Anda di halaman 1dari 11

Sekolah Pesisi Juang: Pendidikan Non-Formal Anak Pesisir

Sepma Pulthinka Nur Hanip


Interdisciplinary Islamic Studies, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Email: shevahanip182@gmail.com

A. Munawwir
Interdisciplinary Islamic Studies, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Email: lancing.brumbung@gmail.com

Abstrak

Studi ini betujuan menganalisis kiprah sekolah pesisi juang sebagai pendidikan non-formal yang
mengadopsi sistem pembelajaran tematik sebagai upaya untuk memberikan pemenuhan kebutuhan
intelektual secara universal bagi anak pesisir yang berlokasi di Desa Bintaro, Kecamatan Ampenan
Nusa Tenggara Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
menggunakan pisau analisis psikologi humanistik yang difokuskan pada kebutuhan manusia secara
subtansial. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis data mengacu pada kerangka Miles dan Huberman yang didasari pada reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa, anak pesisir berhak untuk
menerima pendidikan secara formal seperti yang lainnya walaupun dihimpit dalam ekonomi yang
kurang mampu. Hadirnya sekolah pesisi juang ini menjadi angin segar bagi anak pesisir untuk terus
belajar dalam menggapai cita-citanya dengan mengajarkan anak-anak muatan-muatan pemebalajaran
berbasis lingkungan sekitar.

Kata kunci: Sekolah Pesisi Juang, Anak Pesisir, Pendidikan Non Formal

Abstract

This study aims to analyze the progress of the pesisi juang schools as non-formal education that adopts
a thematic learning system as an effort to provide universal intellectual needs for coastal children
located in Bintaro village, Ampenan district, NTB. The research method used is a qualitative approach
using humanistic psychological analysis that focuses on human needs substantially. The data collection
methods used were observation, interview and documentation. Data analysis refers to the Miles and
Huberman framework which is based on data reduction, data display, and conclusions drawing. The
results of this study prove that, coastal children have the right to receive formal education like others
even though they are squeezed into a less fortunate economy. The presence of this pesisi juang school
is a breath of fresh air for coastal children to continue learning in achieving their dreams by teaching
children learning materials based on the surrounding environment.

PENDAHULUAN Selain itu, pendidikan juga dapat memberikan


pengalaman yang bermakna dan membekas
Pendidikan merupakan hal yang paling di hati sebagai stimulus yang mencakup
penting dalam proses kehidupan umat segala bidang kehidupan (Komar, 2006:23).
manusia yang membedakannya dengan Menghadapi dunia yang kompetitif,
makhluk ciptaan yang lain. Tanpa pendidikan, pendidikan adalah senjata utama yang
manusia tak akan disebut sebagai makhluk digunakan sebagai jalan untuk kelangsungan
yang cerdas, pembuat alat, dan bahkan hidup dan ukuran kualitas diri. Pendidikan
menjadi makhluk yang bijak. Vygotsky juga sebagai pengetahuan yang berfungsi
berkeyakinan, pendidikan merupakan proses menjadi vitamin menuju kesuksesan
pengembangan pengetahuan dan pemahaman
yang menghasilkan daya saing dan
terhadap realitas sosial (Long, 2011:166).
mengarahkan ke hari esok yag lebih cerah.

1
Sepma, Munawir/ Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 16, No. 1, Maret 2021

Bahkan, pendidikan merupakan sumber hari untuk menghidupi ekonomi keluarga.


