DISUSUN OLEH :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungkan
kita Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul
Hukum Islam dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi.Kami berharap makalah ini dapat memberi
bermanfaat bagi kita semua.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................4
B. Rumusan masalah......................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................13
Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tetapi juga menuntun pada kemaslahatan dunia dan akhirat. Seperti yang
kita tahu, kemajemukan masyarakat yang beragam agama, suku dan golongan
yang ada di Indonesia sebenarnya paling rawan dipecah belah. Namun, berkat
hadirnya hukum islam, nyatanya toleransi masyarakat cukup baik. meskipun
masih ada golongan yang tidak sepaham. Nah, pada pembahasan ini, kita akan
mengulas tentang pengertian hukum islam, tujuan dan Hukumnya.
B. Rumusan Masalah
4
5. Berikan contoh dari hukum Islam?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Quran dan literatur hukum Islam sama sekali tidak menyebutkan kata
hukum Islam sebagai salah satu istilah. Yang ada di dalam al-Quran adalah kata
syarî’ah, fiqh, hukum Allah, dan yang seakar dengannya. Istilah hukum Islam
merupakan terjemahan dari islamic law dalam literatur Barat. Istilah ini kemudian
menjadi populer.
Arti lain yang muncul dari akarna kata tersebut adalah “kendali atau
kekangan kuda”, yakni bahwa keberadaan hukum pada hakikatnya adalah untuk
mengendalikan atau mengekang seseorang dari hal-hal yang dilarang oleh agama.
Makna “mencegah atau menolak” juga menjadi salah satu arti dari lafadz hukmu
yang memiliki akar kata hakama tersebut. Mencegah ketidak adilan, mencegah
kedzaliman, mencegah penganiayaan, dan menolak mafsadat lainnya. Al-Fayumi
dalam buku Zainudin Ali, Hukum Islam, PengantarmHukum Islam di Indonesia ia
menyebutkan bahwa Hukum bermakna memutuskan, menetapkan, dan
menyelesaikan setiap permasalahan.
6
Muhammad Daud Ali menyebutkan bahwa kata hukum yang berasal dari
lafadz Arab tersebut bermakna norma, kaidah, ukuran, tolok ukur, pedoman, yang
digunakan untuk menilai dan melihat tingkah laku manusia dengan lingkungan
sekitarnya. Dalam kamus Oxford sebagaimana dikutip oleh Muhammad
Muslehuddin, hukum diartikan sebagai “Sekumpulan aturan, baik yang berasal
dari aturan formal maupun adat, yang diakui oleh masyarakat dan bangsa tertentu
dan mengikat bagi anggotanya”.
2. Amir Syarifuddin
Beda lagi dengan pendapat Amir Syarifuddin, hukum islam menurutnya sebagai
perangkat peraturan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia
mukalaf yang diakui dan diyakini.
3. Eva Iryani
Hukum islam menurut Eva Iryani adalah syariat islam yang berisi sistem kaidah-
kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rosul mengenai
tingkah laku orang yang sudah dapat dibebani kewajiban, yang diakui dan
diyakini, yang mengikat semua pemeluknya. Eva Iryani menjelaskan bahwa
tingkah laku yang dimaksud adalah mengacu pada segala perilaku dan sikap
Rasulullah. Disebutkan pula syariat diambil berdasarkan pada istilah yang
7
merunut pada hukum-hukum yang diperintahkan Allah Swt untuk umat-Nya
dengan amaliyah.
1. Al-Qur’an
Sumber hukum islam yang paling dasar adalah Al Qur’an. Sebagai kitab
suci umat muslim, tentu saja Al Qur’an sebagai tiang dan penegak. DImana Al
Qur’an pesan langsung Dari Allah SWT yang diturunkan lewat Malaikat Jibril.
Kemudian Jibril menyampaikan langsung kepada Nabi Muhammad.
2. Hadits
8
Hadits sabagai sumber islam yang tidak kalah penting. Kenapa hadis
digunakan untuk hukum islam? Karena Hadis merupakan pesan, nasihat, perilaku
atau perkatan Rasulullah SAW. segala sabda, perbuatan, persetujuan dan
ketetapan dari Rasulullah SAW, akan dijadikan sebagai ketetapan hukum islam.
3. Ijma’
Mungkin ada yang asing dengan sumber hukum islam yang ketiga, iaitu
ijma’. Ijma’ dibentuk berdasarkan pada kesepakatan seluruh ulama mujtahid.
Ulama yang di maksud di sini adalah ulama setelah sepeninggalan Rasulullah
SAW. Kesepakatan dari para ulama, Ijma’ tetap dapat dipertanggungjawabkan di
masa sahabat, tabiin dan tabi’ut tabiin. Kesepakatan para ulama ini dibuat karena
penyebaran Islam sudah semakin meluas tersebar kesegala penjuru.
Tersebarnya ajaran islam inilah pasti ada perbedaan antara penyebar satu
dengan yang lainnya. nah, kehadiran ijma’ diharapkan menjadi pemersatu
perbedaan yang ada.
4. Qiyas
Qiyas sepertinya tidak banyak orang yang tahu. Sekalipun ada yang tahu,
masih ada perbedaan keyakinan, bahwa qiyas ini tidak termasuk dalam sumber
hukum islam. Meskipun demikian, para ulama sudah sepakat Qiyas sebagai
sumber hukum islam.
Qiyas adalah sumber hukum yang menjadi penengah apabila ada suatu
permasalahan. Apabila ditemukan permasalahan yang tidak ditemukan solusi di
Al-Quran, Hadits, Ijma’ maka dapat ditemukan dalam qiyas. Qiyas adalah
menjelaskan sesuatu yang tidak disebutkan dalam tiga hal tadi (Al-quran, hadits
dan Ijma’) dengan cara membandingkan atau menganalogikan menggunakan nalar
dan logika.
9
Keempat sumber hukum islam di atas menunjukkan bahwa hukum islam
tidak sekedar hukum biasa. Karena dasarnya mengacu pada 4 hal yang sangat
fundamental. Bahkan, ada beberapa pendapat lain, selain mengacu pada empat
sumber hukum di atas, masih ada lagi sumber hukum islam, yaitu ada :
Istihsan,
Istishab,
Saddudz-dzari’ah atau tindakan preventif,
urf atau adat
dan Qaul sahabat Nabi SAW.
Jika dilihat dari pembagian hukum islam, memiliki beberapa bagian. Ada
yang hukumnya wajib, ada yang hukumnya sunnah, haram, makruh dan mubah.
Berikut ulasannya.
1. Wajib
Banyak yang menyadari betul kata wajib satu ini. Dikatakan wajib apabila
mengerjakan perbuatan akan mendapatkan pahala. Apabila meninggalkan
kewajiban, akan mendapatkan siksa atau dosa. Kecuali bagi orang yang tidak
mengetahui ilmu/aturan.
2. Sunnah
Dikatakan sunnah apabila seseorang yang mengerjakan perintah akan
mendapatkan pahala. Jika tidak mengerjakannya pun tidak dosa atau tidak
disiksa. Hanya saja, banyak orang yang menyarankan untuk mengerjakan
sunnah, karena sayang jika ada kesempatan mengumpulkan amal, tidak
dimanfaatkan.
3. Haram
Dalam kehidupan sehari-hari, umat muslim memiliki banyak aturan yang
menyangkut tentang ke-halal-lan dan mana yang haram. Dikatakan haram
10
apabila hal-hal yang dilarang tetap dilanggar, akan dicatat sebagai dosa. Jika
meninggalkan hal-hal yang haram, maka akan dicatat mendapatkan pahala.
4. Makruh
Dikatakan makruh apabila aturan yang dimakruhkan di tinggalkan, maka
jauh lebih baik. sedangkan jika yang dimakruhkan tetap dilakukan, maka
kurang elok atau kurang baik. Baik itu kurang baik untuk diri sendiri atau
orang lain. Misalnya, merokok, bagi diri sendiri tidak baik untuk kesehatan.
Bagi orang pun juga kurang baik.
5. Mubah
Dikatakan mubah hal-hal yang dibolehkan dalam agama dibolehkan di
kerjakan atau yang seharusnya di tinggalkan tidak di kerjakan.
Dari kelima pembagian hukum islam di atas, hal mana yang paling sering di
langgar? Bagi cowok. Apapun itu, semoga semakin hari semakin lebih baik.
1. Maqashid AlSyari’ah
11
3. Mewujudkan Kemaslahatan di dunia dan di akhirat
Ada lima unsur pokok terciptanya kemaslahatan di dunia dan akhirat, yaitu
: agama, jiwa, akal, keturuan dan harta.
Kelima unsur tersebut jika di bahas secara terfokus dan mendalam akan
banyak sekali uraiannya. Umumnya ini akan kamu pelajari jika mengambil
jurusan agama atau belajar secara mandiri. Itulah tiga tujuan hukum islam.
Sebenarnya masih ada banyak lagi tujuan yang tidak tertulis.
Sebenarnya ada banyak hal yang sering kita temukan tentang contoh
hukum islam. Bahkan, kita juga mengalaminya. Contoh hukum islam yang nyaris
kita tidak pernah memikirkan sampai kesana adalah masalah pencatatan
pernikahan. Jika dilihat di Al-Quran ataupun di hadits, perintah yang mewajibkan
atau menyuruh pencatatan pernikahan tidak ada. Ternyata di masa Rasulullah
SAW pun katanya juga tidak pencatatan nikah. Namun, setelah sepeninggalan
beliau juga tidak mewajibkan untuk mencatat pernikahan.
Menariknya, dari semua itu, tidak ada yang melarang melakukan
pencatatan. Kemudian di era saat ini, pencatatan nikah dilakukan. Hal ini karena
pencatatan nikah dianggap memberi banyak manfaat besar bagi masyarakat.
Misalnya, meminimalisir terjadinya kemudharatan, perselingkuhan dsb. Karena
melihat manfaat inilah, maka pencatatan nikah kini menjadi hukum islam modern
yang didasarkan pada maslahah mursalah.
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hukum islam dapat diartikan sebagai kerangka dasar aturan islam yang
merujuk pada Al-Quran dan Hadis. Sesuai dengan namanya, hukum islam
mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya. Ataupun hubungan antara
manusia dengan manusia bahkan dengan alam semesta.
Adapun sumber hukum islam yakni: Al-qur'an, hadits, ijma' dan qiyas.
Dalam hukum Islam juga terbagi beberapa bagian yaitu:wajib, Sunnah, haram,
makruh dan mubah. Disamping itu juga hukum Islam memiliki tujuan
diantaranya: Maqashid AlSyari’ah, Kemaslahatan Umat Manusia dan
Mewujudkan Kemaslahatan di dunia dan di akhirat.
SARAN
Bagi umat Islam kita diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk beribadah
kepada-NYA, maksud dari ibadah sendiri kita sebagai umat Islam harus
menjalankan perintah dan menjauhi larangan-NYA, serta kita juga harus patuh
dengan adanya hukum Islam agar menjadi hamba yang beriman dan memiliki
kehidupan yang tidak sia-sia.
13
DAFTAR PUSTAKA
penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-hukum-islam
Zainudin Ali, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2006), hlm. 1. 4
14