Anda di halaman 1dari 15

ISSN : 2089 8215

PENDIDIKAN KARAKTER DAN MORALITAS BAGI ANAK

I Wayan Sutarwan1

Abstrak

Anak merupakan generasi penerus yang eksistensinya sangat menentukan langkah


kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia ke depan.Eksistensi generasi
Penerus menjadi pelopor pergerakan kemerdekaan Indonesia kemudian menjadi
tonggak yang sangat menentukan dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis.
Mereka merupakan harapan masa depan bangsa. Maju atau mundurnya bangsa dan
Negara ada di pundak mereka. Pendidikan karakter dan moral sangat penting diberikan
kepada anak sebagai generasi bangsa karakter adalah “kualitas atau kekuatan mental,
moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang
menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain”.
Pembentukan karakter penting dilakukan bagi individu, tidak terkecuali generasi
bangsa. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi
dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Orang tua harus menjadi yang terbaik dalam hal apapun. Banyak orang tua
ingin mendorong anaknya untuk melakukan hal yang terbaik dalam kehidupannya.

Kata Kunci, Pendidikan, Karakter, Moralitas

1
Penulis adalah Dosen Jurusan Dharma Duta STAHN-TP Palangka Raya
1.1. Pendahuluan menghadapi globalisasi
Pesatnya pembangunan di era menyebabkan kebingungan
globalisasi yang berdampak majunya perilaku. Memunculkan penyakit-
bidang informasi, komunikasi, dan penyakit masyarakat seperti korupsi,
tekhnologi, juga semakin manipulasi, perampokan,
berkembangnya ekonomi berbasis penodongan, kenakalan remaja, dan
pengetahuan. Pada abad ekonomi lain-lain.
berbasis pengetahuan ini, kemampuan Anak merupakan generasi
intelektual, sosial, pengetahuan dan penerus yang eksistensinya sangat
kecakapan hidup serta kredibilitas suatu menentukan langkah kehidupan
bangsa merupakan modal utama bagi masyarakat, bangsa, dan negara
kesejahteraan dan kemajuan bangsa itu Indonesia ke depan.Eksistensi
sendiri. Di era globalisasi ini generasi Penerus menjadi pelopor
perkembangan teknologi dan pergerakan kemerdekaan Indonesia
komunikasi semakin canggih kemudian menjadi tonggak yang
nampaknya membawa perubahan pada sangat menentukan dalam sejarah
setiap aspek kehidupan masyarakat baik pe rjalanan ban gs a Indonesia.
positif maupun negatif. Perubahan itu Selanjutnya dinamika peranan
telah membawa pergeseran nilai-nilai generasi Penerus yang dipelopori
dalam masyarakat. Perubahan yang oleh generasi Bangsa yang
bersifat positif dapat membawa berpendidikan tinggi berkembang di
kehidupan manusia menjadi lebih baik berbagai bidang kehidupan. Seiring
dan perubahan yang bersifat negatif dengan dinamika perkembangan
dapat merusak sendi-sendi kehidupan politik, sosial, dan budaya di
masyarakat. Indonesia peranan generasi penerus
Fenomena pada masyarakat mengalami pasang surut. Di zaman
dewasa ini, telah terjadi proses globalisasi sekaran g peranan
perubahan sangat erat pada generasi penerus terutama dalam
masyarakat, akibatnya manusia akan mengimplementasikan nilai-nilai
berhadapan dengan suatu penyakit Pancasila dalam kehidupan
yang baru, ditandai oleh suatu krisis masyarakat menjadi semakin surut.
(Sudibya, 1994:70). Penyakit baru Secara khusus persoalan
dimaksud adalah merosotnya nilai- generasi penerus dengan eksistensi
nilai keagamaan. Hal senada juga jiwa mudanya semakin
diungkapkan oleh Suja (2002:18) meninggalkan nilai-nilai Pancasila.
bahwa ketidak siapan mental Pancasila tid ak lagi menjadi
landasan utama dalam bertindak dan bisa diolah menjadi kecerdasan
berperilaku dari berbagai segi aktual yang dapat membawa mereka
kehidupan anak sebagai generasi kepada prestasi yang tinggi dan
penerus ban gsa. S eharusn ya kes uks es an. M ereka memiliki
Pancasila menjadi landasan utama potensi moral yang dapat diolah dan
yang dijadikan ped oman dan dikembangkan menjadi moral yang p
petunjuk arah bagi semua elemen ositif sehingga mampub
bangsa Indonesia baik dalam erpartisipasi aktif dalam
kehidupan individu, bermasyarakat, pembangunan bangsa dan Negara
dan bernegara. yang penuh dengan kejujuran,
Anak sebagai generasi Potensi mereka yang prospektif,
penerus bangsa memiliki peran dan dinamis, energik, penuh vitalitas,
posisi yang strategis. Mereka patriotisme dan idealisme telah
merupakan harapan masa depan dibuktikan ketika jaman Pergerakan
bangsa. Maju atau mundurnya Nasional, pemuda pelajar telah
bangsa dan Negara ada di pundak banyak memberikan kontribusi
mereka. Kalau mereka maju maka dalam kehidupan berbangsa dan
majulah Negara, tetapi kalau meraka bernegara. Hal itu bisa terwujud
bobrok, mundur, dan loyo, maka apabila semua potensi mereka
mundurlah Negara. Sudut pandang dikembangkan dan salah satunya
psikologi sebagai generasi penerus adalah potensi moral.
memiliki potensi yang bisa
dikembangkan secara maksimal. 2.1 Pembahasan
Potensi mereka yang prospektif, 2.1.1 Pendidikan
dinamis, energik, penuh vitalitas, Pendidikan adalah salah satu
patriotism dan idealism harus bentuk interaksi manusia sekaligus
dikembangkan melalui pendidikan tindakan sosial yang dimungkinkan
dan pelatihan yang terrencana dan berlaku melalui suatu jaringan
terprogram. hubungan-hubungan kemanusiaan
A n a k s e ba ga i ge n er a s i yang mampu menentukan watak
penerus juga memiliki kemampuan pendidikan dalam suatu masyarakat
potensial yang bisa diolah menjadi melalui peranan-peranan individu di
kemampuan actual. Selain itu juga dalamnya yang diterapkan melalui
memiliki potensi k ecerdas an proses pembelajaran. Pendidikan
intelektual, emosi dan sosial, adalah usaha sadar dan bertujuan
berbahasa, dan kecerdasan seni yang untuk mengembangkan kualitas

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


manusia. Sebagai suatu kegiatan yang itu berlangsung seumur hidup yang
sadar akan tujuan, maka dalam dilaksanakan di dalam lingkungan
pelaksanaannya berada dalam suatu keluarga, sekolah maupun
proses yang berkesinambungan masyarakat. Oleh karena itu usaha
dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan adalah tanggung jawab
pendidikan. Semuanya berkaitan dari keluarga, masyarakat, dan
dalam suatu sistem pendidikan yang pemerintah.
integral. Jadi pendidikan sebagai Ihsan (2003:40), mengungkap-
suatu sistem, tidak lain dari suatu kan pendidikan seumur hidup adalah
totalitas fungsional yang terarah pada adalah suatu proses belajar yang terus
suatu tujuan. Setiap subsistem yang menerus (kontinu) dari semasih
ada dalam sistem tersusun dan tidak dalam kandungan hingga meninggal
dapat dipisahkan dari rangkaian dunia. Bedasarkan ide tersebut
u n s u r- u ns ur a t a u ko m po ne n - konsep pendidikan seumur hidup
komponen yang berhubungan secara sering pula dikatakan sebagai belajar
dinamis dalam suatu kesatuan berkesinambungan (continuing
(Djamarah, 2008:22). learning). Dengan terus menerus
Jadi dari pengertian diatas, b e l a j a r, s e s e o r a n g t i d a k a k a n
dapatlah dikemukak an bahwa ketin ggalan zaman dan dapat
pendidikan itu adalah usaha sadar memperbaharui pengetahuannya,
yang dilaksanakan dengan sengaja terutama bagi mereka yang sudah
oleh orang yang lebih tua (orang tua berusia lanjut. Melalui pengetahuan
dan guru), untuk mempengaruhi yang selalu diperbaharui ini, mereka
orang lain (anak dan siswa) yang tidak akan terasing dan generasi muda
mentransfer nilai-nilai tertentu tidak akan menjadi snile atau pikun
kepada siswa, guna mempermudah secara dini, dan tetap dapat
siswa menghadapi persoalan- memberikan sumbangan pemikiran
persoalan hidupnya untuk mencapai bagi kehidupan di lingkungannya.
tujuan hidupnya. Pendidikan bukan 2.1.2. Karakter dan Moralitas
hanya saja berlangsung secara formal 1. Pendidikan Karakter
disekolah saja, melainkan pada Istilah karakter berasal
semua lingkungan sosialnya, dalam dari bahasa Yunani, charassein,
prosesnya itu manusia mendapatkan yang berarti “to mark”atau
wawasan, ilmu pengetahuan, menandai dan memfokuskan
keterampilan dari orang lain yang bagaimana mengaplikasikan
berguna bagi kehidupannya. Proses nilai kebaikan dalambentuk

