Anda di halaman 1dari 21

“RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN”

Disusun Guna Untuk Melengkapi Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu : Drs. H.T.Darmansah, MA


Semester VI/PAI 1

Disusun Oleh :

Kelompok II
Dita Erliani (0301214203)
Hazazira Andini Sumarto (0301202037)
Muhammad Ihsanul Fikri (0301202039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas pertama kami dalam mata
kuliah Manajemen Organisasi Pendidikan, dengan judul “Ruang Lingkup Manajemen
Pendidikan”. Shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW, semoga
syafaatnya mengalir kepada kita di hari akhir kelak.
Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis banyak menghadapi kendala dan
keterbatasan, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penulisan makalah ini dapat
diselesaikan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih yang tulus kepada Bapak Drs. H.T.
Darmansah,MA Selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Organisasi Pendidikan
dan tidak lupa ucapan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok yang telah membantu
penulis untuk menyusun makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dan pendidikan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Medan, 07 Maret 2023

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Akhir-akhir ini, manajemen sebagai ilmu sangat populer sehingga banyak kajian yang
difokuskan pada manajemen baik berupa pelatihan, seminar, kuliah, maupun pembukaan
program studi. Program studi manajemen ekonomi, manajemen sumber daya manusia,
manajemen pendidikan dan sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya,manajemen telah
diimplementasiakan dalam berbagai persoalan yang bersifat batihiniyah,seperti manajemen
kalbu.

Awal mulanya, tema manajemen hanya populer dalam dunia perusahaan atau bisnis.
Kemudian tema ini digunakan dalam profesi lainnya, termasuk oleh pendidikan dengan
beberapa modifikasi dan spesisifikasi tertentu lantaran terdapat perbedaan objek. Dalam
dunia bisnis, negara, maupun pendidikan, manajemen memiliki peran penting untuk
mengantarkan kemajuan organisasi. Sehingga, manajemen merupakan faktor dominan dalam
kemajuan organisasi.

Oleh karenanya, manajemen mendapat perhatian yang sangat serius baik di kalangan
pakar maupun praktisi.Pendidikan Islam merupakan pendidikan utama dalam pembentukkan
pribadi manusia agar memiliki sifat yang lebih terarah. Pendidikan Islam sangat berperan
dalam membentuk kepribadian manusia dalam berhubungan, bersikap, bertindak, dan
berpikir. Pendidikan diajari awalnya di rumah, lalu dilanjutkan di sekolah atau tempat
pendidikan lainnya seperti sekolah, madrasah, dan pondok pesantren. Dalam pendidikan
diperlukan pemimpin untuk mengarahkan agar pendidikan berjalan dengan baik dan lancar.

Pendidikan layaknya dijalani seperti organisasi dimana pemimpin menjadi komandan


dalam mengarahkan bagaimana layaknya pendidikan dijalankan. Untuk memahami hakikat
manajemen dan bagaimana kepemimpinan dalam pendidikan Islam, maka makalah ini ditulis
bertujuan untuk menjelaskan pengertian manajemen, ruang lingkup manajemen, dan
kepemimpinan pendidikan Islam. Kritik dan saran yang konstruktif sangat ditunggu penulis
guna perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

I.2 Rumusan Masalah

 Apa saja Tingkatan Manajemen Pendidikan?


 Apa saja Macam-Macam Manajemen Pendidikan?
 Bagaimana Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan?
 Bagaimana Prinsip-Prinsip Pengelolaan dalam Manajemen Pendidikan?

I.3 Tujuan Penulisan

 Untuk dapat mengetahui Tingkatan Manajemen Pendidikan


 Untuk dapat mengetahui Macam-macam Manajemen Pendidikan
 Untuk dapat mengetahui Ruang lingkup Manajemen Pendidikan
 Untuk dapat mengetahui Prinsip-Prinsip Pengelolaan dalam Manajemen Pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Tingkatan Manajemen Pendidikan

Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokkanmenjadi


manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer ini pertama (biasanya digambarkan
dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di
puncak). manejemen lini pertama (first-linemanagement), dikenal pula dengan istilah
manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas
memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.
Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer
kantor,manajer departemen, atau bahkan mandor (foreman). Satu tingkat di atas nya adalah
middle management atau manajemen tingkat menengah.

Manajer menengah mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini
pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan
yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer
pabrik, atau manajer divisi. Di bagian puncak pimpinan organisasi terdapat manajemen
puncak yang sering disebut dengan executive officer atau top management. Bertugas
merencanakan kegiatan danstrategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya
perusahaan. Contohtop manajemen adalah CEO (chief executive officer) dan CFO (chief
financial officer).

Dalam prakteknya pembagian fungsi dalam manajemen secara fundamental tidak


dapat dibedakan secara tajam dan tegas, karena setiap manajer (top manager, middle
manager,dan lower manager), dalam usaha untuk mencapai tujuan, seorang menejer harus
melaksanakan semua fungsi menejerial,hanya saja skop dan penekanannya yang berbeda.1

Gambaran mengenai tingkatan tugas manejerial adalah sebagai berikut :

 Top Manager (TM), tugas-tugasnya lebih banyak pada fungsi planning dan organizing,
karena sifat pekerjaannya adalah kerja “pikir” yaitu merencanakan, mengambil

1
Lot. cit. H. Malayu S. P. Hasibuan
keputusan, dan mengorganisir. Walaupun TM kelihatan santai sebetulnya dia selalu
memikirkan keputusan, kebijakan apa yang ditempuh untuk mencapai tujuan.
 Middle Manager (MM), tugasnya terhadap planning dan organizing seimbang dengan
kerja fisiknya. Karena itu MM harus mampu menjabarkan keputusan TM, tetapi juga
harus bisa mengerjakan serta menjelaskan kepada LM. MM merupakan manajer dua alam
artinya harus bisa untuk planning dan organizing serta dapat pula untuk directing dan
controlling
 Lower Manager (LM), tugas dan aktivitasnya lebih banyak pada fungsi
directing/actuating dan controlling daripada ke fungsi planning dan organizing. Hal ini
disebabkan LM merupakan manejer operasional yang langsung memimpin para pekerja
operasional. Keterampilan LM lebih diutamakan kemampuan teknis (spesialisasinya),
daripada kecakapan manajerialnya.2
II.2 Macam-Macam Manajemen Pendidikan
A. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar
pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi
belajar mengajar. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran. Kurikulum dalam
arti luas adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak
didik selama pmengikuti pendidikan.3 Dengan pengertian ini maka pengaturan halaman
sekolah, penempatan keranjang sampah atau ketatnya disiplin sekolah dijalankan ikut
termasuk dalam cakupan kurikulum karena semuanya itu akan menghasilkan suatu yang
tercermin pada lulusan.
Disamping perencanaan dalam pendidikan, pemerintah pusat mengeluarkan pedoman-
pedoman umum yang harus diikuti sekolah, pedoman-pedoman tersebut antara lain:
 Struktur program
Yang dimaksud dengan struktur program adalah susunan bidang pelajaran yang harus
dijadikan pedoman pelaksanaan kurikulum di suatu jenis dan jenjang sekolah.
 Penyusunan jadwal pelajaran

2
Ibid, h. 39– 40
3
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta:
Aditya Media). Hal. 131.
Yang dimaksud dengan jadwal pelajaran adalah urutan-urutan mata pelajaran sebagai
pedoman yang harus diikuti dalam pelaksaan pemberian pelajaran. Jadwal pelajaran ini
sangat bermanfaat bagi, siswa, guru, maupun kepala sekolah.
 Penyusunan kalender pendidikan
Menyusun rencana kerja sekolah untuk kegiatan selama satu tahun merupakan bagian
manjemen kurikulum terpenting yang harus sudah disusun sebelum ajaran baru. Tujuan
dari penyusunan kalender akademik adalah agar pengguanaan waktu selama satu tahun
terbagi secara merata dan sebaik-baiknya dari peningkatan mutu pendidikan.
 Pembagian tugas guru
Dalam mengadakan pembagian tugas guru, kepala sekolah tidak boleh “main perintah
dan main tunjuk” tetpi dibicarakan dalam rapat meja guru sebelum ajaran dimulai.
 Pengaturan atau penempatan siswa dalam kelas
Pengaturan siswa dalam kelas sebaiknya sudah dilakukan bersama waktu dengan
pendaftaran ulang siswa tersebut. Hal ini akan mempermudah siswa baru pada peristiwa
hari pertama masuk ke sekolah. Oleh karena keadaan kemapuan siswa belum dikenal,
maka yang dipakai untuk pertimbangan penempatan ke kelas anatara lain: jenis kelamin,
asal sekolah dan jika mungkin latar belakang orang tua atau wali.
 Penyusunan rencana mengajar.
Penyusunan rencana mengajar dilakukan dua tahap:
 Tahap penyusunan rencana terurai
Yang dimaksud dengan penyusunan rencana terurai adalah pembuatan
program garis besar tetapi terperinci mengenai penyajian bahan pelajaran selam satu
tahun.
 Tahap penyusunan satuan pelajaran
Penyusunan satpel sebainya dilakukan sekaligus selesai sebelum mengajar.
Namun jika tidak mungkin, dilakukan secara bertahap jika sudah memadai.
B. Manajemen Siswa
Manajemen siswa adalah kegiatan pencatatan siswa mulai dari proses penerimaan
hingga siswa tersebut lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau sebab lain.4 Tidak
semua hal yang berhubungan dengan siswa termasuk dalam manjemen siswa, tetapi
adakalanya masuk dalam manjemen lain. Mengelompokkan siswa untuk membentuk

4
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta:
Aditya Media). Hal. 57.
kelompok-kelompok belajar, termasuk dalam majemen kurikulum, tetapi mencatat hasil
belajar siswa dapat dikategorikan sebagai manjemen siswa.
C. Manajemen Personal Sekolah
Personalia adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan
organisasi itu yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi
pendidikan mencakup para guru, para pegawai, para wakil siswa/mahasiswa. Termasuk juga
para manajer pendidikan yang mungkin dipegang oleh beberapa guru. Personalia ini
ditangani oleh para manajer agar aktivitas mereka dapat dipertahankan dan semakin
meningkat.
Orang-orang dalam organisasi pendidikan merupakan penentu keberhasilan atau
kegagalan pendidikan. Walaupun sumber pendidikan yang lain seperti dana mencukupi,
media lengkap, bahan pelajaran tersedia, sarana dan prasarana baik, lingkungan belajar kaya,
tetapi pelaksana-pelaksana pendidikan tidak berkompetensi dan tidak berdedikasi belum tentu
tujuan pendidikan akan tercapai.5
Jenis personil di sekolah ditinjau dari tugasnya yaitu: 6
 Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih.
 Tenaga Fungsional Kependidikan
Tenaga fungsional pendidikan terdiri atas pengawas, peneliti, dan pengembang di
bidang pendidikan dan pustakawan.
 Tenaga Teknis Kependidikan
Tenaga teknis kependidikan terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar.
 Tenaga Pengelola Satuan Pendidikan
Tenaga pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,
rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
 Tenaga Administratif: Staf Tata Usaha
D. Manajemen Keuangan Sekolah
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai tindakan pengurusan/ketatausahaan
keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan
pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah merupakan rangkaian aktivitas

5
Made, Pidarta. Manajemen Pendidikan Indonesi., (Jakarta: Rineka Cipta, 2004). Hal. 108
6
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan Edisi kesatu. (Yogyakarta: Aditya
Media, 2008). Hal. 215-216.
mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan,
dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.
Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-
sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan, dan pertanggungjawaban.
Dalam manajemen keuangan sekolah terdapat rangkaian aktivitas yang terdiri dari
perencanaan program sekolah, perkiraan pemasukan dan pengeluaran dalam pelaksanaan
program, pengesahan, dan penggunaan anggaran sekolah. Menejemen keuangan Sekolah
digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.
Oleh karena itu, tujuan manajemen keuangan adalah:
 meningkatkan keefektifan dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
 meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah
 meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana,
menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-
jawaban keuangan, serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
E. Manajemen Sarana Dan Prasarana
Sarana pendidikan adalah semua peralatan atau perlengkapan yang Digunakan dalam
proses belajar mengajar dan dapat menunjang untuk kegiatan tersebut, seperti, gedung, kelas,
meja, kursi dan alat lainnya. Sedangkan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannnya proses belajar mengajar, seperti, taman, kebun, lapangan dan lain
sebagainya. Sarana prasaran juga sering disebut dengan fasilitas atau perlengkapan sekolah.
Manajemen sarana prasarana menurut mulyono adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan
secara kontinu terhadap benda benda pendidikan, agar senantiasa siap dipakai dalam proses
belajar mengajar.

II.3 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan


Ruang lingkup manajemen pendidikan Dalam membicarakan ruang lingkup
manajemen pendidikan ini akan dilihat dari 4 sudut pandang, yaitu dari sudut wilayah kerja,
objek garapan, fungsi atau urutan kegiatan dan pelaksana.7

1. Ruang lingkup menurut wilayah kerja.

Berdasarkan atat tinjauan wilayah kerja, ruang lingkup manajemen pendidikan


dipisahkan menjadi:

 Manajemen pendidikan seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan untuk urusan


nasional. Yang ditangani dalam lingkup ini bukan hanya pelaksaan pendidikan di
sekolah saja tetapi juga pendidikan luar sekolah, pendidikan pemuda,penyelenggaraan
latihan,penelitian, pengembangan masalah-masalah pendidikan serta meliputi pula
kebudayaan dan kesenian.
 Manajemen pendidikan satu provinsi, yaitu manajemen pendidikan yang meliputi
wilayah kerja satu propinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih lanjut oleh petugas
manajemen pendidikan di kabupaten dan kecamatan.
 Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu manajemen pendidikan yang
meliputi wilayah kerja satu kabupaten/kota, meliputi semua urusan pendidikan
memuat jenjang dan jenis.
 Manajemen pendidikan satu unit kerja. Pengertian dalam manajemen unit ini lebih
dititik beratkan pada satu unit kerja yang langsung menangani pekerjaan mendidik
misalnya; sekolah, pusat latihan, pusat pendidikan, dan kursus-kursus. Dengan
demikian ciri unit adalah adanya (1) Pemberi pelajaran. (2) Bahan yang diajarkan. (3)
Penerima pelajaran, ditambah semua sarana penunjangnya.
 Manajemen kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam usaha pendidikan
yang justru merupakan “dapur inti” dari selurih jenis manajemen pendidikan. Dalam
manajemen kelas inilah kemudian terdapat istilah “pengelolaan kelas” baik yang
bersifat instruksional maupun manajerial.
2. Ruang lingkup menurut objek garapan

7
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta:
Aditya Media). Hal. 5-8.
Yang dimaksud dengan objek garapan manajemen pendidikan dalam uraian ini adalah
semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
kegiatan mendidik. Sebagai titik pusat pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah.
Namun karena kegiatan disekolah tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalur-jalur lingkungan
formal maupun non-formal, maka tentu juga dibahs lingkup sdistem pendidikan sampai ke
tingkat pusat.

Ditinjau dari objek garapan manajemen pendidikan, dengan titik tolak pada kegiatan
“dapur inti” yaitu kegiatan belajar-mengajar di kelas, maka sekurang-kurangnya ada 8 obyek
garapan, yaitu:

 Manjemen siswa
 Manajemen personil sekolah
 Manajemen kurikulum
 Manejemen sarana atau material
 Manajemen tatalaksana pendidikan
 Manjemen pembiayaan
 Manjemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
 Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan.
3. Menurut fungsi atau urutan kegiatan

Adapun fungsi manjemen atau pengeloaan ini adalah:

 Merencanakan
 Mengorganisasikan
 Mengarahkan
 Mengkoordinasikan
 Mengkomunikasikan
 Mengawasi atau mengevaluasi

Bagaimanapun pembagiannya, atau apapun sebutannya, unsur-unsur kegiatan tersebut


tetap berkaitan satu sama lain. Kaitan tersebut bersifat bolak balik. Jadi misalnya kita berpikir
tentang perencanaan, tentu telah berpikir pula bagaimana nanti bentuk organisasinya, siapa-
siapa yang akan menangani tugas, bagaimana pengarahannya dan sebagainya.

4. Menurut pelaksana
Banyak orang mengira bahwa bertanggungjawab melaksanakan manjemen
pendidikan hanyalah kepala sekolah dan staf tata usha. Pandangan seperti itu keliru.
Manajemen adalah suatu kegiatan yang sifatnya melayani. Dalam kegiatan belajar mengajar,
manajemen berfungsi untuk melancarkan jalannya proses tersebut, atau membantu
terlaksananya kegiatan mencapai tujuan agar diperoleh hasil yang efektif dan efisien.

Dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator. Guru harus melaksakan kegiatan
manajemen. Di lingkungan sekolah, kepala sekolah adalah administrator. Dengan pengertian
bahwa manjemen adalah pengelolaan, manjemen, maka kepala sekolah bertindak sebagai
manajer di sekolah yang dipimpinnya.

Selain para administrator di sekolah, masih ada lagi pelaksana manjemen pendidikan
yaitu orang-orang yang bekerja di kanto-kantor pendidikan dan pusat-pusat latihan atau di
kursus-kursus mempunyai peranan dan tugas seperti pelaksana di sekolah.

II.4 Prinsip-prinsip pengelolaan dalam manajemen pendidikan

1. Pengertian Prinsip dan Manajemen Pendidikan

Prinsip adalah pegangan hidup yang diyakini seseorang mampu membantu dirinya
mencapai tujuan hidup yang diinginkan atau diprogramkan. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, prinsip adalah asas kebenaran yang menjadi pokok dasar dalam
berfikir, bertindak, dan sebagainya.8 Prinsip akan hancur jika ada unsur-unsur luar yang tidak
sehaluan dengan tujuannya.

Prinsip Manajemen Pendidikan adalah asas kebenaran yang menjadi pokok dasar
dalam berfikir untuk sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan guna mencapai tujuan
pendidikan.

Dari uraian di atas dapat diambil disimpulkan bahwa dalam Manajeman Pendidikan
Islam, perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa
perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan
mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui

8
Drs. Suharsono dan Dra.Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang: CV Widya
Karya, 2005. hal. 391
kesuksesan yang memuaskan. Ketika konsep perencanaaan mulai ramai dibicarakan,
terutama sekali oleh para sarjana Barat, Islam dalam Al-Qur‟annya sudah lebih dulu
menempatkan konsep perencanaan dalam tatacara “berkehidupan” umatnya. Perencanaan
bukanlah hal baru dalam konsepsi teologis Islam. Secara tegas Al Qur‟an menyatakan:

َّ ‫س َما قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد ۖ َواتَّقُىا‬


َّ َّ‫َّللاَ ۚ إِن‬
َ‫َّللاَ َخبِي ٌز بِ َما تَ ْع َملُىن‬ َّ ‫يَا أَ ُّي َها الَّ ِذيهَ آ َمىُىا اتَّقُىا‬
ٌ ‫َّللاَ َو ْلتَ ْىظُ ْز وَ ْف‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-
Hasyr: 18)

Imam Al-Ghozali kemudian menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut: bahwa


manusia diperintahkan untuk memperbaiki dirinya, untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah Swt, di mana proses kehidupan manusia tidak boleh sama dengan
kehidupan yang sebelumnya (kemarin), di samping itu kata perhatikanlah menurut Iman Al-
Ghazali mengandung makna bahwa manusia harus memperhatikan dari setiap perbuatan yang
dia kerjakan, serta harus mempersiapkan diri (merencanakan) untuk selalu berbuat yang
terbaik demi hari esok. Sebagaimana hadits Rasulullah saw.

‫مه كان يىمه خيزا مه أمسه فهى رابح ومه كان يىمه مثال مه أمسه فهى مغبىن ومه كان يىمه شزا مه‬
‫فهى ملعىن أمسه‬

Artinya: “siapa orangnya yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia orang
yang beruntung, dan siapa orangnya yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia orang
yang rugi, dan siapa orangnya yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia orang yang
celaka (HR. Ahmad)

2. Prinsip-Prinsip yang dibangun dalam Pendidikan

Sebagai calon pengajar yang baik harus mempunyai beberapa prinsip yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar secara efektif dan efesien. Diantara prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:

 Perhatian
Dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian. Dengan
cara menarik perhatian siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran
yang sedang diajarkan.

 Motivasi

Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa
agar siswa lebih terpusat pada materi yang di ajarkan.

 Keaktifan Siswa

Dalam proses pembelajaran siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-
konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu
menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa.

 Keterlibatan Langsung

Supaya siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih
dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

 Pengulangan Belajar

Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat. Siswa perlu
melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena
itu, guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar.

 Materi Pelajaran yang Merangsang dan Menantang

Kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan.
Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi
sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk mempelajarinya.

 Balikan atau Penguatan kepada Siswa

Penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika sering diberikan
kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan
memberikan penghargaan.

 Aspek-aspek Psikologi Lain


Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik secara
fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru
perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya,
mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran, dll.

3. Macam-Macam Prinsip Manajemen Pendidikan

Dalam manajemen terdapat prinsip-prinsip yang merupakan pedoman umum atau pegangan
utama pelaksanaan aktivitas managerial, yang menentukan kesuksesan pengelolaan
organisasi. Prinsip-prinsip umum manajemen (General principle of management) seperti yang
dikemukakan oleh Malayu S.P. Hasibuan (1990:10) dengan mengutip pandangan Henry
Fayol, yaitu sebagai berikut :9

 Division of Work (Asas Pembagian Kerja)

Pembagian kerja diantara semua orang yang bekerja sama dalam suatu usaha tersebut
menjadi sangat penting. Tujuan pembagian kerja adalah agar dengan usaha yang sama dapat
diperoleh hasil kerja yang terbaik yang sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

 Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab)

Setiap orang yang telah diserahi tugas dalam sesuatu bidang pekerjaan tertentu
dengan sendirinya memiliki wewenang untuk membantu memperlancar tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya. Akan tetapi sebaliknya, semua wewenang tentu harus disertai
tanggung jawab terhadap atasan atau terhadap tujuan yang hendak dicapai.

 Discipline (Asas Disiplin)

Sebuah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas


kerja yang akan menaikkan mutu hasil kerja sebuah usaha. Hakekat dari kepatuhan adalah
disiplin, yakni melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara pimpinan dan petugas
atau para pekerja, baik persetujuan yang tertulis, lisan maupun yang berupa peraturan-
peraturan atau kebiasaan-kebiasaan.

 Unity of Command (Asas Kesatuan Perintah)

9
Dr. KH. U. Saefullah, M.M.Pd., Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia. hal. 10
Kesatuan perintah artinya perintah berada di tingkat pimpinan tertinggi kepada
bawahannya.

 Unity of Direction (Asas Kesatuan Jurusan atau Arah)

Meskipun organisasi selalu terdiri atas berbagai bidang, wewenang dan tanggung
jawab seluruh pelaksanaan kegiatan diarahkan pada satu tujuan organisasi.

 Subordination of Individual Interest into General Interest (Asas Kepentingan Umum


di atas Kepentingan Pribadi)

Prinsip ini berkaitan dengan kepentingan organisasi yang harus didahulukan dari pada
kepentingan pribadi.

 Renumeration of Personnel (Asas Pembagian Gaji yang Wajar)

Prinsip ini berakar dari prinsip keadilan yang kaidahnya adalah al-ujrah biqadr al-
masyaqah, upah diukur oleh tingkat kesulitan pekerjaannya. Jabatan dan tanggung jawab
diukur yang besar harus didukung oleh upah yang seimbang dengan beban yang dipikulnya.

 Centralization ( Asas Pemusatan Wewenang)

Prinsip ini berpandangan bahwa setiap organisasi senantiasa memiliki pusat


kekuasaan dan wewenang. Manajer utama atau manajer puncak memiliki wewenang tertinggi
yang didelegasikan kepada manajer fungsional di bawahnya.

 Scalar of Chain (Asas Aierarki atau Asas Rantai Berkala)

Prinsip penyaluran perintah dan tanggung jawab bersifat hierarkis, artinya sesuai
dengan kapasitas dan wewenangnya.

 Order (Asas Keteraturan)

Asas keterlibatan atau keteraturan berkaitan dengan norma yang berlaku dalam
organisasi atau perusahaan. Adapun ketertiban yang berkaitan dengan aspek sosial, yaitu
dalam menempatkan karyawan di dalam organisasi ataupun perusahaan, norma yang
seharusnya berlaku adalah menempatkan orang sesuai dengan keahliannya.

 Equity (Asas Keadilan)


Prinsip persamaan bukan berarti sama rata dan sama rasa karena dalam organisasi
terdapat pangkat dan jabatan yang berbeda, sebagaimana jenis pekerjaannya yang berbeda,
serta wewenang dan tanggung jawab yang berbeda. Demikian pula, penerapan sanksi bagi
pelanggaran aturan organisasi, jenis sanksi tidak sama, bergantung pada tingkat pelanggaran
yang dilakukan.

 Initiative (Asas Inisiatif)

Inisiatif dalam organisasi tidak berarti bebas sekehendak para karyawan. Manajer
harus memberikan dorongan kepada seluruh bawahannya untuk berinisiatif sendiri
mengembangkan kinerjanya, tetapi harus tetap searah dengan visi dan misi perusahaan.

 Esprit de Crop (Asas Kesatuan)

Prinsip ini bertitik pada kesatuan visi dan misi yang dicanangkan oleh organisasi atau
perusahaan. Seluruh karyawan bagaikan jaring laba-laba yang bersatu sebagai team work
yang solid memperjuangkan tujuan perusahaan.

 Stability of Turn-Over of Personnel (Kestabilan Jabatan Karyawan)

Dalam prinsip manajemen, prinsip kestabilan jabatan mencakup situasi perusahaan


yang membuat para karyawannya merasa nyaman dalam bekerja dan selalu berprestasi.
Selain prinsip manajemen yang dikemukakan Henry Fayol, ada pula prinsip-prinsip
manajemen yang pada dasarnya adalah sebagai berikut : 10

 Prinsip Efesiensi dan Efektivitas

Efisiensi dan efektivitas merupakan bagian dari prinsip-prinsip manajemen atau


administrasi. Titik tolak pelaksanaan manajemen dalam organisasi semaksimal mungkin
memanfaatkan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efisien.

 Prinsip Pengelolaan

Manajer yang baik selalu bekerja dengan langkah-langkah manajemen yang


fungsional, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol. Dengan
demikian, target yang dituju dengan mudah dapat dicapai dengan baik.

10
Dr. KH. U. Saefullah, M.M.Pd., Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia. hal. 1
 Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan

Manajer adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan organisasi,
baik secara internal maupun eksternal.

 Prinsip Kepemimpinan yang efektif

Seorang pemimpin harus memiliki memiliki kebijaksanaan dalam mengambil


keputusan, artinya tegas, lugas, tuntas, dan berkualitas.

 Prinsip Kerja Sama

Prinsip kerja sama didasarkan pada pengorganisasian dalam manajemen. Semua tugas
dan kewajiban manajer tidak diborong oleh satu orang, tetapi dikerjakan menurut keahlian
dan tugasnya masing-masing, sehingga beban kerjanya tidak menumpuk di satu tempat.

Jika manajemen tidak dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen di atas


maka, besar sekali kemungkinannya akan timbul „mismanagement‟ (salah urus). Banyak
sebab yang dapat menimbulkan lahirnya missmanagement, diantaranya yang terpenting
adalah:

 Belum adanya struktur organisasi yang baik.


 Rencana tidak sesuai dengan kemampuan pelaksanaan.
 Belum adanya keseragaman tentang cara kerja dan tata kerja antar bagian.
 Belum adanya kesesuaian pendapat antara pimpinan satu dengan pimpinan lain
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Dalam prakteknya pembagian fungsi dalam manajemen secara fundamental tidak
dapat dibedakan secara tajam dan tegas, karena setiap manajer (top manager, middle
manager,dan lower manager), dalam usaha untuk mencapai tujuan, seorang menejer
harus melaksanakan semua fungsi menejerial,hanya saja skop dan penekanannya yang
berbeda.
 Disamping perencanaan dalam pendidikan, pemerintah pusat mengeluarkan pedoman-
pedoman umum yang harus diikuti sekolah, pedoman-pedoman tersebut antara lain:
Struktur program Yang dimaksud dengan struktur program adalah susunan bidang
pelajaran yang harus dijadikan pedoman pelaksanaan kurikulum di suatu jenis dan
jenjang sekolah.
B. Saran

Dengan penulisan makalah ini penulis berharap dengan mengetahui dari pemahaman
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan agar dapat mengetahui materi tersebut. Demikian
yang dapat kami paparkan, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
makalah ini, dikarenakan keterbatasan ilmu yang kami miliki. Di sini kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang
membangun untuk penulisan makalah selanjutnya sangat diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan Edisi kesatu.
.Yogyakarta: Aditya Media.

Hasibuan, H. Malayu S. P.,Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi Revisi. Cet.


III; Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Made, Pidarta.. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.


Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, S.Pd. 2008. Manajemen Pendidikan..
Yogyakarta : Aditya Media.

Anda mungkin juga menyukai