Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)

MINI PAPER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada

Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Fiqh

Dosen Pengampu : Dr. Ali Imran Sinaga, M.Ag

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

Ade Ayu Angeliah 0301201006 Khofifah Rizkina Asyraf 0301202226


Dhiva Munaya Al-Hays 0301201032 Kharissa Nazilah Rahma 0301202272
Dita Erliani 0301214203 Nurul Ila 0301202156
Nurwida Elvina Harun 0301201002 Irfan Ependi 0301201009
Siti Maryam Ulfa 0301201022 Ikrom Pian Siregar 0301201001
Amelia Puspita Sari 0301202127 M. Wildan Firdaus 0301203159
Desi Fitryanti Pane 0301203064 Muhammad Jailani Nst 0301201030

JURUSAN/SEMESTER : PAI-I/IV
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim yang mana telah melimpahkan
berkah dan nikmat kepada kita semua terutama nikmat yang paling besar yaitu nikmat Iman,
dan Islam. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
Shallalahu ‘alaihi Wassalam,
Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampuh mata kuliah Strategi
Pembelajaran Fiqh bapak Dr. Ali Imran Sinaga, M.Ag yang telah membimbing pembuatan
mini paper ini sehingga dapat selesai dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan mini paper ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga mini
paper ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca

Medan, 09 Juni 2022

Penulis
Kelompok I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) merupakan bentuk


pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggota nya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen.Dalam sistem belajar kooperatif, siswa belajar
bekerjasama dengan anggota lainnya.

Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama
dalam menyelesaikan tugas kelompok. Setiap kelompok bekerja keras untuk
belajar,mendorong dan memotivasianggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga
mencapai tujuan kelompok.

Pada lembaga pendidikan formal seperti sekolah, keberhasilan pendidikan dilihat


dari hasil belajar siswa, kualitas dan keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh
kemampuan dan ketepatan seorang pendidik dalam memilih dan menerapkan metode dan
teknik pembelajaran. Dalam hal ini guru memerlukan metode dan teknik pembelajaran
yang memberikan siswa kesempatan untuk terlibat lebih aktif didalam suatu
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif


Dalam proses belajar mengajar dikenal metode cooperative learning atau
pembelajaran gotong royong. Cooperative learning terdiri dari dua kata yaitu
Cooperative dan Learning. Cooperative berarti “acting together with a common
purpose” (Wehmeier, 2000: 276). Usman (2002: 14) mendefinisikan cooperative sebagai
belajar kelompok atau bekerjasama. Menurut Burton yang dikutip oleh Nasution,
kooperatif atau kerjasama ialah cara individu mengadakan relasi dan bekerjasama dengan
individu lain untuk mencapai tujuan bersama (Nasution, 2000: 148).
Sedangkan learning adalah “the process through which experience causes
permanent change in knowledge and behavior” yakni proses melalui pengalaman yang
menyebabkan perubahan permanent dalam pengetahuan dan perilaku . Dalam kelas
kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup
kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cooperative learning lebih dari sekedar
belajar kelompok karena dalam model pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan
tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadi interaksi secara terbuka
dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi efektif antara anggota kelompok.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang
anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan
rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling
membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota
maksimal.
B. Tujuan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif untuk membantu peserta didik dalam memahami
konsep-konsep yang sulit, memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik dengan
beragam latar belakang dan bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas
bersama, serta dengan kemampuan sosial yang berbeda-beda strategi ini juga bertujuan
mengajarkan peserta didik untuk terampil bekerja sama dan berkolaborasi.
C. Manfaat Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut
ini.
a. Siswa yang diajari dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil
pembelajaran yang lebih tinggi;
b. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap
harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar;
c. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada
temantemannya,dan di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan
yang positif (interdependensi positif) untuk proses belajar mereka nanti;
d. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap
teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda
beda.

D. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Kooperatif


Strategi pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
a. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku, yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan gender.
c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing
individu. Pembelajaran kooperatif tidak hanya mengajarkan kepada peserta
didik untuk bekerjasama, tetapi juga mengajarkan untuk menyelesaikan materi
secara mandiri, tidak membedakan unsur sosial seperti ras, suku dan budaya
dan penghargaan yang tinggi terhadap kelompok-kelompok (Raharjo &
Solihatin, 2007: 242).

E. Unsur-unsur Strategi Cooperative Learning


Anita Lie sebagaimana dikutip oleh (Tukiran, 2011), menyebutkan bahwa tidak
semua kerja kelompok dapat disebut sebagai cooperative learning. Untuk mencapai hasil
maksimal, ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu:
a. Saling ketergantungan positif, artinya bahwa keberhasilan suatu karya sangat
tergantung pada usaha setiap anggotanya.
b. Tanggung jawab perseorangan, artinya setiap siswa akan merasa bertanggung
jawab untuk melakukan yang terbaik.
c. Tatap muka, maksudnya bahwa setiap kelompok harus diberikan kesempatan
untuk bertemu muka dan berdiskusi.
d. Komunikasi antar anggota, artinya agar para pembelajar dibekali dengan
berbagai keterampilan berkomunikasi.
e. Evaluasi proses kelompok, pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama lebih efektif.

F. Prosedur pembelajaran kooperatif


Pada prinsipnya, prosedur pembelajaran kooperatif terdiri atas empat tahap yaitu
sebagai berikut:
a. Penjelasan materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok
materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam
tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
b. Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok
materi pelajaran. Selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya
masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.
c. Penilaian
Penilaian dalam model pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan
tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun
kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan
setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap
kelompok.
d. Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok adalah penetapan kelompok mana yang dianggap
paling menonjol atau kelompok mana yang paling berprestasi,yang layak
diberikan hadiah atau reward. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut
diharapkan dapat memotivasi kelompok untuk terus berprestasi dan juga
membangkitkan motivasi kelompok lain untuk lebih mampu meningkatkan
prestasi mereka (Hamdayama, 2016: 148-149).

G. Macam-Macam Tekhnik Dalam Pembelajaran Kooperatif


Dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai macam tipe yaitu akan di
jelaskan sebagai berikut:
a. Student Teams Achievements Division (STAD)
Student teams achievements division (STAD),dikembangkan oleh Robert
Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan
pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang
menggunakan STAD juga mengacu pada belajar kelompok siswa dan menyajikan
informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu dengan menggunakan
persentasi verbal atau teks.
b. Group Investigation
Group Investigation Suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada
pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan tekhnik-tekhnik pengajaran di
ruang kelas, selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa
terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Tipe Struktural
Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen ,dkk.Meskipun memiliki
banyak kesamaan dengan pendekatan lain, pendekatan ini memberi pendekatan
pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk memengaruhi pola
interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam
kelompok kecil dan lebih bercirikan penghargaan kooperatif dari pada
penghargaan individual.
d. Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elilot Aronson dkk.
Di Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slavin dkk,di Universitas John
Hopkin. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa dibagi menjadi
kelompok-kelompok yang terdiri atas 4-6 anggota.kelompok terdiri atas siswa-
siswa yang heterogen dan mereka bekerja sama,dan tiap-tiap anggota memiliki
saling kebergantungan positif seta bertanggung jawab atas ketuntasan bagian
materi pelajaran yang harus dipelajari (Hamdani, 2011: 35-37).
e. Teams Games Tournament (TGT)
Pembelajaran model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus
ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permaiaman dan reinforcement.Aktivitas belajar dengan
permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan
tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.Adapun
komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu : penyajian kelas,
kelompok (teams), Game, Turnament, Teams Recognize (penghargaan kelompok).
f. Two Stay-Two Stray
Menurut Isjoni (2013: 68) menjelaskan bahwa Pembelajaran model Two Stay-
Two Stray adalah tekhnik pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk membagikan hasil informasi dengan kelompok lain dengan cara
peserta didik berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain.

H. Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran Kooperatif


Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif Menurut Sanjaya
(2016:249)
1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran
yaitu :
a) Strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak tergantung pada guru, sehingga
dapa menambah kepercayaan dan kemapuan siswa untuk berfikir sendiri dan
menemukan informasi.
b) Dengan adanya strategi pembelajaran kooperatif ini siswa dapat
mengungkapkan pendapat atau ide dengan kata-kata verbal dan
membandingkan pendapatnya dengan orang lain.
c) Dengan adanya strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak egois dan dapat
menerima perbedaan pendapat dari teman lain.
d) Strategi pembelajaran kooperatif dapat memperdaya setiap siswa dapat
bertangung jawab.
e) Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa dan
kemampuan sosial.
f) Dengan adanya strategi pembelajaran kooperatif siswa dapat mengetahui dan
mengukur kemampuan diri sendiri.
g) Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar.

