Anda di halaman 1dari 14

Makalah

“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR NON-CETAK”


(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah pegembangan bahan ajar yang
diampu oleh Dr. Frida Maryati Jusuf M.Pd)

Oleh :
Tika Rajak (431418056)
Kelas B
Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa


memberikan nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Non-Cetak” dapat diselesaikan dengan baik.
Walaupun mungkin dalam penulisan masih ada kesalahan dan kekeliruan
namun penulis yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, mudah-
mudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran kita akan
kebesaran Tuhan yang Maha Esa. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih atas bantuan dan usaha yang telah membantu kami dalam
membuat makalah ini niscaya tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak
penyusunan makalah ini tidak akan terwujud.
Penyelesaian makalah ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran,
tenaga dan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan
terima kasih. Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Sehingga segala kritik dan saran yang bersifat
membangun diharapkan  demi penyempurnaan makalah ini.

Gorontalo,16 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5
1.3 Tujuan.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................6
2.1 Pengembangan Bahan Ajar Audio.........................................................6
2.2 Pengembangan Bahan Ajar Vidio..........................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................12
3.1 Kesimpulan...........................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pendidikan nasional sebagaimana termaktub dalam UndangUndang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta Kurikulum
2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah adalah dua hal yang menjadi
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia saat ini, yang kemudian
dijalankan sesuai karakteristik sasaran dan tuntunan lainnya. Dalam hal ini guru
memiliki andil yang sangat besar dalam mencapai tujuan pendidikan nasional
tersebut. Salah satu tugas guru ialah menyiapkapkan perangkat pembelajaran
yang baik untuk digunakan di kelas, termasuk diantaranya adalah bahan ajar.
Bahan ajar yang disiapkan guru ini haruslah sesuai dengan kompetensi yang
diinginkan, tanpa pemahaman tersebut maka siapapun yang akan
mengembangkan bahan ajar akan mengalami kesulitan. Kegiatan pengembangan
bahan ajar adalah kegiatan akademik yang dapat dilakukan sendiri oleh
widyaiswara baik itu bahan ajar cetak maupun non-cetak.
Untuk mendukung pengembangan kemampuan guru dalam
mengembangankan bahan ajar tersebut, pemerintah telah berupaya memberi
dukungan dan arahan dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru untuk
menjabarkan materi pokok sampai terciptanya bahan ajar, memberikan
pengetahuan tentang perlunya bahan ajar dalam pembelajaran. Namun
kenyataannya pencapaian usaha-usaha yang telah dilakukan tersebut juga belum
mencapai tujuan secara optimal.
Bahan ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi guru, siswa, dan
pada kegiatan pembelajaran (Sungkono, 2013). Dalam pembuatan bahan ajar
guru harus menyesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan.
Perkembangan IPTEK dunia sekarang ini sangat memberikan pengaruh kepada
dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan anak menggunakan
didukung gadget dan telepon genggam berbasis android setiap harinya, sehingga

4
mereka lebih enggan membaca buku-buku. Tantangannya yakni guru harus lebih
inovatif dan kreatif untuk menciptakan bahan ajar untuk mengakomodasi
perkembangan kebutuhan zaman. Berhubung dengan itu, guru bisa membuat
bahan ajar non-cetak dimana melalui android yang dinilai praktis sehingga
pembelajaran bisa dilakukand dimana saja. Inovasi bahan ajar berbasis IT bagi
guru merupakan salah satu upaya untuk membantu siswa mencapai
kompetensinya dengan lebih cepat. Penggunaan ICT di dalam mengembangkan
bahan ajar dapat menghasilkan suatu bahan ajar yang lebih interaktif.
Dalam pembelajaran Fisika tidak semua materi dapat dijelaskan secara
gamblang. Ada beberapa materi yang mengharuskan siswa menalar sesuatu yang
abstrak. ICT diharapkan mampu membantu siswa dalam membangun kreativitas
dan imajinasinya. Untuk itu, penting bagi seorang guru untuk mengetahui
masingmasing dari jenis bahan ajar non-cetak tersebut terlebih dahulu. Pada
kesempatan kali ini penulis memaparkan tentang tentang Pengertian, Jenis, dan
Karakteristik Bahan Ajar Non-cetak berupa bahan ajar Audio dan Video.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari latar belakang masalah
diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengembangan Bahan Ajar Audio?
2. Bagaimana Pengambangan Bahan Ajar Video?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui  Pengembangan Bahan Ajar Audio
2. Mengetahui Pengambangan Bahan Ajar Video

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengembangan Bahan Ajar Audio
Bahan ajar audio adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (pita suara atau piringan suara yang dapat merangsang pikiran dan
perasaan pendengar sehingga menjadi proses pembelajaran). Penggunaan
rekaman audio dalam pembelajaran merupakan sebuah strategi untuk
membantu siswa (siswa) dalam membaca.
Berdasarkan pendapat para ahli pada makalah sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar audio merupakan bahan ajar yang berkaitan
dengan indra pendengaran dan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga menjadi
proses pembelajaran. Bahan ajar audio ini memiliki karakteristik umum
berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang berhubungan
dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
Karakteristik dari bahan ajar audio dijelaskan oleh Prastowo (2014)
dalam bukunya sebagai berikut.
a. Mengandung pesan auditif baik verbal maupun non verbal dan vokalisasi
b. Dapat mendorong pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan
perhatian
c. Cocok untuk mengikuti pengarahan
d. Digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang didengar
e. Perolehan arti dari suatu konteks f. Dapat untuk melatih memisahkan kata
atau informasi yang relevan dan tidak relevan
f. Meningkatkan kemampuan mengingat dan mengemukakan ide
g. Memberikan hasil belajar yang optimal dalam tugas-tugas memberi
signal (lambang), rangkaian yang melibtakan keterampilan bahasa dan
musik
h. Berguna untuk belajar keterampilan diagnosis yang melibatkan bunyi

6
Adapun langkah-langkah umum dalam penggunaan bahan ajar audio
sebagai bahan ajar pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Langkah persiapan
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
a) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
b) Kesesuaian dengan materi yang akan disampaikan.
c) Situasi dan kondisi siswa.
2) Langkah Penerimaan, diharapkan guru dan siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan mendengarkan secara seksama.
3) Kegiatan lanjutan, dapat dilakukan dengan melakukan refleksi dan tanya
jawab antar guru dengan siswa. Sekaligus bisa dilakukan penugasan
terhadap siswa berhubungan dengan materi yang disampaikan.
Menurut Sanjaya (2010), bahan ajar audio memiliki kelebihan dan
kelemahan, adapun kelebihan bahan ajar audio ialah sebagai berikut.
a. Dengan menggunakan alat perekam, program audio dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan pendengar.
b. Dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang
abstrak
c. Dapat merangsang parsitipasi aktif siswa.
d. Dapat menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga menimbulkan
kreativitas siswa.
e. Dapat menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap siswa.
f. Dapat menyajikan laporan-laporan yang aktual dan original.
g. Dapat mengatasi batasan waktu serta jangkauan yang sangat luas.

Bahan ajar audio selain memiliki beberapa kelebihan seperti yang


dipaparkan diatas, bahan aj jar non-cetak jenis ini juga memiliki beberapa
kekurangan sebagai berikut.
a. Sifat komunikasinya satu arah (one way communication)

7
b. Bahan ajar audio yang lebih banyak menggunakan suara dan bahasa
verbal, hanya mungkin dipahami oleh pendengar yang mempunyai
tingkat penguasaan kata dan bahasa yang baik.
c. Hanya akan mampu melayani secara baik untuk mereka yang sudah
mampu berfikir abstrak
d. Dapat menimbulkan verbalisme bagi siswa
e. Bahan ajar audio seperti radio biasanya dilaksanakan serempak dan
terpusat sehingga sulit melakukan pengontrolan.
2.2 Pengembangan Bahan Ajar Video
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), video diartikan
sebagai gambar hidup atau program televise lewat tayangan pesawat televisi.
Atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang
disertai dengan suara.
Video memiliki kategori sebagai segala sesuatu yang memungkinkan
sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara
sekuensial. Video termasuk bahan ajar audiovisual, artinya bahan ajar
tersebut mengombinasikan materi visual dan materi audio.
Pemanfaatan program video dalam kegiatan pembelajaran,
diantaranya:
1. Memberikan pengalaman yang tak terduga kepada peserta didik.
2. Memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa
dilihat.
3. Dapat mendemostrasikan perubahan waktu ke waktu.
4. Menampilkan presentasi studi kasus tentang kehidupan sebenarnya.
5. Menunjukan cara penggunaan alat.
6. Memperagakan ketrampilan yang akan dipelajari.
7. Menunjukan tahapan prosedur.
8. Menghadirkan penampilan drama atau musik.
9. Menganalisis perubahan dalam periode waktu tertentu.
10. Menyampaikan objek tiga dimensi.
11. Memperlihatkan diskusi atau interaksi anatara dua orang atau lebih
12. Memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk merasakan keadaan
tertentu.

8
A. Kelebihan dan Keterbatasan Video
Kelebihan dan Keterbatasan Video menurut American Hospital
Association
1. Kelebihan video:
a) Bermanfaat untuk menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan memberikan
dampak terhadap topic yang dibahas
b) dapat diputar ulang
c) gerakan mulut dapat direkam dengan video
d) dapat dimasukkan teknik film lain seperti animasi
e) dapat dikombinasikan antara gambar diam dengan gerakan
f) proyektor standar dapat ditemukan dimana-mana
Keterbatasan video: ongkos produksi mahal dan tidak kompatibel untuk
bergam format video
2. Kelebihan dan Keterbatasn Video Menurut Anderson
kelebihan video:
a) Dengan video, dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu.
b) Dengan video, penampilan peserta didik dapat segera dilihat kembali
untuk dikritik atau dievaluasi.
c) Dengan menggunakan efek tertentu, dapat memperkokoh proses belajar
maupun nilai hiburan dari penyajian tersebut.
d) Dengan video, dapat diambil isi dan susunan yang masih utuh dari materi
pelajaran atau latihan.
e) Dengan video, informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang
sama di lokasi (kelas) berbeda dengan jumlah penonton (peserta) yang
tidak terbatas.
f) Pembelajaran dengan video merupakan suatu pembelajaran mandiri, di
mana siswa siswa belajar sesuai kecepatan masing-masing dapat
dirancang.
keterbatasan video:
a) Peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat penggunaan serta
harus cocok dengan formatnya dengan pita video atau piringan video
(VCD/DVD) yang akan digunakan.
b) Menyusun naskah atau scenario video tidak mudah dan memakan waktu.
c) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu
mengerjakannya.
d) Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film, hasilnya tidak bagus.
e) Layar monitor kecil akan membatasi jumlah penonton.

9
f) Jumlah grafis pada garis untuk video terbatas.
g) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem
video menjadi masalah yang berkelanjutan.
B. Film dan Pemanfatannya sebagai Bahan Ajar
Film digunakan untuk tiga tujuan utama, yaitu pertama, tujuan
kognitif untuk mengajarkan pengenalan kembali atau perbedaan stimulasi
gerak yang relevan. Kedua, tujuan psikomotorik untuk memperlihatkan
contoh ketrampilan gerak. Ketiga,  tujuan afektif untuk mempengaruhi sikap
dan emosi.
C. Kelebihan dan Keterbatasan Film
Menurut Anderson (1987) ada delapan kelebihan film sebagai bahan
ajar, yaitu:
1. Film dapat menyajikan gambar bergerak untuk mempergakan rangsangan
atau respons yang serasi yang dikehendaki dalam training.
2. Film dapat membuat efek visual.
3. Sejarah film yang panjang memungkinkan tersedianya berbagai film di
banyak perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar.
4. Film dapat digunakan dengan proyeksi dari depan atau belakang.
5. Isi dan urut-urutan materi pelajaran sudah terpadu.
6. Proyeksi film pada umumnya mudah diperoleh, mudah dibawa, dan
gampang pengoperasiannya.
7. Kualitas hambar yang ditransfe dari film ke video lebih baik daripada
video ke film.
8. Ukuran film yang sudah terstandarisasi memungkinkan digunakan di
mana-mana

Sementara, kelemahan-kelemahan film sebagai bahan ajar, diantaranya:


1. Biaya produksi tinggi dan para ahli dalam bidang masih langka.
2. Memproses film membutuhkan waktu.
3. Sering kali lembaga-lembaga tidak memiliki sarana produksi film bersuara
yang sederhana dan murah.
4. Film yang sudah dipakai tidak dapat dihapus dan digunakan kembali.
5. Harus ditangani dan dirawat dengan hati-hati.
D. Unsur-unsur Bahan Ajar Video atau Film
Menurut Diknas (2004), struktur bahan ajar video atau film meliputi
enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi
pokok, informasi pendukung, latihan, dan penilaian.

10
E. Memahami Langkah-langkah Praktis Penyusunan Bahan Ajar Video
atau Film
Langkah-langkah menyusun video/film, menurut Diknas (2004)
sebagai berikut. Pertama, judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi
pokok sesuai dengan banyak sedikitnya materi. Kedua, pembuatan synopsis
yang menggambarkan secara singkat dan jelas tentang materi yang akan
dibahas dalam program video. Ketiga, informasi pendukung dijelaskan secara
gambling, padat daj menarik dalam bentuk story board atau naskah. Keempat,
pengambilan gambar dilakukan atas dasar story board. Kelima, proses editing
dilakukan oleh orang yang mengetahui alat editing didampingi oleh orang
yang menguasai isi materi video/film. Keenam, dilakukan penilaian terhadapa
program secara keseluruhan baik secara substansi, edukasi, maupun
sinematografi. Ketujuh, program video atau fim biasanya tidak interaktif,
namun tugas-tugasnya dapat diberikan pada akhir penayangan melalui
presenter. Kedelapan, penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban tertulis dari
pertanyaan dalam program video/film atau hasil karya dari tugas yang
diberikan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bahan ajar
audio adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau
piringan suara yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga
menjadi proses pembelajaran). Penggunaan rekaman audio dalam pembelajaran
merupakan sebuah strategi untuk membantu siswa (siswa) dalam membaca.
Video diartikan sebagai gambar hidup atau program televise lewat tayangan
pesawat televisi. Struktur bahan ajar video atau film meliputi enam komponen,
yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi
pendukung, latihan, dan penilaian. Langkah pembuatan bahan ajar video/film
yaitu, pertama, judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan banyak sedikitnya materi. Kedua, pembuatan synopsis yang
menggambarkan secara singkat dan jelas tentang materi yang akan dibahas dalam
program video. Ketiga, informasi pendukung dijelaskan secara gambling, padat
daj menarik dalam bentuk story board atau naskah. Keempat, pengambilan
gambar dilakukan atas dasar story board. Kelima, proses editing dilakukan oleh
orang yang mengetahui alat editing didampingi oleh orang yang menguasai isi
materi video/film. Keenam, dilakukan penilaian terhadapa program secara
keseluruhan baik secara substansi, edukasi, maupun sinematografi. Ketujuh,
program video atau fim biasanya tidak interaktif, namun tugas-tugasnya dapat
diberikan pada akhir penayangan melalui presenter. Kedelapan, penilaian dapat
dilakukan terhadap jawaban tertulis dari pertanyaan dalam program video/film
atau hasil karya dari tugas yang diberikan.

12
3.2 Saran
Adapun saran yaitu sangat mengharapkan khususnya bagi pembaca agar
menjadi tambahan ilmu atau informasi serta kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar dalam pembuatan makalah lebih baik dari
sebelumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Bandung: Kencana.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif.  Yogyakarta: Diva Press.
Sanjaya, Wina. 2010. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa. Skripsi UPI
Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai