Anda di halaman 1dari 13

Abstrak

Faktor - Faktor Penghambat Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah


( M. Anas Fanani, Berchah Pitoewas, Yunischa Nurmalisa )

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis Faktor Penghambat


Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah guna Meningkatkan Minat Baca Warga
Sekolah di SMP Negeri 2 Trimurjo.

Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan


subjek penelitian peserta didik kelas VII dan kelas VIII beserta tenaga pendidik
dan kependidikan. Populasi penelitian ini 529 orang. Teknik pokok penelitian ini
adalah angket sedangkan wawancara dan dokumentasi sebagai teknik penunjang.

Berdasarkan hasil penelitian, faktor penghambat pelaksanaan gerakan literasi


sekolah di SMP Negeri 2 Trimurjo terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal penghambat pelaksanaan gerakan literasi yaitu
ketersediaan dana bahwa 35 responden atau 66 % masuk dalam kategori kurang
mendukung sedangkan faktor eksternal penghambat pelaksanaan gerakan literasi
yaitu daya dukung pemerintah dimana 27 responden atau 51 % masuk dalam
kategori kurang mendukung
Kata kunci : faktor Penghambat, literasi, sekolah
Abstract

Factors Inhibiting The Implementation of The Movement Literacy School

( M. Anas Fanani, Berchah Pitoewas, Yunischa Nurmalisa )

The purpose of this research is to know and analyze the factor inhibiting
implementation of school literacy movement to increase interest read of school
citizens in SMP Negeri 2 Trimurjo.

The method used is descriptive with quantitative approach with the subject of the
study of students of class VII and class VIII along with educators and education.
The population of this study is 529 people. The main techniques of this study are
questionnaires while interviews and documentation as a supporting technique.

The research results show resistance factors implementation of school literacy


movement in the SMP 2 Trimurjo consists of two factors namely internal factors
and external factors. The internal factors pengahambat implementation of literacy
movement is the availability of funds that 35 respondents or 66 % entered in the
category of less support while external factors inhibiting the implementation of
the literacy movement support the government where 27 respondents or 51 %
entered in the category of less support

