk belajar individual (mandiri) seperti buku, modul, program


belajar dengan komputer dan telepon.

2. Klasifikasi Menurut Gagne

10
Gagne mengelompokkan media menjadi tujuh kelompok, yaitu:

1) benda untuk didemonstrasikan,

2) komunikasi lisan,

3) media cetak,

4) gambar diam,

5)gambar gerak,

6) film bersuara, dan

7) mesin belajar.

Ketujuh kelompok media pembelajaran ini memiliki fungsi menurut hierarki


belajar yang dikembangkan,yaitu:

1) pelontar stimulus,

2) penarik minat,

3) contoh perilaku belajar,

4)memberi kondisi eksternal,

5) menuntun cara berpikir,

6) memasukkan alih ilmu,

7) menilai prestasi dan pemberi umpan balik.

3. Klasifikasi Menurut Allen

Allen mengelompokkan media menjadi sembilan kelompok, yakni:

11
1) visualdiam,

2) film,

3) televisi,

4) obyek tiga dimensi,

5) rekaman,

6) pelajaran terprogram,

7) demonstrasi,

8) buku teks, dan

9) sajian lisan.

Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dengan tujuan yang
ingin dicapai.

4. Klasifikasi Menurut Gerlach dan Ely

Gerlach & Ely mengelompokkan media menjadi delapan kelompok


berdasarkan ciri-ciri fisiknya, yaitu:

1) benda sebenarnya (termasuk orang, kejadian dan benda tertentu),

2) presentasi verbal (mencakup media cetak, kata- kata yang diproyeksikan


melalui slide, transparansi OHP, catatan di papan tulis, dan majalah dinding,

3) presentasi grafis (mencakup chart, grafik, peta, diagram, lukisan dan


gambar),

4) gambar diam (potret),

5) gambar gerak (film dan video),

12
6) rekaman suara,

7) pengajaran terprogram, dan

8) simulasi (peniruan situasi).

 PERENCANAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam setiap


kegiatan. Apapun jenis kegiatannya faktor perencanaan ini sangat penting untuk
diperhatikan mengingat banyak kegiatan yang akhirnya kurang berhasil atau bahkan
mengalami kegagalan dan tidak mencapai hasil yang maksimal akibat tidak
direncanakan dengan baik. Banyak ahli yang mengatakan bahwa perencanaan yang
baik adalah lima puluh persen keberhasilan. Pendapat

tersebut menunjukkan bahwa perencanaan tidak boleh diabaikan dan dianggap


sepele.

Perencanaan media pembelajaran dimulai dengan mengadakan identifikasi


kebutuhan media di suatu lingkungan pendidikan. Kebutuhan-kebutuhan ini
dirumuskan melalui observasi atau pengamatan, wawancara atau diskusi tentang
masalah pendidikan khususnya masalah yang berkenaan dengan proses pembelajaran
serta penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran.

Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru atau calon guru memperoleh


data tentang jenis-jenis media pembelajaran yang dibutuhkan untuk program
pembelajaran. Jenis-jenis media yang diidentifikasi tersebut harus disesuaikan dengan
tema, kemampuan dan tujuan yang diinginkan. Data kebutuhan ini dirinci untuk
bahan pertimbangan dalam rencana pengadaan media pembelajaran. Identifikasi
kebutuhan media pembelajaran ini dapat dirancang oleh guru

13
Pengadaan sumber belajar merupakan kelanjutan dari langkah perencanaan.
Langkah ini merupakan langkah guru atau pihak sekolah mewujudkan perencanaan
media pembelajaran yang telah dibuat. Sebaik apa pun perencanaan media
pembelajaran yang dibuat jika guru tidak diwujudkan dan realisasikan dalam bentuk
kegiatan selanjutnya yaitu pengadaan, maka perencanaan tersebut hanya merupakan
daftar keinginan atau dokumen tertulis saja. Oleh sebab itu proses pengadaan menjadi
sangat penting dilakukan sebagai proses selanjutnya sehingga kegiatan pembelajaran
akan ditunjang dengan ketersediaan berbagai media pebelajaran.

 PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Pengadaan sumber belajar dapat ditempuh melalui beberapa cara antara lain
kegiatan pembelian, menerima sumbangan atau hadiah, dan yang paling penting
mampu membuat atau produksinya sendiri.

