Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Paradigma pengajaran (teaching) dapat diartikan bahwa pendidikan hanya terjadi
disekolah, dimana sudah ada guru yang mengajar. Guru sebagai satu-satunya narasumber
yang akan mentransfer ilmu dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai penyaji
materinya, guru menjelaskan materi kepada siswa, sedangkan siswa menyimak dan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Alat bantu mengajar yang digunakan oleh
guru hanya bersifat mendukung penjelasan guru. Alat bantu tersebut ditentukan oleh
guru.

Dalam hal ini guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan dimana siswa dapat
aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan
konstruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau
kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan dalam proses
pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal berhubungan dengan diri siswa yaitu, tingkat kemampuan, minat,
keaktifan belajar dll. Sedangkan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan model
pembelajarannya.

Model pembelajaran memiliki andil yang sangat besar dalam kegiatan belajar
mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi oleh
pemilihan model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat
dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran dikelas
berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu menggunakan model pembelajaran
kooperatif.

Pembelajaran kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam sistem


pembelajaran yang ada. Pembelajaran kooperatif menggantikan sistem pembelajaran
yang individual. Dimana guru terus memberikan informasi ( guru sebagai pusat ) dan
peserta didik hanya mendengarkan. Pembelajaran kooperatif ini membuat siswa dapat
bekerjasama dan adanya partisiasi aktif dari siswa. Guru sebagai fasilisator dan
pembimbing yang akan mengarahkan setiap peserta didik menuju pengetahuan yang
benar dan tepat.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari pembelajaran kooperatif?
2. Apa saja unsur-unsur dan karakteristik pembelajaran kooperatif?
3. Apa saja tipe-tipe dari pembelajaran kooperatif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari pembelajaran kooperatif?
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur dan karakteristik pembelajaran kooperatif?
3. Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe dari pembelajaran kooperatif?
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada


penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar. yaitu antara empat antara enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa atau suku yang
berbeda. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok, setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan atau reward, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan. Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai
ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan
memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelompok dan ketrampilan interpersonal
dari setiap anggota kelompok.

Menurut Johnson (Thobroni, 2013:285), “CL (cooperative learning) adalah kegiatan


belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerjasama untuk
sampai kepada pengalaman belajar yang berkelompok, sama dengan pengalaman
individu maupun kelompok.”1

Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan, dengan perbedaan itu manusia


saling asah, asih, asuh (saling mencerdaskan). Dengan pembelajaran kooperatif
diharapkan saling menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga tercipta
masyarakat belajar (learning community). Siswa tidak hanya terpaku belajar pada guru,
tetapi dengan sesama siswa juga. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai
latihan hidup di masyarakat.

Perbedaan antara pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran tradisional


 Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan
motivai sehingga ada interaksi promotif. Guru sering membiarkan adanya siswa yang
mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.

2
 Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap
anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para
anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan
siapa yang dapat memberikan bantuan. Akuntabilitas individual sering diabaikan
sehingga tugas- tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok,
sedangkan anggota kelompok lainnya hanya enak-enak saja diatas keberhasilan
temannya yang dianggap pemborongan.
 Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
etnik, dsb sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan
siapa yang dapat memberikan bantuan. Kelompok belajar biasanya homogen
 Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan
pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok. Pemimpin kelompok sering
ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan
cara masing-masing.
 Ketrampilan social yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti
kepemimpinan, kemampuan berkomu nikasi, mempercayai orang lain dan mengelola
konflik secara langsung diajarkan. Ketrampilan sosial sering tidak diajarkan secara
langsung.
 Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan pemantauan
melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama
antar anggota kelompok. Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering
dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.
 Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-
kelompok belajar. Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi
dalam kelompok-kelompok belajar.
 Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal
(hubungan antar pribadi yang saling menghargai). Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas.