Keywords : factor inhibiting, literacy, school


PENDAHULUAN mengembangkan budaya membaca,
menulis dan berhitung bagi segenap
Latar Belakang ZDUJD PDV\DUDNDW´ Berdasarkan
Undang ± Undang, pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu diselenggarakan untuk membentuk
upaya bagi negara untuk memajukan generasi yang berbudaya membaca,
suatu bangsa. Menurut Undang- menulis dan berhitung. Untuk
Undang Nomor 20 Tahun 2003 mendukung Undang - Undang
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang
pada BAB I pasal 1, mendefinisikan Sistem Pendidikan Nasional maka
bahwa ³Pendidikan adalah usaha pemerintah kembali mengeluarkan
sadar dan terencana untuk kebijakan baru, yaitu Peraturan
mewujudkan suasana belajar dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
proses pembelajaran agar peserta Nomor 23 Tahun 2015 tentang
didik secara aktif mengembangkan Penumbuhan Budi Pekerti. Dalam
potensi dirinya untuk memiliki Permendikbud ini terdapat himbauan
kekuatan spiritual keagamaan, agar setiap pemangku kepentingan
pengendalian diri, kepribadian, pendidikan ikut serta dalam
kecerdasan, akhlak mulia, serta menjalankan setiap pembiasaan yang
ketrampilan yang diperlukan dirinya, tertuang dalam Permendikbud
masyarakat, bangsa dan negara.´ Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu
Adanya globalisasi tentu saja pembiasaan yang terus digemakan
memunculkan persoalan ± persoalan oleh Pemerintah yaitu dengan adanya
baru bagi negara yang belum siap Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
berhadapan dengan era globalisasi.
Akibat dari munculnya globalisasi Tujuan gerakan literasi sekolah itu
tentu saja adanya tuntutan kualitas sendiri secara umum untuk
sumber daya manusia yang bagus di menumbuhkembangkan budi pekerti
setiap negara. melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan
Salah satu pokok permasalahan yang dalam gerakan literasi sekolah agar
ada di Indonesia saat ini yaitu terkait peserta didik menjadi pembelajar
minat baca masyarakat yang rendah. sepanjang hayat. Untuk SMP Negeri
Padahal, budaya membaca 2 Trimurjo sendiri, upaya
merupakan salah satu ciri peradaban melaksanakan gerakan literasi
modern. Akan tetapi, realita di sekolah sudah sesuai dengan
Indonesia minat baca masyarakatnya Permendikbud Nomor 23 Tahun
sangat rendah. Hal ini diperkuat oleh 2015 tentang penumbuhan budi
hasil survei yang dilakukan oleh pekerti. Gerakan literasi sekolah ini
UNESCO pada tahun 2012 terkait tentunya merupakan terobosan yang
minat baca masyarakat Indonesia, sangat bagus dan harus diterapkan
dan hasilnya sangat memprihatinkan, dengan maksimal. Sebab, minat baca
yaitu 0,001 persen. Artinya dalam peserta didik di SMP Negeri 2
seribu masyarakat hanya ada satu Trimurjo tergolong rendah.
masyarakat yang memiliki minat
baca. Padahal, pada Bab III pasal 4 Pelaksanaan gerakan literasi sekolah
D\DW EHUEXQ\L ³3HQGLGLNDQ tentu sangat diharapkan dapat
diselenggarakan dengan mengatasi rendahnya minat baca di
Indonesia. Melalui pembiasaan di menafsirkan, membuat,
sekolah maka akan muncul budaya berkomunikasi dan menghitung,
membaca pada diri peserta didik. menggunakan dicetak dan menulis
Akan tetapi, pada pelaksanaannya bahan-bahan yang terkait dengan
gerakan literasi sekolah mempunyai konteks yang berbeda-beda).
faktor ± faktor penghambat sehingga Berdasarkan beberapa pendapat di
pada pelaksanaannya gerakan literasi atas mengenai literasi, maka disini
sekolah hanya berjalan seadanya penulis dapat menarik kesimpulan
saja. Karena pelaksanaannya yang bahwa literasi adalah kemampuan
cenderung seadanya maka hasilnya untuk mengidentifikasi, memahami,
pun di masa depan tidak akan menafsirkan, membuat,
maksimal. Melalui kegiatan pra- berkomunikasi dan menghitung, serta
survey yang telah dilaksanakan pada membaca dalam kehidupan sehari ±
tanggal 08 Oktober 2016 di SMP hari agar dapat mengembangkan diri
Negeri 2 Trimurjo, terdapat faktor secara sosial, ekonomi dan budaya
intern dan faktor ekstern yang diduga dalam kehidupan modern sehingga
menjadi penghambat dalam menjadi pribadi yang memiliki mutu
pelaksanaan gerakan literasi sekolah. yang berkualitas dan berbudi pekerti
Adapun faktor intern yang menjadi melalui budaya literasi.
penghambat pelaksanaan gerakan
literasi sekolah yaitu (1) peserta
didik, (2) sarana prasarana (3) Prinsip dan Tujuan Pendidikan
ketersediaan dana dan (4) Berbasis Literasi
pemahaman tenaga pendidik dan
Kern dalam Hayat & Yusuf
kependidikan terhadap gerakan
(2010:31-33). Maka, terdapat tujuh
literasi sekolah. Sedangkan faktor
prinsip pendidikan berbasis literasi ,
ekstern yang menjadi penghambat
yaitu 1) Literasi berhubungan dengan
pelaksanaan gerakan literasi sekolah
kegiatan interpretasi. 2) Literasi
yaitu (1) daya dukung masyarakat
berarti juga kolaborasi. 3) Literasi
dan (2) daya dukung pemerintah.
juga menggunaka konvensi. 4)
Literasi melibatkan pengetahuan
TINJAUAN PUSTAKA budaya. 5) Literasi adalah
Tinjauan Literasi kemampuan untuk memecahkan
masalah. 6) Literasi adalah kegiatan
Menurut Kern dalam Hayat & Yusuf refleksi. 7) Literasi adalah
( 2010:25) berpendapat bahwa kemampuan menggunakan bahasa
³OLWHUDVL VHFDUD VHPSLW GLGHILQLVLNDQ lisan dan tulis untuk menciptakan
sebagai kemampuan untuk membaca wacana.
dan menulis yang juga berkaitan
dengan pembiasaan dalam membaca Adapun tujuan dari literasi itu sendiri
dan mengapresiasi karya sastra menurut The United Nations (2012)
(literature) serta melakukan yaitu:
SHQLODLDQ WHUKDGDSQ\D´ SDUD DKOL a. Membuat kemajuan yang
internasional pada bulan Juni 2003 di signifikan diantara memenuhi
UNESCO. Dan menyatakan bahwa kebutuhan belajar dari remaja dan
literasi adalah kemampuan untuk dewasa, meningkatkan tingkat
mengidentifikasi, memahami, melek huruf sebesar 50% dan
mencapai kesetaraan gender.
b. Memungkinkan semua peserta adalah salah satu lembaga
didik untuk mencapai tingkat pendidikan yang memegang peranan
penguasaan dalam membaca dan penting dalam proses sosialisasi anak
keterampilan hidup. setelah memiliki pengalaman hidup
c. Menciptakan lingkungan literasi di keluarga. Anak mengalami
yang berkelanjutan dan diperluas perubahan dan perkembangan dalam
d. Meningkatkan kualitas hidup. perilaku sosialnya setelah ia masuk
VHNRODK ´
Komponen literasi
Berdasarkan beberapa konsepsi dari
Menurut Clay dan Ferguson dalam beberapa ahli di atas, maka penulis
Kemendikbud (2016 : 8) dapat menarik kesimpulan bahwa
menjabarkan bahwa komponen sekolah adalah lembaga pendidikan
literasi informasi terdiri atas literasi untuk menyiapkan manusia menjadi
dini, literasi dasar, literasi individu yang bermutu dan
perpustakaan, literasi media, literasi bermartabat melalui proses belajar
tekhnologi dan literasi visual. dan mengajar agar menambah ilmu
dan mencerdaskan akal sehingga
Strategi Membangun Budaya terwujud cita±cita nasional.
Literasi Sekolah
SIFAT SIFAT SEKOLAH
Menurut Beers dalam Kemendikbud
(2016:12) menjabarkan beberapa Menurut Suwarno dalam Purwanto
strategi dalam rangka menumbuhkan (2014:78) sekolah memiliki sifat ±
budaya literasi di sekolah, sifat yaitu Tumbuh Sesudah
diantaranya Mengkondisikan Keluarga, Lembaga pendidikan
lingkungan fisik ramah literasi, formal, dan Lembaga Pendidikan
Mengupayakan lingkungan sosial yang Tidak Bersifat Kodrati.
dan afektif, Mengupayakan sekolah
sebagai lingkungan akademik yang Peranan dan Fungsi Sekolah
literat.
Menurut Tirtarahardja dan La Sulo
TINJAUAN SEKOLAH ³SHUDQDQ VHNRODK \DLWX
untuk melaksanakan tujuan nasional
Pengertian Sekolah dengan cara bertahap
mengembangkan sekolah menjadi
Menurut Tirtarahardja dan La Sulo suatu tempat pusat latihan (training
(2010:173) menyebutkan bahwa : centre PDQXVLD GL PDVD GHSDQ ´
sekolah sebagai pusat pendidikan Sedangkan fungsi sekolah Fungsi
untuk menyiapkan manusia menjadi sekolah menurut Purwanto (2014:81-
individu, warga masyarakat, negara, 85) adalah Mengembangkan
dan dunia di masa depan. Sekolah kecerdasan otak dan memberikan
diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, spesialisasi, efisiensi,
potensi anak, meningkatkan mutu Konservasi dan transmisi kultural,
kehidupan dan bermartabat manusia Transisi dari rumah ke masyarakat
dalam mencapai tujuan nasional. dan kontrol sosial pendidikan.
Definisi sekolah menurut Suwarno
GDODP 3XUZDQWR ³VHNRODK
Macam ± Macam Sekolah b. Pengembangan merupakan
tahapan yang kedua dimana hal
Menurut Suwarno dalam Purwanto yang perlu dilakukan adalah
(2014:86) menyebutkan bahwa : meningkatkan kemampuan literasi
macam ± macam sekolah ditinjau melalui kegiatan menanggapi
dari yang mengusahakan terbagi atas buku pengayaan
sekolah negeri (yang diusahakan oleh c. Pembelajaran, pada tahapan ini
pemerintah) dan sekolah swasta yang dilakukan adalah
(yang diusahakan oleh badan ± badan meningkatkan kemampuan literasi
