Anda di halaman 1dari 10

PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

IMPLEMENTSIKAN NILAI – NILAI BUDAYA

Emanuel Asdiakon Baowolo (220401040006)


Program Studi Pendidikan Panca – Sila dan kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Abstrak

Pendidikan Kewarganegaraan di persekolahan (school civic education) berperan


penting dalam mengembangkan budaya kewargaan (civic culture) yang diperlukan dalam
rangka membangun sistem politik demokrasi. Tulisan ini membahas peran penting tentang
pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangkan ilmu kewarganegaraan sebagai
komponen penting dalam bidang budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh fenomena ahir-ahir ini yang menunjukkan adanya
kecenderungan sebagian masyarakat khususnya generasi muda, lebih mengagung-
agungkan budaya, sistem, dan pola tata-laku kehidupan asing, ketimbang menjunjung
tinggi nilai budaya bangsa sendiri.
Nilai-nilai luhur bangsa yang sejatinya dipegang kuat oleh masyarakat, mulai
bergeser dan bahkan ditinggalkan. Sebagai akibatnya, rasa kebangsaan dan jatidiri bangsa
di kalangan generasi mudasudah mengalami erosi yang sangat tajam, hal ini dapat
membahayakan kelangsungan bangsa. Masalah utama penelitian ini adalah “Bagaimana
pembelajaran PKn berbasis kontekstual memberikan kontribusi bagi penguatan karakter
bangsa pada peserta didik SMA di kabupaten Garut.
Berdasarkan penjelasan di atas, tulisan ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis
pengembangan pembelajaran PKn berbasis kontekstual bagi upaya penguatan karakter
bangsa dikalangan peserta didik SMA di kabupaten Garut. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan bagi para praktisi/guru PKn di lapangan dalam upaya
pengembangan kesadaran berbangsa. Target khusus yang hendak dicapai dari penelitian
ini adalah terciptanya model penguatan karakter bangsa melalui pembelajaran PKn
berbasis kontekstual.

Kata Kunci ; Pendidikan Kewarganegaraan dan Budaya


A. PENDAHULUAN

Fokus dari pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menanamkan

wawasan dan kesadaran dalam bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan

bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri

para calon-calon penerus bangsa yang sedang mengkaji dan menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi, bahasa serta seni. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran dan fungsi

yang sangat penting dalam menanamkan nilai – nilai pancasila yang didalamnya terdapat

nilai – nilai dasar perikemanusiaan dan berkepribadian yang tentu menjadi dasar konsep

warga global, hal tersebut tentu sebagaimana yang tercantum dalam tujuan Pendidikan

Kewarganegaraan.

Kewarganegaraan dalam bahas latin civis, selanjutnya dari kata civis dalam bahasa

Inggris timbul kata civic, artinya mengenai warga negara atau kewarganegaraan. Dari kata

civic, terlahir kata civics, ilmu kewarganegaraan dan civic education atau pendidikan

kewarganegaraan.(Izma & Kesuma, 2019).

Pendidikan formal dilakukan dalam sebuah sistem pembelajaran yang secara

teoretik menurut Gagne dan Briggs, Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belajar (peserta didik), yang berisi serangkaian peristiwa

yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya

proses belajar peserta didik yang bersifat internal. (Kosilah & Septian, 2020).

Pada kajian diatas telah menggambarkan mengenai apa itu pendidikan dan apa

tujuan pendidikan itu, pentingnya pendidikan kewarganegaraan dan nilai-nilai pancasila

Fokus pada masalah kali ini adalah, bagaimana peran Pendidikan Kewarganegaraan

tersebut terhadap penngimplementasian nilai nilai pencasila untuk jenjang di Sekolah


Dasar.

Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never

ending proces), sehinngga dapat menghasilkan kualitas berkesinambungan, yang ditujukan

pada perwujudan sosok manusia masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa.

(Sujana, 2019).

