UNIVERSITAS ASAHAN
Kami selaku penyususn memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memenuhi tugas yang diberikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
3.1 Kesimpulan................................................................................................................34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain: Pengajaran lebih menarik
perhatian siswa sehingga menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, bahan
pengajaran akan lebih jelas dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pembelajaran yang diajarkan pada hari tersebut. Metode yang digunakan
mengajar lebih bervariasi, Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karena
tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi siswa juga melakukan aktivitas
lain seperti mengamati video, gambar, melakukan, dan mendemontrasikan
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menimbulkan pemikiran untuk mengadakan pengklasifikasian atau penggolongan
media pembelajaran dari berbagai aspek. Secara umum ada dua penggolongan media
pembelajaran yang dibahas dalam tulisan ini, yakni penggolongan media
pembelajaran berdasarkan persepsi indera dan penggunaannya. Sebagai bahan
informasi tambahan, dalam tulisan ini juga disajikan klasifikasi media pembelajaran
berdasarkan aspek-aspek lain dan sudut pandang beberapa ahli.
Media audio adalah media yang hanya mengandalkan suara saja, seperti radio,
cassette tape recorder, dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau
mempunyai kelainan dalam pendengaran.
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi ke dalam audio visual
diam (slide bersuara, film rangkai bersuara, cetak suara) dan audio visual gerak (film
suara, video cassette). Pembagian lain dari media ini adalah media audio visual murni
dan audio visual tidak murni. Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun
unsur gambar berasal dari satu sumber seperti film dan video cassette. Sedangkan
audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang
4
berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide
proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film
suara dan cetak suara.
a. Media Audio
Media audio, yaitu media yang menghasilkan bunyi atau suara. Media ini
dapat menyalurkan pesan melalui bunyi atau suara. Contoh media jenis ini adalah
radio dan audio cassette tape recorder.
b. Media Visual
Media visual, yakni media yang menghasilkan bentuk atau rupa, yang dikenal
sebagai media peraga. Contoh media visual adalah gambar alat transfortasi,
insektarium, tiruan rangka manusia, dan lain-lain.
(2) media visual tiga dimensi. Media visual dua dimensi meliputi media dua dimensi
pada bidang yang tidak transparan dan media dua dimensi pada bidang yang
transparan.
Contoh media dua dimensi pada bidang yang tidak transparan adalah cetakan
gambar pahlawan, poster, foto buah-buahan, dan lain sebagainya.
Contoh media tiga dimensi adalah patung, boneka, diorama, dan lain-lain.
5
c. Media Audio Visual
Media audio visual, yaitu media yang dapat menghasilkan rupa dan suara
dalam satu unit media. Contoh jenis media ini adalah video, film bersuara, dan
televisi.
(1) Media yang penggunaannya secara konvensional, dimana setiap guru secara
individual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media ini meliputi
semua media pembelajaran dan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam
mengajar di kelas, laboratorium, atau di luar kelas, baik dalam kelompok kecil
maupun kelompok besar (Setyosari dan Sihkabuden, 2005). Contoh: sketsa rantai
makanan yang digambar guru di papan tulis, peta Indonesia yang digunakan oleh
guru untuk menjelaskan letak propinsi-propinsi di Indonesia.
(2) Media yang penggunaannya secara modern meliputi ruang kelas otomatis, sistem
proyeksi berganda, dan sistem interkomunikasi.
6
Ruang kelas otomatis yaitu ruang kelas yang fungsinya dapat diubah- ubah
secara otomatis (guru tinggal menekan tombol tertentu). Perubahan ini misalnya
perubahan dari kelas besar untuk ceramah menjadi kelas kecil untuk diskusi, untuk
ruangan proyeksi, untuk laboratorium, dan lain sebagainya. Perubahan fungsi kelas
dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran dan keperluan pebelajar waktu itu.
c) Sistem interkomunikasi
Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana program
pembelajaran disiarkan melalui televisi. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas
dalam suatu lembaga pendidikan atau untuk beberapa lembaga pendidikan.
Pemeliharaan interaksi dan partisipasi pebelajar dilakukan dengan penyediaan media
interkomunikasi. Selain berdasarkan persepsi indera dan penggunaannya, media
pembelajaran juga diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Sebagai bahan
pengayaan,
1) media tanpa proyeksi dua dimensci (gambar, bagan, poster, grafik, peta
datar, dan sebagainya),
7
2) media tanpa proyeksi tiga dimensi (benda sebenarnya, model, boneka, dan
sebagainya),
(1) media audio-motion-visual, yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan
bentuk obyeknya dapat dilihat. Media semacam ini paling lengkap. Jenis media
termasuk kelompok ini adalah televisi, video tape dan film bergerak.
(2) Media audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara, obyeknya dapat
dilihat, namun tidak ada gerakan. Seperti film strip bersuara, slide bersuara atau
rekaman televisi dengan gambar tidak bergerak (television still recording).
(3) Media audio-semi motion, mempunyai suara dan gerakan, namun tidak dapat
menampilkan gerakan secara utuh. Seperti writing atau teleboard.
(4) Media motion-visual yakni media yang mempunyai gambar obyek bergerak.
Seperti film (bergerak) bisu (tak bersuara).
(5) Media still-visual, yakni ada obyek tetapi tidak ada gerakan. Seperti film strip,
gambar, microform, atau halaman cetak.
8
(6) Media semi-motion (semi gerak), yakni yang menggunakan garis dan tulisan,
seperti tele-autograf.
(7) Media audio, hanya menggunakan suara. Seperti radio, telephon, audio tape.
(8) Media cetakan, hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol
bunyi).
Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
media sederhana dan media kompleks. Media sederhana ini bahan dasarnya mudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak
sulit. Contoh media sederhana adalah bagan, grafik,
9
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dibagi menjadi dua macam atau
jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di
pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization), dan media rancangan
karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan
pembelajaran tertentu ( media by design). Contoh media by utilization adalah atlas,
peta, tiruan rangka manusia, yang dijual di toko-toko dan guru tinggal membeli dan
menggunakan media tersebut dalam pembelajaran.
Contoh media by design adalah diorama yang khusus dibuat oleh guru untuk
menjelaskan kehidupan suku Dayak di Kalimantan Timur, peta timbul pulau Bali
yang dibuat oleh guru untuk menjelaskan letak dan permukaan atau kontur pulau
Bali.
2) liputan terbatas pada tempat/ruangan seperti film, video, slide, poster audio
tape, dan sebagainya,
10
Gagne mengelompokkan media menjadi tujuh kelompok, yaitu:
2) komunikasi lisan,
3) media cetak,
4) gambar diam,
5)gambar gerak,
7) mesin belajar.
1) pelontar stimulus,
2) penarik minat,
11
1) visualdiam,
2) film,
3) televisi,
5) rekaman,
6) pelajaran terprogram,
7) demonstrasi,
9) sajian lisan.
Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dengan tujuan yang
ingin dicapai.
12
6) rekaman suara,
13
Pengadaan sumber belajar merupakan kelanjutan dari langkah perencanaan.
Langkah ini merupakan langkah guru atau pihak sekolah mewujudkan perencanaan
media pembelajaran yang telah dibuat. Sebaik apa pun perencanaan media
pembelajaran yang dibuat jika guru tidak diwujudkan dan realisasikan dalam bentuk
kegiatan selanjutnya yaitu pengadaan, maka perencanaan tersebut hanya merupakan
daftar keinginan atau dokumen tertulis saja. Oleh sebab itu proses pengadaan menjadi
sangat penting dilakukan sebagai proses selanjutnya sehingga kegiatan pembelajaran
akan ditunjang dengan ketersediaan berbagai media pebelajaran.
Pengadaan sumber belajar dapat ditempuh melalui beberapa cara antara lain
kegiatan pembelian, menerima sumbangan atau hadiah, dan yang paling penting
mampu membuat atau produksinya sendiri.
1) Pembelian
14
maka guru dituntut mampu memilih dan menentukan media pembelajaran apa saja
yang harus lebih utama dibeli untuk kepentingan pembelajaran anak. Pemahaman
guru terhadap media pembelajaran ini sangat penting mengingat guru harus
2) Hadiah / Sumbangan
3) Bekerjasama
Bekerja sendiri jauh lebih berat daripada bekerja sama. Bekerjasama antar
lembaga tertentu menumbuhkan satu hasil yang lebih baik apabila kerjasama itu
dilakukan secara terbuka, profesional, dan saling menguntungkan (mutual benefits).
Kerjasama ini bisa dalam bentuk pinjam meminjam media pembelajaran yang
15
dimiliki oleh lembaga yang berbeda. Jika di tingkat kecamatan memiliki media
pembelajaran tertentu, maka lembaga pendidikan dapat meminjamnya.
Selain itu, jika media pembelajaran di suatu sekolah lebih lengkap dapat
dipinjamkan ke sekolah yang lain. Kerjasama juga dapat terjadi antar lembaga
misalnya antar sekolah dengna dinas-dinas terkait seperti dinas pertanian, dinas
kesehatan, dan lain-lain.Kerjasama dengan orang tua siswa juga sangat penting
mengingat banyak orang tua yang mempunyai potensi untuk membantu lembaga
pendidikan dalam berbagai bentuk. Apakah dalam bentuk materi atau dalam bentuk
keahlian- keahlian atau pengetahuan lebih yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga
pendidikan.