swasta). Ditinjau dari tingkatannya, di semua mata pelajaran:
sekolah dibedakan menjadi : menggunakan buku pengayaan
pendidikan pra-sekolah, pendidikan dan strategi membaca di semua
dasar, pendidikan menengah, mata pelajaran.
pendidikan tinggi dan pendidikan
luar biasa. Berdasarkan sifatnya, Pelibatan Publik
sekolah dibedakan atas: sekolah
umum (sekolah yang belum
mempersiapkan anak dalam Menurut Kemendikbud (2016:15)
spesialisasi pada bidang tertentu); keuntungan sekolah dalam
sekolah kejuruan (sekolah yang melibatkan publik yaitu :
mempersiapkan anak dalam bidang a. Pengembangan sarana literasi
tertentu); dan sekolah pembangunan membutuhkan sumber daya yang
(perpaduan sekolah umum dengan memadai.
sekolah khusus). b. Partisipasi komite sekolah, orang
tua, alumni, dan dunia bisnis dan
Tinjauan Gerakan Literasi industri dapat membantu
Sekolah memelihara dan
mengembangkan sarana sekolah
Pengertian Gerakan Literasi agar capaian literasi peserta
Sekolah didik dapat terus ditingkatkan.
c. Dengan keterlibatan semakin
Menurut Kemendikbud (2016:7) banyak pihak, peserta didik
³*HUDNDQ OLWHUDVL VHNRODK adalah dapat belajar dari figur teladan
gerakan sosial dengan dukungan literasi yang beragam.
kolaboratif berbagai elemen.´ d. Ekosistem sekolah menjadi
terbuka dan sekolah mendapat
Tahapan Pelaksanaan Gerakan kepercayaan yang semakin baik
Literasi Sekolah dari orang tua dan elemen
masyarakat lain.
Menurut Kemendikbud (2016:27) e. Sekolah belajar untuk mengelola
Gerakan Literasi Sekolah dukungan dari berbagai pihak
mempunyai 3 (tiga) tahapan, antara sehingga akuntabilitas sekolah
lain : juga akan meningkat.
a. Pembiasaan, hal ini dilakukan
dengan cara penumbuhan minat TUJUAN PENELITIAN
baca melalui kegiatan 15 menit
membaca (Permendikbud No. 23 Penelitian ini dilakukan untuk
Tahun 2015). mengetahui dan menganalisis Faktor
Penghambat Pelaksanaan Gerakan Definisi Operasional
Literasi Sekolah guna Meningkatkan
Minat Baca Warga Sekolah di SMP Faktor Internal
Negeri 2 Trimurjo Tahun Pelajaran
2016/2017. a. Peserta Didik adalah pribadi yang
otonom, yang ingin diakui
METODE PENELITIAN keberadaannya, yang ingin
mengembangkan diri secara terus
Jenis Penelitian menerus guna memecahkan masalah
± PDVDODK GDODP NHKLGXSDQQ\D ´
Menurut Surakhmad Winarno b. Sarana dan prasarana adalah
³SHQHOLWLDQ DGDODK standar nasional pendidikan yang
penyaluran hasrat ingin tahu manusia berkaitan dengan kriteria minimal
dalam taraf keilmuan. Metode tentang ruang belajar, tempat
penelitian yang digunakan oleh berolahraga,tempat beribadah,
penulis dalam penelitian ini adalah perpustakaan, laboratorium, bengkel
metode penelitian Deskriptif dengan kerja, tempat bermain, tempat
pendekatan kuantitatif. berekreasi, serta sumber belajar lain
yang diperlukan untuk menunjang
Sampel proses pembelajaran termasuk
pengggunaan teknologi informasi
Menurut Arikunto (2010:174) dan komunikasi.
³VDPSHO DGDODK VHEDJLDQ DWDX ZDNLO c. Ketersediaan dana merupakan
populasi yang diteliti.Dinamakan penunjang dalam rangka
penelitian sampel apabila kita meningkatkan kualitas pendidikan di
bermaksud untuk sekolah.
menggeneralisasikan hasil d. Pemahaman tenaga pendidik dan
SHQHOLWLDQ´ NDUHQD VXEMHN SHQHOLWLDQ kependidikan terhadap gerakan
lebih dari 100 maka penulis literasi sekolah merupakan hal
menggunakan penelitian sampel penting dalam gerakan literasi
dengan ketentuan 10 % cara sekolah sebab tenaga pendidika dan
pengambilan sampel menggunakan kependidikan harus paham dengan
teknik stratified sample yaitu dengan filosofi diadakannya gerakan literasi
cara membuat atau menentukan sekolah agar pada pelaksanaannya
strata atau lapisan/tingkatan . dapat berjalan maksimal.
Berdasarkan jumlah populasi sebesar
529, maka sampel penelitian ini yaitu Faktor Eksternal
53 orang.
a. Daya dukung masyarakat
Variabel Penelitian merupakan gerakan sosial yang
dilaksanakan untuk menciptakan
Dalam penelitian ini hanya terdapat generasi yang berbudi pekerti
satu variabel (variabel tunggal), yaitu melalui budaya literasi.
faktor ± faktor penghambat b. Daya dukung pemerintah yaitu
pelaksanaan gerakan literasi sekolah pemerintah perlu melakukan dari
dimana terdapat faktor internal dan sosialisasi, pemenuhan sarana
faktor eksternal. prasarana, monitoring hingga
evaluasi.
Rencana Pengukuran Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengukur variabel dalam Untuk mengetahui tingkat validitas