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


tindakan atau tingkah laku. Dari adalah nilai-nilai yang unik-
istilah tersebut kemudian baik yang terpateri dalam diri
berkembang menjadi pengertian dan terejawantahkan dalam
karakter yang diartikan sebagai perilaku. Karakter secara
tanda khusus atau pola perilaku koheren memancar dari hasil
“anindividual's pattern of olah pikir, olah hati, olah rasa
behavior … his moral dan karsa, serta olahraga
contitution” (Karen E. Bohlin, seseorang atau sekelompok
Deborah Farmer,dan Kevin orang.
Ryan, 2001: 1). Pendidikan Karakter
Menurut Hidayatullah S ering disa mak an den gan
(2010:14), karakter adalah pendidikan Budhi pekerti.
“kualitas atau kekuatan mental, Seseorang dapat dikatakan
moral, akhlak atau budi pekerti berkarakter atau berwatak jika
i n d i v i d u ya n g m e r u p a k a n telah berhasil menyerap nilai d
kep rib ad ian khus us yang an keyakinan yang
menjadi pendorong dan dikehendaki masyarakat serta
penggerak, serta yang serta digunakan sebagai
membedakan dengan individu kekuatan moral dalam
lain”. Pembentukan karakter hidupnya. Pembentukan
penting dilakukan bagi karakter penting dilakukan bagi
individu, tidak terkecuali i ndivi du, tid ak terkecuali
remaja. Pentingnya penanaman remaja.
karakter sangat penting
dilakukan bagi remaja. 2 Faktor Pendidikan Karakter
Realitan ya para remaja, Faktor lingkungan dalam
sebagian besar tidak mendapat konteks pendidikan karakter
perhatian yang cukup dari memiliki peran yang sangat
kedua orang tua di dalam peting karena perubahan
keluarga. Karakter menurut perilaku peserta didik sebagai
Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil dari proses pendidikan
(2008) merupakan sifat-sifat karakter sangat ditentunkan oleh
kejiwaan, akhlak atau budi faktor lingkungan ini. Dengan
pekerti yang membedakan kata lain pembentukan dan
seseorang dari yang lain. rek a yas a l i n gk u ngan yan g
Dengan demikian karakter mencakup diantaranya

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


lingkungan fisik dan budaya dan susila. Moral sebenarnya
sekolah, manajemen sekolah, memuat dua segi berbeda,
kurikulum, pendidik, dan yakni segi batiniah dan segi
metode mengajar. Pembentukan lahiriah. Orang yang baik
karakter melalui rekayasa faktor adalah orang yang mempunyai
lingkungan dapat dilakukan sikap batin yang baik dan
melalui strategi : melakukan perbuatan yang baik
1. Keteladanan pula. Dengan kata lain, moral
2. Intervensi hanya dapat diukir secara tepat a
3. Pembiasaan yang dilakukan pabila kedua seginya
secara Konsisten diperhatikan. Orang hanya
4. Penguatan. dapat dinilai secara tepat
Dengan kata lain perkembangan apabila hati maupun
dan pembentukan karakter perbuatannya ditinjau bersama.
memerlukan pengembangan Moralitas adalah kualitas dalam
keteladanan yang ditularkan, p e r bu ata n ma nus ia ya n g
menunjukkan bahwa perbuatan
intervensi melalui proses
itu benar atau salah, baik atau
pembelajaran, pelatihan,
buruk. Moralitas mencakup
pembiasaan terus-m enerus
pengertian tentang baik-
dalam jangka panjang yang
buruknya perbuatan
dilakukan secara konsisten dan
manusia.Moralitas dapat
penguatan serta harus dibarengi
objektif atau subjektif.
dengan nilai-nilai luhur
Moralitas objektif memandang
(https://pndkarakter.wordpress.co
perbuatan semata sebagai
m/ c a t ego r y/ tuj u a n -d a n -f u n gsi -
perbuatan yang telah
pendidikan-karakter)
dikerjakan, bebas lepas dari
3 Pendidikan Moral
pengaruh sukarela pihak
Moral adalah ajaran
pelaku. Lepas dari segala
ten tan g b aik bu ru k yan g
keadaan khusus si pelaku yang
diterima umum mengenai
dapat mempengaruhi atau
perbuatan, sikap, kewajiban dan
mengurangi penguasaan diri
sebagainya. Pengertian moral
dan bertanya apakah orang yang
juga memiliki kesetaraan atau
sepenuhnya menguasai dirinya
kesamaan arti dengan
diizinkan dengan sukarela
pengertian akhlak, budi pekerti,
menghendaki perbuatan