Nilai budaya itu diperlukan untuk membangun sistem politik demokrasi

konstitusional, yang ditandai oleh adanya kebebasan (berpendapat, berkelompok,

berpartisipasi), menghormati orang/kelompok lain, kesetaraan, kerjasama, persaingan, dan

kepercayaan (Chamim, 2003).

Kebudayaan merupakan segala sistem gagasan, aktivitas dan hasil karya manusia

untuk diri masyarakat dalam sebuah kehidupan. Namun Clifford Geertz mendefinisikan

kebudayaan menjadi lebih singkat yakni kebudayaan dipahami sebagai interaksi manusia yang

di dalamnya terdapat sistem makna dan simbol yang telah diatur. Adapun menurut Soemardjan

dan Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai segenap hasil karya, rasa, dan cipta

masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan (material

culture) yang berguna bagi keperluan masyarakat untuk memanfaatkan alam sekitarnya

(Syaharuddin, S., Hidayat Putra, M. A., & Susanto, H., 2019).

Implementasi nilai-nilai budaya lokal terutama ilmu-ilmu kepemimpinan yang

telah diajarkan oleh leluhur atau sesepuh akan menghasilkan Pendidikan berkarakter,

generasi muda yang tangguh dalam bela negara dan rasa memiliki negara yang tinggi, jadi

dalam pikiran sudah tertanam bahwa negara ini milik kita dan harus dijaga bersama.

Membangun bangsa indonesia adalah tanggung jawab bersama. Suatu bangsa akan maju

jika pendidikannya berkarakter dan kehidupannya berimplementasi pada nilai-nilai


budaya.

Budaya mengacu pada simpanan kumulatif pengetahuan, pengalaman,

kepercayaan, nilai, sikap, makna, hierarki, agama, pengertian waktu, peran, hubungan

spasial, konsep alam semesta, dan objek material dan kepemilikan yang diperoleh

sekelompok orang di perjalanan generasi melalui perjuangan individu dan kelompok.

Budaya yang berbeda di seluruh dunia memiliki kehidupan yang berbeda, tergantung pada

masyarakat mereka, dan nilai-nilai yang mereka anut.

Pendidikan merupakan suatu proses yang mencakup tiga dimensi, individu,

masyarakat atau komunitas nasional dari individu tersebut, dan seluruh kandungan realitas,

baik material maupun spiritual yang memainkan peranan dalam menentukan sifat, nasib,

bentuk manusia maupun masyarakat (Nurkholis, 2013.

B. METODE PENELITIAN

a. Peranan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang penting dalam

membentuk karakter dan kewarganegaraan yang baik pada individu. Berikut adalah

beberapa peranan utama Pendidikan Kewarganegaraan: (1), Membangun Kesadaran

Kewarganegaraan : PKn membantu meningkatkan kesadaran individu terhadap status dan

tanggung jawab mereka sebagai warga negara. Ini termasuk pemahaman terhadap hak-hak

dan kewajiban sebagai bagian dari suatu negara. (2). Pengenalan Sistem Pemerintahan :

Melalui PKn, siswa dapat memahami cara kerja sistem pemerintahan, struktur politik, dan

proses pembuatan kebijakan. Hal ini penting agar mereka dapat berpartisipasi dalam proses

demokrasi dan memahami peran masing-masing Lembaga. (3). Pengembangan


Keterampilan Partisipasi Sosial dan Politik : PKn memberikan peluang untuk

mengembangkan keterampilan partisipasi dalam kehidupan sosial dan politik. Siswa

diajarkan cara berkomunikasi, bekerja sama, dan terlibat dalam kegiatan yang membentuk

masyarakat. (4). Penguatan Nilai-Nilai Demokrasi : Pendidikan Kewarganegaraan

berperan dalam mengajarkan nilai-nilai demokrasi, seperti kebebasan berpendapat,

keadilan, dan keberagaman pendapat. Hal ini penting agar siswa dapat menghargai dan

mendukung sistem demokrasi. (5). Pemahaman Hak Asasi Manusia : PKn dapat

membantu siswa memahami prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) dan pentingnya

melindungi hak-hak individu. Ini menciptakan kesadaran terhadap keadilan dan persamaan

hak di dalam masyarakat. (6). Pengenalan Isu-Isu Sosial : Melalui PKn, siswa dapat

diperkenalkan pada berbagai isu sosial dan lingkungan yang memengaruhi masyarakat.

Mereka diajak untuk berpikir kritis dan mencari solusi terhadap permasalahan tersebut.

(7). Pentingnya Kepedulian terhadap Lingkungan : Pendidikan Kewarganegaraan juga

berperan dalam mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini

mencakup kesadaran terhadap isu-isu lingkungan dan cara berkontribusi pada

keberlanjutan lingkungan. (8). Membangun Rasa Bangga terhadap Negara : PKn

membantu memupuk rasa cinta dan bangga terhadap negara, serta mengapresiasi sejarah,

budaya, dan pencapaian bangsa.


C. PEMBAHASAN

1. Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan dan Budaya


Hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) dan budaya sangat erat,

dan keduanya saling memengaruhi dalam membentuk karakter dan identitas warga negara.

PPKn berfungsi sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang nilai-nilai budaya yang

menjadi dasar masyarakat dan negara. Materi PPKn mencakup pengajaran tentang sejarah,

adat istiadat, dan kebudayaan lokal serta nasional. PPKn membantu dalam membentuk

identitas kewarganegaraan dengan memasukkan unsur-unsur budaya sebagai bagian

integral dari identitas tersebut. PPKn juga mengajarkan tentang sejarah dan perkembangan

bangsa serta peran budaya dalam membentuk karakter sebagai warga negara yang baik.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) bertujuan untuk membentuk

pemahaman positif terhadap keberagaman budaya yang ada dalam masyarakat serta

memberikan pemahaman tentang pluralitas budaya sebagai kekayaan dan keunikan yang

harus dihargai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui pembelajaran PPKn,

diajarkan nilai-nilai toleransi dan sikap menghargai keberagaman sebagai upaya

membangun masyarakat yang harmonis. PPKn mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi

dan Hak Asasi Manusia (HAM) yang mencerminkan budaya demokratis dan kemanusiaan.

Mengajarkan siswa tentang pentingnya partisipasi aktif, kebebasan berpendapat, dan

keadilan dalam konteks nilai-nilai budaya.

Melalui integrasi antara Pendidikan Kewarganegaraan dan budaya, diharapkan

mampu menciptakan warga negara yang memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-

nilai budaya, menjaga keragaman, dan berkontribusi positif dalam membangun masyarakat

yang inklusif.
2. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan dan Budaya

Implementasi nilai-nilai pendidikan dan budaya memiliki peran penting dalam

membentuk karakter dan sikap masyarakat.

1. Pengintegrasian Nilai dalam Kurikulum

a) Perbarui dan rancang kurikulum, pendidikan untuk mencakup nilai-nilai

pendidikan dan budaya. Pastikan bahwa materi ajar, aktivitas, dan evaluasi selaras

dengan nilai-nilai tersebut.

b) Pelatihan Guru, Lakukan pelatihan dan workshop untuk guru agar mereka

memahami dan mampu mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan dan budaya dalam

pengajaran mereka. Dorong guru untuk mengembangkan strategi pengajaran yang

mencerminkan nilai-nilai tersebut.

c) Pengembangan Materi Pembelajaran, Kembangkan materi pembelajaran yang

kaya akan konten nilai-nilai pendidikan dan budaya. Sertakan kisah-kisah, contoh,

dan referensi budaya yang relevan dalam materi ajar.

d) Kegiatan Ekstrakurikuler, Sediakan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung

implementasi nilai-nilai pendidikan dan budaya, seperti kelompok diskusi, klub

sastra, atau grup seni tradisional. Ajak siswa untuk aktif berpartisipasi dalam

kegiatan tersebut.

e) Pemberdayaan Komunitas Lokal, Libatkan komunitas lokal dalam

pengembangan dan implementasi nilai-nilai pendidikan dan budaya. Bentuk

kemitraan dengan tokoh masyarakat atau lembaga budaya setempat.

f) Upaya Kolaboratif, Dorong kolaborasi antara lembaga pendidikan, keluarga, dan


masyarakat untuk mendukung implementasi nilai-nilai pendidikan dan budaya.

Selenggarakan pertemuan rutin untuk berdiskusi dan merencanakan kegiatan

bersama.

g) Penggunaan Teknologi Pendidikan, Manfaatkan teknologi untuk meningkatkan

aksesibilitas dan pengalaman pembelajaran siswa terkait nilai-nilai pendidikan dan

budaya. Buat platform daring atau aplikasi yang menyediakan sumber daya

pendidikan dan budaya.

h) Penanaman Kesadaran Multikultural, Selenggarakan kegiatan atau program yang

menekankan pentingnya keragaman dan saling pengertian antarbudaya. Dorong

dialog terbuka dan pengalaman langsung dengan budaya yang berbeda.

i) Menggunakan Perayaan dan Tradisi, Manfaatkan perayaan dan tradisi lokal

untuk memperkuat nilai-nilai pendidikan dan budaya. Sertakan kegiatan yang

melibatkan siswa dalam merayakan acara atau festival budaya.

j) Evaluasi dan Pemantauan, Lakukan evaluasi berkala terhadap implementasi

nilai-nilai pendidikan dan budaya. Gunakan umpan balik dari siswa, guru, dan

orang tua untuk melakukan penyesuaian jika diperlukan.

k) Pengenalan Nilai Pendidikan dalam Kehidupan Sehari-hari, Dorong siswa

untuk mengaitkan nilai-nilai pendidikan dan budaya dalam kehidupan sehari-hari

mereka. Bentuk lingkungan belajar yang mempromosikan praktik nilai-nilai

tersebut di dalam dan di luar sekolah. Implementasi nilai-nilai pendidikan dan

budaya memerlukan komitmen dan kerjasama antara berbagai pihak terkait,

termasuk lembaga pendidikan, guru, siswa, keluarga, dan komunitas lokal. Melalui
upaya bersama ini, dapat diciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung

perkembangan holistik siswa dan membentuk masyarakat yang lebih berbudaya.


DAFTAR PUSTAKA

Chamin, A. I. (2003). Civic Education di Perguruan Tinggi: Beberapa Catatan

Pengalaman. In S. Malian, & S. Marzuki (Eds.), Pendidikan Kewarganegaraan

dan Hak Asasi Manusia (pp. 5-16). Yogyakarta: UII Press. Kantaprawira, R.

(1988). Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar

Baru.

Banks, J. A. (2007). Educationg Citizen in a Multicultural Society (2 ed.). New York:

Teachers College Press.

Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Adi Widya: Jurnal

Pendidikan Dasar, 4(1), 29. https://doi.org/10.25078/aw.v4i1.927

Kosilah, & Septian. (2020). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe assure dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan, 1(6), 1139–

1148. file:///D:/BACKUP DATA C/Downloads/214-Article Text-587- 1-10-

20201024.pdf

Izma, T., & Kesuma, V. Y. (2019). Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membangun

Karakter Bangsa. Wahana Didaktika : Jurnal Ilmu Kependidikan,17(1), 84.

https://doi.org/10.31851/wahanadidaktika.v17i1.2419.

Syaharuddin, S., Hidayat Putra, M. A., & Susanto, H. (2019).Nilai Budaya Manyambang

Masyarakat Desa Lok Baintan Dalam Sebagai Sumber Belajar IPS.

Anda mungkin juga menyukai