penelitian ini dengan menggunakan soal angket, peneliti melakukan
alat ukur berupa angket yang dengan cara kontrol langsung
berisikan besaran tingkat terhadap teori-teori yang melahirkan
keterlaksanaan Gerakan Literasi indikator-indikator.
Sekolah, yaitu:
Langkah-langkah yang ditempuh
a. Mendukung
dalam melakukan uji reliabilitas
b. Kurang Mendukung
ialah:
c. Tidak Mendukung
1. Menguji coba angket kepada 10
Teknik Pengumpulan Data orang diluar responden
Teknik Pokok 2. Diperoleh data uji coba yaitu
sebagai berikut:
a. Angket ™; : 263 ™;2 : 7001
™Y : 272 ™ Y2 : 7480
Angket yang digunakan berbentuk ™XY: 7218 N : 10
angket tertutup, artinya jawaban
sudah disediakan oleh peneliti, jadi 3. Berdasarkan data tersebut untuk
respon hanya memilih salah satu mengetahui reliabilitas, selanjutnya
jawaban yang telah disediakan. dikorelasikan diolah dengan
Kriteria pengukuran adalah (a), (b), menggunakan rumus product
(c) yang masing-masing diberi skor moment dan dilanjutkan dengan
yaitu: rumus spearman brown untuk
a. Memilih alternatif (a) diberi skor 3 mencari reliabilitas alat ukur dan
untuk jawaban yang sesuai diperoleh koefisien korelasi dengan
dengan harapan. angka 0,88. Berdasarkan hal tersebut
b. Memilih alternatif (b) diberi skor 2 peneliti mengkorelasikan dengan
untuk jawaban yang kurang sesuai kriteria reliabilitas dan masuk dalam
dengan harapan. kriteria Sangat Tinggi kemudian
c. Memilih alternatif (c) diberi skor 1 dapat dipergunakan sebagai
untuk jawaban yang tidak sesuai instrument penelitian selanjutnya.
dengan harapan.

Teknik Penunjang

a. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan oleh


peneliti dengan bertatap muka secara
langsung dengan responden.

b. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini dilakukan
agar dapat mendukung dalam proses
pengumpulan data.
HASIL DAN PEMBAHASAN dilaksanakan di sekolah. Hal ini
dapat dilihat dari dari responden
FAKTOR INTERNAL yang mayoritas memilih alternatif
jawaban a. Dalam hal ini tingkat
a. Indikator Peserta Didik kemampuan, latar belakang dan
kemandirian peserta didik dalam
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi melaksanakan literasi sudah sangat
Mengenai Indikator Peserta Didik baik.
N Interval F % Kategori
o
1 3±4 7 13 % Tidak b. Indikator Sarana dan Prasarana
Mendukung
2 5±6 7 13 % Kurang Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi dari
Mendukung Indikator Sarana dan Prasarana
3 7-9 39 74 % Mendukung No Interval F % Kategori
Jumlah 53 100 1 7±9 3 6% Tidak
% Mendukung
2 10 ± 12 23 43 % Kurang
Berdasarkan tabel 4.8. dapat Mendukung
diketahui bahwa sebanyak 7 3 13 ± 15 27 51 % Mendukung
Jumlah 53 100
responden atau 13 % masuk dalam %
kategori tidak mendukung
pelaksanaan gerakan literasi sekolah. Berdasarkan tabel 4.11. dapat
Responden yang masuk pada diketahui bahwa sebanyak 3
kategori ini menyatakan bahwa responden atau 6 % menyatakan
peserta didik tidak siap dalam sarana dan prasarana di sekolah tidak
melaksanakan literasi di sekolah. Hal mendukung. Dengan demikian,
ini terbukti dimana sebanyak 7 keterbatasan sarana dan prasarana
responden memilih jawaban c. yang tidak mendukung akan menjadi
Sebanyak 7 responden atau 13 % penghambat dalam mensukseskan
masuk dalam kategori kurang pelaksanaan gerakan literasi di
mendukung. Hasil ini seimbang jika sekolah.Pada kategori kurang
melihat hasil dari kategori tidak mendukung sebanyak 23 responden
mendukung, dimana sama ± sama atau 43 % menyatakan bahwa sarana
sebanyak 7 responden menyatakan dan prasarana di sekolah kurang
bahwa peserta didik kurang mendukung pelaksanaan gerakan
mendukung pelaksanaan gerakan literasi di sekolah sehingga
literasi di sekolah. Artinya responden pelaksanaannya masih belum
menyatakan bahwa peserta didik maksimal. Hal ini dapat dilihat dari
belum begitu paham dengan gerakan 23 responden yang mayoritas
literasi sehingga kurang begitu memilih alternatif jawaban b. Pada
mendukung pelaksanaan gerakan kategori mendukung terkait sarana
literasi. Pada kategori mendukung dan prasarana terlihat lebih dominan
terdapat 39 responden atau 74 % jika dibandingkan dengan (dua)
yang menyatakan bahwa peserta kategori sebelumnya dimana
didik mendukung pelaksanaan sebanyak 27 responden atau 51 %
gerakan literasi di sekolah. Artinya menyatakan sarana dan prasarana
responden menganggap bahwa sudah mendukung pelaksanaan
pemahaman peserta didik sudah gerakan literasi di sekolah. Artinya
bagus terkait gerakan literasi yang
sarana dan prasarana yang ada sudah d. Indikator Pemahaman Tenaga
sangat baik untuk menunjang Pendidik dan Tenaga
pelaksanaan gerakan literasi di Kependidikan Terhadap Gerakan
sekolah. Literasi Sekolah

c. Indikator Ketersediaan Dana Tabel 4.17. Tabel Distrbusi


Frekuensi Indikator Pemahaman
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Tenaga Pendidik Dan Tenaga
Mengenai Indikator Ketersediaan Kependidikan Terhadap Gerakan
Dana Literasi Sekolah
No Interval F % Kategori No Interval F % Kategori
1 4±5 6 11 % Tidak 1 6±7 7 13 % Tidak
Mendukung Mendukung
2 6±7 35 66 % Kurang 2 8±9 18 34 % Kurang
Mendukung Mendukung
3 8±9 12 23 % Mendukung 3 10 - 12 28 53 % Mendukung
Jumlah 53 100 Jumlah 53 100
% %