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


tersebut. Moralitas subjektif tuladha berarti orang tua berdiri
adalah moralitas yang di depan (pemimpin) dengan
memandang perbuatan sebagai senantiasa memberi tauladhan
perbuatan yang dipengaruhi yang baik. Ing madya mangun
pengertian dan persetujuan si karsa berarti posisi orang tua
pelaku individu. Selain itu juga sebagai pembangkit/penggugah
dipengaruhi, dikondisikan oleh niat anak untuk berbuat
latar belakangnya, kebajikan. Tut wuri handayani
pendidikannya, kemantapan berarti posisi orang tua sebagai
emosin ya, dan sifat-sifat pemberi dorongan moral
pribadi lainnya. Persoalan (memotivasi).
pendidikan moral sebenarnya Berusaha untuk
menjadi tanggung jawab setiap mengembangkan pola perilaku
elemen dalam masyarakat. Baik seseorang sesuai dengan
itu keluarga, sekolah, lembaga kehend ak m as ya rak at n ya.
keagamaan maupun lembaga Kehendak itu berwujud
sosial lainnya. Dalam artian moralitas atau kesusilaan yang
harus ada komitmen dan berisi nilai-nilai dan kehidupan
langkah secara bersama dalam yang berada dalam masyarakat.
usaha pemberian bimbingan Karena menyangkut dua asfek
moralitas kepada generasi inilah, yaitu (a) Nilai-nilai, (b)
bangsa. Keluarga, sebagai Kehidup an N yata, maka
lembaga pendidikan pertama pendidikan moral lebih banyak
yang diterima anak keluarga membahas masalah dilemma
harus mampu memenuhi semua (seperti makan buah
kebutuhan dasar manusia. simalakama) yang berguna
Meliputi landasan untuk mengambil keputusan
pembentukan watak dan moral yang terbaik bagi diri dan
kepribadian, penanaman dan masyarakatnya. moral
pengenalan agama serta nilai- merupakan kondisi pikiran,
nilai moral dalam kehidupan perasaan, ucapan, dan perilaku
masyarakat. Sosok orang tua manusia yang terkait dengan
harus mempunyai sikap ing nilai-nilai baik dan buruk.
ngarsa sung tuladha, ing madya Moral secara ekplisit adalah
mangun karsa, dan tut wuri hal-hal yang berhubungan
handayani. Ing ngarsa sung

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


den gan proses sosialisasi pendidikan moral adalah usaha
individu, tanpa moral manusia yang dilakukan secara
tidak bisa melakukan proses terencana untuk mengubah
sosialisasi. Moral adalah nilai s i k a p , p e r i la k u , t i nd a k a n ,
keabsolutan dalam kehidupan kel aku an yan g di l a kuka n
bermasyarakat secara utuh. peserta didik agar mampu
Penilaian terhadap moral diukur berinteraksi dengan lingkungan
dari kebudayaan masyarakat masyarakatnya sesuai dengan
setempat. Moral adalah nilai moral dan kebudayaan
perbuatan/tingkah laku/ucapan masyarakat setempat.
seseorang dalam berinteraksi Globalisasi memiliki
dengan manusia. Apabila yang sisi positif dan negatif terhadap
dilakukan seseorang itu sesuai pendidikan moral. Disatu sisi,
dengan nilai rasa yang berlaku arus globalisasi merupakan
di masyarakat tersebut dan harapan yang akan memberikan
dapat diterima serta berbagai k emudahan bagi
menyenangkan lingkungan kehidupan manusia. Namun
masyarakatnya, maka orang itu disisi lain, era globalisasi juga
dinilai memiliki moral yang memberikan dampak yang
baik, begitu juga sebaliknya. sangat merugikan. Dengan
Moral adalah produk dari perkembangan sektor teknologi
budaya dan agama. Setiap dan informasi, manusia tidak
budaya memiliki standar moral lagi harus menunggu waktu,
yang berbeda-beda sesuai untuk bisa mengakses berbagai
dengan sistem nilai yang informasi dari seluruh belahan
berlaku dan telah terbangun dunia, bahkan yang paling
sejak lama. Moral juga dapat pelosok sekalipun. Kondisi ini
diartikan sebagai sikap, menjadikan tidak adanya sekat
perilaku, tindakan, kelakuan serta batas yang mampu untuk
yang dilakukan seseorang pada menghalangi proses
saat mencoba melakukan transformasi kebudayaan. John
sesuatu berdasarkan Neisbitt, menyebutkan kondisi
pengalaman, tafsiran, suara seperti ini sebagai “gaya hidup
hati, serta nasihat, dan yang global”, yang ditandai dengan
lainnya. Maka dapat berbaurn ya budaya antar
disimpulkan bahwa pengertian bangsa, seperti terbangunnya

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


tatacara hidup yang hampir merupakan awal keberhasilan
sama, kegemaran yang sama, orang tua dalam keluarganya
serta kecenderungan yang sama apabila sang anak menuruti
pula, baik dalam hal makanan, perintah orang tuanya terlebih
pakaian, hiburan dan setiap lagi sang anak menjalani didikan
aspek kehidup an manusia sesuai dengan perintah agama.
lainnya. Kenyataan semacam Bobroknya moral seorang anak
ini, akan membawa implikasi dan remaja bisa diakibatkan
pada hilangnya kepribadian salah satu kesalahan dari
asli, serta terpoles oleh budaya orangtuanya seperti dalam hal
yang cenderung lebih berkuasa. mendidik anak terlalu keras.
Dalam konteks ini, kebudayaan keluarga yang sedang
barat yang telah melangkah bermasalah (broken home). Hal
jauh dalam bidang industri serta tersebut dapat membuat anak m
teknologi informasi, menjadi enjadi orang yang
satu-satunya pilihan, sebagai temperamental. Kebanyakan
standar modernisasi, yang akan dari orang tua tidak memikirkan
diikuti dan dijadikan kiblat oleh hal ini, mereka berasumsi jika
setiap individu. Globalisasi mereka menjalani hidup
menyebabkan perubahan sosial s eb a g ai m a n a ya n g s ed an g
yang memunculkan nilai-nilai mereka jalani, peran pengasuhan
yang bersifat pragmatis, akan terus dengan sendirinya.
materialistis dan Dalam era modernisasi sekarang
individualistik. ini, peran penting orang tua
4 Peran orang tua dala m sangat dibutuhkan.
p en d id ik an k arak te r d an Berkenaan dengan
moral perkembangan kecanggihan
Anak adalah anugerah teknologi. Sesuatu yang tidak
dari sang pencipta, orang tua dapat dihindari bahwa
yang melahirkan anak harus teknologi berkembang dengan
bertangung jawab terutama pesat sehingga penggunaannya
dalam soal mendidiknya, baik ban yak di gun akan tidak
ayah sebagai kepala keluarga semestinya, Teknologi IT yang
maupun ibu sebagai pengurus paling sering digunakan para
rumah tangga. Keikutsertaan anak muda sekarang adalah
orang tua dalam mendidik anak akses internet yang mudah

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


ditemui, padahal pemerintah pergaulan kawula muda yang
sudah mengeluarkan undang- mengadopsi gaya ala barat. Satu
undang anti pornoaksi dan lagi permasalahan yang sering
pornografi tapi masih saja ditakuti oleh orang tua yaitu
mereka kerap mengakses narkoba, sudah jelas barang
konten yang berbau negatif. haram ini dikategorikan sebagai
Yang jelas dapat merusak moral barang berbahaya dan terlarang
sang anak. Teknologi canggih yang bisa merusak generasi
yang semestinya diciptakan bangsa.
untuk menambah wawasan Narkoba menjadi jurang
malah berakibat pada moral kehancuran bagi sang anak.
yang jelek. Pergaulan Ironisnya memakai barang
merupakan interaksi antara haram ini juga sudah menjadi
beberapa orang baik berupa tren remaja sekarang dengan
kekeluargaan, organisasi, anggapan bila mengkonsumsi
ataupun masyarakat. Melalui barang ini akan menjadi senang
pergaulan kita akan atau yang dikenal dengan
berkembang karena jadi tahu bahasa gaulnya (fly). Padahal
tentang tata cara bergaul. sudah jelas menurut kesehatan
Sehingga menjadikan individu mengkonsumsi barang-barang
yang bersosial karena pada sejenis narkoba sangat merusak
dasarnya manusia memang kesehatan terutama pada sistem
makhluk sosial. Namun syaraf apalagi dengan
pergaulan di era modernisasi ini mengkonsumsi barang ini akan
telah banyak disalah artikan membuat ketagihan dan
terutama dikalangan anak ketergantungan, ini sungguh
muda. Sekarang kata-kata menakutkan. Apakah kita
pergaulan bebas sudah tidak sebagai orang tua ingin melihat
asing lagi diden gar oleh anak hancur masa depannya
siapapun dan jelas termasuk karena kesalahan yang tidak
dalam kategori pergaulan yang semestinya terjadi? Di sinilah
negatif. Pergaulan yang negatif peran penting orang tua dalam
adalah salah satu dari sekian mengontrol dan mengawasi
banyak penyebab kehancuran sang buah hati. Menjadi orang
sang anak. Saat ini dapat kita tua bukan soal siapa kita, tetapi
lihat ban yakn ya si st em apa yang dilakukan.

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


P e n ga su h an t id a k h a n ya yang dilakukan orang tua
mencakup tindakan tetapi terhadap tindakan yang
mencakup pula apa yang kita dilakukan anak membuat anak
kehendaki agar sang buah hati beranggapan mereka tidak
kita mengerti akan hidup. Apa dicintai dan disayangi lagi.
artinya hidup dan bagaimana Setiap anak perlu tahu kalau
menjalani kehidupan ini dengan mereka disayangi dan dicintai
baik. Semua pasti ingin orang tua dengan sepenuh hati,
menghendaki hal yang terbaik meskipun sebaliknya, setiap
untuk anak-anaknya. orang tua harus mencintai dan
Orang tua ingin menyayangi sang buah hati
mendisiplinkan, mendorong, tanpa syarat apapun, baik
dan menasihati agar mereka buruknya sifat maupun sikap
berhasil menjalani kehidupan yang dimiliki sang buah hati,
sedari kanak-kanak hingga mereka harus menerima
sampai dewasa. Orang tua harus kekurangan dan kelebihan yang
menjadi yang terbaik dalam hal dimiliki oleh anak,semua anak
apapun. Banyak orang tua ingin ingin diperhatikan kedua orang
mendorong anaknya untuk tuanya. Pernyatan ini sangat
melakukan hal yang terbaik sederhana bagi kita semua,
dalam kehidupannya. Termasuk tetapi sifatnya fundamental
ingin membuat buah hatinya bagi kedua orang dalam
untuk bebas mengeluarkan dan mengasuh buah hati mereka.
menggali bakat dan minat yang Karenanya dalam pola
dimiliki sang anak. Hal yang pengasuhan sebaiknya setiap
semestinya dipahami adalah orang tua tidak boleh
ban yak anak men galami membedakan anak satu sama
kesulitan untuk membedakan lain.
antara menerima atau menolak Kita juga tidak
tindakan atas apa yang mereka semestinya membedakan buah
lakukan. Misaln ya saja hati mereka, baik dal am
penerimaan orang tua terhadap mendidik maupun memberikan
prestasi yang dimiliki atau perhatian kepada sang anak.
dicapai anak bisa dianggap anak Harus ada rasa keadilan, tidak
sebagai rasa cinta orangtua boleh pilih kasih, karena akan
kepadanya,tetapi penolakan menimbulkan kecemburuan

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


diantara anak. Yang ditakutkan masalah yang mereka hadapi
nanti akan membuat anak kedepan. Terkadang orang tua
menjadi rusak, bahkan berpikir sering lupa untuk berinteraksi
kalau mereka tidak disayangi dengan anak- anaknya. Ada
lagi, bahkan ada anak yang diantara mereka yang lebih
beranggapan kalau mereka itu mementingkan pekerjaan dari
bukan anak dari orang tua pada melakukan hal itu. Bagi
mereka sendiri, karena selalu mereka hal itu tidak perlu
dibeda-bedakan dengan yang dilakukan. Mereka
lainn ya.O r an g tu a tidak beranggapan bahwa materi
seharusnya memperlihatkan yang dibutuhkan anak, Padahal
emosi yang negatif kepada seorang anak tidak hanya
anak-ananya. Ketidakmampuan membutuhkan materi namun
setiap orang tua dalam juga perhatian dan interaksi
mengontrol emosi membuat dengan orangtuanya. Mereka
anak menjadi temperamental membutuhkan komunikasi
dan mempunyai sifat maupun dengan orang tuanya, mereka
sikap yang buruk yaitu mudah juga ingin bertukar pikiran
emosional. Akibatnya orang tua dengan orang tuanya. Mereka
yang demikian tidak bisa ingin menceritakan pegalaman
menjadi model atau peran yang apa yang mereka rasakan
baik untuk anak-anaknya dalam sehari-hari baik itu pangalaman
mengontrol anak dan mengasuh yang baik maupun pengalaman
buah hatinya. yang buruk. Sekali lagi yang
Tu juan orang t ua perlu diingat oleh kedua orang
sebenarnya untuk tua adalah jika seorang anak a
mengkomunikasikan kepada tau remaja kurang
buah hatinya bahwa mereka mendapatkan perhatian dari
memiliki hak untuk merasakan orang tua, besar kemungkinan
apapun yang mereka rasakan, dia akan menjadi seorang anak
Mengajari sang buah hati untuk dan remaja yang
menghargai dan menikmati temperamental.
setiap saat dalam kehidupan Sang anak menjadi bebas
sehingga mampu memberi dalam melakukan segala hal,
motivasi kepada anak dalam baik itu dalam hal kebaikan
mencegah serta menghadapi maupun keburukan. Sebagai

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


orangtua seharusnya memiliki masyarakat serta serta digunakan
kemampuan untuk memusatkan sebagai kekuatan moral dalam
perhatian pada perilaku positif hidupnya.
serta tak lupa pada perilaku 2. Moralitas adalah kualitas dalam
buruk sang anak. Sebagai orang perbuatan manusia yang
tua yang baik, jangan melihat menunjukkan bahwa perbuatan itu
keburukan atau keb aikan. benar atau salah, baik atau buruk.
Namun lihatlah dari tata cara Moralitas mencakup pengertian
bergaul sang anak, dengan siapa tentang baik-buruknya perbuatan
bergaul, bagaimana luas manusia.
pergaulannya. Bukan sekedar 3. O r a n g t u a t i d a k s e h a r u s n y a
untuk membatasi sang anak memperlihatkan emosi yang negatif
dalam bergaul namun kepada anak-ananya.
diharapkan impian melihat anak Ketidakmampuan setiap orang tua
sukses mengarungi kehidupan dalam mengontrol emosi membuat
tanpa mengalami kesalahan anak menjadi temperamental dan
dalam pergaulan baik mempunyai sifat maupun sikap yang
dilingkungan keluarga, atau buruk yaitu mudah emosional.
lingkungan luar menjadi sebuah Akibatnya orang tua yang demikian
kenyataan. Manfaatnya tidak bisa menjadi model atau peran
kembali ke orang tua, sebab yang baik untuk anak-anaknya dalam
sang anak lalu menjadi orang mengontrol anak dan mengasuh buah
yang menghargai kedua orang hatinya.
tua.
Daftar Pustaka

3.1. Simpulan D j a m a r a h , S ya i f u l Ba h r i . 2 0 0 8 .
1. Karakter secara koheren memancar Psikologi Belajar. Jakarta:
dari hasil olah pikir, olah hati, olah Rineka Cipta.
I h s a n , F u a d . 2 0 0 3 . D a s a r- d a s a r
rasa dan karsa, serta olahraga Kependidikan cetakan ke tiga.
seseorang atau sekelompok orang. Jakarta: Rineka Cipta.
Pendidikan Karakter Serin g Karen E. Bohlin, Deborah Farmer,
disamakan dengan pendidikan Budhi Kevin Ryan.(2001). Building
pekerti. Seseorang dapat dikatakan Character in School Resource Guide.
berkarakter atau berwatak jika telah San Fransisco: Jossey Bass.
b e r h a s i l m e n ye r a p n i l a i d a n Tim, 2008. KamusBesar Bahasa
keyakinan yan g di kehendaki

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


Indonesia, Jakarta : Balai
Pustaka.
(https://pndkarakter.wordpress.com/cat
egory/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-
karakter)

Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017


Jurnal Dharma Duta 2017 VOL XV, Januari - Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai