Anda di halaman 1dari 8

P-ISSN: ......-........

E-ISSN: ........-........
Published by LP3MKIL
YLIP (yayasan Linggau Inda Pena) Vol. 1 No. 1, Mei 2022
South Sumatera, Indonesia
Silampari Sains and Education
Page 24-31

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap


Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS SD Negeri
Transad Sukakarya
Lusi Pega Neska¹, Satinem², Tri Juli Hajani³,
Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau, Indonesia.
E-mail:lusipeganeska@gmail.com1,Satinem@stkippgri-lubuklinggau.ac.id², Trij3059@gmail.com3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar IPS setelah diterapkan Model
Kooperatif Tipe Jigsaw pada pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Transad Sukakarya. Jenis
Penelitian adalah penelitian Eksperimen semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD
Negeri Transad Sukakarya tahun ajaran 2021-2022. Pemilihan Sampel dilakukan dengan teknik
sampling jenuh. Sampel yang diambil adalah 20 siswa dan diajarkan dengan model pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw. Metode penelitian menggunakan Eksperimen semu. Teknik pengumpulan
data menggunakan tes berbentuk soal essay. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-z.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh nilai rata-rata 70,31 dengan ketuntasan belajar
(80%). Hasil analisis uji-z diperoleh Zhitung = 2,39 > Ztabel 1,64 yang menunjukan bahwa hipotesis Hₒ
ditolak dan Hₐ diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri
Transad Sukakarya. Setelah Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw berada pada kategori signifikan
tuntas.

Kata Kunci: Kooperatif, Jigsaw, Hasil Belajar IPS.

ABSTRACT

This study aims to determine the completeness of social studies learning outcomes after the Jigsaw
Type Cooperative Model is applied to social studies learning for fourth grade students of SD Negeri
Transad Sukakarya. This type of research is experimental research. The research population is all
fourth grade students of SD Negeri Transad Sukakarya for the academic year 2021-2022. Sample
selection is done by saturated sampling technique. The sample taken was 20 students and taught with
the Jigsaw Type Cooperative learning model. The research method uses a quasi-experimental. The
data collection technique used a test in the form of an essay question. The data obtained were
analyzed using the z-test. Based on the results of research and discussion obtained an average value
of 70.31 with complete learning (80%). The results of the z-test analysis obtained Zcount = 2.39 >
Ztable 1.64 which indicates that the hypothesis Hₒ is rejected and Hₐ is accepted. So it can be
concluded that the social studies learning outcomes of fourth grade students of SD Negeri Transad
Sukakarya. After the application of the Jigsaw Type Cooperative Model, it is in the complete
significant category

Keywords: Cooperative, Jigsaw, Learning Studies Outcomes for IPS.

24
PENDAHULUAN
berbagai aspek baik aspek pengetahuan,
Pendidikan berperan penting dalam
keterampilan, sikap, kualitas guru, sarana
upaya peningkatan kualitas, kemampuan
dan prasarana pembelajaran maupun
dan daya saing suatu bangsa. Pratiwi
penerapan model, strategi, pendekatan dan
(2018:1) mengatakan bahwa pendidikan
metode maupun teknik pembelajaran.
adalah suatu usaha sadar untuk
Menurut Satinem dkk., (2015:68)
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
kurikulum 2013 mengamanatkan
pendidikan sumber daya manusia menjadi
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran,
berkualitas dan mampu bersaing di dunia
salah satu alternatifnya adalah
global serta mewujudkan tujuan nasional
pembelajaran menggunakan pendekatan
bangsa Indonesia proses pendidikan
saintifik. Kenyataannya sampai saat ini
dilakukan di sekolah merupakan kegiatan
masih banyak guru yang menerapkan
pembelajaran untuk mencapai tujuan
model pembelajaran konvesional,
pendidikan.
khususnya pada pembelajaran IPS.
Sistem pendidikan nasional
Menurut Susanto (2014:2) proses
(Sisdiknas) menegaskan bahwa
pembelajaran pendidikan IPS di jenjang
Pendidikan nasional berfungsi untuk
persekolahan, baik pada tingkat
mengembangkan kemampuan dan
pendidikan dasar perlu adanya
membentuk karakter serta peradaban
pembaharuan yang serius karena selama
bangsa yang bermartabat dalam
ini masih banyak model pembelajaran
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
yang bersifat konvesional.
bertujuan untuk berkembangnya potensi
Berdasarkan hasil observasi yang
peserta didik agar menjadi manusia yang
dilakukan di SD Negeri Transad
bertakwa kepada tuhan yang maha esa
Sukakarya pada tanggal 02 Maret 2020
serta berakhlak mulia, bertanggung jawab
diperoleh informasi IPS merupakan mata
dan menjadi warga negara yang
pelajaran yang membosankan. Hasil
demokratis.
wawancara peneliti dengan guru kelas IV
Pendidikan merupakan proses
didapat informasi bahwa peserta didik
membimbing, melatih dan memandu
lebih senang bermain, fokus peserta didik
manusia agar menjadi manusia yang
tidak lebih dari 5 menit, belum paham
berguna dan terhindar dari kebodohan.
teori dasar dan peserta didik lebih banyak
Cara untuk meningkatkan mutu
mengobrol ketika guru menjelaskan.
pendidikan yang harus diperhatikan atau
Mengenai hasil belajar siswa pada
dilakukan secara berkelanjutan dan terus
pembelajaran IPS terlihat pada nilai ujian
menerus secara menyeluruh meliputi
tema yang menunjukkan masih banyak
dibawah KKM yaitu 65, nilai rata-rata bekerjasama dalam menyelesaikan dan
keseluruhan sebesar 53. Jumlah siswa memahami materi serta bertanggung
yang tuntas sebanyak 4 orang (20%) dan jawab untuk mempelajari anggota-anggota
yang belum tuntas sebanyak 16 orang lainnya tentang salah satu bagian materi.
(80%). Untuk mengatasi permasalahan Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam di atas perlu adanya solusi yang mendorong peserta didik berpikir kritis,
tepat untuk memperbaiki hasil belajar berani mengemukakan pendapat, bekerja
siswa, maka guru perlu menggunakan sama dan bergerak aktif saat proses
model pembelajaran yang dapat pembelajaran.
meningkatkan keaktifan, mendorong untuk Kelebihan penggunaan kooperatif
berani mengemukakan pendapat, tipe jigsaw diantaranya, melatih siswa
bekerjasama, menyenangkan, dan untuk aktif dan pemerataan penguasan
mengurangi kegiatan sendiri peserta didik materi (Kurniasih dan Sani 2016:25-26).
dalam proses belajar mengajar. Salah satu Setelah menerapkan model pembelajaran
upaya yang dapat dilakukan untuk kooperatif tipe jigsaw diharapkan peserta
mengatasi permasalahan pada saat proses didik mampu meningkatkan keaktifan dan
pembelajaran adalah pemilihan model hasil belajar dalam proses pembelajaran
belajar yang tepat sehingga proses IPS.
pembelajaran menjadi aktif dan Berdasarkan latar belakang masalah
menyenangkan yaitu dengan menerapkan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
model pembelajaran yang bisa tertarik melakukan penelitian dengan judul
membangkitkan keaktifan siswa, model ”Penerapan Model Pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil
cocok diterapkan dan dapat memberikan Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri
kesempatan kepada peserta didik untuk Transad Sukakarya”.
berpartisipasi pada saat proses
METODE
pembelajaran.
Sumantri (2015:56) mengatakan Menurut Sugiyono (2019:111)
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe metode penelitian eksperimen adalah
jigsaw adalah sebuah model belajar yang metode penelitian yang dilakukan dengan
siswanya dibentuk menjadi beberapa percobaan, yang merupakan metode
kelompok dengan anggota 4-5 peserta kuantitatif untuk mengetahui pengaruh
didik dan diberikan satu materi. Melalui variabel independen (treament/perlakuan).
penggunaan pembelajaran jigsaw siswa Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan Pre-
N ∑ XY−(∑ X) (∑ Y)
Experimental Design penelitian ini 𝐫𝐱𝐲 =
2 2
√[N (Jihad &X)Haris,
∑ X2− (∑ ][N ∑2012:180)
Y2−(∑ Y) ]
dilaksanakan tanpa adanya kelas
pembanding (hanya satu kelas). Design
pada penelitian ini adalah one group Keterangan:
N = Jumlah siswa yang mengikuti
pretest-posttest yaitu hanya memiliki 2 set
X = Hasil tes IPS yang dicari
data hasil yaitu pretest (O1) dan Postest validitasnya skor butir soal
Y = Nilai rata-rata
(O2).
rxy = Koefisien korelasi antara
Tabel 3.1 variable X dan Y
One-Group pretest-postest Designe ΣXY = Jumlah Perkalian antara X dan Y
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2 Menurut Hamzah (2019: 132)
(Sumber Sugiyono, 2017:3) Reliabilitas adalah keajegan pengukuran
Keterangan : atau hal yang dapat dipercaya atau indeks
O1 : Pre-test
X : Perlakuan (Treatment) yang menunjukan sejauh mana suatu alat
O2 : Post-test ukur dapat dipercaya atau dapat
Populasi memegang peran yang
diandalkan. Adapun cara menghitung
amat penting dalam suatu penelitian dari
analisis realibilitas yaitu dengan rumus
populasi peneliti dapat menentukan
sebagai berikut:
subyek atau sampel yang benar-benar
representatif yang dapat digunakan untuk ²
𝐾 ∑𝜎
𝑏
membuat generalisasi dari hasil penelitian. 𝐫𝟏𝟏 = ( )( )
𝐾−1 𝜎
²
Tabel 3.3 𝜏
Populasi Penelitian (Sujarweni, 2020:85)
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 IV 11 9 20 Keterangan:
(Sumber : Staff TU SD Negeri Transad
Sukakarya) 𝑟11 : Reliabilitas instrumen
Menurut Sugiyono (2016:173) hasil 𝐾 : Banyaknya butir soal
𝑡
∑𝜎𝑏 : Jumlah varians butir
penelitian yang valid bila terdapat 𝜎2𝑡 : Varians total
kesamaan antara data yang terkumpul Interprentasi nilai 𝑟11 mengacu pada
pendapat Guilford adalah sebagai berikut.
dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada objek yang diteliti. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Agar dapat mengukur koefisien validitas
harus digunakan rumus seperti berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Interprestasi 0,20 < 𝑟11 ≤ 0,40 Reliabilitas Rendah
Korelasi Reliabilitas Instrumen 0,40 < 𝑟11 ≤ 0,70 Reliabilitas Cukup
Interpretasi Nilai Kriteria 0,70 < 𝑟11 ≤ 0,90 Reliabilitas Tinggi
r
11 0,90 < 𝑟11 ≤1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi
𝑟11 ≤ 0,20 Reliabilitas Sangat
rendah
Daya pembeda dari butir soal merupakan yang tidak terlalu sukar. Untuk menghitung
seberapa jauh kemampuan suatu butir Tingkat Kesukaran (TK) pada masing-masing
tersebut. Angka yang menunjukan besarnya bulir soal dihitung dengan menggunakan
daya pembeda disebut indeks dekriminasi. rumus:
untuk menghitung Daya Pembeda (DP) setiap
𝑆𝐴 + 𝑆𝐵
bulir soal digunakan rumus sebagai berikut: 𝑻𝑲 =
𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠

S𝐴 −𝑆𝐵 (Jihad & Haris, 2012:182)


DP =
𝐼𝐴 Keterangan:
𝑇𝐾 = Tingkat Kesukaran
(Jihad & Haris, 2012:181) SA = Jumlah skor kelompok atas
Keterangan: SB = Jumlah skor kelompok bawah
DP = Daya Pembeda n = Jumlah siswa kelompok atas dan
SA = Jumlah skor kelompok atas pada bulir kelompok bawah
soal yang diolah maks = Skor maksimal soal yang
SB = Jumlah skor kelompok bawah pada bersangkutan
bulir soal yang diolah Kriteria interpretasi tingkat kesukarn
IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok
digunakan pendapat Sudjana (dalam jakni.
pada bulir soal yang diolah
Interperensi nilai DP mengacu pada 2016:168) adalah sebagai berikut:
pendapat Rusefendi dalam Jihad & Haris Tabel 3.10
Kriteria Interprestasi Indek Kesukaran
(2012:181) adalah sebagai berikut: Kriteria TK
Tabel 3.8 0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
Kriteria Interprestasi Daya Pembeda
0,71 – 1,00 Mudah
Nilai DP Korelasi
0,40 atau lebih Sangat Baik Sumber : Guiford (Jakni, 2016:167)
0,30 – 0,39 Cukup Baik, Mungkin perlu
diperbaiki HASIL DAN PEMBAHASAN
0,20 – 0,29 Minimum, Mungkin perlu Hasil Penelitian
diperbaiki Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
0,19 ke bawah Buruk
Transad Sukakarya yang dimulai dari tanggal
(Jakni, 2016:16)
Tingkat kesukaran digunakan untuk 04 Agustus sampai dengan 04 September
memperolah kualitas soal yang baik, 2021. Menggunakan satu sampel yaitu kelas
disamping memenuhi validitas dan reabilitas, IV dengan jumlah siswa 20 orang. Penelitian
adalah adanya keseimbangan dan tingkat ini menggunakan model pembelajaran
kesulitan soal tersebut. Butir soal yang baik kooperatif tipe jigsaw dengan materi yang
adalah sedang yang tidak terlalu mudah dan digunakan pada pembelajaran IPS tema 1
(Indahnya Kebersaman). Sebelum melakukan dengan kriteria tuntas 16 orang (80%) dan
penelitian dikelas IV peneliti melakukan uji siswa yang mendapatkan nilai< 65 dengan
coba instrumen kepada siswa kelas V yang kriteria tidak tuntas adalah 4 orang (20%).
berjumlah 20 orang. Dari hasil pengerjaan Nilai yang tertinggi 86,25 dan terendah
soal yang terdiri 10 soal berupa essay dengan 48,75. dan nilai rata-rata keseluruhan sebesar
materi sikap menghargai makanan tradisional 70,31. Jadi secara deskriptif dapat dikatakan
sebagai identitas bangsa. Dari 10 yang diuji bahwa kemampuan akhir siswa sebelum
dketahui sebanyak 8 soal yang memenuhi penerapan model pembelajaran Kooperatif
kriteria. tipe Jigsaw termasuk kategori tuntas sebesar
Tabel 4.1 65 dan dapat dilihat pada grafik.
Rekapitulasi Nilai Pre-test
Kategori Keterangan Perbandingan nilai rata-rata dari ketuntasan
No hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri
1. Nilai rata-rata 41,69
2. Simpangan baku 10,07 Transad Sukakarya pada materi tema
3. Nilai terendah 20,00
4. Nilai tertinggi 60,00 (indahnya kebersamaan) setelah menerapkan
5. Rentang Nilai 40
6. Jumlah siswa yang 0
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
tuntas dapat dilihat pada Grafik 4.1.
Berdasarkan tabel 4.1 data bahwa Grafik 4.1 Nilai rata-rata pre-test dan post-
test
seluruh siswa mendapatkan nilai <
80
65 atau tidak ada siswa yang tuntas 65.
60
Nilai yang tertinggi 60,00 dan terendah
40
20,00. Dan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 20
41,69. Jadi, secara deskriptif dapat dikatakan 0
bahwa kemampuan awal siswa sebelum Pre-test Post-test
41,69 70,31
penerapan model pembelajaran Kooperatif
tipe Jigsaw termasuk kategori belum tuntas, Berdasarkan grafik di atas dapat
karena nilai rata-ratanya kurang dari KKM disimpulkan bahwa nilai rata-rata pre-test
yang telah diterapkan yaitu 65. 41,69 kriteria tuntas (0%) dan siswa yang
Tabel 4.2
mendapatkan nilai < 65 dengan kriteria tidak
Rekapitulasi Nilai Post-test
No Kategori Keterangan tuntas adalah 20 orang (100%) dan nilai rata-
1. Nilai rata-rata 70,31
2. Simpangan baku 9,94 rata post-test 70,31 dengan kriteria tuntas 16
3. Nilai terendah 48,75
4. Nilai tertinggi 86,25
orang (80%) dan siswa yang mendapatkan
5. Rentang Nilai 37 nilai< 65 dengan kriteria tidak tuntas adalah
6. Jumlah siswa yang 16 siswa
tuntas 4 orang (20%).
Berdasarkan tabel 4.2 data bahwa
seluruh siswa mendapatkan nilai ≥ 65
1. Pengujian Persyaratan Analisis Data setelah diterapkannya model kooperatif tipe
a. Uji Normalitas
jigsaw secara signifikan tuntas.
Berdasarkan ketentuan perhitungan
Tabel 4.4
statistik mengenai uji normalitas data dengan
Hasil Uji Hipotesis Nilai Post test
taraf signifikan 𝛼 = 0,05 Jika ᵡ² hitung < ᵡ² tabel Data Zhitung DK Ztabel Kesimpul
an
maka data berdistribusi normal dan jika ᵡ² Post- 2,3899 19 1,64 Zhitung >
test Ztabel Hₒ
hitung ≥ ᵡ² tabel maka data tidak bedistribusi ditolak
normal dengan nilai ᵡ² tabel ditentukan dengan Pada tabel 4.4 hasil analisis uji-z

dk = n-1. Uji normalitas dilakukan bertujuan mengenai kemampuan akhir (Post-test) siswa

untuk mengetahui hasil data tes kemampuan menunjukan bahwa Zhitung (2,3899) > Ztabel

siswa berdistribusi normal atau tidak. Untuk (1,64) maka H₀ ditolak dan Hₐ diterima.

mengetahui kenormalan data, digunakan uji Demikian hipotesis yang diajukan dalam

normalitas data dengan uji coba ᵡ² (chi penelitian ini dapat diterima kebenarannya,
kuadrat). Data hasil uji normalitas Post-test sehingga dapat disimpulkan bahwa “Hasil
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel belajar siswa kelas IV SD Negeri Transad

4.3. Sukakarya setelah diterapkan pembelajaran

Tabel 4.3 IPS dengan model kooperatif tipe jigsaw


Hasil Uji Normalitas secara signifikan tuntas. Dengan demikian
Data ᵡ² hitung DK ᵡ² tabel Keteran
gan hipotesis penelitian yang diajukan dalam
Post- 2,2288 6 11,0705 Data
test Normal penelitian ini dapat diterima kebenarannya,
(Sumber: Lampiran C (2021:135) maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukan nilai
belajar siswa kelas IV SD Negeri Transad
ᵡ² hitung data tes awal dan tes akhir lebih kecil
Sukakarya tahun 2021-2022 setelah
dari pada ᵡ² tabel. Berdasarkan ketentuan
mengikuti pembelajaran IPS menggunakan
pengujian normalitas dengan menggunakan
model kooperatif tipe jigsaw secara
uji kecocokann ᵡ² (chi kuadrat). Dapat
signifikan tuntas.
disimpulkan bahwa ᵡ² hitung (2,2288) > X²tabel
(11,07) maka data tes akhir berdistribusi SIMPULAN
normal pada taraf signifikan 𝛼=
Berdasarkan hasil penelitian dan
0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 5.
pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil
b. Perhitungan Uji Hipotesis
belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri
Pengujian hipotesis adalah proses
Transad Sukakarya setelah diterapkan model
pembuktian menguji kebenaran hipotesis
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara
yang telah dirumuskan atau diajukan pada
signifikan tuntas. Dalam pengujian hipotesis
penelitian ini. Hipotesis yang diajukan dalam
dengan menggunakan uji-z diperoleh Zhitung
penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa
(2,39) ˃ Ztabel (1,64) dengan tingkat kesalahan
kelas IV SD Negeri Transad Sukakarya
𝛼 = 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar IPS
siswa setelah penerapan model Kooperatif
Tipe Jigsaw sebesar 70,31. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi Ade. (2018). Pengaruh Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Tematik Peserta
Didik Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Negeri 3 Srimulyo Natar,Tunjuk Ajar.
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan.
(ii).(123-124).
Satinem, Dr.Yohana.,M.Pd.,dkk,.(2015).
Jurnal Perspektif Pendidikan,Vol 9
No.2, Lubuklinggau: Unit penerbitan
STKIP PGRI Lubuklinggau.
Susanto, D. A. (2014). Pengembangan
Pembelajaran IPS Disekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Sumantri, D. S. (2015). Strategi
Pembelajaran Teori dan Praktik
Ditingkat Pendidikan Dasar. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Kurniasih, I., & Sani, B. (2016). Ragam
Pengembangan Model Pembelajaran .
Kata Pena: Bandung.
Sugiyono, P. (2019). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, P. (2016). Metode Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Hamzah, Amir Dr. Metode Penelitian &
Pengembangan Research dan
Delelopment.(2019). Malang: Literasi
Nusantara
Jihad, D. A., & Haris, D. A. (2012). Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Jakni. S.Pd. (2016). Metodologi Penelitian
Eksperimen Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai