Anda di halaman 1dari 16

1

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

PERSEPSI MASYARAKAT NELAYAN PESISIR TENTANG PENTINGNYA


PENDIDIKAN FORMAL DI DESA LATAWE KECAMATAN NAPANO
KUSAMBI KABUPATEN MUNA BARAT

Jayatri Manda Sari1, La Harudu2


1
Alumni Pendidikan Geografi FKIP UHO
2
Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO

Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat nelayan


pesisir Desa Latawe tentang pentingnya pendidikan formal dan upaya yang
dilakukan pemerintah untuk menyadarkan masyarakat nelayan pesisir Desa Latawe
tentang pentingnya pendidikan formal. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskripstif dengan metode mix metode untuk menggambarkan tentang
persepsi masyarakat nelayan pesisir tentang pentingnya pendidikan formal di Desa
Latawe. Hasil penelitian diketahui bahwa pandanganmasyarakat nelayan pesisir
Latawe tentang pentingnya pendidikan formal masih sangat rendah hal ini
disebabkan beberapa faktor diatantaranya faktor pengetahuan, ekonomi yang rendah,
motifasi, budaya dan perhatian pemerintah yang masih kurang. Sedangkan upaya
yang efektif yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
nelayan pesisir Desa Latawe tentang pentingnya pendidikan formal adalah
pemberdayaan masyarakat dengan tanggapan responden sebanyak 22 atau 73.33%
memberikan tanggapan dilibatkan dalam mendorong anaknya mengikuti pendidikan
formal yang diselenggarakan disekolah. Kesimpulan persepsi masyarakat nelayan
pesisir desa Latawe terhadap pentingnya pendidikan formal masih rendah dan upaya
yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat nelayan
pesisir Desa Latawe dalam memandang pentingnya pendidikan formal mencakup
sosialisasi program bantuan pemerintah dalam pendidikan, pemberdayaan masyarakat
dan penyelenggaraan pendidikan non formal.

Kata Kunci: Persepsi, Masyarakat nelayan Pesisir,Pendidikan formal

Jayatri Manda Sari, La Harudu


2

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

PERCEPTION OF COASTAL FISHERMAN'S PEOPLE ABOUT THE


IMPORTANCE OF FORMAL EDUCATION IN THE VILLAGE OF
LATAWE SUBSTANCE NAPANO KUSAMBI DISTRICT OF WEST MUNA

Jayatri Manda Sari1, La Harudu2


1
Geography Educational Alumni Halu Oleo University
2
Geography education lecturer at Halu Oleo University

This study aims to determine the perception of the community of coastal fishermen in
the village of Latave about the importance of formal education and the efforts made
by the government to awaken the coastal fishing communities of the village of
Latawe about the importance of formal education. This study uses a descriptive
qualitative approach with a blending method to describe the perceptions of the
community of coastal fishermen about the importance of formal education in the
village of Latawe. The results of the research show that the opinion of the coastal
fishing community of Latave about the importance of formal education is still very
low due to several factors, such as low knowledge, economics, motivation, culture
and government attention. Although the effective efforts of the government to raise
awareness of the community of coastal fishermen in the village of Latawe about the
importance of formal education is the empowerment of the community with a
response rate of 22 or 73.33% to provide responses related to encouraging their
children to formal schooling. Conclusion, the perception of the community of coastal
fishermen in the village of Latawe on the importance of formal education is still low
and the efforts undertaken by the government to raise awareness of the community of
coastal fishermen in the village of Let in connection with the importance of formal
education include the socialization of state assistance programs in the field of
education, empowerment of communities and non-formal education.

Keywords: Perception, Coastal Fisherman Society, Formal Education

PENDAHULUAN akanterbentuk sosok-sosok individu


sebagai sumber daya manusia yang
Pendidikan saat ini akan berperan besar dalam proses
merupakan hal yang sangat penting pembangunan bangsa dan negara.
dan tidak dapat dipisahkan dari Oleh karena itu peran pendidikan
kehidupan manusia.Pendidikan sangat penting, sebab pendidikan
memberikan kontribusi yang sangat merupakan kunci utama untuk
besar terhadap kemajuan suatu bangsa menciptakan sumber daya manusia
dan merupakan wahana dalam yang berkualitas. (Mulyono 2010:15)
menerjemahkan pesan-pesan
konstitusi serta merupakan sarana Visi dan orientasi pendidikan
dalam membangun watak bangsa sebagaimana diuraikan di atas tidak
(Nation Character Building). selalu berjalan sesuai apa yang
Pendidikan merupakan sebuah proses diharapkan baik pemerintah maupun
yang dengan sengaja dilaksanakan, masyarakat. Kondisi berbeda justru
bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. terjadi dalam beberapa
Melalui proses pendidikan kelompokmasyarakat yaitu adanya

Jayatri Manda Sari, La Harudu


3

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

situasi yang pasif dalam masyarakat maka menurutMenurut (Bimo


untuk melibatkan diri atau anggota Walgito, 2003:3). Persepsi merupakan
keluarganya dalam menyukseskan proses yang didahului oleh proses
pemerataan pendidikan. Kondisi ini pengindraan, yaitu merupakan proses
juga masih terjadi pada sebahagian diterimanya stimulus oleh individu
masyarakat pesisir di Desa Latawe melalui alat indera atau disebut juga
Kecamatan Napabalono Kabupaten proses sensoris. Sedangkan Sarlito
Muna Barat. Wirawan Sarwono, 2000:60
mengungkapakan dalam bukunya
Berdasarkan observasi awal “Psikologi Lingkungan” mengatakan
peneliti menemukan gambaran dan bahwa persepsi adalah jika jumlah
fakta sosial yang cukup ironis, yaitu pengindraan disatukan dan
bahwa pada saat masyarakat pada dikoordinasikan di dalam pusat syaraf
umumnya memiliki antusiaslissme yang lebih tinggi (otak) sehingga
yang tinggi pada keinginan menempuh manusia dapat mengenali dan menilai
pendidikanformal yang lebih tinggi objek-objek.
justru pada masyarakat nelayan pesisir
di Desa Latawe masyarakatnya pasif Pandangan lain tentang
dan tidak memiliki motivasi kuat persepsi juga dijelaskan oleh Thoha,
untuk mengikuti pendidikan formal 1999:24 bahwa persepsi pada
sebagai jalur yang disediakan Negara hekekatnya ialah proses kognitif yang
melalui pemerintah untuk dialami oleh setiap orang dalam
meningkatkan sumber daya manusia. memahami setiap informasi tentang
Adapun jumlah anak yang putus lingkungannya baik melalui
sekolah yang diperoleh peneliti pada penglihatan, pendengaran,
observasi awal tanggal 20 Mei 2018 penghayatan, perasaan dan
sebanyak 20 orang. (Penelitian awal penciuman. Menurut Slameto,
pada bulan Jayatri April 2018) 2010:102 persepsi ialah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau
Berdasarkan wawancara di informasi ke dalam otak manusia,
atas maka menguatkan bahwa ada melalui persepsi manusia terus
masalah yang cukup serius pada menerus mengadakan hubungan
masyarakat Desa Latawe dalam dengan lingkungannya. Hubungan ini
memandang pentingnya pendidikan dilakukan lewat inderanya yaitu indera
formal sebagai sarana dalam penglihat, pendengar, peraba, perasa
meningkatkan sumber daya manusia. dan pencium.
Penjelasan dalam uraian di atas maka
menarik untuk dikaji lebih lanjut Sedangkan konsep
melalui cara yang empirik dan ilmiah masyarakat menurut Menurut Roucek
melalui penelitian dengan judul danWarren,1984: 37 masyarakat
Persepsi masyarakat nelayan pesisr merupakan sekelompok manusia yang
tentang pentingnya pendidikan formal memiliki rasa kesadaran bersama di
di Desa Latawe Kecamatan Napano manamereka berdiam pada daerah
Kusambi Kabupaten Muna Barat yang sama, yang sebagian besar atau
seluruh wargannya memperlihatkan
Berdasarkan fakta di atas adanya adat kebiasaan danaktivitas
tentang persepsi masyarakat pesisir yang sama. Masyarakat adalah
nelayan pentingnya pendidikan formal sekelompok individu yang bertampat

Jayatri Manda Sari, La Harudu


4

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

tinggal dalamsuatu daerah tertentu untuk mengubah tingkah laku


serta dapat berinteraksi dengan seseorang ke arah yang lebih baik.
individu lainnya delam kurun waktu sehingga untuk menunjang
yang cukup lama. keberhasilan seorang dalam dunia
pendidikan maupun dunia
Pendapat lain menurut kehidupanyang layak, sudah
Koenjaraningrat 2012: 120 seharusnya pendidikan diajarkan
masyarakat adalah sekumpulan orang orang tuanya dimulai ketika anak
yang saling berinteraksi, dan suatu masih kecil. Dalam UU Sistem
kelompok orang yang sama Pendidikan Nasional No 20 Tahun
identifikasinya, teratur sedemikian 2003 disebutkan bahwa pendidikan
rupa di dalammenjalankan segala terbagi atas tiga yaitu Pendidikan
sesuatu yang diperlukan bagi Formal, pendidikan non formal dan
kehidupan bersama secara harmonis. pendidikan informal adapun lebih
Selanjutnya pengertian masyarakat jelasnya yaitu sebagai berikut:
yang diungkapkan oleh Seorang ahli Pendidikan Formal adalah
antropologiR. Linton,1954 :80 setiap jalur pendidikan yang terstruktur dan
selompok manusia yang telah cukup berjenjang yang terdiri atas pendidikan
lama hidup danbekerja sama, sehingga dasar, pendidikan menengah, dan
mereka itu dapat mengorganisasikan pendidikan tinggi.Sedangkan
dirinya danberfikir tentang dirinya Pendidikan Non Formal adalah jalur
sebagai satu kesatuan sosial dengan pendidikan diluar pendidikan formal
batas-batas tertentu yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.Pendidikan
Pembahasan dalam penelitian Informal adalah jalur pendidikan
ini yang tidak kalah penting menjadi keluarga dan lingkungan. (UU
obyek pembahasan yaitu pendidikan Sisdiknas No 20 Th 2003: 4).
formal. Oleh karena itu maka konsep
pendidikan menjadi penting untuk Dilihat dari pengertian
dibahasa maka oleh karena itu diatas, dapat diketahui bahwa
menurut UU Sistem Pendidikan pendidikan tidak terbatas pada
Nasional nomor 20 tahun 2003: pendidikan di lingkungan sekolah saja,
“Pendidikan adalah usaha sadar dan yang dalam bahasa akademik disebut
terencana untuk mewujudkan suasana dengan pendidikan formal.
belajar dan proses pembelajaran agar Lingkungan keluarga pun bisa
peserta didik secara aktif dikategorikan sebagai tempat
mengembangkan potensi dirinya untuk berlangsungnya pendidikan. Pondok-
memiliki kekuatan spiritual pondok pesantren juga bisa
keagamaan, pengendalian diri, dikategorikan sebagai tempat
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, berlangsungya pendidikan.Akan tetapi
serta ketrampilan yang diperlukan dalam skripsi ini yang lebih dibahas
dirinya, masyarakat, bangsa, dan khususnya adalah pendidikan formal
negara” (UU sisdiknas no 20 th yang berarti jalur pendidikan yang
2003:3). terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan
Menurut Riva‟i dan Murni, menengah, dan pendidikan tinggi.
yang dikutip oleh Abdul Syukur (2014
: 20), adalah proses secara sistematis

Jayatri Manda Sari, La Harudu


5

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

METODE PENELITIAN atau merupakan subyek atau obyek


representasi dari populasi. Adapun
Jenis penelitian yang sampel dalam penelitian ini adalah 30
dilakukan oleh penulis adalah orang masyarakat pesisir Desa Latawe
lapangan (field research) dengan yang diperoleh dengan menggunakan
menggunakan metode penelitian mix proposive sampling atau dengan cara
metode. Menurut Craswell 2010:5, penunjukan.
penelitian campuran (mix methods)
adalah merupakan pendekatan Informan Penelitian
penelitian dengan mengkombinasi
antara dua metode penelitian Dalam penelitian ini peneliti
kualitatif dan metode kuantitatif. juga menggunakan informan
Sedangkan menurut Sugiyono penelitian sebanyak 5 orang yang
(2011:404) bahwa, Metode penelitian terdiri dari anggota masyarakat pesisr
kombinasi (mixed methods) adalah Desa Latawe dan pemerintah Desa
suatu metode penelitian yang setempat yang terdiri dari Kepala Desa
mengkombinasikan atau Latawe, Tokoh Masyarakat, Tokoh
menggabungkan antara metode pemuda dan anggota masyarakat
kuantitatif dan metode kualitatif untuk Pesisir Desa Latawe
digunakan secara bersama-sama dalam
suatu kegiatan penelitian sehingga Teknik Pengumpulan Data
diperoleh data yang lebih
komprehensif, valid, reliabel dan Informasi penelitian
objektif. dikumpulkan melalui teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
Penelitian ini menggunakan Observasi, wawncara, angket dan
instrument angket berupa data dokumentasi.
kuantitatif untuk mengetetahui
presespsi masyarakat tentang Teknik Analisis Data
pentingnya pendidikan formal
sedangkan data wawancara Data dalam penelitian ini
menggunakan pedoman wawancara yang diperoleh peneliti melalui angket
untuk memperoleh data tentang maka akan dianalisis menggunakan
persepsi masyarakat pesisir Desa skala Likert untuk mengolah
Latawe tentang pentinya pendidikan penghitungan angket. Sugiyono dalam
formal. bukunya Metode penelitian kualitatif
kuantitatif R&D (2011 : 93)
Populasi Dan Sampel mengemukakan bahwaSkala Likert
digunakan untuk mengukur sikap,
Populasi dalam penelitian pendapat dan persepsi seseorang atau
adalah merupakan keseluruhan dari sekelompok orang tentang fenomena
obyek maupun subyek yang akan sosial, fenomena sosial ini telah
diteliti. Adapun yang menjadi populasi ditetapkan secara spesifik oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah seluruh dan selanjutnya disebut sebagai
masyarakat pesisir Desa Latawe variable penelitian.
Kecamatan Napano Kusambi
Kabupaten Muna barat. Dan Sampel
adalah bagian yang mewakili populasi

Jayatri Manda Sari, La Harudu


6

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

Dengan menggunakan skala semata-mata pembangunan material


likert variable yang akan diukur dan fisik tetapi juga pembangunan
dijabarkan menjadi indikator variabel, spiritual dan keberhasilan
dan seterusnya indikator tersebut pembangunan dapat tercermin dari sisi
dijadikan sebagai tolak ukur untuk ekonomi atau material dan juga sisi
menyusun bagian-bagian yang dapat spiritual, yang terlihat bahwa esensi
dijadikan pertanyaan atau pernyataan. pembangunan bertumpu dan
Jawaban dari setiap bagian berpangkal pada sisi manusia nya,
tersebutmempunyai gradasi dari yang dengan demikian yang menjadi tujuan
sangat positif hingga yang sangat akhir pembangunan adalah manusia.
negatif, yang dapat berupa kata – kata
antara lain : Manusia sebagai modal
pembangunan tidak lepas dari
Adapun penilaian skor dari pendidikan sehingga pendidikan
jawaban setiap pernyataan responden merupakan salah satu tolak ukur
yaitu sebagai berikut: dalam melihat keberhasilan
1. Sangat setuju/ diberi skor 5 pembangunan. Berdasarkan uraiain di
2. Setuju/ patuh diberi skor 4 atas maka semakin mempertegas
3. Ragu-ragu diberi skor 3 tentang peranan pendidikan dalam
4. Tidak setuju diberi skor 2 peningkatan sumber daya manusia,
5. Sangat tidak setuju skor 1 namun demikian pemahaman tentang
(Sugiyono,2011 : 94) pentingnya pendidikan dalam
peningkatan sumber daya manusia
Instrumen penelitian yang belum dapat dipahami secara
menggunaka skala likert dapat dibuat menyeluruh oleh semua kalangan
dalam bentuk checklist ataupun masyarakat. Kondisi ini terjadi pada
pilihan ganda.Datakuantitatifdiperoleh masyarakat pesisir suku bajo di
melalui angket disajikan dalam tabel DesaLatawe. Adapun lebih jelasnya
frekuensi menurut Sugiyono (2012). tentang persepsi masyarakat nelayan
pesisir DesaLatawe dapat dijelaskan
HASIL PENELITIAN berdasarkan variabel yang
mempengaruhi sebagai berikut:
PersepsiMasyarakat Nelayan Pesisir
Desa Latawe Terhadap Pentingnya Faktor Pengetahuan Masyarakat
Pendidikan Formal
Faktor pengetahuan
Pendidikan menduduki posisi mempengaruhi seseorang dalam
sentral dalam pembangunan karena memberikan pandangan tentang suatu
sasarannya adalah peningkatan obyek yang dinilai. Berdasarkan hasil
kualitas sumberdaya manusia, oleh angket yang diperoleh peneliti tentang
sebab itu pendidikan juga merupakan pengetahuan masyarakat dalam
alur tengah dari seluruh sektor hubunganya dengan persepsi
pembangunan. Pembangunan dalam masyarakat DesaLatawe tentang
keterkaitannya dengan pengembangan pentingnya pendidikan formal dapat
sumberdaya manusia yang berarti dilihat pada tabel berikut:
bahwa pembangunan adalah tidak

Jayatri Manda Sari, La Harudu


7

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

Tabel 3.1
Faktor Pengetahuan Mempengaruhi PersepsiMasyarakat Nelayan Pesisir
Desa Latawe Tentang Pentingnya Pendidikan Formal
PENILAIAN Frekuensi (F) Persentase
(P)
Sangat Setuju
Setuju 4 13.33%
Netral/Ragu-Ragu 16 53.33%
Tidak Setuju 10 33.33%
Sangat Tidak Setuju
Jumlah 30 100%
Sumber : Hasil Angket 2018

Berdasarkan Tabel diatas ragu-ragu bahkan tidak setuju dan


maka menunjukan bahwa sebanyak 16 hanya 4 responden yang memberikan
orang atau 53.33% responden jawaban setuju.
menjawab ragu-ragu bahwa
pendidikan formal sangat penting, Faktor Ekonomi
selanjutnya 10 orang atau 33.33%
yang menjawab Tidak setuju dan 4 Kemapanan ekonomi juga
orang atau 13.33% responden memberikan pengaruh terhadap
menjawab setuju. Dari data di atas pandangan masyarakat dalam
menunjukan bahwa hanya ada 4 orng memandang pentinya pendidikan
responden yang memiliki pengetahuan formal. Ekonomi masyarakat yang
yang cukup bahwa pendidikan formal baik tentu dapat membatu siswa dalam
sangat penting sedangkan 16 orang menempuh pendidikan formal dalam
menjawab ragu-ragu tidak memiliki hal membantu siswa untuk
pengetahuan bahwa pendidikan formal melengkapi sarana dan prasarana
itu sangat penting bahkan 10 orang belajarnya sehingga proses belajarnya
menjawab tidak setuju bahwa dapat berjalan secara efektif dan
pendidikan formal itu penting. efisien. Kondisi ekonomi yang sangat
penting ini menjadi salah satu faktor
Berdasarkan data di atas yang mempengaruhi pandangan
maka menurut penulis bahwa masyarakat DesaLatawe dalam
masyarakat suku bajo yang berada di memberikan tanggapan terhadap
Desa Latawe Kecamatan Napano pentingnya pendidikan formal.
Kosambi umumnya tidak mengikuti
pendidikan formal karena Berdasarkan hasil angket
pengetahuan mereka yang tidak yang diperoleh dalam penelitian ini
memadai tentang pentingnya tentang tanggapan responden tentang
pendidikan formal. Oleh karena itu faktor ekonomi dalam hubunganya
dari jawaban responden tentang dengan pentingnya pendidikan formal
pentingnya pendidikan formal dapat dilihat pada tabel berikut:
sebagian besar responden menjawab

Jayatri Manda Sari, La Harudu


8

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

Tabel 3.2
Faktor EkonomiMempengaruhi PersepsiMasyarakat Nelayan Pesisir Desa
Latawe Tentang Pentingnya Pendidikan Formal
PENILAIAN Frekuensi (F) Persentase (P)
Sangat Setuju 20 66.66%
Setuju 6 20.00%
Netral/Ragu-Ragu 4 13.33%
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah 30 100%
Sumber : hasil angket 2018

