PENDAHULUAN
pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan mengharap ridho Allah
dan warahmah.
melakukan poligami. Poligami yaitu pernikahan yang dijalani oleh satu orang
laki-laki dengan dua orang perempuan atau lebih dalam waktu yang sama.
karena umumnya, karakter wanita tidak ingin diduakan atau dimadu dalam
hidupnya.
2
1 Tahun 1974 pasal 3 ayat (1 dan 2), pasal 4 ayat (1 dan 2), dan pasal 5 ayat
poligami yang diatur secara ketat oleh negara, pada dasarnya memberikan
jaminan dan perlindungan hukum terutama bagi kaum perempuan dan anak-
anak yang berada dalam rumah tangga yang berpoligami. Oleh karena itu,
dalam Bab IX, Pasal 55 ayat (1, 2, 3) dan pasal 56 ayat (1, 2, 3), untuk
pengajuan permohonan izin dilakukan menurut tata cara yang diatur dalam
memiliki latar belakang yang berbeda dengan maksud dan motivasi yang
perempuan.
3
berbeda dari pihak keluarga perempuan yang di poligami, ada yang setuju
dengan pernikahan tersebut dan ada juga yang monolak meskipun secara
yang tidak melanggar syariat Islam, sehingga selama calon suami di pandang
mampu memenuhi tuntutan hidup calon istrinya serta berlaku adil maka
perbuatan yang tabu dalam konteks adat istiadat yang ada di Kecamatan
Amonggedo.
kepentingan para pihak yang terlibat dan buruknya dampak poligami yang di
penelitian yang dilakukan oleh Romli (2016: 125) pada Badan Organisasi
yang membolehkan dengan alasan merujuk padah surah An-Nisa (4):3, ada
dapat berlaku adil terhadap istri dan anak-anaknya, penelitian lain dilakukan
mereka memandang permasalah poligami ini dari sudut pandang agama dan
tata aturan Negara Republik Indonesia. Selai itu, mereka memahami faktor-
poligami itu bukan merupakan anjuran, akan tetapi alternatif terakhir yang di
syarat-syarat berpoligami.
dianggap sebagai suatu perbuatan negative tapi di sisi lain praktik poligami
5
peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul: Faktor-Faktor Yang
Menyebabkan Terjadinya Pernikahan Poligami Di Kecamatan
Amonggedo.
sebagai berikut.
serupa.
6
sebagai berikut.
Kabupaten Konawe agar tidak salah dalam memahami dan menyik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berarti “tuan”, yaitu orang yang mahir atau berkuasa, kepala, hulu, yang paling
besar. Namun menurut Zaitunah Subhan (2004:19) kata perempuan berasal dari
kata empu yang artinya dihargai. Lebih lanjut Zaitunah menjelaskan pergeseran
istilah dari perempuan ke wanita. Kata wanita dianggap berasal dari bahasa
Sansekerta, dengan dasar kata Wan yang berarti nafsu, sehingga kata wanita
secara resmi oleh masyarakat melalui hukum yang berlaku (Karim, 2004, 135).
individu, akan tetapi juga menjadi domain public yang membutuhkan campur
tangan negara, oleh karena itu setiap negara memiliki aturan hukum tentang
pengakuan secara resmi oleh masyarakat melalui hukum yang berlaku (Karim,
2004, 135). Terkait dengan peran negara dalam bidang perkawinan, maka
dengan seorang Wanita untuk hidup Bersama dengan kekal, yang diakui oleh
negara. Scholten melihat perkawinan sebagai hubungan yang kekal yang berarti
harus berlangsung abadi, seumur hidup pasangan suami istri dan disahkan oleh
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup Bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
Setyowati, 2008).
Pada dasarnya, kata “poligami” tersusun dari dua kata, yaitu Poli (banyak)
dan Gami (istri), maka dapat diartikan secara etimologi, poligami tersebut adalah
beristri banyak. Bila dilihat secara terminology, poligami yaitu seorang laki-laki
mempunyai lebih dari satu istri (Ghazaly, 2006: 129). Kata poligami berasal dari
bahasa yunani Poli atau Polus yang artinya banyak dan kata Gamein atau Gamos
yang berarti kawin atau perkawinan. Apabila digabungkan kedua kata tersebut
9
menjadi poligami yang berarti perkawinan banyak dan bisa jadi dalam jumlah
yang tidak terbatas. Namun bila ditinjau dari pandangan islam, poligami tersebut
mempunyai arti perkawinan yang lebih dari satu, dua, tiga dan empat perempuan
Sementara dari sisi lain ada juga yang mengartikan poligami adalah
perkawinan dengan dua orang perempuan atau lebih dalam waktu yang sama.
yang salah satu pihak (suami) mengawini beberapa istri dalam waktu yang
bersamaan, bukan saat ijab qobul melainkan dalam menjalani hidup berkeluarga.
