Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MINI RISET

TINJAUAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DI


SEKOLAH SMA SWASTA AL HIKMAH MEDAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Akhir Pardamean Harahap, M.Pd.

Disusun Oleh : PAI-1 / SEM. IV


1. Muhammad Ikhsan (0301202049)
2. Annisa Muflihah (0301203027)
3. Ella Rinanda (0301203118)
4. Hazazira Andini (0301202037)
5. Mhd. Ihsanul Fikri (0301202039)
6. M Ikhzan Rafit (0301203026)
7. Nafisa Nur Azza (0301203227)
8. Ratih Widya (0301203020)
9. Putri Diani (0301203034)
10. Quin Tara Audia (0301203280)
11. Siti Nurhaliza Tambunan (0301203003)
12. Sutan M Fakhrurrozy Chaniago (0301202322)
13. Tasriansyah (0301201004)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dengan memanjatkan puji syukur


kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis
sehingga penulisan laporan observasi ini dapat berlangsung dengan lancar. Penulis selesaikan
untuk memenuhi tugas kelompok mini riset Mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Semoga laporan ini memenuhi syarat seperti yang diharapkan.

Penulis juga sangat menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang
tertuang didalammnya. Untuk itu penulis meminta maaf atas kekurangan tersebut, penulis
juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi terciptanya
laporan yang lebih baik untuk kedepannya.

Dalam hal ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:


1. Bapak Akhir Pardamean Harahap, M.Pd sebagai Dosen Pengampu.
2. Bapak Nuriadi, S.Pd sebagai Kepala Sekolah dari SMAS AL-HIKMAH MEDAN , yang
sudah memberikan izin untuk melakukan observasi dan tentunya hal ini sangat membantu
penulis menyelesaikan tugas ini.
3. Ibu Nidea Atika, S.Pd., Ibu Khairida Asri Lubis, S.Pd., Ibu Nur Sinta Dewi, S.Pd., dan Bapak
M. Azhari Hasibuan, SH. M. KN., yang mana masing-masing memegang jabatan sebagai
wali kelas 10, wali kelas 11, wali kelas 12 serta guru BK (Bimbingan Konseling) yang sudah
berkenan menjadi narasumber dari penelitian kami.
4. Teman- teman yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan penelitian.

Medan, 16 Juni 2022

Penyusun Kelompok III


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa SMA memiliki rentang usia 15-18 tahun bisa dikatakanmerupakan peralihan
seseorang dari masa kanak-kanak menuju masadewasa atau yang lebih dikenal masa remaja.
Pada masa remaja ini dapatdikatakan sebagai masa badai bagi seseorang karena akan terjadi
perombakan besar terhadap hidupnya, sehingga dalam fase ini benar-benar dibutuhkan peran
orang tua, guru lingkungan dan teman-teman sebayanyauntuk membawa dia ke ranah positif
dari kehidupan.Setiap orang melalui berbagai macam masa seiring perkembanganusia
mereka. Dalam setiap masa memiliki tugas perkembangan masing-masing dan menghadapi
perubahan yang terjadi dalam perkembanganusianya. Hal ini berbeda antara masa satu
dengan masa yanglainnya.Masing-masing orang dituntut untuk dapat menyelesaikan
setiaptugas perkembangan dan mengetahuan ciri dan karakteristik sesuai dengantahapan
masa yang dilalui dan rentang usia sudah ditentukan pada tiap masatersebut. Apabila orang
tersebut mengalami hambatan dalam menghadapi perubahan, maka orang tersebut akan
mengalami gangguan baik dalamaspek fisik, kognitif, emosi, sosial maupun spiritual. Masa
SMA juga bisadisebut masa remaja, dimasa inilah menentukan kepribadian danmenentukan
jawaban yang tepat atas dirinya, dan masa ini adalah masaingin mencari kebebasan yang
membuat kecemasan orang tua atas dirianaknya yang menganjak usia remaja.
Dalam usia remaja perubahan emosi dan psikologis sangat pesat,gejala-gejala emosi para
remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci,
harapan-harapan dan putus asa.Perkembangan emosi adalah luapan perasaan ketika anak
berinteraksidengan orang lain.Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan emosi
jiwaremaja ini maka sang pendidik kemungkinan besar akan mengalamikesalahan dalam
memberikan pembelajaran yang tidak sesuai dengankondisi perubahan yang ada pada diri
remaja.Kehidupan anak remaja perkembangannya itu pada dasarnyamerupakan kemampuan
mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Prosessosial yang mendudukkan usia sma
sebagai insan yang aktif melalukan proses sosialisasi. Perkembangan sosial ini berupa jalinan
interaksi anak dengan orang tua, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain
hinggamasyarakat secara luas. Dengan kata lain perkembangan sosial harus melibatkan
emosional.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dalam laporan ini penulis akan membahas beberapa masalah tentang topik observasi
yang akan dibahas dalam penelitian, yaitu :
1. Bagaimana perkembangan peserta didik pada tingkat SMA baik di kelas 10, 11, maupun
12?
2. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi sebagai tenaga pendidik berkaitan
perkembangan peserta didik?
3. Strategi ataupun cara yang dipakai seorang pendidik dalam mengatasi hambatan-
hambatan yang berkaitan dengan peserta didik.
4. Perkembangan peserta didik dalam bidang apa saja yang sangat menonjol?

C. TUJUAN OBSERVASI/RISET

Laporan observasi ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik juga dapat memberi wawasan dan pengetahuan baru bagi
penulis dan pembaca bagaimana sebenarnya perkembangan peserta didik yang sudah terjadi
di lingkungan pendidikan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan atau pedoman untuk peneliti
selanjutnya khususnya tentang perkembangan peserta didik pada fase remaja. Kemudian
penelitian juga dapat berguna untuk para pembaca terkhusus para calon pendidik agar
nantinya dapat memahami bagaimana para peserta didik dalam proses pembelajaran.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Pekembangan dapat diartikan sebagai akibat dari perubahan kematangan dan kesiapan
fisik yang memiliki potensi untuk melakukan suatu aktivitas, sehingga individu telah
mempunyai suatu pengalaman. Dengan pengalaman ini, ia akan dapat melakukan suatu
aktivitas yang sama dalam waktu mendatang. Tolok ukur untuk melihat adanya
perkembangan seseorang individu ialah pada aspek kemampuan yang dimiliki sesuai dengan
tahap perkembangannya.1

Perkembangan peserta didik sendiri ini memiliki 2 konteks arti yang berbeda
perkembangan dan peserta didik , Perkembangan atau dapat kita sebut berkembang yang
berarti tumbuh maksutnya tumbuh adalah mengalami perubahan yang lebih baik atau lebih
matang lagi .Sedangkan, peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik
pendidikan informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Dapat disimpulkan perkembangan peserta didik
ialah proses perubahan individu pada peserta didik baik fungsi-fungsi jasmani, psikis, sosial,
maupun kepribadian terkhusus mereka yang masih dalam jenjang sekolah dasar,hingga
sekolah menengah atas.Diproses perkembangan ini para peserta didik memiliki keinginan
untuk berubah lebih baik atau yang dapat kita sebut perkembangan tadi,seiring mereka
bertumbuh dewasa kemampuan kognitifnya pun akan berbeda dengan anak kecil lagi,mereka
cenderung ingin berubah karna tuntutan lingkungannya yg juga akan berubah.2

Atau juga dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada seorang siswa dari
tingkat yang rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Dengan belajar,hal ini akan terjadi
secara alami dan terus menenerus sehingga hal ini harus benar benar diperhatikan oleh
seorang calon pendidik, karena dengan memahami apa itu perkembangan peserta didik maka
kita akan mengetahui kebutuhan apa yang harus diajarkan di berbagai tingkatan pendidikan,

1
Ki Fudyartanta, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm.8.
2
https://www.academia.edu/42743328/MAKALAH_PERKEMBANGAN_PESERTA_DIDIK_ANAK_USI
A_SMA Diakses pada hari Rabu, 15 Juni 2022., Pukul 17.00
seperti anak sd yang lebih menyukai pelajaran serta buku yang memiliki gambar ataupun
warna, sehingga mereka akan lebih mudah memahami dan tidak akan cepat merasa bosan.
begitu pula dengan tingkat yang lebih tinggi akan selalu menyesuaikan.

B. MACAM-MACAM PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK TINGKAT SMA

1. Perkembangan Kognitif

Intelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar,


membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 tahun secara fungsional,
perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat
keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah. Sudah mampu menggunakan abstraksi-
abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.
2. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.
Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya
psikologi remaja.
3. Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi.
4. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan
identitas (jati diri).
Karakteristik perkembangan intelektual remaja digambarkan oleh Keating (Syamsu
Yusuf, 2004 : 195 - 196) sebagai berikut:
1. Kemampuan intelektual remaja telah sampai pada fase operasi formal sebagaimana
konsep Piaget. Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang tekanannya kepada kesadaran
sendiri di sini dan sekarang (here and now), cara berpikir remaja berkaiatan erat dengan dunia
kemungkinan (world of possibilities).
2. Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar secara
ilmiah.
3. Mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan dan mengeksplorasi
berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
4. Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yang membuat proses kognitif
tersebut efisien atau tidak efisien.
5. Cakrawala berpikirnya semakin luas.
1. Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi merupakan faktor dominan yang memengaruhi tingkah laku


individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar (learning). Menurut Kaplan dan
Saddock, emosi adalah keadaan perasaan yang kompleks yang mengandung komponen
kejiwaan, badan dan perilaku yang berkaitan dengan affect dan mood. Affect merupakan
ekspresi sebagai tampak oleh orang lain dan affect dapat bervariasi sebagai respons terhadap
perubahan emosi, sedangkan mood adalah suatu perasan yang meluas, meresap dan terus-
menerus yang secara subjektif dialami dan dikatakan oleh individu dan juga dilihat oleh
orang lain. 3

Pada masa ini, tingkat karateristik emosional akan menjadi drastis tingkat kecepatannya.
Gejala-gejala emosional para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa
malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan
baik. Sebagai calon pendidik dan pendidik kita harus mengetahui setiap aspek yang
berhubungan dengan perubahan pola tingkah laku dalam perkembangan remaja, serta
memahami aspek atau gejala tersebut sehingga kita bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan remaja. Perkembangan pada masa SMA (remaja) merupakan suatu titik yang
mengarah pada proses dalam mencapai kedewasaan. Meskipun sifat kanak-kanak akan sulit
dilepaskan pada diri remaja karena pengaruh didikan orang tua.

Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada tahap yang tidak
jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan ini karena mereka
berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa.
Pada masa tersebut mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya
mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang
dewasa, mereka secara riil belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.

Ada perubahan-perubahan yang bersifat universal pada masa remaja, yaitu


meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikis,
perubahan tubuh, perubahan minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial tertentu
untuk dimainkannya yang kemudian menimbulkan masalah, berubahnya minat, perilaku, dan
nilai-nilai, bersikap mendua (ambivalen) terhadap perubahan. Perubahan-perubahan tersebut
akhirnya berdampak pada perkembangan fisik, kognitif, afektif, dan juga psikomotorik
mereka.

3
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Bumi Aksara, Jakarta), 2013, hlm. 37.
2. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial (social development) merupakan perkembangan pemahaman yang semakin


mendalam mengenai orang lain dan masyarakat sebagai suatu kesatuan, dan juga perkembangan
keterampilan-keterampilan interpersonal yang semakin efektif dan standar- standar perilaku yang
semakin terinternalisasi, seiring bertambahnya usia.4

Pada masa remaja berkembang “social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami
orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat
pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini juga berkembang sikap
“conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).

Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku yang
secara moral dan agama dapat dipertanggung jawabkan maka kemungkinan besar remaja
tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik. Sedangkan, apabila kelompoknya itu
menampilkan dan perilaku yang melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan
remaja akan melakukan perilaku seperti kelompoknya tersebut.

Perkembangan sosial juga dapat diartikan sebagai pencapaian kematangan dalam


hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral agama.5

3. Perkembangan Keagamaan

Perkembangan kemampuan berfikir remaja mempengaruhi perkembangan pemikiran dan


keyakinan tentang agama. Remaja yang mendapatkan pendidikan agama yang intensif, bukan
saja telah memiliki kebiasaan melaksanakan kegiatan peribadatan dan ritual agama, tetapi
juga telah mendapatkan atau menemukan kepercayaan-kepercayaan khusus yang lebih
mendalam yang membentuk keyakinannya dan menjadi pegangan dalam merespons terhadap
masalah-masalah dalam kehidupannya. Ciri-ciri perkembangan agama dan keyakinan anak
SMA meliputi: 6

4
Jeanne Ellis Ormord, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, (Erlangga :
Jakarta, 2008), hlm. 178.
5
Syamsu Yususf L.N dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan peserta didik, (Rajawali Pers, Jakarta, 2013),
hlm. 65.
6
http://hertigustin.blogspot.com/2014/04/masalah-perkembangan-anak-sma.html?m=1 Diakses pada hari
Rabu, 15 Juni 2022., Pukul 17.00
a. Eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan
dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya.
b. Penghayatan dan pelaksanaan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan
atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri yang tulus ikhlas
c. Mulai menemukan pegangan hidup yang definit.

C. KENDALA-KENDALA PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK TINGKAT


SMA

Banyak permasalahan yang terjadi dikalangan anak SMA,di antaranya:

1. Merokok

Di masa modern saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sudah tidak
asing lagi. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok,
namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun
orang–orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok
memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisap dan penghirupnya.

Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok diantaranya, yaitu:

a. Mendapat pengakuan (anticipatory beliefs),

b. Untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan

c. Menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/


fasilitatif)

Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya
dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka
sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan
kelompoknya.

2. Masalah Moral

Masalah moral yang terjadi pada remaja ditandai oleh ketidakmampuan remaja
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini disebabkan oleh ketidak
konsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Maka, sekolah sebaiknya menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan, meningkatkan
pendidikan budi pekerti.
3. Masalah Keluarga

Hurlock (1980,233) mengemukakan sebab-sebab umum pertentangan keluarga selama


masa remaja adalah: standar perilaku, metode disiplin, hubungan dengan saudara kandung,
sikap yang sangat kritis pada remaja, dan masalah palang pintu. Remaja sering menganggap
standar perilaku orang tua yang kuno dan modern berbeda. Keadaan inilah yang sering
menjadi sumber perselisihan di antara mereka.Yang dimaksud dengan masalah palang pintu
adalah peraturan keluarga tentang penetapan waktu pulang dan mengenai teman-teman
remaja yang dapat berhubungan terutama teman-teman lawan jenis. Untuk itu sekolah harus
meningkatkan kerjasama dengan orang tua.

D. CARA MENGATASI KENDALA PADA PERKEMBANGAN PESERTA


DIDIK

Semua masalah yang terjadi pada anak SMA perlu mendapat perhatian dari berbagai
pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Di tangan remajalah
masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara
lain:

1. Peran Orangtua

Peran orang tua dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain
seperti:

a. Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
b. Membekali anak dengan dasar moral dan pendidikan agama sejak dini
c. Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua–anak
d. Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
e. Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga
lingkungan yang sehat
f. Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
g. Hindarkan anak dari NAPZA dan pergaulan bebas tetapi jangan terlalu mengekang si
anak
2. Peran Guru

Peran guru dalam mencegah permasalahan yang terjadi pada anak SMA antara lain seperti:

a. Menjadi guru yang bisa bersahabat dengan siswa

b. Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman untuk siswa belajar

c. Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler,


seperti Paskibra, PMR, maupun ekstrakurikuler olahraga dan kesenian

d. Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga

e. Meningkatkan peranan, pelayanan dan pemberdayaan guru BP

f. Meningkatkan disiplin sekolah dan sanksi yang tegas serta mendidik

g. Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain

h. Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat dan


mewaspadai adanya provokator

i. Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah

j. Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal
fisik, mental, spiritual dan sosial serta meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA
BAB III
PELAKSANAAN OBSERVASI

A. LOKASI DAN WAKTU OBSERVASI


1. Lokasi Observasi
Dalam observasi ini penulis mengambil lokasi di Sekolah SMA Swasta Al-Hikmah , Jl.
Marelan I Psr IV. Rengas Pulau Kec. Medan Marelan, Kota Medan.
2. Pelaksanaan Observasi
Penulis telah melaksanakan observasi selama dua kali dengan hari yang berbeda. Waktu
yang digunakan yaitu :
a. (Jumat, 28 Mei 2022)
Yaitu Perkenalan dan perizinan observasi langsung dengan Kepala Sekolah SMA Swasta Al-
Hikmah Medan.
b. (Sabtu, 29 Mei 2022)
Yaitu sesi wawancara kepada wali kelas 10, 11, dan 12 serta bagian Bimbingan Konseling
dari SMA Swasta Al-Hikmah Medan. Dan juga pada waktu tersebut dilakukan sesi
dokumentasi.

B. SUBYEK OBSERVASI
Subyek observasi yang penulis pilih untuk narasumber yaitu Ibu Nidea Atika, S.Pd., Ibu
Khairida Asri Lubis, S.Pd., Ibu Nur Sinta Dewi, S.Pd., dan Bapak M. Azhari Hasibuan, SH.
M. KN., yang mana masing-masing memegang jabatan sebagai wali kelas 10, wali kelas 11,
wali kelas 12 serta guru BK (Bimbingan Konseling) di SMA Swasta Al-Hikmah Medan.

C. VARIABEL OBSERVASI
Variabel observasi yang menjadi titik tolak penulis adalah bagaiamana perkembangan
peserta didik di SMA Swasta Al-Hikmah Medan.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Instrumen pengumpulan data dilakukan observasi langsung ke sekolah yang
bersangkutan dan melakukan wawancara yang melibatkan wali kelas dan juga bagian
bimbingan konseling, serta mendapatkan bebrapa data melalui pengisian angket yang diisi
oleh perwakilah peserta didik yaitu murid kelas 10 baik IPA maupun IPS.
BAB IV
HASIL OBSERVASI

A. HASIL WAWANCARA
1. Wawancara Kepada Wali Kelas 107
1. Ibu sudah berapa lama menjadi wali kelas?
Narasumber : Setahun ?
2. Saat Ini Ibu menjadi wali kelas berapa
Narasumber : 10 MIPA 1
3. Berapa Jumlah Siswa di kelas 10 MIPA I ?
Narasumber : 48 Siswahilan putril apakah berpengaruh Dalam banyaknya Sisoud dalam
proses pembelajaran Jawab : Pasti berpengaruh uh . dalam proses pembelajaran Sehingga
dalam kelas tersebut menjadi tidak kondusif . 48 Siswa tersebut aktif dalam proses
pembelajaran.
4. Bagaimana perkembangan kognitif dan prikomotorik ?
Narasumber: Perkembangannya bagus walaupun masih dalam tahap proses dalam kegiatan
belajar karena kelas 10 masih dalam perkembangan, lain dengan kelas 12 yang sudah
berkembang baik dalam hal positif. karena kelas X dalam perkembangan Lalin Sudah
berkembang dengan kelas 12 yang dalam hal positif maupun negatif .
Ada beberapa siswa di kelas X MIPA 1 tersebut kasih dari yang kurang kasih sayang
orangtuanya sehingga siswa tersebut sulit untuk terbuka sesama temannya . Tetapi wali kelas
di kelas X MIPA 1 Ini mencoba mencari solusinya terhadap kurangnya kasih saying anak
tersebut, solusinya yaitu menyemangati siswa tersebut agar proses belajarnya tidak terganggu
dan masalahnya tersebut.
5. Bagaimana Solusi Ibu sebagai wali kelas dalam mengembangkan kognitif siswa kearah
yang lebih baik?
Narasumber : Solusinya tidak pernah memarahi siswa , kalau ada masalah diselesaikan
dengan baik secara face to face dan tidak pernah memarahi siswa di depan teman - temannya
karena itu akan membuat siswa merasa malu . Dan banyak juga Siswa yang menceritakan
masalahnya terhadap wali kelasnya , lebihnya seperti Curhat atau Cari perhatian untuk
mencari Solusi masalah tersebut . Di kelas X MIPA 1 ini banyak yang lebih terbuka . Karena
masalah Siswa Kelas X MIPA 1 ini tidak seberat masalah anak kelas 12 .

7
Wawancara Nidea Atika, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
6. Bagaimana hubungan Sosial Siswa Kelas X MIPA 1 ?
Narasumber: Diluar Kelas hubungan Sosial Kelas X MIPA 1 Sangat baik apalagi sering
berkunjung ke rumah wall kelas. Kekeluargannya sangat hangat dalam hubungan Sosial.
7. Untuk Ekskul apakah Siswa kelas X MIPA I ini aktif ?
Narasumber : Tidak Semua Siswa mengikuti Ekskul , 8 orang Ekskul Osis.
8. Selama menjadi wali kelas Kendala apa saja yang Ibu alami berkaitan dengan perilaku
Siswa
Narasumber : Ada Salah Satu Siswa yang mengalami broken home Tetapi siswa tersebut
tidak mau menceritakan masalahnya tetapi orangtuanya bercerita terhadap wali kelas tentang
background anak tersebut . Jadi Kendalanya ini kita tidak bisa menyelesaikan masalahnya
jika anak tersebut tidak mau menceritakan sehingga anak anak tersebut membayar yang
sekolah dikarenakan broken home .

2. Wawancara Kepada Wali Kelas 118


1. Sudah berapa lama ibuk mengemban tugas sebagai wali kelas? Dan sudah berapa
tahun ibuk menjadi wali kelas?
Narasumber : Saya sudah mengembang tugas disini sudah hampir 7 tahun dan menjadi wali
kelas sudah 4 tahun tetapi sudah pernah 4 kali menjadi wali kelas di kelas yang berbeda
setiap tahunnya.
2. Berapa jumlah siswa seluruhnya buk?
Narasumber : Untuk seluruhnya kurang lebih 400 murid dan untuk perkelas hanya 40-42
murid saja termasuk jurusan IPA dan IPS. Untuk jurusan IPA lebih dominan dan banyak
peminat daripada jurusan IPS.
3. Dari jumlah siswa tersebut, ada tidak pengaruhatau gangguan dalam proses belajar
mengajar buk?
Narasumber : Ada beberapa murid yang aktif dan ada yang tidak aktif, begitu pula demikian
ada yang acuh dan ada yang tidak acuh dalam belajar. Maka dari itu sebagai wali kelas dan
guru kelas kita harus tahu cara memperlakukan siswa tersebut dan kita harus tahu apa mau
dari siswa ini dan melakukan pendekatan dan juga seorang tenaga pendidik harus mempunyai
strategi untuk menuaikan suatu proses pembelajaran yang sesuai pada siswa.
4. Bagaimana menurut ibuk mengenai perkembangan peserta didik secara kognitif dan
psikomo\

8
Wawancara Khairida Asri Lubis, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
5. ‘toriknya dari peserta didik tersebut?
Narasumber : Untuk perkembangan peserta didik di sekolah ini agak lambat karena proses
pemahaman setiap anak pastinya berbeda-beda. Dalam belajar ada yang cepat tanggap dan
ada yang kurang cepat dalam memahami pelajaran. Terutama pada kalangan remaja, harus
dibentak dan dimarahi langsung takut, ada tipe remaja yang di nasehatin (pendekatan),dan
juga melatih pola pikir para siswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang sederhana
seperti yang terjadi pada lingkungan nya,dan membuat cara pandang siswa akan prespektif
dari berbagai sisi dalam melihat situasi.
6. Bagaimana cara ibuk sebagai wali kelas dalam membentuk siswa agar berkembang
kearah yang lebih baik?
Narasumber : Cara ibuk dengan sering memberikan motivasi ke siswa dan sering
berkomunikasi kepada orang tua siswa agar ikut serta dalam berkembangnya siswa kearah
yang lebih baik, baik di lingkungan rumah maupun sekolah harus tetap diperhatikan.
7. Selama ibuk menjadi wali kelas, apa saja kendala-kendala yang telah ibu alami
dalam proses belajar mengajar?
Narasumber : Proses menjadi guru itu untuk mendidik siswa menjadi lebih baik. Sebenarnya
untuk hambatan yang saya alami itu ada beberapa siswa yang menimbulkan kekacauan di
kelas.nah,di sini lah peran ibuk untuk mengkondusifkan si anak tadi, memberikan suatau
motivasi pada diri nya.
8. Bagaimana hubungan sosial siswa dikelas maupun diluar kelas?
Narasumber : Untuk sosial siswa diluar kelas maupun dalam kelas cukup baik, untuk
berteman mereka tidak ber-geng, tetapi mereka tetap berteman dengan siapa aja. Untuk
perkelahian jarang terjadi, namun untuk anak kurang diperhatikan pasti ada maka dari itu
menjadi peran seorang pendidik bagaimana si anak tadi agar selalu diperhatikan,maka harus
ada kesinambungan terhadap guru dengan orang tua.
Lalu, bagaimana sosialisasi untuk anak yang introver?apakah dikelas ini terdapat anak
yang seperti itu?
Narasumber :tentu ada, biasanya ia sering mengucil kan diri di depan kawan kawan nya,nah
di sini ibuk memberikan semangat dalam diri nya agar ia tidak merasakan kesendirian dalam
proses pembelajaran. Kemudian anak introvert itu biasanya sering merasakan diasingkan oleh
teman temannya. Dan tugas guru ialah memperhatikan anak anak yang seperti itu agar anak
itu tidak merasa kekurangan.
3. Wawancara Kepada Wali Kelas 129
1. Ibu Sudah berapa lama mengemban tugas sebagai wali kelas? dan pada saat ibu
menjadi wali kelas, ibu mengemban dikelas berapa aja bu?
Jawab: Saya menjadi guru Di sekolah SMA Al hikmah disini itu sudah dari 2018, sudah
sekitaran 5 tahun di 2022 ini. Kemudian, jadi wali kelas Dimulai dari 2019. Dan sudah ada 3
kelas yang sudah saya pegang sebagai tugas menjadi wali kelas. Di kelas pertama itu di X
IPA-1, Yang kedua : Dikelas XII IPA-2, Ketiga : Dikelas XII IPA-1.

2. Berapa jumlah siswa yang ada Didalam Kelas bu? selama ibu menjadi wali kelas?
Jawab: Yang saya pegang Dari 3 tahun itu, jumlah siswa yang selama ini saya pegang
menjadi wali kelas rata-rata jumlahnya sekitaran 30 orang didalam kelasnya masing-masing.
Waktu kelas 10 itu sekitaran 32 Orang siswa, Untuk saat ini sekitaran 30 orang siswa baik di
Kelas XII IPA-1 maupun di kelas XII-IPA-2.

3. Dari jumlah siswa tersebut, apakah ada dampak-dampak pengaruh dalam proses
pembelajaran Untuk setiap hari nya?
Jawab: Kalo dari jumlah siswa yang saya pegang saat ini, dibandingi dengan tahun tahun
sebelumnya itu ada pengaruhnya. Dalam 30 orang itu kan lumayan sedikit, Nah otomatis
untuk pembelajaran di kelas itu lebih efektif Karena jumlah siswanya cuman sedikit kita
mengatur nya lebih efesien. dan lebih gampang Mengatur nya, lebih gampang mengajak
mereka untuk berdiskusi, dan mendiam mereka didalam kelas itu lebih gampang Karena balik
ke siswa nya tadi yang jumlah siswanya hanya sekitaran 30 orang.

4. Dari jumlah keseluruhan murid tersebut, Lebih banyak murid yang aktif atau
bahkan lebih banyak yang biasa-biasa saja?
Jawab: Dalam selama pembelajaran itu yang saya pegang, kebetulan saya menerapkan
sistem yang untuk siswanya itu mudah aktif. Nah jdi, yang saya pegang ini siswanya lebih ke
arah yang banyak aktif, dari pada yang pasif ataupun biasa biasa saja. Mereka lebih sering
bertanya, mereka lebih sering kayak saya kasih masalah. Kebetulan saya memegang Mata
pelajaran fisika, Lebih mengarah ke kehidupan. Saya kasih masalah dikehidupa.. mereka
lebih penasaran, dan kemudian mereka memberikan pertanyaan kepada saya.

5. Bagaimana menurut ibu perkembangan kognitif dan juga psikomotorik dari


peserta didik?

9
Wawancara Nur Sinta Dewi, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
Jawab: Kebetulan di sekolah ini kognitifnya lebih banyak tinggi karena mereka bisa
mencerna dan bisa mengangkat siswa yang sedikit mencerna mencerna tadi dan hasil belajar
mereka pun lebih bagus. Kalau ke psikomotoriknya mereka lebih kreatif seperti praktikum
dan kita kasih project mereka dan mereka kreatif dan banyak variasinya.

6. Ada tidak di antara siswa yang merasa ia salah mengambil jurusan masuk ke kelas
ini? Dan bagaimana cara menanganinya?
Jawab: Kebetulan juga ada siswa yang dia itu memang mau ke jurusan IPS tapi karena
memang nggak bisa pindah jurusan dia tetap di jurusan IPA dan ibu itu bertanya ke muridnya
"masih bertahan di IPA? Nggak jadi pindah ke IPS?" Kemudian anak itu menjawab "ya udah
lah Bu tetap bertahan aja di IPA, kemudian saya arahkan pembelajaran itu diganti metodenya
dia itu lebih suka ke mana Dan kita itu kan nggak bisa ngajar ke satu siswa kan harus ke
semua kan jadi kita harus cari cara baru untuk siswa ini lebih tertarik ke pelajaran kita.

7. Selama menjadi wali kelas kendala apa saja yang telah Ibu alami berkaitan dengan
perilaku siswa dan bagaimana cara mengatasinya?
Jawab: Kalau kendala di kelas pasti banyak banget seperti kehadiran siswa dan tentang
kendala siswa yang tidak nurut dikasih informasi dia nggak nurut dan itu juga jadi masalah,
nah solusinya saya kalau seperti itu harus punya kontak orang tuanya dan saya hubungi orang
tuanya gimana anak ini tadi apa benar anak ini di rumah atau anak ini main-main atau cabut.

8. Bagaimana hubungan sosial siswa dikelas maupun diluar kelas?


Jawab: Kalau hubungan sosial siswa di kelas ataupun diluar kelas kami sebagai guru yakin
pasti anak-anak ini sudah berhubungan sosial yang baik. Walaupun sudah tidak jam pelajaran
atau waktunya sudah pulang kami terkadang berbicara kepada orangtua murid bagaimana
setiap harinya perkemabngan si anak tersebut tadi, apakah sudah baik hubungan sosialnya di
luar kendali sekolah atau bagaimana. Dan sampai saat ini para peserta didik di sekolah ini
perilakunya tidak pernah terdengar jelek.

9. Apakah para siswa termasuk yang aktif dalam ektrakulikuler?


Jawab: Tergantung kepada kepribadian seoarang anak didik tersebut, karena emang bakat
anak beda-beda. Ada dia yang mahir di akademik dan juga non akademik, ada dia yang
kurang di akademik tapi mahir di non akademik bahkan sebaliknya. Kami para guru
terkhusus wali kelas hanya sebagai support system untuk anak tersebut mengemban bakat
yang mana dia inginkan. Jika anak tersebut kurang dalam akademik, kami sebagai guru
terkhusus saya yang jadi wali kelas tetap kami berikan perhatian lebih , waktu belajar juga
kami lebih aktif kedia agar dia juga bisa menyeimbangkan pelajaran dikelas dengan diluar
proses belajar mengajar, tak lupa juga berbagi informasi perkembangan anak yang kurang
aktif dalam akademik tadi dengan orangtua nya. Nah jika anak yang aktif di akademik juga
kami selalu memberikan reward dan juga motivasi saat anak tersebut saat ingin bertanding
dilapangan. Wali kelas dan juga bapak ibu guru olahraga saling berbincang mengenai bakat si
anak tersebut.

10. Bagaimana hubungan sosial siswa dikelas maupun diluar kelas?


Jawab: Nah kalau masalah seperti, jika anak didik masih berada di lingkungan sekolah tentu
masih dapat saya control bagaimana tentang perkembangan sosial anak tersebut. Jika ada
yang tidak bergabung dengan temannya atau anak introvert saya langsung bertanya kepada
ketua kelas bagaimana tentang keseharian si anak yang pendiam ini, lalu saya panggil dan
saya ajak berbicara tentang apa yang tidak membuat dia nyaman untuk bersosialisasi terhadap
lingkungan teman-temannya. Tak lupa juga saya menghubungi orangtuanya agar tetap
diperhatikan tentang anak ini. nah jika diluar sekoah tentunya saya sebagai wali kelas sesekali
menghubungi orangtua anak didik tentang perilakunya terhadap lingkungan sekitar. Apakah
hubungan sosialnya baik atau bagaimana. Nah dari sinilah Kerjasama wali kelas guru bk, dan
jyga orangtua dapat terjalin sempurna untuk menghadapi anak yang pendiam dan kurang baik
dalam hubungan sosialnya.

4. Wawancara Kepada Bagian Bimbingan Konseling10


a. Terkait Perkembangan peserta didik dari segi aspek perkembangan belajar baik
dalam hal akademik maupun non akademik peserta didik di SMA AL HIKMAH
Medan Marelan.

Dari wawancara yang telah dilakukan, adapun hasil jawaban yang didapatkan dari
narasumber sebagai gambaran awal perkembangan peserta didik di SMA AL HIKMAH
Medan Marelan ini.

Dari jawaban wawancara yang dilakukan maka didapatkan hasil bahwa perkembangan
peserta didik di SMA AL HIKMAH ini sudah baik dari segi aspek perkembangan belajar
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik baik itu di akademik maupun non-akademik.

Hasil wawancara yang kami lakukan terkait perkembangan peserta didik sebagai berikut:

10
Wawancara M. Azhari Hasibuan, SH. M. KN. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00
Penanya : Bagaimana menurut bapak perkembangan peserta didik disekolah ini dari
segi aspek perkembangan belajarnya, baik dalam hal akademik maupun non akademik
?

Narasumber : Alhamdulillah, sejauh ini sekolah AL HIKMAH Medan Marelan berdiri tentu
banyak kemajuan-kemajuan yang di dapatkan, baik itu dari segi belajar maupun prestasi
diluar belajar peserta didik. Perkembangan peserta didik disekolah ini menurut saya sudah
baik, sebab saya sebagai guru BK tidak banyak mendapat laporan dari para guru tentang
kenakalan-kenalan peserta didik yang terjadi dalam proses belajar. Bahkan untuk
perkemabangan peserta didik dalam hal non- akademiknya sangat membuat bangga sekolah
ini karena aktifnya para mentor atau guru di sekolah ini yang memberikan dukungan dan
memotivasi untuk berkembangnya para peserta didik agar menjadi orang yang aktif dan
kreatif. Tak sedikit dari para peserta didik yang meraih juara dalam ajang-ajang perlombaan
baik itu di tingkat nasional bahkan internasional.

Namun ada juga kendala yang menurut saya membuat semangat belajar peserta didik
menurun yaitu dalam hal penetapan KKM nilai, standarisasi yang terlalu tinggi (70-80).
Kenapa saya katakan seperti itu, karena hal ini dapat mendoktrinasi pemikiran anak, untuk
apa belajar kalau aku dapat nilai tinggi, hal yang seperti ini dapat mengahambat
perkembangan peserta didik untuk kognitifnya.

b. Terkait perkembangan sosial dan perkembangan moral pada peserta didik di SMA
AL HIKMAH Medan Marelan.

Penanya : Bagaiamana menurut bapak perkembangan sosial dan perkembangan moral


pada peserta didik disekolah ini?

Narasumber: Terkait dengan perkembangan sosial dan perkembangan moral menurut saya
aman-aman saja dapat dikategorikan baik hubungan sosial peserta didik dengan peserta didik
lainnya maupun peserta didik dengan para guru termasuk saya sendiri.

Banyak diluaran sana kadang murid ngeluh guru BK-nya kejam, tidak mendidik, tidak ramah
dengan peserta didik, dan pada akhirnya memicu adanya rasa kebencian dalam hati murid,
hal yang seperti ini yang tak boleh terjadi seharusnya. Kalau hubungan saya dengan peserta
didik disekolah ini sudah seperti orang tua dan anak, boleh kalian Tanya sendiri nanti sama
mereka. Karena saya tipe orang yang gak suka marah-marah tapi lebih ke arah memberikan
masukan dan nasehat yang baik.
Nah begitu juga untuk perkembangan moral peserta didik disini, mungkin kalian bisa amati
walau tak secara jelas dapat dipahami bahwa moral-moral peserta didik disini Alhamdulillah
taat aturan. Karena walau sekolah ini umum namun para guru juga di amanahkan untuk
mengajarkan sikap atau akhlak yang baik pada murid. Yang tadinya di kelas 10 si murid ini
nakal dan susah dibilangin akhirnya berkat kegigihan para guru dapat membantu
perkembangan moral peserta didik ke arah yang lebih baik lagi.

c. Terkait perkembangan keagamaan para peserta didik disekolah SMA AL


HIKMAH MEDAN.

Penanya : Menurut bapak sendiri, bagaimana perkembangan keagamaan para peserta


didik disekolah SMA AL HIKMAH MEDAN ini?

Narasumber : Nah, kalau untuk perkembangan keagamaan mereka sendiri juga


Alhamdulillah mengalami perkembangan yang signifikan ya. Mungkin kalian sudah amati
tadi bagaimana tingkat perkembangan keagamaan para peserta didik di sekolah ini.

Kalau saya katakan kegiatan keagamaan di sekolah ini, Alhamdulillah juga mengalami
perkembangan yang sangat mencolok. Dari awal mereka masuk dikelas 10 pihak sekolah
dengan aturan-aturannya sudah di arahkan kegiatan keagamaan apa saja yang akan dilakukan.
Nah jadi dari yang anak didik tadi tidak sholat atau jarang sholat kami arahkan untuk
melaksanakan sholat baik itu sholat wajib bahkan sholat sunnah yaitu dhuha. Kemudian juga
ada kegiatan mengaji bersama dan kegiatan lain yang tentunya dapat meningkatkan
perkembangan keagamaan para peserta didik disini.

Makanya sekolah ini sangat berbeda dengan SMA-SMA pada umumnya, kalau di SMA
negeri hanya ditekankan pada hal umumnya, kalau disini umumnya dapat agamanya juga
dapat.

d. Terkait hambatan yang sering terjadi dalam perkembangan peserta didik.

Penanya : Menurut bapak, sebagai guru BK yang kerap menjadi tempat pemberian
sanksi / tempat curhat para peserta didik, apa saja hambatan yang sering terjadi dalam
perkembangan peserta didik sekolah ini ?

Narasumber : Untuk hambatannya sendiri menurut saya tidak begitu banyak, palingan
hambatan kepribadian saja. Ada beberapa anak yang masih belum bisa di arahkan seperti
misalnya berantem dengan temannya, melawan guru juga ada dan yang paling sering terjadi
masalah merokok. Nah hal yang seperti kan seharusnya harus di jauhkan dari anak-anak yang
dimasa pubertas ini agar kedepannya mereka memiliki pandangan yang lebih luas untuk
belajar.

Dan hal ini berfaktor pada orang tuanya, bagaiamana dari kecil dia mendidik anaknya agar
menjadi orang yang bermoral. Banyak kadang anak-anak yang bandel ini bukan karena
kemauan dia tapi karena sedari kecil orang tuanya tidak peduli dan tidak memberikan
pendidikan pada anaknya bahkan ada orang tua yang blak-blakan bertengakr di depan anak.
Inilah yang jadi pemicu atau menjadi hambatan dalam perkembangan peserta didik yang
biasanya sering terjadi.

e. Terkait cara seorang guru BK dalam meyakinkan para peserta didik untuk
mengikuti aturan-aturan yang telah di tetapkan.

Penanya : Kemudian bagaimana cara bapak dalam meyakinkan para peserta didik
agar mengikuti aturan-aturan yang telah di tetapkan?

Narasumber : kalau cara saya, kita sebagai guru BK ini, yang pertama kita harus uswah
yaitu menjadi contoh yang baik untuk murid kita, kedua kita harus pintar dalam bidang
apapun dari mereka, dan yang ketiga kita harus saying betul sama mereka dalam artian
mereka tidak perlu takuti saya, tapi mereka sayang sama saya dan saya sayang mereka maka
akan tuntas permasalahan.

Makanya Alhamdulillah para peserta didik disini dapat mengikuti aturan-aturan saya, karena
saya sayang sama mereka dan mereka sayang sama saya, maka mereka menghargai saya
sebagai orang tua asuh mereka di sekolah ini. Karena di sini saya tidak hanya sekedar
memberikan nasehat tetapi juga memberikan motivasi dan dukungan kepada para peserta
didik, makanya mereka itu sering kali curhat sama saya kalau mereka ada masalah.

B. KESIMPULAN HASIL OBSERVASI

Sehingga dari kegiatan penelitian yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa perkembangan peserta didik dibeberapa aspek pada sekolah SMA Swasta Al Hikmah
Medan menunjukkan perkembangan yang kearah positif. Dimana dari segi perkembangan
emosi mulai dari tingkat kelas 10 menuju kelas 11 dan dilanjutkan di tingkat kelas 12
menunjukkan perkembangan yang baik. Begitu juga pada perkembangan keagamaan, setelah
kami amati, memang sekolah tersebut sangat menekankan nilai-nilai agama. Seperti
mewajibkan melaksanakan shalat dhuha di masjid sekolah, dan juga sebagaimana bapak
bagian konseling mengatakan bahwa sebelum kita berharap para peserta didik mempunyai
akhlak dan perkembangan yang baik, tentunya sebagai pendidik terlebih dahulu
mencontohkan atau menjadi uswah yang baik pula . agar nanti nya para peserta didik dapat
mengikuti hal-hal baik yang dicontohkan.

Selain itu juga untuk perkembangan sosial anatara pserta didik dengan peserta didik
lainnya, maupun peserta didik dengan tenaga pendidik sangat terjalin dengan baik.
Sebagaimana hubungannya denga teman sekelas, teman organisasi maupun dengan wali
kelas. Para peserta didik disana lebih terbuka berkaitan dengan guru tentang hambatan-
hambatan yang mereka alami dalam proses menuntut ilmu. Hal itu akan berdampak bagi
perkembanga individu peserta didik, semakin mereka mendapatkan tempat curhat ,
menumpahkan masalah mereka , mereka akan lebih enjoy dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut kami , dengan kami mengobservasi langsung , kami melihat memang masih banyak
tenaga pengajar yang memiliki usia muda disana, sehingga bisa saja itu berdampak kepada
psikologis anak didik. Mereka bakal lebih terbuka berkaitan hambatan mereka , karena
tentunya peserta didik akan nyaman jika bercerita kepada orang yang jarak umurnya tidak
terlalu jauh dengan mereka.

Hal lain yang dapat kami simpulkan dari wawancara kami ialah , perkembangan
peserta didik di sekolah tersebut tentunya tidak terlepas dari peranan pendidik dan juga orang
tua. Tanpa ada nya korelasi antara pendidik dengan orang tua , tentu saja hal tersebut tidak
akan seimbang. Sehingga tenaga pendidik disana sangat memperhatikan juga peran orangtua
terhadap kelangsungan belajar anak. Hal lain juga yang kami dapat berdasarkan hasil
pengisian angket yang diisi oleh perwakilan kelas yaitu kelas 10 IPA dan 10 IPS, disana
menunjukkan kedisiplinan peserta didik di sekolah tersebut sangat tinggi, dimana hampir
50% mereka selalu mengerjakan kegiatan tepat waktu. Dan tentunya sesuai dengan yang
dikatakan para wali kelas maupun pihak konseling bahwa uswah dan juga peraturan yang
ditetapkan tentunya juga mempengaruhi tingkah laku peserta didik. Dalam hal prestasi juga
sekolah tersebut sangat mendukung penuh peserta didiknya, baik dari aspek akademik dan
juga non akademik. Terbukti dengan banyak nya siswa yang diterima dibeberapa universitas.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian diatas adalah bahwa perkembangan peserta didik di


sekolah SMA Swasta Al-Hikmah Medan memiliki perkembangan yang lebih baik kearah
yang positif. Perkembangan tersebut tentunya bisa dicapai dengan adanya kebijakan dari piak
sekolah, dan tentunya kerja sama antara pendidik dan juga orang tua peserta didik.
Pendekatan antara pendidik dengan peserta didik juga perlu, untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya psikologi dari masing-masing peserta didik. Dan tentunya agar memaksimalkan
perkembangan peserta didik kea rah yang lebih baik, tentunya warga sekolah juga harus bisa
menciptakan lingkungan yang positif pula. Karena pada dasarnya lingkungan juga sangat
berpengaruh.

B. SARAN

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan saran yang bisa disampaikan adalah kita sebagai
mahasiswa tarbiyah yang dimana nantinya kita akan menjadi calon guru, kita harus
memahami aspek-aspek apa saja yang akan mempengaruhi perkembangan peserta didik.
Bukan hanya menguasai teori nya saja , melainkan juga kita menguasai teknik-teknik saat
praktek langsung dilapangan. Kami menyadari bahwa hasil penelitian kami ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Ellis Ormord, Jeanne. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Erlangga : Jakarta.

Ki Fudyartanta. 2012. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.

Yususf, Syamsu dan Nani Sugandhi. 2013. Perkembangan peserta didik. Rajawali Pers,
Jakarta

Wawancara Nidea Atika, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00

Wawancara Khairida Asri Lubis, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00

Wawancara Nur Sinta Dewi, S.Pd. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00

Wawancara M. Azhari Hasibuan, SH. M. KN. Hari Sabtu, 29 Mei 2022. Pukul 11.00

http://hertigustin.blogspot.com/2014/04/masalah-perkembangan-anak-sma.html?m=1Diakses
pada hari Rabu, 15 Juni 2022., Pukul 17.00

https://www.academia.edu/42743328/MAKALAH_PERKEMBANGAN_PESERTA_DIDIK
ANAK_USIA_SMA Diakses pada hari Rabu, 15 Juni 2022., Pukul 17.00
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Angket

Anda mungkin juga menyukai