kekuatan untuk membebaskan manusia dari Terlebih, pendidikan non-formal yang
penjara kemiskinan, perampasan, stagnasi dan berbentuk lembaga bimbingan belajar yang
dekadensi (Bhatt, 2018:11). memungut biaya tidak dapat dipenuhi bagi
Dari itu, pendidikan tidak hanya terjadi keluarga ekonomi rendah. Bagi keluarga yang
dalam ruang-ruang formal seperti di sekolah. ekonomi kelas menengah dapat memenuhi
Melainkan juga adanya bimbingan dari tuntutan tersebut. Hal ini tentu menjadi
keluarga (informal), dan pendidikan non- kekurangan bagi anak-anak pesisir untuk
formal yang juga harus menjadi pijakan untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
membentuk masa depan anak yang lebih maju Fenomena tersebut menggambarkan,
demi mengembangkan aspek kognitif, afektif hanya ekonomi keluarga yang menjadi
dan psikomotoriknya. Hal tersebut sesuai patokan mutlak dan syarat utama yang harus
dengan pandangan Ki Hajar Dewantara terpenuhi sebagai sarana keberlangsungan
tentang tri pusat pendidikan (Wiryopranoto, pendidikan anak. Perekonomian memiliki
2015:172). kendali yang besar sebagai jalan utama
Pendidikan dapat membentuk masa mengembangkan intelektual yang berbanding
depan dunia yang lebih damai, adil, lurus dengan harapan masyarakat agar
berkelanjutan, dan peduli diperlukan anaknya mendapatkan pekerjaan yang layak.
konstribusi pendidikan yang bercorak formal (Baharudin, 2014:64). Hal ini yang menjadi
dan non-formal yang diperioritaskan untuk permasalahan mendasar masyarakat pesisir
mengembangkan peserta didik (Power, pantai yang hanya mengadalkan sumber daya
2006:71). Sekolah formal mencerminkan alam sekitar untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sebagai bentuk pendidikannya. ekonomi keluarga. Bergantung dengan relasi
Namun pendidikan formal pada prinsipnya jual-beli yang didapat dari hasil laut. Hasil
berkaitan dengan ranah kognisi yang yang didapat diperuntukkan untuk kebutuhan
bertujuan untuk mempengaruhi sikap, nilai, sehari-hari dan pendidikan bagi anak-ananya
dan perilaku sosial dalam konteks yang lebih agar maju dalam bidang kehidupan.
luas. Berbeda dengan sekolah yang bersifat Mata pencaharian sebagai nelayan dan
non-formal yang pembelajarannya diselimuti berdagang merupakan karakter sosial
dengan permainan, simulasi, dan realitas masyarakat pesisir yang merupakan struktur
sosial konkrit yang terikat kepada tempat karakter sebagian besar anggota kelompok
tinggal anak serta kebudayaan di lokasi yang berkembang dan merupakan pengalaman
tertentu (Bianco, 2006:213). keseharian dan gaya hidup yang umum
Gerbang utama menuju kesuksesan terjadi. Karakter dalam pandangan psikologis
harus ada keseimbangan antara tiga pusat merupakan bentuk tertentu dari dinamika
Pendidikan. Walaupun begitu, pendidikan kehidupan kelompok (Fromm, 2019:292).
formal masih terbentur dengan masalah Analisis dari beberapa literatur yang
seperti pemerataan pendidikan, sarana dan ada, kurangnya minat dan motivasi dalam
prasarana, acuan mutu pendidikan nasional, belajar merupakan kendala utama bagi anak
pendidik dan tenaga kependidikan kurang pesisir untuk terus melanjutkan pendidikan.
inovatif, dan terlebih mahalnya biaya Selain itu, tidak terjangkaunya bimbingan
pendidikan. Selain itu, Pendidikan dalam belajar dan pendidikan formal yang belum
keluarga belum tentu dapat dirasakan oleh menyentuh realitas sosial menjadi penyebab
anak yang orang tuanya bekerja sepanjang rata-rata pendidikan yang ditempuh hanya