B. Unsur-unsur dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif


a. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson ada 5 unsur dalam model pembelajaran
kooperatif, yaitu :
1. Positive interdependence (saling ketergangtungan positif)
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada 2
pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan
kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu
mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif yaitu :
a) Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam
kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok mencapai
tujuan.
b) Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan
yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan.
c) Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam kelompok
hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok.
d) Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling mendukung
dan saling berhubungan, saling melengkapi dan saling terikat dengan peserta
didik lain dalam kelompok.
2. Personal responsibility ( tanggung jawab perorangan )
Tanggung jawab perorangan merupakan kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Dalam kelompok belajar
siswa memiliki tanggung jawab untuk 2menyelesaikan tugas kelompoknya secara
baik. Baik buruknya skor nilai yang didapat oleh kelompok bergantung pada
seberapa baik skor atau nilai yang dikumpulkan oleh masing-masing anggota
kelompok.
3. Tatap muka
Interaksi antar anggota kelompok sangat penting karena siswa membutuhkan
bertatap muka dan berdiskusi. Dengan adanya bertatap muka ini, antar anggota
kelompok akan membentuk hubungan yang menguntungkan untuk semua
anggota. Hubungan yang menguntungkan ini adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.
4. Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota / ketrampilan )
Dalam unsur ini berarti mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam
pencapaian tujuan peserta didik, maka hal yang perlu dilakukan yaitu :
a) Saling mengenal dan mempercayai
b) Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius
c) Saling menerima dan saling mendukung
d) Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
Masih banyak orang yang kurang sensitif dan kurang bijaksana dalam
menemukan pendapat mereka. Penekanan pada aspek moral, yaitu sopan santun
dalam berkomunikasi dan menghargai pendapat orang lain sangat penting dalam
unsur ini.
5. Evaluasi Proses Kelompok
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjsa sama dengan
lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu dilakukan setiap kali ada kerja
kelompok, tetapi bisa dilakukan selang beberapa waktu setelah beberapa kali
siswa terlibat dalam kegiatan CL2

Selain itu, terdapat unsur-unsur dasar CL, yaitu:


1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang
bersama”.

2 Ibid. Hal:289-290 4
2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam
kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam
mempelajari materi yang dihadapi.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang
sama.
4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya
diantara para anggota kelompok.
5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
6. Para siswa membagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan
kerjasama selama belajar.
7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
Menurut Turmudi, beberapa unsur kunci untuk dapat dilaksanakannya kerja
kelompok ini adalah tim, manajemen, keinginan untuk bekerjasama, keterampilan
untuk bekerjasama, prinsip dasar serta struktur.
1. Tim
Hendaknya ada tim yang kuat, berpandangan positif, dan memiliki identitas.
2. Manajemen
Siswa hendaknya duduk dikursi yang telah disusun sedemikian sehingga
posisinya mudah.
3. Kemauan untuk bekerjasama
Untuk dapat berjalan kerja kelompok hendaknya setiap anggota harus memiliki
kemauan untuk sharing.
4. Keterampilan untuk berkolaborasi
5. Prinsip dasar
Saling ketergantungan secara positif, tanggungjawab individu, keikutsertaan yang
sama, serta interaksi secara simultan
6. Struktur
Keahlian, keterampilan berfikir, pertukaran informasi dan membangun
komunikasi3

b. Karakteristik pembelajaran kooperatif


Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu:
 Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar
 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan
rendah.

3
Turmudi, 2012, Matematika Landasan Filosofis, Didaktis, dan Pedagogis Pembelajaran Matematika untuk Siswa
Sekolah Dasar. Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
 Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis
kelamin yang berbeda.
 Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu4
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
kooperatif memiliki ciri-ciri:

 untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara


bekerja sama
 kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah
 jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis
kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
 penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif

 Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas
akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa
dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
 Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya
yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
 Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan
social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat
orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan
bekerja dalam kelompok.
Menurut Slavin (Thobroni, 2013:288) metode CL, memiliki enam karakteristik
utama, yaitu:
1. Group goals (adanya tujuan kelompok)
2. Individual accountability (adanya tanggung jawab perseorangan)
3. Equal opportunities for success (adanya kesempatan yang sama untuk menuju
sukses)
4. Team competition (adanya persaingan kelompok)
5. Task specialization (adanya penugasan khusus)
6. Adaptation to individual needs (adanya proses penyesuaian terhadap kepentingan
pribadi)5.

4
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html
5
5
Op.Cit. Muhammad Thobroni & Arif Mustofa. Hal.288
C. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa tipe atau metode dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
1. Metode STAD (Student teams Achievement Divisions)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division), tipe
ini dikembangkan pertama kali oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkins dan merupakan model pembelajaran kooperatif paling
sederhana. Masing-masing kelompok memiliki kemampuan akademik yang
heterogen, sehingga dalam satu kelompok akan terdapat satu siswa berkemampuan
tinggi, dua orang kemampuan sedang dan satu siswa lagi berkemampuan rendah.
Menurut Thobroni, STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu presentasi kelas,
kerja tim, kuis, skor perbaikan individual6

Langkah-langkahnya:
a. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-
masing terdiri atas 4 atau 5 anggota. Tiap kelompok memiliki anggota yang
heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan ( tinggi, sedang,
rendah ).
b. Tiap anggota tim/kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian
saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi
antar sesama anggota tim/ kelompok.
c. Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu akan mengevaluasi
untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah
dipelajari.
d. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan
kepada siswa secara individual atau tim yang meraih prestasi tinggi atau
memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-kadang beberapa atau
semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau
srandar tertentu.
Kelebihan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
● Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa
lain
● Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
● Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
● Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain

Sedangkan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah


 Membutuhkan waktu yang lama
 Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang kurang
pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandaipun merasa minder

6
7
apabila digabungkan dengan temannya yang pandai walaupun lama kelamaan
perasaan itu akan hilang dengan sendirinya
 Tes , Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap ini setiap siswa
harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada
kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal kuis atau tes sesuai dengan
kemampuannya. Pada saat mengerjakan kuias atau tes ini, setiap siswa bekerja
sendiri bekerja sama dengan anggota kelompoknya.
 Penentuan Skor, Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor yang
diperoleh siswa masukkan dalam daftar skor individual, untuk melihat
peningkatan kemampuan individual. Rata-rata skor peningkatan individual
merupakan sumbangan bagi kinerja percapaian hasil kelompok.
 Penghargaan terhadap kelompok, Berdasarkan skor peningkatan individu
diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor kelompok sangat tergantung
dari sumbangan skor individu.

2. Metode jigsaw
Dalam terapan tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi berkelompok dengan lima atau
enam anggota kelompok belajar heterogen. Materi pelajaran diberikan pada siswa
dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari bagian
tertentu bahan yang diberikan. Anggota dari kelompok yang lain mendapat tugas
topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini
disebut dengan kelompok ahli. Selanjutnya siswa yang berada dikelompok ahli
kembali kepada kelompok semula untuk mengajarkan anggota lainnya mengenai
bahan yang telah dibahas dalam kelompok ahli.

Langkah-langkah model jigsaw dibagi menjadi enam tahapan, yaitu :


 Menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi
 Menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi disertai penjelasan
verbal, buku teks, atau bentuk lain
 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar
 Mengelola dan membantu siswa dalam belajar kelompok dan kerja di tempat
duduk masing-masing
 Mengetes penguasaan kelompok atas bahan ajar
 Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan dan


kekurangan, di antara kelebihannya, yaitu:
 Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa
lain
 Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
 Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya
 Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
 Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain
Sedangkan kekurangannya, yaitu :
 Membutuhkan waktu yang lama
 Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang kurang
pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandaipun merasa minder
apabila digabungkan dengan temannya yang pandai walaupun lama kelamaan
perasaan itu akan hilang dengan sendirinya

3. Metode GI ( Group Investigation )


Metode ini dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh Sharn. Dalam
metode ini siswa dilibatkan sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun
mempelajari melalui investigasi. Dalam metode ini siswa dituntut untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam komunikasi dan keterampilan proses kelompok.

Langkah-langkahnya :
a. Seleksi topic
Siswa memilih berbagai sub topik dalam suatu masalah yang lebih dahulu
digambarkan oleh guru, lalu siswa membentuk kelompok yang beranggotakan dua
hingga enam orang yang heterogen.
b. Merencanakan kerjasama
Siswa dan guru merencanakan kerja sama, tugas, dan tujuan umum, yang
konsisten dengan topik dan subtopik yang telah dipilih.
c. Implementasi
Siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan. Guru secara terus-menerus
mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Siswa menganalisis dan mengsintesiskan berbagai informasi yang telah diperoleh.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajian hasil akhir dalam bentuk presentasi
f. Evaluasi selanjutnya
Guru dan siswa melakukan evaluasi atas pekerjaan yang telah mereka selesaikan.

4. Metode struktural
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan, yang menekankan pada struktur-
struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa.
Contoh teknik pembelajaran metode struktural yaitu :
a. Mencari Pasangan ( Make a Match )
Dikembangkan oleh Larana Curran, dimana keunggulan teknik ini adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam
suasana yang menyenangkan. Langkah-langkahnya :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang
cocok untuk sesi review ( persiapan menjelang tes atau ujian ).
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya.
4. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang
kartu yang cocok.
5. Para siswa mendiskusikan penyelesaian tugas secara bersama-sama.
6. Presentasi hasil kelompok atau kuis.
b. Bertukar Pasangan
Langkah-langkahnya :
1. Setiap siswa mendapatkan satu pasangan ( guru bisa menunjukkan
pasangannya atau siswa melakukan prosedur / teknik mencari pasangan.
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang
baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan
pada pasangan semula.
c. Berkirim Salam dan Soal
d. Bercerita Berpasangan
Teknik ini menggabungkankegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan
berbicara. Langkah-langkahnya :
1. Pengajar membagi bahan pelajaran menjadi dua bagian.
2. Pengajar memberikan pengenalan topik yang akan dibahas dalam pelajaran.
3. Siswa dipasangkan
4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama sedangkan siswa
yang kedua menerima bagian yang kedua.
5. Kemudian siswa disuruh membaca atau mendengarkan bagian mereka
masing-masing
6. Sambil membaca/mendengarkan siswa mencatat beberapa kata atau frase
kunci yang ada dalam bagian masing-masing.
7. Siswa berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca/didengarkan
berdasarkan kata kunci.
8. Setelah selesai menulis, beberapa siswa bisa diberi kesempatan untuk
membacakan hasil karangan mereka.
9. Pengajar membagiakan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-
masing siswa.
10. Diskusi mengenai topik tersebut.
e. Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stay)
f. Kancing Gemerincing
9

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang menekankan pada aspek kerjasama diantara para anggotanya
dimana di dalamnya ada ketergantungan yang positif, interaksi, akuntabilitas serta
ketrampilan individu dalam memproses kelompoknya. Tujuan pembelajaran ini juga
disesuaikan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk memperoleh ilmu dan mendidik
anak didik, maka tujuan pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan ketrampilan social.
Banyak model-model pembelajaran kooperatif namun secara umum proses pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut :

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap


belajar.
 Mempresentasikan informasi kepada paserta didik secara verbal.
 Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim
belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.
 Membantu tim- tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya.
 Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau
kelompok- kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
 Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun
kelompok.
Setiap segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif mengajarkan bagaimana saling
bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah secara berkelompok melalui diskusi
dengan teman lain yang memiliki pandangan dan pemikiran yang berbeda-beda, melalui
hal tersebut maka setiap anggota akan memiliki pandangan yang lebih luas karena saling
berbagi pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan sehingga melalui semua itu kelompok
dapat meyelesaikan tugas yang diberikan melalui pemikiran bersama yang dianggap
benar dan baik. Tetapi karena adanya keberagaman tersebut juga dapat menimbulkan
adanya perselisihan dan pertentangan akibat adanya pemikiran yang berbeda sehingga
dalam memproses memerlukan waktu yang cukup lama sehingga agar pertentangan
tersebut tidak terjadi dibutuhkan kekompakan diantara anggotanya. Pembelajaran
kooperatif ini sangat berguna dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam
pendidikan dimana pembelajaran kooperatif memberikan cara yang berbeda dalam
pengajaran yaitu dengan bekerjasama dengan anggota kelompoknya dan memecahkan
persoalan bersama dimana akan membantu para peserta didik saling bertukar
pengetahuan, pemikiran dan pengalaman mereka untuk memperoleh sesuatu yang benar
dan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Thobroni, Muhammad & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta:Ar-Ruzz


Media, Tahun:2013
Turmudi, Matematika Landasan Filosofis, Didaktis, dan Pedagogis Pembelajaran
Matematika untuk Siswa Sekolah Dasar. Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia. Tahun 2012
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html
“PEMBELAJARAN KOOPERATIF”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu
Pada mata kuliah “Pendidikan IPS di SD”
DOSEN : Abu chanifah, SH,MH

Disusun Oleh :
Tri puji astuti ( 836276421 )
PGSD S1 – ( BI )
FAKULTAS PENDIDIKAN
UNUVERSITAS TERBUKA ( UT )
TAHUN 2015 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga artikel karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam
senantiassa kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Artikel karya ilmiah yang berjudul “ pembelajaran kooperatif” ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan IPS di SD.
Kami menyadari, bahwa dalam pembuatan artikel karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
semoga kedepannya lebih baik lagi.
Semoga bimbingan dan kebaikan yang telah diberikan kepada kami akan
mendapatkan ridho dari Allah SWT. Kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi kami semua dan umumnya bagi teman-teman yang membutuhkan.

Serang, Oktober 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pembelajaran kooperatif...................................................................
B. Unsur-unsur dan karakteristik pembelajaran kooperatif....................................
a. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif..........................................................
b. Karakteristik pembelajaran kooperatif.........................................................
c. Tipe-tipe pembelajaran kooperatif...............................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai