Anda di halaman 1dari 7

© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP

JURNAL ILMU LINGKUNGAN


Volume 11 Issue 1: 23-29 (2013) ISSN 1829-8907

STUDI KEARIFAN LOKAL SASI KELAPA PADA MASYARAKAT ADAT


DI DESA NGILNGOF KABUPATEN MALUKU TENGGARA
Melissa Justine Renjaan(1), Hartuti Purnaweni (1,2), Didi Dwi Anggoro(1,3)
(1)Program Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang, Email : melissajr85@gmail.com
(2) ProgramMagister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang
(3) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang

ABSTRAK

Salah satu suku di Maluku yang masih memegang tradisi Sasi adalah Suku Kei di
Kabupaten Maluku Tenggara. Sasi yaitu suatu bentuk larangan pengambilan sumber daya alam
baik darat maupun laut dalam kurun waktu tertentu sehingga memungkinkan sumber daya alam
dapat tumbuh, berkembang dan dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi
masyarakat terhadap kearifan lokal sasi kelapa di Desa Ngilngof dan menganalisa perilaku
masyarakat dalam pelaksanaan sasi kelapa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskiptif kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi lapangan dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan masyarakat memiliki persepsi positif terhadap
pelaksanan sasi kelapa. Persepsi masyarakat dapat diamati dari pengetahuan yang baik tentang
sasi kelapa meskipun terdapat perbedaan antara kaum tua dan kaum muda mengenai asal
muasal sasi kelapa. Masyarakat telah memahami dan menyadari fungsi dan manfaat sasi kelapa
bagi kehidupan mereka. Dalam pandangan masyarakat banyak nilai sosial dan pelestarian SDA
serta manfaat ekonomi yang diperoleh. Persepsi yang baik tentang tradisi sasi kelapa ini
membentuk perilaku masyarakat yang aktif ikut serta dalam pelaksanaan sasi kelapa, serta taat
dan hormat pada aturan-aturan sasi yang berlaku. Dalam mempertahankan budaya dan
tradisisasi kelapa, masyarakat mendapat tantangan yang tidak sedikit baik dari komunitas itu
sendiri maupun tantangan dari luar. Melestarikan budaya sasi merupakan langkah yang tepat
sebagai bentuk keberlanjutan dalam masyarakat. Rekomendasi dari penelitian ini yakni perlunya
memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada generasi muda tentang sasi kelapa dan
pengembangan eko-pariwisata dengan menampilkan budaya sasi.

Kata Kunci : Kearifan Lokal, Sasi Kelapa, Persepsi, Perilaku

ABSTRACT
One of the tribes in the Moluccas which still holds the tradition of Sasi is Kei tribe in
Southeast Maluku regency. Sasi is a form of natural resource extraction ban on both land and sea
in a given period of time allowing natural resources to grow and expand or needed to be preserved
so that can achieve satisfactory results. This study aims to analyze public perception of lokal
wisdom coconut sasi in the village of Ngilngof and analyzing the behavior of community in the
implementation of coconut sasi The research method used is the method of qualitative with depth
interviews, field observation and documentation. The results showed that overall people has a
positive perception on the implementation of coconut sasi. Community has to understand and
realize the functions and benefits of coconut sasi for their lives. In view of the community, there are
a lot of social value and natural resource conservation and economic benefits gained. Good
perception of these tradition of coconut sasi, shaping people's behavior which actively participated
in the implementation of coconut sasi, and obey and respect the rules that apply in coconut sasi. In
maintaining the culture and traditions of coconut sasi, community will have challenge from the
community itself and challenges from outside the community. Preserve the culture of coconut sasi
is the right step as a form of sustainability in the community. Recommendations in this study that
the need to provide more in-depth knowledge to the younger generation about the coconut sasi
and development of eco-tourism with a cultural show that coconut sasi