1) Pembelian

Pembelian merupakan suatu kegiatan pengadaan media pembelajaran melalui


transaksi pembelian. Pengadaan media pembelajaran melalui cara ini tentu
berimplikasi pada dana atau biaya yang dibutuhkan. Biasanya pihak sekolah atau
lembaga penyelenggara pendidikan telah memiliki rencana anggaran untuk pembelian
beberapa jenis media misalnya alat permainan untuk di dalam ruangan kelas. Untuk
melakukan pembelian guru harus berkoordinasi dan menyampaikan rencana
pembelian dan kebutuhannya itu kepada pimpinan lembaga pendidikan.

Pada saat menyampaikan permohonan pembelian kepada pimpinan lembaga


pendidikan, guru perlu menjelaskan jenis-jenis sumber belajar yang akan dibeli dan
mengemukakan alasan mengapa media pembelajaran tersebut perlu dibeli tentunya
saja dengan menyertakan hasil identifikasi kebutuhan media pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya. Oleh karena sekolah biasanya menghadapi keterbatasan dana,

14
maka guru dituntut mampu memilih dan menentukan media pembelajaran apa saja
yang harus lebih utama dibeli untuk kepentingan pembelajaran anak. Pemahaman
guru terhadap media pembelajaran ini sangat penting mengingat guru harus

memperhatikan kesesuaian media dengan kebutuhan perkembangan anak,


ketepatan ukuran, warna dan kerapihannya karena apabila tidak akurat maka tujuan
yang hendak dicapai akan meleset.

2) Hadiah / Sumbangan

Penambahan koleksi sumber belajar dapat diperoleh dari hadiah, pemberian,


hibah ataupun sumbangan dari berbagai pihak seperti instansi pemerintah, swasta
ataupun perorangan. Sumbangan atau bantuan yang diterima ada kalanya tanpa
diminta terlebih dahulu, namun ada juga yang dilakukan melalui permohonan dari
pihak lembaga pendidikan. Sumbangan biasanya diberikan oleh lembaga-lembaga
tertentu yang memiliki kepedulian terhadap penyelenggaraan pendidikan anak anak
usia dini. Lembaga-lembaga seperti itu pada saat ini sangat banyak baik dari dalam
maupun dari luar negeri. Pengadaan sumber belajar melalui hadiah/sumbangan
menuntut guru untuk secara aktif mencari berbagai informasi termasuk alamat
lembaga atau

institusi yang membuka peluang untuk memberikan bantuan. Pada umumnya,


tindak lanjut dari bentuk pengadaan seperti ini adalah dalam bentuk jalinan kerjasama
antara lembaga pemberi sumbangan dengan lembaga pendidikan penerima
sumbangan

3) Bekerjasama

Bekerja sendiri jauh lebih berat daripada bekerja sama. Bekerjasama antar
lembaga tertentu menumbuhkan satu hasil yang lebih baik apabila kerjasama itu
dilakukan secara terbuka, profesional, dan saling menguntungkan (mutual benefits).
Kerjasama ini bisa dalam bentuk pinjam meminjam media pembelajaran yang

15
dimiliki oleh lembaga yang berbeda. Jika di tingkat kecamatan memiliki media
pembelajaran tertentu, maka lembaga pendidikan dapat meminjamnya.

Selain itu, jika media pembelajaran di suatu sekolah lebih lengkap dapat
dipinjamkan ke sekolah yang lain. Kerjasama juga dapat terjadi antar lembaga
misalnya antar sekolah dengna dinas-dinas terkait seperti dinas pertanian, dinas
kesehatan, dan lain-lain.Kerjasama dengan orang tua siswa juga sangat penting
mengingat banyak orang tua yang mempunyai potensi untuk membantu lembaga
pendidikan dalam berbagai bentuk. Apakah dalam bentuk materi atau dalam bentuk
keahlian- keahlian atau pengetahuan lebih yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga
pendidikan.

4) Membuat

Pengadaan media pembelajaran dapat juga dilakukan melalui pembuatan yang


dilakukan oleh guru. Pembuatan sendiri oleh guru memiliki kelebihan dalam hal guru
dapat menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Jika guru akan
membuat media pembelajaran secara mandiri maka terlebih dahulu guru harus
menganalisis program pembelajaran/kurikulum yang digunakan sehingga media yang
dibuat sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan program. Berdasarkan hasil analisis
tersebut guru mengembangkan rancangan/desain media tersebut. Selanjutnya guru
membuat media pembelajaran tersebut sesuai rancangan yang telah dibuat. Jika
memungkinkan sebelum digunakan secara luas di lembaga pendidikan, terlebih
dahulu dilakukan ujicoba terbatas sehingga keandalan media tersebut teruji.

 PEMELIHARAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Menyimpan dan memelihara media pembelajaran di sekolah baik yang ada di


dalam ruangan maupun yang ada di luar merupakan hal yang penting dilakukan oleh
guru. Hal tersebut dikarenakan penggunaan media pembelajaran tersebut tentu tidak
hanya untuk satu kali kegiatan belajar saja melainkan akan digunakan secara terus-

16
menerus. Selain itu intensitas penggunaan media pembelajaran oleh anak juga akan
sangat tinggi. Apalagi untuk media-media pembelajaran tertentu yang sangat disukai
oleh anak.

Sehubungan dengan pentingnya fungsi penyimpanan dan pemeliharaan ini,


guru harus mengetahui jenis media pembelajaran yang perlu disimpan dan dipelihara
dengan baik. Cara anak meletakkan media pembelajaran di kelas tidak terlepas dari
pengawasan guru. Guru juga harus memantau bagaimana cara anak memainkan
media tersebut dan mengembalikan media tersebut pada tempatnya, karena anak
harus dibiasakan bertanggung jawab terhadap mediapembelajaran yang
dimainkannya.

Agar pemakaian dapat bertahan, maka cara penyimpanan dan cara


memeliharanya harus baik. Guru harus memperhatikan tingkat kelembabanruang
penyimpanan media atau ruangan kelas karena tempat yang lembab dapat
menumbuhkan jamur dan merusak media pembelajaran.

Dengan demikian perlu dipersiapkan tempat khusus, seperti rak-rak untuk


meletakkan barang, lemari tertutup untuk menyimpan barang atau buku yang tidak
digunakan sehari-hari.

Dalam pelaksanaan penyimpanan/pemeliharaan sumber belajar yang


menunjang proses pembelajaran di sekolah hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

1. Untuk media pembelajaran yang terdapat diruang kelas, guru dapat melakukan
bentuk-bentuk perawatan dan penyimpanan sebagai berikut:

(a) Alat-alat seharusnya disimpan di tempat yang memenuhi syarat, tidak lembab,
cukup ventilasi, dan diatur rapi dalam lemari alat atau rak alat.

17
(b) Dalam penyimpanan ini harus diperhatikan juga jenis-jenis alat tersebut seperti
buku dan kertas-kertas dalam lemari atau rak, alat peraga lainnya disimpan di tingkat
yang sesuai dan aman.

(c) Pemeliharaan bahan dari kayu dilakukan secara berkala dengna menyemprotkan
obat anti serangga atau rayap, dimeni, dicat, diplitur atau dipernis.

(d) Pemeliharaan bahan yang terbuat dari plastik dilakukan dengna melindunginya
dari benda panas, membersihkannya dengan alat pembersih yang lembut.

(e) Khusus untuk boneka/pakaian dapat dicuci atau diganti apabila sudahkusam atau
lusuh.

(f) Alat yang terbuat dari kain ditempatkan dalam lemari tertutup, diberi kapur barus
atau kamper.

2. Adapun untuk alat yang terdapat di luar ruangan kelas dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut:

(a) Alat-alat ditempatkan pada tempat yang bebas banjir dan apabila ada
kerusakan segera diperbaiki umpamanya ada bagian besi yang patah
secepatnya dilas, bila catnya terkelupas segera dimeni/dicat dan pemberian
pelumas secara rutin.

(b) Bak pasir hendaknya selalu bersih dari kotoran-kotoran dan ditutup,
pasirnya selalu ditambah apabila diperlukan.

(c) Bak air hendaknya diperhatikan kebersihannya.

(d) Kereta dorong, otoped, mobil-mobilan harus ditempatkan pada tempat


yang bebas banjir dan selalu diberi pelumas.

18
 PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Alasan perlunya penggunaan media pembelajaran secara optimal dalam


pembelajaran adalah dikaitkan dengan tugas yang diemban guru dalam kesehariannya
yaitu menyajikan pesan, membimbing dan membina anak untuk mencapai tujuan
pembelajaran yaitu mengembangkan semua aspek perkembangan anak dalam waktu
yang telah ditetapkan dan relatif terbatas.

Sementara itu banyaknya media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan


secara maksimal oleh guru terkadang luput dari perhatianya. Hal tersebut salah satu
penyebabnya adalah karena guru tidak mempunyai pengetahuan dan keterampilan
teknis untuk menggunakan media pembelajaran tersebut. Guru hendaknya memiliki
pengetahuan dan wawasan dalam menggunakan berbagai media pembelajaran.
Dengan pengetahuannya itu, guru akan memanfaatkan secara optimal media
pembelajaran yang tersedia. Ia akan menggunakannya sendiri secara kreatif sehingga
kegiatan belajar anak dapat berjalan dengan efektif. Menggunakan berbagi media
pembelajaran memang membutuhkan keterampilan tertentu dan khusus. Berikut ini
ada beberapa contoh penggunaan beberapa media pembelajaran dan hal-hal yang
harusdiperhatikan dalam penggunaannya.