Berdasarkan tabel 4.14. maka dapat Berdasarkan tabel 4.17 maka dapat
diketahui sebanyak 6 responden atau diketahui sebanyak 7 responden atau
11 % menyatakan bahwa 13 % masuk dalam kategori tidak
keteresediaan dana masuk pada mendukung. Artinya pemahaman
kategori tidak mendukung. Dengan tenaga pendidik dan tenaga
ketersediaan dana yang tidak sesuai kependidikan tentang gerakan literasi
maka dapat dipastikan bahwa sekolah masih sangat minim
pelaksanaan gerakan literasi akan sehingga pada pelaksanaannya
mengalami banyak kendala. tenaga pendidik dan kependidikan
Selanjutnya sebanyak 35 atau 66 % tidak maksimal karena memang tidak
responden menyatakan bahwa paham dengan makna gerakan
ketersediaan dana untuk menunjang literasi.Pada kategori kurang
pelaksanaan gerakan literasi di mendukung terdapat 18 responden
sekolah kurang mendukung. Hal ini atau 34 %. Artinya 18 responden ini
dapat dilihat dari banyaknya menyatakan bahwa pemahaman
resonden yaitu 35 responden atau tenaga pendidik dan kependidikan
sebesar 66 % memilih alternatif tentang gerakan literasi sekolah
jawaban b. Pada kategori mendukung masih kurang mendukung. Akibatnya
terdapat sebanyak 12 responden atau tenaga pendidik dan kependidikan
23 % yang menyatakan bahwa melaksanakan kegiatan literasi tetapi
ketersediaan dana sudah mendukung tidak memahami makna dari literasi
pelaksanaan gerakan literasi di sehingga sulit untuk mencapai tujuan
sekolah. Hal ini tentu dapat dilihat yang telah ditetapkan. Selanjutnya
dari berbagai fasilitas yang ada, kategori mendukung terdapat 28
sebab fasilitas tidak akan terpenuhi responden atau 53 %. Artinya 28
dengan baik jika tidak ada responden ini menyatakan bahwa
ketersediaan dana yang mendukung. pemahaman tenaga pendidik dan
kependidikan tentang gerakan literasi
sekolah mendukung pelaksanaan
kegiatan literasi. Dengan demikian,
tenaga pendidik dan kependidikan b. Indikator Daya Dukung
sudah sangat paham dengan kegiatan Pemerintah
literasi.
Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi
FAKTOR EKSTERNAL Indikator Daya Dukung Pemerintah
No Interval F % Kategori
a. Indikator Daya Dukung 1 5±6 19 36 % Tidak
Mendukung
Masyarakat
2 7±8 27 51 % Kurang
Mendukung
Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi 3 10 ± 10 7 13 % Mendukung
Indikator Daya Dukung Masyarakat Jumlah 53 100
No Interval F % Kategori %
1 6±7 10 19 % Tidak
Mendukung Berdasarkan tabel 4.23. dapat
2 8±9 11 21 % Kurang
Mendukung
diketahui sebanyak 19 responden
3 10 - 12 32 60 % Mendukung atau 36 % termasuk dalam kategori
Jumlah 53 100 tidak mendukung. Artinya responden
% menyatakan bahwa daya dukung
pemerintah terhadap gerakan literasi
Berdasarkan tabel 4.20. maka dapat masih sangat minim. Hal ini dapat
diketahui bahwa sebanyak 10 dilihat dari 19 responden yang
responden atau 19 % menyatakan memilih alternatif jawaban c.
masyarakat tidak mendukung Dengan demikina pemerintah
kegiatan literasi sekolah. Hal ini dianggap tidak ada kontribusi dalam
dikarenakan tidak ada partisipasi dari pelaksanaan gerakan literasi.
masyarakat dan bahkan masyarakat Sedangkan sebanyak 27 responden
pasif menanggapi adanya kegiatan atau 51 % masuk dalam kategori
literasi di sekolah. Sedangkan kurang mendukung. Artinya 27
sebanyak 11 responden atau 21 % responden menyatakan bahwa
masuk pada kategori kurang pemerintah kurang mendukung
mendukung. Artinya hanya sebagian pelaksanaan gerakan literasi di
masyarakat saja yang mendukung sekolah. Responden menganggap
adanya kegiatan literasi di sekolah. bahwa pemerintah kurang
Dengan demikian masyarakat memperhatikan berbagai aspek
dianggap kurang mendukung dalam pelaksanaan gerakan literasi
gerakan literasi di sekolah.Pada sehingga gerakan literasi di sekolah
kategori mendukung sebanyak 32 belum maksimal. Pada kategori
responden atau 60 % menyatakan mendukung terdapat 7 responden
masyarakat mendukung pelaksanaan atau 13 %. Hal ini dapat diartikan
literasi. Hal ini tentu adanya bahwa responden menyatakan daya
antusiasme dari masyarakat terkait dukung pemerintah sudah sangat
pelaksanaan literasi dan masyarakat baik sehinggal pelaksanaan gerakan
sadar bahwa budaya literasi memang literais sekolah dapat berjalan
perlu dibentuk sejak dini. maksimal.
KESIMPULAN DAN SARAN memberikan bantuan kepada sekolah
agar kebijakan yang sudah dibuat
Kesimpulan oleh pemerintah dapat berjalan
dengan maksimal. Tanpa adanya
Berdasarkan analisis data, campur tangan dari pemerintah maka
pembahasan hasil penelitian, sulit bagi sekolah untuk bisa
khususnya analisis data seperti yang maksimal menjalankan kegiatan
telah diuraikan dalam pembahasan literasi di sekolah.
maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut : Saran
a. Faktor internal yang menjadi
faktor penghambat pelaksanaan Setelah penulis menyelesaikan
gerakan literasi sekolah adalah : penelitian, menganalisis data,
1) Indikator ketersediaan dana membahas dan mengambil
merupakan faktor yang menjadi kesimpulan dari hasil penelitian
penghambat pelaksanaan gerakan maka penulis mengajukan saran
literasi sekolah. Dari hasil penelitian kepada :
diperoleh, 66 % masuk kategori a.Pemerintah agar lebih berkomitmen
kurang mendukung. Jadi hasil yang dalam mendukung pelaksanaan
diperoleh menunjukkan bahwa gerakan literasi sekolah agar dapat
indikator ketersediaan dana mencapai tujuan yang diinginkan.
cenderung menjadi faktor yang Komitmen pemerintah tidak hanya
menghambat pelaksanaan gerakan sampai mengeluarkan kebijakan
literasi sekolah. Dengan adanya tersebut tetapi juga memantau,
sumber dana yang bagus maka dapat mengawal dan mengevaluasi sampai
menunjang pemenuhan sarana dan dengan memberikan bantuan baik
prasarana yang layak sehingga berupa sarana dan prasarana ataupun
pelaksanaan gerakan literasi dapat berupa dana.
berjalan dengan maksimal. Akan b.Kepala sekolah agar dapat
tetapi dari hasil penelitian melakukan berbagai upaya dalam
menunjukkan bahwa responden menunjang dan mendukung
menyatakan bahwa ketersediaan pelaksanaan gerakan literasi sekolah.
dana sangat minim sehingga menjadi Upaya tersebut dapat berupa
faktor penghambat bagi pelaksanaan mengawal dengan aktif kegiatan
gerakan literasi sekolah. literasi agar diikuti oleh guru-guru
b. Faktor eksternal yang menjadi yang lainnya supaya lebih aktif
faktor penghambat pelaksanaan dalam kegiatan literasi.
gerakan literasi sekolah adalah : c. Tenaga pendidik dan kependidikan
1) Indikator daya dukung pemerintah agar dapat mengawal pelaksanaan
merupakan salah satu faktor gerakan literasi lebih maksimal lagi.
penghambat yang dominan. Dari Tenaga pendidik dan kependidikan
hasil penelitian yang diperoleh 51 % saling bekerjasama untuk
masuk kategori kurang mendukung. mengupayakan agar di sekolah
Dengan demikian jelas bahwa daya tercipta lingkungan yang literat
dukung pemerintah sangat kurang dengan memanfaatkan sarana dan
dalam pelaksanaan gerakan literasi prasarana yang ada di sekolah.
sekolah. Seharusnya pemerintah bisa d. Masyarakat diharapkan dapat ikut
berkontribusi lebih dalam berperan aktif dalam memajukan
sekolah. Dalam gerakan literasi pun Tirtarahardja, Umar & La Sulo.
masyarakat mempunyai kewajiban 2010. Pengantar Pendidikan.
yang sama dengan guru. Dengan Jakarta : PT Rineka Cipta.
demikian, masyarakat perlu untuk
meningkatkan hubungan yang baik Undang ± Undang Republik
dengan sekolah agar dapat Indonesia Nomor 20 Tahun
menciptakan gerakan publik di 2003 tentang Sistem
lingkungan desa sehingga di desa Pendidikan Nasional.
pun tercipta lingkungan yang literat. (Online), diakses 20
September 2016.
DAFTAR PUSTAKA
Undang ± Undang Republik
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Indonesia Nomor 23 Tahun
Penelitian Suatu Pendekatan 2015 tentang Penumbuhan
Praktik. Jakarta : PT Rineka Budi Pekerti. (Online),
Cipta. diakses 20 September 2016.

Hayat, Bahrul & Yusuf, Suhendar. UNESCO. 2004. The Plurality Of


2010. Benchmark Literacy And Its Implications
Internasional Mutu For Policies And
Pendidikan. Jakarta : PT Programmes. Paris : United
Bumi Aksara. Nations Educational,
Scientific and Cultural
Kemendikbud. 2016. Desain Induk Organization.(ebook),http://u
Gerakan Literasi Sekolah. nesdoc.unesco.org/images/00
Jakarta : Direktorat Jenderal 13/001362/136246e.pdf,
Pendidikan Dasar dan diakses 8 Oktober 2016.
Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
(E-book) Diakses tanggal 15
September 2016.

___________. 2016. Panduan


Gerakan Literasi Sekolah Di
Sekolah Menengah Pertama :
Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
(E-book) Diakses tanggal 15
September 2016.

Purwanto, Nanang. 2014. Pengantar


Pendidikan. Yogyakarta :
Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai