Anda di halaman 1dari 33

A.

JUDUL PROPOSAL
Pembelajaran Membaca Pemahaman Artikel dengan Menggunakan Strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Siswa Kelas X SMA Darul FalahCihampelas

B. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN


Keterampilan berbahasa merupakan sesuatu hal penting yang harus
dikuasi oleh setiap manusia untuk dapat berkomunikasi, walaupun dalam
kenyataannya setiap manusia memiliki tingkat keterampilan berbahasa yang
berbeda-beda, yaitu ada yang memiliki keterampilan berbahasa tinggi, sedang,
dan rendah. Seseorang yang memiliki tingkat keterampilan berbahasa tinggi
secara tidak langsung akan mudah mencapai tujuannya. Namun sebaliknya
jika seseorang yang memiliki tingkat keterampilan berbahasa sedang atau
rendah, maka kualitas tujuannyapun akan lebih rendah.
Menurut Tarigan (2008, hlm. 1) keterampilan berbahasa mempunyai
empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Sebagai salah satu
keterampilan

berbahasa,

membaca

merupakan

salah

satu

aspek

keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan setiap


pribadi, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Keterampilan membaca pada semua jenjang pendidikan menjadi
skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Melalui aktivitas membaca,
siswa akan memperoleh berbagai informasi yang belum pernah mereka
dapatkan dan mengetahui segala peristiwa yang terjadi. Baik itu peristiwa
yang terjadi pada masa lampau, sekarang, ataupun peristiwa yang akan
datang.

Membaca adalah keterampilan yang tidak terpisahkan dalam


seluruh proses pembelajaran. Keterampilan membaca selalu ada dalam
setiap tema pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di
sekolah. Keterampilan membaca, berfungsi sebagai alat untuk meraih
keberhasilan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan kompetensi yang
ingin dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak hanya pada studi
bahasa Indonesia saja melainkan untuk menguasai setiap mata pelajaran.
Hal ini membuktikan bahwa keterampilan membaca sangatlah penting
pada setiap pembelajaran di sekolah. Kemampuan membaca merupakan
sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Membaca itu
penting dalam kehidupan yang semakin kompleks, setiap aspek kehidupan
melibatkan kegiatan membaca (Rahim, 2008, hlm. 1).
Pada dasarnya, tujuan akhir dari membaca yaitu untuk menjadikan
setiap manusia harus memiliki kemampuan membaca, salah satunya yaitu
memahami bacaan yang ada di dalamnya, tetapi pada kenyataannya belum
semua siswa dapat memahami isi bacaan tersebut, karena banyak sekali
siswa yang dapat membaca lancar, namun masih banyak juga yang tidak
dapat memahami isi bacaan tersebut. Maka dari itu, pada keterampilan
membaca, aspek membaca pemahaman sangatlah penting untuk mengubah
pola pikir masyarakat, bahwa membaca tidak hanya sekedar bisa
membaca, melainkan juga dapat memahami isi dari bacaan tersebut.
Berdasarkan pemaparan diatas, rendahnya kemampuan siswa dalam
membaca pemahaman disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari guru
maupun dari siswa sendiri. Faktor-faktor tersebut misalnya, model dan metode

pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih konvensional, minat baca siswa
rendah, dan kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca, maka dari itu di sinilah peran guru harus terlibat lebih inovatif
untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada proses
pembelajaran siswa di dalam kelas. Seorang guru harus mampu memberikan
solusi yang tepat guna memberikan perubahan pada siswa itu sendiri, salah
satunya yaitu dengan penggunaan metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan minat siswa pada proses pembelajaran, lebih inovatif, dapat
menarik siswa agar lebih bersemangat, termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran, serta dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman
siswa. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti menetapkan
alternatif tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA).
Penggunaan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat
dijadikan sebagai salah satu strategi dalam meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa dengan merangsang pola pikir siswa dan
meningkatkan pemahaman membaca siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, analisis data
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dalam pemahaman
bacaan siswa. Ini dapat dilihat dari rata-rata hasil test siswa; Nilai
rata-rata kelas pada Pre-test adalah 65,92, nilai rata-rata kelas pada siklus I
adalah 72,19 dan nilai rata-rata kelas pada siklus II adalah 78,33. Faktor utama
dari peningkatan hasil belajar ini adalah ketertarikan siswa dalam
pembelajaran pemahaman membaca dengan penerapan strategi DRTA.

