Penulis juga sangat menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang
tertuang didalammnya. Untuk itu penulis meminta maaf atas kekurangan tersebut, penulis
juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi terciptanya
laporan yang lebih baik untuk kedepannya.
A. LATAR BELAKANG
Masa SMA memiliki rentang usia 15-18 tahun bisa dikatakanmerupakan peralihan
seseorang dari masa kanak-kanak menuju masadewasa atau yang lebih dikenal masa remaja.
Pada masa remaja ini dapatdikatakan sebagai masa badai bagi seseorang karena akan terjadi
perombakan besar terhadap hidupnya, sehingga dalam fase ini benar-benar dibutuhkan peran
orang tua, guru lingkungan dan teman-teman sebayanyauntuk membawa dia ke ranah positif
dari kehidupan.Setiap orang melalui berbagai macam masa seiring perkembanganusia
mereka. Dalam setiap masa memiliki tugas perkembangan masing-masing dan menghadapi
perubahan yang terjadi dalam perkembanganusianya. Hal ini berbeda antara masa satu
dengan masa yanglainnya.Masing-masing orang dituntut untuk dapat menyelesaikan
setiaptugas perkembangan dan mengetahuan ciri dan karakteristik sesuai dengantahapan
masa yang dilalui dan rentang usia sudah ditentukan pada tiap masatersebut. Apabila orang
tersebut mengalami hambatan dalam menghadapi perubahan, maka orang tersebut akan
mengalami gangguan baik dalamaspek fisik, kognitif, emosi, sosial maupun spiritual. Masa
SMA juga bisadisebut masa remaja, dimasa inilah menentukan kepribadian danmenentukan
jawaban yang tepat atas dirinya, dan masa ini adalah masaingin mencari kebebasan yang
membuat kecemasan orang tua atas dirianaknya yang menganjak usia remaja.
Dalam usia remaja perubahan emosi dan psikologis sangat pesat,gejala-gejala emosi para
remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci,
harapan-harapan dan putus asa.Perkembangan emosi adalah luapan perasaan ketika anak
berinteraksidengan orang lain.Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan emosi
jiwaremaja ini maka sang pendidik kemungkinan besar akan mengalamikesalahan dalam
memberikan pembelajaran yang tidak sesuai dengankondisi perubahan yang ada pada diri
remaja.Kehidupan anak remaja perkembangannya itu pada dasarnyamerupakan kemampuan
mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Prosessosial yang mendudukkan usia sma
sebagai insan yang aktif melalukan proses sosialisasi. Perkembangan sosial ini berupa jalinan
interaksi anak dengan orang tua, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain
hinggamasyarakat secara luas. Dengan kata lain perkembangan sosial harus melibatkan
emosional.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dalam laporan ini penulis akan membahas beberapa masalah tentang topik observasi
yang akan dibahas dalam penelitian, yaitu :
1. Bagaimana perkembangan peserta didik pada tingkat SMA baik di kelas 10, 11, maupun
12?
2. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi sebagai tenaga pendidik berkaitan
perkembangan peserta didik?
3. Strategi ataupun cara yang dipakai seorang pendidik dalam mengatasi hambatan-
hambatan yang berkaitan dengan peserta didik.
4. Perkembangan peserta didik dalam bidang apa saja yang sangat menonjol?
C. TUJUAN OBSERVASI/RISET
Laporan observasi ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik juga dapat memberi wawasan dan pengetahuan baru bagi
penulis dan pembaca bagaimana sebenarnya perkembangan peserta didik yang sudah terjadi
di lingkungan pendidikan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan atau pedoman untuk peneliti
selanjutnya khususnya tentang perkembangan peserta didik pada fase remaja. Kemudian
penelitian juga dapat berguna untuk para pembaca terkhusus para calon pendidik agar
nantinya dapat memahami bagaimana para peserta didik dalam proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
Pekembangan dapat diartikan sebagai akibat dari perubahan kematangan dan kesiapan
fisik yang memiliki potensi untuk melakukan suatu aktivitas, sehingga individu telah
mempunyai suatu pengalaman. Dengan pengalaman ini, ia akan dapat melakukan suatu
aktivitas yang sama dalam waktu mendatang. Tolok ukur untuk melihat adanya
perkembangan seseorang individu ialah pada aspek kemampuan yang dimiliki sesuai dengan
tahap perkembangannya.1
Perkembangan peserta didik sendiri ini memiliki 2 konteks arti yang berbeda
perkembangan dan peserta didik , Perkembangan atau dapat kita sebut berkembang yang
berarti tumbuh maksutnya tumbuh adalah mengalami perubahan yang lebih baik atau lebih
matang lagi .Sedangkan, peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik
pendidikan informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Dapat disimpulkan perkembangan peserta didik
ialah proses perubahan individu pada peserta didik baik fungsi-fungsi jasmani, psikis, sosial,
maupun kepribadian terkhusus mereka yang masih dalam jenjang sekolah dasar,hingga
sekolah menengah atas.Diproses perkembangan ini para peserta didik memiliki keinginan
untuk berubah lebih baik atau yang dapat kita sebut perkembangan tadi,seiring mereka
bertumbuh dewasa kemampuan kognitifnya pun akan berbeda dengan anak kecil lagi,mereka
cenderung ingin berubah karna tuntutan lingkungannya yg juga akan berubah.2
Atau juga dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada seorang siswa dari
tingkat yang rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Dengan belajar,hal ini akan terjadi
secara alami dan terus menenerus sehingga hal ini harus benar benar diperhatikan oleh
seorang calon pendidik, karena dengan memahami apa itu perkembangan peserta didik maka
kita akan mengetahui kebutuhan apa yang harus diajarkan di berbagai tingkatan pendidikan,
1
Ki Fudyartanta, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm.8.
2
https://www.academia.edu/42743328/MAKALAH_PERKEMBANGAN_PESERTA_DIDIK_ANAK_USI
A_SMA Diakses pada hari Rabu, 15 Juni 2022., Pukul 17.00
seperti anak sd yang lebih menyukai pelajaran serta buku yang memiliki gambar ataupun
warna, sehingga mereka akan lebih mudah memahami dan tidak akan cepat merasa bosan.
begitu pula dengan tingkat yang lebih tinggi akan selalu menyesuaikan.
1. Perkembangan Kognitif
1. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat
keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah. Sudah mampu menggunakan abstraksi-
abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.
2. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.
Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya
psikologi remaja.
3. Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi.
4. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan
identitas (jati diri).
Karakteristik perkembangan intelektual remaja digambarkan oleh Keating (Syamsu
Yusuf, 2004 : 195 - 196) sebagai berikut:
1. Kemampuan intelektual remaja telah sampai pada fase operasi formal sebagaimana
konsep Piaget. Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang tekanannya kepada kesadaran
sendiri di sini dan sekarang (here and now), cara berpikir remaja berkaiatan erat dengan dunia
kemungkinan (world of possibilities).
2. Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar secara
ilmiah.
3. Mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan dan mengeksplorasi
berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
4. Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yang membuat proses kognitif
tersebut efisien atau tidak efisien.
5. Cakrawala berpikirnya semakin luas.
1. Perkembangan Emosi
Pada masa ini, tingkat karateristik emosional akan menjadi drastis tingkat kecepatannya.
Gejala-gejala emosional para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa
malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan
baik. Sebagai calon pendidik dan pendidik kita harus mengetahui setiap aspek yang
berhubungan dengan perubahan pola tingkah laku dalam perkembangan remaja, serta
memahami aspek atau gejala tersebut sehingga kita bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan remaja. Perkembangan pada masa SMA (remaja) merupakan suatu titik yang
mengarah pada proses dalam mencapai kedewasaan. Meskipun sifat kanak-kanak akan sulit
dilepaskan pada diri remaja karena pengaruh didikan orang tua.
Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada tahap yang tidak
jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan ini karena mereka
berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa.
Pada masa tersebut mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya
mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang
dewasa, mereka secara riil belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.
3
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Bumi Aksara, Jakarta), 2013, hlm. 37.
2. Perkembangan Sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami
orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat
pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini juga berkembang sikap
“conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).
Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku yang
secara moral dan agama dapat dipertanggung jawabkan maka kemungkinan besar remaja
tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik. Sedangkan, apabila kelompoknya itu
menampilkan dan perilaku yang melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan
remaja akan melakukan perilaku seperti kelompoknya tersebut.