sampai tingkah sekolah menengah atas atau berkomitmen, ekonomi bukan menjadi
kejuruan seperti kasus di kepulauan Madura, penghalang besar bagi anak pesisir yang
Donggala, Palu, Pulau Untung Jawa bercita-cita menempuh pendidikan setinggi-
Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dan Kuala tingginya karena telah banyak lembaga yang
Langsa, Aceh. Artinya bahwa, kualitas membuka beasiswa sebagai bantuan
sumber daya manusia dapat ditentukan oleh pendidikan. Dalam hal ini, psikologi
tingkat Pendidikan. ( Mansyur, 2019:5; Amil, humanistik dapat dijadikan sebagai bahan
2019:132; Masri, 2017:225; Ranti, 2018:22; analisis bagaimana ekonomi mengendalikan
Syafrillia, 2019:309). kebutuhan manusia secara hirarkis termasuk
Selain mata pencaharian yang dalam bidang pendidikan yang merupakan
bersumber dari laut sebagai akar ekonomi, kebutuhan intelektual manusia.
keberlangsungan hidup untuk menciptakan Tujuan dari penelitian ini tidak ada lain
masa depan yang lebih cerah harus ada sinergi kecuali hanya untuk memotivasi anak-anak
pendidikan yang diperioritaskan memenuhi pesisir yang secara ekonomi dan akses
atribut formal dan non-formal untuk pendidikan sangat terbatas. Adanya
mengembangkan anak-anak pesisir yang pendidikan non-formal yang menjadi tempat
orang tuanya hanya berharap kepada lembaga mereka untuk belajar menjadi bukti bahwa
pendidikan yang bersifat formal. Dengan pendidikan tidak harus selalu terjadi dalam
demikian, Pendidikan non-formal menjadi tempat-tempat formal, sebagaimana yang
pintu solusi untuk mendapatkan pengalaman sudah banyak diketahui selama ini.
yang lebih luas. Selain itu, kendala utama Pendidikan non-formal juga bisa menjadi
yang dihadapi anak pesisir adalah minimnya tempat nyaman bagi mereka, sehingga
fasilitas yang menunjang pendidikannya. Di memungkinkan terjadinya transfer of
saat orang lain belajar di rumah dengan kwnoledge. Dengan begitu, tidak berlebihan,
fasilitas yang lengkap, anak pesisir belum jika pendidikan non-formal pada hakikatnya,
mampu mendapatkan hal tersebut. Hadirnya sama dengan pendidikan formal. Yang
sekolah pesisi juang yang berlokasi di Desa membedakan hanya pada persoalan tempat,
Bintaro Jaya, KecamatanAmpenan, Lombok, ruang, dan aturan yang amat sangat kompleks.
Nusa Tenggara Barat menjadi secercah
harapan anak-anak pesisir untuk menimba METODE
Ilmu Pengetahuan dan bimbingan belajar Metode penelitian yang digunakan adalah
tanpa pungutan biaya demi kemajuan dan kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case
motivasi agar menjadi lebih giat dan tak patah study). Studi ini adalah hasi ijtihad dari
semangat. Creswell. Menurutnya, studi kasus adalah
Kiprah sekolah pesisi juang dan arah jenis studi yang berupaya untuk
pendidikannya yang menganut sistem mengeksplorasi lebih jauh sistem-sistem yang
pembelajaran tematik, menentukan laju anak- berkaitan (bounded system). Penggunaan studi
anak pesisir untuk menggapai cita-cita murni ini biasanya dikarenakan memiliki arti
dengan ketentuan bagaiamana cara penting bagi seseorang, atau paling tidak bagi
membimbing, mengarahkan, memotivasi, peneliti. Sedangkan menurut Patton, arti
mengispirasi, dan memfasilitasi pembelajaran penting dari studi kasus adalah manakala
sebagai fungsi dari pendidik utuk memiliki kompleksitas yang ingin dipahami
membangkitkan potensi peserta didiknya. secara utuh dalam konteks waktu dan situasi
Sekolah yang bersifat non-formal tertentu (Raco, 2010:49).

3
Sepma, Munawir/ Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 16, No. 1, Maret 2021

Adapun pengumpulan data melalui dua kelas. Kelas A dari yang belum
tiga teknik: pertama observasi. Observasi bisa menempuh pendidikan berkumpul dengan
diartikan sebagai pengamatan secara rinci anak yang sampai pada kelas 4 SD. Kelas B
terkait tingkah laku, interaksi, kejadian, dan dimulai dari anak kelas 5 SD sampai pada
situasi (Agusta, 2003:01). Kedua wawancara. kelas SMP dengan cara terjadwal yang
Wawancara digunakan sebagai upaya untuk dilakukan pada setiap hari Kamis dan
mengumpulkan beberapa data penting dari Minggu. Konsep pembelajaran yang
informan yang telah ditentukan. Teknik ini digunakan sekolah pesisi juang ini
diharapkan mampu memberikan banyak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu
informasi tentang sekolah pesisi juang yang yang menekankan pada realitas kehidupan.
diperuntunkan untuk anak-anak pesisir. Dan Konsep pendidikan humanistik menjadi
yang ketiga dokumentasi. Di samping pijakan dasar terbentuknya pendidikan bagi
observasi dan wawancara, teknik dokumentasi anak pesisir. Merujuk pada pandangan Freire,
juga sangat membantu untuk mendapatkan yang menolak bentuk dehumanisasi sebagai
data-data yang tersimpan, semisal baik dalam ajang perbudakan bagi kaum yang tertindas
bentuk jurnal kegiatan, arsip, dokumen, dalam pendidikan. Untuk menanggulanginya,
catatatn harian, dan lain sebagainya dibutuhkan pendidikan yang bersifat
(Rahardjo, 2011:04). Sedangkan analisis data memanusiakan manusia sebagai syarat mutlak
merujuk pada apa yang diuraikan oleh Milles eksitensi pendidikan (Freire, 2009:7). Prinsip
dan Huberman, yaitu, reduksi data, penyajian humanistik dalam pendidikan bercorak
data, dan pengambilan kesimpulan. antroposentris, belajar melalui pengalaman,
bersifat kolaboratif, terbuka, dan membangun
HASIL jati diri secara profesional (Goldstein &
Sekolah Pesisi juang berdiri atas Fernald, 2009:27).
inisiatif Saudara Jauhari Tantowi dan teman- Muatan pembelajaran sekolah pesisi
temannya yang berdiri pada bulan Mei 2020 juang mencakup membaca, menulis, serta
sebagai sebuah pendidikan non-formal yang permainan yang menyenangkan dengan cara
dibangun bagi anak-anak pesisir di Desa berkelompok dan bermain dipinggir pantai
Bintaro Jaya sebagai wadah bimbingan sekaligus memberikan pembelajaran dengan
belajar. pesisi merupakan ungkapan bahasa memberikan pertanyaan apa saja yang
suku Sasak, Lombok yang berarti pesisir. ditemukan di sekitar pantai tersebut dan
Sedangkan juang memiliki makna filosofi masalah apa saja yang ditemui. Lalu pendidik
yang artinya perjuangan yang ditujukan untuk memberikan solusi dari masalah yang
anak pesisir agar berjuang untuk terus belajar, ditemukan disekitarnya. Terlebih, partisipasi
menggapai cita-cita dan dapat menerima secara rutin ini didukung oleh komunitas
pendidikan secara utuh walaupun diterpa penerima beasiswa Bank Indonesia atau
dengan rendahnya ekonomi. sekolah pesisi Genbi NTB sebagai tenaga pengajar yang
juang dibangun dengan cinta dan kedekatan terdiri dari Mahasiswa Universitas Mataram,
hati, dimana tidak ada manusia yang UIN Mataram, Universitas Samawa,
menginjak sesama manusianya. Sumbawa Besar dan Perhimpunan
Lembaga ini memiliki jumlah siswa Kodokteran Luar Negeri Indonesia
sekitar 58 orang yang terdiri dari anak yang (PERLUNI) Tiongkok turut serta dalam
belum sekolah hingga sekolah menengah proses pendidikan.
(SMP) yang masing-masing dibagi menjadi