Sementara keterampilan membaca pemahaman siswa kelompok


eksperimen dengan = 92,30 tergolong kualifikasi sangat baik dan kurva juling
negative yang artinya sebagian besar nilai siswa cenderung tinggi
(Mo>Me>M), keterampilan membaca pemahaman siswa kelompok kontrol
dengan = 73,75 tergolong kualifikasi baik kurva juling positif yang artinya
sebagian besar nilai siswa cenderung rendah (Mo<Me<M), terdapat perbedaan
yang signifikan keterampilan membaca pemahaman siswa antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (thitung = 1 3,948 > ttabel(=0,05) = 1 ,
980). Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran Direct Reading Thinking Activity (DRTA) berpengaruh positif
terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa.
Selain itu, hasil belajar siswa menunjukkan ketuntasan klasikal pada
siklus I sebesar 65,2% dan siklus II sebesar 90,9% dengan peningkatan
sebesar 25,7%. Sedangkan rata-rata kelas pada siklus I sebesar 74,3 dan siklus
II sebesar 89,7 dengan peningkatan sebanyak 15,4. Berdasarkan aindikator
keberhasilan penelitian yang ditetapkan dapat disimpulkan bahwa penerapan
strategi DRTA dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa
kelas V SDN Pacarkeling 1/182 Surabaya.
Dengan adanya penggunaan strategi Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) dalam pembelajaran keterampilan membaca siswa kelas X
SMA Darul Falah Cihampelas akan mampu menumbuhkembangkan potensi
dalam berpikir, sehingga siswa mampu memahami makna dalam sebuah
bacaan. Selain itu, siswa juga akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan
pendapatnya secara cerdas dan kreatif pada suatu teks bacaan, serta mampu

menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya


dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul, baik di lingkungan
sekolah atau masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut, pentingnya keterampilan membaca
pemahaman

bagi

siswa,

maka

perlu

adanya

pembelajaran

dengan

menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Dengan


demikian, diadakan penelitian dengan judul Pembelajaran Membaca
Pemahaman Artikel dengan Menggunakan Strategi Directed Reading
Thinking Activity (DRTA) Siswa Kelas X SMA Darul Falah Cihampelas.
C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2014, hlm. 35).
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran membaca
pemahaman artikel dengan menggunakan strategi Directed Reading
Thinking Activity (DRTA) siswa kelas X SMA Darul Falah-Cihampelas?
2. Apakah terdapat perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir
pembelajaran membaca pemahaman artikel dengan menggunakan strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) siswa kelas X SMA Darul
Falah-Cihampelas?
3. Bagaimana respon siswa pada pembelajaran membaca pemahaman artikel
dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
siswa kelas X SMA Darul Falah-Cihampelas?
D. TUJUAN PENELITIAN
Secara umum tujuan dari penyusunan penelitian ini adalah untuk
mengetahui lebih jauh tentang pembelajaran membaca pemahaman artikel

dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA).


Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1) untuk mendeskripsikan bagaimana interaksi/aktivitas guru dan siswa pada
saat pembelajaran membaca pemahaman artikel dengan menggunakan
strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) siswa kelas X SMA
Darul Falah-Cihampelas;
2) untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir
pembelajaran membaca pemahaman artikel dengan menggunakan strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) siswa kelas X SMA Darul
Falah-Cihampelas; dan
3) untuk mendeskripsikan bagaimana tanggapan siswa pada pembelajaran
membaca pemahaman artikel dengan menggunakan strategi Directed
Reading Thinking Activity (DRTA) siswa kelas X SMA Darul FalahCihampelas.
E. MANFAAT PENELITIAN
Suatu penelitian ilmiah harus dapat memberikan manfaat. Adapun
hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan alternatif mengenai metode pembelajaran

dalam

keterampilan membaca;
b. Memperkaya pengetahuan, khususnya dalam hal pembelajaran
keterampilan membaca pemahaman artikel pada siswa; dan
c. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
serta penelitian-penelitian berikutnya yang relevan sebagai sumber
informasi.
2. Manfaat praktis
1) Manfaat Bagi Penulis
Kegiatan penelitian ini diharapkan:

a. Dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman pada


keterampilan membaca pemahaman artikel dengan menggunakan
strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA); dan
b. Dapat mengetahui keefektifan sebuah metode dalam suatu
pembelajaran, yaitu strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) yang digunakan pada keterampilan membaca dalam
memahami sebuah pendapat atau informasi pada sebuah artikel.
2) Manfaat Bagi Guru
Dengan diterapkannya metode ini, guru diharapkan:
a. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melibatkan
aktivitas, dan pengalaman belajar siswa dengan menggunakan
strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) pada
keterampilan membaca pemahaman artikel pada siswa; dan
b. Dapat dijadikan salah satu metode alternatif dalam meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa.
3) Manfaat Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan keterampilan membaca baik dilingkungan
sekolah, masyarakat, dan keluarga; dan
b. Dapat memotivasi siswa dalam memahami isi dari sebuah artikel.

4) Manfaat Bagi Sekolah


Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan pihak sekolah dalam upaya perbaikan, dan peningkatan
kualitas

pembelajaran,

pembelajaran.
5) Manfaat Bagi Pembaca

serta

pembinaan

guru

dalam

proses

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran


mengenai proses pembelajaran membaca pemahaman artikel, dalam
upaya

meningkatkan

keterampilan

membaca

siswa

dengan

menggunakan strtategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA).


F. ANGGAPAN DASAR
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti, yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat
berpijak bagi peneliti didalam melaksanakan penelitiannya (Arikunto, 2013,
hlm. 63). Adapun anggapan dasar yang menjadi pemikiran dalam penelitian
ini yaitu:
1. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, dan
tidak dapat sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara sederhana
dapat

diartikan

sebagai

produk

interaksi

berkelanjutan

antara

pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna


kompleks yaitu usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Keterampilan membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
3. Membaca pemahaman merupakan suatu proses atau kegiatan yang tidak
hanya sekadar untuk mendapatkan informasi, melainkan suatu proses atau
kegiatan membaca yang kompleks untuk memahami, mengidentifikasi,
menalar, dan mengevaluasi suatu teks bacaan.
4. Artikel merupakan sebuah tulisan lepas yang berisikan opini atau pendapat
seseorang yang mengupas tuntas tentang sebuah masalah yang sifatnya

aktual dan terkadang kontroversial dengan tujuan untuk mempengaruhi,


memberitahu, meyakinkan, dan menghibur para pembaca.
5. Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif danefisien.
6. Directed Reading Thinking Activity (DRTA) merupakan sebuah metode
yang

memfokuskan

keterlibatan

siswa

dalam

memprediksi

dan

membuktikan prediksinya ketika membaca suatu teks.


G. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2013, hlm. 110). Berdasarkan judul penelitian dan rumusan
masalah, maka penulis dapat merumuskan hipotesis dalam penelitian ini
bahwa pada saat tes awal pembelajaran menunjukkan hasil yang kurang
maksimal, namun pada saat tes akhir setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan

strategi

Directed

Reading

Thinking

Activity

(DRTA)

menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap proses pembelajaran


membaca pemahaman artikel pada siswa kelas X SMA Darul FalahCihampelas.
H. DEFINISI OPERASIONAL
Berikut disajikan definisi operasional guna menjelaskan istilah-istilah
yang terdapat pada judul penelitian. Adapun dalam judul ini terkandung dua
variabel, yaitu variabel terikat dan bebas, sebagai berikut:
Variabel terikat = Pembelajaran membaca pemahaman artikel
Variabel bebas = Dengan menggunakan strategi Directed Reading
Thinking Activity (DRTA)

10

1. Pembelajaran membaca pemahaman artikel merupakan proses kegiatan


membaca, sebagai sarana untuk memberi dan menerima informasi dalam
mengubah pola pikir dan tingkah laku siswa agar mampu mencapai tujuan
dalam memperoleh dan memahami suatu informasi yang ada dalam suatu
teks bacaan. Dalam kegiatan membaca ini, siswa dituntut untuk tidak
hanya sekedar membaca suatu teks bacaan untuk mendapatkan informasi,
melainkan suatu proses atau kegiatan membaca yang kompleks untuk
memahami, mengidentifikasi, menalar, dan mengevaluasi suatu teks
bacaan.
2. Strategi pembelajaran Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
merupakan suatu strategi yang dirancang khusus untuk pembelajaran
membaca yang harus dilaksanakan oleh guru agar komponen materi dan
prosedur pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien, dengan
tujuan agar siswa dapat memprediksi dan memahami tentang apa yang
terdapat dalam suatu teks bacaan.
I. KAJIAN PUSTAKA
Landasan teoritis ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai
dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
Adanya landasan teoritis ini dijadikan sebuah ciri bahwa penelitian itu
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2014, hlm. 52).
1. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas yang dapat mempengaruhi hasil belajar
yang ingin dicapai oleh siswa. Pembelajaran yang efektif dan inovatif
menjadikan siswa lebih tertarik terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

11

Menurut Winataputra, dkk (2008, hlm. 18) pembelajaran merupakan


kegiatan

yang

dilakukan

untuk

menginisiasi,

memfasilitasi,

dan

meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada siswa. Hal ini


menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan guru dalam kelas
ditujukan untuk membantu siswa untuk mencapai tujuan belajarnya.
Sedangkan Hamalik (2009, hlm. 24) berpendapat bahwa
pembelajaran merupakan perpaduan antara dua aktivitas, yaitu aktivitas
mengajar dan aktivitas belajar. Proses belajar-mengajar merupakan dua
peristiwa yang berbeda, tetapi keduanya memiliki hubungan yang erat,
bahkan terjadi kaitan dan interaksi yang saling mempengaruhi dan
menunjang satu sama lain.
Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan di atas,
dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses atau
kegiatan mengajar dan belajar yang dilakukan oleh guru untuk siswa, guna
untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, serta mengubah pola pikir dan
tingkah laku siswa.
2. Membaca
1) Pengertian Membaca
Tarigan (2008, hlm. 7) mengungkapkan bahwa membaca
adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata/bahasa tulis.
Selanjutnya, dipandang dari segi linguistik, membaca adalah suatu
proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and
decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang
justru melibatkan penyandian (encoding), sebuah aspek pembacaan

12

sandi (decoding) adalah

menghubungkan

kata-kata

tulis (written

word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang


mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
Membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita
pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan orang
lain yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat
pada lambang-lambang tertulis.
Berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh Tampubolon (2008,
hlm. 6) mengatakan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan atau
cara dalam mengupayakan pembinaan daya nalar. Dengan membaca
seseorang secara tidak langsung sudah mengumpulkan kata demi kata
dalam mengaitkan maksud dan arah bacaannya, yang pada akhirnya
pembaca dapat menyimpulkan suatu hal dengan nalar yang
dimilikinya. Sedangkan Abdidin (2010, hlm. 6) mengatakan bahwa
membaca sebagai produk yang didefinisikan sebagai pemahaman
atas simbol-simbol bahasa tulis yang dipelajari seseorang.
Berdasarkan beberapa pengertian keterampilan membaca di
atas, dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu proses atau
kegiatan untuk mendapatkan informasi, serta memahami bahasa tulis
yang terdapat pada bacaan tersebut, sampai pada akhirnya pembaca
dapat menalar bacaan tersebut.
2) Tujuan Membaca
Tarigan (2013, hlm. 9) berpendapat, bahwa tujuan utama
dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi
mencakup isi, memahami makna bacaan.

13

Tampubolon (2008, hlm. 210) berpendapat bahwa tujuan


membaca terbagi atas tiga jenis, sebagai berikut:
a. Untuk Studi
Membaca untuk sendiri ialah membaca untuk menemukan
informasi informasi yang diperlukan, untuk menyelesaikan
masalah studi yang pada akhirnya memperkaya pengetahuan dalam
berbagai ilmu dan disiplin tertentu.
b. Untuk Usaha
Membaca untuk usaha ialah membaca untuk menentukan dan
memahami informasi yang berkaitan dengan usaha yang dilakukan
dengan usaha yang dilaksanakan, seperti pekerjaan kantor, rumah
tangga, dan lain-lain.
c. Untuk kesenangan
Membaca untuk kesenangan ialah membaca untuk mengisi waktu
senggang dan memuaskan perasaan serta imajinasi bahan bacaan
ilmiah membaca ini adalah novel, cerpen, dan buku bacaan ini
seperti surat kabar.
3) Manfaat Membaca
Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan
seharihari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi,
tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan tentang
banyak hal mengenai kehidupan. Membaca akan meningkatkan
kemampuan memahami kata dan meningkatkan kemampuan berpikir,
meningkatkan kreatifitas dan juga berkenalan dengan gagasan-gagasan
baru.

14

Membaca adalah sebuah kegiatan yang ringan dan sederhana


karena dengan membaca akan memiliki banyak manfaat. Rachmawati
(2008, hlm. 4) menyebutkan bahwa manfaat membaca sebagai berikut:
a. Meningkatkan kadar intelektual.
b. Memperoleh berbagai pengetahuan hidup.
c. Memiliki cara pandang dan pola pikir yang luas.
d. Memperkaya perbendaharaan kata.
e. Mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan
dunia.
f. Meningkatkan keimanan.
g. Mendapatkan hiburan.

3. Membaca Pemahaman
1) Pengertian Membaca Pemahaman
Tarigan (2008, hlm. 58) menjelaskan bahwa membaca
pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca
yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma
kesastraan (literal standars), resensi kritis (critical review), drama
tulis (printed drama) serta pola-pola fiksi (pattern officion).
Somadayo (2011, hlm. 10) mengemukakan bahwa membaca
pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara
aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki
oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan.
Sedangkan Rubin (Somadayo, 2011, hlm. 7) membaca
pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencakup
dua kemampuan utama, yaitu kemampuan penguasaan makna dan
kemampuan berpikir tentang konsep verbal. Dan Turner (Somadayo,

15

2011, hlm. 10) mengungkapkan bahwa seorang pembaca dikatakan


memahami bacaan secara baik apabila pembaca dapat:
a. Mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan
mengetahui maknanya,
b. Menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan
makna yang ada dalam bacaan,
c. Memahami seluruh makna secara kontekstual,
d. Membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman
membaca.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, secara sederhana dapat
ditarik simpulan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan
membaca yang berhubungan dengan daya intelektual untuk memahami
dan menguasai isi bacaan secara menyeluruh, baik yang tersurat
maupun yang tersirat dari bahan bacaan tersebut.
2) Tujuan membaca pemahaman
Tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh sukses
dalam pemahaman penuh terhadap argument-argumen yang logis,
urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nadanada tambahan yang bersifat emosional dan juga sarana-sarana
linguistic yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. (Tarigan, 2008,
hlm. 36).
Anderson (Somadayo, 2011, hlm. 12) menyatakan bahwa
membaca pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan
dalam teks. Tujuan tersebut antara lain:
a. Untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta- fakta,
b. Untuk mendapatkan ide pokok,
c. Untuk mendapatkan urutan organisasi teks,
d. Untuk mendapatkan kesimpulan,

16

e. Untuk mendapatkan klasifikasi,


f. Untuk membuat perbandingan atau pertentangan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari membaca pemahaman adalah mampu menangkap pesan,
informasi, fakta, atau ide pokok bacaan dengan baik. Lebih jelasnya
membaca pemahaman diperlukan bila kita ingin mempelajari dan
memahami masalah yang kita baca sampai pada hal-hal yang sangat
detail.
3) Langkah-langkah Membaca Pemahaman
Di dalam memahami bacaan, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan oleh pembaca, yaitu:
a. Menentukan tujuan membaca
b. Artinya membaca selayang pandang (preview)
c. Membaca secara keseluruhan isis bacaan dengan cermat sehingga
kita dapat menemukan ide pokok yang tertuang pada setiap
paragrafnya
d. Mengemukakan kembali isi bacaan dengan kalimat dan kata-kata
sendiri (Suyatmi, 2000, hlm. 45).
4. Artikel
1) Pengertian Artikel
Menurut Romli (2005, hlm. 45) menulis (artikel) pada
hakekatnya merupakan pengungkapan pendapat atau ide tentang
sesuatu tema atau hal dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, menulis
adalah aktivitas menuangkan pemikiran tentang suatu masalah dalam
sebuah karya tulis.
Kata artikel (article) sendiri dipahami sebagai karangan atau
tulisan tentang suatu masalah berikut pendapat penulisnya tentang

