Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Klafikasi Media Pembelajaran Menurut Sudjana”


Di susun untuk memenuhu tugas mata kuliah media pembelajaran PAI
Dosen pengampu :
(TAUFIQURROHMAN RIFA’I, M. Pd.I)

Di susun oleh (kelompok 04)

Abdus Sofi (7082)

Durrotun Nafilah (7107)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN PROBOLINGGO
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.Tidak lupa juga
kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni ibu/bapak TAUFIQURROHMAN
RIFA’I, M. Pd.I yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga
terselesaikan makalah yang berjudul “Klafikasi Media Pembelajaran Menurut Sudjana” dan juga
terima kasih yang sebesar- besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami
sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan tersusunnya
makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan makalah ini, yang
telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen
Pembina dan teman-teman sekalian.

Kraksaan, 13 Maret 2024

Penyusun-

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... I
DAFTAR ISI ......................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Klasifikasi media pembelajaran menurut sudjana dan azhar Arshad............ 3
B. Klafikasi media pembelajaran menurut sudjana dan rifa’i ........................... 4
C. Klafikasi media pembelajaran menurut rudy bretzo .................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan kemajuan teknologi yang pesat, penggunaan media pembelajaran telah menjadi
semakin penting dalam menyampaikan informasi secara efektif kepada siswa. Media
pembelajaran dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman, memperkuat ingatan, serta
mengaitkan informasi yang diperoleh oleh siswa dalam konteks pembelajaran. Sudjana dan
Azhar Arshad mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi dua kategori utama, yaitu media
hasil teknologi cetak dan media hasil teknologi audio visual. Media hasil teknologi cetak
mencakup buku, brosur, dan leaflet, sementara media hasil teknologi audio visual meliputi film,
video, dan slide. Klasifikasi ini membantu pengajar dalam memilih media yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran serta memahami karakteristik masing-masing media.
Sudjana dan Rivai (2014) memberikan klasifikasi media pembelajaran berdasarkan jenis
indera yang terlibat, seperti visual, audio, audio-visual, dan realia. Media visual, misalnya, hanya
dapat dilihat oleh mata, sementara media audio hanya dapat didengar oleh telinga. Klasifikasi ini
memungkinkan pengajar untuk memilih media yang sesuai dengan karakteristik indera yang
terlibat, sehingga meningkatkan efektivitas penyampaian informasi. Rudy Bretz membagi media
pembelajaran berdasarkan unsur indera yang terlibat, yaitu suara, visual, dan gerak. Klasifikasi
ini memperjelas bagaimana media dapat memanfaatkan indera penglihatan dan pendengaran
dalam proses pembelajaran. Media audiovisual, misalnya, memungkinkan siswa untuk
memperoleh informasi melalui berbagai kanal sensorik, sehingga memperluas kesempatan
pemahaman.
Dalam konteks Pendidikan Agama Islam, penggunaan media pembelajaran juga memiliki
peran yang signifikan. Media audio, seperti rekaman suara murattal, dapat digunakan untuk
mengajarkan kaidah-kaidah tajwid dalam membaca al-Qur'an. Sementara media visual, seperti
gambar dan peta, dapat membantu dalam memahami konsep-konsep agama dan sejarah
peradaban Islam. Dengan pemahaman yang mendalam tentang ragam media pembelajaran dan
klasifikasinya, diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang
peran media pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemahaman siswa,
terutama dalam konteks Pendidikan Agama Islam.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana klafikasi pembelajaran menurut sudjana dan azhar arshad?
2. Bagaimana klafikasi pembelajaran menurut sudjana dan rifa’i?
3. Bagaimana Klafikasi media pembelajaran menurut rudy bretz?
C. Tuajuan
1. Untuk mengetahui klafikasi pembelajaran menurut sudjana dan azhar arshad.
2. Untuk mengetahui klafikasi pembelajaran menurut sudjana dan rifa’i.
3. Untuk mengetahui klafikasi pembelajaran menurut rudy bretz.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi media pembelajaran menurut sudjana dan azhar Arshad
Media pembelajaran merupakan alat yang sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena dapat membantu siswa atau peserta didik dalam meningkatkan pemahaman,
mengingat, dan menyambungkan informasi yang telah diperoleh. Dalam proses
pembelajaran, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam kategori
berdasarkan cara penggunaannya, karakteristiknya, dan tujuan penggunaannya.
Menurut Sudjana dan Azhar Arshad, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi
media hasil teknologi cetak dan media hasil teknologi audio visual. Media hasil teknologi
cetak meliputi buku, brosur, leaflet, dan lain-lain. Sedangkan media hasil teknologi audio
visual meliputi film, video, slide, dan lain-lain.
1. Berdasarkan jenjang pengalaman
Media pembelajaran dapat juga dikelompokkan berdasarkan jenjang pengalaman, yang
dibedakan menjadi:
a. Pengalaman dari benda asli (relief experience), misalnya bola.
b. Pengalaman dari benda tiruan (sudstitude of relief experience), misalnya gambar dan
foto.
c. Pengalaman dari kata-kata (word only), misalnya buku dan program radio.
2. Berdasarkan dimensi presentasi
Media pembelajaran juga dapat dikelompokkan berdasarkan dimensi presentasi, yang
dibedakan menjadi:
a) Presentasi sekilas, misalnya TV.
b) Presentasi tak sekilas, misalnya OHP.
3. Berdasarkan karakteristiknya
Selain itu, media pembelajaran juga dapat dikelompokkan berdasarkan
karakteristiknya, yang dibedakan menjadi:
1) Media yang memiliki karakteristik tunggal, misalnya radio.
2) Media yang memiliki karakteristik ganda, misalnya film dan TV.
Klasifikasi media pembelajaran ini dapat menjadi landasan untuk membedakan
proses yang dipakai untuk menyajikan pesan, bagaimana suara dan atau gambar itu
diterima, apakah melalui penglihatan langsung, proyeksi optik, proyeksi elektronik atau
telekomunikasi.
3
4. Berdasarkan tingkat interaksinya
Media pembelajaran dapat juga dikelompokkan berdasarkan tingkat interaksi, yang
dibedakan menjadi:
a. Media yang tidak memerlukan interaksi, misalnya buku.
b. Media yang memerlukan interaksi, misalnya permainan.
Klasifikasi media pembelajaran ini dapat membantu guru atau pengajar dalam
memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran, serta
membantu dalam menghadapi beberapa permasalahan yang sering terjadi dalam
proses pembelajaran, seperti:
1) Bagaimana cara memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan kebutuhan siswa?
2) Bagaimana cara membuat media pembelajaran yang efektif dan menarik?
3) Bagaimana cara membuat media pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa?
4) Bagaimana cara membuat media pembelajaran yang dapat meningkatkan
ketertarikan siswa?1
B. Klafikasi media pembelajaran menurut sudjana dan rifa’i
Sudjana dan Rivai (2014) mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan jenis indera
yang digunakan menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Media Visual

Media visual hanya dapat dilihat oleh mata dan tidak melibatkan indera lain. Contohnya:

a. Media grafis: gambar, foto, grafik, diagram, kartun, komik, poster, dan peta.
b. Media proyeksi: transparansi OHP, slide film, dan filmstrip.

2. Media Audio

Media audio hanya dapat didengar oleh telinga dan tidak melibatkan indera lain.
Contohnya:

1) Media audio murni: rekaman suara, radio, dan podcast.

1
Fitra, A., & Andrijanto, D. (2013). "Pengaruh Media Audiovisual Pembelajaran Servis Forehand dan Backhand Terhadap
Hasil Belajar Servis". Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 01(03), 567.
4
2) Media audio-visual: film bisu dan film kartun tanpa suara.

3. Media Audio-Visual

Media audio-visual dapat dilihat dan didengar secara bersamaan. Contohnya:

a) Media audio-visual diam: filmstrip dengan suara, gambar bersuara, dan multimedia
interaktif.
b) Media audio-visual gerak: film bersuara, video, dan televisi.

4. Media Realia

Media realia adalah benda-benda nyata yang digunakan dalam pembelajaran.


Contohnya:

a. Objek asli: hewan, tumbuhan, batu, dan benda-benda lainnya.


b. Model: miniatur, boneka, dan replika.
Selain klasifikasi di atas, Sudjana dan Rivai (2014) juga mengklasifikasikan media
pembelajaran berdasarkan tingkat keterlibatan panca indera dan tingkat kompleksitas
pembuatannya.

a. Berdasarkan tingkat keterlibatan panca indera:

1. Media uni-sensori: hanya melibatkan satu indera (misalnya, media audio).


2. Media multi-sensori: melibatkan dua atau lebih indera (misalnya, media audio-
visual).
b. Berdasarkan tingkat kompleksitas pembuatannya:

1) Media sederhana: mudah dibuat dan tidak memerlukan biaya tinggi (misalnya,

gambar).
2) Media kompleks: memerlukan waktu, biaya, dan keahlian khusus untuk

membuatnya (misalnya, film).

5
C. Klafikasi media pembelajaran menurut rudy bretz
Menurut Rudi Bretz, pembagian media didasarkan pada indera yang terlibat, yaitu terdiri
dari tiga unsur pokok sebagai dasar dari media meliputi suara, visual, dan gerak. Unsur suara
adalah elemen yang terlibat dalam penggunaan indera pendengaran, sementara unsur visual
adalah elemen yang melibatkan indera penglihatan. Visual dibagi menjadi gambar, garis
(line graphic) dengan media rekam (recording), sehingga terdapat 8 klasifikasi media, yaitu:
media audiovisual gerak, audiovisual diam, audio semi gerak, visual gerak, visual diam,
semi gerak, audio, dan media cetak.
Media audio-visual-gerak adalah media yang paling lengkap karena memanfaatkan
kemampuan audio-visual dan gerak. Media ini bertindak sebagai perantara antara materi dan
penyerapannya oleh siswa melalui pandangan dan pendengaran, yang membantu dalam
membangun kondisi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Contohnya
adalah film suara, televisi, dan VCD/DVD.Media audio-visual-diam memiliki kemampuan
audio visual tanpa gerakan, seperti film bingkai dan slide bersuara.Media audio-semi-gerak
menampilkan suara dengan gerakan titik secara linear, tanpa menampilkan gambar nyata
secara utuh.
Media visual-gerak memiliki kemampuan visual dan gerak tanpa disertai suara. Media
visual-diam memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi secara visual tanpa suara
atau gerak. Media visual semi-gerak dan media audio merupakan media dengan karakteristik
tunggal, masing-masing hanya memanipulasi kemampuan visual atau suara. Sementara itu,
media cetak merupakan media yang hanya mampu menampilkan informasi dalam bentuk
huruf-huruf dan simbol-simbol verbal tertentu.
Menurut pendapat Rudy Bretz, media memiliki lima macam karakteristik, yaitu suara,
gambar, garis, simbol, dan gerak. Beberapa media memiliki karakteristik tunggal, seperti
radio yang hanya berfokus pada suara, sementara yang lain memiliki karakteristik ganda,
seperti film yang melibatkan gambar, suara, dan gerak. Jika dilihat dari intensitasnya, indera
yang paling berperan dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman adalah indera
penglihatan dan pendengaran. Keduanya kadang-kadang berfungsi bersamaan,tetapi juga
bisa berfungsi terpisah. Media pembelajaran yang memanfaatkan indera pendengaran dapat
disebut sebagai media audio, sedangkan yang memanfaatkan indera penglihatan disebut
sebagai media visual. Jika media pembelajaran melibatkan keduanya, maka disebut sebagai
media audiovisual. Dalam konteks pembelajaran, tidak hanya indera penglihatan dan
pendengaran yang digunakan, tetapi juga bisa melibatkan berbagai indera lain, yang dikenal
6
sebagai multimedia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori utama: media audio, media visual, media
audiovisual, dan multimedia..2
Media audio juga memiliki peran yang signifikan dalam mendukung hasil belajar siswa,
terutama dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Contohnya, dalam
pengajaran materi al-Qur'an dan al-Hadits, guru dapat memanfaatkan rekaman suara berupa
murattal sebagai contoh bacaan bagi peserta didik. Harapannya, melalui suara murattal
tersebut, siswa dapat meniru dan mempraktikkan kaidah-kaidah yang terdapat dalam ilmu
tajwid. Sementara itu, media pembelajaran visual memegang peranan yang sangat penting
dalam kegiatan pembelajaran karena dapat meningkatkan pemahaman dan memperkuat
ingatan siswa. Visual juga dapat meningkatkan motivasi siswa dan mengaitkan isi materi
pelajaran dengan dunia nyata. Untuk menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan dalam
konteks yang bermakna, dan siswa harus berinteraksi dengan visual tersebut untuk
memastikan terjadinya proses informasi. Visualisasi pesan, informasi, atau konsep dapat
dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, grafik, atau ilustrasi. Foto dapat
menghadirkan ilustrasi yang hampir mirip dengan kenyataan dari suatu objek atau situasi,
sementara grafik dapat menjadi representasi simbolis atau artistik dari objek atau situasi
tersebut.
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan media berbasis visual,
antara lain: (a) Proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, (b) Materi
pengajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, (c) Metode pembelajaran akan menjadi
lebih bervariasi, dan (d) Siswa akan dapat melakukan berbagai aktivitas, karena mereka
tidak hanya mendengarkan tetapi juga dapat mengamati, mendemonstrasikan, memerankan,
dan sebagainya. 3 Jika direlevansikan dengan materi PAI, media visual ini bisa diterapkan
dengan menggunakan gambar untuk menunjukkan tata cara shalat (kaifiyah al-shalat),
menggunakan peta untuk menjelaskan letak geografis dari materi sejarah peradaban dan
kebudayaan Islam. Selain itu, media gambar juga bisa untuk menunjukkan kepada siswa
untuk mengetahui tokoh-tokoh di dunia Islam.
Media audiovisual mampu memberi kemudahan dan keefektifan dalam pembelajaran
Pendidikan agama Islam. Seperti contoh pada pembelajaran praktik ibadah shalat, wudhu’,

2
Rima ReonitaSanti, dkk, Taksonomi Media Pembelajaran, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2015), 7.
3
Nurotun Mumtahanah, “PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PAI”, AL HIKMAH Jurnal Studi
Keislaman, Volume 4, Nomor 1, Maret 2014, hal. 98.
7
tayamum. Penggunaan audiovisual terbukti berhasil meningkatkan praktik ibadah siswa
menjadi lebih baik, bila dibanding dengan kelompok siswa yang diajar menggunakan media
cetak. Perolehan hasil praktik ibadah ini menunjukkan bahwa penerapan media audiovisual
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam lebih besar pengaruhnya, bila dibanding
dengan menggunakan media cetak. Penyebabnya adalah menurut Edgar Dale bahwa pesan
pembelajaran dengan lambang-lambang yang lebih konkrit pesan akan lebih mudah diterima
oleh siswa dibandingkan dengan pesan verbal. 4
Menurut Duncan, taksonomi media dilihat dari pemanfaatanya dalam pendidikan, ia
menjelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya
investasinya, semakin sulit pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan
semakin luas lingkup sasarannya.Dan sebaliknya, jika semakin sederhana perangkat media
yang digunakan maka biayanya akan semakin murah, pengadaannya lebih mudah, sifat
penggunaannya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas. Dengan demikian,
hirarki Duncan disusun menurut tingkat kerumitan perangkat media yang dipergunakan.
Untuk melihat hirarki pemanfaatannya dalam pendidikan, bisa kita lihat dalam bagan
berikut:

4
Parman, Yundi Fitrah , Emosda, “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN MOTIVASI TERHADAP
HASIL PRAKTIK IBADAH SISWA DI SMP”, Tekno-Pedagogi Vol. 3 No. 1 Maret 2013, hal. 53-54.
8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan mengenai klasifikasi media pembelajaran menurut Sudjana
dan Azhar Arshad, Sudjana dan Rivai, serta Rudy Bretz adalah sebagai berikut:
a. Media pembelajaran memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran
dengan membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman, mengingat, dan
menyambungkan informasi yang diperoleh.
b. Klasifikasi media pembelajaran dapat dilakukan berdasarkan berbagai kriteria
seperti hasil teknologi, jenjang pengalaman, dimensi presentasi, karakteristik,
dan tingkat interaksinya.
c. Berdasarkan klasifikasi Sudjana dan Azhar Arshad, media pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi media hasil teknologi cetak dan media hasil teknologi
audio visual. Sedangkan Sudjana dan Rivai lebih menekankan pada klasifikasi
berdasarkan jenis indera yang digunakan.
d. Media pembelajaran juga dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat
kompleksitas pembuatannya dan tingkat keterlibatan panca indera.
e. Rudy Bretz menambahkan bahwa media pembelajaran dapat dibagi berdasarkan
indera yang terlibat, yaitu suara, visual, dan gerak.
f. Media pembelajaran seperti audio, visual, audiovisual, dan multimedia memiliki
peran yang berbeda dalam mendukung proses pembelajaran, terutama dalam
konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
g. Penerapan media visual dan audiovisual dapat meningkatkan minat,
pemahaman, dan efektivitas pembelajaran, terutama dalam pembelajaran praktik
ibadah.
h. Taksonomi media oleh Duncan memperlihatkan bahwa semakin rumit jenis
perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, tetapi juga
semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya, sementara
semakin sederhana perangkat media yang digunakan maka biayanya akan
semakin murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus,
dan lingkup sasarannya lebih terbatas.

9
Dengan demikian, klasifikasi dan penerapan media pembelajaran dapat menjadi
pedoman bagi guru atau pengajar dalam memilih media yang sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta memperbaiki proses pembelajaran untuk
meningkatkan efektivitasnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Fitra, Arga, dan Dony Andrijanto. "Pengaruh Media Audiovisual Pembelajaran Servis Forehand dan
Backhand Terhadap Hasil Belajar Servis." Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, vol.
01, no. 03, 2013,
https://g.co/gemini/share/9ce8cd5eae85
Mahnun, Nunu. "MEDIA PEMBELAJARAN (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media
dan Implementasinya dalam Pembelajaran)." Jurnal Pemikiran Islam, vol. 37, no. 1, Januari-
Juni 2012, hal. 30.
Mumtahanah, Nurotun. "PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PAI." AL
HIKMAH Jurnal Studi Keislaman, vol. 4, no. 1, Maret 2014, hal. 98.
Parman, Yundi Fitrah, dan Emosda. "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN
MOTIVASI TERHADAP HASIL PRAKTIK IBADAH SISWA DI SMP." Tekno-Pedagogi,
vol. 3, no. 1, Maret 2013, hal. 53-54.
ReonitaSanti, Rima, dkk. Taksonomi Media Pembelajaran. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang, 2015.

11

Anda mungkin juga menyukai