Key Words : Lokal Wisdom, Coconut sasi, Perception, Behavior

© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP


April 2013 RENJAAN,M.J.,PURNAWENI,H.,ANGGORO,D.D : KEARIFAN LOKAL SASI KELAPA

PENDAHULUAN mempengaruhi bagaimana alam


Suhartini (2009) dalam penelitiannya diperlakukan, yaitu : (a) perilaku yang ramah
mengemukakan bahwa kearifan lokal lingkungan, di mana pun manusia
merupakan warisan nenek moyang kita memperlakukan alam dengan arif dan
dalam tata nilai kehidupan yang menyatu bijaksana, sehingga mereka cenderung
dalam bentuk religi, budaya dan adat istiadat. memelihara dan memperbaiki lingkungan. (b)
Dalam perkembangannya masyarakat perilaku yang tidak ramah lingkungan adalah
melakukan adaptasi terhadap lingkungannya sebaliknya, di mana manusia memperlakukan
dengan mengembangkan suatu kearifan yang alam dengan tidak memperhatikan kaidah-
berwujud pengetahuan atau ide, peralatan, kaidah pelestarian alam, sehingga cenderung
dipadu dengan norma adat, nilai budaya, merusak dan mengabaikan (Siswadi, 2010).
aktivitas mengelola lingkungan guna Penelitian Nababan (1995)
mencukupi kebutuhan hidupnya. menemukan bahwa beberapa masyarakat
Jika melihat evolusi hubungan manusia adat di Indonesia secara tradisional berhasil
dengan alam di masa lampau telah terbentuk menjaga dan memperkaya keanekaragaman
suatu hubungan yang harmonis yang disebut hayati alami. Merupakan realitas bahwa
pan cosmism di mana manusia berusaha sebagian besar masyarakat adat masih
untuk hidup selaras dengan alam (Hadi, memiliki kearifan adat dalam pengelolaan
2009). Dalam pandangan manusia pada masa sumberdaya alam. Sistem-sistem lokal
itu, alam itu besar dan sakral oleh karena itu diwariskan dan ditumbuh-kembangkan terus-
harus dipelihara sehingga tidak terjadi menerus secara turun-temurun. Sasi adalah
kerusakan alam dan berakibat negatif bagi salah satu kearifan lokal masyarakat adat Kei
manusia itu sendiri. Dalam merealisasikan yang diturunkan dari generasi ke generasi.
gagasan itu manusia menciptakan pamali- Sasi menurut pengetahuan masyarakat
pamali atau etika bertindak dan bertingkah adalah “larangan” yang bersifat melindungi
laku terhadap alam. Hampir sebagian besar sesuatu atau hasil tertentu dalam batas waktu
etnis di Negara ini memiliki aturan-aturan tertentu dan diberlakukan dengan tanda
dimaksud yang disebut sebagai kearifan tertentu dan mempunyai sifat atau ketentuan
lingkungan (Suhartini, 2009). hukum yang berlaku untuk umum. Sasi
Fadhil (2007) dalam penelitiannya kelapa adalah salah satu bagian dari sasi
menemukan bahwa masyarakat Dayak darat yang dilakukan pada sumberdaya alam
Meratus memiliki pandangan yang arif di darat. Sasi dimaksudkan untuk mengatur
terhadap alam yang kemudian diwujudkan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan
dalam sikap dan perilaku dalam melestarikan sumberdaya alam di sekitar mereka.
hutan. Hal yang sama dikemukakan oleh Perilaku manusia terhadap
Suhartini (2009), bahwa kearifan lokal tidak lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktor
hanya berhenti pada etika tetapi sampai pada dasar, pendukung, pendorong dan persepsi,
norma dan tindakan dan tingkah laku, serta faktor lingkungan baik lingkungan fisik
sehingga kearifan lokal dapat menjadi seperti maupun lingkungan sosial (Suhartini, 2009).
religi yang mendominasi manusia dalam Berdasarkan uraian maka dapat
bersikap dan bertindak baik dalam konteks dirumuskan masalah penelitian sebagai
kehidupan sehari-hari maupun menentukan berikut: 1) Bagaimana persepsi masyarakat
peradaban manusia lebih lanjut. terhadap kearifan lokal sasi kelapa, 2)
Adanya gaya hidup yang konsumtif bagaimana perilaku masyarakat dalam
dapat mengikis norma-norma kearifan lokal pelaksanaan sasi kelapa?.
di masyarakat. Untuk menghindari hal Adapun tujuan penelitian ini yakni
tersebut maka norma-norma yang sudah menganalisa persepsi masyarakat terhadap
berlaku di suatu masyarakat yang sifatnya kearifan lokal sasi kelapa dan menganalisa
turun menurun dan berhubungan erat perilaku masyarakat dalam pelaksanaan sasi
dengan kelestarian lingkungannya perlu kelapa.
dilestarikan yaitu dalam bentuk kearifan
lokal. Perilaku manusia baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat, sangat