Berdasarkan Tabel diatas Maka oleh karena itu menurut penulis


maka menunjukan bahwa sebanyak 20 bahwa masyarakat suku bajo yang
orang atau 66.66% responden berada di Desa Latawe Kecamatan
menjawab sangat setuju bahwa faktor Napano Kosambi umumnya tidak
ekonomi sangat mempengaruhi mengikuti pendidikan formal karena
masyarakat nelayan pesisir untuk faktor ekonomi. Hal ini terlihat dari
tidak menempuh pendidikan formal di jawaban responden di atas bahwa
sekolah, selanjutnya 6 orang atau masyarakat suku bajo di DesaLatawe
20.00 % yang menjawab setuju dan tidak mengikuti pendidikan formal
4 orang atau 13.33% responden sebagian besar responden menjawab
menjawab tidak setuju bahwa faktor karena faktor ekonomi yang tidak
ekonomi sebagai faktor yang mendukung.
mempengaruhi masyarakat untuk tidak
menempuh pendiidkan formal di Faktor Motifasi
sekolah.
Motifasi adalah salah satu
Berdasarkan data di atas aspek yang juga mempengaruhi dari
maka dapat menggambarkan bahwa sebuah persepsi kelompok masyarakat
faktor ekonomi sangat mempengaruhi karena motifasi menjadi sebuah
persepsi masyarakat bajau dalam stimulus yang dapat memberikan
memandang pentingnya pendidikan dorangan untuk melakukan sesuatu
formal, halini dapat dilihat dari sebagai bentuk reaksi dari stimulus
jawaban 20 orang responden yang didapatakan. Hubungan antara
menjawab sangat setuju sedangkan 6 motifasi dan persepsi masyarakat
orang mennjawab ragu-ragu dan hanya DesaLatawe dalam memandang
4 orang responden memberikan pentingnya pendidikan berdasarkan
jawabn tidak setuju bahwa faktor hasil angket dapat dilihat pada tabel
ekonomi sebagai faktor yang berikut:
mmpengaruhi pandangan masyarakat.

Jayatri Manda Sari, La Harudu


9

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

Tabel 3.3
Faktor Motifasi Mempengaruhi PersepsiMasyarakat Nelayan Pesisir Desa
Latawe Tentang Pentingnya Pendidikan Formal
PENILAIAN Frekuensi (F) Persentase (P)
Sangat Setuju
Setuju 16 53.33%
Netral/Ragu-Ragu 4 13.33%
Tidak Setuju 10 33.33%
Sangat Tidak Setuju
Jumlah 30 100%
Sumber : hasil angket 2018

Berdasarkan Tabel diatas Desa Latawe Kecamatan Napano


maka menunjukan bahwa sebanyak 16 Kosambi sebagian besar setuju bahwa
orang atau 53.33% responden tidak memiliki motifasi untuk
menjawab setuju bahwa tidak mengikuti pendidikan formal disisi
memiliki motifasi untuk menempuh lain terdpat sebagian yang tidak setuju
pendidikan formal di sekolah, bahwa bukan karena faktor tidak
selanjutnya 4 orang atau 13.33 % yang memiliki motifasi tetapi lebih karena
menjawab netral dan 10 orang atau masalah keterbatasan ekonomi. Oleh
13.33% responden menjawab tidak karena itu dari jawaban responden
setuju bahwa tidak mendapatkan tersebut di atas dapat dipahami bahwa
motifasi sebagai faktor yang masyarakat suku bajo di DesaLatawe
mempengaruhi masyarakat untuk tidak tidak mengikuti pendidikan formal
menempuh pendiidkan formal di sebagian besar responden menjawab
sekolah. selain karena tidak adanya motifasi
untuk mengikuti pendidikan formal
Berdasarkan data di atas juga karena masalah ekonomi yang
diketahui bahwa faktor motifasi cukup tidak mendukung.
berpengaruh dalam mempengaruhi
persepsi masyarakat Bajau dalam Faktor Budaya
memandang pentingnya pendidikan
formal hal ini dapat dilihat dari Faktor budaya juga menjadi
jawaban responden sebayak 16 setuju aspek yang mempengaruhi presespsi
dan 4 orang responden menjawab masyarakat DesaLatawe dalam
ragu-ragu, serta 10 orang menjawab memandang pentingnya pendidikan
Tidak setuju. Meskipun 10 orang formal. Adapun lebih jelasnya tentang
responden menjawab tidak setuju persepsi masyarakat DesaLatawe
namun jawabn yang setuju tetap lebih dalam hubunganya dengan penagruh
besar maka menurut penulis bahwa budaya dapat dlihat pada tebel berikut:
masyarakat suku bajo yang berada di

Jayatri Manda Sari, La Harudu


10

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

Tabel 3.4
Faktor Budaya Mempengaruhi PersepsiMasyarakat Nelayan Pesisir Desa
Latawe Tentang Pentingnya Pendidikan Formal
PENILAIAN Frekuensi (F) Persentase
(P)
Sangat Setuju
Setuju 4 13.33%
Netral/Ragu-Ragu 6 20.00%
Tidak Setuju 20 66.66%
Sangat Tidak Setuju
Jumlah 30 100%
Sumber : hasil angket 2018

Berdasarkan Tabel diatas yang tidak mempengaruhi namun


maka menunjukan bahwa sebanyak dalam pandangan penulis budaya tetap
20 orang atau 66.66% responden saja memberikan pengaruh meskipun
menjawab Tidak setuju bahwa faktor tidak secara signifikan.Kondisi dalam
budaya mempengaruhi pandnagan pandangan penulis melihat bahwa
masyarakat untuk menempuh kultur yang ada pada masyarakat
pendidikan formal di sekolah, pesisir DesaLatawe umumnya tidak
selanjutnya 6 orang atau 20.00 % yang menempuh pendidikan sehingga ini
menjawab netral dan 4 orang atau telah menjadi kulture secara turun
13.33% responden menjawab setuju temurun dan tidak ada budaya
bahwa budaya sebagai salah satu kompetitf untuk menempuh
faktor yang mempengaruhi pendidikan formal melalui sekolah.
masyarakat DesaLataweuntuk tidak
menempuh pendiidkan formal di Faktor Perhatian
sekolah.
Faktor perhatian juga
Berdasarkan data di atas menjadi salah satu aspek yang
maka dapat dijelaskan bahwa sebagian mempengaruhi persepsi. Adapun yang
besar yaitu 20 orang responden Tidak dimaksud penulis yaitu perhatian yang
setuju tentang faktor budaya sebagai diberikan pemerintah kepada
faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat pesisir DesaLatawe dalam
masyarakat bajau tentang pentingnya hal pentingnya pendidikan formal.
pendidikan formal dan hanya 4 orang Adapun lebih jelasnya tentang faktor
yang memberikan jawaban setuju serta perhatian yang mempengaruhi
6 orang menjawab ragu-ragu. Analisis persepsi masyarakat dalam
lebih lanjut menurut penulis meskipun memandang pentingnya pendidikan
pada umumnya responden masyarakat formal di DesaLatawe dapat dilihat
memberikan tanggapan tidak setuju pada tabel berikut:
bahwa faktor budaya menjadi faktor

Jayatri Manda Sari, La Harudu


11

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

Tabel 3.5
Faktor Perhatian PemerintahMempengaruhi PersepsiMasyarakat Nelayan
Pesisir Desa Latawe Tentang Pendidikan Formal
PENILAIAN Frekuensi (F) Persentase
(P)
Sangat Setuju 5 16.66 %
Setuju 17 56.66%
Netral/Ragu-Ragu 5 16.66%
Tidak Setuju 3 10.00%
Sangat Tidak Setuju
Jumlah 30 100%
Sumber : hasil angket 2018

Berdasarkan Tabel diatas Sedangkan 5 orang menjawab ragu-


maka menunjukan bahwa sebanyak ragu dan 3 orang menjawab Tidak
17 orang atau 56.66% responden setuju adalah rsponden yang memiliki
menjawab setuju bahwa tidak alasan lain tentang faktor yang
adanya perhatian yang maksimal oleh mempengaruhi persepsi masyarakat
pemerintah mempengaruhi persepsi nelayan pesisir desa Latawe terhadap
masyarakat nelayan pesisir dalam pentingnya pendidikan formal.
pandanganya untuk menempuh
pendidikan formal di sekolah, Upaya Pemerintah dalam
selanjutnya 5 orang atau 16.66 % yang Meningkatkan Kesadaran
menjawab sangat setuju bahwa Masyarakat Nelayan
perhatian pemerintah yang masih PesisirDesaLatawe Tentang
Tidak menjadi salah satu aspek yang Pentingnya Pendidikan Formal
mempengaruhi persepsi dan 5 orang
atau 16.66% responden menjawab Pendidikan sejatinya adalah
netral serta 3 orang atau 10% hak setiap warga negara untuk
responden memberikan tanggapan memperolehnya sebagai bagian dari
Tidak setuju bahwa Tidaknya amanat konstitusi bahwa negara
perhatian pemerintah sebagai faktor memiliki kewajiban dalam
yang mempengaruhi masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada
tidak menempuh pendiidkan formal di faktanya meskipun pendidikan adalah
sekolah. merupakan hak warga negara namun
tidak setiap warga negara mampu
Berdasarkan data di atas untuk mengakses kesempatan
maka dapat diketahui bahwa sebagian pendidikan dengan berbagai faktor
besar responden memberikan yang menjadi dasar penyebabnya.
tanggapan bahwa faktor perhatian Penyelenggaraan pendidikan formal
pemerintah cukup bersar memberikan melalui sekolah adalah merupakan
pengaruh terhadap persepsi bentuk tanggung jawab negara dalam
masyarakat nelayan pesisir desa upaya mencerdaskan kehidupan
Latawe terhadap pentingnya bangsa melalui pendidikan.
pendidikan formal. Hal ini dapat Pernyataan di atas juga terjadi di
dilihat dari jumlah jawaban responden DesaLatawe Kecamatan Napano
sebanyak 17 orang menjawab setuju Kusambi tentang upaya pemerintah
dan 5 orang menjawab sangat setuju. dalam meningkatkan kesadaran

Jayatri Manda Sari, La Harudu


12

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

masyarakat dalam memandang masyarakat DesaLatawe dalam


pendidikan formal sebagai hal yang meningkatkan kesadaran masyarakat
penting. Adapun lebih jelasnya tentang pentingnya pendidikan formal.
tentang upaya pemerintah dalam Program sosialisasi diharapkan
meningkatkan kesadaran masyarakat mampu meningkatkan kesadaran
di DesaLatawe tentang pentingnya masyarakat untuk memandang
pendidikan formal dapat dijelaskan pendidikan formal sebagai salah satu
sebagai berikut: hal yang penting dalam upaya
peningkatan sumber daya manusia di
Sosialisasi Program Bantuan DesaLatawe. Adapun lebih jelasnya
Pemerintah dalam Pendidikan mengenai sosialisasi pemerintah
dalam upaya meningkatkan kesadaran
Sosialisasi adalah salah satu masyarakat tentang pentingnya
langkah yang ditempuh pemerintah pendidikan formal dapat dilihat pada
untuk meningkatkan kesadaran tabel berikut:

Tabel 4.6
Sosialisasi Sebagai Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Kesadaran
Masyarakat Nelayan Pesisir Tentang Pentingnya Pendidikan Formal
PENILAIAN Frekuensi (F) Persentase (%)
Sangat Setuju
Setuju 10 33.33%
Netral/Ragu-Ragu 16 53.33%
Tidak Setuju 4 13.33%
Sangat Tidak Setuju
Jumlah 30 100%
Sumber : hasil angket 2018

Berdasarkan Tabel diatas Berdasarkan keterangan di


maka menunjukan bahwa sebanyak atas maka dapat dipahami bahwa
10 orang atau 33.33 % responden upaya yang dilakukan pemerintah
menjawab setuju bahwa sosialisasi dalam meningkatkan kesadaran
program bantuan pemerintah dalam masyarakat di Desa Latawe tentang
pendidikan baik Prograam Indonesia pentingnya pendidikan formal tidak
Pintar (PIP) maupun Bantuan begitu efektif hal ini dapat dilihat
Operasional Sekolah (BOS) dengan respon masyarakat yang masih
selanjutnya 16orang atau 53.33 % rendah dalam mengikuti pendidikan
ragu-ragu bahwa sosialisasi program formal.
pemerintah dalam pendidikan selalu
dilakukan dan 4 orang atau 13.33% Pemberdayaan Masyarakat
responden menjawab Tidak setuju
bahwasosialisasi program pendidikan Upaya pemerintah dalam
selalu dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat
mengingkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan formal
dalam mengubah pradigma di Desa Latawe juga dilakukan
masyarakat dalam memandang melalui pemberdayaan masyarakat.
pentingnya pendidikan formal. Pemberdayaan yang dimaksud adalah
pelibatan orang tua anak untuk

Jayatri Manda Sari, La Harudu


13

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

mendorong ananknya mengikuti dan kesempatan kepada anaknya


pendidikan formal disekolah. Hal ini untuk mengikuti pendidikan formal di
dilakukan oleh pemerintah Desa sekolah. Adapun lebih jelasnya
maupun pihak sekolah untuk tentang pemberdayaan masyarakat
melibatkan orang tua anak agar lebih yang melibatkan orang tua siswa dapat
memberikan memberikan dorongan dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7
Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Upaya Pemerintah dalam
Meningkatkan KesadaranMasyarakat Nelayan Pesisir Tentang
Pentingnya Pendidikan Formal
PENILAIAN Frekuensi (F) Persentase (%)
Sangat Setuju 10 33.33%
Setuju 15 50.00%
Netral/Ragu-Ragu
Tidak Setuju 5 16.66%
Sangat Tidak Setuju
Jumlah 30 100%
Sumber : hasil angket 2018

Berdasarkan Tabel diatas Penyelenggaraan Pendidikan Non


maka menunjukan bahwa sebanyak Formal
10 orang atau 50% responden
menjawab setuju bahwa Penyelenggaraan pendidikan
pemberdayaan masyarakat melalu cara non formal juga adalah salah satu
melibatkan orang tua dilakukan oleh upaya yang dilakukan dalam
pemerintah selanjutnya 10orang atau menumbuhkan kesadaran masyarakat
33.33% menjawab sanagt setuju di DesaLatawe tentang pentingnya
bahwa pelibatan orang tua anak untuk pendidikan bagi generasi muda.
mendorong anaknya mengikuti Melalui pendidikan non formal
pendidikan formal dan 5orang atau masyarkat dapat diajarkan tentang
16.66% responden menjawab Tidak skill atau keterampilan dalam
setuju dilibatkan dalam mendorong mengelola hasil laut termasuk keahlian
anaknya untuk mengikuti pendidikan lainya. Selain itu pemerintah juga
formal yang dilakukan dalam rangka menfasilitasi tentang ujian
mengingkatkan kesadaran masyarakat penyetaraan Paket A untuk tingkat SD,
nelayan pesisir dalam mengubah Paket B tingkat SMP dan Paket C
pradigma masyarakat dalam untuk tingkat SMA. Berbagai upaya
memandang pentingnya pendidikan tersebut diharapakan menjadi sarana
formal. untuk menumbuhkan kesadaran bahwa
pendidikan adalah sebuah kebutuhan.
Adapun lebih jelasnya tentang
penyelenggaran pendidikan non
formal dapat dilihat berdasarkan
tanggapan responden pada tabel
berikut:

Jayatri Manda Sari, La Harudu


14

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

Tabel 3.8
Penyelenggaran Pendidikan Non Formal Sebagai Upaya Pemerintah dalam
Meningkatkan KesadaranMasyarakat Nelayan Pesisir Tentang
Pentingnya Pendidikan Formal
PENILAIAN Frekuensi (F) Persentase (%)
Sangat Setuju
Setuju 18 60.00%
Netral/Ragu-Ragu 8 26.66%
Tidak Setuju 4 13.33%
Sangat Tidak Setuju
Jumlah 30 100%
Sumber : hasil angket 2018

Berdasarkan Tabel diatas dengan yang lainya agar saling


maka menunjukan bahwa sebanyak melengkapi.
18 orang atau 60.00% responden
menjawab setuju bahwa pemerintah PENUTUP
menfasilitasi penyelenggaraan
pendidikan non formal termasuk Kesimpulan
program penyelenggaraan program
penyetaraan Paket A, Peket B, dan Berdasarkan hasil penelitian
Paket C selanjutnya 4 orang atau dan pembahasan tentang persepsi
13.33 % tidak setujua dan 8 orang masyarakat nelayan pesisir
atau 26.66% responden menjawab DesaLataweterhadap pentingnya
ragu-ragu terhadap upaya yang pendidikan formal maka dapat
dilakukan pemerintah dalam hal disimpulkan sebagai berikut:
menfasilitasi penyelenggaraan
pendidikan non formal dilakukan 1. Persepsi atau pandangan
dalam rangka mengingkatkan masyarakat nelayan pesisir
kesadaran masyarakat dalam DesaLatawe terhadap pentingnya
mengubah pradigma masyarakat pendidikan formal secara umum
dalam memandang pentingnya masih rendah karena dipengaruhi
pendidikan formal. oleh beberapa faktor di antaranya
pengetahuan masyarakat, faktor
Berdasarkan keterangan dan ekonomi yang rendah, motivasi dan
penjelasan di atas maka dalam perhatian pemerintah dalam
pandangan penulis bahwa pendidikan pada masyarakat
peneyelenggaraan pendidikan non DesaLatawe yang masih minim.
formal dapat dijadikan saran oleh Adapun faktor ekonomi adalah
pemerintah dalam menggambarkan faktor yang sangat dominan yang
bahwa pendidikan itu sangat penting mempengaruhi persepsi masyarakat
untuk peningkatan sumber daya dalam memandang pentingnya
manusia dan dapat meningkatkan taraf pendidikan formal yaitu sebanyak
hidup masyarakat. Maka oleh karena 20 orang atau 66.66% responden
itu setiap uapaya yang dilakukan memberikan tanggapan bahwa
pemerintah dalam meningkatkan faktor ekonomi berupa keterbatasan
kesadaran masyarakat di DesaLatawe ekonomi menjadi penyebab
haru bersinergi antara upaya yang satu tidaknya kepedulian masyarakat

Jayatri Manda Sari, La Harudu


15

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

dalam memandang pentingnya khsusnya kepada masyarakat


pendidikan formal. pesisir yang masih mengalami
2. Upaya yang dilakukan pemerintah ketertinggalan dalam hal
dalam upaya meningkatkan pendidikan sehingga mereka dapat
kesadaran masyarakat nelayan memperoleh kesempatan
pesisir DesaLatawe dalam pendidikan yang sama.
memandang pentingnya pendidikan
formal mencakup sosialisasi 3. Kepada Insan Akademik
program bantuan pemerintah dalam
pendidikan, pemberdayaan Kepada civitas akademik agar
masyarakat melalui cara melibatkan dilakukan penelitian lanjutan
orang tua dalam mendorong tentang pendekatan yang lebih
anaknya untuk menempuh efektif dalam upaya meningkatkan
pendidikan formal dan kesadaran masyarakat pesisir dalam
penyerlenggaraan pendidikan non mengubah paradigma terhadap
formal. Adapun upaya yang cukup pemahaman mengenai pentingnya
efektif adalah pemberdayaan pendidikan formal untuk
masyarakat melalui cara melibatkan peningkatan sumber daya manusia
orang tua untuk mendorong
anakanya mengikuti pendidikan DAFTAR PUSTAKA
formal yaitu melalui jalur sekolah
dengan tanggapan responden Abdurrahman, Mulyono. 2010.
sebanyak15 atau 73.33% Pendidikan Bagi Anak
memberikan tanggapan dilibatkan Berkesulitan Belajar. Jakarta:
dalam mendorong anaknya Rineka Cipta
mengikuti pendidikan formal yang
diselenggarakan disekolah. Arikunto, S. 2013. Prosedur
Adapun saran penulis dalam Penelitian. Jakarta: Rineka
penelitian ini antara lain sebagai Cipta.
berikut:
Abdullah, T dan Lapian, A. B. (ed)
1. Kepada Pihak Masyarakat (a). (2012). Indonesia dalam
Arus SejarahJilid 5: Masa
Kepada masyarakat secara umum Pergerakan Kebangsaan.
dan masyarakat nelayan pesisir Jakarta: PT Ichtiar Baru van
Desa Latawe khususnya agar terus Hoeve.
berupaya memberikan dorongan
kepada anak-anak usia sekolah agar Bimo Walgito. 2002. Pengantar
memiliki keinginan atau motifasi Psikologi Umum.
menempuh pendidikan formal Yogyakarta: Andi Offset
dalam rangka peningkatan sumber
daya manusia. Irwanto.2000. Psikologi Umum.
Jakarta: Gramedia Pustaka
2. Kepada pihak pemerintah Utama.
Jalaludin, Rahmat. 2004. Psikologi
Kepada pemerintah agar terus Komunikasi. Bandung:
mengupayakan program bantuan Remaja Rosdakarya.
pendidikan yang tepat sasaran

Jayatri Manda Sari, La Harudu


16

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3. No 4 Oktober 2018

J.L. Gilin dan J.P. Gilin dalam syani


(2012).Komunikasi Antar
Pribadi.terjemahan daniel
Dhakie.CU.Rajawali:
Jakarta.

Koenjaraningrat, (2012).Metode-
Metode Penelitian
Masyaraka. Gramedia:
Jakarta

Mar’at, 1991. Sikap Manusia


Perubahan Serta
Pengukurannya . Jakarta:
Ghalia Indonesia

Linton. Ralph. 1984 Antropologi:


Suatu Penyelidikan Tentang
Manusia. Bandung: Jemars

Roucek dan Warren. 1984. Pengantar


Sosiologi (diterjemahkan:
Sahat Simamora). PT. Bina
Aksara. Jakarta

Sarlito Wirawan Sarwono (2008).


Psikologi Sosial. Balai
Pustaka: Jakarta

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-


Faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

Jayatri Manda Sari, La Harudu

Anda mungkin juga menyukai