Anda di halaman 1dari 14

HAKEKAT GURU DAN LATAR BELAKANG GURU PAI DI INONESIA

Dosen pengampu : Drs. Mario Kasduri, MA

Disusun oleh :

Habibie halim Al-Fattah : 2101020106

Thewa Kesuma Ganda : 2101020164

Ryan Ardiansyah :

Fadhel :

Fathoni :

Saifuni :

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan segala rasa syukur, kami memulai dengan ungkapan puji kepada Allah Swt.,
yang telah memberikan berbagai nikmat, kesehatan, dan petunjuk-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah "Profesi Keguruan" ini.. Shalawat dan salam kami
persembahkan kepada Nabi besar, Muhammad saw., yang telah memberikan petunjuk dalam
Al-Qur'an dan sunnahnya, sebagai pedoman hidup bagi keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus kami selesaikan dalam mata kuliah
Kimia Dasar di program studi Pendidikan Agama islam di Fakultas Tarbiyah Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.

Kami juga ingin menyampaikan penghargaan yang besar kepada Bapak Drs. Mario Kasduri,
MA, selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah "Profesi Keguruan", dan kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama kami menulis makalah
ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
meningkatkan kualitas makalah ini.

Medan, 30 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. HAKIKAT GURU...................................................................................................................2
B. PERAN SEORANG GURU....................................................................................................3
a. Dalam Proses Belajar Mengajar........................................................................................3
b. Dalam Pengadministrasian................................................................................................3
c. Sebagai Pribadi..................................................................................................................4
d. Secara Psikologis................................................................................................................4
C. PERANAN GURU DALAM PENDIDIKAN.........................................................................4
D. LATAR BELAKANG GURU PAI DI INDONESIA.................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................9
KESIMPULAN................................................................................................................................9
SARAN...........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Guru adalah orang yang mengajar, mendidik, membimbing, melatih, menasihati. Ia


menjadi contoh dan teladan yang wajib dipanuti seorang murid. Perannya sangat mulia
hingga Allah menempatkan mereka di tempat terpuji.

Pertanyaannya, bagaimana sebenarnya hakikat guru dan perannya? Dalam perspektif


Islam , guru sejati adalah mereka yang mengajarkan dan membimbing kita untuk dekat
kepada Allah. Para ulama merupakan sosok guru yang dapat dipanuti. Sebab, ulama adalah
orang yang mengetahui ilmu keislaman dan hanya takut kepada Allah. Menghormati ulama
adalah kewajiban setiap muslim karena mereka adalah pewaris para Nabi .

Imam Ibnu Atha'illah As-Sakandari (1250-1309 M), seorang ulama sufi terkemuka kelahiran
Mesir menyampaikan 10 hakikat guru yang sebenarnya. Berikut kalamnya:

‫ليس شيخك من سمعت منه‬

‫وإنما شيخك من أخذت عنه‬

‫و ليس شيخك من واجهتك عبارته‬

‫وإنما شيخك الذى سرت فيك إشارته‬

‫وليس شيخك من دعاك الى الباب‬

‫وإنما شيخك الذى رفع بينك وبينه الحجاب‬

‫وليس شيخك من واجهك مقاله‬

‫وإنما شيخك الذى نهض بك حاله‬

‫شيخك هو الذى أخرجك من سجن الهوى و دخل بك على المولى‬

1
‫شيخك هو الذى مازال يجلو مرآة قلبك حتى تجلت فيها انوار ربك‬

Artinya:

1. Guru sejati bukanlah orang yang engkau dengar (ceramah-ceramah) sebatas dari lisannya
saja.

2. Tapi dia adalah seorang yang menjadi tempatmu di dalam mengambil hikmah dan akhlak.

3. Bukanlah guru sejati, seseorang yang hanya membimbingmu sekedar makna dari kata-kata.

4. Tapi orang yang disebut guru sejati bagimu adalah orang yang isyarat-isyaratnya mampu
menyusup dalam sanubarimu.

5. Dia bukan hanya seorang yang mengajakmu sampai ke pintu.

6. Tapi yang disebut guru bagimu itu adalah orang yang (bisa) menyingkap hijab (penutup)
antara dirimu dan dirinya.

7. Bukanlah gurumu, orang yang ucapan-ucapannya membimbingmu.

8. Tapi yang disebut guru bagimu adalah orang yang aura kearifannya dapat membuat jiwamu
bangkit dan bersemangat.

9. Gurumu yang sejati adalah yang membebaskan mu dari penjara hawa nafsu, lalu
memasukanmu ke ruangan Tuhan-mu

10. Guru sejati bagimu adalah orang yang senantiasa menjernihkan cermin hatimu, sehingga
cahaya Tuhanmu dapat bersinar terang di dalam hatimu.

BAB II

PEMBAHASAN
A. HAKIKAT GURU
Guru (dari Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah
"berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya
merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Arti umum Guru adalah
pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

2
Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa
yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak
dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin
terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret
manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju
dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.

B. PERAN SEORANG GURU

a. Dalam Proses Belajar Mengajar


Peran seorang guru sangat signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru
dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas,
supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah
peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:

1. Demonstrator

2. Manajer/pengelola kelas

3. Mediator/fasilitator

4. Evaluator

b. Dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat
berperan sebagai:

1. Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan

2. Wakil masyarakat

3. Ahli dalam bidang mata pelajaran

4. Penegak disiplin

5. Pelaksana administrasi pendidikan

3
c. Sebagai Pribadi
Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:

1. Petugas sosial

2. Pelajar dan ilmuwan

3. Orang tua

4. Teladan

5. Pengaman

d. Secara Psikologis
Peran guru secara psikologis adalah:

1. Ahli psikologi pendidikan

2. Relationship

3. Catalytic/pembaharu

4. Ahli psikologi perkembangan

C. PERANAN GURU DALAM PENDIDIKAN

Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok
yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Jika
dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan
estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan
seharusnya diketahui oleh anak.
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi
tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu
adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.

4
Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik,
turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara
lewat UUD 1945 dan GBHN.
Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan
organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi
seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan
tempat di mana ia bertempat tinggal.
Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus memberikan
nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang,
pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan yang kita berikan kepada
anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada akhimya mampu memilih nilai-nilai
hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat anak didik berkomunikasi dengan
sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak didik ini tidak akan hidup mengasingkan
diri.
Selanjutnya, pembinaan prajabatan melalui pendidikan guru ini harus mampu
mendidik mahasiswa calon guru atau calon tenaga kependidikan untuk menjadi manusia,
person (pribadi) dan tidak hanya menjaditeachers (pengajar) atau (pendidik) educator, dan
orang ini kita didik untuk menjadi manusia dalam artian menjadi makhluk yang berbudaya.
Sebab kebudayaanlah yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk hewan.
Oleh karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan; jadi pendidikan dapat
berfungsi melaksanakan hakikat sebagai bagian dari kebudayaan kalau yang
melaksanakannya juga berbudaya. Untuk menyiapkan guru yang juga manusia berbudaya ini
tergantung 3 elemen pokok yaitu :
1. Orang yang disiapkan menjadi guru ini melalui prajabatan (initial training) harus mampu
menguasai satu atau beberapa disiplin ilmu yang akan diajarkannya di sekolah melalui jalur
pendidikan, paling tidak pendidikan formal.
2. Guru tidak hanya harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang harus dapat
diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang mendasar untuk aspek
manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk mampu menguasai pengetahuan
yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat menguasai satu dasar kebudayaan yang
kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu diberikan dasar pendidikan umum.
3. Pendidikan terhadap guru atau tenaga kependidikan dalam dirinya seharusnya merupakan
satu pengantar intelektual dan praktis kearah karir pendidikan yang dalam dirinya (secara

5
ideal kita harus mampu melaksanakannya) meliputi pemagangan. Mengapa perlu
pemagangan, karena mengajar seperti juga pekerjaan dokter adalah seni.

Sedangkan WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1)
pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5)
komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan
terhadap lembaga.
a. Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan
pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar
anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan
masyarakat.
b. Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka
dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru,
orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh
masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah
Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
c. Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru
harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah
seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku
pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan
dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak.
d. Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya
tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas
pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas
kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
e. Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat
membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya.
Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan
insidental.
f. Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan
dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat
mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.

6
g. Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi
juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang
guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses
belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan
seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan
dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

D. LATAR BELAKANG GURU PAI DI INDONESIA


Latar belakang guru agama Islam di Indonesia bervariasi, dan hal ini tergantung pada
jenis sekolah atau lembaga pendidikan di mana mereka mengajar. Berikut adalah beberapa
latar belakang umum yang dapat dimiliki oleh guru agama Islam di Indonesia:

1. Pendidikan Formal:

• Banyak guru agama Islam memiliki pendidikan formal dalam bidang agama Islam.
Mereka mungkin memiliki gelar sarjana agama Islam (S.Si) atau sarjana teologi Islam
(S.Th.I) yang diperoleh dari universitas atau perguruan tinggi Islam di Indonesia. Gelar ini
memberikan dasar pendidikan yang kuat dalam ajaran Islam, sejarah Islam, dan studi
keagamaan.

2. Pendidikan Tinggi Keagamaan:

• Beberapa guru agama Islam mungkin telah mengejar pendidikan lebih lanjut di
lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam seperti pesantren, madrasah, atau institusi
keagamaan lainnya. Mereka dapat memiliki ijazah atau sertifikat dalam ilmu-ilmu agama
seperti tafsir, hadis, fiqh, atau ilmu-ilmu Islam lainnya.

3. Pengalaman dalam Pengajaran:

• Pengalaman dalam mengajar adalah faktor penting. Banyak guru agama Islam
memiliki pengalaman dalam mengajar di sekolah-sekolah agama, madrasah, pesantren, atau
lembaga pendidikan agama lainnya sebelum menjadi guru agama Islam. Pengalaman ini
membantu mereka mengembangkan keterampilan pengajaran yang efektif.

4. Pelatihan Tambahan:

• Sebagian guru agama Islam mungkin juga mengikuti pelatihan tambahan dalam
pengajaran agama Islam. Pelatihan ini dapat diselenggarakan oleh Kementerian Agama,

7
organisasi keagamaan, atau lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pendidikan agama
Islam. Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan kualitas pengajaran mereka.

5. Keberkatan dan Kesalehan:

• Banyak guru agama Islam dihormati karena keberkatan dan kesalehan mereka dalam
beribadah dan mengajar agama Islam. Mereka sering menjadi panutan bagi siswa dan
anggota komunitas keagamaan.

6. Sertifikasi Pendidikan:

• Untuk mengajar di lembaga-lembaga pendidikan formal, seperti sekolah-sekolah


negeri, guru agama Islam mungkin harus memiliki sertifikasi pendidikan yang diakui oleh
pemerintah.

Latar belakang guru agama Islam dapat bervariasi, tetapi pada umumnya mereka memiliki
kombinasi pendidikan formal, pelatihan, pengalaman, dan dedikasi kepada agama Islam.
Tujuan mereka adalah untuk memberikan pemahaman yang baik tentang agama Islam kepada
siswa dan memotivasi mereka untuk menjalani prinsip-prinsip agama dengan baik.

berikut tambahan lima latar belakang yang umum dimiliki oleh guru agama Islam di
Indonesia:

1. Studi Lanjutan:
 Sebagian guru agama Islam mungkin memiliki gelar master atau bahkan gelar doktor
(Ph.D.) dalam ilmu keagamaan Islam atau bidang terkait. Studi lanjutan ini
memungkinkan mereka untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang
isu-isu agama dan keagamaan tertentu.

2. Aktivitas Organisasi Keagamaan:


 Banyak guru agama Islam aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan dan sosial di
komunitas mereka. Mereka bisa menjadi anggota aktif di masjid, majelis taklim, atau
lembaga-lembaga keagamaan lainnya, yang membantu mereka memahami kebutuhan
dan permasalahan komunitas secara lebih baik.

8
3. Kualifikasi Bahasa Arab:
 Kualifikasi dalam bahasa Arab sangat penting bagi guru agama Islam, karena bahasa
Arab adalah bahasa utama Al-Quran dan Hadis. Beberapa guru mungkin memiliki
kualifikasi tinggi dalam bahasa Arab, seperti ijazah dalam bahasa Arab atau sertifikat
kefasihan.

4. Sertifikat Kepedagangan:
 Guru agama Islam yang mengajar di sekolah-sekolah formal mungkin perlu memiliki
sertifikat kepala sekolah atau sertifikat pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Sertifikat ini dapat memenuhi syarat mereka untuk mengajar di sekolah-sekolah
resmi.

5. Keterlibatan dalam Penelitian dan Publikasi:


 Beberapa guru agama Islam mungkin aktif dalam penelitian akademis dan publikasi
ilmiah. Mereka mungkin telah menulis buku, artikel, atau makalah tentang isu-isu
agama Islam atau keagamaan.

Latar belakang guru agama Islam sangat bervariasi dan mencerminkan tingkat pendidikan,
pengalaman, dan dedikasi mereka terhadap agama Islam. Yang terpenting, guru agama Islam
di Indonesia bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan agama yang berkualitas
kepada siswa dan membantu mereka memahami dan menghayati ajaran Islam.

BAB III
KESIMPULAN

1. Dalam perspektif Islam , guru sejati adalah mereka yang mengajarkan dan
membimbing kita untuk dekat kepada Allah.
2. Sedangkan dalam perspektif umum. Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu, guru
umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
3. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai
pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb.
4. seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi,
dan tugas kemasyarakatan

9
5. lima latar belakang yang umum dimiliki oleh guru agama Islam di Indonesia:
 Studi Lanjutan
 Aktivitas Organisasi Keagamaan
 Kualifikasi Bahasa Arab
 Sertifikat Kepedagangan
 Keterlibatan dalam Penelitian dan Publikasi

SARAN

Sebagai seorang guru sebaiknya kita tidak hanya mementingkan perihal ilmu
akademik yang ada, lebih jauh daripada semua itu, guru adalah sosok yang akan sangat ditiru
oleh para muridnya maka dari itu dalam menjadi guru sudah sepantasnya kita memperbaiki
akhlak dan kedisiplinan serta hubungan kita dengan sang maha pencipta dan juga para
makhluknya.

Murid pada dasarnya cenderung memiliki sikap penolakan Ketika ada ketidak
sesuaian antara pengajaran kita dan pemahamannya lewat lisan maupun perilaku, maka dari
itu penting bagi setiap guru untuk mulai mempelajari dan menerapkan psikologis seseorang
dalam membimgnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (2004). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan


Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara.
Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung :Remaja Rosdakarya.
Surya, Mohamad. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.
Bandung : Yayasan Bhakti Winaya.

Mahfud, Agus, 2012. Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur,


Yokyakarta: Nadi Pustaka.
HAR Tilaar, 2002. Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurdin, Muhammad, 2008. Kiat Menjadi Guru Profesional, Yokyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Danim, Sudarwan, 2013. Pedagogi Andragogi dan Heutagogi, Bandung:
Alfabeta.
Danim, Sudarwan, 2002. Inovasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.

11

Anda mungkin juga menyukai