17

masalah tersebut yang dimuat di media massa cetak. Secara definitif,


artikel diartikan sebagai sebuah karangan faktual (nonfiksi) tentang
suatu masalah secara lengkap, yang panjangnya tak tentu, untuk
dimuat disurat kabar, majalah, buletin, dan sebagainya, dengan tujuan
untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik,
menawarkan pemecahan suatu masalah, atau menghibur. Artikel
termasuk tulisan kategori views (pandangan), yakni tulisan yang berisi
pandangan, ide, opini, penilian penulisnya tentang suatu masalah atau
peristiwa. (Romli, 2005, hlm. 45-46).
Menurut Sumadiria (2006, hlm. 11) artikel adalah tulisan lepas
berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu
yang sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan untuk
memberitahu (informatif), memengaruhi dan meyakinkan (persuasif
argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif). Disebut
lepas, karena siapapun pembaca boleh menulis artikel dengan topik
bebas sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing. Selain itu
juga artikel yang ditulis tersebut tidak terikat dengan berita atau
laporan tertentu.
Menurut Djuroto (2004, hlm. 70) artikel adalah opini
masyarakat yang dituangkan dalam tulisan tentang berbagai soal,
mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi bahkan
olahraga.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
artikel adalah tulisan yang berisi tentang informasi, pendapat atau
masalah-masalah aktual dalam berbagai bidang diantaranya bidang

18

politik, sosial, budaya, ekonomi, tekonologi dan lain-lain dengan


tujuan untuk menghibur, meyakinkan dan memberi informasi kepada
pembaca.
2) Jenis-jenis Artikel
Secara garis besarnya jenis-jenis artikel meliputi:
a. Artikel Deskriptif
Artikel deskriptif (menggambarkan) adalah tulisan yang isinya
menggambarkan secara detail atau pun garis besar tentang suatu
masalah, sehingga pembaca mengetahui secara utuh suatu masalah
yang dikemukakan.
b. Artikel Eksplanatif
Artikel
eksplanatif

(menerangkan,

menjelaskan)

isinya

menerangkan sejelas-jelasnya tentang suatu masalah, sehingga


pembaca mengalami betul masalah yang dikemukakan.
c. Artikel Prediktif
Artikel prediktif (meramalkan) berisi ramalan atau dugaan apa
yang kemungkinan terjadi pada masa datang, berkaitan dengan
masalah yang dikemukakan.
d. Artikel Preskriptif
Artikel preskriptif (menentukan, menuntun) isinya mengandung
ajakan, imbauan, atau perintah bagi pembaca agar melakukan
sesuatu.
5. Strategi Pembelajaran
Menurut Gerlach dan Ely (Uno, 2011, hlm. 1) strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
metode

pembelajaran

dalam

lingkungan

pembelajaran

tertentu.

Sementara itu Dick dan Carey (Ngatmini dkk, 2010, hlm. 73) mengatakan

19

bahwa strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi dan


prosedur yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan.
Kemp (Hamruni, 2011, hlm. 2) menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.
Menurut Kozna (Uno, 2011, hlm. 1) menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu
yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh
seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan
memudahkan

peserta

didik

menerima

dan

memahami

materi

pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya


di akhir kegiatan pembelajaran.
6. Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
1) Pengertian Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
Strategi membaca dan berpikir secara langsung atau Directed
Reading Thinking Activity (DRTA) adalah untuk melatih siswa untuk
berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara
serius.
Stauffer (Rahim, 2007, hlm. 47) menciptakan kegiatan Directed
Reading Thinking Activity (DRTA) yang digunakan untuk kemampuan
berpikir kritis. Program ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa
anak-anak dapat: berpikir, bertindak dengan sadar, menyelidik,

20

menggunakan pengalaman dan pengetahuannya, menilai fakta dan


menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta, dan menghakimi atau
membuat keputusan. Selain itu mereka terlibat secara emosional
memiliki berbagai minat, mampu belajar, dapat membuat generalisasi,
dan mampu memahami sesuatu. Strategi Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) atau Membaca dan Berfikir Secara Langsung (MBL),
memfokuskan

keterlibatan

siswa

dengan

teks,

karena

siswa

memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca (Rahim,


2008, hlm. 47).
2) Tahapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
Menurut Achadiah (Alek dan Achmad, 2011, hlm. 78) strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) menekankan kegiatan
berfikir pada waktu membaca. Siswa dilatih memeriksa, membuat
hipotesis, menemukan bukti, dan mengambil keputusan berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan. Strategi Directed Reading Thinking
Activitiy (DRTA) menurut Stauffer (Resmini dkk, 2006, hlm. 84)
menekankan pentingnya penggunaan prediksi selama pra membaca
untuk mengangkat pengawasan siswa mengenai pemahaman mereka
selama waktu pengarahan pelajaran.
Stauffer menjelaskan strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) memiliki tiga tahap kegiatan yaitu: memprediksi (Predicting),
membaca (Reading), dan membuktikan (Proving) yang melibatkan
interaksi siswa dan guru terhadap teks secara keseluruhan. Berikut

21

penjelasan langkah-langkah Strategi Directed Reading Thinking Activity


(DRTA), yaitu:
1. Memprediksi, guru menyiapkan siswa untuk membaca dan
membantu mereka berfikir tentang apa yang akan mereka baca
sebelum memulai pembelajaran. Siswa belajar untuk memprediksi
apa yang akan mereka baca berdasarkan pada petunjuk yang tersedia
di dalam teks, seperti gambar, tulisan tebal dalam bagian teks dengan
membaca sekilas. Para siswa belajar untuk membuat pertanyaan
tentang apa yang akan mereka baca dan untuk mengatur prediksi
sebelum kegiatan membaca dimulai. Selama langkah ini, peran guru
adalah untuk mengaktifkan keduanya dengan bertanya kepada siswa
tentang prediksi mereka. Ini adalah waktu untuk menebak,
mengantisipasi dan menghipotesa.
2. Membaca. Para siswa diminta untuk membaca teks dalam hati untuk
memverifikasi keakuratan prediksi mereka. Beberapa prediksi
mereka akan ditolak dan beberapa akan diterima setelah membaca
lebih lanjut. Tidak ada prediksi yang benar atau salah, hanya
beberapa prediksi dinilai kurang akurat dibandingkan yang lain.
3. Membuktikan selama langkah ini, siswa membaca kembali teks agar
mereka dapat memverifikasi prediksi mereka. Siswa memverifikasi
keakuratan prediksi mereka dengan menemukan pernyataan dalam
teks dan membacanya secara lisan dalam kelas. Guru berfungsi
sebagai pembimbing, penyaring, dan memperdalam bacaan atau
proses berfikir. Langkah ini telah dibangun pada tahap-tahap
sebelumnya, dimana siswa membuat prediksi dan membaca untuk

22

menemukan bukti. Pada langkah ini, siswa akan mengkonfirmasi


atau merevisi prediksi mereka, adapun langkah-langkah strategi
DRTA adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan kesiapan membaca siswa (develoving raidiness
to read),
2) Menetapkan tujuan membaca dan membuat prediksi isi bacaan
(student set purposes, make predictions),
3) Membaca dalam hati teks bacaan (guilded silentreading of
selection),
4) Membimbing siswa membaca bacaan dalam hati (student varify
predictions prove set purposes),
5) Mengecek pemahaman siswa (comprehension check),
6) Membaca kembali prediksi yang telah dibuat dengan apa yang
telah ditetapkan guru,
7) Mengevaluasi (evaluation),
8) Memberikan pengayaan (enrichment aktifity).

Abidin (2012, hlm. 81) mengemukakan bahwa strategi DRTA


dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembelajaran sebagai berikut:
1) Guru memperkenalkan bacaan, dengan jalan menyampaikan
beberapa tentang isi bacaan.
2) Siswa membuat prediksi bacaan yang akan dibacanya. Jika siswa
belum mampu guru harus memancing siswa untuk membuat
prediksi. Diusahakan dihasilkan banyak prediksi sehingga akan
timbul kelompok yang setuju dan kelompok yang tidak setuju.
3) Siswa membaca dalam hati wacana untuk mengecek prediksi
yang telah dibuatnya. Pada tahap ini guru harus mampu
membimbing agar siswa melakukan kegiatan membaca untuk

23

menemukan makna bacaan, memperhatikan perilaku baca siswa,


dan membantu siswayang menemukan kesulitan memahami
makna katadengan cara memberikan ilustrasi kata, bukan
langsung menyebutkan makna kata tersebut.
4) Menguji prediksi, pada tahap ini siswa diharuskan mengecek
prediksi yangtelah dibuatnya. Jika prediksi yang dibuat siswa
salah, siswa harus mampu menunjukkan letak ketidaksesuaian
tersebut dan mampu membuat gambaran baru tentang isiwacana
yang sebenarnya.
5) Pelatihan keterampilan fudamental. Tahapan ini dilakukan siswa
untuk mengaktifkan kemampuan berpikirnya. Beberapa kegiatan
yang

dilakukan

siswa

adalah

menguji

kembali

cerita,

menceritakan kembali cerita, membuat gambar, diagram, ataupun


peta konsep bacaan, dan membuat peta perjalanan tokoh
(perjalanan yang menggambarkan keberadaan tokoh pada
beberapa peristiwa yang dialaminya).
3) Tujuan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
Kegiatan DRTA menekankan kegiatan berpikir pada waktu
membaca.

Anak-anak

dilatih

memeriksa,

membuat

hipotesis,

menemukan bukti, menunda penghakiman, dan mengambil keputusan


berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. Kegiatan ini dilaksanakan
dalam pengajaran kelompok dan invidual. Kegiatan DRTA dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Strategi DRTA
menuntut siswa terlihat aktif dengan pembelajaran. Hal itu dikarenakan
strategi DRTA melibatkan siswa dengan bacaan secara intensif. Sebelum

24

membaca, siswa membuat prediksi-prediksi dari petunjuk judul dan


gambar, setelah itu mencocokkan predeksi tersebut dengan teks. Barulah
setelah itu, siswa membaca teks utuh, lalu mengajarkan tes yang
berkaitan dengan bacaan.
4) Kelebihan dan Kelemahan Strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA)
Berikut ini merupakan beberapa kelebihan strategi Directed
Reading Thinking Activity (DRTA):
1. Strategi DRTA ini berisi banyak jenis-jenis strategi membaca
sehingga guru dapat menggunakan dan dapat memperhatikan
perbedaan yang ada pada peserta didik,
2. Strategi DRTA merupakan suatu aktivitas pemahaman yang
meramalkan cerita hingga dapat membantu siswa untuk memperoleh
gambaran keseluruhan dari suatu materi yang sudah dibacanya,
3. Strategi DRTA dapat menarik minat siswa untuk belajar, karena
dalam strategi DRTA menggunakan berbagai metode yang tidak
hanya melayani siswa secara audio-visual, tetapi juga kinestesis,
4. Strategi DRTA menunjukkan cara belajar yang bermakna bagi
murid, sebab belajar bukan hanya untuk belajar akan tetapi
mempersiapkan untuk hidup selanjutnya,
5. Strategi DRTA dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran baik
isi maupun prosedur mengajar.

Selain memiliki banyak kelebihan, strategi Directed Reading


Thinking Activity (DRTA) juga memiliki kelemahan yaitu:

25

1. Strategi DRTA seringkali menyita banyak waktu jika pengelolaan


kelas tidak efisien,
2. Strategi DRTA mengharuskan penyediaan buku bacaan dan
seringkali di luar kemampuan sekolah dan siswa, melalui
pemahaman membaca langsung, informasi tidak dapat diperoleh
dengan cepat, berbeda halnya jika memperoleh abstraksi melalui
penyajian secara lisan oleh guru.
J. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara yang harus ditempuh untuk mencapai
tujuan tertentu dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
Penggunaan metode yang tepat dapat membantu memecahkan masalah
dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 2) metode penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, penulis menyadari
masih memiliki keterbatasan kemampuan dalam melakukan penelitian dan
pembahasan hasil penelitian, maka metode yang tepat digunakan adalah
metode kuantitaif.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 8) metode kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.

26

Metode kuantitatif bertujuan untuk memperoleh data yang


meyakinkan mengenai efek dari suatu variable yang lain, yaitu dengan
cara memberikan perlakuan pada pembelajaran membaca pemahaman
artikel dengan menggunakan strategi pembelajaran Directed Reading
Thinking Activity (DRTA) pada kelompok yang dijadikan objek penelitian,
kemudian membandingkan hasil sebelum dan sesudah dikenai perlakuan.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui keefektifan, hasil, serta
respon siswa dalam penggunaan strategi pembelajaran Directed Reading
Thinking Activity (DRTA) dalam pembelajaran membaca pemahaman pada
kelompok yang dijadikan objek penelitian.
Adapun bentuk desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Quasi Experimental Research. Sugiyono (2007, hlm. 114) menyatakan
Quasi Experiment adalah metode yang mempunyai kelompok kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu One Group PretestPosttest. Dalam desain ini
terdapat pretest, sebelum diperlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

R O1 X O3
R O2

O4

27

Keterangan:
R

= Random

= Perlakuan

O1 dan O3

= Kelompok eksperimen

O2 dan O4

= Kelompok kontrol

2. Teknik Penelitian
Adapun teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Teknik Kepustakaan
Teknik ini digunakan karena sebelum peneliti melakukan penelitian
memerlukan referensi sebagai landasan dengan cara mengumpulkan
data-data yang terdapat pada buku yang berisi teori-teori.
b. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi digunakan
untuk mengamati sikap siswa dan guru selama proses pembelajaran
pembelajaran membaca pemahaman artikel dengan menggunakan
metode pembelajaran Directed Reading Thinking Activity (DRTA).
c. Tes
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui tes. Tes
adalah berbagai pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Selain itu, tes digunakan
untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa berupa tes awal dan
tes akhir terhadap pembelajaran membaca pemahaman artikel dengan
menggunakan strategi pembelajaran Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) pada siswa kelas X SMA Darul Falah-Cihampelas.

28

K. POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 80) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Maka populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh siswa kelas X SMA Darul Falah-Cihampelas yang terdiri dari
kelas X-1, X-2, X-3, X-4, dan X-5 dengan jumalah masing-masing 35
siswa.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 81) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X-1 SMA Darul FalahCihampelas dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang.
L. PROSEDUR PENELITIAN
Menurut Sanjaya (2014, hlm. 91-94) langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam metode penelitian eksperimen, sebagai berikut:
1. Melakukan survei kepustakaan yang relevan bagi masalah penelitian
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah
3. Merumuskan hipotesis berdasarkan penelaahan kepustakaan
4. Mengidentifikasi pengertian-pengertian dasar dan variabel utama
5. Menyusun rencana eksperimen
6. Melaksanakan eksperimen
7. Mengatur data kasar untuk mempermudah menganalisis
8. Menetapkan taraf signifikansi hasil eksperimen
9. Membuat interpretasi mengenai hasil testing

M. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA


1. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)

adalah

rencana

yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

29

mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah sebagai lembar pengamatan yang digunakan
untuk mengukur kemandirian siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
3. Lembar Angket
Lembar angket adalah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari siswa mengenai proses pembelajaran pada keterampilan
membaca pemahaman artikel didalam kelas.
4. Lembar penilaian
Lembar penilaian digunakan sebagai aspek penilaian untuk mengukur
kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman artikel
siswa kelas X SMA Darul Falah-Cihampelas.
5. Lembar soal
Lembar soal adalah pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan kognitif siswa sebagai bentuk untuk mengetahui bagaimana
hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa.
N. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data dilakukan dengan mengambil data dari bagaimana
aktivitas guru dan siswa, analisi pretest dan posttest, serta tanggapan siswa
pada pembelajaran membaca pemahaman artikel siswa kelas X SMA Darul
Falah-Cihampelas. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
1. Aktivitas guru dan siswa
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui bagaimana
tanggapan (respond) siswa pada saat pembelajaran membaca pemahaman
artikel dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) yaitu dengan menggunakan rating scale. Menurut Sugiyono (2014,
hlm. 97) rating scale yaitu data mentah yang diperloeh berupa angka

30

kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Adapun rumus yang


digunakan yaitu:
Rumus 1
Skor tertinggi tiap butir aspek x Jumlah butir soal x Jumlah responden
= ....
Rumus 2
Jumlah skor hasil pengumpulan data : Total pada rumus 1 x 100 = ....%
2. Hasil pretest dan posttest
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hasil pretest dan
posttest siswa pada saat pembelajaran membaca pemahaman artikel
dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
yaitu dengan diketahui jumlah D dan D2.

Adapun rumus yang

digunakan untuk menganalisi data penelitian ini, sebagai berikut:


a. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus:

S=

X2

{nx }2

n1

Keterangan:
D = Hasil dari jumlah skor posttest pretest secara keseluruhan
(D= xy)
D2 = Hasil dari jumlah posttest + pretest secara keseluruhan.
N

= Jumlah siswa

=X

b. Mencari rata rata dari hasil pretest dan posttest:


X=D
N

31

c. Perhitungan akhir analisis data ini adalah dengan memasukkan hasil


hasil perhitungan sebelumnya ke dalam rumus t-test:
t=

D2

{ Dn 2 }

n(n1)

Untuk mencari tahu perbedaan yang signifikan dari hasil perhitungan


sebelumnya, dapat dilihat dari hasil t- hitung lebih tinggi dari pada ttabel.
3. Tanggapan (respond) siswa
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui bagaimana
aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran membaca pemahaman
artikel dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) yaitu dengan menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono
(2014, hlm. 93) skala rikert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Adapun rumus yang digunakan yaitu:
Jumlah siswa yang menjawab SL (selalu) x 4 = ....
Jumlah siswa yang menjawab SR (selalu) x 3 = ....
Jumlah siswa yang menjawab KD (selalu) x 2 = ....
Jumlah siswa yang menjawab TP (selalu) x 1 = ....
TOTAL SKOR
= ....
Keterangan:
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh aspek = 4 x 100 = 400
Maka hasil yang diperoleh yaitu:
Total skor yang didapat : Jumlah skor ideal x 100% = .....%

O. JADWAL PENELITIAN
N

KEGIATAN

MINGGU KE-

32

O
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Penyusunan Proposal
Pengajuan Proposal
Revisi Proposal
Penyusunan Instrumen
Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis Hasil
Penarikan Kesimpulan
Penyusunan Laporan

P. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2010. Strategi membaca: teori dan pembelajarannya. Bandung:
Rizqi Press
Abidin, Y. 2012. Pembelajaran membaca berbasis karakter. Bandung: PT.
Refika Aditama
Alek & Achmad. 2011. Bahasa indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Djuroto, T & Suprijadi, B. 2009. Menulis artikel dan karya ilmiah. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Hamalik, O. 2008. Proses belajar mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hamruni. 2011. Strategi pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jtp/article/download/1852/1499
Tersedia online, diakses pada tanggal 28 September 2016, pukul 19: 10 WIB
http://ejournal.portalgaruda.org/
Tersedia online, diakses pada tanggal 28 September 2016, pukul 19: 56 WIB
http://ejournal.unesa.ac.id/article/5112/18/article.pdf.
Tersedia online, diakses pada tanggal 28 September 2016, pukul 20: 23 WIB
Ngatmini, dkk. 2010. Perencanaan pembelajaran bahasa indonesia.
Semarang: IKIP PGRI Semarang Press

33

Rachmawati, F. 2008. Dunia di Balik Kata (Pintar Membaca). Yogyakarta:


Grtra Aji Parama
Rahim, F. 2008. Pengajaran membaca di sekolah dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Resmini, N. & Hartati, F. 2006. Kapita selekta bahasa indonesia. Bandung:
UPI Press
Romli, dkk. 2005. Jurnalistik praktis untuk pemula edisi revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2014. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Suharsimi, A. 2013. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Somadayo, S. 2011. Strategi dan teknok pembelajaran membaca. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sumandiria, H. 2006. Jurnalistik indonesia: menulis berita & feature
panduan praktis jurnalis profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Suyatmi. 2000. Membaca I. Surakarta: UNS Press.
Tampubolon. 2008. Kemampuan membaca, teknik membaca efektif dan
efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. 2013. Membaca: sebagai suatu keterampilan berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Uno B. Hamzah. 2011. Model pembelajaran: menciptakan proses belajar
mengajar yang kreatif dan efisien. Jakarta: Bumi Aksara
Winataputra, U. S., dkk. 2008. Teori belajar & pembelajaran. Jakarta:
Kencana.

Anda mungkin juga menyukai