Abstrak
Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 4 ayat 5
menyebutkan bahwa Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Oleh karena itu dalam menerapkan budaya
literasi, sekolah memanfaatkan sudut baca yang ada di kelas dengan tujuan untuk memanfaatkan
minat baca peserta didik.Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan mengumpulkan
informasi dari beberapa artikel ilmiah.Langkah yang digunakan yaitu dengan mencari informasi
mengenai penelitian, menentukan topik permasalahan dan rumusan masalah, mencari sumber data
berupa artikel ilmiah yang relevan, membaca dan mencatat informasi yang didapat, dan menyusun
penelitian artikel untuk menjawab rumusan masalah.Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk
mengetahui pemanfaatan sudut baca dalam meningkatkan minat baca peserta didik yang dilakukan
dengan kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.Selain itu mengetahui dampak
pemanfaatan sudut baca yang dapat meningkatkan minat membaca dan kreativitas peserta didik dan
hambatan dalam pemanfaatan sudut baca yaitu kurangnya koleksi buku dan kurangnya semangat
untuk membaca.
Kata Kunci :Budaya Literasi, Sudut Baca Kelas, Minat Baca Peserta Didik.
Abstract
The laws of the Sisdiknas No. 20, 2003 states that education is established by developing a culture
of reading, writing, and counting for all citizens. In implementing a literacy culture, the school
utilizes the reading corners of the class with the aim of taking advantage of learners' reading
interests. The study use a literary method for collecting information from some scientific articles.
The step used is to get information about research, determine the subject of problems and problem
formulations, find the source of data in relevant scientific articles, read and record the information
received, and draft a study of articles to solve problems problems. The purpose of this article is to
identify the use of punctuation in boosting learners' interest in reading activities 15 minutes before
learning begins. The effect of literacy utilization that can increase learners interest in reading and
creativity and that of barriers to reading corners is that of lack of books and lack of enthusiasm for
reading.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan tujuan yaitu memahami makna paparan
yang sangat penting dalam kehidupan tertulis secara keseluruhan. Dalam hal ini,
manusia, karena melalui pendidikan mampu kegiatan membaca mengarah pada kegiatan
membentuk watak yang bermartabat serta memperoleh pengetahuan dari simbol-simbol
peradaban guna mencerdaskan kehidupan huruf atau gambar yang diamat, pemecahan
bangsa . Dalam Undang - Undang Sistem masalah yang timbul serta
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 menginterprestasikan simbol-simbol huruf
Tahun 2003 Pasal 4 ayat 3 sampai 5 atau gambar-gambar dan sebagainya.
menyebutkan bahwa Pendidikan Menurut data UNESCO dalam riset
diselenggarakan sebagai suatu proses bertajuk World’s Most Literate Nations
pembudayaan dan pemberdayaan peserta Ranked yang dilakukan oleh Central
didik yang berlangsung sepanjang hayat. Connecticut state University pada Maret
Pendidikan diselenggarakan dengan memberi 2016, Indonesia dinyatakan menduduki
keteladanan, membangun kemauan, dan peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat
mengembangkan kreativitas peserta didik membaca. UNESCO menyebutkan bahwa
dalam proses pembelajaran. Pendidikan indeks minat baca di Indonesia baru
diselenggarakan dengan mengembangkan mencapai 0,001 yang artinya setiap 1000
budaya membaca, menulis, dan berhitung penduduk hanya satu yang memiliki minat
bagi segenap warga masyarakat. Berdasarkan baca.Menurut Tarigan (2008) faktor yang
Undang – Undang tersebut, maka pemerintah mempengaruhi minat baca yaitu faktor
mengembangkan budaya membaca dengan penyediaan waktu untuk membaca dan
mengeluarkan Peraturan Menteri pendidikan pemilihan bacaan yang baik. Menurut Masjidi
dan kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 (2007) terdapat beberapa faktor yang
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi mempengaruhi minat baca pada anak, anatara
pekerti Luhur kepada peserta didik dengan lain keluarga dan lingkungan di luar keluarga
mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah berperan penting dalam menumbuhkan minat
(GLS). Gerakan Literasi Sekolah ini bica seseorang. Triatma (2016) menjelaskan
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan bahwa rendahnya minat baca disebabkan oleh
minat membaca peserta didik.Budaya literasi beberapa hal diantaranya mahalnya harga
adalah budaya keberaksaraan, yaitu suatu buku dan terbatasnya fasilitas
kemampuan seseorang dalam mengerti dan terpustakaan.Oleh karena itu, sekolah harus
menggunakan baca tulis (Sutarno, bisa memfasilitasi berbagai sarana yang dapat
2008).Istilah literasi umumnya mengarah meningkatkan minat baca siswa yaitu dengan
pada kemampuan atau keterampilan memanfaatkan perpustakaan sekolah. Faktor
membaca dan menulis.Namun pada lain yang menyebabkan rendahnya minat
umumnya penguasaan keterampilan membaca baca peserta didik antara lain adalah
lebih baik dari keterampilan menulisnya lingkungan belajar yang tidak mendukung,
(Ilzamudin, 2010).Minat baca merupakan tingginya harga buku yang memberatkan
dorongan untuk memahami kata demi kata peserta didik, fasilitas perpustakaan sekolah
dan isi yang terkandung dalam teks bacaan yang kurang memadai, dan akibat negatif dari
(Dalman, 2017). Menurut Marksheffel perkembangan teknologi yaitu gadget.
membaca adalah kegiatan kompleks dan Dampak negatif dari perkembangan teknologi
disengaja, kegiatan ini berupa proses berpikir gadget dapat mengurangi kebersamaan dan
yang terdiri dari berbagai pikiran yang interaksi serta komunikasi secara langsung
bekerja secara terpadu mengarah kepada satu antar individu. Peserta didik lebih tertarik