Jurusan Sosiologi-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik-Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293- Telp/Fax. 0761-63277
ABSTRAK
Poligami adalah fenomena kehidupan yang terjadi di sekitar kita. Istilah
poligami sering terdengar namun tidak banyak masyarakat yang dapat menerima NHDGDDQ LQL .DWD SROLJDPL VHQGLUL EHUDVDO GDUL \XQDQL ³SRO\JDPLH´ \DLWX SRly berarti banyak dan gamie berarti laki-laki, jadi arti dari poligami adalah laki-laki yang beristri lebih dari satu orang wanita dalam satu ikatan perkawinan. Di kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan khasus poligami banyak terjadi. Akan tetapi menurut hasil wawancara dengan Kantor Urusan Agama (KUA) setempat tidak ada suami yang melaporkan pernikahan kedua ke KUA setempat. Karena kebanyakan pernikahan kedua mereka dilakukan diluar daerah dan biasanya tanpa sepengetahuan istri pertamanya. Istri pertama baru mengetahui pernikahan kedua suaminya setelah sang suami membawa istri keduanya ke daerah tersebut. Sebagian masyarakat memang tidak mempermasalahkan poligami yang dilakukan, akan tetapi sebagian masyarakat kurang setuju dengan kejadian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembagian pelaksanaan fungsi keluarga pada keluarga yang melakukan praktik poligami, dengan mengambil focus pada satu keluarga dimana sang suami melakukan praktik poligami dengan mempunyai empat istri. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan mengungkap fakta, keadaan, dan fenomena. Penulis akan menlakukna penelitian secara holistik terkait pembagaian waktu dan ekonomi pada keluarga berpoligami.
Kata Kunci : Keluarga, Poligami, Pelaksanaan Fungsi Keluarga
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 1
UNCTION OF THE FAMILY (STUDY OF FUNCTIONS IN HUSBAND'S FAMILY PLAYERS IN SUB KERUMUTAN POLYGAMY THE PELALAWAN REGENCY)
Department of Sociology-Faculty of Social and Political Sciences-University of
Riau Campus Bina Widya Jl. H.R Soebrantas Km. 12.5 New Pekanbaru Simpang 28293- Tel / Fax. 0761-63277
ABSTRACT
Polygamy is the phenomenon of life going on around us. The term
polygamy is often heard but not many people who can accept this situation. The word itself comes from the Greek polygamy "polygamie", namely poly meaning many and gamie means the men, so the meaning of polygamy is men who take more than one woman in the bonds of marriage. In districts Kerumutan Pelalawan khasus polygamy occur. However, according to the interview with the Kantor Urusan Agama (KUA) local no husband reported to the local KUA second marriage. Because most of their second marriages performed outside the region and usually without the knowledge of his first wife. The first wife learned of her husband's second marriage after the husband's second wife brought to the area. Most people did not make polygamy, but some people do not agree with the incident. This study aims to determine the division of the implementation of family function in families that practice polygamy, by taking the focus on one family in which the husband to practice polygamy to have four wives. The research method in this research is descriptive research method. Descriptive research is research that aims to uncover the facts, circumstances, and phenomena. The author will menlakukna holistically related research and economic pembagaian time in polygamous families.
Keywords: Family, Polygamy, Family Function Implementation
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 2
PENDAHULUAN datang dari kalangan masyarakat awam Poligami adalah fenomena maupun di kalangan intelektual. Dimana kehidupan yang terjadi di sekitar kita. pada umumnya mereka berpendapat Istilah poligami sering terdengar namun bahwa perkawinan poligami tidak tidak banyak masyarakat yang dapat menunjukan keadilan. Oleh sebab itu menerima keadaan ini. Kata poligami pemerintah mengeluarkan Undang- VHQGLUL EHUDVDO GDUL \XQDQL ³polygamie´ undang No.1 Tahun 1974 Tentang yaitu poly berarti banyak dan gamie Perkawinan. Undang-undang tersebut berarti laki-laki, jadi arti dari poligami mengatur asas yang dianutnya, yaitu asas adalah laki-laki yang beristri lebih dari monogami, bahwa baik pria maupun satu orang wanita dalam satu ikatan wanita hanya apabila dikehendaki oleh perkawinan. Seperti seorang suami yang bersangkutan hanya dapat mungkin mempunyai dua istri atau lebih dilakukan apabila memenuhi beberapa pada saat yang sama (Abdullah, 2004). persyaratan tertentu dan diputuskan di Dalam banyak adat, perkawinan pengadilan. Karena hukum dan agama seorang laki ±laki dengan beberapa yang mengizinkannya, seorang suami orangperempuan dapat diterima, dapat beristrikan lebih dari seorang sementara dari pihak perempuan yaitu isteri, meskipun hal tersebut dikehendaki poliandri samasekali tidak dibenarkan. ole pihak-pihak yang bersangkutan, Sebagai contoh, Agama islam hanya dapat dilakukan apabila membolehkan laki ± lakiberistri lebih memenuhi beberapa persyaratan tertentu dari satu dengan persyaratan ± dan diputuskan di pengadilan. persyaratan tertentu yang sama sekali Di kecamatan Kerumutan tidak mengabaikan hak-hak Kabupaten Pelalawan khasus poligami perempuan.Kenyataannya di Indonesia, banyak terjadi. Akan tetapi menurut yang mayoritas masyarakatnya beragama hasil wawancara dengan Kantor Urusan Islam,ditambah lagi dengan pemahaman Agama (KUA) setempat tidak ada suami agama yang kurang, sering mnafsirkan yang melaporkan pernikahan kedua ke L]LQWHUVHEXW VHEDJDL ³ L]LQ UHVPL \DQJ KUA setempat. Karena kebanyakan longgDU´ VHKLQJJD PHQJDEDLNDQ pernikahan kedua mereka dilakukan persyaratanyang harus dipenuhi untuk diluar daerah dan biasanya tanpa memperoleh izin tersebut. Akibatnya, sepengetahuan istri pertamanya. Istri hak perempuan yang sudah diperistrinya pertama baru mengetahui pernikahan belum terpenuhi, laki ±laki tersebut kedua suaminya setelah sang suami menikah lagi. membawa istri keduanya ke daerah Kejadian seorang pria kawin tersebut. Sebagian masyarakat memang dengan seorang wanita seperti layaknya tidak mempermasalahkan poligami yang perkawinan monogami, kemudian dilakukan, akan tetapi sebagian setelah berkeluarga dalam beberapa masyarakat kurang setuju dengan tahun pria tersebut kawin lagi dengan kejadian tersebut. istri keduanya tanpa menceraikan isteri Permasalahan diatas pertamanya. Meskipun demikian, sang menunjukkan bahwa fenomena suami mempunyai alasan atau sebab poligami yang terjadi di masyarakat mengapa ia mempunyai keputusan untuk Kerumutan mendapatkan pro dan menikah lagi, karena peristiwa tersebut kontra. Terutama dari istri pertama yang banyak terjadi di masyarakat, maka merasa telah dibohongi. Sehingga hal muncul beberapa pendapat dan ini dapat memicu terjadinya konflik pemahaman terhadap poligami, baik itu diantara para istri. Pelaksanaan praktik
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 1
poligami pada sebuah keluarga tentu lain yang juga timbul pro-kontra adalah lebih rumit dibandingkan dengan legalitas hukum para pelaku poligini, keluarga pada umumnya. Fungsi kasih mereka sebagian besar tidak sayang, ekonomi, sosialisasi, reproduksi mendaftarkan pernikahan di KUA pada keluarga poligami juga menjadi setempat sehingga jika terjadi masalah hal yang menarik jika dilihat secara ketika bercerai akan merugikan pihak mikro. perempuan sendiri. Selain masalah legalitas dan pro Pasangan pologini yang cukup kontra terkait poligami, pelaksanaan menarik di kecamatan ini adalah salah fungsi keluarga pada keluarga ini juga satu yang dianggap tokoh masyarakat mengalami banyak kendala. Terjadinya oleh warga setempat. Walaupun kecemburuan sosial baik diantara anak- melakukan poligini terhadap 4 istri anak dan istri-istrinya sering menjadi keluarganya dianggap harmonis. Bukan permasalahan. Selain itu kecemburuan, tanpa alasan masyarakat fungsi keluarga juga menemui banyak menganggapnya seperti itu, karena dari kendala misalnya pelaksanaan fungsi keempat istrinya menurut keterangan ekonomi, fungsi afeksi, fungsi edukasi dari warga setempat belum pernah dan fungsi biologis karena pada terjadi masalah yang serius. Berbeda umumnya laki-laki yang melakukan dengan khausu pernikahan poligini poligami memisahkan rumah masing- keluarga lain yang sering mengalami masing istri. permasalahan. Menurut keterangan dari kepala Penelitian ini bertujuan untuk Kantor Urusan Agama (KUA) setempat mengetahui pembagian pelaksanaan banyak terjadi praktik poligini, fungsi keluarga pada keluarga yang sayangnya mereka yang melakukan melakukan praktik poligami, dengan poligini tidak melaporkan pada KUA. mengambil focus pada satu keluarga Menurut Suratno S. Ag selaku Kepala dimana sang suami melakukan praktik KUA Kecamatan Kerumutan praktik poligami dengan mempunyai empat istri. poligini tersebut sudah terjadi selama Rumusan Masalah bertahun-tahun. Bahkan menurutnya 1. Bagaimana latar belakang keluarga tidak hanya mempunyai dua orang istri yang melakukan praktik poligami? ada sebagian dari mereka yang 2. Bagaimana pelaksanaan fungsi mempunyai sampai empat istri keluarga pada pelaku poligami? sekaligus. TujuanPenelitian Fenomena poligami di 1. Untuk mengetahui bagaimanakah kecamatan Kerumutan ini menarik latar belakang keluarga yang untuk diamati, ditengah pro dan kontra melakukan praktik poligami. terkait praktik poligini baik secara 2. Untuk mengetahui bagaimana normatif atau secara yuridis praktik pelaksanaan fungsi keluarga pada pologini terus terjadi. Sebagian keluarga yang melakukan praktik masyarakat tidak mempermasalahkan poligami. praktik poligini tersebut akan tetapi tidak sedikit masyarakat yang TINJAUAN PUSTAKA menolaknya. Perdebatan itu muncul Teori Fungsional karena pada umumnya praktik pologini Dalam penelitian ini berparadigma membawa dampak buruk bagi istri tua, fakta social menggunakan teori mereka tidak mendapatkan nafkan lahir structural fungsional yang mempunyai dan batin secara utuh. Permasalahan empat imperetatif fungsional bagi
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 2
VLVWHP ³ WLQGDNDQ ³ \DLWX VNHPD $*,/ dengan kontribusi unit-unit terhadap Fungsi adalah suatu gugusan aktivitas keseluruhan sistem. yang di arahkan untuk memenuhi satu Sebuah sistem harus dapat mengatur atau beberapasistem. Persons percaya pola hubungan dengan komponen- ada empat ciri A (adaptasi) , G, (goal komponen atau subsistem-subsistem attainment), pencapain tujuan, I yang membentuknya. Harmonisasi (integrasi), L(latensi) atau pemeliharaan antar komponen ini dapat terjadi pola (Gorge Ritzer & Douglas J. apabila telah ada kesepakatan mengenai Goodman, 2014: 257-258). nilai-nilai atau norma-norma dalam masyarakat yang harus dipatuhi. Dalam Adaptation sub sistem keluarga ada beberapa Setiap sistem harus menyesuaikan diri fungsi yang harus terus berjalan dan dengan lingkungannya. Secara umum, dapat mengintegrasikan dengan hal ini menyangkut kemampuan beberapa istri agar lembaga keluarga masyarakat untuk menyesuaikan diri tersebut dapat terus berjalan. terhadap lingkungan hidupnya. Adaptasi yang terjadi pada keluarga Latentsi yang melakukan poligami menyangkut Setiap sistem pasti akan fungsi keluarga. mempertahankan fungsinya sedapat mungkin dalam keadaan seimbang. Goal Attaintment Fungsi ini berkaitan dengan hubungan Setiap sistem harus memiliki suatu alat antara masyarakat sebagai sistem sosial untuk memobilisasi sumbernya supaya dengan sub-sistem kultural. dapat mencapai tujuan-tujuannya dan Dalam analisis terhadap sistem ini yang dengan demikian mencapai gratifikasi. dikaji apakah konsekuensi dari setiap Fungsi ini mengatur hubungan antara bagian dari sistem untuk setiap bagian masyarakat sebagai sistem sosial lainnya dan untuk sistem sebagai dengan sub-sistem kepribadian. Fungsi keseluruhan. Kemudian perlu pula ini tercermin dalam bentuk penyusunan bahwa seluruh sistem dalam pendekatan skala prioritas dari segala tujuan yang ini berada pada lapisan individual hendak dicapai dan penentuan (Perkembangan kepribadian), lapisan bagaimana suatu sistem memobilisasi institusional (Keluarga) dan pada sumber daya serta tenaga yang tersedia lapisan masyarakat. Suatu analisis untuk mencapai tujuan tersebut Sebuah fungsional terhadap keluarga sistem harus dapat merumuskan, menekankan pada hubungan antar mendefinisikan, dan mencapai tujuan keluarga dan masyarakat luas, utamanya. hubungan-hubungan internal diantara subsistem yang ada dalam keluarga atau Integration hubungan diantara keluarga dan Setiap sistem harus mempertahankan kepribadian diri dari para anggota koordinasi internal dari bagian- keluarga sebagai pribadi. (Ihromi, bagiannya dan membangun cara-cara 2004:270) yang berpautan dengan deviasi, dengan kata lain harus mempertahankan kesatuannya. Fungsi ini mencakup Keluarga koordinasi yang diperlukan antar unit- Pengertian keluarga berdasarkan asal- unit yang menjadi bagian dari suatu usul kata yang dikemukakan oleh Ki sistem sosial, khususnya berkaitan Hajar Dewantara, bahwa keluarga
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 3
berasal dari bahasa Jawa yang terbentuk pembinaan anggota keluarga pada dari dua kata yaitu kawula dan warga. umumnya. Didalam bahasa Jawa kuno kawula Fungsi Sosialisasi berarti hamba dan warga artinya Fungsi sosialisasi adalah fungsi anggota. Secara bebas dapat diartikan keluarga dalam mengembangkan bahwa keluarga adalah anggota hamba individu anak menjadi yang mantap. atau warga saya. Artinya setiap anggota Fungsi Proteksi dan Perlindungan dari kawula merasakan sebagai satu Fungsi perlindungan atau proteksi kesatuan yang utuh sebagai bagian adalah fungsi keluarga dalam dari dirinya dan dirinya juga merupakan melindungi anka dari bagian dari warga yang lainnya secara ketidakmampuannya bergaul dengan keseluruhan(Abu&Nur, 2001: 176). lingkungannya. Fungsi Afeksi dan Perasaan Bentuk-Bentuk Perkembangan Dalam keluarga terjadi hubungan sosial Keluarga antara anak dan orang tua-nya yang Teori Awal Hubungan Seks Menurut didasari dengan kemesraan. Faham Kebersamaan Fungsi Religius Beberapa pengarang mempunyai teori Keluarga berkewajiban bahwa keadaan manusia pada awalnya memperkenalkan dan mengajarkan anak merupakan keadaan seks liar (sexual dan anggota keluarganya kepada promiscuality) dan hubungan sex yang kehidupan beragama. seperti ini cenderung berada pada Fungsi Ekonomi masyarakat liar (savegery)dimana Fungsi ekonomi merupakan fungsi perkawinan yang terjadi adlah keluarga dalam mencari nafkah, perkawinan kelompok. Seperti disebut perencanaan, pembelanjaan dan juga dalam buku Mayor Polak: pemanfaatannya untuk memenuhi dikatakan bawa pada permulaan kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. terdapat suatu keadaan keluarga liar Fungsi Rekreasi kemudian lahir sistem matriakat karena Keluarga memerlukan suasana akrab, keturunan dari ibu adalah jelas tak rumah yang hangat diantara anggota- dapat disangkal. Sesudah itu muncul anggota keluarga dimana hubungan matriakat sebagai bentuk yang dianggap antar keluarga bersifat saling lebih maju.Pendukung-pendukung teori mempercayai bebas tanpa beban dan ini berpendapat bahwa penghidupan diwarnai suasana santai. diantara adat istiadat orang-orang Fungsi Bioligis primitif kebali lagi kepada promiscuty Fungsi biologis adalah fungsi keluarga (seks liar). Seperti kebebasan seks, dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertukaran istridan menyuguhkan istri biologis anggotanya. sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu. Poligami Kata poligami berasal dari bahasa Fungsi Keluarga Yunani, yaitu poly atau polus yang menurut soelaeman (1994:85-115 ) berarti banyak dan gamein atau gamos adalah: yang berarti kawin atau perkawinan. Fungsi Edukasi Kalau kedua kata tersebut digabungkan Fungsi edukasi adalah fungsi keluarga menjadi poligami, maka artinya adalah yang berkaitan dengan pendidikan anak perkawinan yang banyak atau dengan khususnya dan pendidikan serta ungkapan lain adalah perkawinan antara
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 4
seorang dengan dua orang atau lebih Ketidakadilan gender menjadi semakin namun cenderung diartikan perkawinan kuat karena dilembagakan oleh budaya satu orang suami dengan dua istri atau kuno yang berjalan turun-temurun. lebih (Supardi Mursalin:2007:15) Adat memandang perempuan sebagai makhluk yang rendah derajatnya Sejarah poligami daripada laki-laki. Seperti yang Pada Bangsa Barat purbakala, polygami dikatakan Ali (Matra,1988:117) yang dianggap sebagai suatu kebiasaan mengatakan jika dilihat dari nilai karena dilakukan oleh raja-raja yang masyarakat Jawa, kemenangan kaum melembagakan ketuhanan, sehingga laki-laki atas kaum wanita, memang orang banyak menganggapnya sebagai telah distrukturkan. perbuatan suci. Karena superioritas tersebut maka Orang hindu melakukan poligami muncul persepsi pada masyarakat secara meluas sejak zaman dahulu. bahwa laki-laki bebas menentukan Begitu jug orang media dulu kala, keputusan apapun terkait aspek dalam babilonia, assiria dan Parsi tidak tidak masyarakat tak terkecuali untuk megadakan jumlah pembatasan menikahi lebih dari satu perempuan. mengenai jumlah wanita yang dikawini Hal tersebut di perkuat oleh legitimasi seorang laki-laki. Seorang brahma baik secara yuridis atau secara dogmatis berkasta tinggi, bahkan juga di zaman bahwa laki-laki mempunyai atau modern ini boleh mengawini wanita dibolehkan untuk menikah lebih dari sebanyak ia suka. satu kali. Dikalangan bangsa Israil, poligami Sebenarnya poligami sangat ditentang telah berjalan sejak zaman Nabi Musa oleh feminisme karena poligami as yang kemudian menjadi adat merupakan suatu sistem yang kebiasaan yang dilanjutkan tanpa ada mengunggulkan laki-laki terhadap batasan jumlah perempuan yang boleh perempuan. Sistem ini memang sengaja diperistri oleh seorang laki-laki. dikonstruksikan oleh budaya patriarki Kemudian, Talmud di jerusalem yang menegaskan bahwa fungsi istri membatasi jumlah itu menurut dalam perkawinan adalah hanya untuk kemampuan suami memelihara istrinya melayani suami. dengan baik. Meskipun para rabbi menasehatkan supaya tidak memiliki Faktor Penyebab Melakukan istri lebih dari empat orang, akan tetapi Poligami kaum karait tidak mengakui Terdapat beberapa alasan yang pembatasan itu (Supardi Mursalin, 2007 melandasi seseorang untuk melakukan : 17-18) poligami (Titik Triwulan Tutik: 2007): 1. Adanya keyakinan bahwa poligami Poligami Perspektif Gender merupakan suatu hal yang Pembagian kerja sebenarnya bukanlah dilakukan oleh Nabi Muhammas kodrat dari Tuhan, melainkan SAW dan patut untuk diteladani. konstruksi budaya patriarki yang telah 2. Karena seorang istri mengalami mendarah daging. Lebih dari itu, cacat atau tidak dapat memiliki masyarakat beranggapan bahwa jenis keturunan atau mengidap penyakit kelamin perempuan memiliki semacam kronis yang sulit untuk kelas tersendiri dalam pelapisan sosial. disembuhkan. Lebih jelas lagi Barker dan Allen 3. Kondisi seksual sering menjadi (Sugihastuti-Suharto:2010) masalah dalam kebuah keluarga.
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 5
Kondisi seperti ini bisa datang dari peneliti gunakan dalam penelitian ini pihak isteri atau dari pihak suami. adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Mendalam (Indepth METODE PENELITIAN Interview) Metode penelitian dalam penelitian ini 2. Observasi adalah metode penelitian deskriptif. Lokasi Penelitian GAMBARAN UMUM LOKASI Penulis mengambil lokasi di Kecamatan PENELITIAN Kerumutan Kabupaten Pelalawan. Geografis Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan Kerumutan Merupakan pemekaran dari dalam penelitian ini adalah pendekatan Kecamatan Kuala Kampar yang letaknya kualitatif (qualitative research). Bogdan sangat strategis dan dapat ditempuh dan Taylor mendefinisikan metodologi melalui daratan dan sungai, Kecamatan kualitatif sebagai prosedur penelitian Kerumutan dapat ditempuh dalam 2 jam yang menghasilkan data deskriptif perjalanan dari ibu kota kabupaten berupa kata-kata tertulis atau lisan dari Pelalawan. Menurut sumber Bappeda orang-orang dan perilaku yang dapat Kabupaten Pelalawan batas administratif diamati. Pendekatan ini diarahkan pada Kecamatan Kerumutan: latar dari individu tersebut secara - Sebelah Utara berbatasan dengan holistik utuh (Imam Gunawan, 2013: Kecamatan Bandar Petalangan 79).Jadi dalam hal ini tidak boleh - Sebalah Selatan berbatasan dengan mengisolasikan individu atau organisasi Kecamatan Lirik Kabupaten ke dalam variabel atau hipotesis, tapi Indragiri Hulu perlu memandangnya sebagai bagian - Sebelah Timur berbatasan dengan dari suatu keutuhan. Kecamatan Teluk Meranti Subyek Penelitian - Sebelah Barat berbatasan dengan Menurut Suharsismi Arikunto (1998 : Kecamatan Pangkalan Lesung 200) subjek penelitian adalah benda, hal Kecamatan kerumutan desa yang atau organisasi tempat data atau mempunyai wilayah paling luas adalah variabel penelitian yang Desa Tanjung air Hitam engan luas dipermasalahkan melekat. Tidak ada wilayah 100 km² dengan kepadatan satu pun penelitian yang dapat penduduk 10 jiwa/km². Sementara desa dilakukan tanpa adanya subjek dengan wilayah paling kecil adalah Desa penelitian, karena seperti yang telah banjar panjang dengan luas 10,34 m² diketahui bahwa dilaksanakannya dengan kepadatan penduduk 146 penelitian dikarenakan adanya masalah jiwa/km². yang harus dipecahkan, maksud dan tujuan penelitian adalah untuk Demografi memecahkan persoalan yang timbul Berdasarkan jumlah kependudukan tersebut. Kecamatan Kerumutan terbagi atas 10 Dalam penelitian ini penulis mengambil desa sebagai berikut : subjek penelitian yaitu satu keluarga Penduduk Berdasarkan Persebaran yang terlibat dalam pernikahan dan Jenis Kelamin poligami dalam hal ini adalah seorang Dibawah ini adalah salah satu suami dan keempat istri. pengelompokan penduduk yang Tehnik Pengumpulan Data didasarkan pada persebaran penduduk Teknik pengumpulan data yang akan dan jenis kelami di Kecamatan
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 6
Kerumutan desa yang mempunyai Subjek Penelitian 1 merupakan warga penduduk paling banyak yaitu penduduk asli kecamatan Kerumutan ia berdarah desa kerumutan dengan jumlah Melayu. Subjek Penelitian 1 berumur 57 penduduk laki-laki sebanyak 3.110 dan tahun, ia memeluk agama islam sejak jumlah penduduk perempuan 2.885, lahir, di kampungnya ia termasuk orang selanjutnya kecamatan Bukit Lembah yang dituakan oleh penduduk sekitar. Subur 3,271 dengan jumlah penduduk Pendidikan terakhir yang ia tempuh laki-laki sebanyak 1.598, selanjutnya adalah Strata Satu (S1) selain menjadi Desa Beringin Makmur dengan jumlah Kepala Desa dia juga mempunyai usaha penduduk 2.772, jumlah penduduk laki- yang bergerak dibidang penyewaan laki sebnayak 1.390 dan jumlah angkutan, penyewaan alat berat. Selain penduduk perempuan sebanyak 1.382. itu ia juga mempunyai kebun kelapa Posisi terbanyak keempat adalah Desa sawit yang cukup luas yang tersebar Pematang tinggi dengan jumlah dibeberapa kabupaten Pelalawan. Dulu penduduk 2.407 dengan jumlah pendudu ia bersetatus sebagai PNS di Salah Satu perempuan 1.221 dan penduduk jenis dinas di pelalawan akan tetapi ia kelamin laki laki sebanyak 1.186. memutuskan untuk pensiun muda dan Selanjutnya Desa Pangkalan tompai, berkarir menjadi Kepala Desa. Pankalan Panduk, Tanjung Air Hitam, Mak Teduh, dan yang terakhir Desa Lipai BulaN Subjek Penelitian 2 Subjek Penelitian 2 berumur 46 tahun, ia Kepadatan Penduduk Menurut Desa beragama islam dalam kesehariannya ia kepadatan penduduk adalah mengenakan jilbab saat keluar rumah. perbandingan jumlah penduduk dengan Saat menikah dengan umurnya 23 ahun luas wilayah. Dibawah ini adalah artinya ia sudah menikah selama 23 kepadatan penduduk di Kecamatan tahun dengan suaminya, Ia merupakan Kerumutan menurut Desa. warga asli dari kecamatan Kerumutan. Kecamatan Kerumutan mempunyai luas Pendidikan yang ia tempuh adalah 1.117,39 dan jumlah penduduk 23.287 Sekolah Menengah Atas (SMA). Sejak dengan kepadatan penduduk 21 pernikahan dengan Suaminya ia tinggal jiwa/Km² . Wilayah yang mempunyai di rumah yang saat ini ia tinggali. kepadatan tertinggi yaitu Kelurahan Bukit lembah Subur dengan kepadatan Subjek Penelitian 3 239 jiwa/Km², wilayah terpada kedua Istri kedua berumur 43 tahun, ia yaitu Desa Pematang Tinggi dengan beragama islam, awalnya ia tidak Kepadatan 201 jiwa/Km², wilayah mengenakan jilbab akan tetapi beberapa terpadat ketiga yaitu desa Banjar bulan setelah menikah kedua kalinya Panjang dengan kepadatan 149 sang suami menyuruhnya untuk jiwa/Km². Selanjutnya Desa Beringin mengenakan jilbab. Pendidikan terakhir Makmur, Desa Pangkalan Panduk, Desa yang ia tempuh adalah Sekolah Mak Teduh, Desa Sungai Bulan dan Menengah Pertama (SMP). Ia wilayah dengan kepadatan terrendah merupakan warga pendatang yang yaitu Desa Kerumutan dengan kepadatan berasal dari pulau jawa. saat dinikahi 6 jiwa/Km². oleh sang suami ia berstatus janda. Sebelum menikah dengan sang suami ia HASIL DAN PEMBAHASAN tinggal di Luar kecamatan Kerumutan Subjek Penelitian 1
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 7
setelah menikah tahun 2000an dibuatkan sebelum menikahi istri ketiga ia sudah rumah di kecamatan Kerumutan. mengakui jika sebelumnya sudah mempunyai istri akan tetapi istri ketiga Subjek penelitian 4 tetap mau menerimanya. Istri Ke tiga saat ini berumur 35 tahun, ketika menikah dengan sang suami ia Akan tetapi, pernikahan dengan istri berumur 28 Tahun. Ia menikah untuk ketiganya tidak meminta izin biik oleh pertama kali pada usia 23 tahu artinya istri pertama ataupun oleh istri usia pernikahan pertamanya hanya 5 keduanya. tahun. Ia menikah dengan suami kedua FAKTOR PENYEBAB tahun 2007, Ia merupakan pendatang MELAKUKAN POLIGAMI dari provinsi Sumatra Barat. Sebelumnya Faktor Penyebab Berpologami ia juga tinggal Sumatra Barat. Setelah Muncul persepsi pada masyarakat bahwa menikah dengan sang suami ia dibawa laki-laki bebas menentukan keputusan ke Riau dan di buatkan rumah di apapun terkait aspek dalam masyarakat kecamatan Kerumutan. tak terkecuali untuk menikahi lebih dari satu perempuan. Hal tersebut di perkuat Subjek Penelitian 5 oleh legitimasi baik secara yuridis atau Subjek penelitian 5 berumur paling secara dogmatis bahwa laki-laki muda saat menikah usianya 30 tahun. mempunyai atau dibolehkan untuk Pendidikan terakhirnya adalah SMA, menikah lebih dari satu kali. selain itu ia juga merupakan lulusan dari 1. Mendapatkan Stereotype Berwibawa sebuah pesantren di kabupaten dan Maskulinitas Pelalawan. Ia baru menikah sekitar 2 2. Faktor Religi tahun. Status saat menikah dengan sang 3. Mampu Secara Ekonomi suami adalah janda. PELAKSANAAN FUNGSI LATARBELAKANG KELUARGA KELUARGA Pernikahan pologami Terkait dengan penelitian ini, lembaga Subjek penelitian 1 menikah untuk keluarga yang di dalamnya terdapat pertama kali tahun 1986 dengan istri empat istri tentu saja mempunyai yang pertama, saat ini usia pernikahan perbedaan dengan keluarga lain pada dengan istri yang pertama adalah 30 umumnya. Perbedaan itu terkait fungsi- tahun. Mereka menikah di Kecamatan fungsi keluarga yang harus tetap berjalan Kurumutan juga saat itu usia istri seperti; fungsi edukasi, fungsi pertama baru 18 tahun sedangkan usia sosialisasi, fungsi religi, fungsi afeksi, Subjek penelitian 1 saat itu 24 tahun. fungsi ekonomi dan juga fungsi Tuju belas tahun seteleh menikah seksualnya. dengan istri pertama Subjek penelitian 1 Rocker dalam (Raho Bernard, 2007:53) mengenal calon istri kedua yang saat itu berpendapat fungsi diartikan sebagai sudah lama bercerai dengan suami segala kegiatan yang diarahkan kepada pertamanya. Setelah berkenalan memenuhi kebutuhan atau kebutuhan- beberapa bulan, Subjek penelitian 1 kebutuhan dari sebuah sistem. Dengan memutuskan untuk melamar istri menggunakan definisi itu, parsons keduanya. percaya bahwa ada empat persyaratan Pernikahan tersebut dilakukan di mutlak yang harus ada supaya termasuk kampung halaman sang istri yaitu di masyarakat bisa berfungsi. Sumatra Barat. Ia menerangkan bahwa
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 8
1.Pembagian Hari/Waktu (afeksi) Pelaksanaan Fungsi Edukasi Maksud dari pembagian waktu dalam Fungsi Edukasi atau Pendidikan pada penelitian ini adalah membagi hari untuk dasarnya sebagai upaya efektif dalam tinggal di rumah masing masing istri mengembangkan potensi setiap individu karena setiap istri tinggal di tempat yang agar berkembang sesuai dengan berbeda-beda. Jika keluarga fitrahnya. Proses ini berlangsung secara berkomposisi (Composite family) semua kontinu sejak manusia itu lahir hingga istri-irtri yang dinikahi tinggal dalam menjelang akhir hayatnya. Proses satu rumah yang sama, akan tetapi pada pelaksanaan pendidikan yang pertama keluarga tidak demikian, setiap istri kalinya berlangsung dalam lingkungan mempunyai rumah masing masing keluarga. Karena secara kodrati, dengan jarak yang relatif dekat. keluarga merupakan basis penentu dalam pengembangan pendidikan anak pada Pelaksanaan Fungsi Ekonomi masa depan. Keluarga sebagai unit Fungsi ekonomi merupakan fungsi terkecil dari sistem kemasyarakatan, keluarga dalam mencari nafkah, yang terdiri dari ayah, ibu, anak atau perencanaan, pembelanjaan dan anggota keluarga lainnya senantiasa pemanfaatannya untuk memenuhi mengalami interaksi satu sama kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. lainnya.Makna pendidikan dapat dilihat Penelitian ini memfokuskan pelaksanaan dalam pengertian secara khusus dan fungsi ekonomi pada suami yang pengertian secara luas. Dalam arti melakukan pologami, bagaimana ia khusus, pendidikan adalah bimbingan melakukan pembagian nafkah untuk yang diberikan oleh orang dewasa masing masing istri dan anaknya. kepada anak yang belum dewasa untuk Pelaksanaan fungsi ekonomi akan mencapaikedewasaannya. Dalam mudah jika seseorang memiliki satu istri penelitian ini maksud dari pelaksanaan akan tetapi hal yang berbeda dialami jika fungsi keluarga adalah bagaimana seseorang mempunyai lebih dari satu melakukan fungsi pendidikan pada anak- istri, masalah keadilan menjadi anak dan istri-istri yang tinggal dirumah tantangan tersendiri bagi sang suami. berbeda. Penulis membatasi fungsi Pelaksanaan fungsi Ekonomi pada pendidikan sebagaiberikut:Pendidikan penelitian ini memfokuskan pada adalah hidup bersama dalam kesatuan pemberian rumah, pemberian kendaraan, tritunggal, ayahibu-anak, di mana terjadi dan pemberian uang belanja pada istri pembudayaan norma-norma yang ada. dan anak-anaknya. Pemberian rumah Pelaksanaan Fungsi Biologis Dalam arti umum, rumah adalah salah Fungsi biologis adalah fungsi keluarga satu bangnan yang dijadikan tempat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tinggal selama jangka waktu tertentu. biologis anggotanya. Salah satunya Dalam arti khusus, rumah mengacu pada adalah kebutuhan akan perlindungan konsep-konsep sosial-kemasyarakatan fisik guna kelangsungan hidupnya, yang terjalin di dalam bangunan tempat perlindungan kesehatan, perlindungan tinggal, seperti keluarga, hidup, makan, dari rasa lapar, haus dan kedinginan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain. kepuasan bahkan kenyamanan dan Pemberian Uang Bulanan kesegaran jasmani, termasuk juga Pemberian uang pada istri merupakan kebutuhan biologis ialah kebutuhan bagian dari pelaksanaan fungsi keluarga seksual dengan keinginan untuk bidang ekonomi.
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 9
mendapatkan keturunan yang dapat merasa diberikan nafkah ekonomi dipenuhi dengan wajar dan layak cukup adail oleh suaminy. Faktor sebagai suami istri dalam keluarga. religi dalam keluarga ini mencakup Bagi pasangan suami-isteri (keluarga), hal hal seperti pendidikan agama, fungsi biologis inilah yang pendidikan tentang kwajiban solat membedakan perkawinan manusia dan lain sebagainya. Selain itu dengan binatang, sebab fungsi ini pelaksanaan fungsi keluarga dalam diatur dalam suatu norma perkawinan bidang reproduksi juga berjalan yang diakui bersama. Fungsi biologis dengan baik. Dari hasil penelitian keluarga ini, untuk melanjutkan selurah istri tidak terdapat keluahan keturunan (reproduksi). Pada penelitian atau merasa dibedakan dengan istri- ini pelaksanaan fungsi biologis lebih istri yang lain, setiap istri difokuskan pada pelaksanaan seksual mempunyai anak dan juga digauli dan fungsi reproduksi atau secara baik oleh suaminya. mendapatkan keturunan. Saran Dalam Hal ini penulis dapat KESIMPULAN DAN SARAN memberikan beberapa saran atau Kesimpulan rekomendasi sebagai berikut: Dari hasil penelitian yang telah 1. Kepada Kantor Urusan Agama dilakukan penulis dapat mengambil Setempt agar melakukan beberapa kesimpulan sebagai berikut: pengawasan terhadap keluarga 1. Latarbelakang keluarga dengan yang suaminya melakukan suami yang melakukan poligami poligini dan mendorong untuk pada keluarga ini dilakukan dengan mendaftarkan pernikahannya pernikahan siri yaitu pernikahan pada KUA agar jika terjadi yang tidak tercatat secara resmi di perceraian sang istri dapat KUA, pada keluarga ini status menuntut secara hukum. Selain seluruh istri setelah istri pertama itu untuk suami seharusnya adalah janda, selain itu poligami sebelum melakukan pernikahan yang dilakukan oleh sang suami yang kedua, ketiga atau tidak meminta izin pada istri- seterusnya harus meminta izin istrinya. pada istri pertama dikaranakan 2. Faktor penyebab suami melakukan baik secara agama dan poligami adalah faktor kewibawaan, pemerintahan syarat sah sebagian masyarakat menganggap poligini adalah mendapatkan berpoligini mendapatkan suatu izin dari istri sebelumnya. wibawa dan meningkatkan status 2. Unuk sang suami dan sosialnya, alasan religius juga masyarakat setempat menjadi faktor seseorang malakukan seharusnya tidak menempatkan poligini, dan mampu secara standar kewibawaan laki-laki ekonomi, dari faktor banyaknya istri 3. Dari pelaksanaan fungsi keluarga karena pada dasarnya poligini pada keluarga ini berjalan dengan mengikat antara istri yang satu baik, dari faktor ekonomi dalam dangan istri yang lainya. keluarga ini adalah (pemberian Seharusnya poligini tidak rumah, pemberian uang bulanan didasarkan pada persepsi publik berjalan dengan baik) setiap istri
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 10
akan tetapi niat tulus dan izin Damsar dan Indrayani. 2009. Pengantar dari istrinya. Sosiologi Ekonomi. Edisi Kedua. 3. Pada dasarnya pelaksanaan Jakarta: Prenadamedia Group fungsi keluarga pada keluarga Fakih, Mansour. 2010. Analisis Gender yang melakukan poligini & Transformasi Sosial. (Cetakan memang berbeda dengan ke-13). Yogyakarta: Pustaka keluarga pada umumnya, sikap Pelajar. adail dan juga bijaksana harus Imam Gunawan. 2013 Metode Penelitian dimiliki oleh sang suami. Kualitatif teori dan prakti. Khususnya pada keluarga ini Jakarta: Bumi Aksara sang suami harus lebih arif dan Ihromi, T.O, 2004. Bunga Rampai bijaksana dalam memutuskan Sosiologi Keluarga .Jakarta: suatu permasalahan agar Yayasan Obor Indonesia kedepannya tidak terjadi Sanderson, Stepen K. 2000. Makro kecemburuan sosial antara istri- Sosiologi Sebuah Pendekatan istri dan anak-anaknya. Terhadap Realitas Sosial (Edisi Beberapa saran diatas dapat penulis Kedua). Jakarta: Raja Grafindo sampaikan pada pihak-pihak terkait di Persada kecamatan kerumutan khususnya Khairuddin. 1985. Sosiologi Keluarga. keluarga. Besar harapan penulis agar Yogyakarta: Nur Cahaya hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan Lexy J. Melong. 2006. Metode Penelitian oleh masyarakat, Teman, keluarga, Kualitatif .Bandung: Remaja Pihak Kampus dan juga rosda Karya PemerintahKecamatan kerumutan. Maryati, Kun & Juju. 2001. Sosiologi Untuk SMA. Jakarta: Erlangga DAFTAR PUSTAKA Musda, Mulya Siti, dkk.3003. Meretas Jalan Kehidupan Awal Manusia, Buku Jakarta: LKAJ Mursalin, Supardi. 2007. Menolak Abdullah, S. R. 2004. Poligami dan Poligami studi tentang undang- eksistensinya. Jakarta: Pustaka undang perkawinan dan hukum Alriyadl. Islam. Yogyakarta: Pustaka Abu & Nur. 2001. Psikologi Pelajar Perkembangan. Jakarta : Rineka Mardalis. 2003. Metode Penelitian: Suatu Cipta Pendekatan proposal.Jakarta: Ahmad, Karam Hilmi Farhat.2004. Bumi Aksara Hikmah Pernikahan Rasulullah. Nasution, s.1996. Metode Penelitian Cetakan Pertama. Malang: Al- Naturalistik- kualitatif.Bandung: Qayyim Tarsito Al-Atthar, Abdul Nasir Taufiq. 1976. Raho, Bernard, SVD. 2007. Teori Poligami Ditinjau dari Segi Sosiologi Modern (cetakan Agama, Sosial dan Perundang pertama) :Prestasi Pustaka undangan, Jakarta:Bulan Bintang Pemerintah Negara Republik Indonesia. Bugian, Burhan.2001. Metoddologi 1997 Undang-undang No 1 penelitian Sosial Format-format Tahun 1974. Tentang Perkawinan dan Kualitatif. Surabaya: ------------------------------------------------ AIrlangga Univercity Pers 2014 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 87 Tahun
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 ± Oktober 2017 Page 11
2014 Tentang Perkembangan Parmi, Dini, dkk. Penerimaan Diri Istri Kependudukan dan yang Dipoligami. Repositori Pembangunan Keluarga, Universitas Gunadarma. Jakarta: Keluarga Berencana, Dan Sistem Tidak Diternitkan Informasi Keluarga Ritzer, George- Douglas J. Goodman. 2014. Teori Sosiologi. Bantul:Kreasi Wacana Soelaeman, M.I, 1994. Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta 6XQDULMDWL $UL ³3HPLVNLQDQ 7HUDGDS %XUXK 3HUHPSXDQ´ GDODP -XUQDO Perempuan 56: Menyoal Buruh Mengapa Mereka Dieksploitasi. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan. Suharto, Sugihastuti. 2010. Kritik sastra Feminis: Teori dan Aplikasi. (cetakan ke- 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suseno, Magnis Frans. 2001. Etika Jawa; Sebuah Analisa Falasafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tong, Rosemary Putnam. 2010. Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Arus Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta: Jalasutra. Tutik, Titik Triwulan. 2007. Poligami Perspektif Perikatan Nikah. Jakarta : Prestasi Pustaka raya Skripsi/Jurnal Parlina, Rizki Zulaikha. 2012. Interaksi Sosial Dalam Keluaga Yang Berpoligami (Studi Khasus: Pada Sepuluh Keluarga Poligami Di Kota Medan). Skripsi Mahasiswa Universitas Sumatra Utara. Medan: Tidak diterbitkan Haliyati, Eka Sari. 2013. Persepsi Masyarakat Terhadap Para Pelaku Poligami Di Masyarakat Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: Tidak Diterbitkan