24
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan , Vol 11(1) : 23-29 2013, ISSN : 1829-8907

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif menganalisa persepsi masyarakat A. Persepsi Masyarakat Desa Ngilngof
terhadap kearifan lokal sasi kelapa dan Tentang Sasi Kelapa
menganalisa perilaku masyarakat dalam Secara keseluruhan masyarakat
pelaksanaan sasi kelapa. Lokasi penelitian memiliki persepsi positif terhadap
dilakukan di Desa Ngilngof Kecamatan Kei pelaksanaan sasi kelapa yang dilaksanakan
Kecil. Pemilihan Desa Ngilngof berdasarkan di desa (ohoi) mereka. Persepsi
pertimbangan bahwa desa ini salah satu desa masyarakat dapat dijabarkan sebagai
yang menyelenggarakan tradisi sasi kelapa. berikut:
Fokus penelitian ini adalah : 1. Pengetahuan, Interpretasi dan
1. Persepsi masyarakat terhadap kearifan Pandangan Masyarakat Desa Ngilngof
lokal sasi kelapa di Desa Ngilngof. tentang Kearifan Lokal dalam Sasi
Indikator dari fenomena persepsi adalah Kelapa
pengetahuan, interpretasi dan pandangan Gagasan untuk mempraktekkan
masyarakat Desa Ngilngof tentang kearifan sasi kelapa di ohoi Ngilngof diprakasai
lokal dalam sasi kelapa, dan pemahaman oleh leluhur sejak jaman dahulu kala,
masyarakat tentang manfaat dan fungsi sekitar abad ke 16-17. Berdasarkan
dari kearifan lokal sasi kelapa. hasil wawancara dengan Kepala Desa
2. Perilaku masyarakat dalam pelaksanaan Ngilngof, ada beberapa alasan sasi
sasi kelapa sebagai salah satu bentuk kelapa dilaksanakan sejak jaman
kearifan lokal oleh masyarakat adat di dahulu hingga sekarang di Desa
Desa Ngilngof. Indikator dari fenomena Ngilngof, yaitu:
perilaku adalah tingkah laku dan “Orang tua-tua jaman dahulu
keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan melihat bahwa pengambilan kelapa,
sasi kelapa, proses pelaksanaan sasi maupun penebangan kelapa untuk
kelapa oleh masyarakat, aturan hukum keperluan rumah tangga maupun untuk
dan sanksi yang berlaku dalam dijual sangatlah tinggi. Orang tua-tua
pelaksanaan sasi kelapa, tantangan dan (leluhur) khawatir akan kondisi tersebut
pelestarian budaya. maka sasi kelapa dibuat untuk menjaga
Penelitian ini memperoleh data primer pertumbuhan kelapa tidaklah punah dan
melalui wawancara mendalam terhadap bisa dinikmati oleh generasi berikutnya,
informan kunci, observasi lapangan dan yang artinya menjaga kelestarian
dokumentasi kondisi objek penelitian. kelapa”.
Wawancara mendalam dilakukan dengan Berdasarkan hasil wawancara baik
teknik purposive sampling menggunakan kaum muda maupun kaum tua
informan-informan kunci sebanyak 15 orang mengetahui dengan jelas tentang sasi
yang terdiri dari Kepala Desa, Tokoh Agama, kelapa, namun kaum muda memiliki
Tokoh Adat, Kaum Tua dan Kaum Muda pengetahuan yang kurang tentang
Kampung. Pengambilan sampel dilanjutkan sejarah pelaksanaan sasi pertama kali
menggunakan snowball sampling, untuk dapat di desa mereka.
memberikan pengembangan informasi Keberadaan tanah dan laut dalam
berikutnya sampai kepada taraf rebundancy kehidupan masyarakat di Kepulauan
(jenuh). Observasi lapangan melalui Kei, Maluku, memiliki peranan yang
pengamatan terhadap kondisi lingkungan di penting. Masyarakat Kei menjaga darat
sekitar dusun kelapa dan di Desa Ngilngof atau tanah serta laut karena pada
serta bentuk-bentuk aktifitas masyarakat. umumnya kehidupan mereka sangat
Dokumentasi melalui pengambilan foto lokasi bergantung pada kelestarian dua
dusun kelapa, aktivitas masyarakat lingkungan alam tersebut dan juga
sekitarnya dan arsip-arsip yang diperlukan mereka beranggapan bahwa baik darat
terkait dengan sasi kelapa. maupun laut telah memberikan
kehidupan bagi mereka sehingga
diwajibkan untuk memelihara, menjaga
dan melestarikannya.
25
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2013 RENJAAN,M.J.,PURNAWENI,H.,ANGGORO,D.D : KEARIFAN LOKAL SASI KELAPA

Dalam interpretasi masyarakat mempertahankan tradisi. Manfaat yang


Desa (ohoi) Ngilngof bahwa sasi kelapa diperoleh adalah manfaat secara
adalah salah satu bagian dari hukum ekonomi, sosial dan lingkungan.
adat Larwul Ngabal yang wajib
dihormati, dijunjung dan dipatuhi. B. Perilaku Masyarakat Desa Ngilngof
Ada keterikatan antara masyarakat Terhadap Pelaksanaan Sasi Kelapa
dengan adat istiadat yang sangat kental. 1. Proses Pelaksanaan Sasi Kelapa oleh
Keharusan memperdulikan keadaan Masyarakat
alam sekitar, dalam artian keharusan
cara dan alat kerja yang digunakan agar
tidak merusak alam.
Narasumber berpandangan bahwa
sasi kelapa merupakan suatu bentuk
kearifan budaya masyarakat adat Kei
yang bersifat positif sehingga patut
untuk dilestarikan dan dijaga
kelangsungannya dari generasi ke
generasi.
2. Pemahaman Masyarakat Tentang Gambar 1. Dusun Kelapa
Fungsi dan Manfaat Dari Kearifan Lokal Desa Ngilngof
Sasi Kelapa.
Sasi merupakan unsur terpenting Pada dasarnya adalah pola
dari keseluruhan sistem pengelolahan pengaturan pemanfaatan wilayah darat
sumberdaya alam tradisional di tanah atau laut untuk memenuhi kebutuhan
Kei, begitupun dengan sasi kelapa. hidup masyarakat. Pelaksanaan sasi
Dalam pemahaman masyarakat kelapa di ohoi Ngilngof biasanya
kearifan lokal sasi kelapa memiliki dilakukan setelah ibadah mingguan di
fungsi-fungsi penting dalam kehidupan gereja. Pemuka agama setempat
masyarakat. Fungsi kearifan lokal sasi memanjatkan doa, memohon
kelapa sebagai penanda identitas kelancaran kegiatan sasi kelapa dan
komunitas masyarakat adat kei dan mendoakan agar hasil diperoleh lebih
ohoi Ngilngof khususnya, mengingat baik. Kemudian marga yang memiliki
tidak semua ohoi/desa di tanah Kei hak adat dalam melakukan sasi dalam
masih melaksanakan sasi kelapa. hal ini adalah marga Ohoitimur, akan
Sebagai sebuah sistem sosial, kearifan bertugas menanam daun kelapa sebagai
lokal sasi kelapa berfungsi sebagai tanda sasi. Daun kelapa muda yang
elemen perekat antar masyarakat. dalam bahasa Kei artinya Hawear di
Kearifan lokal sasi kelapa juga taruh pada sebuah kayu, kayu itu
berfungsi sebagai bentuk pelestarian haruslah kayu “num”. Kemudian sasi
sumber daya alam. Warga masyarakat akan di tanam di sekitar dusun kelapa,
hidup berdampingan dengan alam di tempat di mana warga bisa melihat
secara harmonis, sehingga sasi kelapa tanda larangan sasi. Dengan
merupakan cara memanfaatkan dicanangkan tanda sasi berarti masa
sumberdaya alam secara berkelanjutan. tutup sasi telah dimulai. Kelapa yang di
Selain pemahaman tentang fungsi sasi meliputi kelapa yang ada di pohon
masyarakat memahami manfaat maupun yang jatuh ke tanah. Menurut
keberadaan sasi kelapa, baik yang wawancara dengan narasumber masa
langsung maupun tidak langsung sasi biasanya berlaku selama 3-4 bulan.
mereka rasakan. Melalui pemahaman Setelah masa sasi selesai maka akan
warga dari generasi ke generasi diadakan upacara buka sasi, di mana
mengenai pengelolaan sumberdaya warga diperbolehkan memanen hasil
alam serta keselarasan hidup dengan kelapa dari kebun kelapa mereka.
alam maka. Masyarakat ohoi Ngilngof
dengan kesadaran mereka tetap
26
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan , Vol 11(1) : 23-29 2013, ISSN : 1829-8907

mempunyai hukum adat dan lembaga


adat yang bertugas untuk mengawasi
wilayah kekuasaan persekutuan yang
bersangkutan termasuk menetapkan
apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh dilakukan terhadap tanah-tanah
maupun laut yang berada dalam
lingkungan persekutuan bersangkutan.
Lebih lanjut Rahail (1993)
menuturkan bahwa kendati pun hukum
Larwul Ngabal tidak atau belum
Gambar. 2. Penanaman Sasi di Dusun tertulis, namun demikian hukum ini
Kelapa Desa Ngilngof. merupakan suatu hukum positif di
seluruh wilayah Kei, karena ada
2. Tingkah Laku dan Keikutsertaan lembaga adat yang melaksanakannya
Masyarakat Dalam Kegiatan Sasi Kelapa dan kepada masyarakat yang ternyata
atau terbukti melakukan pelanggaran
Tingkah laku masyarakat ohoi terhadap ketentuan hukum Larwul
Ngilngof dalam melaksanakan tradisi Ngabal akan dikenakan sanksi atau
sasi kelapa sangat baik. Masyarakat hukuman. Pelaksanaan hukum adat ini
sangat taat pada tradisi. Bagi warga pun sudah berjalan dari sejak dulu dan
hidup di tanah Kei memiliki aturan- masih terus dijalankan hingga kini.
aturan yang harus dilaksanakan dan Aturan sasi berdasarkan aturan
dipatuhi, karena semua aturan yang hukum Larwul Ngabal yang dipatuhi
telah dilaksanakan dari generasi ke oleh masyarakat adat Kei. Sasi adalah
generasi dan telah dicetuskan oleh manifestasi paling nyata dari Hukum
leluhur adalah keharusan untuk ditaati Adat Larwul Ngabal. Hukum Larwul
sehingga membawa kehidupan yang Ngabal merupakan hukum adat yang di
lebih baik. Judge (2008) menyatakan Maluku dengan perumusan yang paling
bahwa sasi mendidik dan membentuk lengkap.
sikap dan perilaku masyarakat, suatu Salah satu perwujudan dari
upaya untuk memelihara tata karma hukum adat Larwul Ngabal terutama
hidup bermasyarakat. pasal ke tujuh adalah dilaksanakannya
Keikutsertaan warga hingga saat hukum sasi di kepulauan Kei. Rahail
ini dalam melaksanakan tradisi sasi (1995) menyatakan bahwa hukum sasi
kelapa adalah karena warga di Kei pada dasarnya merupakan suatu
masyarakat memiliki kesadaran untuk kaidah hukum yang didasarkan pada
tetap menjaga keharmonisan dengan sasi pelestarian dan keseimbangan
alam seperti para leluhur mereka hubungan alam dengan manusia
melakukan sasi kelapa di masa (ekosistem). Pasal ke tujuh dalam
dulu. Selain karena keterikatan hukum Larwul Ngabal berbunyi “Hira I
masyarakat dengan budaya adat Kei, ni fo I ni, it did fo it did” yang artinya
masyarakat juga dapat langsung milik orang tetap milik mereka milik
merasakan manfaat dari pelaksanaan kita tetap milik kita.
sasi kelapa bagi kehidupan mereka. Pelanggaran terhadap semua
jenis sasi akan mendapatkan sanksi
3. Aturan Hukum Sasi dan Sanksi Atas (hukuman) adat. Pelanggaran terhadap
Pelanggaran Sasi Kelapa sasi yang bersifat umum (disebut
hawear), yaitu sasi dengan tanda
Untuk menjaga keselarasan hidup
anyaman janur, akan dikenakan denda
antara manusia dan dengan alam dan
berat, sedang dan ringan.
untuk mempertahankan kelestarian
Derajat sanksi tersebut
maka masyarakat adat Kei sama
diputuskan dan dipertimbangkan
dengan masyarakat hukum lainya
dalam sidang Dewan Adat (Seniri)
27
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2013 RENJAAN,M.J.,PURNAWENI,H.,ANGGORO,D.D : KEARIFAN LOKAL SASI KELAPA