1. Media Cetak

Buku mutlak digunakan oleh guru sebagai sumber belajar. Beberapa kriteria
yang sebaiknya menjadi dasar pertimbangan dalam menggunakan buku adalah
kriteria isi yang mencakup apakah isi buku ini relevan dengan kurikulum/program
yang berlaku, urutan isi buku, isi dan topik yang disajikan pembahasannya mudah
dipahami anak, kemampuan pengarang dan penerbit, kebaruannya(currentness), dan
lain-lain.

2. Benda Sebenarnya

19
Sejalan dengan pembelajaran anak usia dini, guru dapat menggunakan benda-
benda sebenarnya sebagai media pembelajaran. Penggunaan benda sebenarnya seperti
pada saat guru menjelaskan tanaman misalnya bunga guru harus dapat menggunakan
secara tepat dan memanfaatkan benda-benda tersebut agar sebuah indera anak
terstimulasi dengan baik misalnya saja anak dapat mengamati bunga yang
sebenarnya, mencium harum wangi bunga, menyentuh mahkotanya, daun dan tangkai
bunga. Dengan demikian anak lebih memahami melalui pengalaman nyata dan lebih
menyenangkan.

3. Barang Bekas

Kreativitas guru dalam menggunakan barang bekas menjadi media


pembelajaran dapat membantu proses pembelajaran. Contohnya botol bekas minuman
kaleng dapat dikemas menjadi kaleng suara dengan bantuan kerikil untuk berlatih
seni musik, melatih daya pendengaran, dan mengenalkan berbagai bunyi-bunyian
kepada anak.

4. Model

Guru dapat menggunakan model tiruan seperti motor-motoran, mobil-


mobilan, becak dan lain-lain untuk membantu memberikan gambaran alat angkutan
kepada anak. Model ini cukup efektif digunakan untuk memberikan pengetahuan dan
informasi pada anak mengenai objek-objek tertentu yang ditampilkan dalam bentuk
model ataun tiruan dari benda sebenarnya.

 Klasifikasi Media Pembelajaran Dilihat dari Sasaran


Penggunananya.

Berdararkan sasran yang menggunakannya, media dapat dibedakan menjadi


tiga, yaitu media pendidikan/pembelajaran yang media penggunaannya secara
kelompok (baik kelompok kecil maupun kelompok besar), dan media
pendidikan/pembelajaran yang penggunaannya secara massal.

20
Contoh media pembelajarannta yang penggunaanya secara individual adalah
modul pembelajaran, buku pengajaran terprogram, mesin penajaran, media
pembelajaran mandiri berbasis komputer, dan lain-lain. Media penggunaanya secara
kelompok kecil maupun besar, misalnya slide bersuara, cassette tape recorder, video
dan lain sebagainya. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal,
misalnya televisi dan radio.

Klasifikasi Media Pembelajaran Dilihat dari Cara Penggunaannya


Berdasarkan cara penggunaanya media pembelajaran dibedakan menjadi dua, yakni
media peembelajaran yang penggunaannya secara tradisional atau konvensional
(sederhana) dan (2) modern atau kompleks. Kedua jenis media ini dijelaskan sebagai
berikut.

a. Media yang penggunaanya secara konvensional, dimana setiap guru secara


individual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media ini meliputi
semua media pembelajaran dan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam
mengajar di kelas, laboratorium, atau diluar kelas, baik dalam kelompok kecil
maupun kelompok besar (Setyosari dan Sihkabuden, 2005). Contoh sketsa rantai
makanan yang digambar guru di papan tulis, peta Indonesia yang digunakan oleh
guru untuk menjelaskan letak provinsi-provinsi di Indonesia.

b. Media yang penggunaanya secara modern meliputi ruang kelas otomatis, sistem
proyeksi berganda, dan sistem interkomunikasi. Ruang kelas otomatis yaitu ruang
kelas yang fungsinya dapat di ubah-ubah secara otomatis (guru tinggal menekan
tombol tertentu). Sistem proyeksi berganda, suatu sistem ruang proyeksi melengkapi
ruang kelas otomatis. Sistem ini diciptakan untuk memungkinkan proyeksi bahan-
bahan pembelajaran melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi. Sistem
interkomunikasi dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana program
pembelajaran disiarkan melalui televisi. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas
dalam suatu embaga pendidikan

21
Djamarah dan Zain (2002) mengemukakan bahwa klasifikasi media bisa
dibuat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Dilihat
dari jenisnya, media dibagi ke dalam media auditif, media visual, dan media audio
visual.

