Anda di halaman 1dari 7

JCAR 5(1) (2023)

Journal of Classroom Action Research


http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/index

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)


Terhadap Literasi Sains Peserta Didik
Kamariah1*, Muhlis1,2, Agus Ramdani1,2

1Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Universitas Mataram, Mataram,
Indonesia;
2Program Magister Pendidikan IPA, Pascasarjana, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia.

DOI: 10.29303/jcar.v5i1.2925

Received: 20 November, 2022 Revised: 28 Desember, 2022 Accepted: 11 Januari, 2023

___________
Email: kamariahx51@gmail.com

Copyright © 2023, Kamariah et al.


This open access article is distributed under a (CC-BY License)
Journal of Clasroom Action Research Februari 2023, Volume 5 Nomor 1, 210-215

PENDAHULUAN science and knowledge about science), serta attitudes (OECD,


2016).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan Peran guru yang sangat vital dalam menentukan
tingkat kemampuan literasi sains yang masih tergolong keberhasilan peserta didik, guru hendaknya memiliki
rendah (OECD, 2016; Ramdani, et 2020; Masithah, et al., kemampuan yang mumpuni dalam merencanakan dan
2022). Berdasarkan dari hasil pencapaian literasi sains melaksakan proses pembelajaran. Salah satu alternatif
peserta didik dalam PISA (Program for International yang dapat dilakukan guru untuk menyelesaikan
Student Assessment), Indonesia menempati posisi 10 permasalahan di atas adalah dengan menerapkan
terbawah, termasuk dalam tingkatan rendah ketika pembelajaran sains yang tidak hanya menekankan pada
literasi sains menjadi faktor yang sangat penting dalam penguasaan konsep tetapi juga memperhatikan aspek
penentuan kualitas pendidikan di suatu Negara (OECD, lainnya. Menurut penelitian Hiasa dan Supadi (2020)
2014). Pendidikan literasi sains bertujuan untuk bahwa penerapan model pembelajaran Project Based
meningkatkan kemampuan kompetensi peserta didik Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar
untuk memenuhi kemampuan kehidupannya, terutama terutama dalam memahami teori.
dalam menghadapi tantangan hidup di era globalisasi Hiasa dan Supadi (2020) menyatakan bahwa
(Yuliati, 2017). Irmita dan Atun (2018) menyatakan pembelajaran proyek merupakan model pembelajaran
bahwa dalam era globalisasi ini ada banyak yang menggunakan proyek, yang dalam hal ini
perkembangan serta masalah yang terjadi, seperti menggunakan proyek buku saku. Peserta didik
perkembangan dalam bidang teknologi dan menerima tugas buku saku untuk melakukan
permasalahan pendidikan sampai ekonomi dan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
kesehata, oleh karena itu dengan kemampuan literasi informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
sains diharapkan peserta didik dapat lebih peka dalam belajar yang lebih memuaskan. Prosedur model
berbagai permasalahan yang ada di masyarakat pembelajaran Project Based Learning (PjBL) mengajak
modern. mahasiswa untuk lebih banyak melakukan diskusi
Wardana et al. (2013) menyatakan bahwa dengan temannya, sehingga selain belajar secara
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi individu dengan PjBL siswa juga dapat meningkatkan
(IPTEK) membawa pengaruh besar dalam dunia kerja sama dalam tim atau kelompok sehingga dapat
pendidikan dan merupakan aspek utama untuk menemukan lebih banyak hal baru serta dapat
bertahan dalam persaingan pada abad 21. mengembangkan kreativitasnya dengan proyek dan
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) diskusi hasil proyek yang diberikan secara kontekstual
diharapkan agar generasi penerus dapat bersaing dalam (Sandi, 2018). Oleh karna itu, penggunaan model
abad 21 yakni manusia yang berkualitas, handal dan pembelajaran PjBL, dapat meningkatkan interaksi sosial
mampu bersaing secara global baik dari segi pemikiran, antar siswa dan pencapaian hasil belajar siswa lebih
kemampuan, dan keterampilan (Ramdani, et al., 2021). tinggi dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif
Syarifah et al. (2018) menyatakan bahwa Penilaian atau pembelajaran individualistik yang biasanya terjadi.
literasi sains yaitu menilai pemahaman peserta didik Kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Kopang rata-rata
terhadap konten sains, proses sains, dan konteks guru masih menggunakan metode ceramah atau belum
aplikasi sains. Proses sains merujuk pada proses mental berbasis PjBL.
yang terlibat ketika peserta didik mampu memecahkan Pratiwi et al. (2019) mengatakan bahwa “sains
permasalahan (Sholehah, 2022). merupakan sekelompok pengetahuan tentang obyek
Suroso (2012) menyatakan bahwa pembelajaran dan fenomena alam yang diperoleh dari pemikiran dan
tidak dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, penelitian para ilmuwan yang dilakukan dengan
pembelajaran yang dilaksanakan jarang dimulai dari keterampilan bereksperimen menggunakan metode
masalah-masalah yang aktual, pembelajaran sains di ilmiah”. Organization for Economic Cooperation and
sekolah dasar cenderung bertolak dari materi pelajaran Development atau OECD (2014) mendefinisikan bahwa
yang bukan dari tujuan pokok pembelajaran sains dan literasi sains sebagai pengetahuan ilmiah individu dan
kebutuhan peserta didik, dan tindak pembelajaran sains kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
cenderung hanya untuk mengantisipasi ujian atau dapat tersebut untuk mengidentifikasi masalah, memperoleh
dikatakan bahwa pembelajaran sains yang terlaksana pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, dan
selama ini cenderung hanya merupakan aktivitas menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang
konvensional yang berdampak pada rendahnya hasil berhubungan dengan isu sains yang berdasarkan fakta.
belajar peserta didik. Hal ini sangat penting, karena Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
penilaian literasi sains menurut PISA bukan hanya pada biologi di SMA Negeri 1 Kopang informasi pertama
konten tetapi meliputi context, knowledge (knowledge of yang didapat bahwa tingkat literasi sains peserta didik

210
Journal of Clasroom Action Research Februari 2023, Volume 5 Nomor 1, 210-215

di SMAN 1 Kopang belum diketahui tingkat ukurannya, yang bertindak sebagai kelas kontrol (pembelajaran
karna belum pernah dilakukan studi khusus tentang konvensional) adalah kelas XI MIPA-3.
tingkatan literasi sains peserta didik di SMAN 1
Kopang. Informasi kedua ialah model pembelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digunakan belum berbasis Project Based Learning
(PjBL). Mengingat begitu pentingnya literasi sains, Hasil analisis kemampuan literasi sains
melihat peserta didik memahami suatu fenomena sains, menunjukkan rata-rata nilai pretest dan posttest
pengetahuan, kompetensi, maupun sikap sains yang kemampuan literasi sanins peserta didik dapat
mencerminkan budaya bangsa. divisualisasikan pada Tabel 1. Berdasarkan hasil analisis
Test of Between-Subject Effect menunjukkan adanya
METODE
pengaruh variabel secara individu, untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
uji Test of Between-Subject Effect disajikan pada Tabel 2.
kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Metode
eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adaah Tabel 1. Rata-rata nilai pretest-posstest peserta didik
quasy eksperiment (eksperimen semu). Desain penelitian
yang digunakan adalah pretest-posttest control group
design. Variabel dalam penelitiannya dapat
dikelompokkan menjadi variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah model
Project Based Learning (PjBL) sedangkan variabel
terikatnya adalah kemampuan literasi sains peserta
didik.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
tentunya harus lengkap, maka untuk memperoleh data
yang lengkap dan analisis data pada penelitian ini Tabel 2. Hasil Tests of Between-Subjects Effects
digunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu: (1)
instrumen tes berupa pilihan ganda, dan (2) Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Teknik pelaksaan
penelitian yakni melalui pertemuan tatap muka dengan
membagi kelas menjadi beberapa kelompok, baik pada
kelas Project Based Learning (PjBL) ataupun kelas
pembelajaran Konvensional. Analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisis Anacova
dengan bantuan SPSS 21.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
Kopang pada semester I (ganjil) tahun ajaran 2022/2023
yakni pada 23 Agustus – 8 September. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI
MIPA di SMAN 1 Kopang semester I (ganjil) tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
ajaran 2022/2023. Kelas XI MIPA di SMAN 1 Kopang posttest peserta didik kelas pembelajaran konvensional
terdapat sebanyak 3 kelas yakni kelas XI MIPA 1-3, dan nilai posttest kelas project based learning (PjBL)
jumlah peserta didik masing-masing kelas yaitu kelas XI mengalami perbedaan secara signifikan. Berdasarkan
MIPA-1 sebanyak 29 orang, XI MIPA-2 sebanyak 30 hasil pengamatan uji Test of Between-Subject Effect
orang, dan XI MIPA-3 sebanyak 28 orang. menunjukkan pada kolom variasi (source) baris
Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini Corrected Model terlihat bahwa nilai signifikan
menggunakan teknik purposive sampling atau sampel kemampuan literasi sains ialah 0,008 dengan nilai F hitung
pertimbangan yaitu teknik penelitian yang digunakan sebesar 7,543. Berdasarkan nilai p-value (sig) yang
jika ada pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam diperoleh menunjukkan nilai 0,008 < 0,05 atau nilai
pengambilan sampel, sedangkan untuk menentukan Fhitung > Ftabel (7,543 > 2,380). Artinya terdapat pengaruh
kelas yang bertindak sebagai kelas eksperimen dan kelas model Project Based Learning (PjBL) terhadap
kontrol menggunakan teknik random sampling. kemampuan literasi sains peserta didik kelas XI di SMA
Pertimbangan pengambilan sampel yang dijadikan Negeri 1 Kopang. Perbedaan kemampuan literasi sains
sebagai sampel penelitian yaitu kelas XI MIPA-2 yang peserta didik yang mengacu pada hasil hipotesis dapat
bertindak sebagai kelas eksperimen (PjBL) dan kelas
211
Journal of Clasroom Action Research Februari 2023, Volume 5 Nomor 1, 210-215

disebabkan karna adanya keterkaitan antara model pembelajaran dimulai dari menemukan masalah,
pembelajaran dengan tagihan pembelajaran. berdiskusi dengan teman-temanya untuk memecahkan
Model pembelajaran konvensional dan model masalah, dan membuat suatu proyek sebagai upaya
project based learning sama-sama terdapat perbedaan dalam memecahkan masalah tersebut, serta
nilai pretest-posttest peserta didik pada materi sistem mempresentasikan hasil diskusi dari proyek yang telah
ekspresi manusia di SMA Negeri 1 Kopang. Hal ini diselesaikan. Dengan proses pembelajaran ini peserta
sejalan dengan pendapat Dewi (2018) yang didik dituntut untuk berpartisifasi aktif dalam proses
mengemukakan bahwa model pembelajaran pembelajaran sehingga peserta didik menemukan
konvensional yang diterima oleh peserta didik SMA pengalaman yang baru dan mengemukakan pendapat
juga sudah bisa dikatakan efisien, efektif, dan ataupun pertanyaan dengan kritis sesuai dengan materi
berkualitas dalam penerapannya. Begitu juga dengan yang tengah di sampaikan.
pendapat Lukman et al. (2015) yang mengemukakan Proses pembelajaran yang aktif dapat dilihat
bahwa model project based learning (PjBL) memberikan dari bagaimana sikap peserta didik pada saat proses
pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. pembelajaran dan suasana yang tetap kondusif
Namun diantara kedua model pembelajaran tersebut, meskipun adanya interaksi tanya jawab saat diskusi
hasil test literasi sains kelas yang menggunakan model antar peserta didik maupun dengan guru. Sedangkan
PjBL lebih besar dibandingkan dengan hasil test literasi pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
sains peserta didik yang menggunakan model konvensional yakni ceramah. Dimana pada model
pembelajaran konvesional. pembelajaran ini guru lah yang berperan lebih banyak
Anafi dan Agustina (2018) mengemukakan dalam menjelaskan suatu materi dibandingkan peserta
bahwa penerapan model project based learning didik. Sehingga dalam proses pembelajaran ini banyak
mengarahkan peserta didik untuk membuat suatu siswa yang tidak aktif atau hanya berperan dalam
proyek yang akan membangun pengetahuannya, mendengar apa yang di sampaikan oleh guru saja.
penerapan PjBL efektif meningkatkan hasil akademik Kurangya interaksi antar peserta didik ataupun dengan
dan sikap siswa. Lukman et al. (2015) mengemukakan guru dapat membuat proses pembelajaran menjadi
bahwa keberhasilan proses pembelajaran tidak menarik dan membosankan sehingga membuat
membutuhkan proses pembelajaran yang menarik, peserta didik menjadi kurang memperhatikan materi
dengan model project based learning menggunakan yang disampaikan guru. Selain itu selama proses
masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan pembelajaran pada kelas eksperimen peserta didik
data dan menyelesaikan permasalahan komplek dalam menghasilkan proyek (menghasilkan poster tentang
pembelajaran, dan berdasarkan hasil pretest-posttets sistem ekskresi manusia). Dengan demikian
terbukti PjBL mampu meningkatkan hasil belajar pembelajaran project based learning berpengaruh secara
peserta didik karna proses pembelajaran yang menuntut signifikan terhadap literasi sains peserta didik pada
peserat didik untuk lebih aktif, kreatif, dan bekerja sama materi sistem ekskresi manusia di SMAN 1 Kopang.
dalam kelompok. Faridah, Afifah, dan Lailiyah (2022) Nuraini dan Waluyo (2021) mengemukakan
juga menambahkan bahwa adanya perbedaan bahwa model project based learning efektif dalam
signifikan terhadap literasi peserta didik dalam meningkatkan literasi sains peserta didik. Hal tersebut
penerapan project based learning yang terbukti lebih ditinjau dari hasil posttest yang telah dilakukan.
unggul dibandingkan penggunaan model pembelajaran Pendapat tetrsebut memperkuat asumsi bahwa proses
konvensional, hal ini terbukti dari hasil nilai rerata kelas pembelajaran project based learning dapat meningkatkan
eksperimen (project based learning) lebih tinggi literasi sains peserat didik. Lukman, Martini, dan Utami
dibandingkan nilai rerata kelas kontrol (pembelajaran (2015) mengemukakan bahwa model project based
konvensional). learning (PjBL) merupakan metode mengajar yang
Peningkatan literasi sains materi sistem eksresi menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
manusia kelas eksperimen yang lebih besar pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
dibandingkan literasi sains kelas kontrol. Hal ini berdasarkan pengalamannya secara nyata. PjBL
menggambarkan bahwa project based learning (PjBL) dirancang untuk menyelesaikan masalah komplek
terbukti efektif dalam proses pembelajaran. dalam pembelajaran yang mampu memotivasi siswa
Pembelajaran project based learning menciptakan proses dalam belajar, kemampuan bekerja sama dan rasa
pembelajaran yang aktif sehingga interaksi peserta didik tanggung jawab dalam berjalannya pembuatan proyek
dengan pengajar (guru) berjalan dengan lancar dimana siswa akan mengeksplor pengetahuan dari
menjadikan proses pembelajaran yang efektif dan berbagai sumber. Annafi dan Agustina (2018)
efisien. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik mengemukakan bahwa pembelajaran menggunakan
karena siswa berperan banyak dalam proses model project based learning (PjBL) terbukti mampu

212
Journal of Clasroom Action Research Februari 2023, Volume 5 Nomor 1, 210-215

meningkatkan hasil belajar pengetahuan dan sikap menimbulkan pertanyaan-pertanyaan ilmiah. Pada
mahasiswa, rata-rata nilai posttest kelas eksperimen saaat proses menyelesaikan proyek siswa juga akan
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada
pembelajaran project based learning mahasiswa membuat serta memberikan bukti secara ilmiah.
suatu proyek agar dapat memperoleh pengalaman Hal ini sejalan dengan pendapat Nuraini dan
belajar untuk mengekspresikan diri menghasilkan karya Waluyo (2021) yang mengemukakan bahwa PjBL
yang kreatif, tanggung jawab, kerja sama, mampu meningkatkan kemampuan literasi sains siswa,
keingintahuan, kendali diri, dan antusiasme. karna pembelajaran proyek mendorong siswa untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi lebih aktif dan terampil dalam kegiatan pembelajaran
perbedaan rentang nilai yang besar yang serta memahami pengetahuan yang dimiliki melalui
mengansumsikan bahwa terjadi perbedaan tingkat desain proyek dan implementasinya. Wijanarko et al.
motivasi dan minat belajar pada peserta didik. Hasibun (2017) mengemukakan bahwa PjBL memberdayakan
(2019) mengemukakan bahwa motivasi dan minat literasi sains siswa melalui kerja ilmiah untuk
belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan memecahkan suatu permasalahan dan menghasilkan
dengan hasil belajar siswa, artinya semakin tinggi produk sehingga belajarnya maksimal. Melalui
motivasi dan minat belajar peserta didik maka akan pengalaman langsung memungkinkan siswa untuk
semakin tinggi hasil belajar yang didapatkan peserta berlatih menggunakan inderanya, mengumpulkan
didik. Pendapat inilah yang memperkuat asumsi bahwa bukti dan kemudian menindaklanjuti dengan
perbedaan kemampuan literasi sains peserta didik mengajukan pertanyaan atau merumuskan hipotesis
berhubungan dengan tingkat motivasi belajar kelas berdasarkan ide-ide yang ada sehingga potensial dalam
eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat meningkatkan literasi sains siswa.
dari nilai posttest atau hasil tes literasi sains kelas Pembelajaran dengan project based learning
eksperimen maupun kelas kontrol. Nilai tertinggi yang mampu meningkatkan motivasi dan minat belajar
didapatkan oleh peserta didik kelas eksperimen sebesar peserta didik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
84,21 dan nilai terendah yang didapatkan oleh peserta tahapan-tahapan pembelajaran yang bebasis proyek
didik sebesar 36,84. Sedangkan nilai tertinggi yang dapat membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif
didapatkan oleh peserta didik kelas kontrol sebesar dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan
73,68 dan nilai terendah yang didapatkan oleh peserta proyek yang dikerjakan. Nuraini dan Waluyo (2021)
didik sebesar 10,53. Perbedaan rentang nilai yang terjadi mengemukakan bahwa project based learning merupakan
mengansumsikan bahwa peserta didik dengan motivasi model pembelajaran yang melibatkan peserta didik
dan minat belajar yang rendah mengakibatkan peserta dalam mengerjakan proyek yang berpusat pada peserta
didik yang mendapatkan nilai rendah, dan peserta didik didik dan memberi kesempatan peserta didik untuk
dengan motivasi dan minat belajar yang tinggi melakukan penyelidikan secara mendalam. Dengan
menghasilkan hasil belajar dengan nilai yang tinggi. adanya kegiatan penyelesaian proyek yang berdasarkan
Peran motivasi dan minat belajar sangat penting bagi pertanyaan atau masalah yang menantang yang
peserta didik, karna hal tersebut mampu mendorong melibatkan peserta didik dalam desain proyek,
peserta didik untuk belajar lebih aktif untuk mencapai pemecahan masalah, pengambilan keputusan atau
tujuan belajar. kegiatan investigasi serta memberikan kesempatan
Setiawan (2020) mengemukakan bahwa literasi kepada peserta didik untuk bekerja secara mandiri
sains memiliki beberapa indikator, yakni peserta didik ataupun kelompok untuk jangka waktu tertentu dan
harus mampu menjelaskan suatu fenomena secara pada akhirnya menghasilkan produk yang nyata.
ilmiah, merancang dan mengevaluasi penyelidikan
serta mampu mendeskripsikan secara ilmiah, dan KESIMPULAN
menafsirkan data dan bukti secara ilmiah. Munandar Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan
(2009) mengemukakan bahwa project based learning pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa model
memiliki beberapa sintak yakni penentuan pertanyaan pembelajaran project based learning (PjBL) berpengaruh
mendasar, mendesain perencaanaan proyek, menyusun terhadap literasi sains peserta didik di SMA Negeri 1
jadwal atau batas ahir (deadline) memonitor peserta Kopang.
didik dan kemajuan proyek, menguji hasil, dan
mengevaluasi pengalaman. Berdasarkan pernyataan di DAFTAR PUSTAKA
atas dan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa PjBL berpengaruh terhadap literasi Anafi, N., & Agustina, S. (2018). Pengembangan Model
sains peserta didik, karna pada saat proses pembelajaran Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
peserta didik dituntut untuk lebih aktif yang dapat Berbasis Kearifan Lokal untuk Mempersiapkan

213
Journal of Clasroom Action Research Februari 2023, Volume 5 Nomor 1, 210-215

Calon Pendidik yang Bebudaya. Jurnal Inovasi OECD. (2014). PISA 2012 Result and Focus. Programme
Pendidikan Sains, 9(1):1-10. for Internasional Student Assessmement.1-44.
Dewi, P. Y. A. (2019). Gerakan Membaca Di Awal http://doi.org/10.1787/9789264208070-en.
Pembelajaran Guna Membangun Budaya OECD. (2015). PISA 2015 Results. OECD.
Literasi Di Sekolah Dasar. Journal of Chemical Organisation for Economic Cooperation and
Information And Modeling , 53(9):77-85. Development. (2016). PISA 2015
Faridah, N. R., Afifah, E. N., & Lailiyah., S. (2022). Result (Volume I). Excellence Equity in Education.
Efektifitas Model Pembelajaran Project Based Paris: Organisation for
Learning Terhadap Kemampuan Literasi Economic Cooperation and Development
Numerasi dan Literasi digital Peserta Didik Publishing.
Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Basicedu, 6(1):709- Pratiwi, S. N., C Cari, & N. S. Aminah. (2019).
716. Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi
Giriyanti, P., R. Ading. P., & Milla L. (2017). Pengaruh Sains Siswa. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (JMPF), 9 (1):34-42.
Terhadap kemampuan Literasi Sains Siswa Ramdani, A., Jufri, A. W., & Jamaluddin, J. (2020).
pada Materi Ekosistem kelas X SMA. Jurnal Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Skripsi Pendidikan Biologi, 1(1):1-8. Android pada Masa Pandemi Covid-19 untuk
Hasibun, F. A. (2009). Hubungan Motivasi Belajar dan Meningkatkan Literasi Sains Peserta
Minat Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Didik. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian
SMA Negeri 01 Ciputat Tangerang Selatan. dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan,
Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Pengajaran dan Pembelajaran, 6(3), 433-440.
Hidayatullah Jakarta. Ramdani, A., Jufri, A. W., Gunawan, G., Fahrurrozi, M.,
Hiasa, F., & Supadi. (2020). Penerapan Model & Yustiqvar, M. (2021). Analysis of Students'
Pembelajaran Project Based Learning dalam Critical Thinking Skills in terms of Gender Using
Meningkatkan Hasil Belajar Matakuliah Sastra Science Teaching Materials Based on The 5E
Bandingan Program Studi Pendidikan Bahasa Learning Cycle Integrated with Local
Indonesia FKIP Universitas Bengkulu. Jurnal Wisdom. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 10(2),
Diksa, 6 (1):1-11. 187-199.
Irmita, L., & Atun, S. (2018). The Influence of Sandi, N. V. (2018). Penerapan Model Project Based
Technological Pedagogical and Content Learning melalui Pembelajaran Drama dalam
Knowledge (TPACK) Approach on Science Mengembangkan Kreativitas Mahasiswa. Jurnal
Literacy and Sosial Skils. Journal of Turkish Pendidikan dan Kajian Seni, 3(1):21-26.
Science Education, 15(3): 27-40. Setiawan, A. R. (2020). Menyusun Instrumen Penilaian
Lukman, L. A., Martini, K. S., & Utami, B. (2015). Untuk Pembelajaran Ekologi Berorientasi Literasi
Efektifitas Metode Pembelajaran Project Based Saintifik. Prosiding Seminar Nasional dan
Learning (PjBL) disertai Media Mind Mapping Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-
Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi 4; 241-249.
Pokok Sistem Koloid di Kelas XI IPA SMA Al Sholehah, N. (2022). Lesson Study: Penerapan STAD
Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar
(2015). Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 4(1):113- dan keterampilan Proses Sains. Journal of
119. Classroom Action Research, 4(1), 6-10.
Masithah, I., Jufri, A. W., & Ramdani, A. (2022). Bahan Suroso. (2012). Penerapan Model Pembelajaran
Ajar IPA Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Kontekstual dalam Meningkatkan Keterampilan
Literasi Sains. Journal of Classroom Action Proses dan Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V SD
Research, 4(2), 138-144. No 5 Bandung. Skripsi. Bandung: UPI.
Munandar. 2009. Pengembangan Kretivitas Anak Berbakat. Wardana, I. K., Marhaeni, A. A. I. N., & Tika, I. N. (2013).
Jakarta: Rineka Cipta. Pengaruh Model Kontekstual Terhadap
Nuraini, & Waluyo, E. (2021). Pengembangan Desain Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Sains
Instruksional Model Project Based Learning pada Siswa Kelas IV SD Gugus V Dr. Soetomo.
Terintegrasi Keterampilan Proses Sains untuk Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Meningkatkan Literasi Sains. Jurnal IPA dan Ganesha, 1(3): 14-25.
Pembelajaran IPA (JIPI), (5)1:101-111. Wijanarko, A. G., Supardi, K., & Marwoto. (2017).
Keefetifan Model Project Based Learning
Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan

214
Journal of Clasroom Action Research Februari 2023, Volume 5 Nomor 1, 210-215

Proses Sains dan Hasil Belajar IPA. Journal of


Primary Education, 6(2):120-125.
Yuliati, Y. 2017. Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA.
Jurnal Cakrawala Pendas, 3 (2):21-28.

215

Anda mungkin juga menyukai