setempat. Terdapat beberapa patokan yang banyak tentang budaya Kei, nilai-
dasar dalam penetapan hukuman nilai penting yang terkandung di dalam
denda, diantaranya adalah: tradisi sasi kelapa. Sehingga dalam
1) Satu buah lela (meriam kuno) atau perkembangann waktu kedepan sasi
emas Kei 3 tahil. kelapa ini masih dapat dirasakan
2) Menanggung biaya perkara yang manfaatnya oleh generasi berikutnya.
jumlahnya ditetapkan oleh sidang Nilai-nilai kearifan dan hukum adat
Dewan Adat. tersebut cukup efektif dalam
3) Bentuk hukuman lainnya yang pengelolaan sumber daya alam dan
besarannya disesuaikan dengan lingkungan di dalamnya kearifan lokal
pertimbangan sidang Dewan Adat. sasi kelapa. Oleh karena sasi
Dalam 20 tahun terakhir ini mempunyai peranan sebagai nilai
sudah tidak terjadi pelanggaran lagi. budaya masyarakat maka perlu terjaga
Masyarakat semakin sadar dan semakin kelestariannya.
memahami makna pelestarian Dengan pelestarian budaya maka
sumberdaya alam dan lingkungan. ada keberlanjutan sumberdaya alam
dan lingkungan, keberlanjutan
4. Tantangan dan Perilaku Masyarakat masyarakat dan keberlanjutan
Dalam Pelestarian Budaya Sasi Kelapa ekonomi.

Dalam perkembangannya kearifan KESIMPULAN


lokal di Indonesia mengalami banyak
tantangan begitu pun tantangan- 1. Secara keseluruhan masyarakat memiliki
tantangan yang dihadapi oleh persepsi positif terhadap pelaksanaan
masyarakat adat Kei. Dalam sasi kelapa yang dilaksanakan di Desa
mempertahankan budaya dan tradisi, Ngilngof. Persepsi masyarakat dapat
kearifan lokal masyarakat adat Kei diamati dari pengetahuan yang baik
mendapat tantangan yang tidak sedikit tentang sasi kelapa meskipun terdapat
baik dari komunitas itu sendiri maupun perbedaan antara kaum tua dan kaum
tantangan dari luar. Dalam pelaksanaan muda mengenai asal muasal sasi kelapa,
sasi kelapa di ohoi Ngilngof pun interpretasi masyarakat yang baik
mendapat beberapa tantangan sebagai tentang sasi kelapa, pandangan positif
berikut: masyarakat tentang sasi kelapa,
• Pemenuhan kebutuhan hidup yang pemahaman tentang fungsi dan manfaat
meningkat sasi kelapa.
• Kemiskinan dan kesenjangan 2. Perilaku masyarakat adat Kei khususnya
• Akulturasi budaya asing Desa Ngilngof melalui sasi kelapa yang
• Modernisasi telah turun- temurun dan berkembang
Berdasarkan hasil wawancara dalam masyarakat menjadi nilai-nilai
dengan para narasumber baik tokoh yang dipegang teguh. Perilaku
adat, warga desa maupun aparat desa, masyarakat adat Desa Ngilngof yang ikut
dapat disimpulkan bahwa dalam serta dalam pelaksanaan sasi kelapa
pandangan mereka pelestarian budaya merupakan keberlanjutan dari cara
merupakan hal yang mendasar untuk pandang masyarakat mengenai cara
menjaga eksistensi kearifan lokal sasi pengelolaan sumberdaya alam yang
kelapa di ohoi Ngilngof. Faktor utama bijak. Perilaku masyarakat dapat dilihat
yang mendasar dari pelestarian budaya dalam proses pelaksanaan sasi kelapa,
adalah faktor ekonomi, keberlanjutan keikutsertaan warga dalam pelaksanaan
umat manusia karena kehidupan sasi kelapa, ketaatan dalam menaati
masyarakat menggantungkan hidupnya setiap peraturan sasi kelapa, serta
dari hasil-hasil alam. perilaku masyarakat dalam melestarikan
Oleh karena itu menurut para budaya sasi kelapa.
tokoh adat, peran generasi muda saat
ini harus dibekali dengan pengetahuan
28
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan , Vol 11(1) : 23-29 2013, ISSN : 1829-8907

REKOMENDASI Nababan, 1995. Kearifan Tradisional dan


1. Perlunya memberikan pengetahuan yang Pelestarian Lingkungan Di Indonesia.
lebih mendalam kepada generasi muda Jurnal Analisis CSIS : Kebudayaan,
tentang sasi kelapa dan nilai-nilai penting Kearifan Tradisional dan Pelestarian
yang terkandung di dalamnya. Lingkungan. Tahun XXIV No. 6 Tahun
2. Pengembangan eko-pariwisata dengan 1995
menampilkan tradisi sasi kelapa Siswadi 2010. Kearifan Lokal Dala
khususnya pada saat panen (buka sasi) Melestarikan Air (Studi Kasus di Desa
kepada wisatawan sehingga memberikan Purwogonda, Kecamatan Boja,
dampak positif terhadap lingkungan, sosial Kabupaten Kendal. Semarang. Thesis.
maupun ekonomi masyarakat. Publikasi: Magister Ilmu Lingkungan
Undip.
DAFTAR PUSTAKA Suhartini. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat
Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam
Fadhil, 2007. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Prosiding Seminar
dan Lingkungan Berbasis Nasional Penelitian. Pendidikan dan
Pengetahuan dan Kearifan Lokal Penerapan MIPA. Jurusan Pedidikan
(lokal Wisdom) di Kalimantan. Jurnal. Biologi FMIPA. UNY. Jogjakarta
Hadi, Sudharto. P. 2009. Dimensi Lingkungan Rahail, J.P. 1993. Larwul Ngabal - Hukum Adat
Perencanaan Pembangunan. Kei : bertahan menghadapi arus
Yogyakarta. Penerbit: Gadjahmada perubahan. Seri Pustaka Khasanah
University Press. Budaya Lokal. Jakarta: Yayasan Sejati.
Judge, Z dan Nurizka M. 2008. Peranan
Hukum Adat Sasi Laut Dalam
Melindungi Kelestarian Lingkungan di
Desa Eti Kecamatan Seram Barat
Kabupaten Seram Bagian Barat.
Jurnal: Lex jurnalica Vol 6 No 1. FH-
Universitas Indonusa Esa Tunggal.
Jakarta

29
© 2013, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP

Anda mungkin juga menyukai