Kerjasama antara sekolah pesisi juang sebagai latihan perilaku agar dapat dibiasakan
dan Genbi NTB untuk melaksanakan program di kehidupan sehari-hari.
kerjanya yaitu sekolah darurat yang bertujuan Kegiatan role playing/bermain peran
untuk memperjuangkan hak anak-anak pesisir dengan menggunakan skenario yang telah
untuk melanjutkan pendidikan. Dalam bidang disediakan oleh guru yag diperankan secara
kesehatan, PERLUNI Tiongkok ikut seksama misalnya dengan tema “Jangan
berpartisipasi dan sekaligus turut serta dalam membuang sampah sembarangan” akan
kegiatan belajar mengajar. Kondisi ini diperagakan dengan cara salah satu murid
merupakan angin segar bagi anak pesisir yang membuang sampah tidak pada
untuk mendapatkan motivasi bagaiamana tempatnya. Kemudian salah satu murid lagi
meraih cita-cita untuk tetap bersekolah menegur dengan cara yang baik dan sopan
walaupun dalam keadaan ekonomi yang serba dengan mengatakan “Mohon maaf, jangan
kurang. Terlebih di masa Pendemi Covid-19, membuang sampah sembarangan. Buanglah
anak-anak pesisir yang belajar di rumah sampah pada tempatnya”. Selain itu, masih
merasa kesulitan untuk mendapat bimbingan ada tema juga tentang bagaimana menjadi
belajar dari orang tua karena kesibukan dalam seseorang yang jujur.
nelayan, dan pekerjaan lainnya. Yang Beberpa model pembelajaran tersebut
biasanya orang lain belajar dari rumah dengan merupakan pendekatan yang sering digunakan
fasilitas yang lengkap, bagi anak pesisir, di sekolah pesisi juang tersebut sebagaimana
ketiadaan fasilitas merupakan kendala utama karakter anak pesisir yang bergelut dengan
selama ini. alam, selalu berkelompok dalam bermain, dan
Sistem pembelajaran yang digunakan terlebih rasa kebersamaan yang selalu dijalani
adalah sistem pembelajaran kooperatuf. setiap harinya. Dengan begitu, pendidikan
Sistem ini atau yang biasa disebut dengan diarahkan ke dalam hal yang menyenangkan
mitra-mitra dalam pembelajaran bertujuan dan bermakna untuk menghayati realitas
untuk mengajarkan siswa agar saling bekerja sekitarnya.
sama dalam menyelesaikan tugas atau Dalam pendidikan anak pesisir,
masalah dan untuk membangun skill sosial pembelajaran menggambar, berdongeng yang
siswa serta meningkatkan hasil pembelajaran. diiringi dengan menggunkan wayang yang
Sedangkan role playing berbeda bertema “Kejujuran” juga diterapkan di
dengan kinerja yang lainnya sebagai salah sekolah pesisi juang. Selain itu, hal yang perlu
satu jalan yang penting untuk mengenali juga menjadi pembelajarannya adalah peduli
fakta. Yang terpenting, role playing bergulat tentang lingkungan. Setiap anak indonesia
dalam latihan permainan peran sebagai berhak mendapatkan pendidikan dan
praktik alaminya. Hal ini bertujuan untuk lingkungan yang baik. Sekolah pesisi juang
menghasilkan suatu kerja yang maksimal mengadakan acara diskusi yang bertajuk “Apa
walapun terdapat kesalahan dalam pecobaan. Kabar Sampah” di Lapangan Bintaro,
Sebaliknya seseorang didorong untuk Ampenan pada hari Minggu 12 Juli 2020.
bermain secara serius, mengeksplorasi dan Kegiatan ini atas inisitif pendidik ditujukan
menemukan cara baru untuk memenuhi kepada peserta didik sendiri yang dikemas
tuntunan dengan cara yang profesional dengan performa yang menarik dan asyik,
(Heinrich, 2018:34). Sehingga perlunya dialog dengan komunitas Nol Sampah, dan
peserta didik dalam memainkan peran yang pengarahan dari kepala bidang pengelolaan
didapat dari simulasi untuk dipertunjukkan sampah dan pengendalian pencemaran

5
Sepma, Munawir/ Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 16, No. 1, Maret 2021

lingkungan Dinas LHK Provinsi NTB. mencari nafkah dan menopang kehidupan
Dengan kegiatan ini, harapan kedepannya sehari-hari.
menjadi jalan untuk membangun sistem Ekonomi yang tidak sejalan dengan
khusus dalam penanganan sampah di proses pembangunan sumber daya manusia
Lingkungan Bintaro Ampenan. Sekaligus akan mempengaruhi mentalitas manusia
kegiatan ini sebagai titik awal menumbuhkan termasuk cara pandangnya tentang
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Sebaliknya, ekonomi yang
mewarisi lingkungan yang asri dan lestari seimbang akan mengantarkan manusia kepada
bagi generasi selanjutnya. pendidikan yang kritis yang mampu melihat
Manusia merupakan bagian dari perkembangan zaman berserta tantangan-
lingkungan, sudah sewajarnya mampu tantangannya kedepan (Freire, 2001:41).
merawatnya. Kepedulian terhadap lingkungan Jika merujuk pada hirarki kebutuhan
menjadi perhatian besar bagi anak pesisir di Abraham Maslow, pemenuhan kebutuhan
sekolah pesisi juang bagaimana menjaga dan manusia memiliki hirarki dari yang paling
mengelola alam sekitar tetap asri sebagai rendah hingga yang paling tinggi. Aspek yang
dasar dari pendidikan yang bermakna. harus dipenuhi lebih utama berupa kebutuhan
Pengalaman yang bermakna dalam fisiologis yaitu makan dan minum. Jika aspek
pendidikan akan dihadapi dengan tidak secara yang paling penting dalam kehidupan
terus menerus menjejali peserta didik dengan manusia tidak dapat terpenuhi, kebutuhan
materi. Transfer pengetahuan dengan untuk aktualisasi diri akan terpinggirkan
mengamati realitas konkrit dan (Jarvis, 2018:94-95). Untuk mewujudkan hal
terlaksanakannya kegiatan belajar mengajar tersebut, fenomena dunia modern untuk
yang menyenangkan dan kebebasan dalam pemenuhan kebutuhan hirarkinya akan
berfikir untuk membangkitkan daya imajinasi dikendalikan oleh faktor ekonomi termasuk
kreatifnya dijadikan sebagai tolak ukur dalam juga pada kebutuhan intelektual yang
pendidikan humanistik. dilakukan dalam ruang pendidikan.
Jika dicermati secara mendalam, anak-
PEMBAHASAN anak pesisir juga memiliki kebutuhan yang
Pendidikan Vis a Vis Ekonomi sepenuhnya dapat diwujudkan jika
Dunia modern dihadapi dengan perekonomian dapat diatasi. Pemenuhan
perkembangan laju ekonomi yang menjadi kebutuhan untuk mengenyam pendidikan
sentral masyarakat untuk memenuhi segala digambarkan ketika berangkat ke sekolah.
kebutuhan hidup. Di sisi lain, pendidikan Sebelum berangkat ke sekolah, setidaknya
merupakan hak bagi manusia, namun tidak memenuhi kebutuhan awalnya yaitu,
semua orang dapat kesempatan untuk fisiologis. Ketika berangkat ke sekolah,
berpendidikan. Informasi yang terekspos dari menginginkan rasa aman sehingga dapat
media cetak, online, dan televisi mewartakan mengikuti pelajaran. Bertemu dengan teman-
kondisi pendidikan anak pesisir sangat teman di sekolah untuk memulai suatu
memperihatinkan. Permasalahan mendasar instraksi sosial. Pergaulan dengan teman
yang dihadapi adalah faktor ekonomi yang untuk mendapatkan rasa saling menghargai
rendah dan akses pendidikannya yang begitu antar sesama. Ketika berada di dalam kelas
jauh dari lokasi tempat tinggal. Bahkan, anak untuk memulai pelajaran, membutuhkan
pesisir dilibatkan oleh orang tua untuk intelektual. Memahami ilmu yang didapat di
sekolah memberikan arti keindahan sehingga
siswa terpacu untuk mengaktualisasikan bersama serta turut memperjuangkan hak
dirinya dalam kehidupan nyata sesuai yang anak-anak pesisir untuk melanjutkan
didapat dalam pembelajaran disekolah. pendidikannya.
Walaupun secara ekonomis dapat Dengan adanya dukungan dari segala
teratasi, tugas selanjutnya yang dihadapi pihak, ekonomi bukan lagi menjadi
bagaimana menyeimbangkan pendidikan baik penghalang untuk menggapai cita-cita masa
secara formal, informal, maupun nonformal depan. selebihnya, minat dan perjuangan
untuk memuluskan cita-cita UU Sisdiknas No dalam belajar harus terus dipupuk sebagai
20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan kunci utama. Anak-anak pesisir tidak lagi
Nasional yang diartikan sebagai pendidikan turut serta memenuhi ekonomi keluarga.
adalah usaha sadar dan terencana untuk Pilihan yang harus diambil adalah mengejar
mewujudkan suasana belajar dan proses cita-cita dengan belajar sungguh-sungguh dan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif berprestasi sebagai syarat menempuh
mengembangkan potensi dirinya untuk beasiswa tanpa memikirkan kondisi ekonomi
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, sebagai salah satu jalan keluar yang harus
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ditempuh.
akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa Sekolah Pesisi Juang: Arah Pendidikan
dan Negara. dan Model Pembelajaran
Oleh sebab itu, Ki Hajar Dewantara Memperhatikan proses pendidikan yang
sangat menekankan betapa pentingnya dihadapi oleh anak pesisir, kesadaran akan
pendidikan. Pendidikan dapat mengubah arah pendidikan merupakan hal yang begitu
bangsa secara historis. Pendidikan dapat penting dan harus dilakukan dalam rangka
mengubah kesadaran untuk berbangsa dan transfer ilmu pengetahuan. Mengamalkan
bernegara secara merdeka. Pendidikan juga ilmu pengetahuan merupakan langkah
mampu menjadikan manusia menjadi bahagia aktualisasi diri. Dalam pandangan Alan Tom
(Rahardjo, 2012:68). bahwasanya, mengajar merupakan tindakan
untuk menopang pendidikan anak moral dan secara otomatis belajar juga
pesisir secara utuh, dibangunnya sekolah merupakan tindakan moral (Benninga,
alternatif yang bersifat non-formal sebagai 2003:20).
bentuk kepedulian dalam bimbingan belajar Dalam konteks anak pesirir, konsep
tanpa dalih biaya. Kendala ekonomi anak pendidikan humanistik menjadi pijakan. Arah
pesisir setidaknya dapat teratasi sekaligus pendidikan humanistik dijembatani oleh
sarana pemberian wawasan kepada orang tua sistem pembelajaran tematik. Pembelajaran
betapa pentingnya pendidikan bagi anak- tematik terpadu merupakan konsep dasar
anaknya. Salah satu pendidikan alternatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada
yang bernama sekolah pesisi juang tidak Kurikulum 2013 yang telah diatur dalam
berjuang sendiri untuk memperjuangkan hak Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
anak pesisir untuk mengenyam pendidikan. standar proses. Adapun prinsip-prinsip
Komunitas Penerima Beasiswa Bank pembelajaran tematik terpadu adalah peserta
Indonesia (Genbi NTB), Perhimpunan didik mencari tahu, pembahasan
Kedokteran Luar Negeri Indonesia pembelajarannya mencari tema yang paling
(PERLUNI) Tiongkok, dan komuntas jalan dekat dengan kehidupan yang berkaitan
baru turut hadir untuk mengajar dan belajar dengan berbagai konsep, keterampilan, dan

7
Sepma, Munawir/ Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 16, No. 1, Maret 2021

sikap, dan memberikan pengalaman langsung sedangkan model pembelajaran kelompok itu
kepada peserta didik. Tujuannya adalah sendiri adalah rangkaian kegiatan belajar yang
untuk meningkatkan soft skill dan hard skill dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
yang mencakup tiga ranah kompetensi yaitu kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Windarny pembelajaran yang telah dirumuskan
& Mustadi, 2019:3; Iasha, 2018:18). (Rusman, 2010:203).
Pendidikan non formal yang menganut Sekolah pesisi juang sangat
pembelajaran tematik terpadu memiliki model memperhatikan alam dan lingkuangn sekitar.
pembelajaran sebagai penunjang kesuksesan Dalam konteks pendidikan, membicarakan
belajar seperti simulasi, pengajaran sosial, dan masalah-masalah tentang lingkungan
bermain peran (role paying) yang lekat merupakan suatu bentuk kesadaran akan
dengan kehidupan sehari-hari. Pengajaran pentingnya menjaga dan sebagai peringatan
sistem perilaku yang berbasis simulasi bagi manusia yang tidak tahu bahaya-bahaya
merupakan subuah ilustrasi yang dijadikan degradasi lingkungan. Mengajak manusia
ceminan untuk aksi dengan seperangkat kembali kepada penilaian hidup,
komitmen emosional terhadap permainan menggunakan proses ilmu pengetahuan, dan
bagaimana mengeksplorasi secara alternatif melihat diri sendiri dalam hubungan dengan
apa yang dapat dilakukan, membenarkan realitas sosial akan merubah cara pandang
pilihan yang sulit, berurusan dengan emosi manusia melihat dunia (Freire, 2001:43).
yang sangat compleks, pemahaman yang
mendalam tentang apa yang akan dilakukan SIMPULAN
kepada seseorang secara profesional Sarana utama untuk dapat membentuk
(Counsell, 2014:164). masa depan Dunia adalah melalui pendidikan.
Terkadang role playing yang dilakukan Dalam setiap perjalanan kehidupan, manusia
saat latihan akan dihadapi oleh problem yang akan tetap dikelilingi oleh lingkaran
membingungkan peserta didik. Menurut hasil pendidikan dimanapun dan kapanpun dan
penelitian Suchman, cara semacam ini secara seharusnya dapat dinikmati oleh semua
alamiah akan memotivasi siswa untuk manusia.
menyelesaikan masalah tersebut. Di samping Dalam kasus kecil ini, pendidikan
itu, juga meningkatkan pemahaman sains untuk anak pesisir harus sesering mungkin
untuk berpikir kreatif, dan keterampilan untuk diperhatikan. Hadirnya sekolah pesisi
dalam memperoleh dan menganalisis juang sebagai Pendidikan non-formal bagi
informasi (Mahulae, 2017:25). anak pesisir bekerja sama dengan berbagai
Model pengajaran yang digunakan pihak seperti di bidang kesehatan PERLUNI (
adalah model pengajaran sosial dengan Perhimpunan Kedokteran Luar Negeri)
bentuk mitra-mitra dalam pembelajaran atau Tiongkok dan bidang Pendidikan ada Genbi
yang sering disebut dengan pembelajaran NTB (Komunitas Penerima Beasiswa Bank
kooperatif (cooperative learning). Model NTB) yang bertujuan untuk meningkatkan
tersebut merupakan pembelajaran dengan motivasi belajar dengan pembelajaran yang
sistem berkelompok yang membutuhkan kerja menyenangkan seperti menggambar, belajar
sama antar peserta didik. Sebagaimana melalui lingkungan sekitar, bermain peran,
Sanjaya mengungkapkan bahwa cooperative dongeng yang diiringi dengan permainan
learning smerupakan kegiatan belajar siswa wayang, dan Pendidikan peduli lingkungan.
yang dilakukan secara berkelompok,
Dengan begitu, semangat untuk terus belajar Towards a Global Community:
dapat dirasakan dengan kebahagiaan. Educating for Tomorrow’s World
Penelitian ini menjadi bagian kecil Global Strategic Directions for the
dari tema besar pendidikan non-formal. Asia-Pacific Region, Netherlands:
Tentunya masih ada banyak di luar sana Springer.
pendidikan non-formal yang juga perlu diteliti Bhatt, Siddheshwar Rameshwar. (2018).
dan ditulis dengan baik, agar bisa dibaca oleh Philosophical Foundations of
banyak orang. Tujuan akhirnya tidak lain, Education Lessons for India, Singapore:
kecuali agar pemerintah juga memperhatikan Springer. Diambil pada tanggal 1
pendidikan yang demikian, sehingga mereka September 2020 dari
yang belajar mendapatkan sesuatu yang https://www.pdfdrive.com/
menjadi haknya. Counsell, Karen. (2014). Virtual Learning for
the Real Word: Using Simulation with
DAFTAR RUJUKAN Non-law Student, dalam Caroline
Strevens, dkk (Ed.), Legal Education:
Agusta, Ivanovich. (2003). Teknik Simulation in Theory and Practice,
Pengumpulan dan Analisis Data England: Ashgate Publishing Limited.
Kualitatif, Bogor: Pusat Penelitian Diambil pada tanggal 1 September 2020
Ekonomi, Litbang Pertanian. dari https://www.pdfdrive.com/
Amil, Ahmad Jamiul, Wulandari, Rika., & Freire, Paulo. (2001). Pendidikan Yang
Farahiba, Ayyu Subhi. (2019). Sakera Membebaskan Terj. Martin Eran,
Seelok Dara “Sekolah Anak Pesisir Jakarta: Melibas.
Madura Sesuai Kearifan Lokal Budaya __________. (2007). Politik Pendidikan:
Madura” Sebagai Penguatan Pendidikan Kebudayaan, Kekuasaan, dan
Non Formal Masyarakat Pesisir Pantai Pembebasan, Terj. Agung Prihantoro &
Madura. Jurnal Ilmiah Pangabdhi Vol. Fuad Arif Fudiyartanto, Yogyakarta:
05, No. 2, Oktober, 131-137.
Pustaka Pelajar.
Baharudin. (2014). Pendidikan dan Fromm, Erich. (2019). Lari Dari Kebebasan
Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Terj. Noa Dhegaska, Yogyakarta:
Nelayan Pesisir, Society: Jurnal Jursan IRCiSoD.
Pendidikan IPS Ekonomi, Edisi xi, GTK DIKDAS. Prinsip-Prinsip
April, 57-67. Pembelajaran Tematik Terpadu. (30,
Benninga, Jaqques S., Berkowitz, Marvin W., September 2019). Diambil pada
Kuehn, Phyllis., & Smith, Karen. Tanggal 22 September 2020 dari
(2003). The Relationship of Character http://pgdikdas.kemdikbud.go.id/read-
Education Implementation and news/prinsipprinsip-pembelajaran-
Academic Achievement in Elementary tematik-terpadu
Schools, Journal of Research in
Goldstein, Gary & Peter Fernald. (2009).
Character Education, 1 (1), 19-32. Humanistic Education In a Capstone
Bianco, Joseph Lo. (2006). Educating for Course, College Teaching, Winter, Vol.
Citizenship in a Global Community: 57, No. 1, 27-36.
World Kids, World Citizens and Global Heinrich, Paul.(2018) When Role-Play Comes
Education, dalam Jack Campbell, Nick Alive: A Theory and Practice,
Baikaloff & Colin Power (Ed.), Singapore: Palgrave Macmillan.

9
Sepma, Munawir/ Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 16, No. 1, Maret 2021

Diambil pada tanggal 1 September 2020 Global Strategic Directions for the
dari https://www.pdfdrive.com/ Asia-Pacific Region, Netherlands:
Iasha, Vina. (2018). Peningkatan Proses Springer.
Pembelajaran Tematik Terpadu Raco, J.R. (2010). Metode Penelitian
Menggunakan Pendekatan Scientific di Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan
Sekolah Dasar. AR-RIAYAH: Jurnal Keunggulannya, Jakarta: Grasindo.
Pendidikan Dasar, Nol. 2, No. 1, 17-36. Rahardjo, Mudjia. (2011). Metode
Jarvis, Matt. (2018). Teori-Teori Psikologi: Pengumpulan Data Kualitatif. Malang:
Pendekatan Modern untuk Memahami Universitas Maulana Malik Ibrahim
Prilaku, Perasaan, dan Pikiran Malang.
Manusia. Terj. SPA-Teamwork, Rahardjo, Suparto. (2012). Ki Hajar
Bandung: Nusa Media. Dewantara: Biografi Singkat 1889-
Komar, Oong. (2006). Filsafat Pendidikan 1959, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Nonformal, Bandung: CV. Pustaka Ranti, Gemala. (2018). Pengabdian
Setia. Cakrawala Nusantara Untuk
Long, Martyn., wood, Clare., Littleton, Membangkitkan Daya Saing Anak
Karen., Passenger, Terri., & Sheehy. Pesisir melalui Pendidikan. ABDIMAS
(2011). The Psychology of Education, PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pengabdian
New York: Routledge, 2011. Diambil Kepada Masyarakat, Vol. 2, No. 1,
pada tanggal 1 September 2020 dari Oktober, 21-27.
https://www.pdfdrive.com/ Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran
Mansyur, Khumairah., Umrah, & Rifal. Mengembangkan Profesionalisme
(2019). Budaya Anak Pesisir di Wilayah Guru, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kepulauan Spermonde. Jurnal Syafrillia, Tria., Asnawati., Mayangsari,
Pemikiran dan Pengembangan Belajar Ajadesi., Fahlevi, Muhammad Andi., &
Vol. 1, No. 2, Mei-Agustus, 1-14. Maytina, Niar. (2019). Edukasi
Masri, Amiruddin. (2017). Pendidikan Anak Masyarakat Pesisir Kuala Langsa
Nelayan Pesisir Pantai Donggala. Asian Melalui Media Pembelajaran Berbasis
Journal of Environment, History and Sumber Daya Hayati Lokal. Pros.
Heritage, Vol. 1, Issue 1, September, SemNas. Peningkatan Mutu Pendidikan,
223-227). Volume. 1, Nomor. 1, Desember, 309-
Mahulae, Parno S., Sirait, Motlan., & Sirait, 312.
Makmur. (2017). The Effect of Inquiry Windarny, Denty & Ali Mustadi. (2019).
Training Learning Model Using Phet Pengembangan Lectora dalam
Media and Scientific Attitude on Pembelajaran Tematik-Integratif Untuk
Students’ Science Process Skills, IOSR- Meningkatkan Prestasi Belajar Kognitif
Journal of Research & Method in dan Karakter Siswa Sekolah Dasar.
Education, Vol. 7, No. 5, September- Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IX,
Oktober, 24-29. Nomor. 1, April, 12-30.
Power, Colin. (2006. Basic Education For Wiryopranoto, Suhartono., Herlina, Nina.,
All, dalam Jack Campbell, Nick Marihandono, Joko., dan Tangkilisan,
Baikaloff & Colin Power (Ed.), Yuda B.,. (2015). Perjuangan Ki Hajar
Towards a Global Community: Dewantara: Dari Politik ke Pendidikan,
Educating for Tomorrow’s World
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

11

Anda mungkin juga menyukai