I Wayan Sutarwan1
Abstrak
1
Penulis adalah Dosen Jurusan Dharma Duta STAHN-TP Palangka Raya
1.1. Pendahuluan menghadapi globalisasi
Pesatnya pembangunan di era menyebabkan kebingungan
globalisasi yang berdampak majunya perilaku. Memunculkan penyakit-
bidang informasi, komunikasi, dan penyakit masyarakat seperti korupsi,
tekhnologi, juga semakin manipulasi, perampokan,
berkembangnya ekonomi berbasis penodongan, kenakalan remaja, dan
pengetahuan. Pada abad ekonomi lain-lain.
berbasis pengetahuan ini, kemampuan Anak merupakan generasi
intelektual, sosial, pengetahuan dan penerus yang eksistensinya sangat
kecakapan hidup serta kredibilitas suatu menentukan langkah kehidupan
bangsa merupakan modal utama bagi masyarakat, bangsa, dan negara
kesejahteraan dan kemajuan bangsa itu Indonesia ke depan.Eksistensi
sendiri. Di era globalisasi ini generasi Penerus menjadi pelopor
perkembangan teknologi dan pergerakan kemerdekaan Indonesia
komunikasi semakin canggih kemudian menjadi tonggak yang
nampaknya membawa perubahan pada sangat menentukan dalam sejarah
setiap aspek kehidupan masyarakat baik pe rjalanan ban gs a Indonesia.
positif maupun negatif. Perubahan itu Selanjutnya dinamika peranan
telah membawa pergeseran nilai-nilai generasi Penerus yang dipelopori
dalam masyarakat. Perubahan yang oleh generasi Bangsa yang
bersifat positif dapat membawa berpendidikan tinggi berkembang di
kehidupan manusia menjadi lebih baik berbagai bidang kehidupan. Seiring
dan perubahan yang bersifat negatif dengan dinamika perkembangan
dapat merusak sendi-sendi kehidupan politik, sosial, dan budaya di
masyarakat. Indonesia peranan generasi penerus
Fenomena pada masyarakat mengalami pasang surut. Di zaman
dewasa ini, telah terjadi proses globalisasi sekaran g peranan
perubahan sangat erat pada generasi penerus terutama dalam
masyarakat, akibatnya manusia akan mengimplementasikan nilai-nilai
berhadapan dengan suatu penyakit Pancasila dalam kehidupan
yang baru, ditandai oleh suatu krisis masyarakat menjadi semakin surut.
(Sudibya, 1994:70). Penyakit baru Secara khusus persoalan
dimaksud adalah merosotnya nilai- generasi penerus dengan eksistensi
nilai keagamaan. Hal senada juga jiwa mudanya semakin
diungkapkan oleh Suja (2002:18) meninggalkan nilai-nilai Pancasila.
bahwa ketidak siapan mental Pancasila tid ak lagi menjadi
landasan utama dalam bertindak dan bisa diolah menjadi kecerdasan
berperilaku dari berbagai segi aktual yang dapat membawa mereka
kehidupan anak sebagai generasi kepada prestasi yang tinggi dan
penerus ban gsa. S eharusn ya kes uks es an. M ereka memiliki
Pancasila menjadi landasan utama potensi moral yang dapat diolah dan
yang dijadikan ped oman dan dikembangkan menjadi moral yang p
petunjuk arah bagi semua elemen ositif sehingga mampub
bangsa Indonesia baik dalam erpartisipasi aktif dalam
kehidupan individu, bermasyarakat, pembangunan bangsa dan Negara
dan bernegara. yang penuh dengan kejujuran,
Anak sebagai generasi Potensi mereka yang prospektif,
penerus bangsa memiliki peran dan dinamis, energik, penuh vitalitas,
posisi yang strategis. Mereka patriotisme dan idealisme telah
merupakan harapan masa depan dibuktikan ketika jaman Pergerakan
bangsa. Maju atau mundurnya Nasional, pemuda pelajar telah
bangsa dan Negara ada di pundak banyak memberikan kontribusi
mereka. Kalau mereka maju maka dalam kehidupan berbangsa dan
majulah Negara, tetapi kalau meraka bernegara. Hal itu bisa terwujud
bobrok, mundur, dan loyo, maka apabila semua potensi mereka
mundurlah Negara. Sudut pandang dikembangkan dan salah satunya
psikologi sebagai generasi penerus adalah potensi moral.
memiliki potensi yang bisa
dikembangkan secara maksimal. 2.1 Pembahasan
Potensi mereka yang prospektif, 2.1.1 Pendidikan
dinamis, energik, penuh vitalitas, Pendidikan adalah salah satu
patriotism dan idealism harus bentuk interaksi manusia sekaligus
dikembangkan melalui pendidikan tindakan sosial yang dimungkinkan
dan pelatihan yang terrencana dan berlaku melalui suatu jaringan
terprogram. hubungan-hubungan kemanusiaan
A n a k s e ba ga i ge n er a s i yang mampu menentukan watak
penerus juga memiliki kemampuan pendidikan dalam suatu masyarakat
potensial yang bisa diolah menjadi melalui peranan-peranan individu di
kemampuan actual. Selain itu juga dalamnya yang diterapkan melalui
memiliki potensi k ecerdas an proses pembelajaran. Pendidikan
intelektual, emosi dan sosial, adalah usaha sadar dan bertujuan
berbahasa, dan kecerdasan seni yang untuk mengembangkan kualitas
3.1. Simpulan D j a m a r a h , S ya i f u l Ba h r i . 2 0 0 8 .
1. Karakter secara koheren memancar Psikologi Belajar. Jakarta:
dari hasil olah pikir, olah hati, olah Rineka Cipta.
I h s a n , F u a d . 2 0 0 3 . D a s a r- d a s a r
rasa dan karsa, serta olahraga Kependidikan cetakan ke tiga.
seseorang atau sekelompok orang. Jakarta: Rineka Cipta.
Pendidikan Karakter Serin g Karen E. Bohlin, Deborah Farmer,
disamakan dengan pendidikan Budhi Kevin Ryan.(2001). Building
pekerti. Seseorang dapat dikatakan Character in School Resource Guide.
berkarakter atau berwatak jika telah San Fransisco: Jossey Bass.
b e r h a s i l m e n ye r a p n i l a i d a n Tim, 2008. KamusBesar Bahasa
keyakinan yan g di kehendaki