Anda di halaman 1dari 10

43

Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi 1.
2.
Pendidikan Matematika
Pendidikan Bahasa dan
Website : https://ejournal.ubibanyuwangi.ac.id/index.php/eduaksi Sastra Indonesia
3. Pendidikan Guru SD
Email : ubifkip@gmail.com 4. Pendidikan Guru PAUD
pISSN : 7728830-763004 eISSN: 2830-7631
Vol 2 No. 1 (2023) Hal 35-42

Pengaruh Model Kooperatif Learning Tipe STAD Terhadap Kemampuan


Numerasi Siswa Kelas 5 SD Negeri Pujerbaru 02
Fakhri Fakhruddin Anwar1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Jember
fakhrianwar29@gmail.com

ABSTRAK
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan
sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika
diajarkan di tingkat sekolah dasar ialah agar dapat membekali siswa menjadi pelajar yang mandiri
dan mampu menemukan konsep matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah
yang muncul di kehidupan sehari-hari. Dan tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan
kemampuan numerasi peserta didik setelah diberikan model pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division). Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah intrumen penelitian
berupa lembar soal yang di berikan kepada peserta didik digunakan untuk data penelitian, dan
instrumen penilaian yang di berikan kepada peserta didik berupa pengerjaan soal berisi numerasi
perhitungan angka pecahan bilangan, perkalian, pengurangan dan pembagian dimana subjek
penelitiannya adalah siswa kelas 5 SD Negeri Pujerbaru 02 sebanyak 6 anak dengan menggunakan 2
tahap penelitian yaitu pretest dan postest. Hasil penelitian terbukti bahwa dengan menggunakan
model STAD (Student Teams Achievement Division) ini sudah berhasil dan memberikan dampak
positif dalam peningkatan pengetahuan dan kemampuan numerasi siswa di kelas.
Kata Kunci: Matematika, Model pembelajaran STAD, Kemampuan numerasi siswa.

ABSTRACT
Mathematics as one of the compulsory subjects taught from elementary school to university level. One
of the goals of mathematics subjects taught at the elementary school level is to equip students to
become independent learners and able to find mathematical concepts that can be used in solving
problems that arise in everyday life. And the purpose of this research is to improve students' numeracy
skills after being given the STAD (Student Teams Achievement Division) learning model. The
methodology used in this study is a research instrument in the form of a question sheet given to
students used for research data, and an assessment instrument given to students in the form of working
on questions containing numeration, counting fractions, multiplication, subtraction and division where
the research subject is are 5th grade students of SD Negeri Pujerbaru 02 as many as 6 children using 2
stages of research, namely pretest and posttest. The results of the study proved that using the STAD
(Student Teams Achievement Division) model was successful and had a positive impact on increasing
students' knowledge and numeracy skills in the classroom.

Keywords: Mathematics, STAD learning model, Students' numeracy skills.


44
Jurnal FKIP – Universitas Bakti Indonesia Vol 2 No 1 (2023)

PENDAHULUAN
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan mulai dari
jenjang pendidikan sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Salah satu tujuan mata
pelajaran matematika diajarkan di tingkat sekolah dasar ialah agar dapat membekali siswa
menjadi pelajar yang mandiri dan mampu menemukan konsep matematika yang dapat
digunakan dalam memecahkan masalah yang muncul di kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, dalam melaksanakan pembelajaran matematika tidak hanya memberikan
rumus atau konsep yang bersifat hafalan, tetapi perlu adanya pendekatan pembelajaran
yang dibutuhkan siswa dalam membantu menemukan konsep pemecahan masalah
matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Wahid (dalam Azizah et al., 2018) yang
menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa harus mampu dan sanggup
mengimplementasikan pembelajaran matematika ke dalam konteks pemecahan masalah di
kehidupan sehari-hari sesuai dengan konsep yang ditemukannya.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, maka diperlukan model pembelajaran
matematika yang mampu mendekatkan sendiri konsep pemecahan masalah matematika
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran yang sesuai
adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu suatu metode
pembelajaran atau strategi dalam belajar dan mengajar yang menekankan pada sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja dengan kata lain pembelajaran dilakukan dengan
membuat sejumlah kelompok dengan jumlah peserta didik 2-5 anak yang bertujuan untuk
saling memotivasi antar anggotanya untuk saling membantu agar tujuan dapat tercapai
secara maksimal.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menggunakan sistem
pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Pembelajaran kooperatif dikenal sebagai pembelajaran secara berkelompok. Akan tetapi
belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam
belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat
interdependensi efektif di antara anggota kelompok.
Menurut Slavin (dalam Tukiran Taniredja, dkk, 2011:55) tujuan pembelajaran
kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di
mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan
dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu
ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Menurut Depdiknas (dalam
Tukiran Taniredja, dkk, 2011:55) Model Pembelajaran Kooperatif dikembangkan untuk
mencapai tiga tujuan pembelajaran penting yaitu:
45

1. Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas –


tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi narasumber bagi siswa
yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
2. Memberi peluang agar siswa dapat menerima teman – temannya yang mempunyai
berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan itu tersebut antara lain perbedaan
suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.
3. Mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial siswa yang
dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, mengemukakan pendapat dan
lain sebagainya.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa siswa masih kurang dalam kemampuan
numerasi. Hal ini berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu
guru yang ada di sekolah UPT SD Negeri Pujer Baru 02 yaitu guru Kelas V. Guru tersebut
menjelaskan bahwa selama ini kegiatan numerasi sudah berjalan, hanya saja dalam
pelaksanaannya belum bisa dikatakan efektif. Hal ini dikarenakan kebanyakan siswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan sering melihat jawaban dari internet, terlalu sering
menggunakan kalkulator dan tidak membiasakan untuk membaca dan memahami di buku
terlebih dahulu. Selain itu ketika siswa dihadapkan pada permasalahan matematika,
mereka tidak mencoba untuk menyelesaikan sesuai dengan pemahamamannya.
Dalam penelitian ini alasan peneliti memilih melakukan penelitian pada siswa Kelas V
UPT SD Negeri Pujer Baru 02 adalah karena menurut pendapat peneliti kebanyakan dari
siswa tersebut kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga kurang dalam
memahami materi matematika untuk menemukan konsep pemecahan masalah matematika
sendiri serta kebanyakan dari siswa kelas V tersebut juga kesulitan dalam menghitung dan
menghafalkan perkalian, sehingga materi yang didapatkan oleh siswa kurang diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan numerasi siswa di SD Negeri Pujer Baru 02
masih sangat rendah, hal ini di buktikan dengan hasil Penilaian Ahir Semester (PAS) yang
menunjukkan beberapa siswa mendapatkan nilai dibawah 60 itu artinya masih ada
beberapa siswa belum lulus KKM. Selama ini guru hanya menerapkan model pembelajaran
ceramah, tidak pernah menerapkan belajar secara diskusi atau kelompok sehingga siswa
yang tidak bisa terus tidak bisa karena tidak ada yang bisa mengajarinya, hanya
mendapatkan pengajaran saat guru menerangkan saja karena guru menggunakan model
pembelajaran ceramah. Sehigga proses pembelajaran perlu dirubah agar membuat siswa
lebih berperan aktif dan terbentuk interaksi siswa satu dan yang lain, dengan membuat
sebuah kelompok belajar dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
pemahaman siswa dalam proses belajar di kelas. Salah satu model pembelajaran kooperatif
yang sesuai adalah model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) yang
dapat diterapkan guru kepada siswa. Model pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division) ini merupakan pembelajaran secara berkelompok, karena saat ini
bukan hanya guru yang menjadi fasilitator namun siswa juga harus bisa memberikan
sanggahan dan pendapat serta bertanya dengan teman sebayanya.

Pengaruh Model Kooperatif Learning Tipe STAD Terhadap Kemampuan Numerasi Siswa Kelas 5 SD Negeri Pujerbaru 02
46
Jurnal FKIP – Universitas Bakti Indonesia Vol 2 No 1 (2023)

METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan numerasi peserta didik setelah diberikan model pembelajaran
STAD (Student Teams Achievement Division). Intrumen penelitian berupa lembar soal
yang di berikan kepada peserta didik digunakan untuk data penelitian, Instrumen penilaian
yang di berikan kepada peserta didik berupa pengerjaan soal berisi numerasi perhitungan
angka pecahan bilangan, perkalian, pengurangan dan pembagian. Penelitian ini dilakukan
di SD Negeri Pujer Baru 02 pada tanggal 16 September 2022. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas 5 sebanyak 6 orang yang menempuh mata pelajaran Matematika. Penelitian
pada tahap awal merencanakan bagaimana penerapan model pembelajaran STAD (Student
Teams Achievement Division) pada peserta didik agar berjalan dengan lancar. Terdapat 2
tahap yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pretest dan postest.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah dilakukan pengamatan dan penerapan model pembelajaran STAD (Student
Teams Achievement Division) untuk kelas 5 yang berjumlah 6 siswa dapat diketahui pada
tabel 1 dimana tidak ada satu pun siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Nilai tertinggi
untuk pretest adalah 50 dengan jumlah total nilai semua siswa 240 dan nilai rata-ratanya
40. Sedangkan untuk nilai postes pada tabel 2 menunjukkan hal yang sangat baik dimana
nilai seluruh siswa sudah di atas KKM dengan nilai tertinggi 90 serta jumlah total nilai
seluruh siswanya adalah 510 dengan rata-rata 85.

Tabel 1. Nilai Pretest Siswa Kelas 5

NO PRESENSI SISWA NILAI


1 01 40
2 02 35
3 03 50
4 04 45
5 05 30
6 06 40
JUMLAH 240
RATA-RATA 40
47

Tabel 2. Nilai Postest Siswa Kelas 5

NO PRESENSI SISWA NILAI


1 01 80
2 02 85
3 03 90
4 04 85
5 05 80
6 06 90
JUMLAH 510
RATA-RATA 85

Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan dan pemahaman numerasi siswa-siswi


kelas 5 SD Negeri Pujerbaru 02 terlebih dahulu dilakukan pretest tentang perkalian,
pembagian, perhitungan pecahan dan pembulatan angka. Pretest ini dikerjakan secara
mandiri oleh siswa untuk kemudian akan di nilai hasil pengerjaan pretest tersebut. Apabila
nilai yang diperoleh masih di bawah KKM, maka akan diterapkan model pembelajaran
STAD (Student Teams Achievement Division). Dan apabila penerapan model pembelajaran
STAD (Student Teams Achievement Division) telah selesai dilakukan, maka akan diadakan
postes untuk melihat hasil akhir apakah penerapan model pembelajaran STAD ini berhasil
atau tidak. Postes ini dikerjakan secara mandiri oleh siswa. Dengan penerapan model
pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) diharapkan dapat membuat
siswa menjadi paham tanpa harus menunggu penjelasan dari guru, tetapi siswa harus aktif
untuk menyelesaikan soal yang di dapatkan.
Berikut adalah grafik hasil perubahan rata-rata nilai dalam penerapan model
pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division).

Pengaruh Model Kooperatif Learning Tipe STAD Terhadap Kemampuan Numerasi Siswa Kelas 5 SD Negeri Pujerbaru 02
48
Jurnal FKIP – Universitas Bakti Indonesia Vol 2 No 1 (2023)

Dapat dilihat dari grafik di atas bahwa sudah ada perubahan terhadap nilai rata-rata
siswa kelas 5 SD Negeri Pujerbaru 02 sebelum menggunakan model pembelaran STAD
(Student Teams Achievement Division) yaitu dibuktikan dengan pretest dan sesudah
menggunakan model pembelaran STAD (Student Teams Achievement Division) yang
dibuktikan dengan postest. Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement
Division) memiliki kelebihan dimana siswa tidak mengantungkan terhadap guru, siswa
dapat berfikir sendiri, dan belajar dengan siswa lain dengan menungkapkan ide atau
gagasan yang dapat di bandingkan dengan orang lain (Wina S. 2018). Model pembelajaran
STAD (Student Teams Achievement Division) disini dilakukan dengan membagi 3
kelompok dalam satu kelas, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 2 anak. Siswa
sangat berpartrisipasi dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, mereka sangat
senang dan bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Siswa saling berdiskusi dengan
teman 1 kelompok untuk mengerjakan soal. Hasil ahir penentuan tingkat keberhasilan
penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) dengan
memberikan postes kepada siswa dikerjakan secara mandiri.
Model pembelajaran merupakan rencana yang digunakan dalam meningkatkan hasil
beajar, yang disusun dalam rencana pembelajaran jangka panjang dengan merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas (Rusman, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari hasil pretest dengan rata-rata nilai seluruh
siswa adalah 40 yang menunjukkan bahwa model pembelajaran yang diterapkan oleh guru
sebelumnya belum berhasil dan tidak mendapatkan pengaruh positif pada hasil nilai
belajar siswa. Melihat hasil yang tidak memuaskan itu, maka langkah selanjutnya yang
dilakukan guru adalah dengan menggunakan model pembelajaran STAD (Student teams
Achievement Division) yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap hasil
belajar siswa. Setelah menerapkan model pembelajaran STAD (Student teams Achievement
Division) ini kemudian siswa akan diberikan postest untuk mengukur kemampuan
numerasi siswa apakah metode pembelajaran STAD ini berhasil atau tidak. Berdasarkan
grafik di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai postest seluruh siswa adalah 85 dimana
sudah tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM.
Pembelajaran secara berkelompok ini sangat menbantu siswa untuk bertanya bagian
mana yang mereka belum ketahui atau belum paham terhadap teman yang dia percayai
sehingga kepercayaan itu membuat siawa menjadi yakin terhadap pengerjaanya.
Kepercayaan kooperatif ini memberikam kesempatan kepada siswa untuk bisa
mengutarakan pendapatnya kepada orang lain (Isjoni, 2019). Peningkatan yang terlihat
dalam grafik sangat siknifikan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai
sebanyak 45. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran STAD
(Student Teams Achievement Division) pada kelas 5 SD Negeri Pujerbaru 02 ini dapat
memberikan perubahan terhadap hasil belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran
Matematika.
49

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan numerasi siswa kelas 5 SD Negeri Pujerbaru 02 dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) yang dimana
dengan menggunakan metode pembelajaran ini dapat berpengaruh positif dan juga dapat
meningkatkan kemampuan numerasi siswa secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan
nilai rata-rata hasil postest siswa 85 setelah diterapkan model pembelajarn STAD (Student
Teams Achievement Division) yang dimana nilai ini sudah mengalami peningkatan dari
nilai pretest yang dilaksanakan sebelum penerapan model pembelajarn STAD (Student
Teams Achievement Division) tersebut yaitu 40. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan
bahwa penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) ini
sudah berhasil dan memberikan dampak positif dalam peningkatan pengetahuan dan
kemampuan numerasi siswa di kelas.

Pengaruh Model Kooperatif Learning Tipe STAD Terhadap Kemampuan Numerasi Siswa Kelas 5 SD Negeri Pujerbaru 02
50
Jurnal FKIP – Universitas Bakti Indonesia Vol 2 No 1 (2023)

DAFTAR PUSTAKA
[1] Indrawati, N. L. G. E. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Team Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VI SD No. 1 Sading Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Semester 1 Tahun
Pelajaran 2016/2017. Journal of Educational Action Research, (Online), Vol 1, No 2.
[2] Isjoni. (2019). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta.
[3] Shoimin, A. (2016). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
[4] Wina, S. (2018). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta:
Kencana Prenada Media, Hal-249
[5] Rusman (2018). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali ptres.
[6] Agung, A.A Gede. 2010. Metedologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Aditya Media
Publishing.
[7] Joyce, B., Marsha Weil, & Emily Calhoun. Models of Teaching Model-model
Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar., 2011.
[8] Arisman Azizah. (2015). Prosiding Seminar Nasional Fisika Tentang Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Dengan Motode Paraktikum Dalam Pembelajaran IPA
[9] Ronawati.2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3
Tambun Tolitoli.Jurnal Kreatif Tadulako.Vol.4.No. 1
[10] Ni Made Sunilawati, Nyoman Dantes, I. M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan
Numerik Siswa Kelas IV SD. Pendidikan Dasar, 3, 1. Retrieved from
http://119.252.161.25/e-journal/index.php/jurnal_pendas/article.

Anda mungkin juga menyukai