Dilihat dari daya liputnya, media dibagi dalam media dengan daya liput luas
dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, dan
media untuk pengajaran individual. Penggunaan media dengan daya liput luas dan
serentak tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak
didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contohnya adalah radio, dan televisi.
Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat penggunaanya
membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai
suara, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap. Media untuk
pengajaran individual, penggunaanya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini
adalah modul terprogram dan pembelajaran melalui komputer.

Dilihat dari bahan pembuatannya, mdia dibagi dalam dua kelompok, yaitu
media sederhana dan media kompleks. Media sederhana ini bahan dasarnya nudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaanya tidak
sulit. Contoh media sederhana adalah bagan, grafik, sketsa, boneka tangan, dan lain-
lain. Media kompleks adalah media yang bahan dan alar pembuatannya sulit
diperoleh serta harganya mahal, sulit membuatnya dan penggunaanya memerlukan
keterampilan yang memadai. Contoh media kompleks adalah slide bersuara, film,
video, siaran radio, dan lain-lain.

Ditinjau dari kesiapan pengadaanya, media dibagi menjadi dua macam atau
jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di
pasaran luas dalam keadaan siap pakai, dan media rancangan karena perlu dirancang
dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu.
Contoh media siap pakai adalah atlas, peta, tiruan rangka manusia, yang dijual di

22
toko-toko dan guru tinggal membeli dan menggunakan media tersebut dalam
pembelajaran.

Contoh media rancangan adalah diorama yang khusus dibuat oleh guru untuk
menjelaskan kehidupan suku Dayak di Kalimantan Timur, peta timbul situs Trowulan
dapat menjelaskan bagaimana pola tata ruang dan pemukiman kerajaan Majapahit
yang sudah maju, peta timbul Pulau Bali yang dibuat oleh guru untuk menjelaskan
letak dan permukaan atau kontur PulauBali

Para ahli berbeda dalam setiap pengelompokannya, diantaranya :

 Taksonomi menurut Rudy Bretz

Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu :
suara, visual dan gerak. Visual sendiri di bedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis
(line graph) dan simbol yang merupakan suatu continuum dari bentuk yang dapat di
tangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu Bretz juga membedakan antara
media siar (telecommunication) dan media rekaman (recording) sehingga terdapat 8
klasifikasi media :

 Media audio visual gerak


 Media audio visual diam
 Media audio semi gerak
 Media visual gerak
 Media visual diam
 Media semi gerak
 Media audio
 Media cetak2
 Taksonomi menurut Briggs

23
Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau
rangsangan yang dapat di timbulkannya dari pada medianya sendiri, yaitu kesesuaian
rangsaangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan, dan
transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang di pergunakan dalam
proses belajar mengajar, yaitu : Objek, model, suara langsung, rekaman audio, media
cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparasi, film rangkai, film
bingkai, film televise, dan gambar.

 Taksonomi menurut Gagne

Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, Gagne membuat 7


macam pengelompokan media, yaitu :

 Benda untuk didemonstrasikan


 Komunikasi lisan
 Media cetak
 Gambar diam
 Gambar gerak
 Film bersuara
 Mesin belajar

Ke tujuh kelompok media ini kemudian di kaitkannya dengan kemampuannya


memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang di kembangkannya, yaitu :
pelontar stimulus, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi
eksternal, menuntun cara berfikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan
pemberi umpan balik.3

 Taksonomi menurut Wilbur schramm

Media dapat di golongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana.
Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu :

24
 Liputan luas dan serentak, seperti tv, radio, dan facsimile.
 Liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio
tape

Media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan
computer dan telepon.

 Media berbasis teknologi

Secara istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani : Thecnologis. Thechnie


berarti seni, keahlian atau sains, sedangkan logosyaitu berarti ilmu. Menurut
Gaibraith teknologi dapat diartikan sebagai penerapan sistematis dari pengetahuan
ilmiah atau terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis. Teknologi pendidikan dalam
arti sempit bisa merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu
dalam pendidikan agar berhasil guna,efesien serta efektif. Sedang dalam arti luas
menurutAssociation for Educational Communication and Technology (AECT) adalah
proses yang komplek dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan
evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar
manusia.

Menurut perjalanan sejarah, dunia pendidikan telah mengalami empat tahap


perubahan ditinjau dari cara penyajian materi pelajarannya. Perkembangan yang
pertama adalah tatkala dalam masyarakat tumbuh suatu profesi baru yang di sebut
“Guru” yang diberi tanggung jawab untuk melakasanakan pendidikan mewakili orang
tua. Dengan demikian, maka terjadi pergeseran peranan pendidikan, yang biasa
diselenggarakan di rumah berubah menuju ke pendidikan sekolah secara formal.
Perkembangan yang kedua dimulai dengan dipergunakannya bahasa tulisan di
samping bahasa lisan dalam menyampaikan ajaran atau materi. Perkembangan
pendidikan yang ketiga terjadi dengan di temukannya teknik pencetakan yang

25
memungkinkan diperbanyaknya bahan-bahan bacaan dalam bentuk buku-buku teks
sebagai materi pelajaran tercetak. Perkembangan pendidikan yang keempat terjadi
dengan mulai masuknya teknologi berikut produknya yang menghasilkan ala-alat
mekanis, optis, maupun elektronis.

Teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu, baik dari segi


jumlah,tingkatan kerumitannya,maupun dari segi kemampuannya. Media pendidikan
sebagia produk dari teknologi pun bervariasi, mulai dari teknologi yang sederhana
hingga teknologi yang canggih. Apapun teknologi media yang di pergunakan, hal
yang terpenting adalah adanya interaksi dua arah atau lebih antara peserta didik dan
pendidik. Di harapkan dari teknologi ini dapat memberikan pengaruh bagi
peningkatan sektor pendidikan dalam berbagai bentuk dan manifestasinya.8 Karena
pada prinsipnya suatu proses pembelajaran adalah merupakan interaksi dua arah dari
seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer)
yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah di tetapkan sebelumnya.

Meskipun demikian, tidak ada teknologi yang paling bagus untuk mecapai
sebuah tujuan pendidikan. Mengingat keunggulan dan keterbatasan masing-masing
teknologi, maka pemilihan dan penggunaannya dalam pendidikan harus bersifat
pragmatis karena teknologi cepat sekali berkembang. Menurut Chute, telah
mengelompokkan berbagai pelihan teknologi untuk pendidikan, mulai dari yang
sederhana sampai yang paling canggih dan mutakhir, yaitu sebagai berikut :

 Teknologi audio

Pilihan interaktif yang sederhana adalah telepon. Sebagai media


komunikasi,telepon dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendidikandan belajar.

 Teknologi audio dan data

26
Salah satu kelemahan teknologi audio adalah tidak adanya visual dalam
proses pembelajaran tersebut. Perpaduan kemampuan audio dari telepon dan
kemampuan data computer telah melahirkan aplikasi belajar jarak jauh yang disebut
audiografis.

 Teknologi video

Teknologi ini meliputi kaset video, siaran video satu arah, video on demand,
video dan BCT, serta video dua arah. Program video ini dapat juga disiarkan secara
satu arah untuk mengkomunikasikan kebijakan pengelola sekolah maupun untuk
menunjang proses pembelajaran.

 Computer based training

Pendidikan dan pelatihan berbasis computer ini merupakan bentuk lain dari
aplikasi teknologi untuk pendidikan yang menggunakan computer sebagai alat untuk
menyampaikan pelajaran(computer Assited Intruction) atau mengelola pengalaman
belajar siswa (computer Managed Instruction)

 Konferensi computer

Teknologi ini merupakan pemayung beerbagai kegiatan penerapan teknologi


komputer untuk menunjang komunikasi antar manusia, misalnya surat elektronik
(email), system konferensi kelompok, dan system penyampaian pesan interaktif
(mailing list).

 Pendidikan dan pelatihan di internet

Internet merupakan teknologi yang memberikan landasan yang kuat bagi


penciptaan lingkungan belajar yang kaya dan luwes serta mampu memenuhi
kebutuhan pendidikan dan pelatihan.10

27
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa teknologi ternyata telah
memberikan kontribusi yang begitu besar bagi penyelenggaraan pembelajaran dan
pendidikan pada umumnya. Aplikasi teknologi telah memungkinkan terciptanya
lingkungan belajar global yang terhubungkan melalui jaringan. Pendidikan
hendaknya menerapkan suatu sistem yang benar-benar menempatkan siswa di tengah-
tengah proses pembelajaran dengan dikelilingi oleh berbagai sumber belajar dan
layanan belajar elektronik, mulai dari pendidik sampai ke peserta didik, dengan
layanan informasi dan dukungan administratif maupun akademis.

 Media berbasis alam

Lingkungan sebagai media belajar

Penggunaan media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi pada dasarnya


memvisualkan fakta, gagasan, kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan dari keadaan
sebenarnya untuk di bahas di dalam kelas dalam membantu proses pengajaran.di lain
pihak guru dan siswa bisa mempelajari keadaan sebenarnya di luar kelas dengan
menghadapkan para siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati
dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar. Pada prinsipnya belajar adalah
suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya.11 Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai
media dan sumber belajar, diantaranya :

Dengan survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat


setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-
lain. Dengan kemah atau kamping, kemah cocok untuk mempelajari ilmu
pengetahuan alam, ekologi, biologi, dan lain-lain. Siswa di tuntut merekam apa yang
ia alami, rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung.

28
Dengan karyawisata, yaitu kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari
objek tertentu sebagai bagian integeral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Dengan
praktik lapangan, yaitu praktik yang dilakukan seorang siswa untuk memperoleh
keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya siswa SPG diterjunkan ke sekolah
dasar untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah.

 Masyarakat sebagai media belajar

Pelaksanaan pendidikan selama ini lebih banyak hanya mengutamakan aspek


kognitifnya saja, sedangkan aspek afektif, psikomotorik sering di lupakan. Kita bisa
mengetahui banyak sekolah di sekitar kita yang hanya mentransfer ilmu di dalam
kelas, yang hanya merupakan pendidikan materi belaka, sedangkan praktik lapangan
tidak diperhatikan. Padahal anak didik hanya dibekali ilmu saja tanpa skill dan
pengalaman yang matang ia pasti bisa terjun dalam realitas masyarakat. Karena
masyarakat akan melihat anak itu mampu atau tidaknya, bukan hanya pengetahuan
sekedar pengetahuan saja. Berpijak dari permasalahan tersebut, maka masyarakat
sebagai sumber pendidikan haruslah dapat dijadikan sebagai kajian yang menyeluruh.
Karena kita tahu bahwa dalam kehidupan masyarakat adalah bahan-bahan yang hidup
dan nyata untuk dikaji secara mendalam. Karenanya pendidikan di sekolah bukan saja
harus menyesuaikan diri dengan masyarakat, akan tetapi masyarakat di jadikan
sumber yang luas bagi pengalaman belajar, artinya bahwa sekolah dapat dibawa
kedalam masyarakat dan sebaliknya masyarakat dapat dibawa kedalam sekolah.13

Jadi, lingkungan dan masyarakat sebagai media dan sumber belajar para siswa
dapat dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk memperkaya bahan dan kegiatan
belajar mengajar. Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan serta masyarakat
sebagai media dan sumber belajar ditempuh melalui beberapa cara antara lain, survey,
berkemah, karyawisata pendidikan,

29
 Media pembelajaran Teknologi gabungan
Cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang
menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh
komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang
paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki
kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory yang besar,
hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan
peripheral (alat-alat tambahan seperti video disc player, perangkat keras untuk
bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio. Beberapa ciri utama
teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut:
1. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear.
2. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan cara
yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya
3. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks
pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan di bawah
pengendalian siswa.
4. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan
pelajaran.

5. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif, sehingga


pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan.

6. Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa.


7. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber.

Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan


teknologi oleh Seels & Glasgow(1990:181-183) dibagi ke dalam dua kategori luas,
yaitu: pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.

1. Pilihan Media Tradisional

30
a. Visual diam yang diproyeksikan : proyeksi opaque (tak-tembus pandang),
proyeksi overhead, slides, filmstrips.
b. Visual yang tak diproyeksikan: gambar, poster,foto, chart, grafik, diagram,
pameran,papaninfo.
c.Audio: rekaman piringan, pita, kaset, reel,
d.Penyajian Multi media: slide plus suara (tape), multi - image
e.Visual dinamis yang di proyeksikan: film, televise video
f. Cetak: buku teks, modul, teks terprogram- workbook, majalah ilmiah,
lembaran lepas(hand-out)
g.Permainan: teka-teki, simulasi, permainan papan
h. Realita: model, specimen (contoh)manipulatif (peta, boneka)

2. Pilihan media mutakhir

a.Media berbasis telekomunikasi: teleconference, kuliah jarak jauh


b. Media berbasis microprocessor: computer assisted intruction , permainan
komputer, sistem tutorintelejen, interaktif, hypermedia, compact (video)
disc.

Teleconference adalah suatu teknik komunikasi di mana kelompok-kelompok


yang berada di lokasi geografis berbeda menggunakan mikrofon dan amplifair khusus
yang dihubungkan satu dengna lainnya sehingga setiap orang dapat berpartisipasi
dengan aktif dalam suatu pertemuan besar dan diskusi.
Kuliah jarak jauh (telelecture) adalah suatu teknik pengajaran di mana
seseorang ahli dalam suatu bidang ilmu tertentu menghadapi sekelompok pendengar
yang mendengarkan melalui telefon. Pendengar dapat bertanya kepada pembicara
dan kelompok itu dapat mendengarkan jawaban/tanggapan pembicara.
Computer-assisted instruction adalah suatu sistem penyampaian materi
pelajaran yang berbasis mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke
dalam sistem tersebut.

31
Hypertext adalah suatu tulisan yang tak-berurutan non sekuensial. Dengan
suatu sistem authoring (menulis),pengarang mampu menghubungkan informasi dari
bagian manapun dalam paket pelajaran itu, menciptakan jalur jalur melalui satu
korpus materi yang berkaitan, memberi keterangan teks yang tersedia, dan membuat
catatan yang menghubungkan teks-teks itu.
Hypermedia adalah perluasan dari hypertext yang menggabungkan media lain
ke dalam teks. Dengan sistem hyper media, pengarang dapat membuat suatu korpus
materi yang kait-mengkait yang meliputi teks, grafik, grafik/gambar animasi, bunyi,
video, music, dan lain lain.
Sistem tutor intelijen adalah pengajaran dengan bantuan komputer yang memiliki
kemampuan untuk berdialog dengan siswa dan melalui dialog itu siswa dapat
mengarahkan jalannya pelajaran.
interactive video adalah suatu sistem penyampaian pengajaran di mana materi
video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa)
yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan
respons yang aktif, dan respons itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi
penyajian. Peralatan yang diperlukan antara lain computer, videodisc laser, dan layar
monitor.
Compact video disc adalah sistem penyimpanan dan rekaman video di mana
signal audio-visual direkam pada disk plastik, bukan pada pita magnetic.

Pengelompokan berbagai jenis media telah dikemukakan pula oleh beberapa


ahli. Leshin, Pollock & Reigeluth(1992) mengklasifikasi media ke dalam lima
kelompok, yaitu (1) media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran,
kegiatan kelompok, field-trip); (2) media berbasis cetak (buku, penuntun, buku
latihan (workbook), alat bantu kerja, dan lembaran lepas); (3) media berbasis
visual(buku, alat bantu kerja, charts, grafik, peta, gambar, transparansi, slide); (4)
media berbasis audiovisual (video, film,program slide-tape, televisi); dan (5) media
berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktive video,

32
hypertext). Salah satu ciri dari media ini ialah bahwa ia membawa pesan atau
informasi kepada penerima. Sebagian di antaranya memproses pesan atau informasi
yang di ungkapkan oleh siswa. Dengan demikian, media ini disebut media interaktif.
Yang terpenting adalah pesan dan informasi disiapkan untuk kebutuhan dan
kemampuan belajar seseorang serta dikembangkan agar siswa berpartisipasi dengan
aktif selama proses belajar. Ringkasnya, dengan media tersebut terciptalah
lingkungan pengajaran yang interaktif yang memberikan respons terhadap kebutuhan
belajar siswa dengan jalan menyiapkan kegiatan belajar yang efektif guna menjamin
terjadinya belajar.
Kemp & Dayton (1985) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis,
yaitu (1) media cetakan, (2) media pajang, (3) overhead transparacies, (4) rekaman
audiotape, (5)seri slide dan filmstrips, (6) penyajian multi-image, (7)rekaman video
dan film hidup, dan (8)computer.

33
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan persepsi indera, media diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yakni


media audio, media visual, dan media audio visual. Media audio adalah media yang
hanya mengandalkan suara saja, seperti radio, cassette recorder, dan piringan hitam.
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media
audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Klasifikasi media berdasarkan penggunaannya dapat dilihat dari sasaran


penggunaannya dan cara penggunaannya. Berdasarkan sasaran menggunakan nya,
media dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu media pendidikan atau pembelajaran yang
penggunaannya secara individual, media pendidikan atau pembelajaran yang
penggunaannya secara kelompok (baik kelompok kecil maupun kelompok besar), dan
media pendidikan/pembelajaran yang penggunaannya secara missal. Berdasarkan
cara penggunaannya media pembelajaran dibagi atas dua, yakni media pembelajaran
yang penggunaannya secara tradisional atau konvensional (sederhana) dan modern
dan kompleks.

34
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah dan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinek Cipta
Prasetya, S.P. (2014). Media Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Ombak

Sulaeman, D. (1988).Teknologi/Metodologi Pengajaran. Jakarta: Proyek


Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependdikan

Setyosari, P. dan Sihkabuden. (2005). Media Pembelajaran. Malang: Elang


Mas

35

Anda mungkin juga menyukai