4) Membuat
16
menerus. Selain itu intensitas penggunaan media pembelajaran oleh anak juga akan
sangat tinggi. Apalagi untuk media-media pembelajaran tertentu yang sangat disukai
oleh anak.
1. Untuk media pembelajaran yang terdapat diruang kelas, guru dapat melakukan
bentuk-bentuk perawatan dan penyimpanan sebagai berikut:
(a) Alat-alat seharusnya disimpan di tempat yang memenuhi syarat, tidak lembab,
cukup ventilasi, dan diatur rapi dalam lemari alat atau rak alat.
17
(b) Dalam penyimpanan ini harus diperhatikan juga jenis-jenis alat tersebut seperti
buku dan kertas-kertas dalam lemari atau rak, alat peraga lainnya disimpan di tingkat
yang sesuai dan aman.
(c) Pemeliharaan bahan dari kayu dilakukan secara berkala dengna menyemprotkan
obat anti serangga atau rayap, dimeni, dicat, diplitur atau dipernis.
(d) Pemeliharaan bahan yang terbuat dari plastik dilakukan dengna melindunginya
dari benda panas, membersihkannya dengan alat pembersih yang lembut.
(e) Khusus untuk boneka/pakaian dapat dicuci atau diganti apabila sudahkusam atau
lusuh.
(f) Alat yang terbuat dari kain ditempatkan dalam lemari tertutup, diberi kapur barus
atau kamper.
2. Adapun untuk alat yang terdapat di luar ruangan kelas dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
(a) Alat-alat ditempatkan pada tempat yang bebas banjir dan apabila ada
kerusakan segera diperbaiki umpamanya ada bagian besi yang patah
secepatnya dilas, bila catnya terkelupas segera dimeni/dicat dan pemberian
pelumas secara rutin.
(b) Bak pasir hendaknya selalu bersih dari kotoran-kotoran dan ditutup,
pasirnya selalu ditambah apabila diperlukan.
18
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media Cetak
Buku mutlak digunakan oleh guru sebagai sumber belajar. Beberapa kriteria
yang sebaiknya menjadi dasar pertimbangan dalam menggunakan buku adalah
kriteria isi yang mencakup apakah isi buku ini relevan dengan kurikulum/program
yang berlaku, urutan isi buku, isi dan topik yang disajikan pembahasannya mudah
dipahami anak, kemampuan pengarang dan penerbit, kebaruannya(currentness), dan
lain-lain.
2. Benda Sebenarnya
19
Sejalan dengan pembelajaran anak usia dini, guru dapat menggunakan benda-
benda sebenarnya sebagai media pembelajaran. Penggunaan benda sebenarnya seperti
pada saat guru menjelaskan tanaman misalnya bunga guru harus dapat menggunakan
secara tepat dan memanfaatkan benda-benda tersebut agar sebuah indera anak
terstimulasi dengan baik misalnya saja anak dapat mengamati bunga yang
sebenarnya, mencium harum wangi bunga, menyentuh mahkotanya, daun dan tangkai
bunga. Dengan demikian anak lebih memahami melalui pengalaman nyata dan lebih
menyenangkan.
3. Barang Bekas
4. Model
20
Contoh media pembelajarannta yang penggunaanya secara individual adalah
modul pembelajaran, buku pengajaran terprogram, mesin penajaran, media
pembelajaran mandiri berbasis komputer, dan lain-lain. Media penggunaanya secara
kelompok kecil maupun besar, misalnya slide bersuara, cassette tape recorder, video
dan lain sebagainya. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal,
misalnya televisi dan radio.
b. Media yang penggunaanya secara modern meliputi ruang kelas otomatis, sistem
proyeksi berganda, dan sistem interkomunikasi. Ruang kelas otomatis yaitu ruang
kelas yang fungsinya dapat di ubah-ubah secara otomatis (guru tinggal menekan
tombol tertentu). Sistem proyeksi berganda, suatu sistem ruang proyeksi melengkapi
ruang kelas otomatis. Sistem ini diciptakan untuk memungkinkan proyeksi bahan-
bahan pembelajaran melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi. Sistem
interkomunikasi dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana program
pembelajaran disiarkan melalui televisi. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas
dalam suatu embaga pendidikan
21
Djamarah dan Zain (2002) mengemukakan bahwa klasifikasi media bisa
dibuat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Dilihat
dari jenisnya, media dibagi ke dalam media auditif, media visual, dan media audio
visual.
Dilihat dari daya liputnya, media dibagi dalam media dengan daya liput luas
dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, dan
media untuk pengajaran individual. Penggunaan media dengan daya liput luas dan
serentak tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak
didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contohnya adalah radio, dan televisi.
Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat penggunaanya
membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai
suara, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap. Media untuk
pengajaran individual, penggunaanya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini
adalah modul terprogram dan pembelajaran melalui komputer.
Dilihat dari bahan pembuatannya, mdia dibagi dalam dua kelompok, yaitu
media sederhana dan media kompleks. Media sederhana ini bahan dasarnya nudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaanya tidak
sulit. Contoh media sederhana adalah bagan, grafik, sketsa, boneka tangan, dan lain-
lain. Media kompleks adalah media yang bahan dan alar pembuatannya sulit
diperoleh serta harganya mahal, sulit membuatnya dan penggunaanya memerlukan
keterampilan yang memadai. Contoh media kompleks adalah slide bersuara, film,
video, siaran radio, dan lain-lain.
Ditinjau dari kesiapan pengadaanya, media dibagi menjadi dua macam atau
jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di
pasaran luas dalam keadaan siap pakai, dan media rancangan karena perlu dirancang
dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu.
Contoh media siap pakai adalah atlas, peta, tiruan rangka manusia, yang dijual di
22
toko-toko dan guru tinggal membeli dan menggunakan media tersebut dalam
pembelajaran.
Contoh media rancangan adalah diorama yang khusus dibuat oleh guru untuk
menjelaskan kehidupan suku Dayak di Kalimantan Timur, peta timbul situs Trowulan
dapat menjelaskan bagaimana pola tata ruang dan pemukiman kerajaan Majapahit
yang sudah maju, peta timbul Pulau Bali yang dibuat oleh guru untuk menjelaskan
letak dan permukaan atau kontur PulauBali
Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu :
suara, visual dan gerak. Visual sendiri di bedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis
(line graph) dan simbol yang merupakan suatu continuum dari bentuk yang dapat di
tangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu Bretz juga membedakan antara
media siar (telecommunication) dan media rekaman (recording) sehingga terdapat 8
klasifikasi media :
23
Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau
rangsangan yang dapat di timbulkannya dari pada medianya sendiri, yaitu kesesuaian
rangsaangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan, dan
transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang di pergunakan dalam
proses belajar mengajar, yaitu : Objek, model, suara langsung, rekaman audio, media
cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparasi, film rangkai, film
bingkai, film televise, dan gambar.
Media dapat di golongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana.
Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu :
24
Liputan luas dan serentak, seperti tv, radio, dan facsimile.
Liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio
tape
Media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan
computer dan telepon.
25
memungkinkan diperbanyaknya bahan-bahan bacaan dalam bentuk buku-buku teks
sebagai materi pelajaran tercetak. Perkembangan pendidikan yang keempat terjadi
dengan mulai masuknya teknologi berikut produknya yang menghasilkan ala-alat
mekanis, optis, maupun elektronis.
Meskipun demikian, tidak ada teknologi yang paling bagus untuk mecapai
sebuah tujuan pendidikan. Mengingat keunggulan dan keterbatasan masing-masing
teknologi, maka pemilihan dan penggunaannya dalam pendidikan harus bersifat
pragmatis karena teknologi cepat sekali berkembang. Menurut Chute, telah
mengelompokkan berbagai pelihan teknologi untuk pendidikan, mulai dari yang
sederhana sampai yang paling canggih dan mutakhir, yaitu sebagai berikut :
Teknologi audio
26
Salah satu kelemahan teknologi audio adalah tidak adanya visual dalam
proses pembelajaran tersebut. Perpaduan kemampuan audio dari telepon dan
kemampuan data computer telah melahirkan aplikasi belajar jarak jauh yang disebut
audiografis.
Teknologi video
Teknologi ini meliputi kaset video, siaran video satu arah, video on demand,
video dan BCT, serta video dua arah. Program video ini dapat juga disiarkan secara
satu arah untuk mengkomunikasikan kebijakan pengelola sekolah maupun untuk
menunjang proses pembelajaran.
Pendidikan dan pelatihan berbasis computer ini merupakan bentuk lain dari
aplikasi teknologi untuk pendidikan yang menggunakan computer sebagai alat untuk
menyampaikan pelajaran(computer Assited Intruction) atau mengelola pengalaman
belajar siswa (computer Managed Instruction)
Konferensi computer
27
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa teknologi ternyata telah
memberikan kontribusi yang begitu besar bagi penyelenggaraan pembelajaran dan
pendidikan pada umumnya. Aplikasi teknologi telah memungkinkan terciptanya
lingkungan belajar global yang terhubungkan melalui jaringan. Pendidikan
hendaknya menerapkan suatu sistem yang benar-benar menempatkan siswa di tengah-
tengah proses pembelajaran dengan dikelilingi oleh berbagai sumber belajar dan
layanan belajar elektronik, mulai dari pendidik sampai ke peserta didik, dengan
layanan informasi dan dukungan administratif maupun akademis.
28
Dengan karyawisata, yaitu kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari
objek tertentu sebagai bagian integeral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Dengan
praktik lapangan, yaitu praktik yang dilakukan seorang siswa untuk memperoleh
keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya siswa SPG diterjunkan ke sekolah
dasar untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah.
Jadi, lingkungan dan masyarakat sebagai media dan sumber belajar para siswa
dapat dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk memperkaya bahan dan kegiatan
belajar mengajar. Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan serta masyarakat
sebagai media dan sumber belajar ditempuh melalui beberapa cara antara lain, survey,
berkemah, karyawisata pendidikan,
29
Media pembelajaran Teknologi gabungan
Cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang
menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh
komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang
paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki
kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory yang besar,
hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan
peripheral (alat-alat tambahan seperti video disc player, perangkat keras untuk
bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio. Beberapa ciri utama
teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut:
1. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear.
2. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan cara
yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya
3. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks
pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan di bawah
pengendalian siswa.
4. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan
pelajaran.
30
a. Visual diam yang diproyeksikan : proyeksi opaque (tak-tembus pandang),
proyeksi overhead, slides, filmstrips.
b. Visual yang tak diproyeksikan: gambar, poster,foto, chart, grafik, diagram,
pameran,papaninfo.
c.Audio: rekaman piringan, pita, kaset, reel,
d.Penyajian Multi media: slide plus suara (tape), multi - image
e.Visual dinamis yang di proyeksikan: film, televise video
f. Cetak: buku teks, modul, teks terprogram- workbook, majalah ilmiah,
lembaran lepas(hand-out)
g.Permainan: teka-teki, simulasi, permainan papan
h. Realita: model, specimen (contoh)manipulatif (peta, boneka)
31
Hypertext adalah suatu tulisan yang tak-berurutan non sekuensial. Dengan
suatu sistem authoring (menulis),pengarang mampu menghubungkan informasi dari
bagian manapun dalam paket pelajaran itu, menciptakan jalur jalur melalui satu
korpus materi yang berkaitan, memberi keterangan teks yang tersedia, dan membuat
catatan yang menghubungkan teks-teks itu.
Hypermedia adalah perluasan dari hypertext yang menggabungkan media lain
ke dalam teks. Dengan sistem hyper media, pengarang dapat membuat suatu korpus
materi yang kait-mengkait yang meliputi teks, grafik, grafik/gambar animasi, bunyi,
video, music, dan lain lain.
Sistem tutor intelijen adalah pengajaran dengan bantuan komputer yang memiliki
kemampuan untuk berdialog dengan siswa dan melalui dialog itu siswa dapat
mengarahkan jalannya pelajaran.
interactive video adalah suatu sistem penyampaian pengajaran di mana materi
video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa)
yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan
respons yang aktif, dan respons itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi
penyajian. Peralatan yang diperlukan antara lain computer, videodisc laser, dan layar
monitor.
Compact video disc adalah sistem penyimpanan dan rekaman video di mana
signal audio-visual direkam pada disk plastik, bukan pada pita magnetic.
32
hypertext). Salah satu ciri dari media ini ialah bahwa ia membawa pesan atau
informasi kepada penerima. Sebagian di antaranya memproses pesan atau informasi
yang di ungkapkan oleh siswa. Dengan demikian, media ini disebut media interaktif.
Yang terpenting adalah pesan dan informasi disiapkan untuk kebutuhan dan
kemampuan belajar seseorang serta dikembangkan agar siswa berpartisipasi dengan
aktif selama proses belajar. Ringkasnya, dengan media tersebut terciptalah
lingkungan pengajaran yang interaktif yang memberikan respons terhadap kebutuhan
belajar siswa dengan jalan menyiapkan kegiatan belajar yang efektif guna menjamin
terjadinya belajar.
Kemp & Dayton (1985) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis,
yaitu (1) media cetakan, (2) media pajang, (3) overhead transparacies, (4) rekaman
audiotape, (5)seri slide dan filmstrips, (6) penyajian multi-image, (7)rekaman video
dan film hidup, dan (8)computer.
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
34
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah dan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinek Cipta
Prasetya, S.P. (2014). Media Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Ombak
35