3. Perkembangan Keagamaan
4
Jeanne Ellis Ormord, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, (Erlangga :
Jakarta, 2008), hlm. 178.
5
Syamsu Yususf L.N dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan peserta didik, (Rajawali Pers, Jakarta, 2013),
hlm. 65.
6
http://hertigustin.blogspot.com/2014/04/masalah-perkembangan-anak-sma.html?m=1 Diakses pada hari
Rabu, 15 Juni 2022., Pukul 17.00
a. Eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan
dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya.
b. Penghayatan dan pelaksanaan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan
atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri yang tulus ikhlas
c. Mulai menemukan pegangan hidup yang definit.
1. Merokok
Di masa modern saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sudah tidak
asing lagi. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok,
namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun
orang–orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok
memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisap dan penghirupnya.
Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya
dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka
sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan
kelompoknya.
2. Masalah Moral
Masalah moral yang terjadi pada remaja ditandai oleh ketidakmampuan remaja
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini disebabkan oleh ketidak
konsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Maka, sekolah sebaiknya menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan, meningkatkan
pendidikan budi pekerti.
3. Masalah Keluarga
Semua masalah yang terjadi pada anak SMA perlu mendapat perhatian dari berbagai
pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Di tangan remajalah
masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara
lain:
1. Peran Orangtua
Peran orang tua dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain
seperti:
a. Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
b. Membekali anak dengan dasar moral dan pendidikan agama sejak dini
c. Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua–anak
d. Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
e. Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga
lingkungan yang sehat
f. Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
g. Hindarkan anak dari NAPZA dan pergaulan bebas tetapi jangan terlalu mengekang si
anak
2. Peran Guru
Peran guru dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain seperti:
j. Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal
fisik, mental, spiritual dan sosial serta meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA
BAB III
PELAKSANAAN OBSERVASI
B. SUBYEK OBSERVASI
Subyek observasi yang penulis pilih untuk narasumber yaitu Ibu Nidea Atika, S.Pd., Ibu
Khairida Asri Lubis, S.Pd., Ibu Nur Sinta Dewi, S.Pd., dan Bapak M. Azhari Hasibuan, SH.
M. KN., yang mana masing-masing memegang jabatan sebagai wali kelas 10, wali kelas 11,
wali kelas 12 serta guru BK (Bimbingan Konseling) di SMA Swasta Al-Hikmah Medan.
C. VARIABEL OBSERVASI
Variabel observasi yang menjadi titik tolak penulis adalah bagaiamana perkembangan
peserta didik di SMA Swasta Al-Hikmah Medan.
A. HASIL WAWANCARA
1. Wawancara Kepada Wali Kelas 107
1. Ibu sudah berapa lama menjadi wali kelas?
Narasumber : Setahun ?
2. Saat Ini Ibu menjadi wali kelas berapa
Narasumber : 10 MIPA 1
3. Berapa Jumlah Siswa di kelas 10 MIPA I ?
Narasumber : 48 Siswahilan putril apakah berpengaruh Dalam banyaknya Sisoud dalam
proses pembelajaran Jawab : Pasti berpengaruh uh . dalam proses pembelajaran Sehingga
dalam kelas tersebut menjadi tidak kondusif . 48 Siswa tersebut aktif dalam proses
pembelajaran.
4. Bagaimana perkembangan kognitif dan prikomotorik ?
Narasumber: Perkembangannya bagus walaupun masih dalam tahap proses dalam kegiatan
belajar karena kelas 10 masih dalam perkembangan, lain dengan kelas 12 yang sudah
berkembang baik dalam hal positif. karena kelas X dalam perkembangan Lalin Sudah
berkembang dengan kelas 12 yang dalam hal positif maupun negatif .
Ada beberapa siswa di kelas X MIPA 1 tersebut kasih dari yang kurang kasih sayang
orangtuanya sehingga siswa tersebut sulit untuk terbuka sesama temannya . Tetapi wali kelas
di kelas X MIPA 1 Ini mencoba mencari solusinya terhadap kurangnya kasih saying anak
tersebut, solusinya yaitu menyemangati siswa tersebut agar proses belajarnya tidak terganggu
dan masalahnya tersebut.
5. Bagaimana Solusi Ibu sebagai wali kelas dalam mengembangkan kognitif siswa kearah
yang lebih baik?
Narasumber : Solusinya tidak pernah memarahi siswa , kalau ada masalah diselesaikan
dengan baik secara face to face dan tidak pernah memarahi siswa di depan teman - temannya
karena itu akan membuat siswa merasa malu . Dan banyak juga Siswa yang menceritakan
masalahnya terhadap wali kelasnya , lebihnya seperti Curhat atau Cari perhatian untuk
mencari Solusi masalah tersebut . Di kelas X MIPA 1 ini banyak yang lebih terbuka . Karena
masalah Siswa Kelas X MIPA 1 ini tidak seberat masalah anak kelas 12 .
7
Wawancara Nidea Atika, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
6. Bagaimana hubungan Sosial Siswa Kelas X MIPA 1 ?
Narasumber: Diluar Kelas hubungan Sosial Kelas X MIPA 1 Sangat baik apalagi sering
berkunjung ke rumah wall kelas. Kekeluargannya sangat hangat dalam hubungan Sosial.
7. Untuk Ekskul apakah Siswa kelas X MIPA I ini aktif ?
Narasumber : Tidak Semua Siswa mengikuti Ekskul , 8 orang Ekskul Osis.
8. Selama menjadi wali kelas Kendala apa saja yang Ibu alami berkaitan dengan perilaku
Siswa
Narasumber : Ada Salah Satu Siswa yang mengalami broken home Tetapi siswa tersebut
tidak mau menceritakan masalahnya tetapi orangtuanya bercerita terhadap wali kelas tentang
background anak tersebut . Jadi Kendalanya ini kita tidak bisa menyelesaikan masalahnya
jika anak tersebut tidak mau menceritakan sehingga anak anak tersebut membayar yang
sekolah dikarenakan broken home .
8
Wawancara Khairida Asri Lubis, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
5. ‘toriknya dari peserta didik tersebut?
Narasumber : Untuk perkembangan peserta didik di sekolah ini agak lambat karena proses
pemahaman setiap anak pastinya berbeda-beda. Dalam belajar ada yang cepat tanggap dan
ada yang kurang cepat dalam memahami pelajaran. Terutama pada kalangan remaja, harus
dibentak dan dimarahi langsung takut, ada tipe remaja yang di nasehatin (pendekatan),dan
juga melatih pola pikir para siswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang sederhana
seperti yang terjadi pada lingkungan nya,dan membuat cara pandang siswa akan prespektif
dari berbagai sisi dalam melihat situasi.
6. Bagaimana cara ibuk sebagai wali kelas dalam membentuk siswa agar berkembang
kearah yang lebih baik?
Narasumber : Cara ibuk dengan sering memberikan motivasi ke siswa dan sering
berkomunikasi kepada orang tua siswa agar ikut serta dalam berkembangnya siswa kearah
yang lebih baik, baik di lingkungan rumah maupun sekolah harus tetap diperhatikan.
7. Selama ibuk menjadi wali kelas, apa saja kendala-kendala yang telah ibu alami
dalam proses belajar mengajar?
Narasumber : Proses menjadi guru itu untuk mendidik siswa menjadi lebih baik. Sebenarnya
untuk hambatan yang saya alami itu ada beberapa siswa yang menimbulkan kekacauan di
kelas.nah,di sini lah peran ibuk untuk mengkondusifkan si anak tadi, memberikan suatau
motivasi pada diri nya.
8. Bagaimana hubungan sosial siswa dikelas maupun diluar kelas?
Narasumber : Untuk sosial siswa diluar kelas maupun dalam kelas cukup baik, untuk
berteman mereka tidak ber-geng, tetapi mereka tetap berteman dengan siapa aja. Untuk
perkelahian jarang terjadi, namun untuk anak kurang diperhatikan pasti ada maka dari itu
menjadi peran seorang pendidik bagaimana si anak tadi agar selalu diperhatikan,maka harus
ada kesinambungan terhadap guru dengan orang tua.
Lalu, bagaimana sosialisasi untuk anak yang introver?apakah dikelas ini terdapat anak
yang seperti itu?
Narasumber :tentu ada, biasanya ia sering mengucil kan diri di depan kawan kawan nya,nah
di sini ibuk memberikan semangat dalam diri nya agar ia tidak merasakan kesendirian dalam
proses pembelajaran. Kemudian anak introvert itu biasanya sering merasakan diasingkan oleh
teman temannya. Dan tugas guru ialah memperhatikan anak anak yang seperti itu agar anak
itu tidak merasa kekurangan.
3. Wawancara Kepada Wali Kelas 129
1. Ibu Sudah berapa lama mengemban tugas sebagai wali kelas? dan pada saat ibu
menjadi wali kelas, ibu mengemban dikelas berapa aja bu?
Jawab: Saya menjadi guru Di sekolah SMA Al hikmah disini itu sudah dari 2018, sudah
sekitaran 5 tahun di 2022 ini. Kemudian, jadi wali kelas Dimulai dari 2019. Dan sudah ada 3
kelas yang sudah saya pegang sebagai tugas menjadi wali kelas. Di kelas pertama itu di X
IPA-1, Yang kedua : Dikelas XII IPA-2, Ketiga : Dikelas XII IPA-1.
2. Berapa jumlah siswa yang ada Didalam Kelas bu? selama ibu menjadi wali kelas?
Jawab: Yang saya pegang Dari 3 tahun itu, jumlah siswa yang selama ini saya pegang
menjadi wali kelas rata-rata jumlahnya sekitaran 30 orang didalam kelasnya masing-masing.
Waktu kelas 10 itu sekitaran 32 Orang siswa, Untuk saat ini sekitaran 30 orang siswa baik di
Kelas XII IPA-1 maupun di kelas XII-IPA-2.
3. Dari jumlah siswa tersebut, apakah ada dampak-dampak pengaruh dalam proses
pembelajaran Untuk setiap hari nya?
Jawab: Kalo dari jumlah siswa yang saya pegang saat ini, dibandingi dengan tahun tahun
sebelumnya itu ada pengaruhnya. Dalam 30 orang itu kan lumayan sedikit, Nah otomatis
untuk pembelajaran di kelas itu lebih efektif Karena jumlah siswanya cuman sedikit kita
mengatur nya lebih efesien. dan lebih gampang Mengatur nya, lebih gampang mengajak
mereka untuk berdiskusi, dan mendiam mereka didalam kelas itu lebih gampang Karena balik
ke siswa nya tadi yang jumlah siswanya hanya sekitaran 30 orang.
4. Dari jumlah keseluruhan murid tersebut, Lebih banyak murid yang aktif atau
bahkan lebih banyak yang biasa-biasa saja?
Jawab: Dalam selama pembelajaran itu yang saya pegang, kebetulan saya menerapkan
sistem yang untuk siswanya itu mudah aktif. Nah jdi, yang saya pegang ini siswanya lebih ke
arah yang banyak aktif, dari pada yang pasif ataupun biasa biasa saja. Mereka lebih sering
bertanya, mereka lebih sering kayak saya kasih masalah. Kebetulan saya memegang Mata
pelajaran fisika, Lebih mengarah ke kehidupan. Saya kasih masalah dikehidupa.. mereka
lebih penasaran, dan kemudian mereka memberikan pertanyaan kepada saya.
9
Wawancara Nur Sinta Dewi, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
Jawab: Kebetulan di sekolah ini kognitifnya lebih banyak tinggi karena mereka bisa
mencerna dan bisa mengangkat siswa yang sedikit mencerna mencerna tadi dan hasil belajar
mereka pun lebih bagus. Kalau ke psikomotoriknya mereka lebih kreatif seperti praktikum
dan kita kasih project mereka dan mereka kreatif dan banyak variasinya.
6. Ada tidak di antara siswa yang merasa ia salah mengambil jurusan masuk ke kelas
ini? Dan bagaimana cara menanganinya?
Jawab: Kebetulan juga ada siswa yang dia itu memang mau ke jurusan IPS tapi karena
memang nggak bisa pindah jurusan dia tetap di jurusan IPA dan ibu itu bertanya ke muridnya
"masih bertahan di IPA? Nggak jadi pindah ke IPS?" Kemudian anak itu menjawab "ya udah
lah Bu tetap bertahan aja di IPA, kemudian saya arahkan pembelajaran itu diganti metodenya
dia itu lebih suka ke mana Dan kita itu kan nggak bisa ngajar ke satu siswa kan harus ke
semua kan jadi kita harus cari cara baru untuk siswa ini lebih tertarik ke pelajaran kita.
7. Selama menjadi wali kelas kendala apa saja yang telah Ibu alami berkaitan dengan
perilaku siswa dan bagaimana cara mengatasinya?
Jawab: Kalau kendala di kelas pasti banyak banget seperti kehadiran siswa dan tentang
kendala siswa yang tidak nurut dikasih informasi dia nggak nurut dan itu juga jadi masalah,
nah solusinya saya kalau seperti itu harus punya kontak orang tuanya dan saya hubungi orang
tuanya gimana anak ini tadi apa benar anak ini di rumah atau anak ini main-main atau cabut.
Dari wawancara yang telah dilakukan, adapun hasil jawaban yang didapatkan dari
narasumber sebagai gambaran awal perkembangan peserta didik di SMA AL HIKMAH
Medan Marelan ini.
Dari jawaban wawancara yang dilakukan maka didapatkan hasil bahwa perkembangan
peserta didik di SMA AL HIKMAH ini sudah baik dari segi aspek perkembangan belajar
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik baik itu di akademik maupun non-akademik.
Hasil wawancara yang kami lakukan terkait perkembangan peserta didik sebagai berikut:
10
Wawancara M. Azhari Hasibuan, SH. M. KN. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
Penanya : Bagaimana menurut bapak perkembangan peserta didik disekolah ini dari
segi aspek perkembangan belajarnya, baik dalam hal akademik maupun non akademik
?
Narasumber : Alhamdulillah, sejauh ini sekolah AL HIKMAH Medan Marelan berdiri tentu
banyak kemajuan-kemajuan yang di dapatkan, baik itu dari segi belajar maupun prestasi
diluar belajar peserta didik. Perkembangan peserta didik disekolah ini menurut saya sudah
baik, sebab saya sebagai guru BK tidak banyak mendapat laporan dari para guru tentang
kenakalan-kenalan peserta didik yang terjadi dalam proses belajar. Bahkan untuk
perkemabangan peserta didik dalam hal non- akademiknya sangat membuat bangga sekolah
ini karena aktifnya para mentor atau guru di sekolah ini yang memberikan dukungan dan
memotivasi untuk berkembangnya para peserta didik agar menjadi orang yang aktif dan
kreatif. Tak sedikit dari para peserta didik yang meraih juara dalam ajang-ajang perlombaan
baik itu di tingkat nasional bahkan internasional.
Namun ada juga kendala yang menurut saya membuat semangat belajar peserta didik
menurun yaitu dalam hal penetapan KKM nilai, standarisasi yang terlalu tinggi (70-80).
Kenapa saya katakan seperti itu, karena hal ini dapat mendoktrinasi pemikiran anak, untuk
apa belajar kalau aku dapat nilai tinggi, hal yang seperti ini dapat mengahambat
perkembangan peserta didik untuk kognitifnya.
b. Terkait perkembangan sosial dan perkembangan moral pada peserta didik di SMA
AL HIKMAH Medan Marelan.
Narasumber: Terkait dengan perkembangan sosial dan perkembangan moral menurut saya
aman-aman saja dapat dikategorikan baik hubungan sosial peserta didik dengan peserta didik
lainnya maupun peserta didik dengan para guru termasuk saya sendiri.
Banyak diluaran sana kadang murid ngeluh guru BK-nya kejam, tidak mendidik, tidak ramah
dengan peserta didik, dan pada akhirnya memicu adanya rasa kebencian dalam hati murid,
hal yang seperti ini yang tak boleh terjadi seharusnya. Kalau hubungan saya dengan peserta
didik disekolah ini sudah seperti orang tua dan anak, boleh kalian Tanya sendiri nanti sama
mereka. Karena saya tipe orang yang gak suka marah-marah tapi lebih ke arah memberikan
masukan dan nasehat yang baik.
Nah begitu juga untuk perkembangan moral peserta didik disini, mungkin kalian bisa amati
walau tak secara jelas dapat dipahami bahwa moral-moral peserta didik disini Alhamdulillah
taat aturan. Karena walau sekolah ini umum namun para guru juga di amanahkan untuk
mengajarkan sikap atau akhlak yang baik pada murid. Yang tadinya di kelas 10 si murid ini
nakal dan susah dibilangin akhirnya berkat kegigihan para guru dapat membantu
perkembangan moral peserta didik ke arah yang lebih baik lagi.
Kalau saya katakan kegiatan keagamaan di sekolah ini, Alhamdulillah juga mengalami
perkembangan yang sangat mencolok. Dari awal mereka masuk dikelas 10 pihak sekolah
dengan aturan-aturannya sudah di arahkan kegiatan keagamaan apa saja yang akan dilakukan.
Nah jadi dari yang anak didik tadi tidak sholat atau jarang sholat kami arahkan untuk
melaksanakan sholat baik itu sholat wajib bahkan sholat sunnah yaitu dhuha. Kemudian juga
ada kegiatan mengaji bersama dan kegiatan lain yang tentunya dapat meningkatkan
perkembangan keagamaan para peserta didik disini.
Makanya sekolah ini sangat berbeda dengan SMA-SMA pada umumnya, kalau di SMA
negeri hanya ditekankan pada hal umumnya, kalau disini umumnya dapat agamanya juga
dapat.
Penanya : Menurut bapak, sebagai guru BK yang kerap menjadi tempat pemberian
sanksi / tempat curhat para peserta didik, apa saja hambatan yang sering terjadi dalam
perkembangan peserta didik sekolah ini ?
Narasumber : Untuk hambatannya sendiri menurut saya tidak begitu banyak, palingan
hambatan kepribadian saja. Ada beberapa anak yang masih belum bisa di arahkan seperti
misalnya berantem dengan temannya, melawan guru juga ada dan yang paling sering terjadi
masalah merokok. Nah hal yang seperti kan seharusnya harus di jauhkan dari anak-anak yang
dimasa pubertas ini agar kedepannya mereka memiliki pandangan yang lebih luas untuk
belajar.
Dan hal ini berfaktor pada orang tuanya, bagaiamana dari kecil dia mendidik anaknya agar
menjadi orang yang bermoral. Banyak kadang anak-anak yang bandel ini bukan karena
kemauan dia tapi karena sedari kecil orang tuanya tidak peduli dan tidak memberikan
pendidikan pada anaknya bahkan ada orang tua yang blak-blakan bertengakr di depan anak.
Inilah yang jadi pemicu atau menjadi hambatan dalam perkembangan peserta didik yang
biasanya sering terjadi.
e. Terkait cara seorang guru BK dalam meyakinkan para peserta didik untuk
mengikuti aturan-aturan yang telah di tetapkan.
Penanya : Kemudian bagaimana cara bapak dalam meyakinkan para peserta didik
agar mengikuti aturan-aturan yang telah di tetapkan?
Narasumber : kalau cara saya, kita sebagai guru BK ini, yang pertama kita harus uswah
yaitu menjadi contoh yang baik untuk murid kita, kedua kita harus pintar dalam bidang
apapun dari mereka, dan yang ketiga kita harus saying betul sama mereka dalam artian
mereka tidak perlu takuti saya, tapi mereka sayang sama saya dan saya sayang mereka maka
akan tuntas permasalahan.
Makanya Alhamdulillah para peserta didik disini dapat mengikuti aturan-aturan saya, karena
saya sayang sama mereka dan mereka sayang sama saya, maka mereka menghargai saya
sebagai orang tua asuh mereka di sekolah ini. Karena di sini saya tidak hanya sekedar
memberikan nasehat tetapi juga memberikan motivasi dan dukungan kepada para peserta
didik, makanya mereka itu sering kali curhat sama saya kalau mereka ada masalah.