Poligami adalah praktek atau kebiasaan memiliki istri atau suami lebih
Pasal 4 berbunyi:
10
(1) Bahwa “Dalam hal seorang suami akan beristri lebih dari
tinggalnya”
disembuhkan
Pasal 5 berbunyi:
2015:13-14).
(1) Beristri lebih satu orang pada waktu bersamaan, terbatas hanya
(2) Syarat utama beristri lebih dari seorang, suami harus mampu
(3) Apabila syarat utama yang disebut pada ayat (2) tidak
(1) Suami yang hendak beristri lebih dari satu orang harus
kekuatan hukum.
(2) Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan
harus ada dalam poligami tetapi juga harus ada syarat komulatif
(1) Selain syarat-syarat utama yang disebut pada pasal 55 ayat (2)
Agama.
perjanjian atau apabila tidak ada kabar dari istri atau istri-
14
dari satu orang berdasarkan atas salah satu alasan yang diatur
dalam pasal 55 ayat (2) dan Pasal 57, Pengadilan Agama dapat
tangga, dan factor social, selain itu factor ingin menghindari perzinahan
diantaranya faktor ekonomi, adat dan yang paling sering terjadi adalah
factor yang ada dalam diri wanita sebagai istri ( tidak dapat memberi
menjadi dua yaitu alasan duniawi dan alasan ukhrowi Alasan duniawi
jumlah laki-laki. Selain itu juga untuk mengatasi problem pribadi yang
sebuah awal atau perantara menuju hubungan yang lebih baik dalam
2) memperbanyak keturunan,
dari poligami. Menurut Usman (2017: 275) dampak negatif yang timbul
keadilan dari sang suami, dan secara terpaksa istri mencari uang sendiri
bimbingan dari orang tua, jarang pulang ke rumah, dan sifat seorang
sering terjadi konflik baik konflik antara suami dan istri, antara sesama
psikologi.
pendapat responden yaitu ada yang menyatakan setuju terhadap suami yang
berpoligami dengan alasan merujuk pada surah An-Nisa (4): 3, ada yang
suami tidak dapat berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya. Dari
poligami relatif beragam akan tetapi sebagian besar menolak dengan berbagai
berpotensi besar untuk memunculkan konflik dalam rumah tangga yang bisa
lapis.
Sebab Poligami
1. Faktor Ekonomi
2. Faktor Adat Pernikahan Poligami
3. Faktor Yang Ada Dalam Diri
Wanita Sebagai Istri
4. Faktor Pria Sebagai Suami
(Hamid,2005:19)
(Sembiring,2007: 117)
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Mendikonu, Amonggedo,
dasarkan oleh fakta bahwa ke empat desa tersebut memiliki penduduk dengan
ada di lapangan.
yang di pilih dalam penelitian ini berjumlah 12 orang yang terdiri dari:
desa)
3. 4 (empat) KADES
Jenis data yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu berupa
data Kualitatif. Data tersebut merupakan jenis data yang sifatnya tertulis
maupun lisan dalam rangkaian kata-kata atau kalimat dari orang atau
Sumber data dari penelitian ini yaitu sumber yang berupa manusia,
1) Data Primer
2) Data Sekunder
data primer. Data tersebut berasal dari literatur yang relevan baik
berupa buku, skripsi dan jurnal yang ada kaitannya dengan penelitian
yang dilakukan.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahap
yaitu:
1) Observasi
2) Wawancara
yang diajukan. Untuk memperoleh data atau informasi secara jelas dan
3) Dokumentasi
22
Pada tahap ini, peneliti melihat kembali data-data yang relevan dari
Teknik analisis data yang akan digunakan, yaitu teknik analisis deskriptif
1) Reduksi Data
2) Penyajian data
matriks.
3) Penarikan Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA