Anda di halaman 1dari 21

Makalah

“Pengembangan dan pemanfaatan bahan

ajar non cetak : tranparansi, audio, dan

audiotranparansi “
Dosen pengampu : Ahmad Tohir, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 3

Ambar Adia Safitri 18020004

Hulan Wilanda 18020019

Qorina Maulidya anggini 18020032

Wita Sari Anggraini 18020037

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP)

AL ISLAM TUNAS BANGSA

2020
i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..........................................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH ..... ............................................................................................... 2
C. TUJUAN .............................. ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Arti dan peran bahan ajar non-cetak......................................................................... 3

B. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Non-Cetak..................................................3

C. Klasifikasi bahan ajar non cetak .......................................................................... .4


D. Pemanfaatan bahan ajar non cetak............................................................................ 5

E. Pengembangan bahan ajar non cetak.................................................................... ... 6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN .....................................................................................................................10

B. SARAN ..................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul:

“Pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar non cetak :


tranparansi, audio, dan audiotranparansi “

ini tepat pada waktu yang telah ditentukan dan dapat dikerjakan dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu,
saya mengharapkan kritik dan saran semua pihak yang bersifat membangun.

Bandar Lampung, 2020

Kelompok

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari semua aspek
kehidupan manusia. Hampir dalam semua kegiatan, manusia memanfaatkan
teknologi yang canggih. Penciptaan teknologi, sesuai dengan esensinya
dilakukan untuk memudahkan kegiatan manusia. Teknologi khususnya teknologi
informasi membantu dalam proses belajar.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi
antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu adalah
belajar adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin
disebabkan terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau
sikapnya.
Apabila proses belajar tersebut diselenggarakan secara formal di sekolah,
hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara
terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi
yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya,
antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan
atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video atau
audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas
(proyektor, overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer,
perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain.
Menurut Sadjati (2012:1.7), ada dua jenis bahan ajar, pertama adalah jenis
bahan ajar cetak seperti modul, handout, dan lembar kerja siswa (LKS).
Selanjutnya Sadjati mengelompokkan bahan ajar non-cetak di antaranya adalah
realia (salah satu jenis medium yang digunakan sebagai alat untuk penyampaian
informasi dan pengetahuan yang berupa benda atau objek yang sebenarnya atau
benda asli), bahan ajar yang dikembangkan dari barang sederhana, bahan ajar
1
diam dan display, video, audio dan overhead transparencies (OHT).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Arti dan Peran Bahan Ajar Non – Cetak ?
2. Apa Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Non-Cetak ?

3. Bagaimana Klasifikasi Bahan Ajar Non – Cetak ?


4. Bagaiamana Pemanfaatan Bahan Ajar Non – Cetak ?

5. Pengembangan Bahan Ajar Non - Cetak ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dan peran bahan ajar non-cetak
2. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Non-Cetak

3. Untuk mengetahui klasifikasi bahan ajar non cetak


4. Untuk mengetahui pemanfaatan bahan ajar non cetak
5. Untuk mengetahui pengembangan bahan ajar non cetak

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti dan Peran Bahan Ajar Non - Cetak


Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang offline ataupun online.
Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan
siswa belajar. Di samping itu bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik. Unik
maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses
pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang sedemikian rupa
hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu.
Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki peran penting. Peran
tersebut menurut Tian Belawati (2003: 1.4 – 1.9) meliputi peran bagi guru, siswa,
dalam pembelajaran klasikal, individual, maupun kelompok.
Setiap jenis bahan ajar non-cetak memilki peran tersendiri, seperti halnya media
audio memilki peran sebagai media untuk menyampaikan pesan yang akan
disampaiakn dalam bentuk lambang-lambang audiatif, baik verbal maupun non
verbal. Untuk pengajaran, media audio dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa hingga terjadi proses belajar mengajar.

B. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Non-Cetak


Kelebihan bahan ajar non-cetak secara umum adalah :
1. Dapat menampilkan kombinasi antara gambar dengan gerakan.
2. Dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image,
grafik, sound menjadi satu kesatuan penyajian.
3. Memanfaatkan keunggulan komputer (diigital media ataupun teknologi
jaringan atau computer network).
4. Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran menjadi
menarik, tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi siswa untuk
belajar mandiri.

3
5. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja
dan dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
6. Memanfaatkan pertukaran data (Information sharing) yang secara interaktif
dapat dilihat setiap saaat di komputer.
Kekurangan bahan ajar non-cetak secara umum adalah :
1. Membutuhkan alat yang lengkap untuk menggunakannya.
2. Membutuhkan biaya yang relatif mahal untuk pengadaaan alat bahan ajar non-
cetak.
3. Penggunanya harus mempunyai skill yang sesuai dengan bahan ajar yang
digunakan.
4. Adanya virus yang akan membuat file hilang.

C. Klasifikasi Bahan Ajar Non – Cetak

1. Bahan Ajar Non-Cetak Audio


Bahan Ajar Non-Cetak Audio merupakan jenis media yang efektif dan efisien
untuk digunakan sesuai dengan tujuan permbelajaran yang ingin dicapai yaitu,
melatih kemampuan dalam mendengar informasi dan pengetahuan lisan secara
komprehensif. Namun para ahli berpandangan bahwa media audio pada dasarnya
sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran tentang kemampuan berbahasa
dan seni.
Menurut Setyosari dan Sihkabuden (2005 : 148, Yudhi Munadi, 2008) media
audio adalah media yang isi oesannya hanya diterima melalui indera pendengaran.
Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi
unsur bunyi atau suara semata.

2. Bahan Ajar Non-Cetak Transparansi


Bahan Ajar Non-Cetak Transfaransi atau Bahan Overhead Transparansi (OHT)
disebut juga dengan nama perangkat keras Overhead Projektor (OHP) adalah media
proyeksi visual yang dibuat diatas bahan transparan, seperti film acetace atau
plastik. Sehingga mampu menerangkan konsep atau teori yang bersifat abstrak,

4
dengan cara memvisualkannya dalam lembaran transparansi dan memperjelas
ringkasan materi meskipun diikuti oleh banyak orang.

3. Bahan Ajar Non-Cetak Audiotransparansi


Audiotransparansi merupakan alat bantu mengajar yang menggabungkan kekuatan
visual dan suara. Dengan demikian, materi yang disajikan dapat menjadi suatu
bahan pembelajaran yang utuh dan terpadu. Bahan ajar non-cetak audiotransparansi
merupakan jenis media yang efektif dan efisien yang digunakan sesuai dengan
tujuan pembelajaran dengan menggunakan perangkat keras OHP sebagai media
proyeksinya.
Audio-transparansi dapat disebut juga Audio-visual yang diproyeksikan. Media
audio-visual dapat dibagi mejadi dua jenis, pertama, media audio-visual murni yaitu
alat yang dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit contohnya
film bergerak, televisi dan video. Kedua, media audio-visual tidak murni yaitu alat
yang diberi suara contohnya slide, opaque, OHP.

D. Pemanfaatan Bahan Ajar Non – Cetak


1. Pemanfaatan bahan ajar non-cetak audio
Medium audio telah digunakan secara luas untuk merekam informasi yang penting.
Perkembangan teknologi yang pesat pada medium audio dapat memberikan
keuntungan yang besar bagi pemakainya. Media audio dapat dipergunakan untuk
keperluan belajar secara berkelompok maupun individual. Media audio yang umum
digunakan yaitu piringan hitam, compact disc (CD), open reel, dan kaset audio.

2. Pemanfaatan bahan ajar non-cetak transparansi


Untuk menayangkan medium transparansi ada 3 tehnik yang dapat dipakai:
1. Teknik penayangan transparansi tunggal (single transparency)
2. Teknik penayangan secara tumpuk (overlay transparency)
3. Teknik penayangan buka tutup (masking transparency)
Transparansi tunggal digunakan untuk menayangkan informasi, konsep, dan
pengetahuan dalam satu lembar transparansi. Transparansi tumpuk digunakan untuk
menyajikan informasi secara bertahap (gradual). Teknik penayangan transparansi

5
secara tumpuk akan lebih tepat jika digunakan untuk mrnjelaskan tentang proses
atau prosedur dan data ertentu yang menggambarkan adanya proses perkembangan
atau tahapan. Transparansi buka tutup akan lebih tepat jika digunakan untuk
menayangkan konsep yang mengandung perbedaan konsep didalamnya.

3. Pemanfaatan bahan ajar non-cetak audiotransparansi


Pemanfaatan bahan ajar non-cetak audiotransparansi termasuk dalam media
audiovisual tidak murni yang menggabungkan dua benda secara bersamaan dimana
benda pertama sebagai media audio dan benda kedua sebagai media visual.
Contohnya kombinasi antara slide (film bingkai) dan suara (tape audio) yang
merupakan sistem multimedia sangat mudah di produksi. Sistem multimedia ini
mudah digunakan dan cukup efektif untuk pembelajaran kelompok atau
pembelajaran perorangan dan pembelajaran mandiri. Jika di desain dengan baik
sistem multimedia gabungan slide dan tape dapat membawa dampak yang signifikan
dalam meningkatkan hasil belajar.
Medium ini merupakan pemanfaatan dari gabungan program audio dan lembaran
transparansi. Pemanfaatan ini akan menjadi suatu alat bantu ajar yang efektif jika
dpersiapkan dengan cermat. Kombinasi antara kekuatan medium transparansi dalam
memvisualisasikan suatu konsep dengan kekuatan program audio dalam
menghidupkan suasana nyata melalui suara akan menjadikan materi yang disajikan
menjadi lebih utuh.

E. Pengembangan Bahan Ajar Non - Cetak


Bahan ajar non-cetak merupakan inovasi baru dalam dunia Pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat pesat dalam mendorong
berbagai lembaga pendidikan kita untuk memanfaatkan bahan ajar non-cetak yang
diolah dengan komputer. Pengembangan Bahan Ajar Non-Cetak menjadi hal yang
sangat penting berkaitan dengan upaya membantu peserta didik meraih
kompetensinya dengan lebih cepat. Bahan Ajar Cetak yang digunakan dalam
pembelajaran sejauh ini dinilai belum mampu mengakomodasi seluruh upaya
penyampaian materi pembelajaran. Ketidakmampuan ini dapat ditemukan pada
berkembangnya materi pembelajaran yang pada kondisi tertentu sulit
direpresentasikan secara tertulis, pada akhirnya bisa dilakukan dengan bantuan
6
teknologi informasi dan komunikasi.

1. Bahan Ajar Non-Cetak Audio


Media audio memiliki kekhasan tersendiri sebagai sarana yang dapat digunakan
untuk mempelajari informasi dan pengetahuan. Media ini memanfaatkan unsur
suara untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada penggunanya. Media
audio banyak digunakan untuk melatih kemampuan verbal spesifik seperti melatih
kemampuan pidato dan bahasa asing.
Media audio dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan
kegiatan komunikasi informasi dan ilmu pengetahuan seperti:
a) Mendokumentasikan pidato seorang pemimpin atau ahli.
b) Merekam diskusi panel tentang suatu topik atau bahasan dalam seminar.
c) Menyajikan rangkuman informasi dan pengetahuan secara verbal.
d) Merekam hasil wawancara.
e) Menjelaskan secara verbal prosedur untuk mengerjakan suatu kegiatan.
f) Melatih keterampilan seseorang dalam memahami informasi yang disampaikan
kata-kata.
2. Bahan Ajar Non-Cetak Transparansi
Media transparansi atau Overhead Transparancy (OHT) seringkali disebut dengan
nama perangkat kerasnya Overhead Projektor (OHP) adalah projector yang
dipergunakan untuk memproyeksikan objek diam yang tembus cahaya (transparan).
Projeksi diterima layar atau alternatifnya, misalnya dinding. Objek yang dimaksud
adalah film transparansi yang diberi tulisan atau gambar misalnya slide powerpoint,
sehingga bisa diproyeksikan pada layar akan tergambar bayangan tulisan atau
gambar yang ada pada film transparansi. Sesekali objek dapat berupa benda yang
tidak tembus cahaya, akan tetapi mempunyai bentuk tertentu yang bila
diprojeksikan akan dapat memvisualisasikan suatu gagasan.
OHP secara umum digunakan untuk :
a) Pengganti papan tulis dengan menggunakan pen khusus yang ditulis pada
lembaran transparan.
b) Tempat menunjukkan bayangan suatu benda.
c) Untuk mendemonstrasikan suatu percobaan.

7
d) Tempat menunjukkan transparan yang telah disiapkan.

3. Bahan Ajar Non-Cetak Audiotransparansi


Langkah-langkah penyiapan materi untuk disajikan dalam medium
audiotransparansi. Seperti halnya dalam penyiapan materi untuk proses
pembelajaran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan
oenggunaan audiotransparansi untuk proses pembelajaran yang akan disampaikan.
Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran slide-tape yang sederhana
adalah sebagai berikut :
a) Menganalisis karakteristik siswa (karakteristik umum dan pengetahuan awal).
b) Menetapkan tujuan pembelajaran (pengetahuan yang akan diperoleh, sikap
yang ingin ditanamkan, dan keterampilan yang ingin dikembangkan).
c) Setelah menyelesaikan langkah (1) dan (2), guru sudah memiliki gagasan yang
jelas tentang bagaimana penyajian itu akan digabungkan kedalam rencana
pembelajaran keseluruhan, terutama pengaturan mengenai bagian mana yang
mendahului dan bagian mana yang mengikuti penyajian itu.
d) Dengan menggunakan kartu indeks (ukuran 8 x 14 cm), buatlah sketsa kasar
gambar visual yang muncul pada saat membayangkan bagian-bagian utama
bahasan (isi) pelajaran. Buatlah sketsa gambar, bagan, simbol, diagram, grafik,
atau kartun untuk butir-butir bahasan yang mana saja tanpa melihat urutannya
lebih dahulu.
e) Pada bagian bawah sketsa tulislah pernyataan singkat yang dapat menangkap
butir inti yang ingin disajikan. Peryataan ini merupakan petunjuk untuk butir
gagasan yang dicerminkan atau dikandung oleh visual.
f) Buatlah satu kartu untuk gagasan yang menuntun kedalam kandungan isi yang
baru saja dibuat sketsanya, kemudian buatlah ang lain mengikuti yang pertama
(urutannya). Ini akan mmbangun rantai hbungan antara gagasan-gagasan yang
membentuk keseluruhan dan kesatuan pelajaran itu.
g) Jika sudah tidak ada lagi gagasan dalam mata rantai pertama, pindahlah ke
gagasan utama yang kedua yang belum masuk dalam urutan diatas.
h) Aturlah kartu-kartu itu menurut urutannya yang logis. Teknik ini dikenal
sebagai storyboarding. Permulaan dan akhir dalam urutannya itu merupakan
tempat terbaik untuk menyajikan gagasan utama.
8
i) Edit dan revisi kartu-kartu rencana tadi dengan mempertimbangkan aspek-
aspek kepraktisannya.
j) Gunakan catatan untuk mempersiapkan naskah audio. Pertimbangkan untuk
menggunakan dua macam suara, mungkin satu suara pria dan yang lainnya
suara wanita. Disamping itu mungkin diperlukan efek suara, suara autentik,
suara latar belakang yang sesungguhnya ketika mengambil gambar (foto)
k) Latih penyajian media pembelajaran ini beberapa kali dengan mengandaikan
kartu-kartu itu sebagai slide yang ditayangkan dilayar. Hitunglah waktu
penyajian yang digunakan untuk melihat apakah penyajian itu perlu
diperpanjang atau dipersingkat. Untuk menjaga agar perhatian siswa tetap
tertuju pada penyajian, batasi waktu penyajian sampai maksimum 15 menit.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan ajar non-cetak merupakan bahan-bahan yang digunakan oleh
pendidik/guru/instruktur dalam proses pembelajaran di kelas yang dituangkan
dalam teknologi non-cetak.
Bahan ajar non-cetak diklasifikasikan dalam beberapa macam diantaranya bahan
non-cetak audio (suara), bahan ajar non-cetak transpransi (Overhead
Transparancy ) dan bahan ajar non cetak audiotransparansi (audio-visual
diproyeksikan). Jenis bahan ajar audio yaitu piringan hitam, compact disc (CD),
open reel, dan kaset audio. Kemudian jenis bahan ajar transparansi yaitu slide
powerpoint. Dan jenis bahan ajar audiotransparansi yaitu film bergerak, televisi
dan video,slide, opaque, OHP.
Dalam pemanfaatan bahan ajar non-cetak perlu diperhatikan unsur-unsurnya yaitu
tujuan, sasaran, uraian materi, sistematika sajian, petunjuk belajar, dan evaluasi,
sehingga proses pembelajaranpun efektif dan efesien.
Pengembangan bahan ajar non-cetak harus diimbangi dengan perkembangan
teknologi dan informasi, hal ini bertjuan agar pendidik/guru/instruktur mampu
mengakomodasi seluruh upaya penyampaian materi pembelajaran pada berbagai
kondisi tertentu.

B. Saran
Untuk menanggulangi kekurangan dari bahan ajar non-cetak yaitu guru harus
menyediakan fasilitas yang lengkap untuk menunjang bahan ajar non-cetak, guru
harus mempunyai skill yang sesuai dengan bahan ajar yang digunakan. Skill
tersebut bisa guru peroleh dari membaca buku mengenai bahan ajar non-cetak,
belajar dari guru senior, atau kursus, guru juga harus memiliki anti virus di
komputernya, menduplikasi file, dan mengupload di internet sebagai antisipasi
apabila file yang memuat bahan ajar non-cetak hilang karena terkena virus, dan
sekolah harus mengalokasikan dana untuk pembelian alat bahan ajar non-cetak.

1
0
1
1
1
2
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Cetakan ke 14. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Prabowo, Agung. (2011). OHP. di akses pada http://agung
030492.blogspot.com/2011/06/media-audio.html Tanggal 24 Agustus 2019.
Pribadi, A Benny. (2017). Media & Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Putra, Tarmizi Pratama. (2019). Modul 5 KB 3 Pengembangan Bahan Ajar. di akses
pada https://www.scribd.com/document/385421145/Tarmizi-P-Tugas-Modul-5-KB-3-
Pengembangan-Bahan-Ajar. Tanggal 24 Agustus 2019.
Rahayu, Ucu dan Mestika Sekarwinahyu. (2009). Kajian Terhadap Kualitas Bahan Ajar
Non Cetak Program S1 Pendidikan Biologi dalam Pembelajaran Interaktif SPJJ. Jurnal
Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume
10, Nomor 1, Maret 2009, 38-50
Sukitman, Tri, (2014). Bahan Ajar Non-Cetak. di akses pada http://bahanajarnon-
cetakanisfadhilah.blogspot.com/2014/06/bahan-ajar-non-cetak.html. Tanggal 24 Agustus
2019.

13
14
i
1
7
18

Anda mungkin juga menyukai