Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan
rahmat,taufik, serta hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO VISUAL” dengan sebaik-
baiknya. Shalawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kepada junjugan kita Nabi
Muhammad SAW sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam upaya penyelesaikan makalah ini kami telah mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih kepada
Bapak Aji Setiawan, M.Pd selaku dosen mata kuliah Media & Teknologi Pendidikan,
dan atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Serta tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari meskipun makalah ini telah kami upayakan dengan
sebagus mungkin tentu saja masih ada kekurangannya, maka dari itu kritik dan saran
dari pembaca sangat diharapkan yang bisa membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan
khususnya bagi penulis serta memperoleh ridho Allah SWT Amiin.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN………………………..………………….. 3
BAB III 10
PENUTUP………………………………………………….
3.1 Kesimpulan………………………………………………..... 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sudarwan Damin, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 7.
2
Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Padang: Akademia Permata,
2013), h. 1.
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka didapat beberapa hal yang menjadi
rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1. Apa Pengertian, Ciri-Ciri, Kegunaan, Kelebihan dan Kekurangan dari Media
Audio Visual?
2. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis audio visual pada
materi pencemaran lingkungan kelas VII SMP Negeri 6 Duampanua Kabupaten
Pinrang?
3. Bagaimana tingkat kevalidan pengembangan media pembelajaran berbasis audio
visual pada materi pencemaran lingkungan kelas VII SMP Negeri 6 Duampanua
Kabupaten Pinrang?
4. Bagaimana tingkat kepraktisan media pembelajaran berbasis audio visual pada
materi pencemaran lingkungan kelas VII SMP Negeri 6 Duampanua Kabupaten
Pinrang?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Hujair sanaky, Media Pembelajaran (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009), h. 102.
4
Andre Rinanto, Peranan Media Audiovisual dalam Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius, 1982), h.
21.
5
Amir Hamzah Sulaiman, Media Audiovisual untuk Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 1
6
Danizar Arwudarachman, Wayan Setiadarma, dan Marsudi, “Pengembangan Media
Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Menggambar Bentuk Siswa
Kelas XI,” Jurnal Pendidikan Seni Rupa 3, no. 3 (2015): h. 239.
3
c. Merupakan presentasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
d. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
e. Berorientasi kepada guru dengan tingkat perlibatan interaktif murid yang rendah.
f. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/pembuatnya.
3. Kegunaan Media Audio Visual
Kegunaan-kegunaan media audio visual, yaitu:7
a. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
Pengalaman yang dimiliki setiap siswa berbeda, ditentukan oleh faktor keluarga
dan masyarakat. Perbedaan tersebut merupakan hal yang tidak mudah diatasi
apabila di dalam pengajaran guru hanya menggunakan bahasa verbal sebab siswa
sulit dibawa ke obyek pelajaran. Dengan menghadirkan media audio visual di
kelas, maka semua siswa dapat menikmatinya.
b. Melampaui batasan ruang dan waktu. Tidak semua hal bisa dialami langsung oleh
siswa, hal tersebut disebabkan oleh: 1) obyek yang terlalu besar misalnya gunung
atau obyek yang terlalu kecil misalnya bakteri, dengan bantuan media audio visual
kita bisa menampilkannya di dalam kelas; 2) gerakan-gerakan yang terlalu lambat
misalnya pergerakan amoeba atau gerakan-gerakan yang terlalu cepat misalnya
pergerakan awan, dapat diikuti dengan menghadirkan media audio visual di dalam
kelas; dan 3) rintangan-rintangan untuk mempelajari musim, iklim, dan geografi
misalnya proses terbentuknya bumi dapat disajikan di kelas dengan bantuan media
audio visual.
c. Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik dengan
lingkungannya. Misalnya saat guru menerangkan tentang masalah gunung
meletus, apabila disampaikan dengan bahasa verbal, maka kontak langsung antara
siswa dengan obyek akan sulit sehingga diperlukan media audio visual untuk
menghadirkan situasi nyata dari obyek tersebut untuk menimbulkan kesan yang
mendalam pada diri siswa.
7
Amir Hamzah Sulaiman, Media Audiovisual untuk Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 53-
55.
4
Selain mempercepat proses belajar, dengan bantuan media audio visual
mampu dengan cepat meningkatkan taraf kecerdasan dan mengubah sikap pasif dan
statis ke arah sikap aktif dan dinamis. Fungsi media audio visual yaitu: (1)
mempermudah orang menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi serta
dapat menghindarkan salah pengertian; (2) mendorong keinginan untuk mengetahui
lebih banyak; dan (3) mengekalkan pengertian yang didapat.8
Kinder mengatakan bahwa saat media audio visual digunakan oleh guru,
terdapat beberapa manfaat yang diperoleh, seperti membatu dalam pemahaman dengan
membawa anak dalam kontak langsung dengan konsep dan bagaimana benar-benar
bekerja dalam situasi kehidupan nyata.9
Gopal V. P. menekankan bahwa media audio visual membantu guru untuk
mengatasi kesulitan fisik dalam menyajikan materi pelajaran. Artinya, dengan media
audio visual, hambatan komunikasi dan jarak rusak. Budaya dan iklim kondisi Negara-
negara lain dapat di bawa ke dalam kelas dengan bantuan slide, film, film strip, dan
proyektor.10
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual
mempunyai manfaat yang beragam diantaranya dengan menghadirkan media audio
visual maka semua anak didik dapat menikmati media tersebut sekaligus menyerap
ilmu melalui media itu. Selanjutnya, media audio visual dapat menghadirkan benda-
benda, beberapa obyek dan gerakan-gerakan tertentu yang sekiranya sulit
menghadirkan hal-hal tersebut langsung di dalam kelas. Media audio visual
memungkinkan siswa lebih tertarik dalam belajar biologi karena melalui media
tersebut disajikan suara sekaligus gambar yang mendukung proses pembelajaran.
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual
8
Amir Hamzah Sulaiman, Media Audiovisual untuk Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 63.
9
Samreen Akram, Sufiana, and K. Malik, “Use of audio visual aids for effective teaching of
biology at secondary schools level,” Elixir Leadership Mgmt 50, (2012): h. 2.
10
Doosuur Ashaver and Sandra Mwuese Igyuve, “The Use of Audio-Visual Materials in the
Teaching and Learning Processes in Colleges of Education in Benue State-Nigeria,” IOSR Journal
of Research & Method in Education 1, no. 6 (2013): h. 45.
5
Suatu media yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri, Arsyad mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan media audio
visual dalam pembelajaran, dapat dijelaskan sebagai berikut:11
a. Kelebihan media audio visual
1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman dasar siswa karena jenjang sekolah
adalah awal mula pengalaman dibentuk, baik dengan teman, guru, maupun dengan
berbagai sarana prasarana di sekolah terkait dengan pembelajaran di sekolah.
2) Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung. Dengan
media audio visual bisa memperlihatkan hal-hal yang berbahaya sekaligus
walaupun tidak melihatnya secara langsung. Namun, penggambarannya sama
dengan aslinya.
3) Dapat dilihat oleh kelompok kecil maupun besar. Tidak terbatas penonton bisa
dalam lingkup besar maupun kecil.
4) Mendorong motivasi dan menanamkan sikap dan segi afektif lainnya.
6
desain adalah tahap dimana peneliti merancang media yang akan dikembangkan. Pada
tahap desain ini peneliti merancang media pembelajaran berbasis audio visual. Peneliti
membuat video dengan menyajikan materi pencemaran lingkungan. Tampilan desain
media ini dibuat semenarik mungkin agar dapat menampakkan kesan nyata yang jelas.
Video dibuat dengan menggunakan aplikasi Adobe Premiere. Video yang dibuat
dibagi atas tiga video yakni terkait pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran
tanah yang masing-masing menjelaskan ketiga indikator yang akan dicapai.
Instrumen berupa angket respons peserta didik dan lembar observasi guru
juga dirancang pada tahap ini. Pernyataan yang tertuang dalam angket respons peserta
didik dan lembar obervasi guru mengacuh pada tingkat kepraktisan media
pembelajaran. Tahap pengembangan berisi perangkat media pembelajaran berbasis
audio visual (video, angket respons peserta didik dan lembar obervasi guru) yang telah
selesai dibawa ke validator I dan II untuk diperiksa. Adapun masukan para validator
untuk video sendiri yaitu gambar pada video perlu diperbesar agar tampak lebih jelas,
ukuran dan jenis huruf harus konsisten, warna tulisan harus lebih jelas dan volume
suara pada video harus lebih besar dan jelas.
Untuk angket respons peserta didik hal yang harus diperbaiki yaitu
pernyataan harus ditulis sesuai dengan kaidah EYD yang baik dan benar dan harus
dipisahkan pernyataan untuk siswa dan untuk guru. Selanjutnya untuk lembar
observasi guru hal yang harus diperhatikan yaitu setiap pernyataan harus sesuai
dengan aspek yang akan diukur. Setelah semuanya dikoreksi, peneliti kemudian
merevisi perangkat media pembelajaran berbasis audio visual yang selanjutnya
menghasilkan prototipe II. Tahap penyebaran yang merupakan tahapan penerapan
media yang telah dikembangkan dan telah diuji coba pada skala yang lebih luas.
Tahap penyebaran dilakukan untuk menguji efektivitas media pembelajaran
berbasis audio visual pada kegiatan pembelajaran pada SMP/sederajat lain. Tahap
penyebaran hanya dilakukan dalam bentuk sosialisai kepada guru mata pelajaran IPA
Terpadu pada SMP/ sederajat yang ada di kabupaten Pinrang serta penyebaran pada
media sosial. Proses pengembangan yang dilakukan melalui beberapa tahap di atas
memberikan hasil berupa produk media pembelajaran berbasis audio visual dengan
kelebihan dapat dijadikan sumber belajar mandiri peserta didik, praktis dan mudah
7
digunakan, memudahkan pendidik menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
serta memberikan pengalaman belajar yang baru kepada peserta didik menggunakan
media pembelajaran berbasis audio visual. Terdapat pula kekurangan dalam penelitian
ini dimana beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan video bukan merupakan
hasil dokumentasi pribadi.
12
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Cet. 11; Yogyakarta: PT Rineka Cipta,
2010), h. 69.
8
Tingkat kepraktisan media pembelajaran berbasis audio visual diuji coba di
tiga sekolah yang berbeda yakni MTs Madani Gowa, SMP Negeri 6 Duampanua
Kabupaten Pinrang dan SMPN 3 Sungguminasa Gowa. Kriteria kepraktisan terpenuhi
jika 50% peserta didik memberikan respons positif terhadap minimal sejumlah aspek
yang ditanyakan. Hasil penelitian Nieveen menjelaskan bahwa produk hasil
pengembangan dikatakan praktis jika: 1) praktisi menyatakan secara teoritis produk
dapat diterapkan di lapangan, 2) tingkat keterlaksanaannya produk termasuk kategori
“baik”.13 Karena angket respon yang digunakan menggunakan skala likert dengan 4
pilihan yaitu 4, 3, 2 dan 1, untuk aspek pernyataan dapat dikatakan mendapat respons
positif apabila peserta didik memilih pilihan 4 dan 3, dan dikatakan mendapat respons
negatif apabila peserta didik memilih pilihan 1 dan 2.
Berdasarkan hasil uji coba, responden memberikan respons positif terhadap
pernyataan melebihi 80% untuk kesemua jenis pertanyaan yaitu dengan rata-rata total
dari MTs Madani Gowa, SMP Negeri 6 Duampanua kabupaten Pinrang dan SMPN 3
Sungguminasa Gowa yakni 3,24 dan 3,55 serta 3,56. Selain itu tingkat kepraktisan
media pembelajaran berbasis audio visual ini juga didukung dengan hasil pernyataan
guru mata pelajaran yang bersangkutan yakni untuk semua aspek pernyataan yang
diajukan mendapat respons positif.
Dengan demikian kriteria kepraktisan media pembelajaran yang
dikembangkan tercapai. Dengan adanya media pembelajaran berbasis audio visual
yang dikembangkan, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, peserta didik
menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran biologi sehingga berdampak
positif terhadap peningkatan pengetahuan mereka dan juga menambah semangat
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
13
Nienke Nieveen, Formative Evaluation in Eduational Design Research. In Tjeer Plom and
Nienke Nieveen (Ed). An introduction to educational design research. Netherlands in
www.slo.nl/organisatie/international/publications.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media audio visual adalah salah satu jenis media pengajaran. Media audio
visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar dan suara. Alat-
alat yang termasuk media audio visual contohnya televisi, video-VCD, sound slide,
dan film.14 Media audio visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara
gambar dan suara, yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang
menonton.
Berdasarkan nilai analisis data tentang pengujian media pembelajaran
berbasis audio visual yang dikembangkan maka dapat disimpulkan bahwa:
Tahap pengembangan dalam penelitian tersebut menggunakan model
pengembangan 4D yang terdiri atas tahap Define (pendefenisian), Design
(Perancangan), Develop (Pengembangan), dan (Disseminate) penyebaran.
Media pembelajaran berbasis audio visual telah memenuhi kriteria
kevalidan dengan memperoleh skor rata-rata dari semua aspek penilaian validator
yaitu 3,65 yang berada pada kategori sangat valid setelah dilakukan revisi sebanyak 2
kali, sehingga layak untuk digunakan berdasarkan penilaian para ahli.
Media pembelajaran berbasis audio visual telah memenuhi kategori praktis
karena lebih dari 80% peserta didik memberikan respons positif. Lembar observasi
guru juga menunjukkan hasil yang positif.
14
Hujair sanaky, Media Pembelajaran (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009), h. 102.
10
DAFTAR PUSTAKA
11