Sehingga dari kegiatan penelitian yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa perkembangan peserta didik dibeberapa aspek pada sekolah SMA Swasta Al Hikmah
Medan menunjukkan perkembangan yang kearah positif. Dimana dari segi perkembangan
emosi mulai dari tingkat kelas 10 menuju kelas 11 dan dilanjutkan di tingkat kelas 12
menunjukkan perkembangan yang baik. Begitu juga pada perkembangan keagamaan, setelah
kami amati, memang sekolah tersebut sangat menekankan nilai-nilai agama. Seperti
mewajibkan melaksanakan shalat dhuha di masjid sekolah, dan juga sebagaimana bapak
bagian konseling mengatakan bahwa sebelum kita berharap para peserta didik mempunyai
akhlak dan perkembangan yang baik, tentunya sebagai pendidik terlebih dahulu
mencontohkan atau menjadi uswah yang baik pula . agar nanti nya para peserta didik dapat
mengikuti hal-hal baik yang dicontohkan.
Selain itu juga untuk perkembangan sosial anatara pserta didik dengan peserta didik
lainnya, maupun peserta didik dengan tenaga pendidik sangat terjalin dengan baik.
Sebagaimana hubungannya denga teman sekelas, teman organisasi maupun dengan wali
kelas. Para peserta didik disana lebih terbuka berkaitan dengan guru tentang hambatan-
hambatan yang mereka alami dalam proses menuntut ilmu. Hal itu akan berdampak bagi
perkembanga individu peserta didik, semakin mereka mendapatkan tempat curhat ,
menumpahkan masalah mereka , mereka akan lebih enjoy dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut kami , dengan kami mengobservasi langsung , kami melihat memang masih banyak
tenaga pengajar yang memiliki usia muda disana, sehingga bisa saja itu berdampak kepada
psikologis anak didik. Mereka bakal lebih terbuka berkaitan hambatan mereka , karena
tentunya peserta didik akan nyaman jika bercerita kepada orang yang jarak umurnya tidak
terlalu jauh dengan mereka.
Hal lain yang dapat kami simpulkan dari wawancara kami ialah , perkembangan
peserta didik di sekolah tersebut tentunya tidak terlepas dari peranan pendidik dan juga orang
tua. Tanpa ada nya korelasi antara pendidik dengan orang tua , tentu saja hal tersebut tidak
akan seimbang. Sehingga tenaga pendidik disana sangat memperhatikan juga peran orangtua
terhadap kelangsungan belajar anak. Hal lain juga yang kami dapat berdasarkan hasil
pengisian angket yang diisi oleh perwakilan kelas yaitu kelas 10 IPA dan 10 IPS, disana
menunjukkan kedisiplinan peserta didik di sekolah tersebut sangat tinggi, dimana hampir
50% mereka selalu mengerjakan kegiatan tepat waktu. Dan tentunya sesuai dengan yang
dikatakan para wali kelas maupun pihak konseling bahwa uswah dan juga peraturan yang
ditetapkan tentunya juga mempengaruhi tingkah laku peserta didik. Dalam hal prestasi juga
sekolah tersebut sangat mendukung penuh peserta didiknya, baik dari aspek akademik dan
juga non akademik. Terbukti dengan banyak nya siswa yang diterima dibeberapa universitas.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan saran yang bisa disampaikan adalah kita sebagai
mahasiswa tarbiyah yang dimana nantinya kita akan menjadi calon guru, kita harus
memahami aspek-aspek apa saja yang akan mempengaruhi perkembangan peserta didik.
Bukan hanya menguasai teori nya saja , melainkan juga kita menguasai teknik-teknik saat
praktek langsung dilapangan. Kami menyadari bahwa hasil penelitian kami ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Ellis Ormord, Jeanne. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Erlangga : Jakarta.
Yususf, Syamsu dan Nani Sugandhi. 2013. Perkembangan peserta didik. Rajawali Pers,
Jakarta
Wawancara Nidea Atika, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
Wawancara Khairida Asri Lubis, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
Wawancara Nur Sinta Dewi, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
Wawancara M. Azhari Hasibuan, SH. M. KN. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
http://hertigustin.blogspot.com/2014/04/masalah-perkembangan-anak-sma.html?m=1Diakses
pada hari Rabu, 15 Juni 2022., Pukul 17.00
https://www.academia.edu/42743328/MAKALAH_PERKEMBANGAN_PESERTA_DIDIK
ANAK_USIA_SMA Diakses pada hari Rabu, 15 Juni 2022., Pukul 17.00
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Angket