2. Kekurangan Model pembelajaran kooperatif Menurut Sanjaya (2016:250) adalah:


a) Dalam strategi pembelajaran kooperatif perlu beberapa waktuuntuk
memahami filisafat cooperatif learning.
b) Ciri utama strategi pembelajaran kooperatif bahwa siswa saling
membelajarkan. Oleh karena itu apabila informasi yang diberikan guru tidak
efektif dalam melakukan strategi pembelajaran kooperatif maka , apa yang
seharusnya dipahami dipelajari tidak pernah dicapai oleh siswa.
c) Strategi pembelajaran kooperatif penilaian yang diberikan didasarkan hasil
kerja kelompok masing-masing.
d) Keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif upaya untuk mengembangkan
kesadaran kelompok sehingga memerlukan priode waktu yang cukup panjang.
BAB III

PEMBAHASAN

ANALISIS VIDEO

Link Video Youtube : https://youtu.be/16SAEHGA56c

Dari Video yang kami lihat sudah dapat dikatakan sesuai dengan strategi
pembelajaran kooperatif, dimana dalam video tersebut guru menjelasakan materi kemudian
memberikan pembagian kelompok pembelajaran. Guru tersebut membagikan kelompoknya
dengan cara memberikan kertas yang berisikan pertanyaan dan jawaban kepada peserta
didiknya untuk menentukan pasangan kelompoknya. Kemudian bagi siswa yang
mendapatkan kertas yang bersikan pertanyaan maka siswa tersebut mencari siswa yang
memiliki kertas yang berisi jawaban dari pertanyaan tersebut dan membentuk kelompok.
Setalah itu guru memerintahkan kepada masing-masing kelompok untuk menjelaskan
pembahasan materi yang telah di dapatkan. Guru bertugas mengontrol dan memfasilitasi
siswa pada saat diskusi berlangsung.

Namun, kekurangan pada video ini setelah diskusi selesai, guru tidak memberikan
evaluasi kepada peserta didiknya. Karena dalam strategi pembelajaran kooperatif setelah
peserta didik selesai berdiskusi seharusnya guru tersebut memberikan evaluasi kepada peserta
didiknya sebelum mengakhiri pembelajaran.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model


pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang
anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan
rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling
membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota
maksimal. Tujuan pembelajaran kooperatif untuk membantu peserta didik dalam
memahami konsep-konsep yang sulit, memberikan kesempatan kepada setiap peserta
didik dengan beragam latar belakang dan bekerja saling bergantung satu sama lain atas
tugas-tugas bersama, serta dengan kemampuan sosial yang berbeda-beda strategi ini juga
bertujuan mengajarkan peserta didik untuk terampil bekerja sama dan berkolaborasi.

B. Saran

Mini paper ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Strategi Pembelajaran Fiqh.
Demikian yang dapat kami paparkan materi, tentunya masih terdapat banyak kesalahan
serta kekurangan dalam pembuatan mini paper yang ada. Dan disini penulis juga
menyadari bahwa dalam penulisan mini paper ini memanglah banyak kekurangan di
dalamnya. Sehingga kritik dan saran yang membangun serta meningkatkan pembuatan
mini paper kami bisa menjadi baik untuk selanjutnya. Kritik dan saran sangat kami
harapkan. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.


Hamdayama, J. (2016). Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni. (2013). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok.
Bandung: Alfabeta.
Nasution, S., 2002. Didaktik Azas Mengajar, Bandung: Bumi Aksara.
Raharjo, & Solihatin, E. (2007). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Prenada.
Tukiran, T. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.
Usman, M. Basyiruddin. 2002. Metode Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Usman, B. (2002). Media Pendidikan. Jakarta: Ciputat Press.
Wehmeier, Sally. 2000. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. New York: Oxford
University Press.

Anda mungkin juga menyukai